OLEH:
RAHMANA
D1F1 16 023
Segala puji bagi Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Biopestisida Virus”.
Terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada dosen pembimbing dalam
penulisan tugas ini. Disamping itu juga penulis mengucapkan terima kasih kepada
seluruh kalangan yang ikut berpartisipasi dalam penulisan makalah ini. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah trkait.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan.......................................................................
3.2. Saran ................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu
sebagai brikut :
1. Bagaimana deskripsi dari biopestisida dan macam-macam biopestisida?
2. Apakah yang dimaksud dengan virus dan sebutkan beberapa virus yang
dijadikan biopstisida ?
3. Bagaimana peran virus sebagai biopestisida ?
1
1.3 Tujuan dan Kegunaan
Adapun yang menjadi tujuan dan manfaat dalam penulisan makalah ini
yaitu sebagai brikut :
1. Mengetahui deskripsi dari biopestisida dan macam-macam biopestisida.
2. Memahami virus dan beberapa virus yang dijadikan biopstisida.
3. Mengetahui peran virus sebagai biopestisida.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2. Virus dan beberapa virus yang dijadikan Biopestisida
Saat ini kurang lebih 1500 virus telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi
dari serangga antropoda. Virus-virus antropoda sebagian besar masuk dalam
genera Nucleopolyhidrovirus, Granulavirus, Iridovirus, Entomopoxvirus,
Cypovirus dan Nodavirus. Diantara ke-6 genera ini jenis NPV
(Nucleopolyhidrovirus) merupakan genus terpenting karena 40 % jenis virus yang
dikenal menyerang serangga termasuk jenus ini. Selain NPV ada jenus lain yaitu
GV (Granulavirus), CPV ( Cytoplasmic Polyhidrosis Virus ) dan kelompok lain
yang lebih kecil jumlahnya.
4
Larva serangga terinfeksi oleh virus umumnya melemah pada saluran
pencernaan makanan ini terjadi sewaktu larva makan bagian tanaman yang telah
mengandung polyhidra. Selain itu juga dapat masuk ketubuh serangga sewaktu
meletakkan telur atau melalui bagian tubuh yang terluka, mungkin oleh serangan
musuh alami. Virus juga dapat ditranmisikan lewat induk yang telah terinfeksi
melalui telur ysng diturunkan. Contoh virus yang dapat dipakai untuk
pengendalian hayati adalah NPV (Nucleopolyhedro virus) paling banyak
menyerang pada serangga ordo lepidoptera, Hyminoptera, Diptera serta
Coleoptera.
Virus yang punya peranan penting dalam menyebabkan penyakit pada
serangga adalah dari famili Baculoviridae genus Baculovirus, di dalamnya
termasuk Nuclear Polyhedrosis Virus (NPV), Granulosis Virus (GV); famili
Reoviridae yang tergolong dalam Cltoplasmic Polyhedrosis Virus (CPV) dan dari
famili Poxviridae yaitu pada entomopoxvirus (Atlas,1987). Mekanisme kerja virus
cukup beragam tergantung pada jenis virusnya. Pada serangan Baculovirus, tubuh
inkltsi virus yang berupa matriks protein akan terhidrolisis oleh enzim dalarn
situasi basa. Virion-virion dibebaskan dari tubuh inklusi. Selubung virion NPV
atau GV akan menempel pada milaovili sel-sel kolumner. Selubung virus
berinteraksi dengan membran plasma dan melepaskan nukleokapsid ke dalarn
sitoplasma. Genome virus dibebaskan ke dalam inti sel, struktur inti sel
mengalami disintegrasi dan tarnpak menyatu dengan sitoplasma. Partikel virus
menjadi terselubung dalam sitoplasma sel-sel kolurnner (Mazzone, 1985). NPV
dapat menyerang hemosit, trakhea, dan tubuh lemak. Gejala serangannya yaitu
tubuh serangga menjadi lemah, aktifitas makan menunrn bahkan dapat terhEenti.
Gejala muncul bila infeksi sudah sampai pada tahap lanjut. Warna integumen
menjadi lebih gelap, lawa cendenmg bergerak ke atas pucuk tanaman. Kadang-
kadang serangga mati dengan rnenggantung pada tanarnan melalui kakinya.
Jaringan dalam tubuh serangga mengalami kerusakan dan banyak tubuh inklusi
pada hemolimfa (Santoso, 1993). GV hanya menyerang tubuh lemak. Gejata
serangzmnya kurang spesifik dan sangat beragam. Larva berwarna kepucatan dan
diiringi penunrnan altifitas makan. Bagian ventral berwarna kuning keputihan,
5
jaringan terinfeksi hancur. Dijumpai tubuh ganul di hernolimfa (Santoso, 1993).
CPV menghambat pertumbuhan larva, menyerang sel-sel epitelia mesenteron.
Virus sebagai biokontrol sudah banyak digunakan oleh petani.
Pengendalian dengan menggunakan virus, memiliki beberapa keunggulan yakni:
1) Tidak terdapat efek samping terhadap musuh alami hama sasaran, manusia dan
lingkungan. 2) Serangga hama yang resisten terhadap suatu insektisida tetap peka
terhadap virus. 3) Virus dapat persisten di lapangan, sehingga dapat menyebabkan
infeksi pada generasi hama sasaran berikutnya. 4) Tidak meninggalkan residu
beracun di alam (Mawikere, Lolong , dan Tumewan, 1990). Contoh-contoh virus
yang telah digunakan sebagai agensia biokontrol diantaranya yaitu Phthorimae
operculella Granulosis Virus (PoGV), Helicoverpa armigera Nuclear
Polyhedrosis Virus (HaNVP), Spodoptera exigua Nuclear Polyhedrosis Virus
(SeNVP) dan Spodoptera litura Nuclear Polyhedrosis Virus (SlNVP).
Mekanisme Pengendalian
Mekanisme pengendalian GV maupun NVP terhadap serangga pada 53
umumnya relatif sama. Proses infeksi terjadi karena larva menelan polihedra atau
virion. Pada kondisi alkalis (pH lebih dari 9) di dalam usus halus, selubung
protein akan larut dan virion akan dibebaskan dan akan menginfeksi sel-sel epitel
usus tengah. Pada inti sel yang terinfeksi virus akan mengadakan replikasi
sehingga virion-virion baru akan terbentuk dan sebagian akan meninggalkan sel
tersebut dan menginfeksi sel-sel hemocoel dan jaringan lain seperti lemak tubuh,
sel epidermis, sel hemolimpa, trahea, serta kelenjar sutra. Pada jaringan-jaringan
tersebutvirion-virion akan mengambil tempat dan proses ini terus berlanjut
sehingga terjadi cell-lysis. Larva biasanya akan mati setelah banyak jaringan
terinfeksi. Larva yang terinfeksi NPV akan menunjukan gejala yang khas, yaitu
daya makan berkurang, gerakan menjadi lamban, warna pucat kekuningan, tubuh
membengkak dan lemah. Sebelum mati integumen menjadi sangat rapuh,
tubuhnya mengeluarkan cairan hemolims berisi jaringan yang rusak dan terdapat
banyak sekali polihedra. Kematian larva terjadi setelah sebagian besar jaringan
tubuhnya terinfeksi. Lama kematian sejak virus menginfeksi bervariasi antara
empat hari sampai dengan tiga minggu. Hal ini tergantung dari strain virus, jenis
6
inang, stadia inang, jumlah partikel virus dan temperatur lingkungan. Ulat yang
mati kadang menggantung pada daun. Penularan virus dapat terjadi melalui
makanan yang terkontaminasi dan melalui kontak antara individu ulat. Penularan
virus dapat pula melalui perantara serangga predator dan parasit larva. Juga virus
dapat ditulakan dari induk betina ke keturunannya. Virus tahan terhadap faktor-
faktor abiotik seperti kekeringan, kelembaban, tekanan dan keasaman, tetapi
aktivitasnya akan berkurang apabila terkena sinar ultraviolet (Jaques, 1985 dalam
Smits,1987). Menurut Okada (1977), polihedra dalam tanah akan tetap
mempertahankan aktivitas biologisnya selama lebih dari lima tahun, sedangkan
menurut Jaques, 1985 dalam Smits, (1987), polihedra akan bertahan selama lebih
dari 10 tahun. Kontaminasi virus dimungkinkan juga melalui percikan air hujan
yang mengenai daun (Cunningham, 1982 dalam Smits,1987).
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun yang mnjadi ksimpulan dalam pnulisan makal ini yaitu sbagai
brikut :
1. Biopestisida adalah pestisida yang mengandung mikroorganisme seperti
bakteri patogen, virus dan jamur. Biopestisida dapat digolongkan menjadi
bermacam-macam dengan berdasarkan fungsi dan asalnya. Penggolongan
tersebut yaitu Fungisida Biologi (Biofungisida), Herbisida Biologi
(Bioherbisida), Insektisida Biologi (Bioinsektisida) dan Nematisida Biologi
(Bionematisida).
2. Virus adalah organisme nonseluler yang mengandung DNA atau RNA.
Karena virus hanya bisa memperbanyak diri pada jaringan yang hidup, maka
semua virus adalah parasit interseluler obligat. Namun ada virus yang
digunakan sebagai biopestisida diantaranya yaitu Virus adalah organisme
nonseluler yang mengandung DNA atau RNA. Karena virus hanya bisa
memperbanyak diri pada jaringan yang hidup, maka semua virus adalah
parasit interseluler obligat.
3. Larva serangga terinfeksi oleh virus umumnya melemah pada saluran
pencernaan makanan ini terjadi sewaktu larva makan bagian tanaman yang
telah mengandung polyhidra. Selain itu juga dapat masuk ketubuh serangga
sewaktu meletakkan telur atau melalui bagian tubuh yang terluka, mungkin
oleh serangan musuh alami. Virus juga dapat ditranmisikan lewat induk yang
telah terinfeksi melalui telur ysng diturunkan.
3.2. Saran
Sbaiknya para pmbaca makalah skiranya dapat mmbrikan kritik dan saran
dmi klngkapan makalah ini kdpannya.
8
DAFTAR PUSTAKA