Anda di halaman 1dari 8

LANDASAN DAN PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

Oleh : Nisa Muktiana/15105241036

nisamuktiana.blogs.uny.ac.id

Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis


dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam
pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum
tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.
Bila bangunan rumah rubuh yang diakibatkan tidak menggunakan landasan (fondasi) yang
kuat, kerugian tidak akan terlalu besar hanya sebanding dengan harga rumah yang dibangun, dan
jika kondisi keuangan memungkinkan maka dengan segera akan mudah dibangun kembali. Tapi bila
yang roboh itu kurikulum sebagai alat untuk mempersiapkan manusia, maka kerugiannya bersifat
fatal dan tidak bisa diukur dengan materi karena menyangkut dengan upaya memanusiakan
manusia.
Dengan demikian dalam mengembangkan kurikulum, terlebih dahulu harus diidentifikasi
dan dikaji secara selektif, akurat, mendalam dan menyeluruh landasan apa saja yang harus
dijadikan pijakan dalam merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan kurikulum.
Dengan landasan yang kokoh kurikulum yang dihasilkan akan kuat, yaitu program
pendidikan yang dihasilkan akan dapat menghasilkan manusia terdidik sesuai dengan hakikat
kemanusiannya, baik untuk kehidupan masa kini maupun menyongsong kehidupan jauh ke masa
yang akan datang.
Penggunaan landasan yang tepat dan kuat dalam mengembangkan kurikulum tidak hanya
diperlukan oleh para penyusun kurikulum ditingkat pusat (makro), akan tetapi terutama harus
dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pengembang kurikulum ditingkat operasional
(satuan pendidikan), yaitu para guru, kepala sekolah, pengawas pendidikan (supervisor) dewan
sekolah atau komite pendidikan dan para guru serta pihak-pihak lain yang terkait (stacke holder).
Landasan Pengkur

Landasan Deskripsi
Filosofis Nilai-nilai ideologis yang berlaku di masyarakat
Sosiologis Nilai-nilai sosial kemasyarakatan yang berlaku di masyarakat
Psikologis Nilai-nilai asasi (fitrah) anak
Yuridis Ketentuan hukum yang berlaku

1) Landasan Filosofis
Landasan Filosofis dalam pengembangan kurikulum, yaitu akan membahas dan
mengidentifikasi landasan filsafat dan ilmplikasinya dalam mengembangkan kurikulum. Filsafat
membahas segala permasalahan manusia, termasuk pendidikan, yang disebut filsafat pendidikan.
Filsafatmemberikan arah dan metodologi terhadap praktik-praktik pendidikan, sedangkan praktik-
praktik pendidikan memberikan bahan-bahan bagi pertimbangan filosofis. Keduanya sangat
berkaitan erat. Hal inilah yang menyebabkan landasan filosofis menjadi landasan penting dalam
pengembangan kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum di Indonesia yang harus diacu adalah
Filsafat pendidikan pancasila. Filsafat pendidikan dijadikan dasar dan arah sedangkan pelaksanaanya
melalui pendidikan.
2) Landasan Psikologis
Landasan Psikologis dalam pengembangan kurikulum, yaitu akan membahas dan
mengidentifikasi landasan psikologis dan ilmplikasinya dalam mengembangkan kurikulum. Dalam
proses pendidikan yang tejadi adalah proses interaksi antar individu. Manusia berbeda dengan
makhluk lainnya karena kondisi psikologisnya. Kondisi psikologis sebenarnya merupakan karakter
psiko- fisik seseorang sebagai individu yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku interaksi
dengan lingkungannya. Dalam pengembangan kurikulum, minimal ada dua landasan psikologi yang
mempengaruhinya, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Terdapat Sembilan aspek
psikologi yang kompleks tetapi satu yang dikembangkan dengan perantara berbagai mata pelajaran
yang tercantum dalam kurikulum.
Ø Aspek Ketakwaan
Dikembangkan dengan kelompok bidang agama.
Ø Aspek Cipta
Dikembangkan dengan kelompok bidang studi eksata, sosial,bahasa,filsafat.
Ø Aspek Rasa
Dikembangkan dengan kelompok bidang studi seni.
Ø Aspek Karsa
Dikembangkan dengan kelompok bidang studi etika, budi pekerti,agama, PMP, PPKN.
Ø Aspek Karya(kreatif)
Dikembangkan melalui kegiatan penelitian, independent studi, pengembangan bakat.
Ø Aspek Karya(keprigelan)
Dikembangkan dengan berbagai mata pelajaran keterampilan.
Ø Aspek Kesehatan
Dikembangkan dengan kelompok bidang studi kesehatan,olahraga.
Ø Aspek Sosial
Dikembangkan melalui kegiatan praktik lapangan, gotong royong, kerja bakti, KKN, PPL, dan
sebagainya.
Ø Aspek Individu
Dikembangkan melalui pembinaan bakat, kerja mandiri.
3) Landasan Sosial Budaya
Kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Dengan pendidikan diharapkan
muncul masyarakat-masyarakat yang tidak asing dengan masyarakat. Dengan pendidikan diharapkan
lahir manusia- manusia yangbermutu, mengerti, dan mampu membangun masyarakat. Oleh sebab
itu tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik, kekayaan
dan perkembangan masyarakat.
4) Landasan teknologi
Ilmu pengetahuan dan teknologi satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Kurikulum tidak
boleh meninggalkan kemajuan teknologi pendidikan. Peningkatan penggunaan teknologi
pendidikan akan menyebabkan naiknya tingkat efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar,
dan selalu menonjolkan peranan guru terutama dalam memilih bahan ajar dan cara
penyampaiannya. Sekarang perananguru dapat digantikan dengan media instruksional baik yang
berupa media cetak maupun non cetak terutama media elektronik, misalnya computer, internet,
satelit komunikasi, rekaman video dan sebagainya.
Semua komponen kurikulum esensial berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila

Sila-sila Pancasila Komponen Kurikulum


Kompetensi Materi Pembelajaran Evaluasi
Ketuhanan YME
Kemanusiaan
Persatuan
Kerakyatan
Keadilan

Prinsip-prinsip Pengukur

Prinsip Deskripsi
Relevansi a.Eksternal : Kompetensi lulusan sesuai dengan kebutuhan pengguna
lulusan.
b.Internal : Antar komponen kurikulum harus sesuai dan aling berkaitan
Fleksibel a.Kesatuan dalam kebijakan dan keberagamaan dalam pelaksanaan
b.Diversifikasi kurikulum
Kontinuitas a.Maju berkelanjutan (satu sub-kompetensi terpenuhi sebagai dasar
menuju sub-kompetensi selanjutnya)
b.Mata pelajaran dikata secara prerequisite (urut-urutan)
Efektivitas Pemenuhan kebutuhan siswa, sehingga mampu mengembangkan
kapabilitas intelektual siswa untuk menjadi warga negara yang
bertanggung jawab dan mampu berkontribudi pada daya saing bangsa
Praktis a.Kompatibel
b.Mudah diimplementasikan

Dalam proses pengembangan kurikulum, selain harus memiliki landasan yang kuat juga
harus memiliki prinsip-prinsip yang jelas. Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan
pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan
menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip
yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip
baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin
terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga
pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam
suatu pengembangan kurikulum.
Menurut Oliva(1991:24-25), Prinsip-prinsip dasar pengembangan kurikulum berkedudukan
sebagai petunjuk langsung dalam kegiatan pendidikan dan dalam bidang-bidang lainnya. Prinsip-
prinsip tersebut bersumber pada:
 hasil data empiric
 hasil ide/gagasan masyarakat, sikap dan kepercayaan
 berdasarkan akal sehat.
Dalam Oliva (1991:29-30) jenis-jenis prinsip dasar dalam pengembangan kurikulum adalah:
1. Kebenaran Keseluruhan
Kebenaran Keseluruhan adalah kebenaran yang jelas atau terbukti lewat eksperimen atau
uji coba, dan alasan tersebut diterima tanpa hambatan. Sebagai contoh, pembahasan yang berarti
dapat membantu siswa untuk mengetahui aturan-aturan dan mengalami kemajuan dengan
mengerti keterampilan-keterampilan sebagai syarat mutlak dari pemahaman yang mendasar akan
menghadirkan latihan-latihan yang bermakna.
2. Kebenaran Bagian
Kebenaran bagian ini maksudnya adalah kebenaran beerdasarkan data yang terbatas dan
bisa diaplikasikan pada situasi tertentu dan tidak bersifat umum. Seperti ada sebagian tenaga-tenaga
pengajar berpendapat bahwa pencapaian prestasi siswa akan lebih tinggi ketika siswa itu
dikelompokkan pada jenjang yang sama dalam proses pembelajaran.
3. Dugaan
Sebagian prinsip-prinsip dasar tidak semuanya benar, bisa juga merupakan dugaan atau uji
coba, sementara ide-ide atau dugaan-dugaan tersebut menjadi dasar keputusan dalam
pengembangan kurikulum.
Dalam Nana Syaodih (1997 : 150-155) prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dibagi
menjadi dua bagian, yaitu:
1) Prinsip Umum
Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum. Seperti juga yang
disampaikan oleh Subandijah, prinsip umum ini meliputi:
● Prinsip relevansi
Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara
komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara
eksternal bahwa komponen-komponen tersebut memiliki relevansi dengan tuntutan ilmu
pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi
psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).
● Prinsip fleksibilitas
Kurikulum hendaknya memiliki sifat lentur dan fleksibel. Prinsip fleksibilitas; dalam
pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan
fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan
situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang
peserta didik.
● Prinsip kontinuitas
Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal,
maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus
memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun
antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
● Prinsip praktis
Prinsip praktis; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat
mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat
sehingga hasilnya memadai. Prinsip ini juga disebut prinsip efisiensi
● Prinsip efektivitas
Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum
mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas. Efektivitas
dalam kegiatan berkenaan dengan sejauh mana apa yang direncanakan dan diinginkan dapat
dilaksanakan atau dapat dicapai.
2) Prinsip Khusus
Ada beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum, prinsip-prinsip
ini berkenaan dengan:
● Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan pusat dan arah semua kegiatan pendidikan sehingga
perumusan komponen pendidikan harus selalu mengacu pada tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Tujuan ini bersifat umum atau jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek.
Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada ketentuan dan kebijakan pemerintah, survey
mengenai persepsi orang tua/ masyarakat tentang kebutuhan mereka, survey tentang pandangan
para ahli dalam bidang-bidang tertentu dan penelitian.
● Pemilihan isi pendidikan
Dalam perencanaan kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu perlunya
penjabaran tujuan pendidikan kedalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana,
isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan serta unit-unit
kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.
● Pemilihan Proses belajar-mengajar
Pemilihan proses belajar-mengajar hendaknya mempertimbangkan beberapa hal, yaitu
apakah metode yang digunakan cocok, apakah dengan metode tersebut mampu memberikan urutan
kegiatan yang bertingkat-tingkat, apakah penggunaan metode tersebut dapat mencapai tujuan
kognitif, afektif dan psikomotor, apakah metode tersebut lebih mengaktifkan siswa, apakah metode
tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru, apakah metode tersebut dapat
menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan rumah sekaligus mendorong penggunaan
sumber belajar di rumah dan di masyarakat, serta perlunya kegiatan belajar yang menekankan
learning by doing, bukan hanya learning by seeing and knowing.
● Pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar mengajar perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu
pegajaran yang tepat. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa hal berikut, yaitu alat/media apa yang
dibutuhkan, bila belum ada, apa penggantinya, bagaiman pembuatannya, siapa yang membuatnya,
bagaimana pembiayaannya, dan kapan dibuatnya, bagaimna pengorganisasiannya dalam seluruh
kegiatan belajar, serta adanya pemahaman bahwa hasil terbaik akan diperoleh dengan
menggunakan multimedia.

● Pemilihan kegiatan penilaian


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan kegiatan penilaian meliputi kegiatan
penyusunan alat penilaian harus mengikuti beberapa prosedur mulai dari perumusan tujuan umum,
menguraikan dalam bentuk tingkah laku siswa yang diamati, menghubungkan dengan bahan
pelajaran, dan menulis butir-butir tes. Selain itu, terdapat beberapa hal yang perlu dicermati dalam
perencanaan penilaian yang meliputi bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan siswa yang
dites, apakah tes berbentuk uraian atau objektiv, berapa banyak butir tes yang perlu disusun, dan
apakah tes diadministrasikan guru atau murid. Dalam kegiatan pengolahan hasil penilaian juga perlu
mempertimbangkan beberapa hal yaitu norma apa yang digunakan dalam pengolahan hasil tes,
apakah digunakan formula guessing, bagaimana pengubahan skor menjadi skor masak, skor standar
apa yang digunakan serta untuk apa hasil tersebut digunakan.

http://andraputraa.blogspot.co.id/2014/03/landasan-dan-prinsip-prinsip.html

Resume03/Landasan dan Prinsi-prinsip Pengembangan Kurikulum/06/10/2015

Anda mungkin juga menyukai