Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

STERILISASI

Dosen Pengampu
Dr. Solha Elrifda, M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok II
1. Sri Hartati 6. Indah Mutiara
2. Asnimar 7. Nurbaity
3. Ika Moniza 8. Bayu Arpudi Yanti
4. Adil Indrawati 9. Fauziah Dwi Putri
5. Ratumas Juairiah 10. Erdawati

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


JURUSAN DIV KEBIDANAN
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini berjudul “STERILISASI”
dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami, maka tugas ini masih jauh
dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya.
Kami sangat menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari teknik penyampaian maupun dari segi materi, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembacaAkhirnya kami mengharapkan semoga
tugas ini bermanfaat bagi kami selaku penyusun dan bagi semua mahasiswa

Jambi, April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Tujuan Penelitian ........................................................................ 2

BAB II ISI
A. Pengertian Sterilisasi....................................................................
3
B. Tujuan Sterilisasi ........................................................................
3
C. Klasifikasi dan Penggunaan Sterilisasi .......................................
5
D. Metode Desinfeksi dan Penjelasannya ........................................
10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu bagian yang penting dalam mikrobiologi adalah pengetahuan

tentang cara-cara mematikan, menyingkirkan, dan menghambat pertumbuhan

mikroorganisme.Cara yang digunakan untuk menghancurkan, menghambat

pertumbuhan mikroorganisme dan menyingkirkan mikroorganisme berbeda-beda

tergantung spesies yang dihadapi. Selain itu lingkungan dan tempat mikroba ini

pun berbeda-beda misalnya dalam darah, makanan, air, sampah, roil, dan tanah.

Hal tersebut juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan

cara untuk menghancurkan mikroorganisme yang digunakan tergantung pada

pengetahuan, keterampilan dan tujuan dari yang melaksanakannya, sebab tiap

situasi yang dihadapi merupakan kenyataan-kenyataan dasar yang dapat

menuntun pada cara atau prosedur yang harus dilakukan.

Tindakan untuk membebaskan alat atau media dari mikroba adalah

dengan sterilisasi. Secara umum, sterilisasi dapat dilakukan dengan cara

mekanik, fisik dan kimia. Teknik aseptis dibutuhkan untuk mencegah ataupun

mengurangi kontaminasi yang tidak diinginkan.Mikroba memiliki karakteristik

serta ciri yang berbeda dalam persyaratan pertumbuhannya.Karakteristik

persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan bermacam-

macamnya media penunjang pertumbuhan mikroba.

Dalam melakukan kegiatan tersebut diperlukan keahlian dan keterampilan

khusus.Hal inilah yang melatar belakangi dilaksanakannya praktikum ini.

1
B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui berbagai cara sterilisasi peralatan dan ruang kerja atau

laboratorium.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengertian sterilisasi.

b. Untuk mengetahui tujuan sterilisasi.

c. Untuk mengetahui klasifikasi sterilisasi.

d. Untuk mengetahui penggunaan sterilisasi.

e. Untuk mengetahui metode desinfeksi dan penjelasannya.

2
BAB II

ISI

A. Pengertian Sterilisasi

Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau

substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi

dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan

setempat oleh panas (kalor), gas-gas seperti formaldehide, etilenoksida atau

betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia; oleh sinar lembayung ultra

atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh

sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi (Curtis, 1999).

Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan

semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda (Hadioetomo,

1990). Bahan atau peralatan yang digunakan dalam bidang mikrobiologi harus

dalam keadaan steril.Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak

diharapkan kehadirannya, baik yang mengganggu atau mertsak media atau

mengganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan.Setiap proses baik

fisika, kimia dan mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama

mikroorganisme disebut dengan sterilisasi (Waluyo,2005).

B. Tujuan Sterilisasi

Sterilisasi dengan cara pengeringan akan dapat menghentikan atau

mengurangi aktivitas metabolik dan kemudian diikuti kematian mikroba.Secara

umum dikatakan efek dari desikasi adalah bakteriostatik.Prinsip desikasi adalah

menghilangkan air dari sel mikroorganisme (Waluyo, 2005).

3
Hadioetomo (1990) menyatakan bahwa proses sterilisasi lain juga

dilakukan pada suhu kamar ialah penyaringan. Dengan cara ini larutan atau

suspensi dibebaskan dari semua organismehidup dengan cara melakukannya

lewat saringan dengan ukuran pori yang sedemikian kecilnya (0,45 atau 0,22um)

sehingga bakteri dan sel-sel yang lebih besar tertahan diatasnya sedangkan

filtratnya ditampung di dalam wadah yang steril. Beberapa contoh bahan yang

biasa disterilkan dengan cara ini adalah serum, larutan bikarbonat, enzim, toksin

bakteri, medium sintetik tertentu dan antibiotik.

Agar efektif sterilisasi butuh waktu, kontak, suhu dengan sterilisasi uap,

bertekanan tinggi. Efektivitas setiap metode sterilisasi juga bergantung pada

empat faktor lain sebagai berikut :

1. Jenis mikroorganisme yang ada. Sebagai

mikroorganisme sangat sulit dibunuh. Sebagian lain dapat mudah dibunuh.

2. Jumlah mikroorganisme yang ada. Lebih mudah

membunuh satu organisme dari pada banyak.

3. Jumlah dan jenis bakteri organik yang melindungi

mikroorganisme tersebut.

Jumlah cetakan dua celah pada peralatan sebagai tempat menempel

mikroorganisme. Mikroorganisme berkumpul di dalam dan dilindungi oleh

goresan, retakan dan celah, seperti jepitan yang bergerigi tajam dan curam

jaringan. Akhirnya pada pembersihan yang teliti, untuk membuang sisa bahan

organik tidak akan menjamin tercapainya sterilisasi, walaupun sterilisai

diperpanjang (Tietjen dan Debora, 2004)

4
C. Klasifikasi dan Penggunaan Sterilisasi

Macam-macam sterilisasi (Machmud, 2008) pada prinsipnya sterilisasi

dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi, antara

lain :

1. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu

saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga

mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi

bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.Sterilisasi

secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan

tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah

dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah

melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah

mikroba).

2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan

pemanasan & penyinaran

a. Pemanasan

1) Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara

langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L dan lain-lain.

2) Panas kering

Beberapa bahan yang tidak dapat disterilkan dengan uap, paling baik

disterilkan dengan panas kering.Misalnya petrolatum jelly, minyak

mineral, lilin, wax, serbuk talk.Karena panas kering kurang efisien

dibanding panas lembab, pemaparan lama dan temperatur

tinggidibutuhkan. Range luas waktu inaktivasi dalam temperatur

5
bervariasi telah diterapkanberdasarkan tipe indikator steril yang

digunakan, kondisi kelembaban dan faktor lain. Jumlahair dalam sel

mikroba diketahui mempengaruhi resistensinya terhadap destruksi

panaskering.Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh

proses oksidasi. Ini berlawanandengan penyebab kematian oleh

koagulasi protein pada sel bakteri yang terjadi dengansterilisasi uap

panas. Pada umumnya suhu yang lebih tinggi dan waktu pemaparan

yangdibutuhkan saat proses dilakukan dengan uap di bawah tekanan.

Sterilisasi panas keringmembutuhkan pemaparan pada suhu 150°C

sampai 170°C selama 1-4 jam. Alat yang digunakan pada umumnya

adalah oven. Beberapa waktu dan suhu yang umum digunakanpada

oven :

a) 170°C (340 F) sampai 1 jam

b) 160°C (320 F) sampai 2 jam

c) 150°C (300 F) sampai 2,5 jam

d) 140°C (285 F) sampai 3 jam

Karena suhunya yang tinggi sterilisasi panas kering tidak dapat

digunakan untuk alat-alatgelas yang membutuhkan keakuratan. Contoh:

alat ukur dan penutup karet atau plastik.Mikroorganisme dapat

ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yangdisebut

medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan

mengembangbiakkanmikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya

dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang

bersangkutan.Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik padamedium

yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anorganik di

6
tambah sumber karbon organik seperti gula.Sedangkan mikroorganime

lainnya memerlukan suatu mediumyang sangat kompleks yaitu berupa

medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya.

Gambar Oven

3) Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang

mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak

terjadi dehidrasi.

4) Uap air panas bertekanan

Sterilisasi uap menggunakan uap air dalam tekanan sebagai

pensterilnya. Ini merupakan metode sterilisasi yang biasa digunakan

dalam industri farmasi, karena dapat diprediksi danmenghasilkan efek

dekstruksi bakteri, dan parameter-parameter sterilisasi seperti waktu

dansuhu dapat dengan mudah dikontrol dan monitoring dilakukan

sekali dalam satu siklus yangdivalidasi.Metode inisangat efektif untuk

sterilisasi karena menyediakan suhu jauh di atas titik didih, proses

cepat, daya tembus kuat dan kelembaban sangat tinggi

sehinggamempermudah koagulasi protein sel-sel mikroba yang

menyebabkan sel hancur.Suhu efektifnya adalah 121 derajat C pada

tekanan 5 kg/cm2 dengan waktu standar 15 menit.

7
Sterilisasi panas lembab sangat efektif digunakan meskipun

pada suhu yang tidak begitu tinggi, karena ketika uap air berkondensasi

pada bahan-bahan yang disterilkandilepaskan panas sebesar 686 kalori

per gram uap air pada suhu 121 derajat C. Panas ini mendenaturasikan

atau mengkoagulasikan protein pada organisme hidup dan

dengandemikian mematikannya.Biasanya alat yang digunakan ialah

autoklaf.

Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat

bahan yang menggunakan tekanan 15 lbs(2 atm) dan suhu121°C. Suhu

dan tekanan tinggi yangdiberikan kepada alat dan media yang

disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh

sel dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan

mediadigunakan suhu 121°C dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa)

selama 15 menit.

Alasan digunakan suhu 121°C atau 249,8°F adalah karena air

mendidih pada suhu tersebut jikadigunakan tekanan 15 lbs. Untuk

tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level)air mendidih

pada suhu 100°C, sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di

ketinggiansama, menggunakan tekanan 15 lbs maka air akan

memdididh pada suhu 121°C.Pada saat sumber panas dinyalakan, air

dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidihdan uap air yang

terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua

udaradalam autoklaf diganti dengan uap air, katup uap/udara ditutup

sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik.

b. Penyinaran

8
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi,

misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan

interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV.

3. Sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan

senyawa desinfektan antara lain alkohol

Sterilisasi dengan panas adalah unit operasi dimana bahan dipanaskan

dengan suhu yang cukup tinggi dan waktu yang cukup lama untuk merusak

mikrobia dan aktivitas enzim. Sebagai hasilnya, bahan yang disterilkan akan

memiliki daya simpan lebih dari enam bulan pada suhu ruang. Contoh proses

sterilisasi adalah produk olahan dalam kaleng seperti kornet, sarden dan

sebagainya. Perkembangan teknologi prosesing yang memiliki tujuan

mengurangi kerusakan nutrien dan konponen sensoris dan juga mengurangi

waktu prosesing menjadikan teknik serilisasi terus dikembangkan. Lamanya

waktu sterilisasi yang dibutuhkan bahan dipengaruhi oleh:resistensi

mikroorganisme dan enzim terhadap panas, kondisi pemanasan, pH bahan,

ukuran wadah atau kemasan yang disterilkan, keadaan fisik bahan.

Sterilisasi11dengan udara kering, alat yang umum dikenal adalah

oven.Alat ini dipakai untuk mensterilkan alat-alat gelas seperti erlenmeyer,

petridish, tabunng reaksi dan alat gelas lainnya.bahan-bahan seperti kapas,

kain dan kertas dapat disterilkan dengan alat ini. Pada umumnya suhu yang

digunakan pada sterilisasi secara kering adalah 170 – 180 derajat C selama

paling sedikit 2 jam. Lama sterilisasi tergantung pada alat dan jumlahnya.

Sterilisasi dengan uap air panas, bahan yang mengandung cairan tidak

dapat didterilkan dengan oven sehingga digunakan alat ini.alat ini disebut

Arnold steam sterilizer dengan suhu 1000Cdalam keadaan lembab. Secara

9
sederhana dapat pula digunakan dandang.Mula-mula bahan disterilkan pada

suhu 1000C selama 30 menit untuk membunuh sel-sel vegetatif

mikrobia.kemudian disimpan pada suhu kamar 24 jam untuk memberi

kesempatan spora tumbuh menjadi sel vegetatif, lalu dipanaskan lagi 100 0C

30 menit. dan diinkubasi lagi 24 jam dan disterilkan lagi, jadi ada 3 kali

sterilisasi. Banyak bakteri berspora belum mati dengan cara ini sehingga

dikembangkan cara berikutnya yaitu uap air bertekanan.

Sterilisasi dengan uap air panas bertekanan, alat ini disebut autoklaf

(autoclave) untuk steriliasasi ini alat dilengkapi dengan katup pengaman.Alat

diisi dengan air kemudian bahan dimasukkan.Panaskan sampai mendidih dan

dari katup pengaman kelaur uap air dengan lancara lalu ditutup. Suhu akan

naik sampai 1210C dan biarkan selama 15 menit (untuk industri pengalengan

ada perhitungan tersendiri), lalu biarkan dingin sampai tekanan normal dan

klep pengaman dibuka,cara ini akan mematikan spora dengan cara penetrasi

panas ke dalam sel atau spora sehingga lebih cepat.Cara mana yang dipilih

tergantung bahan, biaya dan ketersediaan alat,untuk bahan yang tidak tahan

panas, maka cara diatas tidak dapat dipakai.

D. Metode Desinfeksi dan Penjelasannya

Menurut A. Aziz Alimul H. (2012), desinfeksi dapat dilakukan dengan

empat cara, yaitu sebagai berikut :

1. Cara desinfeksi dengan mencuci

Prosedur Kerja

a. Cucilah tangan dengan sabun lalu bersihkan,

kemudian siram atau membasahi dengan alkohol 70%.

10
b. Cucilah luka dengan H2O2, betadine, atau

larutan lainnya.

c. Cucilah kulit/jaringan tubuh yang akan

dioperasi dengan yodium tinktur 3%, kemudian dengan alkohol.

d. Cucilah vulva dengan larutan sublimat atau

larutan sejenisnya.

2. Cara desinfeksi dengan mengoleskan

Prosedur Kerja :

Oleskan luka dengan merkurokrom atau bekas luka jahitan menggunakan

alkohol atau betadine.

3.  Cara desinfeksi dengan merendam

a.  Rendamlah tangan dengan larutan lisol 0,5%.

b. Rendamlah peralatan dengan larutan lisol 3-5%

selama 2 jam.

c. Rendamlah alat tenun dengan lisol 3-5%

kurang lebih 24 jam

4. Cara desinfeksi dengan menjemur

Prosedur Kerja :

Jemurlah kasur, tempat tidur, urinal, pispot, dan lain-lain dengan masing-

masing permukaan selama 2 jam.

11
BAB III

PENUTUP

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa :.

1. Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua

organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda

2. Sterilisasi bertujuan agar alat atau bahan dalam keadaan steril sehingga tidak ada

kontaminasi

3. Agar efektif sterilisasi butuh waktu, kontak, suhu dengan sterilisasi uap,

bertekanan tinggi.

4. Sterilisasi terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu mekanik, fisik, dan kimiawi

5. Adapula sterilisasi pada benda yang tidak tahan terhadap suhu tinggi dengan cara

pasteurisasi dan tyndalisasi

6. Kelebihan dan kekurangan berbeda tergantung jenis sterilisasinya

12
DAFTAR PUSTAKA

Curtis, Helena, Barnes, N. Sue. 1999. Biology 5th Edition. New York :Worth
Publisher Inc

Fardiaz,Srikandi.1992.Mikrobiologi Pangan.Jakarta :Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Hadioetomo, Ratna Siri.1990.Mikrobiologi dalam Praktek.Jakarta : Gramedia


Pustaka Utama

Lay dan Hastowo.1992.Mikrobiologi.Jakarta : Rajawali

Lucas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta : UGM Press

Machmud, M. 2008. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba.Balai


Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor.
http://anekaplanta.wordpress.com/2008 /03/02/teknik-penyimpanan-dan-
pemeliharaan-mikroba/.

Anda mungkin juga menyukai