Disusun Oleh:
1. AGUNG PUJIHARTANTO
2. SITI ROFINGAH
3. R.ROY INDRA S
S1 KEPERAWATAN (TRANSFER)
2017/2018
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Diabetes insipidus adalah kelainan lobus posterior dari kelenjar hipofisis
akibat defisiensi vasopresin yang merupakan hormone anti deuretik/ADH
Diabetes insipidus adalah kegagalan tubuh untuk menyimpan air karena
kekurangan hormon antidiuretik (ADH, vasopresin ), yang disekresikan oleh
ginjal, atau karena ketidakmampuan ginjal untuk berespon pada ADH.
Diabetes insipidus ditandai oleh polidipsi dan poliuria (Nettina M. Sandra,
2001).
Diabetes Mellitus yang lebih umum dikenal masyarakat dari pada
Diabetes Insipidus merupakan dua jenispenyakit yang sangat berbeda.Jika
diabetes insipidus diakibatkan oleh masalah ginjal yang tidak merespon
hormon ADH dan masalah produksi hormon ADH pada hipofisis posterior
sehingg amengakibatkan volume urine yang keluar sanga tbanyak dan urine
berwarna jernih, sedangkan Diabetes Mellitus menyebabkan poliuria melalui
proses diuretik osmosis dimana guladarah tinggi dan terdapa glukosa pada
urine.
Pada Diabetes Insipidus prevalensi yaitu 4/100000 dengan perbandingan
antara laki-laki dan perempuan sama.
Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang disebabkan oeh kekurangan
ADH yang ditandai oleh jumlah urine yang besar. (Purnawan Junadi, 1992).
A. TUJUAN
1. Tujuan umum
Dalam penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu mengenal
dan mengetahui tentang diabetes insipidius dan asuhan keparawatannya
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam penulisan makalah ini adalah
a. Mengatahui idefinisi, penyebab, manifestasi
klinis,klasifikasi,etiologi,manifestasi klinis,penatalaksaan dan
komplikasi diabetes insidius
b. Mengetahui asuahan keprawatan pada pasien diabetes insipidius
BAB II
TEORI DAN KONSEP
A. DEFINISI
B. KLASIFIKASI
Menurut Bethesda, MD (2006) diabetes insipidus di klasifikasikan sebagai
berikut:
1. Diabetes insipidus kranial atau central
Diabetes jenis ini adalah jenis yang paling umum dari diabetes insipidus dan
disebabkan oleh tingkat ADH yang rendah. Diabetes insipidus central
biasanya disebabkan karena penyakit, gangguan atau cedera yang melibatkan
kelenjar pituitari atau hipotalamus. Diabetes ini bisa juga disebabkan oleh
tumor, pembedahan saraf, infeksi atau perdarahan yang mempengaruhi
kemampuan otak untuk mensekresikan vasopresin. Pada pasien dengan
gangguan ini tingkat ADH tidak cukup tinggi untuk mencegah ginjal
mensekresi air dalam jumlah besar.
2. Diabetes insipidus nefrogenik
Diabetes insipidus nefrogenik terjadi ketika kadar ADH dalam tubuh
memadai tetapi ginjal tidak menanggapi hormon dengan benar. Kondisi ini
mungkin disebabkan oleh saluran air yang abnormal ( aquaporins ) di ginjal,
gangguan metabolisme seperti hiperglikemia , atau dengan obat-obat yang
mengurangi ekspresi aquaporins seperti lithium digunakan untuk mengobati
gangguan jiwa bipolar
C.ETIOLOGI
1. Idiopatik, seringkali familial dan merupakan bentuk yang paling umum.
2. Tumor : kraniofaringioma atau tumor sekunder.
3. Pembedahan atau radiasi pada kelenjar hipofisis.
4. Trauma kepala biasanya ringan dan hanya berlangsung sebentar. Jarang
berat dan permanen disertai transaksi tangkai hipofisis disertai fraktur
tengkorak bagian frontal.
5. Granuloma, misalnya sarkoid; atau infeksi, misalnya meningitis basalis.
6. Nefrologis yang berhubungan dengan kegagalan tubulus renalis untuk
berespons terhadap ADH
7. Nefrogenik yang berhubungan dengan obat yang disebabkan oleh berbagai
pengobatan (mis. Litium, demeklosiklin)
Hereditas, dengan gejala-gejala kemungkinan saat lahir (kelainan pada
kelenjar hipofisis) (Baughman, 2012).
1. Diabetes Insipius yang sensitive terhadap vasopressin :
1) Bentuk idiopatik (bentuk nonfamiliar dan familiar)
2) Pascahipofisektomi
3) Trauma (fraktur dasar tulang tengkorak)
4) Tumor (karsinoma metastasis, kraniofaringioma, kista suprasellar,
pinealoma).
5) Granuloma (sarkoid, TB, sifilis):
Infeksi (meningitis, ensefalitis, sindrom Lemdry-Guillain-Barre’s)
Vascular (thrombosis atau oendarahan serebral, ancurisma serebral,
nekrosis postpartum atau sindrom sheehenis)
Mistiositosis (granuloma eosinofilis, penyakir sebuler-christiem
6) Diabetes Insipidus nekrotik yang didapat :
1) Penyakit ginjal kronis (penyakit ginjal polikistis, penyakit
medullary cystic, pielonefritis, obstruksi ureteral, gagal ginjal
lanjut)
2) Gangguan elektrolit (hipotallumia, hyperkalemia)
3) Obat-obatan (litium, demetoheksamid, tolazamid, propoksifen,
glikusid, vinblastine, kalkism)
4) Penyakit sickle-cell
5) Gangguan diet (intake air yang berlebihan, penurunan intake NaCl,
penurunan intake protein.
6) Lain-lain (multiple myeloma, amyloidosis, penyakit sjogren’s
sarkoidosis ) (Fransisca, 2012)
D.EPIDEMIOLOGI
Prevalensi DI yaitu 4/100000 dengan perbandingan antara laki-laki dan
perempuan sama.
1. Usia:
Diabetes insipidus sentral dapat menyerang semua usia kecuali infant
Diabetes insipidus nephrogenic yang diwariskan biasanya Nampak
setelah kelahiran
2. Gender:
Diabetes insipidus sentral menyerang laki-laki dan perempuan dengan
prevalensi yang sama
Diabetes insipidus nephrogenic yang diwariskan merupakan X-linked,
sehingga berefek pada laki-laki, sedangkan pada perempuan dapat
sebagai carrier.
3. Genetics:
Diabetes insipidus sentral yang diwariskan sangat jarang dan
memperlihatkan negative dominan atau resesif pada pola pewarisan
Diabetes insipidus nephrogenic yang diwariskan juga sangat jarang,
tetapi memperlihatkan pola X-linked pada pewarisan
E.FAKTOR RESIKO
1. Faktor genetic
2. Usia
Penyakit diabetes memang banyak menyerang orang yang berumur 40 tahun
keatas.
3. Trauma kepala
Trauma pada bagian kepala dapat menyebabkan kerusakan traumatic pada
hipofisis sehingga meyulitkan penghentian sekresi hormone antidiuretik
(ADH).
4. Operasi otak
Operasi otak dapat menyebabkan komplikasi berupa diabetes insipidus
apabila terjadi cidera/ kerusakan hipotalamus atau kelenjar pituitari.
5. Kelainan ginjal
Pada diabetes insipidus, tubuh mengalami kegagalan untuk menyimpan air
karena kekurangan hormon antidiuretik (vasopressin), yang disekresikan
oleh ginjal, atau karena ketidakmampuan ginjal untuk berespon pada ADH.
6. Obat-obatan ex: lithium
Obat-obatan yang dapat meningkatkan gejala nephrogenic diabetes
insipidus meliputi indomethacin (indocin) dan obat-obatan diuretik
(hydrochlorothiazide atau amiloride).
7. Kurang aktifitas
Pada pasien diabetes insipidus yang kurang melakukan aktiitas fisik maka
akan mengeluarkan kelebihan cairannya melalui kencing. Oleh karena itu,
penderita diabetes disarankan untuk melakukan olahraga secara teratur
dengan cara bertahap sesuai dengan kemampuan. Olahraga yang ideal
adalah yang bersifat aerobik seperti jalan atau lari pagi, bersepeda,
berenang, dan lain sebagainya.
F.MANIFESTASI KLINIS
1. Gejala umum seperti poliuri(haluaran urine harian dalam jumlah yang
sangat banyak dengan urine yang sangat encer) dan polidipsi (rasa
kehausan,4 sampai 40 liter cairan setiap hari,terutama sangat
membutuhkan air yang dingin)
2. Jumlah air yang diminum dan urine output per 24 jam sebanyak 5-10 L
3. Berat jenis urine antara 1,001 – 1,005 dan 50-200 MOSmol kgBB
4. Tidur terganggu karena poliuria dan nokturia
5. Penggantian air yang tidak cukup bias mengakibatkan;
a. Hiperosmolaritas dan gangguan SSP (cepat marah, disorientasi, dan
hipertermia)
b. Hipovolemia, hipotensi, takikardia, mukosa kering, dan turgor kulit
buruk
F.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
A. Kesimpulan
B. Saran
Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak, terutama penulis.
Mohon kritiik dan saran yang membangun demi menyempurnakan laporan ini
dilain kesempatan.
DAFTAR PUSTAKA