Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MIKROBIOLOGI

BAKTERI Paenibacillus polymyxa

SEBAGAI AGENSI HAYATI PENGENDALI PENYAKIT HDB (HAWAR


DAUN BAKTERI) PADA TANAMAN PADI (Oryza Sativa L.)

Dosen:

Dra. Ida Adviany, M.P

Ir. Lilis Irmawatie, M.MPd.

Disusun Oleh:
Nandin Ayu Wangi (41035003200040)

Jurusan Agroteknologi /Fakultas Pertanian


Universitas Islam Nusantara
2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena dengan berkah, rahmat, karunia serta hidayah-Nyalah Kami dapat
menyalesaikan makalah ini.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Mikrobiologi. Untuk itu Kami selaku penyusun sangat berterimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Terutama kepada dosen pengampu Ibu Dra. Ida Adviany, M.P. dan Ir. Lilis
Irmawatie, M.MPd., yang telah memberikan bimbingannya sehingga makalah ini
dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.

Selaku penyusun Kami sangat mengetahui bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, Kami mohon kritik dan saran yang membangun
agar kami dapat menyusunnya kembali lebih baik dari sebelumnya.Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi kami selaku
penyusun.

Bandung, maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iv
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................2
1.3 TUJUAN...........................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1 AGENSI HAYATI............................................................................................3
2.2 KLASIFIKASI BAKTERI..............................................................................4
2.3 MORFOLOGI BAKTERI...............................................................................4
2.4 CARA PERBANYAKAN DAN PEMBUATAN AGENSI HAYATI
POENIBACILLUS POLYMYXA..............................................................................6
2.5 KLASIFIKASI TANAMAN............................................................................9
2.6 MORFOLOGI TUMBUHAN..........................................................................9
2.7 CARA PENGENDALIAN.............................................................................10
KESIMPULAN..............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13

iii
DAFTAR GAMBAR

Nomor judul Halaman

1. Bakteri Paenibacillus polymyxa ……………………………………4


2. Isolate Paenibacillus polymyxa……………………...………………7
3. Inkubasi Paenibacillus polymyxa…………………………………...7
4. Perbanyakan Paenibacillus polymyxa………………………………8
5. Hawar daun bakteri………………………………………………….9

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Padi (Oryza sativa L.) di Indonesia merupakan komoditas strategis
yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi
dan budaya serta politik. Hingga saat ini padi atau beras masih
berperan sebagai pangan utama dan bahkan sebagai sumber
perekonomian sebagian besar penduduk di pedesaan (Mahmud dan
Farida, 1995).
Penyakit yang sering menyerang tanaman padi diantaranya adalah
hawar daun bakteri atau bacterial leaf blight (BLB). Penyakit ini
tersebar luas di pertanaman padi sawah dan bisa menurunkan hasil
36% sampai 60%, tergantung tingkat kerusakannya. Penyakit ini pada
umumnya terjadi pada musim hujan atau musim kemarau yang basah,
terutama pada lahan sawah yang selalu tergenang dengan pemupukan
N yang tinggi (BPTPH, 2007).
Hawar daun bakteri adalah salah satu penyakit yang menyerang
tanaman padi dan penyebabnya adalah bakteri Xanthomonas
campestris pv. oryzae Dye, yang dapat menginfeksi tanaman padi pada
berbagai stadium pertumbuhan. Gejala penyakit ini dapat dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu gejala layu (kresek) pada tanaman muda atau
tanaman dewasa yang rentan, gejala hawar dan gejala daun kuning
pucat (BPTPH, 2007).
Paenibacillus polymyxa merupakan bakteri non patogen yang
menguntungkan dibidang kesehatan dan lingkungan. Bakteri ini
penghasil antibiotik polomiksin. Antibiotik merupakan zat yang
dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai daya hambat
terhadap kegiatan mikroorganisme lain di bidang pertanian,
Paenibacillus polymyxa dapat ditemukan di tanah dan tanaman.
Bakteri ini mampu mengikat nitrogen. Biofilms dari Paenibacillus
polymyxa menunjukkan produksi eksopolysakarida pada akar tanaman

1
yang dapat melindungi tanaman dari patogen. Hasil uji di BB Biogen
bakteri juga mengandung hormone pengatur gibberellin. (Widarti dan
Sugeng, 2014).
Paenibacillus polymyxa merupakan agen hayati dari jenis bakteri
yang diperoleh secara alami di lapangan. Caranya dengan mengisolasi
daun padi yang sehat diantara daun padi yang terserang penyakit hawar
daun bakteri (BLB). (PPPTP, 2009).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah bakteri Paenibacillus polymyxa dapat berperan sebagai
agensi hayati pada tanaman padi?
2. Bagaimana klasifikasi bakteri Paenibacillus polymyxa?
3. Bagaimana morfologi bateri Paenibacillus polymyxa?
4. Bagaimana cara perbanyakan bakteri Paenibacillus polymyxa?
5. Bagaimana klasifikasi tanaman padi (Oryza sativa L.)
6. Bagaimana morfologi tanaman padi (Oryza sativa L.)
7. Bagaimana cara pengendalian penyakit hawar daun bakteri oleh
Paenibacillus polymyxa?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui potensi bakteri Paenibacillus polymyxa sebagai
agensi hayati pada tanaman padi (Oryza sativa L.)
2. Untuk mengetahui klasifikasi bakteri Paenibacillus polymyxa
3. Untuk mengetahui morfologi bakteri Paenibacillus polymyxa
4. Untuk mengetahui cara perbanyakan bakteri Paenibacillus
polymyxa
5. Untuk mengetahui klasifikasi tanaman padi (Oryza sativa L.)
6. Untuk mengetahui morfologi tanaman padi (Oryza sativa L.)
7. Untuk mengetahui cara pengendalian penyakit hawar daun bakteri
oleh Paenibacillus polymyxa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 AGENSI HAYATI


Pengertian agens hayati menurut FAO (1988) adalah
mikroorganisme, baik yang terjadi secara alami seperti bakteri,
cendawan, virus dan protozoa, maupun hasil rekayasa genetik
(genetically modified microorganisms) yang digunakan untuk
mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Pengertian
ini hanya mencakup mikroorganisme, padahal agens hayati tidak
hanya meliputi mikroorganisme, tetapi juga organisme yang ukurannya
lebih besar dan dapat dilihat secara kasat mata seperti predator atau
parasitoid untuk membunuh serangga. Dengan demikian, pengertian
agens hayati perlu dilengkapi dengan kriteria menurut FAO (1997),
yaitu organisme yang dapat berkembang biak sendiri seperti parasitoid,
predator, parasit, artropoda pemakan tumbuhan, dan patogen.
Lebih jauh, jika diperhatikan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
411 tahun 1995 tentang pengertian agens hayati maka maknanya
menjadi lebih sempurna lagi, yaitu setiap organisme yang meliputi
spesies, subspesies, varietas, semua jenis serangga, nematoda,
protozoa, cendawan (fungi), bakteri, virus, mikoplasma, serta
organisme lainnya dalam semua tahap perkembangannya yang dapat
dipergunakan untuk keperluan pengendalian hama dan penyakit atau
organisme pengganggu, proses produksi, pengolahan hasil pertanian,
dan berbagai keperluan lainnya (Menteri Pertanian RI, 1995). Definisi
terakhir mempunyai pengertian bahwa agens hayati tidak hanya
digunakan untuk mengendalikan OPT, tetapi juga mencakup
pengertian penggunaannya untuk mengendalikan jasad pengganggu
pada proses produksi dan pengolahan hasil pertanian.
Bakteri Paenibacillus polymyxa merupakan hasil eksplorasi tim
agens hayati Balai Besar Peramalan Organisme Penganggu Tumbuhan,

3
Jatisari, Karawang pada tahun 1996, atas keprihatinan terhadap
kerusakan, kehilangan hasil oleh penyakit, serta belum adanya sarana
pengendalian yang ramah lingkungan. Bakteri ini dieksplorasi dari
tanaman yang sehat di antara tanaman yang terserang hawar daun
bakteri. Tim agens hayati Balai Besar Peramalan Organisme
Pengganggu Tumbuhan melakukan identifikasi secara morfologi
terhadap bakteri ini dan hasil identifikasi pada saat itu adalah
Corynebacterium sp. (Wayan, 2019).

2.2 KLASIFIKASI BAKTERI

Gambar1. Bakteri Paenibacillus polymyxa


Sumber: Microbiolab, 2014.
 Klasifikasi ilmiah Paenibacillus polymyxa (Ash et al., 1994)
Kingdom : Bacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Bacillales
Genus : Paenibacillus
Spesies : Paenibacillus polymyxa

4
Gambar 2. Bakteri Xanthomonas oryzae
Sumber: Pusppitasari, 2014.

 Klasifikasi ilmiah Xanthomonas oryzae


Kingdom : Prokaryoteae
Filum : Bacteria
Kelas : Proteobacteria
Suku : Pseudomonadaceae
Marga : Xanthomonas
Spesies : Xanthomonas oryzae (EPPO,2007).

2.3 MORFOLOGI BAKTERI


Bakteri Paenibacillus polymixa merupakan bakteri antagonis yang
secara morfologi dapat dikenal dari bentuk elevasi cembung dengan
warna coklat susu keruh. Bakteri ini dapat digunakan untuk
mengendalikan beberapa jenis penyakit baik pada tanaman pangan dan
hortikultura (Retnowati dkk, 2007). Paenibacillus polymixa
merupakan bakteri non patogen yang menguntungkan di bidang
kesehatan dan lingkungan. Bakteri ini dapat menghasilkan antibiotic
polimiksin. Bakteri ini mampu mengikat Nitrogen. Biofilms dari
bakteri ini menunjukkan produksi eksopolisakarida pada akar tanaman
yang dapat melindungi dari patogen. Hasil Uji BB Biogen, bakteri ini
juga mengandung hormon gibberellin (Widarti dan Sugeng, 2014).
Antibiosis adalah bakteri Paenibacillus polymyxa yang
mengeluarkan racun (Antibiotik) berupa polimiksin yang mempunyai

5
daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain. Berdasarkan cara
kerja bakteri Paenibacillus polymyxa maka bakteri Paenibacillus
polymyxa mulai dari dosis 1ml L-1 air dapat menekan perkembangan
penyakit bakteri Xanthomonas campestris pv. oryzae Dye. Dan
konsentrasi Paenibacillus polymyxa yang paling baik menekan
intensitas serangan bakteri Xanthomonas campestris pv. oryzae Dye.
Adalah konsentrasi F (5ml L-1 air). Hal ini diduga bakteri
Paenibacillus polymyxa yang diaplikasikan dapat berkembang pada
tanaman padi tersebut. (Widarti dan Sugeng, 2014).
Pemanfaatan agens hayati seperti Paenibacillus polymyxa, dan lain
sebagainya kini bekembang sangat pesat. Pengembangan dan
perbanyakan agens hayati kini selain dilakukan oleh Laboratorium
Pengamatan Hama Penyakit Tumbuhan (LPHP) yang tersebar di 32
provinsi juga dilakukan oleh Pos Pelayanan Agens Hayati (PPAH) di
level kelompok tani yang tersebar hampir di setiap provinsi di bawah
bimbingan Balai Proteksi /Perlindungan Tanaman Pangan dan
Hortikultura serta dinas pertanian setempat. Biasanya kelompok tani
akan langsung memanfaatkan agens hayati yang mereka buat di lahan
sawah atau pertanaman garapan mereka sendiri. (Lilik, 2020)
Perlakuan benih (perendaman benih) selama 15 menit atau
penyemprotan bibit di persemaian. Penyemprotan Paenibacillus
polymyxa pada taman padi khususnya terhadap penyakit padi (HDB,
Blast, BRS) di lakukan pada umur 14, 28, 42 Hst. Aplikasi agensi
pengendali hayati Paenibacillus polymyxa dapat dicampurkan dengan
perekat, baik perekat sendiri (kanji/tepung ubikayu) atau perekat yang
telah di kios-kios semprotan. Manfaatkan Agens Pengendali Hayati
Paenibacillus plymyxa ini dengan dosis 5 ml per liternya. Ingat bahwa
model yang diterapkan secara preemtif ini mulai dari seleksi benih
sampai umur tanaman 8 Minggu Setelah Tanam (MST). (Saefudin,
2019).
Xanthomonas oryzae pv. oryzae dapat menginfeksi tanaman padi
dari mulai pembibitan sampai panen. Ada du macam gejala penyakit

6
HDB yaitu gejala yang terjadi pada tanaman muda berumur kurang
dari 30 hari setelah tanamn disebut kresek, sedangkan gejala yang
timbul pada tanaman mencapai stadia anakan sampai pemasakan
disebut hawar (blight). Kresek merupakan gejala yang paling merusak
dari penyakit HDB, sementara gejala yang paling umum dijumpai
adalah gejala hawar. Gejala penyakit HDB pada tanaman di
persemaian biasanya dicirikan oleh warna menguning pada tepi daun
yang tidak mudah diamati. Gejala yang ditemukan pada fase
pertumbuhan anakan sampai fase pemasakan adalah gejala hawar
(water soaked) sampai berupa garis kekuningan pada daun bendera.
Gejala mulai tampak pada ujung daun kemudian bertambah lebar,
sampai menyebabkan pinggir daun berombak. Selain itu ditemukan
juga eksudat bakteri berwaran susu atau berupa tetes embun pada daun
muda di pagi hari. Pada stadia perkembangan gejala penyakit lebih
lanjut, luka berubah menjadi kuning memutih. Selanjutnya pada daun
yang terinfeksi parah, warna daun cenderung menjadi abu-abu disertai
dengan muncul jamur saprofit (IRRI,2008).
Bakteri penyebab HDB termasuk bakteri aerobik gram negatif,
berbentuk batang tungga dan jarang berpasangan, berukuran 0,45-0,75
x 0,65-2,1 mikron, bergerak dengan flagel (Ou, 1985), sedangkan
koloninya berwarna kuning (Abadi,2003). Disamping biji dan bibit,
sumber penular Xoo adalah jerami, ratun, dan gulma inang (Wakimoto
dan Mizukami, 1969 dalam Mew et al. 1989). Sel bakteri Xoo tumbuh
dan berkembangbiak sangat cepat. Pada awal pertumbuhannya (dalam
waktu 2-4 hari) baik dalam daun padi varietas tahan maupun rentan,
sel bakteri berkembangbiak dari 103-104 menjadi 107-108 sel/ml.
Selanjutnya, perkembangbiakan Xoo dalam daun varietas tahan lebih
lambat daripada dalam daun varietas rentan. Hal ini sebagai dampak
ketahanan varietas terhadap perkembangan penyakit di lapangan
(Leach et al., 1989).

2.4 CARA PERBANYAKAN DAN PEMBUATAN AGENSI HAYATI


POENIBACILLUS POLYMYXA

7
Perbanyakan Paenibacillus polymyxa dengan menggunakan media
cair yaitu EKG (ekstrak kentang dan gula). Bahan yang digunakan
untuk membuat EKG yaitu kentang, guka dan air bersih. Untuk
standarisasi larutan EKG ukuran 1 lt dengan perbandingan bahan 30gr
kentang, 15gr gula pasir dan 1 liter air.

 Cara membuat EKG


1. Pilih kentang yang baik, segar dan sehat.
2. Kupas kentang, kemudian cuci bersih dan iris tipis atau
dipotong dadu, irisan kentang dimasukan kedalam dandang
yang telah diisi air.
3. Rebus irisan kentang sampai empuk (20 menit)
4. Saring rebusan kentang dan ambil ekstraknya (air rebusan
kentang).
5. Campurkan ekstrak kentang dengan gula pasir dan diaduk,
kemudian masak dengan api kecil sampai gulanya larut.
Hasilnya menjadi media EKG (ekstrak kentang gula).
6. Dinginkan EKG, kemudian masukan ke dalam jerigen untuk
proses fermentasi.
7. Siapkan isolate Paenibacillus polymyxa untuk inokulasi dan
proses inkubasi

 Proses perbanyakan Paenibacillus polymyxa

Gambar 3. Isolate Paenibacillus polymyxa

8
Sumber: Bumilestaringawi, 2011.

Setelah dingin masukan isolate Paenobacillus polymyxa atau biang


agensi hayati Paenibacillus polymyxa. Perbandingan laturan EKG
dengan isolate Paenibacillus polymyxa adalah 5liter untuk 1 tabung
reaksi (test tube) isolate paenibacillus polymyxa. Perbanyakan melalui
cara diinkubasi dengan penambahan/pengaliran udara (ada oksigen).
Dari aerator udara di alirkan melalui selang plstik, masuk ke botol
KMnO₄ (agar steril) diteruskan ke botol berisi glass wall (berisi kapas)
agar tidak ada percikan air KMnO₄ dan aliran udara diteruskan masuk
ke media EKG yang telah diisi isolate.

Gambar 4. Inkubasi Paenibacillus polymyxa


Sumber: PPAH kuningan, 2011.

Rangkaian perbanyakan/inkubasi Paenibacillus polymyxa


1. Aerator
2. Cairan KMnO₄
3. Glass wall
4. Larutan EKG dan isolate
5. Control air steril
Perbanyakan agens antagonis Paenibacillus polymyxa dengan
proses tersebut memerlukan waktu selama 14 hari sudah siap
digunakan. Prakteknya mudah dilakukan.

9
Gambar 4. Perbanyakan Paenibacillus polymyxa
Sumber: Yufalia21, 2012.

Penyakit Hawar Daun Bakteri atau yang dikenal juga dengan Kresek
disebabkan oleh Bakteri Xanthomonas oryzae ditularkan melalui bibit,
jerami, gulma, air sawah, angin. Patogen ini dapat menginfeksi tanaman
padi pada semua fase pertumbuhan tanaman dari mulai persemaian sampai
menjelan panen. Penyebab penyakit (patogen) menginfeksi tanaman padi
pada bagian daun melalui luka daun, stomata, dan merusakan klorofil
daun. Penyakit HDB dapat menyebabkan menurunnya kemampuan
tanaman untuk melakukan fotosintesis. Penyakit ini sering disebut Rain
Borne Disease “Penyakit Terbawa Hujan”. Gejala penyakit Hawar Daun
Bakteri dimulai dari tepi daun berbentuk garis gelombang warna kuning
orange. Apabila serangan berlanjut daun mengering. Serangan yang terjadi
pada awal pertumbuhan akan mengakibatkan tanaman menjadi layu dan
gejala ini disebut Kresek. Serangan pada tanaman dewasa menimbulkan
gejala Hawar (Blight), gejala ini dimulai dari tepi daun, berwarna keabu-
abuan dan lama-lama daun menjadi kering. Serangan terjadi saat
berbunga, proses pengisian gabah menjadi tidak sempurna, menyebabkan
gabah tidak terisi penuh bahkan hampa dan kehilangan hasil mencapai 50
—70%.
Penyebab penyakit Hawar Daun Bakteri sering timbul terutama pada
musim hujan. Pertanaman yang dipupuk Nitrogen (Urea) dengan dosis
tinggi tanpa diimbangi dengan pupuk Kalium menyebabkan tanaman
menjadi lebih rentan terhadap penyakit Hawar Daun Bakteri. Faktor

10
lingkungan dengan kelembaban yang tinggi sangat memacu
perkembangan penyakit HDB.

2.5 KLASIFIKASI TANAMAN

Gambar 5. Hawar Daun Bakteri.


Sumber: maulzxxx, 2011.

Menurut Tjitrosoepomo (2004), klasifikasi ilmiah tanaman padi


adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub- Divisi : Angiospemae
Ordo : Poales
Famili : Graminae (Poaceae)
Sub-Famili : Pooideae
Genus : Oryzae
Spesies : Oryza sativa

2.6 MORFOLOGI TUMBUHAN


Penggunaan benih bermutu merupakan komponen penting dalam
pelaksanaan budidaya tanaman padi yang dapat menjamin
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang baik dengan hasil
panen yang tinggi. Kadar air yang tinggi pada tanaman dapat
menyebabkan benih mudah terinfeksi oleh patogen, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya penyakit. Agarwal dan Sinclair (1987)
menyatakan bahwa bakteri patogen dapat berada dalam benih melalui
cara infeksi atau kontaminasi. Infeksi benih dapat melalui embrio,

11
selaput biji, dan endosperm, sedangkan kontaminasi disebabkan oleh
banyaknya kotoran yang tercampur ke dalam benih selama
pemanenan, penjemuran, dan penyimpanan. Pada fase perkecambahan,
benih sangat rentan mengalami tekanan fisiologis, kerusakan secara
mekanis, dan juga rentan terhadap infeksi oleh pathogen (Schmidt,
2000). Infeksi patogen yang tejadi pada benih padi biasanya
dikarenakan karena patogen tersebut sudah ada di dalam benih sejak
awal tanam. Penyakit HDB yang disebabkan oleh Xanthomonas
oryzae pv. oryzae
diindikasikan sebagai penyakit terbawa benih.

2.7 CARA PENGENDALIAN


1. Teknik Budidaya

Penanaman Benih dan bibit sehat. Mengingat patogen penyakit


HDB dapat tertular melalui benih maka sangat dianjurkan
pertanaman yang terinfeksi penyakit HDB tidak digunakan sebagai
benih. Bibit yang sudah terinfeksi /bergejala penyakit HDB
sebaiknya tidak ditanam.

2. Cara tanam. Untuk memberikan kondisi lingkungan yang kurang


mendukung terhadap perkembangan penyakit HDB sangat
dianjurkan tanam dengan system Legowo dan menggunakan
system pengairan secara berselang (intermitten irrigation). Sistem
tersebut akan mengurangi kelembaban disekitar kanopi
pertanaman, mengurangi terjadinya embun dan air gutasi dan
gesekan daun antar tanaman sebagai media penularan pathogen.

3. Pemupukan. Pupuk Nitrogen berkorelasi positif dengan keparahan


penyakit HDB. Artinya pertanaman yang dipupuk Nitrogen dengan
dosis tinggi menyebabkan tanaman menjadi lebih rentan dan
keparahan penyakit lebih tinggi. Sebaliknya dengan pupuk Kalium
menyebabkan tanaman menjadi lebih tahan terhadap penyakit

12
hawar daun bakteri. Oleh karena itu agar perkembangan penyakit
dapat ditekan dan diperoleh produksi yang tinggi disarankan
menggunakan pupuk N dan K secara berimbang dengan
menghindari pemupukan N terlalu tinggi.

4. Sanitasi lingkungan. Mengingat pathogen dapat bertahan pada


inang alternative dan sisa-sisa tanaman maka sanitasi lingkungan
sawah dengan menjaga kebersihan sawah dari gulma yang
mungkin menjadi inang alternative dan membersihkan sisa-sisa
tanaman yang terinfeksi merupakan usaha yang sangat dianjurkan.

5. Pencegahan. Untuk daerah endemik penyakit HDB disarankan


menanam varietas padi yang memiliki ketahanan terhadap penyakit
HDB. Pencegahan penyebaran penyakit perlu dilakukan dengan
cara antara lain tidak menanam benih yang berasal dari pertanaman
yang terserang penyakit, mencegah terjadinya infeksi bibit melalui
luka dengan tidak melakukan pemotongan bibit dan
menghindarkan pertanaman dari naungan.

13
KESIMPULAN

Bakteri Paenibacillus polymyxa merupakan hasil eksplorasi tim agens


hayati Balai Besar Peramalan Organisme Penganggu Tumbuhan, Jatisari,
Karawang pada tahun 1996, atas keprihatinan terhadap kerusakan, kehilangan
hasil oleh penyakit, serta belum adanya sarana pengendalian yang ramah
lingkungan. Bakteri ini dieksplorasi dari tanaman yang sehat di antara tanaman
yang terserang hawar daun bakteri. Paenibacillus polymixa merupakan bakteri
non patogen yang menguntungkan di bidang kesehatan dan lingkungan. Bakteri
ini dapat menghasilkan antibiotik polimiksin.Bakteri ini mampu mengikat
Nitrogen.
Penyakit Hawar Daun Bakteri atau yang dikenal juga dengan Kresek
disebabkan oleh Bakteri Xanthomonas oryzae ditularkan melalui bibit, jerami,
gulma, air sawah, angin. Patogen ini dapat menginfeksi tanaman padi pada semua
fase pertumbuhan tanaman dari mulai persemaian sampai menjelan panen.
Penyebab penyakit (patogen) menginfeksi tanaman padi pada bagian daun melalui
luka daun, stomata, dan merusakan klorofil daun. Penyakit HDB dapat
menyebabkan menurunnya kemampuan tanaman untuk melakukan fotosintesis.
Penyebab penyakit Hawar Daun Bakteri sering timbul terutama pada musim
hujan. Pertanaman yang dipupuk Nitrogen (Urea) dengan dosis tinggi tanpa
diimbangi dengan pupuk Kalium menyebabkan tanaman menjadi lebih rentan
terhadap penyakit Hawar Daun Bakteri. Faktor lingkungan dengan kelembaban
yang tinggi sangat memacu perkembangan penyakit HDB.

14
DAFTAR PUSTAKA

BBPadi, (2015) Pengendalian Penyakit Kresek dan Hawar Daun Bakteri. Terdapat
di http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/info-berita/info-
teknologi/pengendalian-penyakit-kresek-dan-hawar-daun-bakteri diakses
pada 15 april 2015.

Endang Kantikowati, Ridwan Haris, Karya, Saiful Anwar, (2018). Aplikasi Agen
Hayati (Paenibacillus polymixa) terhadap Penekanan Penyakit Hawar
Daun Bekteri Serta Hasil dan Pertumbuhan Padi Hitam (Oryza sativa)
Var. Lokal. http://journal.unwim.ac.id/index.php/paspalum Vol. 6 No. 2

Ovy Erfandari, (2016). Pengendalian Penyakit Hawar Daun Bakteri Patotipe Iv


Dengan Bakteri Paenibacillus polymyxa dan Pseudomonas fluorescens
Pada Tanaman Padi.

Ronny Rianto, S.Si. & Nurbayana, S.P, (2020). Kementan Pengendalian OPT
Ramah Lingkungan Gunakan Agens Hayati. terdapat di
http://ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/index.php/berita/131 diakses
pada 4 september 2020.

Nuansata, (2020). Hawar Daun Bakteri dan pengendaliannya dengan


Paenibacillus Polymyxa terdapat di https://nuansatani.com/hawar-daun-
bakteri-dan-pengendalian-nya/ diakses 11 agustus 2020.

Balai Penyuluhan Pertanian, (2019). Mengenal Hawar Daun Bakteri Pada Padi.
Terdapat di https://dispaperta.batangkab.go.id/main/tampil_berita/430
diakses pada 25 juni 2019.

Jamilatur Rohmah, A. (2020). Pengaruh Aplikasi Pengendali Hayati


Paenibacillus polymyxa terhadap Penyakit Hawar Daun pada Tanaman
Padi di BBPOPT Jatisari Karawang.

15
Melissa Syamsiah, S.Pd., M.Si (2013). Efektifitas Aplikasi Paenibacillus
Polymyxa Dalam Pengendalian Penyakit Hawar Daun Bakteri Pada
Tanaman Padi Varietas Mekongga.

Udin abay (2019). Efektif Mengatasi Penyakit Padi, Kementan Kenalkan


Pengendali Hayati. Terdapat di
https://www.swadayaonline.com/artikel/4345/Efektif-Mengatasi-Penyakit-
Padi-Kementan-Kenalkan-Pengendali-Hayati/ diakses 8 oktober 2019.

Encyclopedia of life. Xanthomonas oryzae. http://content61.eol.org/


content/2012/02/21/00/62021_580_360.jpg. Diakses 27 Desember 2012.

EPPO. 2007. Xanthomonas oryzae. European and Mediterranean plant-Protection


Organization. Bulletin OEPP/EPPO 37: 543-553.

16

Anda mungkin juga menyukai