Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................................................2
1.4 Manfaat................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1 Pengenalan Golongan Obat Antibiotik....................................................................................3
A. Pengertian................................................................................................................................3
B. Patofisiologi.............................................................................................................................3
C. Cara Kerja Obat.....................................................................................................................4
D. Golongan Obat Antibiotik Untuk Umum..............................................................................5
E. Golongan Obat Antibiotik Untuk Ibu Hamil........................................................................7
F. Efek Samping Secara Umum..................................................................................................8
G. Efek Samping Untuk Ibu Hamil............................................................................................8
BAB III...............................................................................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................10
3.2 Saran.........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Antibiotik merupakan obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang
disebabkan oleh bakteri, Saat menggunakan antibiotik pasien harus memperhatikan dosis,
frekuensi dan lama pemberian sesuai kondisi pasien dan regimen terapi, sehingga
antibiotik harus diminum atau dikonsumsi secara teratur sesuai cara penggunaannya
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2406 Tahun 2011 tentang pedoman umum
penggunaan antibiotik, penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dapat menyebabkan
terjadinya resistensi bakteri.Sehingga dibutuhkan pengetahuan mengenai obat antibiotik.
(Kemenkes, 2011)
Beberapa jenis antibiotik tidak berbahaya untuk Ibu hamil dan aman juga di
gunakana oleh umum, antibiotik yang biasanya di berikan ke pada Ibu hamil adalah tipe
golongan B. Selain mempertimbangkan faktor risiko, peresepan antibiotik harus rasional
untuk mencegah terjadinya resistensi mikroba. Klindamisin digunakan untuk infeksi pada
sistem pencernaan, tulang, sendi,organ reproduksi wanita, serta infeksi gigi. Menurut
kategori FDA Klindamisin termasuk dalam kategori B, sehingga aman digunakan pada
ibu hamil trimester kedua dan ketiga.
Golongan obat antibiotik juga memiliki banyak jenis dan merek salah satu di
antara nya adalah penisilin yang memiliki banyak jenis, Ampisilin, Amoksisilin, Penisilin
G, Karbenisilin, Sulbenisilin, dan Tikarsilin.
1
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Semoga materi yang sudah kami buat dan kami kumpulkan dari berbagai jurnal
maupun buku sehingga menjadi satu makalah yang berjudul Pengenalan Golongan Obat
Antibiotik yang sudah tersusun dari pengertian, golongan, jenis, manfaat, tujuan, serta
efek samping dari obat antibiotik dapat berguna dan memudahkan para pembaca maupun
teman-teman yang ingin mengetahui sedikit lebih detail dari materi obat antibiotik. Dan
mudahan apa yang sudah kami sampaikan dapat berguna dan bermanfaat bagi teman-
teman dan para pembaca makalah ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Patofisiologi
3
permukaan sel inang. Fili sering dikenal sebagai antigen kolonisasi karena peranannya
sebagai alat penempelan pada sel lain. (Pelczar & Chan, 1986)
Patogenesis dari suatu infeksi bakteri meliputi proses infeksi dan mekanisme-
mekanisme yang menyebabkan timbulnya gejala penyakit. Bakteri dikatakan bersifat
patogen bila mempunyai kemampuan mengadakan transmisi, melekat pada sel-sel
inang dan mengadakan multiplikasi. Menggunakan nutrien dari sel inang dan
timbulnya kerusakan pada sel-sel dan jaringan, serta toksigenisitas dan kemampuan
membangkitkan sistem imun inang. Hal ini dipengaruhi oleh struktur serta produk-
produk yang dihasilkan oleh bakteri dan sifat bakteri itu sendiri. (Howard & Rees,
1994)
4
4. Antibiotik penghambat fungsi membran sel. Contoh antibiotik penghambat fungsi
membran sel antara lain ionimycin dan valinomycin. Lonomycin bekerja
meningkatkan kadar kalsium pada sel bagian dalam sehingga mengganggu
keseimbangan pertukaran menyebabkan kebocoran sel.
5. Antibiotik penghambat metabolisme sel mikroba. Contoh antibiotik peng- hambat
metabolisme sel mikroba adalah sulfa atau sulfonamid, trimetophrim, dan asam p-
aminosalisilat.
Antibiotik yang menargetkan dinding sel bakteri adalah golongan B-laktam
(penisilin, cefalosporin, karbapenem, dan monobaktam), glikopeptida, daptomisin,
kolistin. Adapun antibiotik yang menghalangi sintesis protein adalah rifamisin,
aminoglikosida, makrolid dan ketolide, tetrasiklin dan glisilsiklin, kloramfenikol,
klindamisin, streptogram, linezolid, nitrofurantoin. Sedangkan antibiotik yang
menargetkan DNA atau replikasi DNA antara lain sulfa, kuinolon, metronidazol.
(Anggita, Wiriansya, & Edward, 2022)
Obat antibiotik memiliki banyak golongan salah satu nya jenis penisilin
yaitu :
1. Ampisilin
Untuk pemberian oral tersedia dalam bentuk tablet atau kapsul sebagai
ampisilin trihidrat atau ampisilin anhidrat 125ng,250mg,500mg dan 1000mg
sedankan untuk bubuk suspensi sirup mengandung 125 mg atau 500 m/5 mL. selain
itu, Ampisilin tersedia juga untuk suntikan 0,1;0,25;0,5;dan 1 g per vial.Dosis
ampisilin tergantung dari beratnya penyakit,fungsi ginjal dan umur pasien. Garis
besar penentuan dosis adalah sebagai berikut: Dewasa, penyakit ringan sampai
sedang di berikan 2-4 g sehari di bagi untuk 4 kali pemberian;untuk penyakit berat
sebaiknya diberikan preparat parenteral sebanyak 4-8 g sehari.Pada meningitis
bahkan di butuhkan dosis lebih tinggi lagi.
Untuk anak dengan berat badan kurang dari 20 kg di berikan per oral:50-
100mg/kg BB sehari di bagi dalam 4 dosis; IM:100-200 mg/kgBB sehari yang di
bagi dalam 4 dosis,bayi berumur kurang dari 7 hari di beri 50 mg/kgBB sehari
dalam 2 dosis,bayi berumur dari 7 hari di beri 75mg/kgBB sehari di bagi dalam 3
5
dosis;IV:empat kali 250-500 mg sehari.untuk meningitis di berikan 150 mg-250
mg/kgBB sehari di bagi dalam 6-8 dosis.
2. Amoksisilin
Tersedia sebagai kapsul atau tablet berukuran 125, 250, dan 500 mg dan
sirup 125 mg/5mL dosis sehari dapat di berikan lebih kecil dari pada ampisilin
karena absorbsinya lebih baik dari pada ampisilin yaitu: 3 kali sehari 250-500mg.
3. Penisilin G
Penisilin G (benzil penisilin) biasanya di gunakan secara parenteral,sediaan
terdapat dalam bentuk penisilin G larut air dan lepas lambat untuk suntikan
IM.bubuk penisilin G larut air biasanya terdapat garam natrium atau kalium dalam
vial (atau ampul), berisi 200 ribu sampai 20 juta unit dalam bentuk bubuk, larutan
disediakan dengan penambahan suatu pelarut (akuades, larutan garam, fisiologik,
atau dekstrosa 5%), sehingga didapat kadar 100.000/300.000 unit permili, kedua
garam penisilin yang larut dalam air ini dapat digunakan untuk suntikan SK, IM, IV
atau intratekal.
4. Karbenisilin
Tersedia untuk suntikan sebagai garam natrium dalam vial 1,2,5 dan 10g.
Pada infeksi berat, dosis dewasa berkisar 25-30g sehari; beberapa pasien bahkan
pernah diberi 35/40g sehari. Pemberian IV, sebaiknya tidak melebihi 2-2,5g setiap
dua jam. Bayi muda dengan infeksi berat dosis hariannya dapat sampai setingi
600/800mg/kgBB. Pada gangguan faal ginjal berat, dosis tidak boleh melebihi 2g
untuk setiap 8-12 jam. Pada saat ini karbesilin tidak dipasarkan di Indonesia.
5. Sulbenisilin
Untuk suntikan tersedia dalam vial 1g, dosis yang dianjurkan ialah dewasa
2/4g sehari, anak 40/80mg/kgBB sehari, terbagi sampai 2/4 kali suntukan IV atau
dengan infus.
6. Tikarsilin
Suatu karboksi penisilin yang tidak di absortsi melalui saluran cerna
sehingga harus diberikan secara parenteral (IV dan IM). Untuk infeksi saluran
kemih tanpa komplikasi dosis maksimumnya 2g IM. Pada dewasa dosis yang
dianjurkan 200-300mg/kg/hari dibagi tiap 4 jam atau 6 jam. Untuk anak anak
dengan berat <40kg 200-300mg/kg/hari dibagi 4 jam sampai 6 jam (<dosis dewasa).
Untuk bayi kurang 7 hari berat >2kg dosis 225mg/kg/hari dibagi tiap 8 jam.
(Sulistia, Rianto, & Elysabeth, 2008)
6
E. Golongan Obat Antibiotik Untuk Ibu Hamil
Golongan obat antibotik yang aman untuk Ibu hamil yang ditemukan resep
yang mengandung antibiotika kategori B dan C. Untuk kategori A, D, dan X tidak
ditemukan dalam penelitian. Jika dilihat dari tingkat keamanannya, kategori B dan C
merupakan kelompok obat yang aman diberikan selama kehamilan dimana obat
kategori B lebih aman dibandingkan dengan kategori C (Badan, 2008)
Hal ini berarti penggunaan antibiotika telah sesuai dengan keamanan obat
yang ditetapkan oleh FDA (Syahdiana & Susilowati, 2019)
Kategori B ditemukan sebanyak 97,33% (73/75 resep) yaitu pada penggunaan
amoksisilin, amoksisilin/klavulanat, sefiksim, klindamisin, dan metronidazol. Untuk
kategori C hanya ditemukan pada penggunaan antibiotika siprofloksasin yaitu 2.67%
(2/75 resep). Penggunaan siprofloksasin (golongan kuinolon) diketahui dapat merusak
sendi pada hewan (Badan, 2008)
Namun dari hasil studi menunjukkan bahwa risiko yang ditimbulkan akibat
penggunaan siprofloksasin pada ibu hamil belum bisa dibuktikan sehingga
penggunaannya masih bisa diterima bila manfaat yang diperoleh lebih besar
dibanding risikonya pada janin. Jika ditinjau berdasarkan kategori antibiotika yang
diresepkan terhadap trimester kehamilan. (Antibiotika, 2000).
(SUSILOWATI & Arisa, 2022 )
Efek samping antibiotik sendiri dapat berupa efek toksik atau alergi. Efek
toksik didefenisikan sebagai berbagai keadaan atau faktor yang mempengaruhi
efektivitas absorbsi dan distribusi suatu zat dalam tubuh. Dengan bahasa lain efek
toksik merupakan efek samping yang berlebihan.
Alergi antibiotik biasanya muncul setelah penderita mengonsumsi obat
antibiotik tertentu. Jenis antibiotik yang paling sering menimbulkan reaksi alergi
adalah antibiotik golongan penisilin, sefalosporin, dan golongan sulfa. Gejala alergi
antibiotik sendiri di bagi menjadi tiga yaitu gejala alergi ringan, gejala alergi sedang
juga gejala alergi berat dan berbahaya.
Efek samping umum dari antibiotik, contohnya ruam, mual, diare, dan infeksi
jamur. Efek samping yang lebih serius termasuk infeksi Clostridioides difficile
7
penyebab diare parah yang menyebabkan kerusakan usus besar dan kematian. (AMIN,
2014)
Antibiotik pada ibu hamil merupakan jenis obat menakutkan yang mana tidak
semua jenis antibiotik berbahaya untuk ibu hamil, Dokter sering mempertimbangkan
pemberian obat antibiotik pada ibu hamil dikarenakan tidak ada pilihan pengobatan
lain. Selain itu, resiko yang diakibatkan dari penggunaan antibiotik pada ibu hamil
memberikan resiko dampak antibiotic kepada janin. Penggunaan antibiotik saat hamil
tidak perlu ditakuti asalkan mengikuti petunjuk dan resep dari dokter. Beberapa jenis
antibiotic yang aman pada ibu hamil adalah: amoxicillin, ampicillin, penicillin,
clindamycin, erythromycin, dan nitrofurantoin. Selain mempertimbangkan jenis dari
antibiotik, obat antibiotik pada ibu hamil juga mempertimbangkan dosis dan jangka
waktu mengkomsumsi obat, serta usia kehamilan. Jenis obat antibiotik yang beresiko
terhadap ibu hamil harus dihindari, misalnya obat antibiotik golongan tetrasiklin. Obat
antibiotik jenis ini sangat beresiko menganggu kondisi organ hati ibu hamil dan
mempengaruhi warna gigi pada janin
Penelitian terbatu menyebutkan bahwa dengan mengkomsumsi antibiotic saat
hamil dapat meningkatkan kemungkinan bayi menjadi cacat. Dr. Anick Berard
mengatakan, infeksi selama kehamilan sering terjadi dan harus segera ditangani. Pada
penelitian sebelumnya, peneliti secara konsisten menemukan bahwa antibiotic dapat
mningkatkan resiko kelahiran prematur atau berat badan bayi rendah. Dari hasil studi
pendahuluan yang dilakukan peneliti di Dusun IV Kelurahan desa Helvetia khususnya
pada ibu hamil ibu-ibu sering mengkomsumsi obat antibiotik yang dibeli sendiri tanpa
resep dari dokter tidak mengerti akan efek yang diakibatkan dari mengkomsumsi obat
antibiotik saat sedang hamil. (SITUMORANG, 2019)
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Obat antibiotik ialah jenis atau golongan obat yang aman untuk di konsumsi baik
secara umum maupun di konsumsi oleh Ibu hamil namun pada Ibu hamil memiliki
beberapa kategori B selain mempertimbangkan faktor risiko, peresepan antibiotik harus
rasional untuk mencegah terjadinya resistensi mikroba. Dengan mempertimbangkan hal
tersebut sehingga aman digunakan pada ibu hamil trimester kedua dan ketiga.
3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini,
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal
ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan
penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
9
DAFTAR PUSTAKA
10