PROPOSAL PENELITIAN
AQUA RESEARCHER
Diusulkan Oleh:
Aulia Fattah Noor Fauzi; L1B020051
PURWOKERTO
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Tujuan Penelitian ............................................................................. 2
1.3. Hipotesis ............................................................................................ 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Udang Vanname ............................................................................... 3
2.2. Bakteri Vibrio parahaemolitycus ................................................... 4
2.3. Sinbiotik ............................................................................................ 5
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian......................................................... 7
3.2. Prosedur Penelitian ......................................................................... 7
3.3. Rancangan Penelitian...................................................................... 8
3.4. Analisis Data .................................................................................... 9
BAB 4. BIAYA DAN TIMELINE KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya ................................................................................ 10
4.2. Timeline Kegiatan ............................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12
LAMPIRAN .................................................................................................... 15
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Udang Vanname (L. Vannamei) .................................................... 3
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Analisis Data ...................................................................................... 9
Tabel 2. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya .............................................. 10
iv
1
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
terhadap patogen. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mencegah serangan
penyakit pada udang dengan memanfaatkan sinbiotik yang tersusun dari prebiotik
dan probiotik. Prebiotik merupakan opsi alternatif yang lebih aman daripada
antibiotik. Prebiotik merupakan bahan pangan atau karbohidrat yang tidak dapat
dicerna dan bermanfaat bagi mikroflora usus, karena merangsang pertumbuhan
bakteri yang menghuni usus besar. Sedangkan, probiotik adalah kelompok
mikroorganisme non patogen yang memberikan manfaat bagi kesehatan saluran
pencernaan inangnya. Pada saluran pencernaan, prebiotik berperan sebagai sumber
nutrisi bagi pertumbuhan bakteri probiotik, menjaga kesehatan saluran pencernaan,
dan mendukung sistem kekebalan serta pertumbuhan udang (Puspaningtyas et al.,
2019). Salah satu bakteri yang dapat digunakan sebagai probiotik yaitu
Lactobacillus sp. yang mengandung bakteri asam laktat. Akan tetapi, Lactobacillus
sp akan lebih baik pertumbuhannya apabila sumber nutrient yang ada tercukupi.
Nutrien yang dibutuhkkan lactobacillus dapat berasal dari prebitoik yang
mengandung karbohidrat tinggi. Kandungan karbohidrat yang tinggi dapat
ditemukan dalam umbi-umbian, salahs atunya adalah ubi jalar. Ubu Jalar memiliki
kandungan oligosakarida yang berpotensi memberikan nutrisi bagi mikroba usus
yang menguntungkan. Penelitian yang dilakukan mengungkapkan bahwa ekstrak
serat ubi jalar (ESU) terbukti mengandung Frukto-Oligosakarida (FOS) dan
Raffinosa serta mampu meningkatkan imunitas dan meningkatkan komposisi
bakteri menguntungkan Bifidobacterium sp. dan Lactobacillus sp (Tei & Siti
Aslamyah, 2019).
BAB 2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Udang Vanname (L. vanname)
Kingdom : Animalia
Filum : Artrhopoda
Kelas : Malascostraca
Ordo : Decapoda
Sub ordo : Dendrobrachiata
Famili : Penaeidae
Genus : Litopenaeus
Spesies : L. Vannamei
Udang vaname memiliki struktur tubuh yang terbagi menjadi dua bagian,
yaitu chepalothorax dan abdomen. Tubuhnya terdiri dari 20 ruas yang membentuk
bagian-bagian ini. Chepalothorax, yang terdiri dari 14 ruas, dan 6 segmen berada
pada abdomen. Bagian chepalothorax dilindungi oleh karapas yang kuat dan tebal.
Pada bagian kepala, terdapat antennulue, antenna, mandibula, dan maxillae, serta
tiga pasang maxiliped dan lima pasang kaki jalan (peripoda), yang juga dikenal
sebagai kaki sepuluh (Asriani, 2022). Di bagian abdomen, terdapat 6 segmen yang
dilengkapi dengan lima pasang kaki renang dan sepasang uropoda (mirip ekor) yang
membentuk kipas bersama-sama dengan telson. Ukuran udang vaname dapat
mencapai panjang total 24 cm untuk betina dan 20 cm untuk jantan, dengan warna
tubuh putih berbintik kemerahan, transparan (bening), dan memiliki kulit yang licin
dan halus (Nadhif, 2016).
2.1.2. Habitat dan Siklus Hidup
Udang vaname dapat ditemukan di perairan lepas atau lautan Pasifik, dengan
kedalaman sekitar 70-72 meter (235 kaki). Udang ini cenderung mendiami daerah
4
dasar perairan yang berlumpur. Pola hidup udang vaname adalah katadromus, yang
berarti mereka menghabiskan dua fase hidup di lingkungan yang berbeda. Udang
dewasa melakukan pemijahan di laut terbuka. Setelah menetas, larva dan yuwana
udang vaname bermigrasi ke daerah pesisir pantai atau hutan bakau yang sering
disebut daerah estuarine sebagai tempat penumbuhan. Setelah mencapai
kedewasaan, mereka kembali bermigrasi ke laut untuk melakukan pemijahan dan
perkembangan gonad (Nadhif, 2016).
cepat, terjadi optimal pada suhu 37°C, dan memiliki waktu generasi sekitar 9-10
menit. Vibrio parahaemolyticus dapat menyebabkan penyakit septikemia pada
udang budidaya dalam fase larva dan postlarva. Bakteri ini dapat menyebabkan lisis
pada sel-sel darah inang yang terinfeksi (Oktavianus, 2013).
Keberadaan Vibrio parahaemolyticus dalam lingkungan perairan dan produk
perikanan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti musim, lokasi, polutan, jenis
sampel, dan metode analisis. Salah satu faktor penting yang mengontrol tingkat
keberadaan Vibrio parahaemolyticus adalah suhu perairan. Pada suhu perairan
antara 10 hingga 30°C, jumlah Vibrio parahaemolyticus akan mengalami
peningkatan (Evan et al., 2021). Vibrio parahaemolyticus dapat bertahan hidup di
berbagai biota perairan seperti plankton, kerangka, krustasea, dan ikan, serta di
sedimen selama musim dingin. Namun, saat suhu meningkat pada awal musim
panas, bakteri ini akan terlepas kembali ke perairan dengan lebih aktif (Azwansyah,
2022).
2.3. Sinbiotik
Penggunaan sinbiotik, yaitu kombinasi probiotik dan prebiotik, telah
dianggap sebagai strategi pengendalian biologis yang efektif dalam praktik
akuakultur untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan terhadap penyakit.
Sinbiotik bertujuan untuk mendukung kelangsungan hidup dan pertumbuhan
bakteri yang menguntungkan dalam saluran pencernaan makhluk hidup, sehingga
dapat mencegah timbulnya infeksi penyakit pada lingkungan budidaya udang
(Cerezuela et al., 2011). Penelitian tentang sinbiotik telah menunjukkan berbagai
keuntungan dalam penggunaannya, termasuk peningkatan laju pertumbuhan,
konversi pakan yang lebih baik, dan peningkatan kondisi tubuh inang. Dengan
menggabungkan probiotik dan prebiotik secara sinergis, sinbiotik menjadi
suplemen gizi yang sangat berharga dalam meningkatkan produktivitas dan
kesehatan udang dalam sistem budidaya(Ramadhani et al., 2017).
2.3.1. Prebiotik (Tepung Ubi Jalar)
Ubi jalar merupakan salah satu jenis umbi-umbian yang sangat populer dan
banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Di antara berbagai jenis ubi jalar,
terdapat ubi jalar ungu yang memiliki kandungan oligosakarida yang berpotensi
sebagai prebiotik. Berdasarkan hasil penelitian Tei & Siti Aslamyah (2019),
oligosakarida yang diperoleh dari ekstrak tepung ubi jalar memiliki kemampuan
terbaik dalam mendukung pertumbuhan bakteri probiotik Lactobacillus sp.
Prebiotik dan probiotik saling terkait karena prebiotik bertujuan untuk merangsang
pertumbuhan bakteri probiotik. Pendapat yang sejalan dengan hal ini disampaikan
oleh (Utami, 2016), yang menyatakan bahwa oligosakarida dalam ubi jalar adalah
jenis karbohidrat yang memberikan manfaat bagi pertumbuhan bakteri probiotik.
BAB 3.
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk
tabel dan grafik. Data dianalisis menggunakan program SPSS versi 16.0 untuk uji
one- way ANOVA dengan selang kepercayaan 95%. Parameter yang diamati adalah
kualitas air dan mikrobiologi (TVC, TBC, dan ratio TVC/TVB).
Pengujian dilakukan selama 1 siklus budidaya, dengan parameter yang
ditinjau sebagai berikut:
Pengamatan
Kualitas air
Bakteri
BAB 4.
BIAYA DAN TIMELINE KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya
Tabel 2. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
Harga
No Item Jumlah Satuan Harga Total
Satuan
Pemeliharaan
Udang
1 Vanname 3 kg Rp100.000 Rp300.000
Hidup
2 Pakan 1 pak Rp500.000 Rp500.000
3 Aerator 2 pcs Rp250.000 Rp500.000
Heater (50
4 4 pcs Rp50.000 Rp200.000
watt)
Akuarium
5 6 pcs Rp200.000 Rp1.200.000
(70x40x40)
Selang
6 1 roll Rp100.000 Rp100.000
Aerator
7 Batu Aerator 15 pcs Rp20.000 Rp300.000
8 Air Laut 600 liter Rp1.700 Rp1.020.000
Pembuatan Sinbiotik
1 Ubi Jalar 15 kg Rp20.000 Rp300.000
2 Paraqua lacto 1 kg Rp350.000 Rp350.000
Bahan
3 tambahan 1 pcs/kg Rp150.000 Rp150.000
probiotik
4 Wadah Ember 4 pcs Rp15.000 Rp60.000
5 Gayung kecil 1 pcs Rp5.000 Rp5.000
Timbangan
6 1 pcs Rp60.000 Rp60.000
digital
Pengujian
1 TVC 2 pengecekan Rp75.000 Rp150.000
2 TBC 2 pengecekan Rp75.000 Rp150.000
3 Uji PCR 3 sampel Rp400.000 Rp1.200.000
Pengamatan Kualitas Air
Ammonia test
1 2 pcs Rp60.000 Rp120.000
kit
2 pH meter 1 pcs Rp50.000 Rp50.000
3 Refraktometer 1 pcs Rp100.000 Rp100.000
4 DO test kit 1 pcs Rp165.000 Rp165.000
11
Termometer
5 1 pcs Rp20.000 Rp20.000
Hg
Oprasional
Sewa Turen
1 1 pcs Rp500.000 Rp500.000
Air 500 L
Total Rp7.500.000
Bulan
No. Jenis Kegiatan
Juli Agustus September Oktober November
Penyusunan
1.
Proposal
Pengumuman
2.
Pendanaan
Persiapan
3.
Penelitian
Pelaksanaan
4.
Penelitian
Pengumpulan
5.
Data
Penyusunan
6.
Laporan
12
DAFTAR PUSTAKA
Abdi, R., Setyowati, D.N. and Mukhlis, A. (2022) ‘Pengaruh Penambahan Ekstrak
Daun Jeruju (Acanthus ilicifolius) dengan Dosis Berbeda pada Pakan
Terhadap Kelangsungan Hidup Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)
yang Diinfeksi Vibrio parahaemolyticus’, Jurnal Perikanan Unram, 12(1),
pp. 33–44.
Asriani (2022) Studi Respon Imun Udang Vaname (Penaeus Vannamei, Boone,
1931) yang Diinjeksi dengan Ekstrak Alga Merah Halymenia durvillei.
Universitas Hasanuddin.
Azwansyah, M. (2022) ‘Pemberian Ekstrak Daun Karamunting (Melastoma
Malabathricum) Pada Benur Udang Windu (Penaeus Monodon) Yang
Diinfeksi Bakteri Vibrio Parahaemolyticus’.
Cerezuela, R., Meseguer, J. and Esteban, M.A. (2011) ‘Current knowledge in
synbiotic use for fish aquaculture: a review’, Journal of Aquaculture
Research & Development S, 1, pp. 1–7.
Dhewantara, Y.L., Danakusumah, E. and Mubarok, H.A. (2022) ‘Penambahan
Probiotik Lactobacillus Plantarum Terhadap Pertumbuhan Udang Vaname
(Litopenaeus Vannamei).’, Journal of Aquaculture Science, 7(1).
Entjang, I. (2003) Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Perawat dan
Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat. Bandung: PT. Citra Aditia
Bakti.
Evan, Y., Indrawati, A. and Pasaribu, F.H. (2021) ‘PENGEMBANGAN
UJICEPATMETODE KOAGLUTINASI UNTUK MENDETEKSI
ANTIGEN VIBRIO PARAHAEMOLYTICUS PENYEBAB PENYAKIT
VIBRIOSIS PADA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei)’,
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, 16(1).
Fatmala, I., Pranggono, H. and Linayati, L. (2019) ‘Identifikasi Bakteri Vibrio Sp
Dalam Hepatopankreas Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei) Pada
Tambak Yang Diberi Probiotik Di Tambak Sampang Tigo Kelurahan
Degayu Kota Pekalongan’, Jurnal Litbang Kota Pekalongan, 16.
Fernando, E. (2016) Pengaruh Variasi Dosis dan Frekuensi Pemberian Probiotik
pada Pakan Terhadap Pertumbuhan Serta Mortalitas Udang Vaname
(Litopenaeus vannamei). Universitas Airlangga.
Haliman, W.R. and Adijaya (2006) Udang Vanname. Jakarta: Penebar Swadaya.
Jannah, M. et al. (2018) ‘Pengaruh pemberian Lactobacillus sp. dengan dosis
yang berbeda terhadap sistem imun udang vaname (Litopenaeus
vannamei) yang diinfeksi bakteri Vibrio parahaemolyticus’, Jurnal
Kelautan, 11(2), pp. 140–150.
13
LAMPIRAN
16
17