Anda di halaman 1dari 14

FARMAKOLOGI

KONSEP DASAR FARMAKOLOGI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas 
kelompok mata kuliah berjudul “Konsep Dasar Farmakologi’’
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangannya,
untuk itu kami mengharapkan masukan demi sempurnanya makalah kami.
            Akhirnya semoga makalah ini dapat memberikan masukan pengetahuan terkait
dengan farmakologi.
Lamongan,  Februari 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
NAMA ANGGOTA KELOMPOK..................................................................   iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................    iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2    Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3    Tujuan  ............................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1    Pengertian Farmakologi ..................................................................... 3
2.2    Sejarah farmakologi ........................................................................... 7
2.3    Regulasi Obat .................................................................................... 9
2.4    Evaluasi Obat ................................................................................... 10
BAB 3 PENUTUP
3.1    Kesimpulan .....................................................................................  12
3.2    Saran ...............................................................................................  12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 13

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Di dunia kesehatan, obat merupakan salah satu kebutuhan klien untuk membantu dalam hal
penyembuhan dan pemulihan kesehatan klien. Obat ini mempunyai pengaruh yang dapat
menimbulkan efek pada organisme hidup, baik efek psikologis, fisiologis, maupun biokimiawi. Ilmu
yang mempelajari tentang obat ini disebut farmakologi. Farmakologi membahas tentang sifat-sifat zat
kimia dan organisme hidup serta segala aspek interaksinya. Dalam arti luas, farmakologi adalah ilmu
mengenai pengaruh senyawa terhadap sel hidup, lewat proses kimia khususnya lewat reseptor.
Farmakologi telah berkembang sejak sebelum tahun 1700 (periode kuno) yang ditandai dengan
observasi empirik penggunaan obat yang dikenalkan pertama kali oleh Claudius Galen. Kemudian
pada abad 18-19 (periode modern) mulai dilakukan penelitian eksperimental tentang nasib obat,
tempat dan cara kerja obat, pada tingkat organ dan jaringan. Sebagai seorang perawat harus
mempunyai pengetahuan tentang manfaat dan risiko akan penggunaan obat. Hal tersebut dibutuhkan
perawat agar dapat melindungi diri klien dan perawat itu sendiri.

1.2  Rumusan Masalah


1) Apakah pengertian farmakologi?
2) Bagaimanakah sejarah farmakologi?
3) Bagaimanakah regulasi obat?
4) Bagaimanakah evaluasi obat?
           
1.3       Tujuan Penulisan
1)         Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memahami
tentang Konsep Dasar Farmakologi.

2)         Tujuan Khusus


(1)        Menjelaskan pengertian farmakologi.
(2)        Menjelaskan sejarah farmakologi.
(3)        Menjelaskan regulasi obat.
(4)        Menjelaskan evaluasi obat.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Farmakologi


Farmakologi (pharmacology) berasal dari bahasa Yunani, yaitu pharmacon adalah obat dan logos
adalah ilmu. Obat adalah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup pada tingkat
molekular. Farmakologi sendiri dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
interaksi obat dengan konstituen (unsur pokok) tubuh untuk menghasilkan efek terapi (therapeutic).
           
Banyak definisi tentang farmakologi yang dirumuskan oleh para ahli, antara lain: Farmakologi dapat
dirumuskan sebagai kajian terhadap bahan-bahan yang berinteraksi dengan sistem kehidupan melalui
proses kimia, khususnya melalui pengikatan molekul-molekul regulator yang mengaktifkan atau
menghambat proses-proses tubuh yang normal (Betran G. Katzung). Ilmu yang mempelajari
mengenai obat, mencakup sejarah, sumber, sifat kimia dan fisik, komponen, efek fisiologi dan
biokimia, mekanisme kerja, absorpsi, distribusi, biotransformasi, ekskresi dan penggunaan obat
(Farmakologi dan Terapi UI).  Dengan demikian, farmakologi merupakan ilmu pengetahuan yang
sangat luas cakupannya. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, beberapa bagian dari
farmakologi ini telah berkembang menjadi disiplin ilmu tersendiri dalam ruang lingkup yang lebih
sempit, tetapi tidak terlepas sama sekali dari farmakologi, misalnya farmakologi klinik, farmasi,
toksikologi, dan lain-lain.

Umumnya, para ahli farmakologi menggabungkan antara farmakologi kedokteran atau farmakologi
medis (ilmu yang berkaitan dengan diagnosis, pencegahan, dan pengobatan penyakit) dengan
toksikologi (ilmu yang mempelajari efek-efek yang tidak diinginkan dari suatu obat dan zat kimia
lain).
1) Klasifikasi Farmakologi
(1) Farmakognosi
Cabang ilmu farmakologi yang mempelajari sifat-sifat tumbuhan dan bahan lain yang merupakan
sumber obat.
(2) Farmakokinetik
Cabang Ilmu farmakologi yang mempelajari perjalanan obat dalam tubuh
(3) Farmakodinamik
Cabang ilmu farmakologi yang mempelajari tentang efek obat terhadap fisiologi dan biokimia dari sel
jaringan/organ tubuh beserta mekanisme kerjanya(fisiologis)
(4) Farmakologiklinik
Cabang ilmu farmakologi yang mempelajari efek obat pada manusia(morfologi)
(5) Farmakoterapi
Cabang ilmu farmakologi yang berhubungan dengan penggunaan obat dalam pencegahan dan
pengobatan penyakit
(6) Toksikologi
Ilmu yang mempelajari keracunan zat kimia. Zat kimia yang dimaksud tersebut termasuk obat atau zat
yg digunakan dalam rumah tangga, industri, maupun lingkungan hidup lain (contoh: insektisida,
pestisida, zat pengawet, dll)
(7) Farmakoekonomi
Cabang ilmu yang khusus mempelajari hubungan antara obat dan nilai ekonomis yg dapat dihasilkan
oleh obat tersebut.

Hubungan antara dosis suatu obat yang diberikan pada seorang pasien dan penggunaan obat dalam
pengobatan penyakit digambarkan dengan dua bidang khusus farmakologi yaitu: farmakokinetik dan
farmakodinamik. Farmakodinamik mempelajari apa pengaruh obat pada tubuh. Farmakodinamik
berkaitan dengan efek-efek obat, bagaimana mekanisme kerjanya dan organ-organ apa yang
dipengaruhi. Farmakokinetik mempelajari proses apa yang dialami obat dalam tubuh. Farmakokinetik
berkaitan dengan absorpsi, distribusi, biotransformasi, dan ekskresi obat-obat.

Faktor-faktor ini dirangkaikan dengan dosis, penentuan konsentrasi suatu obat pada tempat kerjanya,
dan penentuan intensitas efek obat sebagai fungsi dari waktu paruh. Banyak prinsip biokimia,
enzimologi, fisik, dan kimia yang menentukan transfer aktif dan pasif, serta distribusi zat melewati
membran-membran biologi yang dapat dipakai untuk dapat mengerti aspek penting dalam
farmakoogi. Farmakodinamik berkaitan dengan efek-efek biokimia, fisiologi, dan mekanisme kerja
obat-obatan.

2) Farmakodinamik
Farmakodinamik adalah subdisiplin farmakologi yang mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi
obat, serta mekanisme kerjanya. Tujuan mempelajari farmakodinamik adalah untuk meneliti efek
utama obat, mengetahui interaksi obat dengan sel, dan mengetahui urutan peristiwa serta spektrum
efek dan respons yang terjadi.
(1)  Mekanisme Kerja Obat
Kebanyakan obat menimbulkan efek melalui interaksi dengan reseptornya pada sel organism.
Interaksi obat dengan reseptornya dapat menimbulkan perubahan dan biokimiawi yang merupakan
respon khas dari obat tersebut. Obat yang efeknya menyerupai senyawa endogen disebut agonis, obat
yang tidak mempunyai aktifitas intrinsik sehingga menimbulkan efek dengan menghambat kerja suatu
agonis disebut antagonis.

(2)     Reseptor Obat
Protein merupakan reseptor obat yang paling penting. Asam nukleat juga dapat merupakan reseptor
obat yang penting, misalnya untuk sitotastik. Ikatan obat-reseptor dapat berupa ikatan ion, hydrogen,
hidrofobik, vanderwalls, atau kovalen. Perubahan kecil dalam molekul obat, misalnya perubahan
stereoisomer dapat menimbulkan perubahan besar dalam sifat farmakologinya.

(3)     Transmisi Sinyal Biologis


Penghantaran sinyal biologis adalah proses yang menyebabkan suatu substansi ekstraseluler yang
menimbulkan respon seluler fisiologis yang spesifik. Reseptor yang terdapat di permukaan sel terdiri
atas reseptor dalam bentuk enzim. Reseptor tidak hanya berfungsi dalam pengaturan fisiologis dan
biokimia, tetapi juga diatur atau dipengaruhi oleh mekanisme homeostatic lain. Bila suatu sel di
rangsang oleh agonisnya secara terus-menerus maka akan terjadi desentisasi yang menyebabkan efek
perangsangan.

(4)     Interaksi Obat-Reseptor
Ikatan antara obat dengan resptor biasanya terdiri dari berbagai ikatan lemah (ikatan ion, hydrogen,
hidrofilik), mirip ikatan antara subtract dengan enzim dan jarang terjadi ikatan kovalen.

2) Farmakokinetik
Farmakokinetik mencakup 4 proses, yaitu proses absorpsi distribusi metabolisme dan ekskresi.
Metabolisme atau biotransformasi dan ekskresi bentuk utuh atau bentuk aktif merupakan proses
eliminasi obat.
(1)  Absorpsi
Absorpsi merupakan proses masuknya obat dari tempat pemberian ke dalam darah. Bergantung pada
cara pemberiannya, tempat pemberian obat adalah saluran cerna (mulut sampai rektum), kulit, paru,
otot, dan lain-lain. Yang terpenting adalah cara pemberian obat per oral, dengan cara ini tempat
absorpsi utama adalah usus halus karena memiliki permukaan absorpsi yang sangat luas, yakni 200
meter persegi (panjang 280 cm, diameter 4 cm, disertai dengan vili dan mikrovili ). Obat yang diserap
oleh usus halus ditransport ke hepar sebelum beredar ke seluruh tubuh. Hepar memetabolisme banyak
obat sebelum masuk ke sirkulasi. Hal ini yang disebut dengan efek first-pass. Metabolisme hepar
dapat menyebabkan obat menjadi inaktif sehingga menurunkan jumlah obat yang sampai ke sirkulasi
sistemik, jadi dosis obat yang diberikan harus banyak.

(2)  Distribusi
Distribusi obat adalah proses obat dihantarkan dari sirkulasi sistemik ke jaringan dan cairan tubuh,
meliputi: aliran darah, permiabilitas kapiler, dan ikatan kovalen.

(3)  Metabolisme
Metabolisme atau biotransformasi obat adalah proses tubuh merubah komposisi obat sehingga
menjadi lebih larut air untuk dapat dibuang keluar tubuh. Obat dapat dimetabolisme melalui beberapa
cara yaitu: metabolisme inaktif kemudian diekskresikan dan metabolisme aktif yang memiliki kerja
farmakologi tersendiri dan dimetabolisme lanjutan.

(4)  Ekskresi
Ekskresi obat artinya eliminasi obat dari tubuh. Sebagian besar obat dibuang dari tubuh oleh ginjal
dan melalui urin. Obat jugadapat dibuang melalui paru-paru, eksokrin (keringat, ludah, payudara),
kulit dan taraktusintestinal.
(5)  Hal lain yang terkait Farmakokinetik
Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan sehingga setengah dari obat dibuang dari tubuh. Faktor
yang mempengaruhi waktu paruh adalah absorpsi, metabolism dan ekskresi. Waktu paruh penting
diketahui untuk menetapkan berapa sering obat harus diberikan.

Onset adalah waktu dari saat obat diberikan hingga obat terasa kerjanya. Sangat tergantung rute
pemberian dan farmakokinetik obat. Puncak adalah setelah tubuh menyerap semakin banyak obat
maka konsentrasinya di dalam tubuh semakin meningkat. Durasi adalah kerja lama obat menghasilkan
suatu efek terapi.

2.2   Sejarah Farmakologi


Sejarah farmakologi dibagi menjadi 2 periode yaitu periode kuno dan periode modern. Periode kuno
(sebelum tahun 1700) ditandai dengan observasi empirik penggunaan obat dapat dilihat di Materia
Medika. Catatan tertua dijumpai pada pengobatan Cina dan Mesir. Claudius Galen (129–200 A.D.),
orang pertama yg mengenalkan bahwa teori dan pengalaman empirik berkontribusi seimbang dalam
penggunaan obat.  Theophrastus von Hohenheim (1493–1541 A.D.), atau Paracelsus: All things are
poison, nothing is without poison; the dose alone causes a thing not to be poison.”  Johann Jakob
Wepfer (1620–1695) the first to verify by animal experimentation assertions about pharmacological
or toxicological actions.

Periode modern dimulai Pada abad 18-19, mulai dilakukan penelitian eksperimental tentang
perkembangan obat, tempat dan cara kerja obat, pada tingkat organ dan jaringan. Rudolf Buchheim
(1820–1879) mendirikan the first institute of Pharmacology di the University of Dorpat (Tartu,
Estonia) in 1847 pharmacology as an independent scientific discipline. Oswald Schmiedeberg (1838–
1921), bersama seorang internist, Bernhard Naunyn (1839–1925), menerbitkan jurnal farmakologi
pertama. John J. Abel (1857–1938) “The Father of American Pharmacology”, was among the first
Americans to train in Schmiedeberg‘s laboratory and was founder of the Journal of Pharmacology and
Experimental Therapeutics (published from 1909 until the present).

Regulasi obat bertujuan menjamin hanya obat yang efektif dan aman, yang tersedia di pasaran. Tahun
1937 lebih dari 100 orang meninggal karena gagal ginjal akibat eliksir sulfanilamid yang dilarutkan
dalam etilenglikol. Kejadian ini memicu diwajibkannya melakukan  uji toksisitas praklinis untuk
pertama kali. Selain itu industri diwajibkan melaporkan data klinis tentang keamanan obat sebelum
dipasarkan. Tahun 1950-an, ditemukan kloramfenikol dapat menyebabkan anemia aplastis. Tahun
1952 pertama kali diterbitkan buku tentang efek samping obat. Tahun 1960 dimulai program MESO
(Monitoring Efek Samping Obat).

Tahun 1961, bencana thalidomid, hipnotik lemah tanpa efek samping dibandingkan golongannya,
namun ternyata menyebabkan cacat janin. Studi epidemiologi di Utero memastikan penyebabnya
adalah thalidomid, sehingga dinyatakan thalidomid ditarik dari peredaran karena bersifat
teratogen. Tahun 1962, diperketat harus dilakukannya uji toksikologi sebelum diuji pada manusia.
Setelah itu (tahun 1970-an hingga 1990an) mulai banyak dilaporkan kasus efek samping obat yang
sudah lama beredar. Tahun 1970-an Klioquinol dilaporkan menyebabkan neuropati subakut mielo-
optik. Efek samping ini baru diketahui setelah 40 tahun digunakan. Dietilstilbestrol diketahui
menyebabkan adenocarcinoma serviks (setelah 20 tahun digunakan secara luas).

Selain itu masih banyak lagi penemuan ESO (Efek Samping Obat) yang menyebabkan pencabutan ijin
edar atau pembatasan pemakaian. Berbagai kejadian ESO yang dilaporkan memicu pencarian metode
baru untuk studi ESO pada sejumlah besar pasien. Hal ini memicu pergeseran dari studi efek samping
ke studi kejadian ESO. Tahun 1990an dimulai penggunaan Farmakoepidemiologi untuk mempelajari
efek obat yang menguntungkan, aplikasi ekonomi kesehatan untuk studi efek obat, studi kualitas
hidup, dan lain-lain. Studi Farmakoepidemiologi semakin bekembang, dan pada tahun 1996
dikeluarkanlah Guidelines for Good Epidemiology Practices for Drug, Device, and Vaccine Research
di USA.

2.3 Regulasi obat


1.) Obat daftar "G" dalam bahasa Belanda gevaarlijk artinya berbahaya, ditandai dot merah dengan
huruf K
2.) Obat daftar "O" dari kata opium yakni golongan opiat yang sangat diawasi oleh pemerintah.
3.) Obat daftar "W" dalam bahasa Belanda waarcshuwing artinya peringatan yakni obat bebas
terbatas, penjualannya dibatasi hanya di apotek dan toko obat berijin, ditandai dot biru.
4.) Obat daftar "B" boleh dijual dimana saja ditandai dot hijau.
5.) Obat Tradisional ditandai dengan 3 kategori :
(1) Jamu, herbal dalam bentuk simplisia.
(2) Herbal berstandar bahan bakunya mempunyai standar tertentu.
(3) Fitofarmaka, herbal berstandar yang sudah mengalami uji klinik.

Badan POM juga meregulasi bahan lainnya antara lain suplemen makanan seperti vitamin dan
mineral, serta pangan fungsional yaitu makanan yang dianggap berfungsi menjaga kesehatan seperti
serat, omega 3, dan omega 6.  Juga dikenal Obat Wajib Apotek atau OWA yaitu obat daftar "G" yang
boleh diberikan oleh apoteker pada pasien yang sebelumnya telah mendapatnya dari dokter, biasanya
untuk penggunaan jangka panjang atau kondisi tertentu. 
Berdasarkan keamanan penggunaan pada kehamilan dibagi dalam 5 kategori :
1)  Kategori A. Studi pembanding menunjukan tidak ada resiko.
2)  Kategori B. Studi tidak ada risiko pada manusia.
3)  Kategori C. Studi risiko tidak dapat disingkirkan.
4)  Kategori D. Studi bukti risikonya positif.
5)  Kategori X. Studi kontraindikasi pada kehamilan.

2.4 Evaluasi Obat


Evaluasi suatu obat berarti mengidentifikasi dan menentukan kualitas dan kemurnian suatu obat
tersebut. Evaluasi suatu obat haruslah dilakukan dengan beberapa metode yang digolongkan antara
lain :
1)   Organoleptis
Organoleptis mengacu pada evaluasi obat dengan indra perasa dan termasuk tampak makroskopis
obat tersebut, baik bau dan rasa obat, biasanya suara atau derak dari obat dan rasa dari obat dengan
sentuhan

2)   Mikroskopis
Mikroskopis tidak hanya untuk mempelajari serbuk obat yang berasal dari tumbuhan dan hewan tapi
juga harus ada dalam identifikasi kemurnian serbuk obat. Serbuk obat memiliki beberapa ciri
mikroskopik yang istimewa dari identidikasi selain warna, seperti bau, dan rasa. Pada saat ini
karakteristik mikroskopis sangatlah penting.

3)   Biologi
Kegiatan farmakologi tentang obat telah diterapkan sebagai evaluasi dan standarisasi. Pengujian kadar
obat pada hewan hidup dilakukan baik secara utuh atau pada potongan organ biasanya
mengidikasikan kekuatan obat atau kesiapannya. Karena mahkluk hidup yang digunakan, maka
pengujian ini disebut dengan pengujian biologis atau uji biologi.
4)   Kimia
Karena ketetapan aktif dari obat-obat bahan alam memiliki keterbatasan, maka metoda kimia adalah
evaluasi crud obat dan produknya yang berguna dan sebagi konsekuensinya disebarluaskan. Untuk
beberpa obat, representasi uji kimia adalah uji terbaik dari penentuan potensi secara resmi.

5)   Fisika
Penerapan ciri khas fisika crud sangatlah jarang. Bagaimanapun, fisika tetap luas penggunaannya
utnuk prinsip obat aktif seperti golongan alkaloid, minyak atsiri, minyak dan lain sebagainya.

BAB 3
                                                                PENUTUP                 

3.1  Kesimpulan
Farmakologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari interaksi obat dengan konstituen (unsur
pokok) tubuh untuk menghasilkan efek terapi (therapeutic). farmakologi mencakup semua ilmu
pengetahuan tentang sejarah, sumber, sifat-sifat fisik dan kimia, komposisi, efek-efek biokimia dan
fisiologi, mekanisme kerja, absorpsi, biotransformasi, ekresi, penggunaan terapi, dan penggunaan
lainnya dari obat. Beraneka ragam obat-obatan yang telah ada sejak zaman dahulu. 
Obat yang diberikan pada seorang pasien dan penggunaan nya dalam pengobatan sesuai dengan
penyakit, digambarkan dengan dua bidang khusus farmakologi yaitu: farmakokinetik dan
farmakodinamik. Farmakokinetik mencakup 4 proses, yaitu proses absorpsi distribusi metabolisme
dan ekskresi. Tujuan mempelajari farmakodinamik adalah untuk meneliti efek utama obat,
mengetahui interaksi obat dengan sel, dan mengetahui urutan peristiwa serta spektrum efek dan
respons yang terjadi. Dari tahun ke tahun farmakologi  berkembang dan mengalami percabangan yang
baru seperti farmakognosis, farmakokinetik dll.
Sejarah Farmakologi dibagi menjadi 2 periode yaitu Periode kuno dan periode modern. Periode kuno
(sebelum th 1700) ditandai dengan observasi empirik penggunaan obat dapat dilihat di Materia
Medika. Pada  tahun 1962, obat  diperketat harus dilakukannya uji toksikologi sebelum diberikan
pada manusia.

3.2 Saran
Sebaiknya obat harus dilakukan uji toksikologi terlebih dahulu sebelum diberikan dan jelaskan tetang
efek samping  obat, agar mengerti tentang efek obat tersebut. Karena obat yang belum ter uji dapat
mengakibatkan komplikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.


2009. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Balai Penerbit FK UI

Ekawati,Zullies.2005.FarmakologiDasar.http://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wpcontent/uploads/intro
duction-blackwhite.pdf, 06-02-2015 14:15

Gunawan, Gan Sulistia. 2009. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan
Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Kee, Joyce L. et all. 1996. Farmakologi, Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC

Perpustakaan nasional Katalog Dalam Terbitan (KDT). 2008. Kumpulan Materi Farmakologi.


Jakarta: EGC
Schmitz, Gery dkk. 2008. Farmakologi dan Toksikologi. Jakarta: EGC

Universitas Indonesia. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Universitas Sriwijaya. 2009. Kuliah Farmakologi Edisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai