Dosen:
Disusun Oleh:
Nandin Ayu Wangi (41035003200040)
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena dengan berkah, rahmat, karunia serta hidayah-Nyalah Kami dapat
menyalesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Mikrobiologi. Untuk itu Kami selaku penyusun sangat berterimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Terutama kepada dosen pengampu Ibu Dra. Ida Adviany, M.P. dan Ir. Lilis
Irmawatie, M.MPd., yang telah memberikan bimbingannya sehingga makalah ini
dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Selaku penyusun Kami sangat mengetahui bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, Kami mohon kritik dan saran yang membangun
agar kami dapat menyusunnya kembali lebih baik dari sebelumnya.Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi kami selaku
penyusun.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iv
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................2
1.3 TUJUAN...........................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1 AGENSI HAYATI............................................................................................3
2.2 KLASIFIKASI BAKTERI..............................................................................4
2.3 MORFOLOGI BAKTERI...............................................................................4
2.4 CARA PERBANYAKAN DAN PEMBUATAN AGENSI HAYATI
POENIBACILLUS POLYMYXA..............................................................................6
2.5 KLASIFIKASI TANAMAN............................................................................9
2.6 MORFOLOGI TUMBUHAN..........................................................................9
2.7 CARA PENGENDALIAN.............................................................................10
KESIMPULAN..............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang dapat melindungi tanaman dari patogen. Hasil uji di BB Biogen
bakteri juga mengandung hormone pengatur gibberellin. (Widarti dan
Sugeng, 2014).
Paenibacillus polymyxa merupakan agen hayati dari jenis bakteri
yang diperoleh secara alami di lapangan. Caranya dengan mengisolasi
daun padi yang sehat diantara daun padi yang terserang penyakit hawar
daun bakteri (BLB). (PPPTP, 2009).
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui potensi bakteri Paenibacillus polymyxa sebagai
agensi hayati pada tanaman padi (Oryza sativa L.)
2. Untuk mengetahui klasifikasi bakteri Paenibacillus polymyxa
3. Untuk mengetahui morfologi bakteri Paenibacillus polymyxa
4. Untuk mengetahui cara perbanyakan bakteri Paenibacillus
polymyxa
5. Untuk mengetahui klasifikasi tanaman padi (Oryza sativa L.)
6. Untuk mengetahui morfologi tanaman padi (Oryza sativa L.)
7. Untuk mengetahui cara pengendalian penyakit hawar daun bakteri
oleh Paenibacillus polymyxa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Jatisari, Karawang pada tahun 1996, atas keprihatinan terhadap
kerusakan, kehilangan hasil oleh penyakit, serta belum adanya sarana
pengendalian yang ramah lingkungan. Bakteri ini dieksplorasi dari
tanaman yang sehat di antara tanaman yang terserang hawar daun
bakteri. Tim agens hayati Balai Besar Peramalan Organisme
Pengganggu Tumbuhan melakukan identifikasi secara morfologi
terhadap bakteri ini dan hasil identifikasi pada saat itu adalah
Corynebacterium sp. (Wayan, 2019).
4
Gambar 2. Bakteri Xanthomonas oryzae
Sumber: Pusppitasari, 2014.
5
daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain. Berdasarkan cara
kerja bakteri Paenibacillus polymyxa maka bakteri Paenibacillus
polymyxa mulai dari dosis 1ml L-1 air dapat menekan perkembangan
penyakit bakteri Xanthomonas campestris pv. oryzae Dye. Dan
konsentrasi Paenibacillus polymyxa yang paling baik menekan
intensitas serangan bakteri Xanthomonas campestris pv. oryzae Dye.
Adalah konsentrasi F (5ml L-1 air). Hal ini diduga bakteri
Paenibacillus polymyxa yang diaplikasikan dapat berkembang pada
tanaman padi tersebut. (Widarti dan Sugeng, 2014).
Pemanfaatan agens hayati seperti Paenibacillus polymyxa, dan lain
sebagainya kini bekembang sangat pesat. Pengembangan dan
perbanyakan agens hayati kini selain dilakukan oleh Laboratorium
Pengamatan Hama Penyakit Tumbuhan (LPHP) yang tersebar di 32
provinsi juga dilakukan oleh Pos Pelayanan Agens Hayati (PPAH) di
level kelompok tani yang tersebar hampir di setiap provinsi di bawah
bimbingan Balai Proteksi /Perlindungan Tanaman Pangan dan
Hortikultura serta dinas pertanian setempat. Biasanya kelompok tani
akan langsung memanfaatkan agens hayati yang mereka buat di lahan
sawah atau pertanaman garapan mereka sendiri. (Lilik, 2020)
Perlakuan benih (perendaman benih) selama 15 menit atau
penyemprotan bibit di persemaian. Penyemprotan Paenibacillus
polymyxa pada taman padi khususnya terhadap penyakit padi (HDB,
Blast, BRS) di lakukan pada umur 14, 28, 42 Hst. Aplikasi agensi
pengendali hayati Paenibacillus polymyxa dapat dicampurkan dengan
perekat, baik perekat sendiri (kanji/tepung ubikayu) atau perekat yang
telah di kios-kios semprotan. Manfaatkan Agens Pengendali Hayati
Paenibacillus plymyxa ini dengan dosis 5 ml per liternya. Ingat bahwa
model yang diterapkan secara preemtif ini mulai dari seleksi benih
sampai umur tanaman 8 Minggu Setelah Tanam (MST). (Saefudin,
2019).
Xanthomonas oryzae pv. oryzae dapat menginfeksi tanaman padi
dari mulai pembibitan sampai panen. Ada du macam gejala penyakit
6
HDB yaitu gejala yang terjadi pada tanaman muda berumur kurang
dari 30 hari setelah tanamn disebut kresek, sedangkan gejala yang
timbul pada tanaman mencapai stadia anakan sampai pemasakan
disebut hawar (blight). Kresek merupakan gejala yang paling merusak
dari penyakit HDB, sementara gejala yang paling umum dijumpai
adalah gejala hawar. Gejala penyakit HDB pada tanaman di
persemaian biasanya dicirikan oleh warna menguning pada tepi daun
yang tidak mudah diamati. Gejala yang ditemukan pada fase
pertumbuhan anakan sampai fase pemasakan adalah gejala hawar
(water soaked) sampai berupa garis kekuningan pada daun bendera.
Gejala mulai tampak pada ujung daun kemudian bertambah lebar,
sampai menyebabkan pinggir daun berombak. Selain itu ditemukan
juga eksudat bakteri berwaran susu atau berupa tetes embun pada daun
muda di pagi hari. Pada stadia perkembangan gejala penyakit lebih
lanjut, luka berubah menjadi kuning memutih. Selanjutnya pada daun
yang terinfeksi parah, warna daun cenderung menjadi abu-abu disertai
dengan muncul jamur saprofit (IRRI,2008).
Bakteri penyebab HDB termasuk bakteri aerobik gram negatif,
berbentuk batang tungga dan jarang berpasangan, berukuran 0,45-0,75
x 0,65-2,1 mikron, bergerak dengan flagel (Ou, 1985), sedangkan
koloninya berwarna kuning (Abadi,2003). Disamping biji dan bibit,
sumber penular Xoo adalah jerami, ratun, dan gulma inang (Wakimoto
dan Mizukami, 1969 dalam Mew et al. 1989). Sel bakteri Xoo tumbuh
dan berkembangbiak sangat cepat. Pada awal pertumbuhannya (dalam
waktu 2-4 hari) baik dalam daun padi varietas tahan maupun rentan,
sel bakteri berkembangbiak dari 103-104 menjadi 107-108 sel/ml.
Selanjutnya, perkembangbiakan Xoo dalam daun varietas tahan lebih
lambat daripada dalam daun varietas rentan. Hal ini sebagai dampak
ketahanan varietas terhadap perkembangan penyakit di lapangan
(Leach et al., 1989).
7
Perbanyakan Paenibacillus polymyxa dengan menggunakan media
cair yaitu EKG (ekstrak kentang dan gula). Bahan yang digunakan
untuk membuat EKG yaitu kentang, guka dan air bersih. Untuk
standarisasi larutan EKG ukuran 1 lt dengan perbandingan bahan 30gr
kentang, 15gr gula pasir dan 1 liter air.
8
Sumber: Bumilestaringawi, 2011.
9
Gambar 4. Perbanyakan Paenibacillus polymyxa
Sumber: Yufalia21, 2012.
Penyakit Hawar Daun Bakteri atau yang dikenal juga dengan Kresek
disebabkan oleh Bakteri Xanthomonas oryzae ditularkan melalui bibit,
jerami, gulma, air sawah, angin. Patogen ini dapat menginfeksi tanaman
padi pada semua fase pertumbuhan tanaman dari mulai persemaian sampai
menjelan panen. Penyebab penyakit (patogen) menginfeksi tanaman padi
pada bagian daun melalui luka daun, stomata, dan merusakan klorofil
daun. Penyakit HDB dapat menyebabkan menurunnya kemampuan
tanaman untuk melakukan fotosintesis. Penyakit ini sering disebut Rain
Borne Disease “Penyakit Terbawa Hujan”. Gejala penyakit Hawar Daun
Bakteri dimulai dari tepi daun berbentuk garis gelombang warna kuning
orange. Apabila serangan berlanjut daun mengering. Serangan yang terjadi
pada awal pertumbuhan akan mengakibatkan tanaman menjadi layu dan
gejala ini disebut Kresek. Serangan pada tanaman dewasa menimbulkan
gejala Hawar (Blight), gejala ini dimulai dari tepi daun, berwarna keabu-
abuan dan lama-lama daun menjadi kering. Serangan terjadi saat
berbunga, proses pengisian gabah menjadi tidak sempurna, menyebabkan
gabah tidak terisi penuh bahkan hampa dan kehilangan hasil mencapai 50
—70%.
Penyebab penyakit Hawar Daun Bakteri sering timbul terutama pada
musim hujan. Pertanaman yang dipupuk Nitrogen (Urea) dengan dosis
tinggi tanpa diimbangi dengan pupuk Kalium menyebabkan tanaman
menjadi lebih rentan terhadap penyakit Hawar Daun Bakteri. Faktor
10
lingkungan dengan kelembaban yang tinggi sangat memacu
perkembangan penyakit HDB.
11
selaput biji, dan endosperm, sedangkan kontaminasi disebabkan oleh
banyaknya kotoran yang tercampur ke dalam benih selama
pemanenan, penjemuran, dan penyimpanan. Pada fase perkecambahan,
benih sangat rentan mengalami tekanan fisiologis, kerusakan secara
mekanis, dan juga rentan terhadap infeksi oleh pathogen (Schmidt,
2000). Infeksi patogen yang tejadi pada benih padi biasanya
dikarenakan karena patogen tersebut sudah ada di dalam benih sejak
awal tanam. Penyakit HDB yang disebabkan oleh Xanthomonas
oryzae pv. oryzae
diindikasikan sebagai penyakit terbawa benih.
12
hawar daun bakteri. Oleh karena itu agar perkembangan penyakit
dapat ditekan dan diperoleh produksi yang tinggi disarankan
menggunakan pupuk N dan K secara berimbang dengan
menghindari pemupukan N terlalu tinggi.
13
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
BBPadi, (2015) Pengendalian Penyakit Kresek dan Hawar Daun Bakteri. Terdapat
di http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/info-berita/info-
teknologi/pengendalian-penyakit-kresek-dan-hawar-daun-bakteri diakses
pada 15 april 2015.
Endang Kantikowati, Ridwan Haris, Karya, Saiful Anwar, (2018). Aplikasi Agen
Hayati (Paenibacillus polymixa) terhadap Penekanan Penyakit Hawar
Daun Bekteri Serta Hasil dan Pertumbuhan Padi Hitam (Oryza sativa)
Var. Lokal. http://journal.unwim.ac.id/index.php/paspalum Vol. 6 No. 2
Ronny Rianto, S.Si. & Nurbayana, S.P, (2020). Kementan Pengendalian OPT
Ramah Lingkungan Gunakan Agens Hayati. terdapat di
http://ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/index.php/berita/131 diakses
pada 4 september 2020.
Balai Penyuluhan Pertanian, (2019). Mengenal Hawar Daun Bakteri Pada Padi.
Terdapat di https://dispaperta.batangkab.go.id/main/tampil_berita/430
diakses pada 25 juni 2019.
15
Melissa Syamsiah, S.Pd., M.Si (2013). Efektifitas Aplikasi Paenibacillus
Polymyxa Dalam Pengendalian Penyakit Hawar Daun Bakteri Pada
Tanaman Padi Varietas Mekongga.
16