Disusun Oleh :
Kelompok 5
Amaliyah Permata 191110241576
Arifiana Sarti 1911102415119
Dendy Chandra wiguna 1911102415066
Fathiah Putri Varizza 1911102415115
Novini 1911102415072
Nurmitha Amalia 1911102415035
Reynaldi Jamil Yusuf 1911102415
Puji syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul " Fitoterapi Penyakit yang
Disebabkan Oleh Virus " Makalah ini disusun sebagai bentuk pemenuhan tugas
pada mata kuliah Fitoterapi. Besar harapan penulis, makalah ini dapat bermanfaat
dan menambahan wawasan.
Akhir kata, saran dan kritik sangat diharapkan, demi perbaikan makalah
ini. Sesuai dengan pepatah tiada gading yang tak retak maka penulis pun minta
maaf atas segala kekurangan. Sekali lagi kesempurnaan hanyalah milik sang
pencipta.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Masalah......................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Influenza.................................................................................................................4
1. Definisi................................................................................................................4
2. Etiologi...............................................................................................................5
3. Fisioterapi Influenza...........................................................................................5
B. Hepatitis.................................................................................................................6
1. Definisi................................................................................................................6
2. Etiologi...............................................................................................................7
3. Fitoterapi Hepatitis.............................................................................................8
PENUTUP.......................................................................................................................14
A. Kesimpulan...........................................................................................................14
B. Saran....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Virus adalah parasite berukuran microskopik yang menginfeksi sel
organisme biologis, virus hanya dapat bereproduksi dalam material hidup
dengan menginvasi dan memanfaatkan sel mahluk hidup karena virus tidak
memiliki perlengkapan. Virus menunjukkan ciri kehidupan hanya jika berada
pada sel organisme sel lain. Sel inang virus berupa bakteri, mikroorganisme
eukariot, sel tumbuhan dan sel hewan serta sel manusia. Virus yang
menyerang tumbuhan dapat masuk kedalam tumbuhan lain, terutama hewan
melalui perantara serangga. Virus yang menyerang tumbuhan atau hewan
serta manusia dapat masuk ke dalam tubuh hewan atau manusia lain misalnya
melalui makanan, minuman, udara, darah, luka dan gigitan. Umumnya virus
bersifat merugikan dengan menginfeksi tubuh. Bukti epidemiologis
menunjukkan penularan virus dari manusia ke manusia dan melihat
kemampuan virus tersebut dapat menyebabkan wabah. Beberapa penyakit
diantaranya yang disebabkan oleh virus yakni Influenza, Hepatitis, Herpes
dan Cacar.
Obat herbal atau herbal medicine didefinisikan sebagai bahan baku atau
sediaan yang berasal dari tumbuhan yang memiliki efek terapi atau efek lain
yang bermanfaat bagi kesehatan manusia; komposisinya dapat berupa bahan
mentah atau bahan yang telah mengalami proses lebih lanjut yang berasal dari
satu jenis tumbuhan atau lebih. (WHO, 2005; 2000). Sediaan herbal
diproduksi melalui proses ekstraksi, fraksinasi, purifikasi, pemekatan atau
proses fisika lainnya; atau diproduksi melalui proses biologi. Sediaan herbal
dapat dikonsumsi secara langsung atau digunakan sebagai bahan baku produk
herbal.
Pengobatan herbal adalah bcntuk pengobatan altematif yang mencakup
penggunaan tanaman atau ekstrak tanamen yang berbeda. Pengobatan ini juga
sering digunakan sebagai terapi untuk penyakit yang disebabkan oleh virus.
Herbal sering disebut jamu, obat botani, atau jamu medis (Rina Numalina,
2012: 11). Aneka pengobatan herbal di Indonesia biasanya menggunakan
tanaman-tanaman obat
Obat herbal atau herbal medicine didefinisikan sebagai bahan baku atau
sediaan yang berasal dari tumbuhan yang memiliki efek terapi atau efek lain
yang bermanfaat bagi kesehatan manusia; komposisinya dapat berupa bahan
mentah atau bahan yang telah mengalami proses lebih lanjut yang berasal dari
satu jenis tumbuhan atau lebih. (WHO, 2005; 2000). Sediaan herbal
diproduksi melalui proses ekstraksi, fraksinasi, purifikasi, pemekatan atau
1
proses fisika lainnya; atau diproduksi melalui proses biologi. Sediaan herbal
dapat dikonsumsi secara langsung atau digunakan sebagai bahan baku produk
herbal. Perlunya pengembangan obat ini, karena dapat dijadikan alternatif
oleh bagi masyarakat, selain itu, aman dikonsumsi untuk jangka waktu yang
lama.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik membahas
materi dengan yang berjudul fitoterapi pada penyakit yang disebabkan oleh
virus.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja tanaman yang dapat digunakan sebagai fitoterapi pada penyakit
yang disebabkan oleh virus?
2. Bagaimana mekanisme dari tanaman yang digunakan sebagai fitoterapi
pada penyakit yang disebabkan oleh virus?
3. Apa saja tanaman kombinasi yang dapat digunakan sebagai fitoterapi
penyakit yang disebabkan oleh virus?
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deksripsi Virus
Virus adalah salah satu jenis parasit, yaitu organisme yang hidup pada
atau di dalam makhluk hidup lain (disebut inang) dengan menyerap nutrisi,
tanpa memberi bantuan atau manfaat pada inangnya. Virus menginfeksi sel
organisme biologis. Ia hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup
dengan menginvasi (masuk-menguasai) dan memanfaatkan sel makhluk
hidup karena tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi
sendiri. Jadi, virus merupakan parasit obligat yaitu parasit yang tidak dapat
bereproduksi di luar sel inang, memaksa inang untuk membantu reproduksi
parasit dan di luar inangnya menjadi tak berdaya (Rauf,2020).
Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang
diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid
(lemak), glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Asam nukleat terdapat
dalam bagian dalam (inti) sel organisme. Genom (keseluruhan asam nukleat
yang memuat informasi genetik) virus menyandi baik protein yang
digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan
dalam daur hidupnya. Ketika terjadi kesalahan dalam proses penyandian dan
replikasi, maka terjadilah mutasi. Mutasi mengakibatkan perubahan ciri dan
sifat organisme, karena informasi genetik yang sebelumnya telah berubah
(Rauf,2020).
Ukuran virus sangat kecil (mikroskopik) yaitu dalam satuan
nanometer. Sebagai gambaran, ukuran terkecil virus yang ditemukan hanya
17 nanometer, sebagian besar virus berukuran 1.500 nanometer, bandingkan
dengan potongan helai rambut manusia yang berukuran sekitar 20.000
nanometer. Jadi partikel virus umumnya tidak terlihat tanpa menggunakan
alat bantu berupa mikroskop elektron (Rauf,2020).
3
kebersihan fisik, tapi juga psikologis/jiwa/mental. Penelitian menunjukkan
bahwa orang yang memiliki persepsi/pandangan dan karakteristik mental
negatif menekan daya tahan (imunitas) tubuh (Rauf,2020).
4
komplikasi dengan penyakit lain, maka setelah 4-7 hari penyakit akan
sembuh sendiri. Daya tahan tubuh seseorang akan sangat berpengaruh
terhadap berat ringannya penyakit tersebut. Daya tahan tubuh
dipengaruhi oleh pola hidup seseorang (BPOM, 2006).. Sebelum ini,
pasien bedah mengalami sakit luar biasa selama prosedur.
b. Etiologi
Dikenal tiga jenis influenza musiman (seasonal) yakni A, B dan
Tipe C. Di antara banyak subtipe virus influenza A, saat ini subtipe
influenza A (H1N1) dan A (H3N2) adalah yang banyak beredar di
antara manusia. Virus influenza bersirkulasi di setiap bagian dunia.
Kasus flu akibat virus tipe C terjadi lebih jarang dari A dan B. Itulah
sebabnya hanya virus influenza A dan B termasuk dalam vaksin
influenza musiman. Influenza musiman menyebar dengan mudah Saat
seseorang yang terinfeksi batuk, tetesan yang terinfeksi masuk ke
udara dan orang lain bisa tertular. Mekanisme ini dikenal sebagai air
borne transmission. Virus juga dapat menyebar oleh tangan yang
terinfeksi virus. Untuk mencegah penularan, orang harus menutup
mulut dan hidung mereka dengan tisu ketika batuk, dan mencuci
tangan mereka secara teratur (WHO, 2009).
Virus influenza A inang alamiahnya adalah unggas akuatik. Virus
ini dapat ditularkan pada spesies lain dan dapat menimbulkan wabah
yang berdampak besar pada peternakan unggas domestik atau
menimbulkan suatu wabah influenza manusia. Virus A merupakan
patogen manusia yang paling virulen di antara ketiga tipe infleuenza
dan menimbulkan penyakit paling berat, yang paling terkenal di
Indonesia adalah flu babi (H1N1) dan flu burung (H5N1)
(Spickler,2009). Virus influenza B hampir secara ekslusif hanya
menyerang manusia dan lebih jarang dibandingkan virus influenza A.
karena tidak mengalami keragaman antigenik, beberapa tingkat
kekebalan diperoleh pada usia muda, tapi sistem kekebalan ini tidak
permanen karena adanya kemungkinan mutasi virus. Virus influenza
C menginfeksi manusia, anjing dan babi, kadangkala menyebabkan
penyakit yang berat dan epidemi lokal. Namun, influenza C jarang
terjadi disbanding jenis lain dan biasanya hanya menimbulkan
penyakit ringan pada anak-anak (Spickler, 2009).
5
c. Fisioterapi Influenza
Tabel 1. Nama Daerah Tanaman Obat
1
bato,
dhuwak
(Madura).
4 Elephantopu Tapak - Tutup bumi Balagaduk, - - (Azter, 2009)
s scaber Liman (Sumatera) jukut
cancang,
tapak liman
(Sunda),
Tampak
liman,
tapak
tangan,
talpak tana
(Madura),;
5 Camelia - Rambega - Teh (Jawa); - Rembiga (Song et al, 2005)
sinensis (Bugis) Nteh (Sasak),
(Sunda); Kore
(Bima),
Krokoh
(Flores);
Kapauk
(Roti);
2
1 Tapak Liman Mampu menonaktifkan partikel virus Mempunyai aktivitas antivirus (Azter, 2009)
yang pada kadar rendah akan terhadap virus influenza yaitu
menyebabkan denaturasi protein dan konsentrasi 100µg/mL mampu
pada kadar tinggi akan menyebabkan menghambat pertumbuhan virus
koagulasi protein sehingga sel akan influenza
mati
2 Jahe merah Merusak lipid pelapis virus. (Bermawie,2020)
Hemaglutinin merupakan protein pada
pelapis permukaan virus yang dapat
menghemaglutinasi eritrosit sehingga
kerusakan pada struktur permukaan
virus, tidak akan mengakibatkan
terjadinya replikasi.
3 Jamblang Langsung menonaktifkan H5N1 virus Pengujian ekstrak dilakukan untuk (Mudiana, 2007)
influenza dan mungkin mengganggu melihat kemampuan dalam
menyelimuti virus atau masker menghambat hemaglutinin (HA).
struktur virus yang diperlukan untuk Indikasi penghambatan HA oleh
adsorpsi atau masuk ke dalam sel ekstrak air panas dan air dingin
inang. kulit E. jambolana dilakukan pada
konsentrasi minimal 24 pg
konsentrasi / mL. Air dingin dan
panas ekstrak daun Eugenia
jambolana menunjukkan
penghambatan HA.
4 The Hijau Untuk kemampuan sebagai antiviral Di antara senyawa uji, EGCG dan (Song et al, 2005)
EGCG dan ECG memiliki EKG ditemukan sebagai
kemampuan yang lebih baik dalam penghambat kuat replikasi virus
menghambat (inhibitor) replikasi HIV influenza dalam kultur sel MDCK
3
dibandingkan EGC atau EC. Selain dan efek ini diamati pada semua
dapat digunakan sebagai antivirus subtipe virus influenza yang diuji,
HIV, EGCG juga dapat menghambat termasuk virus A/H1N1, A/H3N2
virus influenza. dan B. Konsentrasi penghambatan
efektif 50% (EC50) EGCG, EKG,
dan EGC untuk virus influenza A
masing-masing adalah 22-28, 22-
40 dan 309-318 mikroM. EGCG
dan EKG menunjukkan aktivitas
penghambatan hemaglutinasi,
EGCG menjadi lebih efektif.
4
Tabel 3. Kombinasi Tanaman Obat
5
6
2. Hepatitis
a. Definisi
Hepatitis berarti peradangan hati (CDC, 2015). Hati berfungsi
sebagai (1) penyaringan dan penyimpanan darah; (2) metabolisme
karbohidrat, protein, lemak, hormon, dan zat kimia asing; (3)
pembentukan empedu; (4) penyimpanan vitamin dan besi; dan (5)
pembentukan faktor-faktor koagulasi (Guyton dan Hall, 2014). Bila
hati meradang atau rusak, fungsinya dapat terganggu. Hepatitis paling
sering disebabkan oleh virus. Di Amerika Serikat, jenis hepatitis yang
paling umum adalah Hepatitis A, Hepatitis B, dan Hepatitis C (CDC,
2015).
b. Etiologi
1. Hepatitis A : Disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV), yaitu virus
RNA yang masuk ke dalam famili Picornaviridae. Virus hepatitis A
merupakan partikel dengan ukuran diameter nanometer dengan
bentuk kubus simetrik tergolong virus hepatitis terkecil. Ternyata
hanya terdapat satu serotype yang dapat menimbulkan hepatitis
pada manusia. Dengan mikroskop electron terlihat virus tidak
memiliki mantel, hanya memiliki suatu nukleokapsid yang
merupakan ciri khas dari antigen virus hepatitis A. Virus ini adalah
virus ikosahedral tanpa pembungkus luar atau non-enveloped
icosahedral (Tuthill et al.,2010).
2. Hepatitis B : Disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) yang
berukuran sekitar 42 nm. Virus ini mempunyai lapisan luar
(selaput) yang berfungsi sebagai antigen HBsAg. Virus mempunyai
bagian inti dengan partikel inti HBcAg dan HBeAg (Widoyono,
2011). Masa inkubasi berkisar antara 15-180 hari dengan rata-rata
60-90 hari. Perubahan dalam tubuh penderita akibaat infeksi virus
Hepatitis B terus berkembang. Dari infeksi akut berubah menjadi
kronis, sesuai dengan umur penderita.
1
3. Hepatitis C : Disebabkan oleh virus hepatitis C ( HCV ) . Virus
hepatitis C adalah virus dari keluarga Flaviviridae. Virus ini kecil,
terbungkus, dan satu untai virus RNA (Kemenkes,2017).
4. Hepatitis D : Disebabkan oleh infeksi hepatitis delta virus (HDV).
Virus ini merupakan virus RNA dengan defek, artinya virus ini
tidak mampu bereplikasi secara sempurna tanpa batuan virus lain,
yaitu virus Hepatitis B. Hal ini dikarenakan VHD tidak mampu
mensintesis protein selubungnya sendiri dan bergantung ada
protein yang disintesis VHB, termasuk HBsAg. Maka dari itu,
VHD hanya bisa terjadi pada penderita yang juga terinfeksi VHB
pada saat bersamaan atau sudah terinfeksi kronik oleh VHB
(Siswanto & Octavianur,2020).
5. Hepatitis E : Disebabkan virus Hepatitis E (VHE), sebuah virus
RNA berbentuk sferis. VHE termasuk dalam famili Hepeviridiea
genus Hepevirus. Virus ini awalnya disebut sebagai penyebab
enterically transmitted non-A non-B Hepatitis (ET-NANB) . Masa
inkubasi selama 2-9 minggu (Siswanto & Octavianur,2020).
2
c. Fitoterapi Hepatitis
Tabel 1
Nama Daerah
Nama Latin Nama
No Nusa Referensi
Tanaman Umum Sulawesi Kalimantan Jawa Sumatra
Tenggara
1 Kleinhovia Daun bintangar - tangkele atau manjar kadanga (Raflizar,
hospital Paliasa (Sulawesi Utara); tangkolo (Lampung), (Flores), 2009)
Linn ngededo atau (Sunda), katimahar klundang
ngaru (Maluku atau kimau (Sumba);
Utara); (Melayu);
paliasa
(Makassar); aju
pali atau
kauwasan (Bugis)
1
4 Morinda Mengkudu - - ; pace, - - (Rani,2018
citrifolia, L kemudu, )
kudu (Jawa);
kodhuk
(Madura);
tibah (Bali)
5 Centella Pegagan kalotidi manora - antanan daun kaki sandanan (Lasmadiw
asiatica L (Maluku) (Sunda), kuda (Irian), ati et al,
daun kaki (Sumatra) gogauke 2004)
kuda tikusan pegaga (Papua),
(Madura), (Aceh),
taiduh (Bali) pegago
(Minaokaba
u),
6 Abrus Daun Saga Walipopo Taning Piling-piling Thaga Maat (Kemenkes
precatorius Rambat (Gorontalo), kaca bajang (Aceh), metan , 2011)
L. (Bugis) (Dayak) Seugew (Timor)
(Gayo)
Parusa
(Mentawai),
Kundi
(Minangkab
au), Kanderi
(Lampung)
7 Cyperus Rumput Rukut Teki - Teki (Jawa - Karecha (Imam &
rotundus L. Teki (Minahasa), Tengah), wae Sumi,
Bulili manggasa Mota (Sumba) 2014)
buai (Buol) (Madura)
2
Tabel 2. Mekanisme dan Temuan
Nama
No Mekanisme Temuan Referensi
Tumbuhan
1 Daun Ekstrak daun paliasa pada dosis pada dosis (Raflizar,
Paliasa perlakuan 250mg/kg bb, 500mg/kg bb, 2009)
750mg/kg bb dan 1000mg/kg bb secara
efektif dapat menurunkan aktivitas enzim
SGPT dalam darah dapat mengurangi
kerusakan sel hati yang ditimbulkan oleh
karbon tetraklorida (CCl4) dan berkhasiat
untuk pengobatan hati.
2 Temulawak Penghambatan virus hepatitis B dilakukan (Marinda,2014)
Efek kurkumin sebagai antioksidan yang
pada kultur sel HepG2215. Pengukuran
mampu menangkap ion superoksida dan
terhadap Hepatitis B Surface Antigen
memutus rantai antar ion superoksida (O2)
(HBsAg) dari medium sel HepG2215
sehingga mencegah kerusakan sel hepar.
merupakan penanda dari replikasi virus
Curcumin juga mampu meningkatkan
hepatitis B. Sel diberi perlakuan dengan
gluthation S-transferase (GST) dan
curcumin 100 µM, 150 µM, dan tidak diberi
mampu menghambat beberapa faktor
curcumin selama 3 hari bahwa terjadi
proinflamasi , ekspresi gen dan replikasi
penurunannamun hari kelima terjadi
virus hepatitis B melalui down-regulation
peningkatan kembali HBsAg sebesar 10%.
dari PGC-1α, sehingga dapat dijadikan
Hal ini menandakan bahwa efek anti-virus
alternatif hepatoprotektor pada pasien
hepatitis B di HepG2215 tergantung
hepatitis kronis.
pada dosis curcumin.
3
3 Meniran Senyawa asam repandusinat ini diketahui Hasil simulasi diketahui bahwa asam Firdayani,
merupakan senyawa yang berpotensi repandusinat membentuk komplek dengan 2017
menghambat enzim reverse transcriptase energi afinitas ikatan yang paling kecil
HIV-1 dan juga replikasi VHB. Namun dengan residu asam amino protein inti virus.
belum ada penjelasan lebih lanjut Interaksi terjadi dengan rantai B yang
mengenai mekanisme penghambatan membentuk ikatan hidrogen dengan asam
senyawa ini terhadap VHB. Dengan amino Thr 33, Trp 102, Phe 23, Leu 140,
demikian penelitian ini dapat memprediksi Tyr 118 dan Ser 141, dan rantai C dengan
mekanisme penghambatannya secara in asam amino Thr 128, Val 124 dan Glu 117.
silico melalui interaksinya dengan protein Senyawa ini dapat dijadikan sebagai
inti virus. marka untuk anti VHB
4 Pegagan Efek ekstrak pegagan terhadap nekrosis Ekstral Pegagan yang megandung (Vidyaniati,
jaringan hati sejalan dengan kadar SGPT antioksida sebagai antioksidan berpotensi 2010)
karena mekanisme enzim akan keluar jika hepaprotektif terhadap hati tikus model
sel hati mengalami perubahan hepatitis, dan lebih baik dibandingkan
permeabilitas membran. Serum glutamic dengan vitamin E.
pyruvic transaminase di dalam sel hati
akan keluar dan masuk ke dalam peredaran
darah. Efek ekstrak pegagan mencegah
kenaikan
SGPTdan mencegah nekrosis jaringan hati.
5 Daun Saga Dengan menghambat produksi DNA HBV, Efek penghambatan yang kuat pada (Yao, et al,
Rambat Hepatitis Be Antigen (HBeAg), dan replikasi HBV dalam sel HepG2.2.15 dan 2019)
antigen permukaan Hepatitis B (HBsAg) dalam model tikus yang ditransfeksi
pada sel HepG Pengobatan ini juga rAAV8-1.3HBV
menurunkan kadar DNA serum HBsAg,
HBeAg, dan HBV.
6 Rumput teki Fraksi etil asetat rimpang rumput teki (Parvez, et al,
4
memiliki aktivitas anti-HBV yang 2019)
menjanjikan. Selain itu rumput teki
mengaktivasi CYP3A4 hepatik sebagai
hepatoprotektor.
5
6
3. Herpes
a. Definisi
Virus herpes simpleks tipe 1dan 2 merupakan bagian darifamili
virus yang dapatmenyebabkan herpes padamanusia. Virus ini
berukuranukuran besar, berkapsul, dengan selaput nukleus icosahedral,
mengandung 162 kapsomerdengan inti asamdeoksiribonukleat (DNA).
Genomvirus terdiri atas dua komponenuntuk berikatan yaitu komponenL
(panjang) dan S (pendek). Masing masing komponen dapatberikatan
satu sama lainmembentuk empat isomer. SetiapVHS mengandung salah
satu darikeempat isomer tersebut danmasing masing isomer
tersebutmemiliki virulensi yang samaterhadap sel penjamu. (Karsen H,
2010)
Infeksi Herpes simpleks virus (HSV) dapat berupa kelainan pada
daerah orolabial atau herpes orolabialis serta daerah genital dan
sekitarnya atau herpes genitalis, dengan gejala khas berupa adanya
vesikel berkelompok di atas dasar makula eritematosa. 1 Herpes simpleks
genitalis merupakan salah satu Infeksi Menular Seksual (IMS) yang
paling sering menjadi masalah karena sukar disembuhkan, sering
berulang (rekuren), juga karena penularan penyakit ini dapat terjadi pada
seseorang tanpa gejala atau asimtomatis.1,2 Kata herpes dapat diartikan
sebagai merangkak atau maju perlahan (creep or crawl) untuk
menunjukkan pola penyebaran lesi kulit infeksi herpes simpleks genitalis.
(Putri N, 2014)
b. Etiologi
Varicella zoster virus (VZV) adalah nama lain dari human
herpesvirus 3 (HHV-3), yakni jenis virus herpes yang menjadi penyebab
dari 2 jenis penyakit yaitu cacar air (varicella) dan herpes zoster/HZ
(shingles). Varicella zoster virus merupakan anggota keluarga
herpesviridae, seperti virus herpes simplex virus (HSV) tipe 1 dan 2,
cytomegalovirus (CMV), Epstein-barr virus (EBV), human herpesvirus 6
(HHV-6), human herpesvirus 7 (HHV-7), dan human herpesvirus 8
(HHV-8). Varicella zoster virus merupakan jenis virus deoxyribonucleic
acid (DNA), alphaherpesvirus yang memiliki besar genom 125.000 bp,
berselubung, dengan diameter 80-120 nm. Virus ini memberi kode kurang
lebih 70-80 protein, salah satunya enzim thymidine kinase yang rentan
terhadap obat antivirus karena memfosforilasi aciclovir, sehingga
menghambat replikasi virus DNA. Selubung protein virus diduga
berperan dalam interaksi dengan molekul permukaan sel seperti reseptor
mannose-6-phospate atau glikoprotein myelin. Glikoprotein VZV B (gB),
gH dan L berfungsi sebagai kompleks inti dan glikoprotein selubung lain
berfungsi sebagai protein tambahan. Tegument protein termasuk
1
immediate-early protein 62 (IE62) sebagai protein utama berfungsi
sebagai faktor transkripsi atau disebut transaktivator virus, keluar dan
akan dipindahkan ke inti sebelum terjadi sintesis protein (Zerboni L,
2014)
2
Tabel 1
Nama Daerah
Nama Latin Nama
No Nusa Referensi
Tanaman Umum Sulawesi Kalimantan Jawa Sumatra
Tenggara
1 Phyllanthus Meniran Sulawesi Suku Dayak Jawa Sumatera Ternate (Ervina,
Ninuri L. hijau (bolobungo, dan Banjar (meniran ijo, (sidukung (gasau ma 2019)
sidukung anak), Kalimantan meniran anak, baket dungi)
Maluku (gosau Tengah merah), sikolop),
ma dungi, gosau menyebutny Sunda
ma dungi roriha, a (Ambin (memeniran)
belalang bahiji). buah).
1
Tabel 2. Mekanisme dan Temuan
2
4. Cacar
a. Definisi
Penyakit cacar air merupakan salah satu penyakit infeksi kronis
yang menyerang jaringan kulit dan selaput luar pada dinding bagian
rongga mulut (mukosa). Penyakit ini ditularkan melalui aerogen atau
jaringan pernafasan bagian atas. Proses perjalanan virus Varicella-Zoster
masuk ke tubuh penderita umumnya adalah melalui saluran dan rongga
pernafasan bagian atas, setelah itu virus mulai bergerak dengan cara
multifikasi atau memperbanyak diri, kemudian menyebar ke seluruh
jaringan yang merupakan saluran dari darah dan getah bening. Bila
penderita tidak memiliki sistem imunitas (kekebalan tubuh) dan daya
tahan tubuh yang kurang baik maka virus akan menyebar keseluruh tubuh
terutama pada bagian kulit dan mukosa (Maharani ayu, 2015)
b. Etiologi
Virus varicella zoster (VZV). Infeksi primer virus ini menyebabkan
penyakit varicella, sedangkan reaktivasi menyebabkan herpes zoster
Beberapa cara untuk mencegah dan menanggulangi penyebaran penyakit
varicella (cacar air) tersebut, antara lain:
1. Vaksin cacar air dianjurkan untuk semua anak pada usia 18 bulan dan
juga untuk anak-anak pada tahun pertama sekolah menengah, jika
belum menerima vaksin cacar air tersebut dan belum pernah
menderita cacar air.
2. Untuk orang yang berusia 14 tahun ke atas yang tidak mempunyai
kekebalan dianjurkan Juga diberikan vaksin tersebut. Pemberian
vaksin adalah 2 dosis, diantaranya 1 sampai bulan. Vaksin ini
dianjurkan khususnya bagi orang yang menghadapi risiko tinggi,
misalnya petugas kesehatan, orang yang tinggal atau bekerja dengan
anak kecil, wanita yang berencana hamil, serta kontak rumah tangga
orang yang mengalami imunosupresi.
3. Penderita cacar air harus diisolasi dirinya dari orang lain. Untuk anak
yang bersekolah dan Dititip ke penitipan anak dianjurkan untuk tidak
masuk s ekolah dan tidak dititipkan ke penitipan anak dalam kurun
waktu sampai sekurang-kurangnya lima hari setelah ruam timbul dan
semua lepuh telah kering.
4. Mulut dan hidung penderita cacar air tersebut harus ditutup sewaktu
batuk atau bersin, membuang tisu kotor pada tong sampah yang
tertutup, mencuci tangan dengan baik dengan menggunakan sabun
cuci tangan cair yang baik pula dan tidak bersamasama menggunakan
alat makan, makanan atau cangkir yang sama.
1
5. Wanita yang hamil harus mengisolasi dirinya dari siapapun yang
menderita cacar air atau ruam saraf dan harus mengunjungi dokternya
jika telah berada dekat dengan orang yang menderita penyakit
tersebut.
6. Anak-anak yang mengidap penyakit leukimia atau kekurangan
imunitas atau sedang menjalani kemoterapi harus menjauhi diri dari
siapapun yang menderita cacar air atau ruam saraf . Kuman penyakit
cacar air tersebut dapat mengakibatkan infeksi yang lebih parah pada
anak-anak tersebut.
7. Dinjurkan untuk Mengkonsumsi makanan bergizi Makanan bergizi
membuat tubuh sehat dan berstamina kuat sehingga dapat menangkal
serangan infeksi kuman penyakit.
8. Mencegah diri untuk tidak dekat dengan sumber penularan penyakit
cacar air.
9. Imunoglobulin varicella zoster dapat mencegah (atau setidaknya
meringankan) terjadinya cacar air, bila diberikan dalam waktu
maksimal 96 jam sesudah terpapar. Dianjurkan pula bagi bayi baru
lahir yang ibunya menderita cacar air beberapa saat sebelum atau
sesudah melahirkan
2
Tabel 1.
Nama Daerah
Nama Latin Nama
No Nusa Referensi
Tanaman Umum Sulawesi Kalimantan Jawa Sumatra
Tenggara
1 Momordica Pare palia (Sulawesi) - Papareh Prieu, peria Pania, (Gebby
charantia L. (jawa) atau paya, A.et. al.,
paria(sumat paria, dan 2020)
ra) paita(Nusa
tenggara)
2 Tamarindus Daun asam Camba Asam jawa Acem(madur - kanefo (Fadila
indica jawa (Makassar), (Dayak) a), tangkal kiu(wilaya Maharani.,
asang asem(sunda) h timor) 2019)
jawi(Gorontalo),
3 Curcuma Kunyit Alawaha Janar Temu kuning Kakunye - (Wulandari
longa linn (Gorontalo), Kuni (kalimantan) (jawa) (sumatra) ,Ayu.,
(Toraja), unyi 2018)
(Bugis), Kuni
(Mandar).
4 Cassia alata Gelenggang - - Ketepeng daun - (Almida
kebo(Jawa), kupang, sari., 2015)
Ketepeng daun
Badak(Sunda kurapan dan
), acon gelinggang
aconan gajah(Suma
(Madura) tra)
1
Tabel 2. Mekanisme dan Temuan
2
buahnya. Virus H1N1 ini merupakan
salah satu virus yang pernah menjadi
pandemi beberapa tahun yang lalu.
3 Kunyit Efek kurkumin sebagai antioksidan Kandungan senyawa fenolik, (Wulandari,Ayu., 2018)
yang mampu menangkap ion kurkumin pada kunyit digunkan
superoksida dan memutus rantai antar sebagai antioksidan, antimikroba,
ion superoksida (O2) sehingga dan antiinflamasi. Kandungan
mencegah kerusakan sel hepar. kurkumin mengurangi terjadinya
Curcumin juga mampu meningkatkan inflamasi dan juga mengurangi
gluthation S-transferase (GST) dan nyeri.
mampu menghambat beberapa faktor
proinflamasi , ekspresi gen dan
replikasi virus melalui down-
regulation dari PGC-1α, sehingga
dapat dijadikan alternatif antivirus
pada pasien cacar
4 Gelenggang Kandungan yang terdapat pada Pemanfaatan daun tidak (Almida sari., 2015)
tanaman ini bekerja dalam menimbulkan suatu pengaruh besar
meningkatkan antibodi dari proses terhadap pertumbuhan suatu
pemberian sinyal dari makrofag yang spesies dan tidak berdampak buruk
diteruskan ke sel t yang nantinya akan bagi kelangsungan hidup
meminta untuk sel pembunuh atau tumbuhan. Daun memiliki
sitotoksik melawan virus penyebab kandungan kimia terbanyak.
cacar tersebut. Keberadaan metabolit sekunder
yang banyak berada di daun karena
proses fotosintesis terjadi di daun.
3
Tabel 3. Kombinasi Tanaman Obat
4
5
5. Covid 19
a. Definisi
COVID-19 adalah corona virus dari keluarga virus yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia
biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai dari
flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Virus jenis baru ini diberi nama Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan
menyebabkan penyakit Coronavirus Disease - 2019 (COVID-19)
(WHO, 2020).
b. Etiologi
Coronavirus termasuk virus yang menyerang saluran pernapasan.
Virus yang berhubungan dengan infeksi pada saluran pernapasan akan
menggunakan sel epitel dan mukosa saluran napas sebagai target awal
dan menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan atau kerusakan
organ.Virus corona merupakan virus RNA rantai tunggal dan rantai
positif yang masuk keluarga coronaviridae yang dibagi menjadi
subfamili menurut serotip dan genotip karakteristik yang meliputi a, β,
γ dan δ. Coronavirus pada umumnya menyerang hewan khususnya
kelelawar dan unta. Coronavirus mempunyai sampul (enveloped),
dengan partikel bulat dan seringkali berbentuk pleomorfik. Dinding
coronavirus dilapisi oleh protein S sebagai protein antigenik utama
yang dapat berikatan dengan reseptor yang ada di tubuh hostnya.
Terdapat enam jenis coronavirus yang ditemukan di saluran napas pada
manusia yaitu 229E, NL63 dari genus Polygonum, OC43 dan HPU dari
genus beta, Middle East Respiratory Syndrome-associated Coronavirus
(MERSCoV), and Severe Acute Respiratory Syndromeassociated
Coronavirus (SARS-CoV). Coronavirus jenis baru atau SARS-CoV2
penyebab Covid-19 dapat diklasifikasikan dalam kelompok
betacoronavirus yang menyerupai SARS-CoV dan MERS-CoV tetapi
tidak sama persis
c. Epidemiologi
COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) merupakan wabah
penyakit yang menginfeksi saluran pernafasan pada manusia. Wabah ini
tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan terjadi di hampir di seluruh
negara di Dunia. WHO (World Health Organization) melaporkan
bahwa data global per 15 juli 2020, sebanyak 13.150.645 kasus
terkonfirmasi di 215 negara terjangkit, dengan total kasus kematian
telah mencapai 574.464 jiwa (World Health Organization, 2020). Di
1
Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan RI melaporkan data per 1 juli
2020 sebanyak 78.572 kasus terkonfirmasi positif dengan kasus
kematian mencapai 3.710 jiwa di 464 kabupaten/kota terjangkit
(Kementerian Kesehatan RI, 2020). Wabah ini pertama kali dilaporkan
muncul di Wuhan, China pada Desember 2019, yang membunuh sekitar
seribu delapan ratus orang dan menginfeksi lebih dari tujuh puluh ribu
orang pada hari pertama pandemi (Shereen et al, 2020). Secara resmi
WHO mendeklarasikan COVID-19 sebagai pandemi global dan
mengklasifikasikannya sebagai darurat internasional pada 11 Maret
2020 (Stahel, 2020). WHO menyatakan bahwa wabah ini disebabkan
oleh corona virus dengan strain baru yang disebut SARS-CoV-2
(Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus-2) (Lai et al, 2020).
Dengan merujuk hasil dan analisis evolusinya, kelelawar diduga
sebagai inang alami dari SARS-CoV-2, yang mungkin ditransmisikan
dari kelelawar melalui inang perantara yang belum diketahui untuk
menginfeksi manusia (zoonotik). Saat ini telah diketahui bahwa virus
ini menggunakan Angiotensin- converting Enzyme 2 (ACE2) sebagai
reseptor untuk menginfeksi manusia (Guo et al, 2020). Virus corona
dibantu oleh S (spike) protein untuk berikatan dengan ACE2 pada sel
inang manusia dan memulai siklus hidupnya dengan bantuan Main
Protease (MPro) dalam proses replikasinya (Ahkam et al, 2020). Pada
Januari 2020, pemerintah China telah memastikan bahwa virus ini dapat
menyebar dari manusia ke manusia. Virus ini dapat ditularkan melalui
airborne droplet dari batuk, bersin dan kontak (Li et al, 2020). Corona
virus memiliki kemampuan bertahan yang cukup baik dalam keadaan
kering, bahkan ditemukan kasus dimana virus bermutasi dalam tubuh
manusia sehingga memiliki kemampuan penyebaran yang sangat kuat
dan infeksius (Burhan, 2020).
2
d. Fitioterapi covid 19
1
5 Syzygium Cengkeh Bunga Bungeu lawang Cengkeh - - (yuli kusuma d.,2020)
aromaticu rawan
m
6 Allium Bawang Pia moputi Bhabang Bawang pulak - (yuli kusuma d.,2020)
Sativum Putih (Gorontalo) (Madura) (tarakan)
7 Psidium Jambu Dambu Glima breuwh Jambu - Sotong (yuli kusuma d.,2020)
guajava biji (gorontalo) (aceh) klutuk (bali)
(Sunda)
2
Tabel 2. Mekanisme dan Temuan
3
menghabat protease covid 19 karena
memiliki afinitas yang baik.inhibitor
yang yang dikeluarkan untuk protease
covid 19 bersama dengan senyawa
kurkumin, kersetin, artemisin dan
hispidulin.
4 Cengkeh Senyawa B-kariofilena digunakan Terdapat kandungan minyak atsiri (yuli kusuma d.,2020)
sebagai antivirus. Pada molecular sebagai aktivitas antiviral. Dengan
docking senyawa eugenol dan B- komponen utama yaitu carvactrol,
kariofilena memberikan energi ikatan timol, eugenol dan sinamaldehid.
yang cukup rendah dengan S protein Dan berbagai senyawa bioaktif
dan Mpro untuk mengindikasi bahwa yaitu eugenol, B-kariofilena,
kedua senyawa tersebut berpotensi vanillin, asam maslinat, ramnetin
untuk penghambat SARS-CoV-2 eugenitin dan sebagainya.
5 Bawang putih Senyawa allisin sangat berpotensi Tanaman ini banyak mengandung (yuli kusuma d.,2020)
menjadi inhibitoruntuk melakukan minyak atsiri yang sangat berguna
repliaksi protease covid 19 dan akan untuk menghambat covid 19, dan
menjadi kandidat untuk menghambat uji yang dilakukan memiliki
virus corona. Aktivitas antiviral potensi antiviral dalam
tersebut melawan spesies menghambat covid 19
coxsackievirus, herpes simplek virus
tipe 1 dan tipe 2 serta virus influsenza
6 Jambu biji Senyawa dalam tanaman jambu biji Jambu biji mengandung senyawa (yuli kusuma d.,2020)
berperan dalam menghambat aktivitas fenolik, isoflavonoid, kuersetin,
beberapa virus seperti IHNV, OMV kuersetin glikosida. Memiliki
dan YHV serta menghambat virus aktivitas farmakologi antara lain
pada NDV serta virus analgesik, antiinflamasi,
influenza.senyawa tersebut menjadi antikanker, antimikroba dan
4
inhibitor Mpro dan glikoprotein spike antioksidan
(protein S) untuk dapat mempertahan
kan tubuh dari serangan virus.
5
Dr. Apt. Keri
Lestari, M.Si. Dia
dan tim bersama
Rhea Pharmaceutical
dan Prodia di Rumah
Sakit Darurat
COVID-19 (RSDC)
Wisma Atlet Jakarta
dan Rumah Sakit
Umum Pusat
(RSUP) Dr. Hasan
Sadikin Bandung
dengan melibatkan
total partisipan
sebanyak 85 orang.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kami semua sebagai penulis, sangat menyadari bahwa makalah ini banyak
sekali kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipercaya
pastinya.
1
DAFTAR PUSTAKA
Azter, A. A. (2009). Uji Efek Ekstrak Etanol Herba Tapak Liman (Elephantopus
Scaber L) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Darah Pada Tikus Putih
Jantan Yang Diinduksi Kafeina.
Bermawie, N. 2020. Potensi Tanaman Rempah, Obat dan Atsiri Menghadapi Masa
Pandemi Covid 19.
Ervina maharani. 2019. Etnobotani Meniran Hijau (Phyllanthus Ninuri L) Sebagai
Potensi Obat Kayap Ular (Herpes Zoster) dalam Tradisi Suku Dayak Ngaju
Jurnal Jejaring Matematika dan Sains, Vol. 1, No. 1,
Firdayani, dkk. 2017. Potensi Senyawa Bioaktif Tanaman Genus Phyllanthus
Sebagai Inhibitor Replikasi Virus Hepatitis B. Jurnal Bioteknologi &
Biosains Indonesia
Firman, G. T. A., Rahminiwati, Min., & Wiendarlina, Ike Yulia. 2017. Aktivitas
Hepatoprotektor Kombinasi Ekstrak Air Pegagan (Centella asiatica L.
Urban) Dan Ekstrak Etanol Kunyit (Curcuma longa Linn) Terhadap Tikus
Putih Jantan Sprague Dawley. Fitofarmaka. Jurnal Ilmiah Farmasi
Floriano, Rio Fernando. 2019. Aktivotas Ekstraksi Kombinasi Kulit Batang Kelor
(Moringa oleifera) dan Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
terhadap Hepatitis B. Universitas Katolis Widya Mandra.
Karsen H, Demirb C,Karahocagilc MK,Sünnetcioðluc M, Akdenizc H.Herpes
simplex encephalitis.Eastern Journal of Medicine.2010;15:34-9
Kementrian Kesehatan RI. 2017. Panduan Singkat Tatalaksana Hepatitis C.
Maharani,Ayu. 2015. Penyakit Kulit (Perawatan, Pencegahan, Pengobatan).
Yogyakarta. Pustaka Baru press
Mahendra, B. 2005. “13 Macam Tanaman Obat Ampuh”, halaman 95. Penebar
Swadaya,
Marinda, Dwi Ferina. 2014. Hepatoprotective Effect of Curcumin In Chronic
Hepatitis. Artikel Review. J Majority Volume 3. Nomor 7
Mudiana. D. 2007. Perkecambahan Syzygium cumini (L) Skeels. Biodiversitas, 8
(1). hal. 39-42.
2
Naufa, futna., Mutiah, roihatul., Indrawijaya Y.Y.A. 2022. Studi in Silico Potensi
Senyawa Katekin Teh Hijau (Camellia sinensis) sebagai Antivirus SARS
CoV-2 terhadap Spike Glycoprotein (6LZG) dan Main Protease (5R7Y).
Journal of Food and Pharmaceutical.
Priastomo, Y., et al. 2021. Virologi. Yayasan Kita Menulis.
Puri N, Kumari P. A study on sexually transmitted disease in patients in a STD
clinic in a district hospital in north India. Our Dermatol Online 2014; 5(3):
240-4.
Raflizar R., dan Sihombing M. 2009. Dekok Daun Paliasa (Kleinhovia hospita
Linn) Sebagai Obat Radang Hati Akut. Jurnal Ekologi Kesehatan, 8(2):
984-993.
Rani, D. M. A. A. (2018). Karakteristik Selai Mengkudu (Morinda citrifolia)
Berdasarkan Penambahan Air Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia S.) (Doctoral
dissertation, JURUSAN GIZI).
Rauf, N., & Utomo, E. 2020. Virus, Kenali-Hindari.
Siswanto, S., & Octavianur, E. 2020. Epidemiologi Penyakit Hepatitis.
Song, J.M., Lee, K.H. and Seong, B.L., 2005, Antiviral Effect of Catechins in
Green Tea on Influenza Virus. Antiviral Research, No.68, No.2 : 66-74.
Sutrisna. 2019. Kajian Pengobatan Tradisional Cacar Menurut Terjemahan Lontar
Usada Kacacar. Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia. Vol. 1 No. 1.
Tuthill TJ, Groppelli E, Hogle JM, Rowlands DJ. 2010. Picornaviruses. Curr Top
Microbiol Immunol. 343:43-89. doi:10.1007/82_2010_37
Vidyaniati, Putri. dkk. Perlindungan Hepatotoksisitas Ekstrak Metanol Pegagan
Dibanding Vitamin E pada Tikus Model Hepatitis. MKB. Vol 42 No 3.
Yao X, Li Z, Gong X, Fu X, Xiao X, He M, et al. Total saponins extracted from
Abrus cantoniensis Hance suppress hepatitis B virus replication in vitro and
in rAAV8-1.3HBV transfected mice. J Ethnopharmacol [Internet].
2020;249:112366.
Zerboni L, Sen N, Oliver SL, Arvin AM. Molecular mechanism of Varicella zoster
Virus Pathogenesis. Front Cell Infect Microbiol. 2014;12(3):197–210.
Yuli Kusuma.D., 2020. Potensi tanaman lokal sebagai tanaman obat dalam
menghambat penyebaran covid 19. Jurnal Pharmascience. Vol 7 No 2
3
Arung ET., Kusuma IW., Purwatiningsih S., Roh SS., Yang CH., Jeon S., Kim
YU., Sukaton E., Susilo J., Astuti Y., Wicaksono BD., Sandra F., Shimizu
K., dan Kondo R. 2009. Antioxidant Activity and Cytotoxicity of the
Traditional Indonesian Medicine Tahongai (Kleinhovia hospita L.) Extract.
Journal of Acupuncture and Meridian Studies, 2(4): 306-308.