Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Studi dalam Mata
Kuliah Kapita Selekta Zoologi yang diampu oleh
Dr. Hening Widowati, M.Si. dan Dr. H. Handoko Santoso, MPd.
Disusun Oleh:
Kelompok
Yahya Rohimatusafiah : 21230025
Salman Rifqi s : 21230026
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT dan sholawat beriring
salam kehadirat nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan nikmat berupa
kesempatan dan kesehatan sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas
dalam bentuk makalah ini diselesaikan tepat pada waktunya.
Ucapan terimakasih kami kepada:
1. Bapak Dr. H. Handoko Santoso, M.Pd. dan Ibu Dr. Hening Widowati, M.Si.
selaku dosen pengampu mata kuliah kapita selekta zoologi
2. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah memberikan
dukungan dan motivasi.
Demikian kata pengantar disampaikan, penyusun menyadari dalam
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar lebih baik dalam
pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Analisis Kritis Jurnal........................................................................................2
B. Refleksi dan Ulasan Materi..............................................................................5
1. Daging Hewan sebagai Sumber Pangan........................................................5
2. Pemanfaatan Ovarium Hewan sebagai Sumber Materi Genetik.....................6
3. Pemanfaatan Kulit Hewan sebagai Fashion...................................................7
4. Pemanfaatan Tulang Hewan Sebagai Koagulan Alami..................................8
5. Pemanfaatan Biogas dari Limbah Hewan.......................................................9
6. Potensi Kulit Sapi Kering Sebagai Gelatin Halal...........................................10
7. Pemanfaatan Hewan untuk Pengujian Obat dan Vaksin..............................10
8. Keunikan Unta...............................................................................................11
9. Keunikan Ular Derik.......................................................................................13
10. Keunikan Bunglon.........................................................................................14
11. Hubungan Sistem Digestoria Hewan dengan Kandungan Al-Qur’an............16
DAFTAR LITERATUR.........................................................................................21
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Daging Hewan.................................................................................................5
2. Koleksi ovarium hewan...................................................................................7
3. Kerajinan Tas dari Kulit Hewan.......................................................................8
4. Unta...............................................................................................................12
5. Ular derik.......................................................................................................13
6. Bunglon.........................................................................................................14
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan salah satu pusat keanekaragaman
hayati terkaya di dunia. Keanekaragaman tersebut terdiri dari flora atau
tumbuhan dan fauna atau hewan. Menurut Wahyono dan Edi (2006),
berdasarkan data statistik telah diketahui terdapat sekitar 12% mamalia (hewan
menyusui), 17% aves (hewan bertulang belakang seperti burung), 25% pisces
(hewan yang hidup di dalam air seperti ikan), 15% insekta (serangga) dan 15%
tumbuhan berbunga yang ditemukan di Indonesia.
Menurut Biodiversity Action Plan for Indonesian, 16% dari amphibi dan
reptil dunia terdapat di Indonesia dengan jumlah lebih dari 1100 jenis. Flora dan
fauna yang ada mempunyai banyak manfaat bagi manusia. Manfaat tumbuhan
dari sisi ekonomi, seperti diolahnya kelapa sawit menjadi minyak, gandum diolah
menjadi makanan (oat choco, energen) yang biasa diperjual belikan di pasar.
Sama halnya dengan fauna yang banyak dimanfaatkan oleh manusia, seperti
jangkrik diolah menjadi keripik, belut diolah menjadi keripik, kulit sapi digunakan
untuk alat musik tradisional (kendang), kupu-kupu diawetkan untuk hiasan
dinding rumah, monyet untuk rekreasi hiburan, ulat hongkong dan limbah darah
sapi sebagai pupuk kompos.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana manfaat dan keunikan hewan untuk kehidupan?
2. Bagaimana hubungan manfaat dan keunikan hewan hewan dengan
kandungan Al-Qur'an?
C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui manfaat dan keunikan hewan untuk kehidupan
2. Mengetahui hubungan manfaat dan keunikan hewan dengan kandungan Al-
Qur'an
1
BAB II
PEMBAHASAN
NO ITEM ISI
2
sp.), Bekicot (Achatina sp.), Ceremende (Blaptica
sp.), Ikan Gabus (Channa sp.), dan penyakit
yang dapat diobati dengan menggunakan hewan
obat tersebut yaitu penyakit dalam pada umumnya,
liper, sesak napas/asma, jantung, luka oprasi,
batuk, asam urat, maag, tipes, dan sakit gigi.
Analisis Mahasiswa
1. Memanfaatkan hewan sebagai obat merupakansystem terstruktur yang
digunakan disetiap peradaban manusia. Pemanfaatan hewan sebagai
pengobatan sudah sejak lama dikenal dan memiliki manfaat yang sangat
penting dalam kesehatan sehingga pengobatan alternatif ini berkembang
dalam kehidupan masyarakat.
2. Sebelum adanya pengobatan modern, awalnya masyarakat melakukan
pengobatan secara tradisional, yang dimana pengobatan tersebut
menggunakan hewan sebagai bahan dalam pembuatan obat tradisional,
dan bahkan sampai saat ini masih menjadi salah satu pengobatan
alternatif bagi masyarakat dalam hal menyembuhkan dan mengatasi
segala jenis penyakit.
3. Pengetahuan pengobatan dengan memanfaatkan hewan, sudah
merupakan kebiasaan masyarakat karena selalu digunakan dalam
menyembuhkan suatu penyakit (Aprilia et al., 2020).
4. Bagian hewan yang digunakan sebagai bahan pembuatan obat tradisional,
tergantung pengolahan dan pemanfaatanya baik secara keseluruhan organ
hewan atau hanya bagian organ hewan tertentu saja yang diperlukan.
Bahan pengobatan tradisional terdiri dari dua sumber yaitu hewan dan
tumbuhan. Beberapa bukti manfaat hewan dan tumbuhan bagi manusia
yaitu sebagai bahan pakaian, obat-obatan, dan makanan.
5. Spesies hewan yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional di Desa
Sambulangan, Kecamatan Bulagi Utara, Kabupaten Banggai Kepulauan,
yakni sebanyak 10 spesies yaitu Biawak (Varanus sp.), Ular (Malayophyton
sp.), Undur-undur (Myrmeleon sp.), Cacing Tanah (Lumbricus sp.), Lebah
Madu (Apis sp.), Ayam Kampung (Gallus gallus sp.), Kus-kus (Ailurops
sp.), Bekicot (Achatina sp.), Ceremende (Blaptica sp.), dan Ikan Gabus
(Channa sp.).
6. Hewan yang berkhasiat obat di atas dapat ditemukan di lingkungan
3
masyarakat sekitar, ada juga yang dibudidayakan karena merupakan
bahan makanan dan obat-obatan tradisional, serta ada juga yang hidup
bebas sesuai habitatnya masing-masing, pemanfaatan hewan tidak hanya
sebagai bahan pengobatan saja akan tetapi dapat juga digunakan sebagai
bahan makanan (Aprilia et al., 2020).
7. Penelitian juga dilakukan oleh (Heningsih et al., 2018), menemukan bahwa
lemak dari ular sawah dapat menyembuhkan memar dan pegal-pegal.
Sebagian dari masyarakat Desa Sambulangan lebih banyak menggunakan
hewan obat tersebut untuk mengatasi permasalahan mereka dalam hal
masalah kesehatan. Hal ini dapat dilihat pada jumlah spesies hewan yang
berkhasiat obat dari penelitian langsung di lokasi Desa Sambulangan
8. Pengetahuan pengobatan tradisional mulai kurang digunakan disebapkan
beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu, pembuatan areal perkebunan
yang semakin banyak, persawahan dan perladangan, terbukanya sarana
dan prasarana sosial, pengobatan tradisional cukup lama dalam hal proses
penyembuhan, serta kurangnya efisien yang biasanya terdapat pada
pengobatan tradisional.
9. Bagian hewan obat yang biasanya digunakan pada masyarakat Desa
Sambulangan yaitu empedu, telur, daging, madu, dan perut serta ada juga
penggunaan hewan obat dengan menggunakan seluruh tubuh hewan obat
tersebut, karena dipercaya hewan yang digunakan sebagai bahan obat
tradisional mempunyai manfaat lebih baik bila dibandingkan dengan hewan
lainnya.
10. Hal ini disebabkan karena hewan atau organ-organ hewan tersebut
memiliki zat gizi yang tinggi atau kandungan senyawa-senyawa yang
berpotensi menyembuhkan penyakit seperti kadar asam, senyawa anti
peradangan, anti oksidan dan senyawa lainnya yang memiliki kemampuan
menyembuhkan sebuah penyakit. Salah satu kandungan asam yang
terdapat pada empedu hewan liar yang dapat mengobat penyakit liver dan
empedu yaitu kandungan asam ursodeoxycholic (UDCA) (Aprilia et al.,
2020).
11. Adapun bentuk pengolahan hewan obat yang didapatkan dalam hasil
wawancara yaitu dilakukan dengan cara direbus, dikeringkan, dibalut,
bahkan ada juga yang langsung diminum atau digunakan. Setiap hewan
memiliki cara atau langkah-langkah yang berbeda-beda dalam
4
penggunaan dan pengolahanya. Dengan melihat jenis-jenis hewan obat
bahwa hewan-hewan tersebut dapat menyembuhkan penyakit seperti liver,
sesak napas/asma, jantung, luka operasi, batuk, asam urat, maag, tipes,
sakit gigi serta penyakit dalam lain pada umumnya.
Gambar 1. Daging
Dengan berkembangnya ilmu-ilmu peternakan, beberapa spesies hewan
seperti sapi, domba, babi dan ayam telah diseleksi khusus sebagai penghasil
daging yang mana hewan-hewan tersebut mengkonversi sebahagian besar dari
ransum yang dimakan untuk pertumbuhan jaringan otot. Hewan-hewan yang
demikian disebut tipe potong atau tipe daging mempunyai bentuk badan yang
5
menunjukkan pertumbuhan otot yang sempurna pada seluruh permukaan tulang-
tulangnya dengan kaki yang pendek.
2. Pemanfaatan Ovarium yang Berasal dari Rumah Potong Hewan sebagai
Sumber Materi Genetik
Pemotongan ternak betina produktif masih sering terjadi hingga saat ini
dan hal ini tidak sesuai dengan program pemerintah dalam meningkatkan jumlah
populasi ternak di Indonesia. Ternak betina produktif yang dipotong di Rumah
Potong Hewan (RPH) masih memiliki potensi sebagai sumber materi genetik
berupa ovarium yang merupakan bahan ikutan atau limbah namun belum
dimanfaatkan dengan baik.
Penyelamatan materi genetik ternak betina yang berasal dari RPH dapat
dilakukan melalui pendekatan teknologi. Teknologi reproduksi yang telah
berkembang pesat saat ini salah satunya adalah teknologi fertilisasi in vitro.
Teknologi ini dapat digunakan sebagai upaya penyelamatan materi genetik
dengan memanfaatkan ovarium yang selama ini hanya menjadi bahan ikutan
atau limbah sehingga dapat meningkatkan nilai gunanya. Data pemotongan
ternak sapi di RPH pada tahun 2016 mencapai 1.163.459 ekor, domba sebanyak
93.342 ekor dan kambing sebanyak 186.286 ekor (BPS 2017). Jika diestimasi
50% ternak yang dipotong tersebut adalah ternak betina maka banyak ovarium
yang dapat dimanfaatkan untuk penyelamatkan materi genetik ternak.
Ovarium merupakan salah satu bagian dari organ reproduksi betina yang
berfungsi utama dalam diferensiasi dan pelepasan sel telur (oosit) matang dalam
tiap siklus untuk proses fertilisasi. Selain itu, ovarium berfungsi sebagai penghasil
hormon steroid yang berguna dalam pembentukan karakteristik seksual sekunder
dan tahap proses kebuntingan. Penanganan untuk menjaga kondisi ovarium
setelah pemotongan ternak sangat berkaitan erat dengan kualitas oosit yang
berada di dalam ovarium tersebut. Kualitas oosit yang diperoleh dari ovarium
yang berasal dari RPH menjadi salah satu indikator keberhasilan dalam upaya
penyimpanan ovarium. Salah satu kriteria oosit yang berkualitas adalah
keberadaan sel-sel kumulus yang berada di sekeliling oosit. Sel-sel kumulus ini
berfungsi sebagai sumber nutrisi dan pengatur regulasi sinyal yang berkaitan
dengan hormon.
Koleksi oosit dengan menggunakan teknik aspirasi dilakukan dengan
memanfaatkan tampilan gambaran folikel yang tampak pada permukaan
ovarium. Folikel berukuran 2-6 mm umumnya akan terlihat jelas pada permukaan
6
ovarium, berwarna abuabu kehitaman dan berisi cairan folikel. Cairan folikel
inilah yang disedot dan diharapkan dapat diperoleh oosit. Dengan menggunakan
syringe steril 5 ml, jarum berukuran 18-22 gauge dan berisi 2 ml medium koleksi,
folikel ditusuk untuk kemudian disedot cairan folikelnya. Kemudian cairan
tersebut ditempatkan pada cawan petri dan dievaluasi dengan mikroskop untuk
mendapatkan oosit dengan kategori yang diinginkan (Rao & Mahesh 2012).
A. B.
Gambar 2. Koleksi oosit dengan teknik aspirasi (A) dan penyayatan (B)
Kemampuan oosit yang berasal dari RPH saat dikultur selama 18 jam
untuk mencapai tahap pematangan metafase II dapat mencapai 87%.
7
pelindung hewan bagian terluar dan memiliki bagian keras, termasuk tidak
dikonsumsi dalam jumlah besar.
8
5. Pemanfaatan Biogas dari Limbah Hewan
Biogas merupakan sumber energi terbarukan yang potensial, murah, dan
ramah lingkungan bila dibandingkan dengan sumber energi fosil pada umumnya.
Dari aspek lingkungan biogas membantu untuk mengurangi limbah organik dan
emisi karbon. Akan tetapi pemanfaatan biogas di Indonesia yang belum optimal
dan masih terbatas pada sumber energi untuk kegiatan rumah tangga seperti
memasak tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah maupun sektor
swasta untuk dapat memaksimalkan dan memperbesar skala pemanfaatan
potensi biogas sebagai sumber energi listirk.
Permintaan kebutuhan energi, khususnya energi listrik untuk berbagai
macam aktivitas, terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi
perkotaan. Saat ini sebagian besar pasokan energi masih didominasi oleh
sumber bahan bakar fosil. Seiring meningkatnya penggunaan bahan bakar fosil,
gas rumah kaca yang dihasilkan juga meningkat, yang berdampak pada
terjadinya pemanasan global. Selain itu pertumbuhan penduduk juga berdampak
pada peningkatan volume limbah yang dihasilkan dari kegiatan industri dan
aktivitas rumah tangga. Penelitian ini menerapkan konsep waste to energy
dengan mengestimasi potensi energi terbarukan dari limbah hewan.
Proses pemanfaatan potensi energi terbarukan dilakukan sejak terjadinya
penipisan bahan bakar fosil akibat peningkatan konsumsi energi masyarakat
serta munculnya isu lingkungan hidup (Omari, Kichonge, John, Njau, & Mtui,
2014; Ramachandra, Kamakshi, & Shruthi, 2004). Limbah organik yang berupa
darah, jeroan hewan (rumen) dan kotoran hewan dapat diubah menjadi sumber
energi terbarukan (renewable energy) berupa biogas. Teknik yang biasa
digunakan dalam mengubah sampah menjadi energi (khususnya biogas) adalah
biochemical conversion, yang mengubah sampah dengan bantuan mikroba
(bakteri metanogenik) sehingga material akan terurai secara alami dalam kondisi
anaerobic (Elizabeth & Rusdiana, 2011; Omari et al., 2014).
Proses mengubah limbah ternak menjadi sumber energi biogas
merupakan tindakan yang tepat dan menguntungkan karena mampu mencegah
penyebaran penyakit akibat patogen yang berada di hewan ternak, menjaga
kelestarian alam dengan cara mengurangi efek gas rumah kaca, serta dapat
dimanfaatkan guna menghasilkan panas dan energi listrik. Opurum, Nweke,
Nwanyanwu, & Orji (2017) mengubah 10 liter limbah darah sapi dan limbah ikan
9
dengan menggunakan anaerobic digester system selama 30 hari. Biogas yang
dihasilkan adalah 19,56 dm3.
6. Potensi Kulit Sapi Kering Sebagai Bahan Dasar Produksi Gelatin Halal
Gelatin merupakan produk alami yang diperoleh melalui hidrolisis parsial
kolagen dari kulit dan tulang hewan. Pemanfaatan gelatin sudah sangat luas.
Diperkirakan sekitar 59% gelatin yang diproduksi di seluruh dunia digunakan
untuk industri makanan, 31% pada industri farmasi, 2% pada industri fotografi,
dan sekitar 8% diaplikasikan dalam industri lainnya (Mohebi dan Shahbazi,
2017). Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah kehalalannya
bagi umat muslim. Kuan et al. (2016) menyebutkan 98,5% gelatin di dunia
diproduksi dari daging, tulang, dan kulit babi, oleh karena itu perlu dikembangkan
produksi gelatin dari sumber hewan lain.
Kulit sapi dapat digunakan sebagai alternatif bahan baku produksi gelatin.
Kandungan kolagen dalam kulit mamalia sebesar 89%. Produksi gelatin
menggunakan hidrolisis enzim dapat menghasilkan gelatin dengan tingkat
kemurnian yang tinggi, namun penggunaan enzim untuk hidrolisis memerlukan
biaya yang mahal. Oleh karena itu, produksi gelatin dalam penelitian ini
menggunakan hidrolisis asam dan basa dalam memproduksi gelatin, supaya
teknologi ini dapat diterapkan di masyarakat.
10
laboratorium adalah hewan yang dimanfaatkan untuk tujuan komparasi anatomi
sejak awal abad ke-17, namun perkembangannya mulai pesat pada abad ke19.
Saat ini banyak sekali strain atau galur mencit yang tersedia dan dapat
digunakan untuk percobaan penelitian. Mencit adalah hewan sosial yang saling
berkomunikasi melalui olfactory, auditory, tactile dan sinyal visual. Masing-
masing galur juga dapat dibuat hewan model sesuai dengan tujuan penelitian
yang akan dilakukan. Seperti penelitian untuk mempelajari komponen sistem
imun maka dibuatlah mencit model defisiensi imun sistem dalam bentuk
knockout, transgenic, dan dominant negative mouse mutant. Selain untuk
penelitian imunologi, mencit model juga dapat dimanfaatkan untuk penelitian
yang bersifat infeksius dan noninfeksius. Contoh penelitian penyakit infeksius
berdasarkan agen penyebab maka hewan model dapat dikelompokkan sebagai
berikut: microbiological surveilancce dan diagnostic, penyakit oleh virus, bakteri,
chlamidia, mycotic dan parasite.
Contoh hewan laboratorium berikutnya adalah tikus, yang sangat banyak
dimanfaatkan sebagai subjek penelitian dalam pengujian sebelum diaplikasikan
pada manusia. Ratusan jenis model tikus telah dikembangkan untuk menyerupai
kondisi fisiologis dan patologis pada manusia (Mashimo & Serikawa, 2009). Tikus
adalah spesies mamalia pertama yang didomestikasi untuk tujuan ilmiah dan
berkembang sebagai hewan model dalam penelitian biomedis, namun sejak
berkembangnya teknik manipulasi gen maka banyak peneliti beralih
menggunakan mencit, meskipun tikus memiliki banyak kelebihan jika digunakan
dalam penelitian adiksi obat, perilaku sosial dan penelitian kardiovaskular.
Hamster juga dapat digunakan sebagai hewan coba dalam penelitian.
Hewan ini sangat responsif dalam penelitian berkaitan dengan patogenesis
infeksi seperti patogen bakteri, virus dan parasit, dan juga efektifitas dalam uji
interaksi obat dan vaksin. dari banyak strain hamster yang ada, syrian hamster
adalah yang paling banyak digunakan dalam penelitian biomedis.
8. Keunikan Unta
Hewan Unta sebagai makhluk yang mampu bertahan di gurun, tentu memiliki
kelebihan dari hewan lain. Keunikan dan Kelebihan Unta yang membuatnya
mampu hidup di panas dan ganasnya gurun pasir antara lain :
11
Gambar 4. Unta
1) Punuk Unta
Punuk unta adalah gundukan lemak. Fungsi punuk unta adalah sebagai
cadangan makanan, punuk unta ini merupakan gundukan lemak. Lemak ini bisa
diubah menjadi sumber tenaga dan air. Sehingga, unta dapat berjalan di padang
pasir yang sangat panas dan mampu bertahan selama sekitar tiga minggu tanpa
makan dan minum.
Pada masa itu, unta akan kehilangan 33% berat badannya. Padahal
dalam kondisi yang sama seorang manusia meninggal dalam waktu 36 jam, dan
kehilangan seluruh air dari tubuhnya serta 8% berat badannya. Ketika unta
menemukan sumber air, ia akan meminumnya dan menyimpannya di tempat-
tempat yang bisa menyimpannya, termasuk darah. Unta mampu minum air
sebanyak sepertiga berat badannya dalam waktu sepuluh menit.
2) Mata Unta
Bagian kelopak mata unta dapat tembus cahaya sehingga unta bisa tetap
melihat walaupun matanya tertutup. kelopak mata dan bulu matanya yang
panjang dan tebal berfungsi untuk melindungi mata dari masuknya debu dan
butiran pasir akibat hembusan badai pasir. selain itu bulu matanya bisa saling
mengait membentuk semacam teralis melindungi mata dari debu.
3) Hidung Unta
Unta memiliki hidung yang dapat menutup ketika ada badai pasir,
sehingga pasirnya tidak mengganggu pernafasannya.
4) Kaki Unta
Walaupun unta membawa beban ratusan kilogram, kaki unta tidak
terperosok kedalam pasir, karena bentuk kakinya yang lebar sehingga mampu
menahan beban berat tubuhnya. Bentuk kaki unta juga panjang supaya tubuhnya
jauh dari pasir yang panas dibawahnya.
12
5) Kulit dan Bulu Unta
Gurun pasir memiliki amplitudo suhu yang tinggi. Saat siang suhunya
sangat panas, pada saat malam suhunya turun drastis bisa sampai mendekati
nol derajat. Tubuh unta memiliki lapisan-lapisan tebal pada bagian-bagian
tertentu yang bersentuhan dengan tanah, sehingga ketika unta duduk dipasir
yang panas maka kulitnya tidak akan terbakar. Kulit tebal dan bulu rambut tang
tebal juga digunakan unta untuk melindungi dirinya dari dinginnya malam yang
membeku.
13
suara yang keras jika digetarkan. Ruas derik tersebut semakin ke ujung, semakin
kecil ukurannya. Setiap ular derik berganti kulit akan tumbuh ruas derik yang
baru. Ular derik selalu mengangkat ekor deriknya, walaupun tidak sedang
digunakan, untuk menghindari rusak atau hilangnya derik tersebut. Kebanyakan
orang percaya bahwa setiap bertambah satu ruas, berarti umur ular itu
bertambah juga. Namun itu tidak benar karena jumlah segmen hanya bertambah
setiap mereka berganti kulit, bukan karena bertambah umur.
Keistimewaanya yang lain yaitu, jika kita memotong kepalanya, kepala itu
masih dapat mengigit. Itu karena masih terdapatnya sinar infra merah yang
terhubung dengan tubuhnya, itu menurut para ilmuan yang meneliti ular derik.
jika ular derik menyuntikan racunya dengan dosis yang besar, ular itu
membutuhkan hampir 1 bulan untuk memproduksi bisanya kembali. Semua ular
derik, racunnya bersifat hemotoksin (merusak sel darah merah).
Gambar 6. Bunglon
14
Keunikan bunglon diantaranya meliputi:
1) Merubah Warna Kulitnya
Seperti yang kita tahu, bunglon dapat merubah warna kulitnya untuk
kamuflase atau yang dikenal dengan mimikri. Namun ternyata tidak hanya untuk
mengelabuhi musuhnya saja, tetapi bunglon merubah warna kulitnya untuk
menjaga suhu tubuhnya dan juga menunjukan emosinya. Ketika bunglon
mengalami perubahan suhu tubuh dan suasana hatinya, sistem sarafnya akan
memberitahu kromatofora yang bertugas untuk mengatur sel warna. Seperti saat
bunglon merasa tubuhnya terlalu panas, ia akan mengubah warna kulitnya
menjadi lebih cerah, yang bertujuan untuk memantulkan panas matahari, begitu
pula saat bunglon merasa tubuhnya terlalu dingin, ia akan merubah warna
kulitnya menjadi lebih gelap agar menyerap panas. Selain itu, bunglon
menunjukan suasana hatinya dengan mengganti warnanya, seperti bunglon
jantan yang merubah warna kulitnya menjadi lebih terang, untuk menunjukan
sifat agresif, serta saat merasa tidak nyaman, bunglon akan merubah warna
kulitnya menjadi lebih gelap.
3) Mata Bunglon Dapat Memutar 360º dan Dapat Melihat 2 Objek di Waktu
yang Bersamaan
Kelopak mata atas dan bawah bunglon bergabung, dengan lubang kecil
bagi pupil untuk melihat. Uniknya mata bunglon dapat memutar hingga 360º
sehingga memungkinkan bunglon untuk melihat sekeliling tubuh mereka. Selaini
itu, mata bunglon juga dapat melihat kedua arah yang berlawanan, sehingga
bunglon mampu melihat dua objek secara bersamaan. Selain itu, bunglon
15
memiliki pengelihatan yang baik, sehingga bunglon mampu melihat mangsanya
(serangga kecil) yang berada 10 meter jauhnya.
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau
dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-
sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.”
QS 95 At Tin:4;
16
Q.S.Al-Qamar [54]: 49;
Al-A’laa (87:2-3);
Al-Baqarah (2:29);
17
Artinya: “Dialah (Allah) yang menciptakan segala yang ada di bumi untukmu,
kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh
langit. Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”
Kandungan:
18
Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi, dari tidak ada menjadi ada
serta tanpa ada contoh sebelumnya, dan di dalam pergantian malam dan siang
serta perbedaan panjang dan pendeknya waktu, benar-benar terdapat bukti-bukti
nyata bagi orang-orang yang berakal sehat yang menunjukkan mereka kepada
Sang Maha Pencipta alam semesta, Allah telah menciptakan manusia dengan
bentuk yang lebih sempurna daripada hewan, dan sesungguhnya pada
penciptaan binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran yang sangat
penting bagi manusia di samping manfaatnya yang besar sebagai nikmat
pemberian Allah. Binatang ternak bisa menjadi sumber pembelajaran dan bahan
riset, misalnya bagaimana sapi yang makanan utamanya, setelah dikunyah dan
masuk dalam perutnya, saripatinya kemudian bercampur dengan darah bisa
menghasilkan susu yang sangat bermanfaat bagi tubuh.
19
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari penjelasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa:
1. Pemanfaatan hewan dapat digunakan sebagai sumber pengobatan
tradisional, sebagai sumber pangan, sebagai trend fashion, dapat
dimanfaatkan juga sebagai koagulan alami dalam mengatasi limbah sungai,
dapat diproduksi sebagai gelatin yang halal dimakan, serta dapat juga
dimanfaatkan ovarium hewan sebagai sumber materi genetik.
2. Kandungan ayat suci Al-Qur’an mengenai manfaat dan keunikan hewan
adalah bahwa pada penciptaan binatang ternak itu benar-benar terdapat
pelajaran yang sangat penting bagi manusia serta memiliki banyak sekali
manfaatnya yang besar dalam kehidupan manusia maupun untuk lingkungan
sebagai nikmat pemberian Allah..
B. Saran
Makalah ini jauh dari sempurna, sehingga diharapkan kritik dan sarannya
untuk kami menyusun makalah yang lebih baik lagi kedepannya, semoga
makalah tentang manfaat dan keunikan berbagai macam hewan ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
20
DAFTAR LITERATUR
Badan Pusat Statistik (BPS). (2017). Statistik Indonesia 2017. Jakarta: Badan
Pusat Statistik Indonesia.
Istianto Budhi Rahardja, dkk. 2020. Pembuatan Tas Tangan Dari Kulit Sapi Asli.
Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknik (JPMT). E-ISSN: 2655-1446.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Juraida, Anita. 2019. Studi Pemanfaatan Biogas dari Limbah Rumah Potong
Hewan untuk Mendukung Ketahanan Energi di Kota Bandung. Jurnal
Wilayah Dan Lingkungan. P-ISSN: 2338-1604 dan E-ISSN: 2407-8751
Volume 7 Nomor 1, April 2019, 26-37. Universitas Widiyatama
Putri Reno Intan dan Khariri. 2020. Pemanfaatan Hewan Laboratorium Yang
Sesuai untuk Pengujian Obat dan Vaksin. Prosiding Seminar Nasional
Biologi di Era Pandemi COVID-19. ISBN: 978-602-72245-5-1. UIN
Alauddin Makassar.
21