Anda di halaman 1dari 12

ANTISEPTIK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata kuliah Obat Kesehatan Gigi

Oleh:
Kelompok 3
1. Hartoyo P2.06.25.0.10.049
2. Ida Parida P2.06.25.0.10.053
3. Iis Kuselah P2.06.25.0.10.054
4. Kokom Komariah P2.06.25.0.10.056
5. Novalia Susyana P2.06.25.0.10.059
6. Lia Wasliawati P2.06.25.0.10.057

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KESEHATAN GIGI
2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul
Antiseptik. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Obat Kesehatan Gigi.
Antiseptik adalah agen kimia yang mencegah, memperlambat atau
mengentikan pertumbuhan mikro-organisme (kuman) pada permukaan luar tubuh
dan membantu mencegah infeksi. Beberapa antiseptik mampu membunuh kuman
(bakteriosida), sedangkan yang lain hanya mencegah atau menghamabt
pertumbuhan mereka (bakteriostatik).
Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dosen mata kuliah Obat Kesehatan Gigi yang telah membantu penulis selama
menyusun makalah ini.
2. Rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi penulis untuk menyelesaikan
penyusunan makalah ini.
3. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki
banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik
penulisannya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis
dan bagi pembaca.

Tasikmalaya, Agustus 2011

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................


DAFTAR ISI .........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................
B. Rumusan Masalah ............................................................
C. Tujuan Makalah ...............................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Antiseptik ......................................................
B. Perbedaan Antiseptik dan Disinfektan ............................
C. Penggunaan Antiseptik ....................................................
D. Jenis-jenis Antiseptik .......................................................

BAB III KESIMPULAN ......................................................................


DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Antiseptik adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti
pada permukaan kulit dan membran mukosa. Antiseptik berbeda dengan
antibiotik dan disinfektan, yaitu antibiotik digunakan untuk membunuh
mikroorganisme di dalam tubuh, dan disinfektan digunakan untuk membunuh
mikroorganisme pada benda mati. Hal ini disebabkan antiseptik lebih aman
diaplikasikan pada jaringan hidup, daripada disinfektan. Penggunaan
disinfektan lebih ditujukan pada benda mati, contohnya wastafel atau atau
meja. Namun antiseptik yang kuat dan dapat mengiritasi jaringan
kemungkinan dapat dialihfungsikan menjadi disinfektan contohnya adalah
fenol yang dapat digunakan baik sebagai antiseptik maunpun disinfektan.
Penggunaan antiseptik sangat direkomendasikan ketika terjadi epidemi
penyakit karena dapat memperlambat penyebaran penyakit.
Efektivitas antiseptik dalam membunuh mikroorganisme bergantung pada
beberapa faktor, misalnya konsentrasi dan lama paparan. Konsentrasi
mempengaruhi adsorpsi atau penyerapan komponen antiseptik. Pada
konsentrasi rendah, beberapa antiseptik menghambat fungsi biokimia
membran bakteri, namun tidak akan membunuh bakteri tersebut. Ketika
konsentrasi antiseptik tersebut tinggi, komponen antiseptik akan berpenetrasi
ke dalam sel dan mengganggu fungsi normal seluler secara luas, termasuk
menghambat biosintesis (pembuatan) makromolekul dan persipitasi protein
intraseluler dan asam nukleat (DNA atau RNA). Lama paparan antiseptik
dengan banyaknya kerusakan pada sel mikroorganisme berbanding lurus.

1
B. Rumusan Masalah
Dalam pembahasan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang ada
pada latar belakang yang akan dibahas pada makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa definisi antiseptik?
2. Apa perbedaan antiseptik dan disinfektan?
3. Bagaimana penggunaan antiseptik?
4. Ada berapa jenis-jenis antiseptik?

C. Tujuan Makalah
Makalah ini disusun dengan tujuan agar dapat mengetahui:
1. Pengertian antiseptik
2. Perbedaan antiseptik dan disinfektan
3. Penggunaan antiseptik
4. Jenis-jenis antiseptik

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Antiseptik
Antiseptik berasal dari bahasa Yunani yang secara singkat berarti kuman.
Senyawa itu digunakan pada jaringan hidup atau kulit untuk mengurangi
kemungkinan infeksi atau berkembangnya kuman. Harus dibedakan antara
antiseptik dengan antibiotik yang berperan untuk membunuh kuman dari
benda mati. Beberapa jenis antibiotik ada yang berperan membunuh bakteri,
ada juga yang hanya menghambat pertumbuhan bakteri.
Antiseptik adalah agen kimia yang mencegah, memperlambat atau
menghentikan pertumbuhan mikro-organisme (kuman) pada permukaan luar
tubuh dan membantu mencegah infeksi. Beberapa antiseptik mampu
membunuh kuman (bakteriosida), sedangkan yang lain hanya mencegah atau
menghambat pertumbuhan mereka (bakteriostatik).

B. Perbedaan Antiseptik dan Disinfektan


Antiseptik dan disinfektan bisa membasmi mikroorganisme tapi
sebenarnya keduanya dipakai untuk hal berbeda. Persamaannya, kedua zat
kimia ini bisa membunuh bakteri yang dapat menyebabkan penyakit dan
infeksi. Tapi intinya antiseptik digunakan untuk menyingkirkan kuman di kulit
yang hidup, sedangkan disinfektan menyingkirkan kuman di benda yang mati.
Tapi disinfektan kadang digunakan juga sebagai antiseptik untuk manusia
asalkan dosisnya tepat karena kalau dosisnya terlalu tinggi bisa membuat
keracunan hingga kematian.
Kandungan yang ada didalamnya memiliki peran berbeda sehingga
penerapannya harus tepat agar tidak menimbulkan efek apapun. Cara kerja
dari antiseptik dan disinfektan memang sama, yaitu senyawa yang terkandung
di dalamnya akan menembus dinding sel organisme seperti bakteri. Nantinya
cara kerja di dalam sel tersebut tergantung dari senyawa yang terkandung di
dalam antiseptik dan disinfektan tersebut. Pada umumnya senyawa ini akan

3
mengganggu metabolisme sel atau mengubah permeabilitas dari dinding sel
mikroorganisme.
Ada beberapa perbedaan antara antiseptik dengan disinfektan, yaitu:
1. Antiseptik
Zat kimia ini penggunaannya diterapkan pada kulit yang hidup atau
jaringan tertentu untuk mencegah terjadinya infeksi dan umumnya tidak
terlalu toksik, sehingga tidak berbahaya bagi kulit. Antiseptik biasanya
digunakan saat seseorang mencuci tangan atau sebelum melakukan
operasi. Antiseptik biasanya mengandung alkohol, chlorhexidine dan
anilides.
2. Disinfektan
Penggunaan senyawa ini diterapkan pada permukaan, peralatan atau benda
mati lainnya, sehingga kadarnya lebih toksik. Jika salah digunakan bisa
menyebabkan pengerasan kulit, luka serta peradangan. Disinfektan sering
digunakan untuk peralatan pembersih rumah tangga. Disinfektan
mengandung glutaradehhid, vantocil, ftalaldehida dan formaldehida.
Meski demikian ada beberapa mikroorganisme yang tidak memberikan
respons terhadap semua antiseptik dan juga disinfektan, hal ini biasanya
karena mikroorganisme tersebut sudah resisten atau mengalami mutasi.
Karena itu hal pertama yang harus dipahami sebelum menggunakan
antiseptik atau disinfektan adalah mengetahui mikroorganisme apa yang
ingin dibasmi dan dimana mikroorganisme tersebut tumbuh. Hal ini untuk
mencegah terjadinya efek samping yang mungkin dapat merugikan atau
berbahaya bagi tubuh.

C. Penggunaan Antiseptik
Antiseptik terutama digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi
pada luka. Sediaan antiseptik dapat digunakan untuk mengobati luka memar,
luka iris, luka lecet dan luka bakar ringan. Penerapan antiseptik pada luka
mungkin perlu diikuti tindakan lain seperti pembersihan dan penutupan luka
dengan pembalut agar tetap bersih dan terjaga.

4
Selain itu, antiseptik juga dapat digunakan untuk:
1. Disinfeksi tangan: menjadi pengganti atau menyempurnakan membasuh
tangan dengan air. Tenaga medis dan paramedis harus melakukan
disinfeksi tangan dengan antiseptik sebelum dan sesudah melakukan
tindakan medis.
2. Disinfeksi pra-tindakan: antiseptik diterapkan ke lokasi tindakan untuk
mengurangi flora kulit.
3. Disinfeksi membran mukosa: irigasi antiseptik dapat ditanamkan ke dalam
uretra, kandung kemih atau vagina untuk mengobati infeksi atau
membersihkan rongga sebelum kateterisasi.
4. Disinfeksi mulut dan tenggorokan: Obat kumur antiseptik dapat digunakan
untuk mencegah dan mengobati infeksi mulut dan tenggorokan.

D. Jenis-jenis Antiseptik
Ada banyak sekali agen kimia yang dapat digunakan sebagai antiseptik.
Beberapa antiseptik yang umum digunakan adalah etakridin laktat (rivanol),
alkohol, yodium, hidrogen peroksida dan antiseptik yang mengandung
merkuri. Sebagian besar produk antiseptik di pasar mengandung satu atau
lebih campuran zat tersebut.
1. Etakridin laktat (rivanol)
Etakridin laktat adalah senyawa organik berkristal kuning oranye yang
berbau menyengat. Penggunaannya sebagai antiseptik dalam larutan 0,1%
lebih dikenal dengan merk dagang rivanol. Tindakan bakteriostatik rivanol
dilakukan dengan mengganggu proses vital pada asam nukleat sel
mikroba. Efektivitas rivanol cenderung lebih kuat pada bakteri gram
positif positif daripada gram negatif. Meskipun fungsi antiseptiknya tidak
sekuat jenis lain, rivanol memiliki keunggulan tidak mengiritasi jaringan,
sehingga banyak digunakan untuk memproses luka, bisul, atau borok
bernanah. Bila anda memiliki bisul di pantat, duduk berendam dalam
larutan rivanol dapat membantu mepercepat penyembuhannya. Untuk luka

5
kotor yang berpotensi infeksi lebih besar, penerapan jenis antiseptik lain
yang lebih kuat disarankan setelah luka dibersihkan.
2. Alkohol
Alkohol adalah antiseptik yang kuat. Alkohol membunuh kuman dengan
cara menggumpalkan protein dalam selnya. Kuman dari jenis bakteri,
jamur, protozoa dan virus dapat terbunuh oleh alkohol. Alkohol (yang
biasanya dicampur yodium) sangat umum digunakan oleh dokter untuk
mensterilkan kulit sebelum dan sesudah pemberian suntikan dan tindakan
medis lain. Alkohol kurang cocok untuk diterapkan pada luka terbuka
karena menimbulkan rasa terbakar.
Jenis alkohol yang digunakan sebagai antiseptik adalah etanol (60-90%),
propanol (60-70%) dan isopropanol (70-80%) tau campuran dari
ketiganya. Metil alkohol (metanol) tidak boleh digunakan srbagai
antiseptik karena dalam kadar rendahpun dapat menyebabkan gangguan
saraf dan masalah penglihatan. Metanol banyak digunakan untuk
keperluan indrustri.
3. Yodium
Yodium atau iodine biasanya digunakan dalam larutan beralkohol (disebut
yodium tinkur) untuk sterilasi kulit sebelum dan sesudah tindakan medis/
larutan ini tidak lagi direkomendasikan untuk mendisinfeksi luka ringan
karena mendorong pembentukan jaringan parut dan menambah waktu
penyembuhan. Generasi baru yang disebut iodine povidone (iodophore),
sebuah polimer larut air yang mengandung sekitar 10% yodium aktif, jauh
lebih ditoleransi kulit, tidak memperlambat penyembuhan luka, dan
meninggalkan deposit yodium aktif yang dapat menciptakan efek
berkelanjutan. Salah satu merk antiseptik dengan iodine povidone adalah
betadine.
Keuntungan antiseptik berbasis yodium adalah cakupan luas aktivitas
antimikrobanya. Yodium menewaskan semua patogen utama berikut
spora-sporanya, yang sulit diatasi oleh disinfektan dan antiseptik lain.

6
Beberapa orang alergi terhadap yodium. Tanda alergi yodium adalah ruam
kulit kemerahan, panas, bengkak dan terasa gatal.
4. Hidrogen peroksida
Larutan hidrogen peroksida 6% digunakan untuk membersihkan luka dan
borok. Larutan 3% lebih umum digunakan untuk pertolongan pertama luka
gres atau iris ringan di rumah. Hidrogen peroksida sangat efektif
memberantas jenis kuman anaerob yang tidak membutuhkan oksigen.
Namun, oksidasi kuat yang ditimbulkannya merangsang pembentukan
parut dan menambah waktu penyembuhan. Untung mengurangi efek
sampingnya, hidrogen peroksida sebaiknya digunakan air mengalir dan
sabun sehingga paparannya terbatas. Jika menggunakan hidrogen
peroksida sebagai obat kumur, pastikan Anda mengeluarkannya kembali
setelah berkumur jangan menelannya.
5. Antiseptik yang mengandung merkuri
Diantaranya adalah sublimat dan merkurokrom (obat merah). Sublimat
berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur, selain itu
juga berguna untuk mencuci luka. Senyawa itu merangsang kulit dan
sering menimbulkan alergi. Karena mengandung merkuri, sebaiknya
menghindari penggunaan obat tersebut. Karena merkuri diyakini dapat
mengakibatkan berbagai jenis efek samping yang serius. Merkurokrom
(obat merah) dahulu sering digunakan, karena dapat mempercepat
keringnya luka. Di negara maju, obat merah sudah dilarang karena
mengandung merkuri dan berbahaya untuk tubuh. Hal tersebut yang harus
diperhatikan. Jika masih ada yang menggunakan obat itu sebaiknya segera
dihentikan. Selain itu manfaatnya dalam menghambat perkembangan
bakteri juga lemah.

7
BAB III
KESIMPULAN

Antiseptik adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau


menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada
permukaan kulit dan membran mukosa. Antiseptik berbeda dengan antibiotik dan
disinfektan, yaitu antibiotik digunakan untuk membunuh mikroorganisme didalam
tubuh, dan disinfektan digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda
mati.
Hal ini disebabkan antiseptik lebih aman diaplikasikan pada jaringan
hidup, daripada disinfektan. Penggunaan disinfektan lebih ditujukan pada benda
mati, contohnya wastafel atau meja. Penggunaan antiseptik sangat
direkomendasikan ketika terjadi epidemi penyakit karena dapat memperlambat
penyebaran penyakit.
Antiseptik terutama digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi
pada luka. Sediaan antiseptik dapat digunakan untuk mengobati luka memar, luka
iris, luka lecet dan luka bakar ringan. Penerapan antiseptik pada luka mungkin
perlu diikuti tindakan lain seperti pembersihan dan penutupan luka dengan
pembalut agar tetap bersih dan terjaga.
Ada banyak sekali agen kimia yang dapat digunakan sebagai antiseptik.
Beberapa antiseptik yang umum digunakan adalah etakridin laktat (rivanol),
alkohol, yodium, hidrogen peroksida dan antiseptik yang mengandung merkuri.
Sebagian besar produk antiseptik di pasar mengandung satu atau lebih campuran
zat tersebut.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Antiseptik. Diakses pada hari Rabu, 3 Agustus 2011.

http://anekailmu.blogspot.com/2007/04/sebuah-catatan-tentang-zat-ntiseptik.html.
Diakses pada hari Rabu, 3 Agustus 2011.

http://perempuanditamandzikir.wordpress.com/2010/04/08/mengenal-antiseptik/
Diakses pada hari Rabu, 3 Agustus 2011.

http://majalahkesehatan.com/mengenal-antiseptik/. Diakses pada hari Rabu, 3


Agustus 2011.

Anda mungkin juga menyukai