Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Agen hayati Pengendalian hama


tanaman
tujuan makalah ini di buat hanya untuk latihan microsoft office word

Disusun oleh :

David hogen

1
Kata pengantar

Marilah kita hatur kan puji syukur kepada Allah swt yang telah
memberikan rahmat Nya sehingga tersusunlah makalah ini sampai
selesai . serta saya ucapan terimakasih banyak untuk mama khalid
atas kontribusi nya untuk mencerdas anak bangsa ini .

Harapan saya makalah ini bisa menambah sedikit wawasan bagi


yang hendak membaca nya . dan bagi pembaca mohon memaklumi
atas isi dari makalah ini yang kurang lengkap, karena penyusunan
makalah di susun oleh saya sendiri yang masih dalam tahap belajar
serta isi nya yang singkat .

Murung pudak , 08 Juli 23

David hogen

2
Daftar isi
Judul makalah ................................................................................................1

Kata pengantar ..............................................................................................2

Daftar isi ..........................................................................................................3

Bab 1 pendahuluan
A. Latar belakang..................................................................................................4

B. Rumusan masalah ..........................................................................................4

c. tujuan ..................................................................................................................4

Bab 2 Pembahasan
A. pengertian agen hayati pengendalian hama tanaman ..........................................5

B. jenis agen hayati dan pengaplikasi an agen hayati .................................................5

1.predator...............................................................................................................................5

2.parasitoid............................................................................................................................6

3.patogen serangga..............................................................................................................6

4.antagonis patogen tumbuhan.......................................................................................8

Bab 3 kesimpulan
A. penutup ..............................................................................................................12

B.daftar pustaka ..................................................................................................12

3
Bab 1
pendahuluan

A. latar belakang

Dalam pembudidayaan sebuah tanaman sering kali di temukan hama yang menyerang
tanaman . sehingga di butuh kan sebuah penanganan yang tepat agar dalam proses
pembudidayaan tanaman tidak terganggu dan mencapai hasil dan kualitas yang di ingin kan
. dengan seriring nya perkembangan jaman dalam proses pembudidayaan tanaman yang
berkelanjutan. kita membutuh kan sebuah makroganisme yang membantu pengendalian
hama perusak tanaman yang ramah lingkungan dan tidak membahayakan manusia .

B. rumusan masalah
Saya sudah menyusun masalah yang akan di bahas dalam makalah ini . bebarpa maslah
tersebut adalah sebagai berikut :

a. apa itu agen hayati pengendali hama tanaman .

b. jenis-jenis agens hayati dan pengelompokan nya .

C.tujuan
berdasarkan pada rumusan masalah di atas tujuan makalah di susun oleh saya . yaitu
sebagai berikut :

a. mengetahui defenisi agen hayati pengendali hama tanaman .

b.mengetahui ragam agen hayati yang membantu pengendalian hama tanaman .

c.mengetahui cara pengaplikasian agen nhayati .

4
Bab 2
Pembahasan

A. pengertian agen hayati hama tanaman


Agens Hayati atau Agens Pengendali Hayati adalah setiap organisme atau mahluk hidup, terutama
serangga, cendawan, cacing, bakteri, virus dan binatang lainnya yang dapat dipergunakan untuk
pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).

B.jenis jenis agen hayati

Pada dasarnya jenis jenis agens hayati dibagi menjadi 4 kelompok yaitu :

1. Predator

2. Parasitoid

3. Patogen serangga

4. Antagonis patogen tumbuhan.

1. Predator
Predator ialah binatang atau serangga yang memangsa binatang atau serangga lain untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Predator biasanya mempunyai ukuran tubuh lebih besar dari pada mangsanya.
Mengingat banyaknya jenis predator secara umum dapat digolongkan menurut beberapa golongan :

a. Binatang Menyusui
Beberapa jenis binatang merupakan predator penting pada hama tanaman antara lain : Harimau
sebagai pemangsa Babi Hutan; Kucing sebagai pemangsa Tikus.

b. Burung (Aves)
Banyak jenis burung yang dapat dimanfaatkan sebagai predator hama penting, terutama pemangsa
berbagai jenis Ulat daun dan tikus.

c. Laba-laba
Laba- laba banyak yang hidup sebagai pemangsa terhadap bermacam-macam serangga termasuk
hama penting seperti : Wereng Coklat, Wereng Hijau, Penggerek batang, Belalang, Walang sangit dll.

5
d. Serangga ( Insecta)
Predator dari kelas serangga memiliki anggauta species yang sangat banyak jumlahnya. Serangga
yang paling banyak sebagai predator ialah dari anggauta Kumbang ( Coleoptera ), Capung
( Odonata ), Lalat ( Diptera ) dan beberapa spesies yang lain. Beberapa contoh serangga yang
menjadi predator adalah : Kumbang Helem, Capung dan Belalang yang menjadi predator Kutu Aphis
& Wereng Coklat dll.

2. Parasitoid
Parasitoid ialah serangga yang hidupnya menumpang pada atau didalam tubuh inang (hama) dan
menghisap cairan tubuh hama supaya dapat tumbuh secara normal, Akibatnya serangga hama
tersebut akan mati. Serangga parasitoid biasanya mempunyai ukuran tubuh lebih kecil dibandingkan
inangnya.

Contoh serangga parasitoid adalah sejenis tabuan Apanteles, Stenobracon yang memarasit larva
Penggerek batang, Trichogramma sp. sebagai parasitoid telur penggerek batang dll.

3. Patogen Serangga

a. Bakteri
Bakteri patogen serangga yang telah banyak dimanfaatkan dan diproduksi secara komersil sebagai
insektisida mikroba adalah Bacillus thuringiensis.

BAKTERI BACILLUS THURINGIENSIS (FAMILI BACILLACEAE) MENGHASILKAN ZAT ( METABOLIK


SEKUNDER ) YANG BERSIFAT ANTIBIOTIK, RACUN ( TOKSIN ) MAUPUN ENZIMA . PROSES
PENGHASILAN METABOLIK SEKUNDER BERLANGSUNG KETIKA MASA PERTUMBUHAN VEGETATIF
ATAU SPORULASI.

Bacillus thuringiensis termasuk golongan pembentuk spora anaerob, merupakan spesies yang
komplek dan terdiri atas lebih dari 20 jenis ( serotipe/ subspesies ). Jenis - jenis ini menghasilkan
racun yang bersifat insektisida (Insektisida Protein Cristal = IPC) diantaranya delta-endotoksin yang
dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Kristal dapat berbentuk oktahedral, empat persegi panjang,
segitiga atau kubus.

Sampai saat ini belum ditemukan teknik yang sederhana dengan biaya murah untuk perbanyakan
bakteri penyakit serangga hama ( entomopatogen ) di laboratorium. Perbanyakan Bacillus
thuringiensis tidak dapat dilakukan pada serangga inang karena bakteri ini tidak dapat tumbuh baik
pada tubuh inangnya, sedangkan media buatan untuk pertumbuhan bakteri tersebut mahal.

Proses Infeksi

Pada umumnya saluran makanan adalah organ tubuh yang pertama kali terserang bakteri. Dalam
saluran makanan, racun dari bakteri akan mengalami penuraian (hidrolisis). Zat-zat racun tersebut
akan dibebaskan dari kristal, sehingga akan meracuni sel-sel epithelia saluran makanan.

6
Gejala Serangan

Pada tahap awal infeksi bakteri, serangga menunjukkan penurunan aktifitas makan dan cenderung
mencari tempat perlindungan ditempat tersembunyi (dibawah daun). Selanjutnya larva mengalami
diare, mengeluarkan cairan dari mulutnya, mengalami lumpuh (paralisis) pada saluran makanan;
sehingga terjadi penurunan aktifitas gerakan dan berakhir dengan kematian.

b. Cendawan
Cendawan pengendali hayati yang berfungsi sebagai entomopatogen pada umumnya dari kelas
Deuteromycetes, ordo Moniliales, seperti Beauveria bassiana, Metarrhizium anisopliae, Hirsutella
saussurei, Nomuraea rileyi dan Paecilomyces sp. Cendawan-cendawan tersebut di Indonesia belum
banyak diproduksi secara komersial, tetapi telah banyak dikembangkan di Laboratorium
Pengamatan Hama dan Penyakit Tanaman (LPHP).

Cendawan entomopatogen mempunyai kapasitas berkembang biak tinggi, siklus hidup pendek,
dapat membentuk spora yang bertahan lama dialam, aman, selektif dan kompatibel dengan
berbagai insektisida kimia. Akan tetapi keberhasilan pemanfaatan cendawan penyakit serangga
hama ( entomopatogenik ) sebagai pengendali hama dilapangan sangat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan (suhu, kelembaban dan sinar matahari), jumlah spora yang disemprotkan, kemungkinan
spora sampai pada sasaran dan waktu aplikasi yang tepat.

Proses Infeksi

Masuknya cendawan pada tubuh inang melalui kulit tubuh (integumen), saluran pencernaan,
spirakel dan lubang lainnya. Inokulum cendawan yang menempel pada tubuh serangga inang akan
berkecambah dan berkembang membentuk tabung kecambah, kemudian masuk menembus kulit
tubuh. Penembusan dilakukan secara mekanis dan atau kimiawi dengan mengeluarkan enzim atau
toksin. Cendawan akan berkembang dalam tubuh inang dan menyerang seluruh jaringan tubuh,
sehingga serangga mati. Akar (miselia) cendawan menembus keluar tubuh inang, tumbuh menutupi
tubuh inang dan memproduksi konidia. Apabila keadaan kurang menguntungkan perkembangan
cendawan hanya berlangsung didalam tubuh inang tanpa keluar menyerang integumen.

Gejala Serangan

Serangga yang terserang cendawan patogenik akan mati dengan tubuh mengeras seperti mumi
(Beauveria bassiana), rapuh (M. anisopliae) dan cendawan tumbuh menutupi tubuh inang dengan
warna cendawan tergantung spesies cendawan, misalnya putih (Beauveria bassiana ) dan hijau tua
(M. anisopliae).

c. Virus
Virus serangga yang dotemukan dilapang pada umumnya tergolong dalam famili Baculoviridae
(baculovirus), dan dibagi menjadi 3 subgrup, yaitu :

1) Subgrup A : Nuclear Polyhedrosis Virus (NPV)

7
2) Subgrup B : Granulosis Virus (GV)

3) Subgrup C : Nonocluded Baculovirus (NOB)

Subgrup A merupakan subgrup besar virus yang banyak digunakan saat ini.

Nuclear Plyhedrosis Virus (NPV) memiliki ciri khas, yaitu berupa badan inklusi (inclusion bodies)
berbentuk polihedral yang merupakan kristal protein pembungkus virion, dengan diameter 0,2 – 20
µm yang biasanyanya dapat dilihat dibawah mikroskop cahaya biasa. Sedangkan virionnya berbentuk
batang berukuran 40 – 70 x 200-400 µm.

NPV umumnya menyerang ulat ( larva ), mempunyai inang khusus. Sifat inang khusus ini layak
dikembangkan sebagai pestisida. Saat ini di Indonesia banyak terdapat jenis NPV ; seperti SL-NPV
yang patogenik terhadap Spodoptera litura pada tanaman kedelai, Se-NPV yang patogenik terhadap
Spodoptera exigua pada tanaman bawang merah, dan Ha-NPV yang patogenik terhadap Helicoverva
armigera pada tanaman tomat dan jagung.

Proses Infeksi

Polihedra yang menempel pada permukaan tanaman termakan oleh larva, sehingga masuk kedalam
saluran pencernaan. Didalam saluran pencernaan yang bersuasana asam (pH 9 – 10) selubung
polihedral larut, sehingga membebaskan virion. Virion akan menginfeksisel epithel saluran
pencernaan larva, asuk kedalam inti sel dan memperbanyak diri. Dalam 1- 2 hari setelah polihedral
termakan, larva yang terinveksi menunjukkan gejala serangan.

Gejala Serangan

Ulat ( larva ) yang terinfeksi menunjukkan gejala tingkah laku yang abnormal, yaitu cenderung
bergerak kebagian atas menuju pucuk tanaman, ulat yang semula berwarna pucat keputihan
berubah menjadi hitam mengkilat, aktifitas makan berkurang bahkan berhenti, tubuh menjadi
lemas, dan kemudian mati dengan menggantung tertumpu pada kaki palsu. Badan ulat yang
terinveksi bila pecah mengeluarkan cairan yang berwarna putih seperti susu. Gejala penyakit
biasanya muncul apabila infeksi sudah sampai pada tahap lanjut.

4. Agens Antagonis Patogen Tumbuhan

Mekanisme antagonis patogen tumbuhan dalam menekan populasi atau aktifitas patogen tumbuhan
dapat berupa hiperparasitisme, kompetisi terhadap ruang dan hara, serta antibiosis dan lisis.

Agens antagonis patogen tumbuhan adalah mikroorganisme yang menekan aktivitas patogen dalam
menimbulkan penyakit. Agens tersebut tidak dapat mengejar inang yang telah masukkedalam
tanaman.

Efektifitasnya dapat dilihat dengan tidak berkembangnya penyakit tersebut.

8
a. Bakteri
Bakteri Pseudomonas fluorescens dapat menghasilkan spora, bersifat aerobik, gram negatif, banyak
ditemukan pada daerah rizosfir dan tanah, serta lebih efektif pada tanah netraldan basa. Penanaman
pada tanah yang lembab dapat meningkatkan populasi Pseudomonas fluorescens. Kolonisasai akar
oleh Pseudomonas fluorescens merupakan persyaratan sebagai agens biokontrol.

Proses Antagonis

Tipe mekanisme antagonis Pseudomonas fluorescens dengan Pseudomonas tolaasii berupa


kompetisi unsur hara. Dapat menekan perkembangan Fusarium sp. melalui kompetisi terhadap
unsur Fe yang tersedia.

Cara Aplikasi

Bakteri Pseudomonas fluorescens dapat diaplikasikan pada benih saat sebelum tanam. Aplikasi pada
benih dapat menekan penyakit rebah kecambah (damping-off) yang disebabkan cendawan
Rhizoctonia solani.

b. Cendawan
Diskripsi

Agens antagonis patogen tumbuhan yang telah banyak dikembangkan saat ini adalah Trichoderma
spp. dan Gliocladium sp.

Cendawan Trichoderma spp efektif pada tanah masam. Pada pH netral, perkecambahan propagulnya
terhambat dan bahkan tidak berkecambah pada kondisi basa. Penurunan pH tanah sampai 6 – 6,5
dengan menggunakan belerang pada tanah yang mengandung Trichoderma spp dapat menekan
penyakit busuk akar pada bunga Lili.

Cendawan ini sangat menyukai bahan yang banyak mengandung selulosa, seperti sisa-sisa batang
jagung. Trichoderma hamatum sensitif terhadap penurunan Fe yang ditimbulkan oleh P. Fluorescens,
sehingga kedua agens antagonis ini tidak kompatibel bila diap-likasikan bersama-sama.

Proses Antagonis

Trichoderma spp aktif menyerang Rhizoctonia solani dan Phytium sp. menghasilkan enzim kitinase
dan ß-1.3-glukanase, dengan proses antagonis parasitisme. Sedangkan Gliocladium sp. yang bersifat
antagonis terhadap beberapa patogen tular tanah, seperti Fusarium moniliforme dan Sclerotium
rolfsii, dengan cara kerja antagonis berupa parasitisme, kompetisi dan antibiosis.

Mengenal Jenis-Jenis Agensia Hayati Dan Manfaatnya.

Agensia hayati dan jenis-jenisnya beserta manfaatnya dalam pengendalian hama dan penyakit pada
tanaman. Sekedar mengingat kembali Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 411 tahun
1995, definisi agen hayati yaitu setiap organisme yang meliputi spesies, subspesies, varietas, semua
jenis serangga, nematoda, protozoa, cendawan (fungi), bakteri, virus, mikoplasma, serta organisme

9
lainnya dalam semua tahap perkembangannya yang dapat dipergunakan untuk keperluan
pengendalian hama dan penyakit atau organisme pengganggu, proses produksi, pengolahan hasil
pertanian, dan berbagai keperluan lainnya. Atau kalau boleh dengan bahasa yang mudah pengertian
agen hayati adalah Jasad renik yang dalam melangsungkan kehidupannya menghambat,
mempengaruhi dan atau membunuh makhluk lain.

Berikut beberapa jenis agensia hayati dan manfaatnya dalam pengendalian hama penyakit pada
tanaman:

1. Jamur Trichoderma sp
dapat mengendalikan penyakit layu atau bercak daun yang biasa meyerang tanaman pangan dan
hortikultura. Trichoderma sp bersifat antagonis terhadap beberapa patogen tular tanah seperti
Fusarium moniliforme dan Sclerotium rolfsii. Trichoderma sp juga mempunyai kemampuan sebagai
dekomposer dalam pembuatan pupuk organik

2. Bakteri Corynebacterium sp
Bakteri Corynebacterium sp. merupakan salah satu agens hayati bersifat antagonis, yang dapat
mengendalikan beberapa jenis OPT diantaranya penyakit kresek pada tanaman padi yang
disebabkan oleh bakteri Xanthomonas sp, plasmodiophora brassicae (akar gada) pada kubis, bercak
daun pada tanaman jagung, layu bakteri pada tanaman pisang.

3. Bacillus thuringiensis (Bt)


Bacillus thuringiensis (Bt) adalah bakteri gram positif yang berbentuk batang, aerobik dan
membentuk spora yang menghasilkan protein yang beracun bagi serangga yang menjadi hama pada
tanaman pangan dan hortikultura. Kebanyakan dari protein kristal tersebut lebih ramah lingkungan
karena mempunyai target yang spesifik sehingga tidak mematikan serangga bukan sasaran dan
mudah terurai sehingga tidak menumpuk dan mencemari lingkungan.

4. Beauveria bassiana
Beauveria bassiana merupakan cendawan entomopatogen yaitu cendawan yang dapat menimbulkan
penyakit pada serangga, lebih dari 175 jenis serangga hama menjadi inang jamur ini, terutama
efektif mengendalikan hama walang sangit (Leptocorisa oratorius) dan wereng batang coklat
(Nilaparvata lugens) pada tanaman padi serta hama kutu (Aphis sp.) pada tanaman sayuran dan
buah.

10
5. Pseudomonas Fluorescens
Bakteri P. fluorescens dapat memberikan pengaruh menguntungkan terhadap perkembangan dan
pertumbuhan tanaman, yaitu sebagai "Plant Growth Promoting Rhizobacteria" (PGPR).
Menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan patogen, terutama patogen tular
tanah dan mempunyai kemampuam mengoloni akar tanaman, dapat menghambat patogen layu
Verticilium dahliae pada tanaman kentang dan terong. Agensia hayati ini efektif untuk
mengendalikan penyakit layu fusarium pada tanaman tomat serta mampu menekan intensitas
penyakit moler pada tanaman bawang merah.

6. Metarhizium anisopliea
M. anisopliae adalah salah satu cendawan entomopatogen yang termasuk dalam divisi
Deuteromycotina: Hyphomycetes. Cendawan ini biasa disebut dengan green muscardine fungus dan
tersebar luas di seluruh dunia. Cendawan ini bersifat parasit pada beberapa jenis serangga dan
bersifat saprofit di dalam tanah dengan bertahan pada sisa-sisa tanaman. Cendawan M. anisopliae
mampu menginfeksi hama yang mempunyai tipe mulut menusuk dan mengisap, yaitu Riptortus
linearis baik stadia nimfa maupun imago. Selain itu, M. anisopliae juga mampu menginfeksi hama
yang mempunyai tipe mulut menggigit seperti S. litura.

7. Verticillium lecanii
Verticillium lecanii sangat berguna untuk membasmi kutu kebul pada tanaman hortikultura. Kutu
kebul adalah hama utama yang membonceng masuknya virus gemini yang menyebabkan tanaman
kehilangan klorofil hingga tanaman menjadi kerdil dan hasil panen menurun. Verticillium lecanii
dapat juga membasmi wereng pada tanaman padi.

11
Bab 3
Penutup

A. kesimpulan
Dengan ini di harap kan untuk kedepan nya dalam pembudidayaan tanaman dapat mengurangi
penggunaan pestisida kimia yang mana hal tersebut dapat mempengaruhi ekosistem alam sekitar .
dan beralih menggunakan agens hayati yang ramah untuk ekosistem alam dan aman bagi umat
manusia .

Sekian dari makalah ini mungkin akan di temukan kekurangan dalam penyusunan atau informasi
yang di paparkan kurang valid . saya sebagai penyusun minta maaf sebesarnya kepada pembaca
atas perihal tersebut . terima kasih .

B. daftar pustaka

https://web.facebook.com/photo/?
fbid=1282259808537482&set=a.1282241828539280.1073741834.1219663838130413

12

Anda mungkin juga menyukai