DISUSUN OLEH:
1. MIKEL ATLINAL DWI PUTRA 1102201069
2. RISKY ANGGINA SIAGIAN 1102201079
3. SOFIA ELIZA 1102201084
4. WAHYU FIRDAUS 1102201089
5. FANY AFRIMA YENTI 1101901064
0
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengsih lagi maha penyayang saya
mengucapkan puju syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah “Resistensi Antibiotik Pada
Diare”
Makalah ini saya susun dengan sebaik-baik nya dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, sehigga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya bisa memperbaiki
makalah saya.
Demikian penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah
dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
A. Latar belakang..............................................................................................................................3
B. Rumusan masalah.........................................................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................................................4
D. Manfaat.........................................................................................................................................4
BAB II TEORI PERMASALAHAN....................................................................................................5
A.Pengertian Obat Antibiotik............................................................................................................5
B.Golongan Obat Antibiotik..............................................................................................................5
C.Efek Samping Obat Antibiotik.......................................................................................................8
D.Resistensi.......................................................................................................................................9
BAB III PEMBAHASAN...................................................................................................................10
A.Masalah yang ditemukan.............................................................................................................11
B.Analisa Masalah...........................................................................................................................12
C.Solusi Permasalahan....................................................................................................................13
BAB 1V PENUTUP............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................15
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Diare adalah keadaan buang air dengan banyak cairan dan merupakan gejala dari
penyakit-penyakit tertentu atau gangguan lain. Penyebab diare diantaranya : infeksi,
makanan (alergi atau keracunan), imunodefisiensi dan fisiologi. Infeksi dapat disebabkan
oleh bakteri (E Colli,Shigella, Salmonella, Vibrio, Collerae, dll), virus atau (Rotavirus,
Adenovirus, dll), Frtozoa (Entamoeba, Hystolicia, Girardia lambia, dll), cacing (A.
Lumbricoides, A doudenela, dll).
Penyakit diare sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan utama di
Indonesia dan merupakan salah satu penyakit yang paling sering meningkatkan
morbiditas dan mortalitas di negara berkembang. Tata laksana yang cepat dan tepat
sangat dibutuhkan untuk penanganan diare. Antibiotik merupakan terapi terhadap infeksi
bakteri. Antibiotik digunakan pada kasus diare yang berat untuk mengurangi lamanya
diare dan mencegah traveler’s diarrhea. Penggunaan antibiotika yang tidak rasional pada
penyakit diare cenderung akan meningkatkan resistensi kuman yang semula sensitif.
3
B. Rumusan masalah
Bagaimana resistensi antibiotik terhadap penyakit diare
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui resistensi antibiotik pada
penyakit diare. Selain itu, untuk memenuhi tugas mata kuliah.
D. Manfaat
Makalah ini akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
resistensi antibiotik pada diare, memperluas pengetahuan tentang tantangan medis
yang di hadapi dalam pengobatan penyakit diare.
Dengan mempelajari resistensi antibiotik pada diare, makalah ini dapat
memberikan wawasan yang berguna bagi praktisi medis dalam memenuhi strategi
pengobatan yang lebih efektif untuk penyakit diare.
Makalah ini juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya penggunaan antibiotik yang bijaksana dan pencegahan resistensi antibiotik
pada penyait diare.
Demikian makalah ini dapat memberikan konstribusi penting dalam
memahami, menghadapi, dan mencegah masalah resistensi antibiotik pada diare.
BAB II
TEORI PERMASALAHAN
4
Antibiotik adalah suatu zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, yang dapat
menghambat ataupun membunuh mikroba jenis lain. Antibiotik merupakan obat yang
digunakan untuk membunuh mikroba penyebab infeksi yang harus memiliki sifat
toksisitas selektif setinggi mungkin, yang artinya obat tersebut harus bersifat sangat
toksik bagi mikroba (Gunawan dkk, 2009).
5
e. Infeksi paru-paru
f. Meningitis bakteri
Contoh antibiotik golongan cephalosporin antara lain:
1.Cefotaxime
2. Ceftazidime
3. Cefuroxime
4. Quinolon
Antibiotik golongan quinolone atau yang sering juga disebut sebagai
fluoroquinone, merupakan antibiotik spektrum luas yang bisa digunakan untuk
mengobat berbagai kondisi, seperti:
a. Pneumonia nosokomial
b. Prostatitis bakteri
c. Antraks
a. Ciprofloxacin
b. Levofloxacin
c. Moxifloxacin
5. Lincomycins
Lyncomycin efektif untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri
gram positif aerob dan anaerob, serta bakteri gram negatif anaerob. Obat ini dapat
digunakan untuk mengatasi infeksi yang parah seperti:
a. Pelvic inflammatory disease (PID)
b. Infeksi intra-abdominal
c. Infeksi saluran pernapasan bawah
d. Infeksi tulang dan sendi
Contoh obat yang termasuk dalam golongan lyncomycin adalah clyndamycin dan
lincomycin.
6. Macrolid
a. Batuk rejan
b. Pneumonia nosokomial
6
c. Infeksi kulit ringan
a. Azithromycin
b. Clarithomycin
c. Erythromycin
7. Sulfonamid
Sulfonamid efektif digunakan untuk mengobati bakteri gram positif maupun
negatif. Namun resistensi bakteri akan obat ini sudah banyak terjadi. Obat ini
dapat digunakan untuk mengatasi infeksi saluran kemih, pneumonia
pneumocystis, dan infeksi telinga.
Contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain sulfamethoxazole
dan trimethoprim, serta sulfasalazine.
8. Glikopeptid
Obat yang masuk dalam golongan antibiotik ini dapat digunakan untuk
mengatasi infeksi methicillin-resistant staphyloccus aureus (MRSA). Selain itu,
glycopeptid juga dapat menyembuhkan infeksi kulit yang berat hingga
endokarditis.
Contoh obat yang masuk dalam golongan ini antara lain dalbavancin,
oritavancin, telavancin, dan vancomycin.
9. Aminoglikosida
Berbeda dari antibiotik lain yang lebih sering dikonsumsi secara oral,
aminoglikosida lebih sering diberikan secara injeksi atau suntikan, langsung ke
pembuluh darah. Contoh obat yang masuk dalam golongan antibiotik ini antara
lain gentamicin, tobramycin, amikacin.
10. Carbapenem
Carbapenem adalah antibiotik spektrum luas yang dapat digunakan untuk
mengatasi infeksi parah yang sudah membahayakan nyawa, seperti infeksi
lambung, infeksi ginjal, pneumonia, dan infeksi yang didapat dari rumah sakit
yang resisten terhadap banyak jenis obat.Obat ini biasanya baru akan digunakan
jika antibiotik lainnya benar-benar sudah tidak mampu membunuh bakteri
penyebab penyakit. Yang termasuk obat golongan ini antara lain:
a. Imipenem dan cilastatin
7
b. Meropenem
c. Doripenem
d. Ertapenem
1. Gangguan pencernaan
Gangguan pencernaan merupakan efek samping antibiotik yang paling sering
terjadi. Gejala gangguan saluran cerna akibat penggunaan antibiotik meliputi diare,
mual, muntah, dan kram perut. Efek samping ini lebih sering terjadi pada penggunaan
antibiotik golongan penisilin, cephalosporin, dan fluoroquinolone.
2. Reaksi alergi
Reaksi alergi antibiotik terbilang jarang terjadi. Namun, ketika muncul, reaksi
alergi antibiotik biasanya berat dan berbahaya. Sebagian orang yang merasakan reaksi
alergi antibiotik dapat mengalami komplikasi berat berupa syok anafilaktik
dan sindrom Stevens-Johnson.
3. Infeksi jamur
8
5. Perubahan warna gigi
6. Resistensi antibiotik
Penggunaan antibiotik yang terlalu sering atau tidak sesuai dosisnya dapat
menyebabkan kuman mengalami resistensi atau kekebalan. Hal ini merupakan salah
satu efek samping antibiotik yang paling mengkhawatirkan. Ketika kuman yang
menyebabkan infeksi sudah kebal terhadap antibiotik, maka penyakit infeksi bakteri
akan susah disembuhkan. Karena kekebalannya, kuman juga berisiko tinggi
menimbulkan infeksi berat, seperti sepsis.
Selain beberapa efek samping di atas, antibiotik juga dapat menimbulkan efek
samping berikut ini:
D. Resistensi
Resistensi adalah kondisi dimana bakteri, virus, jamur, dan parasit tidak
mampu di matikan oleh antibiotik. Resistensi terjadi apabila bakteri mengalami
perubahan genetik sehingga menyebabkan hilangnya efektivitas antibiotik. Bakteri
dikatakan resisten apabila suatu antibiotik tidak dapat menghambat pertumbuhan
bakteri padahal sebelumnya bakteri tersebut sensitif terhadap antibiotik tersebut.
Timbulnya infeksi akibat bakteri setelah pengobatan antibiotik merupakan salah satu
bentuk resistensi antibiotik, dimana antibiotik tersebut tidak mampu menghambat
pertumbuhan sehingga menimbulkan infeksi berkelanjutan (Entjang, 2019).
9
E.Penyakit Diare
Diare adalah keluhan buang air besar encer atau berair yang terjadi lebih dari 3
kali dalam sehari. Penyebab diare diantaranya: infeksi, makanan (alergi atau
keracunan), imunodefisiensi dan fisiologi. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri (E
colli, Shigella, Salmonella, Vibrio cholerae, dll), Virus (Rotavirus, adenovirus, dll),
protozoa (Entamoeba hystoliticia, girardia lambia, dll), cacing (A. lumbricoides, A
doudenela, dll) (Wijaya, 2012).
BAB III
PEMBAHASAN
10
mikroorganisme untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme
lain.
B. Analisa Masalah
Tentang analisa kenapa bisa terjadi resistensi antibiotik pada penyakit diare :
1. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat : penggunaan antibiotik secara
berlebihan, penggunaan dosis yang tidak sesuai, atau penggunaan antibiotik
yang tidak tepat untuk jenis bakteri yang menyebabkan demam tifoid. Hal ini
memungkinkan bakteri untuk berkembang biak dan berkembang ke dalam
strain yang resisten terhadap antibiotik.
11
2. Penyebaran kuman yang resisten : kuman E.Coli, klebsiela sp dan enterobacter
sp. Sulfametoxazoletrimetoprim mempunyai resistensi paling tinggi terhadap
kuman penyebab diare akut .
3. resistensi antibiotik menyebabkan bakteri sulit dibunuh. Dalam jangka
panjang, bakteri bisa berkembang menjadi jenis baru yang tidak mati setelah
diobati dengan antibiotik yang umum digunakan.
4. Mutasi bakteri resistensi secara alami : Jika kondisi tersebut terjadi,
mengonsumsi antibiotik dapat membuat bakteri resisten semakin kebal.
Kebalnya bakteri resisten bukan hanya terjadi karena mengonsumsi antbiotik
saja, tetapi juga dikarenakan menerima gen resistensi dari bakteri lain.
5. Tidak menjaga kebersihan : Menjaga kebersihan tubuh penting dilakukan guna
mencegah terjadinya berbagai penyakit. Bukan itu saja, menjaga kebersihan
menjadi salah satu upaya untuk mencegah bakteri resisten berkembang, rajin
mencuci tangan dapat mencegah penyebaran bakteri yang resisten terhadap
antibiotik.
C. Solusi Permasalahan
Dari pembahasan masalah yang dibahas maka didapatkan solusi dari
permasalahan resistensi obat antibiotik diantaranya adalah :
a. Mengonsumsi antibiotik dengan benar dan sesuai resep dokter
b. Tidak berbagi antibiotik atau menggunakan antibiotik sisa orang lain
c. Mencuci tangan dengan benar dan rutin, terutama sebelum makan atau setelah
menggunakan toilet
d. Menghindari kontak dengan orang sakit
12
e. Menyimpan bahan makanan dengan benar
f. Memasak makanan hingga benar-benar matang
g. Menjaga sanitasi rumah dan lingkungan
h. Menghindari kontak atau tidak bersalaman dengan orang yang terkena infeksi
i. Melakukan hubungan seksual yang sehat
j. Melakukan imunisasi sesuai jadwal
BAB IV
PENUTUP
A. kesimpulan
13
Makalah tentang resistensi antibiotik pada diare sebaiknya pencangkup pengenalan
tentang resistensi antibiotik, faktor-faktor yang mempengaruhi resistensi pada penyakit diare,
dampak resistensi antibiotik terhadap penanganan diare, strategi pencegahan dan
penanggulangan resistensi antibiotik dalam konteks penyakit
B. Saran
Saran yang dapat diberikan termasuk promosi penggunaan antibiotik yang bijak,
peningkatan kebersihan, dan penelitian lebih lanjut untuk pengembangan alternatif
pengobatan diare yang tidak melibatkan antibiotik guna mengurangi risiko resistensi.
DAFTAR PUSTAKA
14
Yunita,Sendilia,dkk.2021.Faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan dan perilaku
Penggunaan antibiotika pada mahasisawa frmasi universitas muhammadiyah, Malang.
Universitas Muhamadiyah Malang.
15