Anda di halaman 1dari 25

SUBTEMA: Tumbuhan

PEMANFAATAN BIODIVERSITAS TANAMAN OBAT


TRADISIONAL UNTUK MENJAGA DAYA TAHAN TUBUH
BERDASARKAN KAJIAN ETNOBOTANI PADA MASYARAKAT
KOLAKA

LOMBA KARYATULIS ILMIAH

TINGKAT SMA/SMK/MA SE-SULAWESI TENGGARA

Disusun oleh:
A. Zaizafun Alfianti Salzabil (220043)
Mayang Maghfirah Sahriza (210085)
Dwi Safitri Bende (210049)

MAN 1 KOLAKA
KABUPATEN KOLAKA
SULAWESI TENGGARA
2022
ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. karena telah memberikan rahmat dan
hidayahnya yang turut serta dalam memperlancar pembuatan dan penyusunan
makalah ini dengan judul: “PEMANFAATAN BIODIVERSITAS
TANAMAN OBAT TRADISIONAL UNTUK MENJAGA DAYA
TAHAN TUBUH BERDASARKAN KAJIAN ETNOBOTANI PADA
MASYARAKAT KOLAKA”. Yang mana kajian ini telah diteliti secara seksama
berdasarkan skema dan data informasi tertentu dengan pembuatan yang begitu
sederhana berdasarkan tingkatan yang dianut.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak yang telah banyak membantu selama proses penelitian
dan penyusunan makalah, yaitu :
1. Arif Rusman, S.Ag, M.Pd. Selaku Kepala Madrasah Aliyah Negeri 1 Kolaka.
2. La ode Montasir, S.sos., M.Pd Selaku Guru Pembimbing yang telah bersedia
meluangkan banyak waktu untuk membimbing, mengarahkan, serta memberikan
nasihat kepada penulis dalam pembuatan makalah ini.
Terakhir penulis menyadari bahwa “tak ada gading yang tak retak” begitu juga
dengan karya tulis ini yang tak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, dengan lapang
dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi saran dan kritik yang bersifat membangun untuk menciptakan karya tulis
yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Kolaka, 20 November 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
HALAMAN ORISINALITAS ............................................................................ iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 2
BAB II TINJUAN PUSTAKA
2.1 Biodiversitas............................................................................................ 3
2.2 Tanaman Obat ......................................................................................... 3
2.3 Pengobatan Tradisional ........................................................................... 4
2.4 Daya Tahan Tubuh .................................................................................. 4
2.5 Etnobotani ............................................................................................... 5
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................ 7
3.2 Populasi dan Sampel ............................................................................... 7
3.3 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 7
3.4 Teknik Analisis Data ............................................................................... 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan ............................................................................................. 9
4.2 Hasil ........................................................................................................ 13
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 14
5.2 Saran ........................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15
LAMPIRAN .......................................................................................................... 18

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pemanfaatan Tanaman Obat tradisonal untuk Menjaga Daya Tahan Tubuh
................................................................................................................................ 9
Tabel 2. Responden Pemanfaatan Tanaman Tradisional ...................................... 13

vi
PEMANFAATAN BIODIVERSITAS TANAMAN OBAT
TRADISIONAL UNTUK MENJAGA DAYA TAHAN TUBUH
BERDASARKAN KAJIAN ETNOBOTANI PADA MASYARAKAT
KOLAKA

TUMBUHAN

1
A. Zaizafun Alfianti Salzabil
2
Mayang Maghfirah Sahriza 3Dwi Safitri Bende
MAN 1 KOLAKA

ABSTRAK: Indonesia merupakan Negara yang memiliki kekayaan biodiversitas


tumbuhan yang tinggi. Data dari LIPI tahun 2019 bahwa sebanyak kurang lebih
29.477 spesies tumbuhan berhasil diidentifikasi secara taksonomi, meliputi jenis
lumut, lumut kerak, pteridophyta dan spermatophyta. Ini berarti sebanyak 9,47% dari
total seluruh spesies yang ada di seluruh dunia berada di Indonesia. Kemudian jumlah
spesies yang banyak yaitu pada kelompok spermatophyta sebanyak 5.400 jenis. Dari
data tersebut dapat memberikan peluang bagi masyarakat untuk mengkaji
pemanfaatan tumbuhan dari segi kemasyarakatan, yakni etnobotani. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan memanfaatkan biodiversitas tanaman obat
tradisional oleh masyarakat Kolaka untuk menjaga daya tahan tubuh serta mengetahui
tanaman obat tradisional yang dominan digunakan oleh masyarakat Kolaka untuk
menjaga daya tahan tubuh. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka dan
survey. Tumbuhan yang beragam jenis dapat dipilih menjadi obat dari berbagai
penyakit sesuai dengan kandungan yang dimiliki. Oleh karena itu, kami mengkaji
kembali mengenai pemanfaatan obat tradisional yang dapat digunakan untuk menjaga
daya tahan tubuh dari segi etnobotani. Penelitian ini menemukan bahwa sebagian
masyarakat Kolaka telah memanfaatkan 8 jenis tanaman obat tradisional untuk
menjaga daya tahan tubuh. Adapun hasil survey dalam pemanfaatan biodiversitas
tanaman obat tradisional yang dominan digunakan oleh masyarakat Kolaka adalah
tanaman jahe. Diketahui bahwa nilai pemanfaatan tanaman obat tradisional tertinggi
adalah 60% oleh tanaman jahe sehingga dapat diketahui bahwa jahe adalah tanaman
yang paling banyak digunakan oleh masyarakat sebagai upaya meningkatkan daya
tahan tubuh.

Kata Kunci: Biodiversitas, Daya Tahan Tubuh, Tanaman Obat Tradisional.

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan biodiversitas
tumbuhan yang tinggi. Data dari LIPI tahun 2019 menyatakan bahwa sebanyak
kurang lebih 29.477 spesies tumbuhan berhasil diidentifikasi secara taksonomi,
meliputi jenis lumut, lumut kerak, pteridofita dan spermatofita. Ini berarti
sebanyak 9,47% dari total seluruh spesies yang ada di seluruh dunia berada di
Indonesia. Jumlah ini bertambah dari data pada tahun 2014 disebabkan karena
banyak jenis tumbuhan yang ada pada publikasi lama dan terkini yang belum
terekam. Penambahan jumlah spesies yang banyak yaitu pada kelompok
spermatofita sebanyak 5.400 jenis (Retnowati, A., et. al, 2019).
Menurut Retnowati, et., al (2019), menyatakan bahwa Jawa merupakan
pulau yang paling banyak memiliki jenis tumbuhan disbanding dengan pulau-
pulau lain yang ada di Indonesia. Sebanyak 46,73% dari total seluruh jenis
tumbuhan di Indonesia berada di Pulau Jawa. Dengan perbedaan jenis tumbuhan
yang dimiliki di setiap pulau Indonesia dapat membawa adanya perbedaan
pemanfaatan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat.
Dari data di atas dapat memberikan peluang bagi masyarakat untuk
mengkaji pemanfaatan tumbuhan dari segi kemasyarakatan, yakni etnobotani.
Etnobotani adalah salah satu dari cabang etnobiologi yang mengkaji pengetahuan
tradisional penduduk tentang ilmu tumbuhan. Ruang lingkup etnobotani yaitu
hubungan masyarakat local atau etnik tertentu dengan berbagai jenis tumbuhan di
sekitarnya (Hakim, 2014). Tumbuhan yang memiliki beragam jenis dapat dipilih
menjadi obat dari berbagai penyakit.
Kecematan Kolaka merupakan kecamatan yang masih termasuk hutan
dataran tinggi Kabupaten Kolaka, sehingga keanekaragaman hayati yang terdapat
di Kacamatan Kolaka masih sangat beragam jenis tumbuhannya.

1
Terkait pengetahuan jenis obat tradisonal hanya dimiliki oleh kaum lansia
yang mana jika tidak diturunkan kepada generasi setelahnya, sedikit demi sedikit
akan terkikis dan punah. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan
adanya catatan dan dokumentasi terhadap obat tradisional yang bisa serta dapat
dimanfaatkan. Olehnya itu, peneliti tertarik untuk mengkaji dan melakukan
penelitian tentang pemanfaatan biodiversitas tanaman obat tradisional yang
digunakan untuk menjaga daya tahan tubuh dari segi etnobotani.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana manfaat biodiversitas tanaman obat dan tanaman yang dominan
digunakan untuk menjaga daya tahan tubuh oleh masyarakat Kolaka?

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui dan menganalisis manfaat biodiversitas tanaman obat
dan tanaman yang dominan digunakan untuk menjaga daya tahan tubuh oleh
masyarakat Kolaka.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi peneliti, penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai pemanfaatan biodiversitas tanaman obat tradisional
yang dapat digunakan terhadap berbagai penyakit.
2. Bagi masyarakat, penelitian ini bermanfaat sebagai informasi bagi masyarakat
mengenai tanaman obat tradisional yang dominan digunakan dalam upaya
menjaga daya tahan tubuh.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biodiversitas
Undang-Undang No. 5 Tahun 1994 tentang konvensi PBB mengenai
keanekaragaman hayati, pengertian biodiversitas adalah keanekaragaman di
antara daratan, lautan dan ekosistem akuatik lainnya serta kompleks-kompleks
ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragaman didalam spesies, antara
spesies dan ekosistem. Keanekaragaman hayati (biodiversity) merupakan istilah
yang digunakan untuk menggambarkan kekayaan berbagai bentuk kehidupan di
bumi ini mulai dari organisme bersel tunggal sampai organisme tingkat tinggi.
Menurut National Geographic Indonesia (2019), peningkatan
keanekaragaman hayati daratan Indonesia adalah nomor 2 setelah Brazil. Tahun
2017, Indonesia memiliki 31.750 jenis tumbuhan yang telah dipertemukan
(Retnowati dan Rugayah, 2019). LIPI (2021) menyatakan bahwa Indonesia
memiliki sekitar 15.000 tumbuhan yang berpotensi berkhasiat obat, namun baru
sekitar 7.000 spesies yang digunakan sebagai bahan baku obat. Pengetahuan
tentang pemanfaatan tumbuhan obat sangat penting dan diharapkan dapat
mendorong adanya upaya pelestarian untuk jenis-jenis tumbuhan tersebut
(Rosiana, 2013).

2.2 Tanaman Obat


Pemanfaatan tumbuhan obat di Indonesia untuk kepentingan kesehatan telah
dikenal dan dipraktikkan oleh nenek moyang dan diturunkan secara turun
temurun (Herman et al., 2013; Mitra et al., 2010; Solikhah 2016). Khasiat, harga
yang lebih murah, kemudahan akses, dan ketidakpuasan terhadap pengobatan
konvensional menjadi beberapa alasan pemilihan pengobatan dengan obat
tradisional (Birhan et al., 2011; Triratnawati, 2016).
Tanaman obat adalah tanaman-tanaman yang tumbuh di suatu daerah yang
mempunyai khasiat untuk obat atau dipercaya mempunyai khasiat sebagai obat

3
tradisonal. Di mana khasiatnya diketahui dari hasil penelitian dan pemakaian oleh
masyarakat (Anonim, 2012). Selain itu, Indonesia sebagai negara yang memiliki
pelayanan kesehatan modern telah berkembang namun jumlah masyarakat yang
memanfaatkan pengobatan tradisional tetap tinggi.
Menurut Farida (2012) bahwa tanaman obat memiliki keunggulan lebih dari
obat biasa, karena memiliki kemampuan untuk memperbaiki aktivitas
biomolekuler tubuh. Tanaman obat tidak hanya mengobati tetapi juga dapat
menyembuhkan. Tanaman obat memiliki kemampuan memperbaiki keseluruhan
sistem, karena bekerja dalam lingkup sel molekuler.
Pemanfaatan tanaman obat di masyarakat tidak lepas dari pengetahuan yang
dimiliki baik oleh pengobatan tradisonal maupun masyarakat itus endiri dalam hal
pengobatan dengan menggunakan tanaman obat.

2.3 Pengobatan Tradisional


Menurut Nina Aini Nurulsiah (2016), menyatakan bahwa WHO
menjelaskan bahwa pengobatan tradisional adalah sebagai jumlah total
pengetahuan, keterampilan dan praktik-praktik yang berdasarkan teori-teori
keyakinan serta pengalaman masyarakat yang mempunyai adat berbeda baik
dijelaskan atau tidak, digunakan dalam pemeliharaan kesehatan, pencegahan,
diagnosa, perbaikan atau pengobatan penyakit baik secara fisik ataupun mental.
Pengobatan tradisional dalam adalah pelayanan kesehatan secara tradisional yang
pengetahuannya diperoleh secara turun-temurun dan berkembang di masyarakat
sampai saat ini.

2.4 Daya Tahan Tubuh


Daya tahan tubuh merupakan kemampuan kerja otot menggunakan durasi
waktu tertentu dengan sistem energi khususnya kemampuan daya tahan tubuh
dengan memanfaatkan energi selama beraktivitas. Peningkatan daya tahan tubuh
dapat dilakukan dengan penerapan pola hidup yang sehat seperti mengonsumsi
makanan bergizi seimbang, olahraga teratur dan dapat ditambah dengan

4
mengonsumsi suplemen yang dapat meningkatkan sistem imun tubuh baik itu
berupa obat kimia (seperti vitamin) ataupun dari obat tradisional (seperti ramuan
herbal, jamu, ekstrak tanaman dll) (Imam Azizuddin, 2021).

2.5 Etnobotani
Etnobotani berasal dari kata “etnologi” yang berarti kajian mengenai
budaya, dan “botani” yang berarti kajian mengenai tumbuhan. Etnobotani adalah
suatu bidang yang mempelajari hubungan antara manusia dan tumbuhan.
Etnobotani juga merupakan suatu studi pengetahuan masyarakat lokal tentang
tumbuhan. Ilmu etnobotani berkisar pada pemanfaatan tumbuh – tumbuhan pada
orang - orang di sekitarnya sebagai bahan pangan, papan, kosmetik, obat dan lain
– lain yang pada aplikasinya mampu meningkatkan daya hidup manusia (Asrum,
Laksana & Yudiantoro, 2018). Menurut Dharmono (2018) kajian etnobotani
adalah bentuk deskriptif dari dokumentasi pengetahuan etnobotani tradisional
yang dimiliki masyarakat sekitar.
Kajian etnobotani yang dilakukan pada masyarakat Kolaka mengenai
tumbuhan obat sangat penting untuk mengetahui pengetahuan masyarakat Kolaka
mengenai jenis – jenis tumbuhan obat karena masyarakatnya dikenal masih
memanfaatkan jenis – jenis tumbuhan di hutan atau di pekarangan rumah guna
untuk pengobatan berbagai penyakit baik penyakit dalam maupun penyakit luar.
Berdasarkan pernyataan di atas tersebut, penelitian tanaman obat tradisonal
merupakan langkah awal untuk mendokumentasikan pengetahuan tradisional
masyarakat Kolaka, sehingga pengetahuan tradisional tersebut dapat diketahui
dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Manfaat Etnobotani dari segi ekonomi dapat mengetahui jenis-jenis
tumbuhan baru yang memiliki potensi ekonomi dan nilai komersial. Dalam
melindungi habitat jenis tumbuhan pernan teknik tradisional dapat dilakukan
sehingga konservasi tradisional plasma nutfah tanaman budidaya berguna
terhadap tumbuhan obat pada program di masa mendatang (Hakim, 2014).

5
Etnobotani juga mempunyai peran melindungi kekayaan intelektual
masyarakat lokal seperti pengetahuan pemanfaatan tumbuhan yang berkembang
sesuai dengan nilai yang tumbuh dalam masyarakat. Berbagai tumbuhan yang ada
di lingkungan masih perlu diperkenalkan kepada khalayak ramai agar dapat
menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat luas.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif
dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan
pendekatan deduktif.

3.2 Populasi dan Sampel


1. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kolaka.
2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat di Kelurahan
Laloeha, Keluruhan Lalomba, Keluruhan Sabilambo, Kecamatan Kolaka.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


1. Studi pustaka, merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada
pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis, foto-foto, gambar, maupun dokumen eletronik yang dapat mendukung
penulisan. “Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung
foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.” (Sugiyono,
2005).
2. Survey, merupakan pengumpulan data yang diarahkan dengan mengukur nilai
variabel, menguji beberapa hipotesis tentang perilaku, pengalaman dan
karakteristik suatu obyek. Menurut Sugiyono (2014), metode survey
digunakan untuk mendapatkan data dari populasi tertentu yang bersifat
almiah, tetapi peneliti melakukan pengumpulan data dengan mengedarkan
kuesioner dimana peneliti tidak memberikan perlakuan seperti pada
eksperimen.

7
3.4 Teknik Analisis Data
1. Transkip data, merupakan uraian dalam bentuk tulisan yang rinci dan lengkap
mengenai apa yang dilihat dan didengar baik secara langsung maupun dari
hasil rekaman.
2. Penyajian data, dalam penelitian kualitatif penyajian data ini dapat dilakukan
dalam bentuk tabel, grafik, phe chard, pictogram dan sejenisnya.
3. Penarikan kesimpulan, langkah yang ketiga dalam analisis data yaitu
penarikan kesimpulan atau verifikasi.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
Tanaman obat tradisional adalah obat yang sudah banyak dikenal oleh
masyarakat dan juga lazim digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional di
daerah penelitian peneliti. Peneliti mencari obat tradisional di daerah pekarangan
dan ladang warga. Tanaman yang ditemukan tersebut kemudian diidentifikasi dan
dikelompokkan berdasarkan cara penggunaan dan bagian yang digunakan untuk
pengobatan.
Terdapat 8 jenis tanaman yang biasa digunakan sebagai ramuan untuk
menjaga daya tahan tubuh. Selain sebagai tanaman obat, masyarakat juga sengaja
menanamnya karena tanaman tersebut juga bisa digunakan untuk keperluan lain,
seperti sebagai bahan bumbu dapur. Tanaman obat tradisonal yang juga dikenal
sebagai bahan bumbu dapur yaitu cengkih, jahe, daun salam, dan kunyit.

Tabel 1. Pemanfaatan Tanaman Obat tradisonal untuk Menjaga Daya Tahan Tubuh

Nama Tumbuhan Bagian yang


Umum Lokal Ilmiah digunakan

Sirsak Sirsak Annona muricata Daun


Cengkih Cengkih Syzygium aromaticum Daun, bunga

Jambu biji Jambu batu Psidium guajava L. Daun

Kumis kucing Kumis kucing Orthosiphon aristatus Daun


Jahe Jahe Zingiber officinale Rimpang
Daun salam Daun salam Syzygium polyanthum Daun
Daun binahong Tanddalota Anredera cordifolia Daun
Kunyit Kunyit Curcuma longa L Rimpang

Berdasarkan Tabel 1. Bagian tanaman yang paling banyak dimanfaatkan


adalah bagian daunnya, yaitu sebanyak 8 jenis tanaman yaitu sirsak, cengkeh,
jambu biji, kumis kucing, daun salam, dan daun binahong. Bagian tanaman yang

9
juga paling banyak digunakan oleh masyarakat Kolaka yaitu bagian rimpang.
Jenis rimpang yang dipakai yaitu jahe dan kunyit kuning.
Sirsak (Annona muricata) merupakan tanaman tropis dengan aroma dan
rasa yang khas. Sirsak lebih dikenal sebagai tanaman buah, namun selain itu juga
tanaman sirsak dikenal popular sebagai tanaman obat tradisional terutama
daunnya yang memiliki banyak khasiat terhadap beberapa penyakit, diantaranya
demam, tekanan darah tinggi, dan meredakan nyeri.
Kandungan senyawa flavonoid dalam daun sirsak bersifat anti patogen yang
dapat membunuh berbagai macam jenis bakteri dan virus serta dipercaya mampu
menyembuhkan berbagai penyakit seperti asma, batuk, demam, influenza, infeksi,
dan gangguan pencernaan. Kandungan antioksidan yang terdapat pada daun
sirsak mampu meningkatkan kekebalan tubuh/imunitas yang berpengaruh
terhadap penurunan batuk pilek pada anak maupun dewasa. Kandungan zat
lainnya pada daun sirsak antara lain tingginya antioksidan yaitu vitamin C , anti
inflamasi, kalsium, fosfor, fitosterol, niacin, ca-oksalat dan alkaloid (Hariana A,
2016).
Cengkih (Syzygium aromaticum) merupakan tanaman rempah yang dapat
ditemukan di Indonesia dan dimanfaatkan dalam industri rokok, makanan, dan
obat-obatan (Sidabutar, 2016). Bunga dan daun pada tanaman cengkih dapat
dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk menjaga daya tahan tubuh dengan
adanya kandungan yang dimiliki pada tanaman cengkih tersebut. Kandungan
yang terdapat pada tanaman cengkih yaitu mempunyai komponen eugenol dalam
jumlah besar (70-80%) yang mempunyai sifat sebagai stimulin, anestetik lokal,
karminatif, antiemetik, antiseptik, dan antispasmodik (Ugha dkk, 2019).
Jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan tanaman buah yang berasal dari
Amerika Selatan dan dapat tumbuh subur di wiliyah Indonesia (Andi Tenri
Fitriyah dkk, 2022). Selain diambil buahnya, daun pada jambu biji juga
bermanfaat sebagai tanaman obat tradisional untuk pengobatan diare pada
manusia. Beberapa metabolit sekunder yang memiliki efek farmakologis pada
daun jambu biji sebagai anti diare diantaranya adalah flavonoid, alkaloid, tanin,

10
steroid, triterpenoid, fenolat, saponin, dan minyak atsiri (Sudira et al., 2019).
Daun jambu biji juga mengandung zat lain seperti asam ursolat, asam psidiolat,
asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin, dan vitamin (Fratiwi, 2015).
Kumis kucing (Orthosiphon aristatus) adalah tanaman yang termasuk
familia libiatae, tempat pertumbuhannya dapat ditemukan dibeberapa daerah di
Indonesia. Tanaman ini kebanyakan tumbuh pada keadaan yang agak basah.
Tanaman kumis kucing merupakan salah satu tanaman yang dimanfaatkan
sebagai tanaman obat tradisional dikalangan masyarakat dengan bagian daunnya
yang dapat digunakan sebagai obat. Kandungan yang terdapat pada kumis kucing
diantaranya kandungan flavonoid, asam fenolik, saponin, polifenol, kuinon, tanin,
monoterponoid-seskuiterpenoid, strenoid-triterpenoid, diterpen, asam lemak, dan
minyak atsiri (Tungmunnithum et al., 2018; Surahmaida dan Umarudin, 2019;
Guo et al., 2019).
Jahe (Zingiber officinale) merupakan tanaman rimpang yang banyak
ditemukan di Indonesia. Tanaman ini berasal dari kawasan Asia Selatan yang
kemudian menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Jahe merupakan obat
tradisional yang dapat digunakan secara tunggal maupun kombinasi dengan obat
taradisional lainya sehingga efek terapi yang ditimbulkan menjadi lebih
maksimal. Fungsi jahe selain sebagai bumbu masakan, juga memiliki fungsi
sebagai obat untuk terapi gangguan pencernaan, penyakit rematik pada sendi,
batuk, influensa, dan adanya peradangan (Suherlin, 2020).
Kandungan zat gizi dalam jahe diantaranya adalah karbohidrat, protein,
serat, sodium, zat besi, potasium, vitamin C, magnesium, fosfor, zeng, folat,
vitamin B6, Vitamin A, ribovalvin serta niasin. Jahe memiliki manfaat sebagai
obat tradisional karena mengandung minyak atsiri yang merupakan senyawa
kimia yang bermanfaat untuk pengobatan karena mengandung zingiberin, kamfer,
lemonin, borneol, shogaol, sineol, fellandren, zingiberol, gingerol dan zingeron.
Senyawa ini memiliki manfaat mencegah dan mengobati penyakit (Aryanta,
2019).
Daun salam (Syzygium polyanthum) merupakan tanaman yang termasuk

11
suku Myrtaceae. Tanaman daun salam juga merupakan salah satu tanaman yang
sering dimanfaatkan masyarakat untuk pengobatan alternatif, dan biasanya daun
salam digunakan sebagai obat sakit perut. Daun salam memiliki kandungan
senyawa flavonoid, saponin, sitral, eugenol, tanin, triterpenoid, steroid, minyak
atsiri, karbohidrat lakton, dan seskuitterpen (Risna Agustina, Dewi Tita
Indrawati, 2015). Selain itu, tanaman ini mengandung beberapa vitamin
diantaranya vitamin A dan C, vitamin B1, B2, B3 B6, B12 dan folat. Bahkan
mineral juga terdapat di dalam kandungan daun salam seperti selenium. Diketahui
bahwa senyawa flavonoid eugenol dan tanin dalam daun salam juga dapat
menurunkan kadar glukosa darah ( Aini, Effendy dan Widjiastui, 2016).
Daun binahong (Anredera cordifolia) adalah tanaman yang dapat
dimanfaatkan untuk mengobati berbagi jenis penyakit luar maupun penyakit
dalam, seperti pengobatan pada luka bakar, tifus, pembengkakan hati,
pembengkakan jantung, radang usus, keputihan, sariawan, meningkatkan vitalitas,
dan daya tahan tubuh. Tanaman binahong sudah lama ada di Indonesia, hanya
saja tidak banyak orang mengetahui khasiatnya, namun baru akhir - akhir ini saja
diketahui oleh orang – orang. Kandungan yang terdapat di dalam tanaman daun
binahong diantaranya mengandung senyawa – senyawa alkaloid, polifenol,
flavonoid, saponin, dan antrakuinon (Utami, et at., 2015).
Kunyit (Curcuma longa L.) merupakan tanaman yang dapat tumbuh subur
di daerah tropis maupun sub tropis termasuk di Indonesia. Bagian yang
dimanfaatkan dari kunyit adalah rimpangnya yang mengandung zat gisi
diantaraya adalah protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin C,
Hidroksiracaikol, Eugenol, Cinole, Tanin, Kurkumin, Caprilic Acid, dan Fosfor.
Kunyit mengandung minyak atsiri dengan komponen senyawa yang terdiri dari
artumeron, alfa dan beta tumeron, tumerol, alfa atlanton, beta kariofilen, linalol,
1,8 sineol, zingiberen, dd felandren, d-sabinen, dan borneol (Asnia, 2019).
Manfaat dari rimpang kuyit adalah sebagai tanaman obat tardisional.
Kandungan yang dimiliki oleh kunyit yaitu kurkumin yang memiliki sifat
meningkatkan nafsu makan dan juga sebagai antibakteri terutama pada saluran

12
pencernaan, selain itu juga berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh,
mengobati peradangan, mengatasi perut kembung, menurunkan nyeri haid, serta
sebagai pengobatan pada alergi (Rahman, 2018).

4.2 Hasil
Berdasarkan hasil pengumpulan data terhadap 30 responden Kelurahan
Laloeha, Kelurahan Lalomba, Kelurahan Sabilambo, dapat diketahui bahwa
tanaman obat tradisional sampai sekarang masih digunakan oleh masyarakat. Hal
tersebut dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai pemanfaatan
obat tradisional yang dominan digunakan oleh masyarakat Kolaka.

Tabel 2. Responden Pemanfaatan Tanaman Tradisional


Nama Tumbuhan Presentase
Sirsak 6,7%
Cengkih 3,3%
Jambu biji 6,7%
Kumis kucing 10%
Jahe 60%

Daun salam 3,3%


Daun binahong 6,7%

Kunyit 3,3%

Berdasarkan data pada tabel diatas, diketahui bahwa nilai pemanfaatan


tanaman obat tradisional tertinggi adalah 60% oleh tanaman jahe sehingga dapat
diketahui bahwa jahe adalah tanaman yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat sebagai upaya meningkatkan daya tahan tubuh. Sedangkan nilai
pemanfaatan tanaman obat terkecil ada pada 3 jenis tanaman, yaitu cengkih
(Syzygiumaromaticum), daun salam (Syzygiumpolyanthum), kunyit (Curcuma
longa L) dengan nilai pemanfaatan 3,3%. Tanaman dengan nilai pemanfaatan
tertinggi menunjukkan kepentingan dan kebutuhan yang relatif tinggi jika
dibandingkan dengan jenis lainnya pada suatu komunitas masyarakat dalam hal
pemanfaatannya sebagai obat bahan alam untuk menjaga daya tahan tubuh.

13
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Tanaman obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan alam yang
berasal dari tumbuhan yang telah digunakan secara turun-temurun berdasarkan
pengalaman. Terdapat 8 jenis tanaman yang biasa digunakan sebagai ramuan
untuk menjaga daya tahan tubuh, yaitu tanaman sirsak, cengkih, jambu biji, kumis
kucing, jahe, daun salam, daun binahong, dan kunyit. Berdasarkan data yang
tertera pada tabel 2 telah didapatkan pada 30 responden, diketahui bahwa nilai
pemanfaatan tanaman obat tradisional tertinggi adalah 60% oleh tanaman jahe
sehingga dapat diketahui bahwa jahe adalah tanaman yang paling banyak
digunakan oleh masyarakat sebagai upaya meningkatkan daya tahan tubuh.

5.2 Saran
1. Bagi peneliti, diharapkan dapat mengembangkan penelitian baru berdasarkan
hasil penelitian ini agar lebih baik dan lebih bermanfaat.
2. Bagi masyarakat, dengan adanya penelitin ini diharapkan dapat memberikan
informasi bagi masyarakat mengenai biodiversitas tanaman obat tradisional.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aini, S. N., Effendy, R. And Widjiastuti, I. (2016) ‘Konsentrasi Efektif Ekstrak Daun
Salam (Syzygium Polyanthum Wight) Terhadap Hambatan Biofilm
Enterococcus Faecalis’, Conservative Dentistry Journal, 6(2), Pp. 87–92.
Anonim, 2012. Pengertian Tanaman Obat, Jenis dan Pemanfaatannya.
http://pengertian tanamanobat. blogspot.com/2012/10/pengertian-tanaman-
obat-jenis-dan.html. Diakses Senin 1Oktober 2018.
Arum, S., Laksana, M., & Yudiantoro, D. (2018). Etnobotani tanaman antipiretik
masyarakat dusun Mesu Boto Jatiroto Wonogiri Jawa Tengah. Hournal of
Pharmaceutical science and Medical Research , 1(1): 1-11.
Aryanta, I. W. R. (2019). Manfaat jahe untuk kesehatan. Widya Kesehatan, 1(2), 39-
43.
Asnia, M., Ambarwati, N. S. S., & Siregar, J. S. (2019). Pemanfaatan Rimpang
Kunyit (Curcuma domestica Val.) Sebagai Perawatan Kecantikan Kulit.
Prosiding SENDI_U
Birhan, W., Giday, M., & Teklehaymanot, T. (2011). Kontribusi klinik pengobat
tradisional untuk sistem perawatan kesehatan masyarakat di Addis Ababa,
Ethiopia: Sebuah studi cross-sectional.Jurnal Etnobiologi dan
Etnomedis,7(39).
Dharmono. (2018). Kajian Etnobotani Tumbuhan Jalukap (Centella Asiatica L.)Di
Suku Dayak Bukit Desa Haratai 1Loksado. BIOSCIENTIAE, 4(2), 71-78.
Farida, Y. (2012). Tanaman Obat Nusantara. Yogyakarta: Araska.
Fratiwi, Y. 2015. The Potential Of Guava Leaf (Psidium guajava L .) For Diarrhea.
Majority, 4(1), 113–118.
Guo, Z., Liang, X., and Xie, Y. 2019. Qualitative and Quantitative Analysis on The
Chemical Constituents in Orthosiphon Stamineus Benth. Using Ultra High-
Performance Liquid Chromatography Coupled With Electrospray Ionization
Tandem Mass Spectrometry. Journal of Pharmaceutical and Biomedical
Analysis 164, 135–147.
Hakim, L. (2014). Etnobotani dan Manajemen Kebun-Pekarangan Rumah: Ketahanan
Pangan, Kesehatan dan Agrowisata. Malang: Penerbit Selaras.
Herman, MJ, Supardi, S., & Handayani, RS (2013). Kebijakan terapi obat tradisional
herbal di tiga provinsi di Indonesia.Buletin Penelitian Kesehatan,41(2), 111–
119.
Imam Azizuddin. (2021). Jamu tradisional peningkat imunitas di masa pandemi.
Journal of Reasearch on Community Engagement.

15
Mitra, R., Mitchell, B., Gray, C., Orbell, J., Coulepis, T., & Muralitharan, MS (2010).
Tanaman Obat Indonesia.APBN,11(11), 321–328.
National Geographic Indonesia. (2019). Kepunahan Biodiversitas Tertinggi,
Indonesia Peringkat Ke-6.
Nina Aini Nurulsiah, 2016) (https://repository.ump.ac.id). (akses tanggal 28 Maret
2022)
Purvis, A., & Hector. “Mendapatkanukurankeanekaragamanhayati”. Alam , 405
(6783), 212-219.
Rahman, A. A., Yulia, N., & Kosasih, E. D. (2018). Optimalisasi pemanfaatan kunyit
dalam peningkatan status kesehatan dan kemandirian ekonomi masyarakat
kelurahan kahuripan kota tasikmalaya. JCES (Journal of Character Education
Society), 1(1), 82-88.
Retnowati, A., Rugayah, Rahajoe, J. S., Arifiani, D. (2019). Status keanekaragaman
hayati Indonesia: Kekayaan Jenis Tumbuhan dan Jamur Indonesia. LIPI Press.
Risna Agustina, Dewi Tita Indrawati, M. A. M. (2015) ‘Aktivitas Ekstrak Daun
Salam (’, J. Trop. Pharm. Chem, 3(2), Pp. 120–123.
Rosiana, A. 2013. Kajian Etnobotani Masyarakat Sekitar Kawasan CagarAlam
Imogiri Bantul Yogyakarta. [Skripsi]. Fakultas Sains dan Teknologi.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Sholikhah, EN (2016). Tanaman obat Indonesia sebagai sumber metabolit sekunder
untuk industri farmasi.Jurnal Ilmu Kedokteran (Berkala Ilmu
Kedokteran),48(04), 226– 239.
Sudira, I. W., Merdana, I. M., dan Qurani, S. N. 2019. Preliminary Phitochemical
Analysis Of Guava Leaves (Psidium guajava L.) Extract As Antidiarrheal In
Calves. Advances in Tropical Biodiversity and Environmental Sciences, 3(2),
21.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatig, dan R&D, penerbit
Alfabeta,Bandung
Suherlin, N., & Febristi, A. (2020). Pemanfaatan Jahe Sebagai Produk Minuman
Sehat Di Nagari Maninjau Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam. Jurnal
Abdimas Saintika, 2(1), 118-124.
Surahmaida, Umarudin, 2019. Studi fitokimia ekstrak daun kemangi dan daun kumis
kucing menggunakan pelarut metanol. indonesian chemistry and application
journal (ICAJ), 3 (1): 2549-2314
Triratnawati, A. (2016). Akulturasi dalam Praktek Pengobatan Tradisional Jawa di
Yogyakarta. KOMUNITAS: Jurnal Internasional Masyarakat dan Kebudayaan
Indonesia,8(1), 39–50.

16
Tungmunnithum, D., Thongboonyou, A., Pholboon, A., dan Yangsabai, A. 2018.
Flavonoids and Other Phenolic Compunds from Medicinal Plants for
Pharmaceutical and Medical Aspects: An Overview. Medicines. 5(93); 2.
Ugha, K. B., Rini, D. I., & Koamesah, S. M. J. (2019). Uji Aktivitas Anti Bakteri
Ekstrak Etanol Daun Cengkeh (Syzygium Aromaticum L.) Terhadap
Pertumbuhan Escherichia Coli Secara In-Vitro. Cendana Medical Journal.
Utami., Hesti Fajar., & Hastuti Rini Budi. (2015). Kualitas daun binahong (Andera
cordifolia) pada suhu pengeringan berbeda. Jurnal Biologi, 4(2), 51-59).

17
LAMPIRAN

18

Anda mungkin juga menyukai