Disusun Oleh:
Kelompok 4
Farah Eva Ristina 21230009
Putri Aisyah 21230010
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Analisis Kritis Jurnal........................................................................................3
B. Refleksi dan Ulasan Materi..............................................................................4
1. Pencernaan Makanan Pada Berbagai Hewan................................................4
2. Perbandingan Antara Bahan Makanan dan Nutrien......................................18
3. Gangguan Pencernaan Hewan.....................................................................21
4. Hubungan Sistem Digestoria Hewan dengan Kandungan Al-Qur’an............22
DAFTAR LITERATUR.........................................................................................27
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Pencernaan Porifera........................................................................................5
2. Pencernaan Coelenterata................................................................................6
3. Pencernaan Cacing Tanah..............................................................................7
4. Pencernaan Cumi-Cumi..................................................................................8
5. Pencernaan Serangga.....................................................................................9
6. Pencernaan Bintang Laut..............................................................................10
7. Pencernaan Sapi...........................................................................................11
8. Retikulum.......................................................................................................11
9. Rumen...........................................................................................................12
10. Omasum........................................................................................................12
11. Abomasum....................................................................................................13
12. Pencernaan Katak.........................................................................................14
13. Pencernaan Burung.......................................................................................16
14. Pencernaan Ikan...........................................................................................17
15. Pencernaan Reptil.........................................................................................18
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok bagi setiap makhluk hidup.
Makanan berfungsi sebagai sumber nutrisi, memberi energi dan tenaga yang
dibutuhkan makhluk hidup sehingga makhluk hidup dapat beraktivitas. Tubuh
membutuhkan zat-zat dan sari makanan yang terkandung di dalam bahan
makanan yang kita konsumsi, sehingga harus ada yang mencerna dan mengolah
zat-zat dan sari makanan tersebut. Untuk itu diperlukan sistem pencernaan dan
alat-alat pencernaan. Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme dimana
suatu makhluk hidup memproses sebuat zat dalam rangka untuk mengubah zat
tersebut secara kimia ataupun mekanik menjadi nutrisi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pencernaan makanan pada berbagai hewan?
2. Apakah perbandingan antara bahan makanan dan nutrien?
3. Apasajakah gangguan pencernaan hewan?
4. Bagaimana hubungan sistem digestoria hewan dengan kandungan Al-
Qur'an?
C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk:
1. Memahami pencernaan makanan pada berbagai hewan
2. Membandingkan bahan makanan dan nutrien
3. Memahami gangguan pencernaan hewan
1
4. Mengetahui hubungan sistem digestoria hewan dengan kandungan Al-
Qur'an
2
BAB II
PEMBAHASAN
NO ITEM ISI
3
hutan hijau perlu dilakukan merupakan cara untuk melestarikan agar tidak
mengalami kepunahan dihabitat aslinya akibat banyak masyarakat yang
memanfaatkan dengan cara melakukan penangkapan dari alam.
3. Identifikasi morfologi ayam hutan hijau jantan ditentukan berdasarkan ciri
fisiknya yaitu memiliki bulu berwarna dasar hitam dan dilapisi oleh bulu
berwarna hijau mengkilap dan merah kekuningan.
4. Makanan ayam hutan hijau berupa biji-bijian, rumput-rumputan, serangga,
binatang kecil lainnya; seperti jangkrik, belalang, dan lain-lain (Madge dan
McGowan, 2002).
5. Esofagus ayam hutan hijau berbentuk tabung panjang, sempit dan lurus.
Memanjang dari orofaring sampai ke proventrikulus. Warna esofagus ayam
hutan hijau adalah merah pucat, konsistensi lunak, dan memiliki
permukaan luar yang halus. Esofagus servikal lebih panjang daripada
esofagus torakal, tetapi diameternya lebih kecil dari esofagus torakal.
Esofagus meluas membentuk tembolok (ingluvies).
6. Proventrikulus ayam hutan hijau memiliki permukaan yang halus, berwarna
merah pucat, konsistensi proventrikulus lebih padat, dan berbentuk
fusiform. Berbatasan dengan esofagus pada bagian kranial dan ventrikulus
di kaudalnya.
7. Pada penelitian tersebut diketahui jelas mengenai morfologi esofagus dan
proventrikulus ayam hutan hijau.
4
invertebrata dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit,
dan rongga gastrovaskuler. Selanjutnya, pada cacing parasit seperti cacing pita
alat pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki mulut dan anus, maka
dengan itu pencernaannya dilakukan dengan cara absorbs langsung melalui
kulit.
1) Sistem Pencernaan pada porifera
Porifera merupakan hewan pemakan suspensi, yaitu memakan makanan
yang terlarut dalam air. Porifera tidak memiliki sistem pencernaan, pencernaan
berlangsung secara intraseluler. Makanan terjerat bersama air yang melewati
pori-pori (ostia) pada tubuh porifera memasuki rongga oskulum. Pergerakan
flagel sel koanosit yang menyusun lapisan dalam rongga oskulum memicu
gelombang arus sehingga akan menarik suspensi ke dalam sel. Suspensi yang
terjerat ini kemudian akan difagosit oleh koanosit, dan akan dihancurkan dengan
bantuan lisosom yang mengandung enzim hidrolitik (penghancur). Nutrisi ini akan
diedarkan ke seluruh tubuh porifera melalui sel amobosit.
5
Sistem dilengkapi dengan satu lubang yang berfungsi sebagai mulut
sekaligus anus. Coelenterata menangkap mangsanya dengan tentakel
beracunnya kemudian memasukannya ke dalam mulut. Mulut yang juga anus
akan menutup dan sel kelenjar dalam dinding gastrovaskular mensekresikan
enzim pencernaan yang akan membantu memecah makanan menjadi ukuran
yang lebih kecil.
Sel-sel penyusun dinding gastrovaskular lainnya akan memfagosit partikel
makanan dan mencernanya secara intraseluler seperti yang terjadi pada porifera.
Kemudian mulut/anus akan membuka untuk membuang sisa makanan dan
mempersiapkan untuk makanan baru.
6
Gambar 3. Sistem Pencernaan pada cacing tanah. Sumber
https://www.dosenpendidikan.co.id/vermes
Pencernaan pada cacing tanah mencakup faring berotot yang menghisap
makanan melalui mulut. Kemudian makanan melewati esofagus dan disimpan
serta dibasahi di dalam tembolok. Digesti mekanisme terjadi didalam empedal
yang berotot, yang menggiling makanan dengan bantuan pasir dan krikil yang
berukuran kecil. Disgesti dan absorpsi lebih lanjut terjadi didalam usus yang
memiliki lipatan dorsal yang disebut tiflosol yang meningkatkan area permukaan
untuk absorpsi nutrien. Kemudian sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui
anus.
4) Sistem Pencernaan pada mollusca
Moluska sudah memiliki sistem pencernaan yang lengkap, terdiri dari
mulut, lambung, usus, dan anus. Beberapa moluska memiliki gigi radula pada
mulutnya yang berfungsi untuk mencerna makanan secara mekanik. Setelah itu,
makanan akan masuk ke dalam lambung yanng akan dicerna secara kimiawi
dengan enzim-enzim pencernaan dari kelenjar pencernaan di dalam lambung,
kemudian makanan akan diteruskan ke usus untuk diserap. Sisa makanan akan
dibuang lewat anus.
7
Gambar.4 Pencernaan molusca. Sumber.
https://www.mikirbae.com/2016/02/struktur-dan-fungsi-tubuh-mollusca.html
5) Sistem Pencernaan pada arthopoda
Pencernaan pada arthropoda terjadi secara ekstraseluler. Arthropoda
memiliki sistem pencernaan yang lengkap. Sistem pencernaan pada phylum
Arthropoda bervariasi tergantung pada cara makannya. Pada umumnya sistem
pencernaan pada arthropoda dibagi menjadi 3 bagian, bagian depan (foregut)
terdiri dri mulut dan esofagus; tengah (midgut) lambung dan usus; bagian
belakang (hindgut) terdiri dari rektum dan anus.
Mulut dilengkapi dengan sepasang rahang atas yang berfungsi pengecap
dan untuk membantu mengunyah. Kemudian makanan akan diteruskan ke
esofagus dan disimpan ke tembolok. Selanjutnya makanan akan dicerna di
bagian usus tengah (midgut) dengan bantuan enzim dari kelenjar pencernaan
dan unsur-unsur nutrisi akan diserap melalui usus. Seangkan sisa makanan
diteruskan untuk dibuang melalui anus.
8
6) Sistem Pencernaan pada Echinodermata
Phylum ini memiliki sistem yang lengkap seperti pada moluska. Makanan
masuk lewat mulut yang terletak di permukaan bawah tubuh, kemudian
dilanjutkan ke lambung yang dilengkapi dengan kelenjar pencernaan (pyloric
cecae) mensekresikan enzim pencernaan.
Makanan akan dicerna secara kimiawi dengan enzim ini dan akan diserap
di usus. Usus echinodermata memiliki ukuran yang bervariasi, bergantung pada
spesiesnya. Sisa makanan akan di buang lewat anus yang ada di permukaan
tubuh atas.
9
Lambung hewan-hewan ini tidak hanya memiliki satu ruang (monogastrik) tetapi
lebih dari satu ruang (poligastrik, harafiah: berperut banyak). Proses pencernaan
pakan pada ternak ruminansia terdiri dari pencernaan mekanis, dilakukan di
dalam mulut, pencernaan fermentatif, dilakukan oleh mikroba dalam rumen,
pencernaan hidrolisis, dilakukan oleh enzim-enzim pencernaan
Proses pengolahan pakan dilakukan dengan cara memamah biak
(ruminasi). Pakan berserat (hijauan) akan disimpan sementara di dalam rumen.
Pada saat hewan beristirahat pakan akan ditarik kembali ke mulut (proses
regurgitasi),untuk dikunyah (proses remastikasi). Selanjutnya pakan akan ditelan
(proses redeglutasi), untuk dicerna oleh enzim-enzim mikroba.Di dalam perut,
pakan akan diolah di 4 kompartemen perut, yaitu:
(a) Retikulum
Retikulum sering disebut sebagai perut jala atau hardware stomach.
Retikulum berbatasan langsung dengan rumen, akan tetapi diantara keduanya
tidak ada dinding penyekat. Pembatas diantara retikulum dan rumen yaitu hanya
berupa lipatan, sehingga partikel pakan menjadi tercampur.
10
Gambar 8. Retikulum. Sumber.
http://repository.unas.ac.id/1197/1/MODUL%20BAHAN%20AJAR
%20NUTRISI%20HEWAN.pdf
(b) Rumen
Rumen pada sapi dewasa merupakan bagian yang mempunyai proporsi
yang tinggi dibandingkan dengan proporsi bagian lainnya. Rumen terletak di
rongga abdominal bagian kiri. Rumen sering disebut juga dengan perut beludru.
Haltersebut dikarenakan pada permukaan rumen terdapat papilla. Pada retikulum
dan rumen terjadi pencernaan secara fermentatif, karena pada bagian tersebut
terdapat mikroba dengan jumlah bermilyar-milyar.
11
orifice. Fungsi omaso abomasal orifice adalah untuk mencegah digesta yang ada
di abomasum kembali ke omasum.
12
Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan,
meliputi saluran pencernaan. Contoh salah satu amphibi adalah katak. Makanan
katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran
pencernaan pada katak meliputi:
a. Rongga mulut, terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa
dan lidah untuk menangkap mangsa.
b. Esofagus, berupa saluran pendek.
c. Ventrikulus, berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar
d. Lambung, dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esophagus
dan saluran keluar menuju anus.
e. Intestinum (usus), dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus
halus, duodenum, jejunum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloaka.
f. Kloaka, merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan,
saluran reproduksi dan urin. Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas
hati dan pankreas.
g. Hati, berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi
menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan
dalam kantung empeduyang berwarna kehijauan dan pancreas bewarna
kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum).
pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada
duodenum.
13
Hewan unggas memiliki pencernaan monogastrik (perut tunggal) yang
berkapasitas kecil. Makanan ditampung di dalam crop kemudian empedal/gizzard
terjadi penggilingan sempurna hingga halus. Makanan yang tidak tercerna akan
keluar bersama ekskreta, oleh karena itu sisa pencernaan pada unggas
berbentuk cair (Girisenta, 1980). Unggas mengambil makanannya dengan paruh
dan kemudian terus ditelan. Makanan tersebut disimpan dalam tembolok untuk
dilunakkan dan dicampur dengan getah pencernaan proventrikulus dan
kemudian digiling dalam empedal. Tidak ada enzim pencernaan yang
dikeluarkan oleh empedal unggas. Fungsi utama alat tersebut adalah untuk
memperkecil ukuran partikel-partikel makanan.
Dari empedal makanan yang bergerak melalui lekukan usus yang disebut
duodenum, yang secara anatomis sejajar dengan pankreas. Pankreas tersebut
mempunyai fungsi penting dalam pencernaan unggas seperti hanya pada
spesies-spesies lainnya. Alat tersebut menghasilkan getah pankreas dalam
jumlah banyak yang mengandung enzimenzim amilolitik, lipolitik dan proteolitik.
Enzim-enzim tersebut berturut-turut menghidrolisa pati, lemak, proteosa dan
pepton. Empedu hati yang mengandung amilase, memasuki pula duodenum.
Bahan makanan bergerak melalui usus halus yang dindingnya mengeluarkan
getah usus. Getah usus tersebut mengandung erepsin dan beberapa enzim yang
memecah gula.
Erepsin menyempurnakan pencernaan protein, dan menghasilkan asam-
asam amino, enzim yang memecah gula mengubah disakharida ke dalam gula-
gula sederhana (monosakharida) yang kemudian dapat diasimilasi tubuh.
Penyerapan dilaksanakanmelalui villi usus halus.Unggas tidak mengeluarkan
urine cair. Urine pada unggas mengalir ke dalam kloaka dan dikeluarkan
bersama-sama feses.Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan.Saluran pencernaan pada burung terdiri
atas:
a. Paruh, merupakan modifikasi dari gigi.
b. Rongga mulut, terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara
rongga mulut dan tanduk.
c. Faring dan Esofagus. Faring : berupa saluran pendek, dan esofagus: pada
burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan
sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisidengan cepat.
14
d. Lambung terdiri atas: Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak
menghasilkan enzim pencernaan, dindingototnya tipis. Ventrikulus (lambung
pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada burungpemakan biji-
bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan
yangberguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai ” hen’s
teeth”.
e. Intestinum, terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada
kloaka.Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
Sedangkan kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan
pankreas.Tetapi pada burung merpati tidak terdapat kantung empedu.
15
bermuara pada anus. Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan
pankreas. Hati merupakan kelenjar yang berukuran besar, berwarna merah
kecoklatan, terletak di bagian depan ronggabadan dan mengelilingi usus,
bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobuskiri, serta bagian yang
menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan empeduyang disimpan
dalam kantung empedu untuk membanfu proses pencernaan lemak.Kantung
empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauary terletak di sebelah kanan hati, dan
salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk
menyimpanempedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas merupakan
organ yangberukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas,
antara lainmenghasilkan enzim – enzim pencernaan dan hormon insulin
16
c. Ikan pemakan segala macam bahan pakan/omnivora, misalnya ikan mas,
ikan gurami, ikan munjair.
d. Ikan pemakan plankton (phytoplankton/zooplankton) misalnya ikan cucut
moyan (Rhinodon typicus), ikan selanget (Dorosoma chacunda)
e. Ikan pemakan detritus (hancuran hewan/tumbuhan) yg sedang membusuk di
air misalnya ikan belanak (Mugil spp), ikan karper dari India ( Labeo dan
Cirrhina)
5. Pencernaan pada Reptil
Sebagaimana pada ikan dan amfibi, sistem pencernaan makanan pada
reptil meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptil umumnya
karnivora (pemakandaging). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada reptil
meliputi:
a. Rongga mulut, bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan bawah,
masingmasingmemiliki deretan gigi yang berbentuk kerucut, gigimenempel
pada gusi dan sedikit melengkung ke arah rongga mulut. Pada rongga
mulutjuga terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung
bercabang dua.
b. Esofagus(kerongkongan)
c. Ventrikulus(lambung)
d. Intestinum, terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.
17
Gambar.15 Pencernaan reptil. Sumber.
https://wandylee.wordpress.com/2012/05/11/sistem-pencernaan-reptil/
18
menjadi nutrien penyusun tubuh hewan. Ada hubungan yang erat antara
organisme yang hidup dan lingkungan yang berupa makanan. Hubungan yang
erat itu dimulai sejak organisme memasukkan makanan ke dalam tubuh diikuti
terjadinya proses kimiawi dan faali, sehingga seluruh atau sebagian makanan
yang masuk dapat digunakan untuk berbagai keperluan yaitu, hidup, tumbuh,
berkembang biak atau produksi, sedang sisa makanan yang tidak digunakan
segera dikeluarkan dari tubuh. Makanan mengalami proses
ingesti/ditelan/dimasukkan, kemudian digesti/dicerna, diabsorbsi/diserap,
dimeabolisme dan sisanya/yang tidak digunakan akan diekskresikan. Jadi pokok
permasalahan Nutrisi Hewan adalah mencakup berbagai sifat dan kegunaan dari
nutrien atau zat gizi bagi hewan. Ilmu-ilmu yang mempunyai kaitan dengan
Nutrisi Hewan antara lain : Kimia, Faal/fisiologi, Biokimia, Genetika, Mikrobiologi,
Endokrinologi, Matematika, Biofisika. Dari berbagai ilmu tersebut diketemukan
berbagai macam nutrien antara lain, sekitar 25 macam karbohidrat, 15 macam
asam lemak, 20 macam asam amino, 13 macam mineral dan 20 macam vitamin.
Jenis pakan berbagai hewan antara lain:
a. Jenis pakan hewan ruminansia
1) Rumput-rumputan basah dan kering, misalnya rumput segar, jerami, hay
(hijauan yang dikeringkan) dan silage (hijauan yang difermentasi)
2) Leguminosa (tanaman kacang-kacangan) basah dan kering, misalnya
lamtoro, gamal/gliricidia dan kaliandra
3) Sisa penggilingan padi seperti dedak, bekatul
b. Jenis pakan hewan amphibi
Pada masa berudu seperti ikan herbivora makan tumbuhan setelah
dewasa (katak) menjadi Carnivora (pemakan hewan kecil misalnya nyamuk)
c. Jenis pakan hewan aves
1) Carnivora misalnya Elang, burung hantu
2) Ayam & itik : pemakan biji-bijian, sisa bahan makanan yang masih
mempunyai nilai gizi tetapi tak digunakan lagi oleh manusia, misalnya
bekatul, dedak, tepung tulang, tepung ikan
d. Jenis pakan hewan pisces
Jenis pakan alami
1) Infusoria : protozoa (binatang bersel tunggal) misalnya Paramaecium
caudatum, Didinium nasutum
19
2) Rotifera : sekumpulan jasad renik yang tubuhnya mempunyai korona bulat
(tajuk mahkota) yang berambut getar
3) Kutu air : udang renik Cladocera misalnya Daphnia, Moina
4) Cacing sutra (Tubifex)
5) Jentik nyamuk
e. Jenis pakan hewan reptil
Kadal, kura-kura, penyu adalah pemakan tumbuhan Buaya (Crocodillia)
adalah carnivora pemakan hewan/daging.
20
(biasanya jambu biki), serta memberikan oralit (oralit banyak dipercaya dapat
menjadi obat diare bahkan untuk manusia, oralit ialah air campuran garam dan
gula), jika masih tetap diare dan belum menunjukkan tanda akan membaik
segera hubungi dokter atau bawa ke dokter hewan. Adapun untuk pencegahan
terjadinya diare kita dapat melakukan beberapa hal, yaitu memberikan makanan
yang bergizi kepada hewan, maksudnya ialah makanan yang tidak mengandung
kadar gula yang tinggi, selalu rajin memberikan obat atau vitamin dan rajin
membersihkan kandang agar kuman atau bakteri tidak dapat tumbuh disana.
f) Nematodosis
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing nematoda. Cacing ini
tinggal di saluran pencernaan hewan ternak. Cacing ini akan menyerap sari - sari
makanan, bahkan dapat menghisap darah atau pun cairan dalam tubuh si hewan
ternak. Tentu hal ini akan mengganggu bahkan mengurangi kualitas si hewan
ternak. Misalnya tubuh yang mengurus, berat badan menurun hingga dapat
menimbulkan berbagai reaksi dari tubuh hewan tersebut.
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”
21
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau
dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-
sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.”
QS 95 At Tin:4;
Al-A’laa (87:2-3);
22
Artinya:” yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk”
Al-Baqarah (2:29);
Artinya: “Dialah (Allah) yang menciptakan segala yang ada di bumi untukmu,
kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh
langit. Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”
23
perutnya, dari antara kotoran dan darah (berupa) susu murni yang mudah ditelan
oleh orang-orang yang meminumnya”
Kandungan:
Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi, dari tidak ada menjadi ada
serta tanpa ada contoh sebelumnya, dan di dalam pergantian malam dan siang
serta perbedaan panjang dan pendeknya waktu, benar-benar terdapat bukti-bukti
nyata bagi orang-orang yang berakal sehat yang menunjukkan mereka kepada
Sang Maha Pencipta alam semesta, Allah telah menciptakan manusia dengan
bentuk yang lebih sempurna daripada hewan, dan sesungguhnya pada
penciptaan binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran yang sangat
penting bagi manusia di samping manfaatnya yang besar sebagai nikmat
pemberian Allah. Binatang ternak bisa menjadi sumber pembelajaran dan bahan
riset, misalnya bagaimana sapi yang makanan utamanya, setelah dikunyah dan
masuk dalam perutnya, saripatinya kemudian bercampur dengan darah bisa
menghasilkan susu yang sangat bermanfaat bagi tubuh.
24
25
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari penjelasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa:
1. Setiap hewan berbeda sistem pencernaannya yang digolongkan
berdasarkan hewan tingkat rendah (invertebrata) dan hewan tingkat tinggi
(vertebrata). Pada invertebrata yang terdiri atas sistem pencernaan
protozoa, cacing tanah, dan insekta umumnya pencernaannya masih belum
sempurna dan terjadi secara intrasel, lain halnya dengan vertebrata yang
terdiri atas sistem pencernaan ruminansia (hewan memamah biak), amphibi,
aves, pisces, dan reptil yang sudah sempurna dan terjadi secara ekstrasel.
2. Bahan makanan yang dibutuhkan oleh hewan dapat disebut juga dengan
pakan. Pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, disenangi, dapat
dicerna sebagian atau seluruhnya, dapat diabsorbsi dan bermanfaat bagi
hewan. Nutrisi Hewan adalah mencakup berbagai sifat dan kegunaan dari
nutrien atau zat gizi bagi hewan
3. Gangguan pencernaan pada hewan diantaranya yaitu gastritis, pankreasitis,
flatus, konstipasi, diare, dan nematodosis.
4. Kandungan ayat suci Al-Qur’an mengenai sistem digestoria adalah bahwa
pada penciptaan binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran yang
sangat penting bagi manusia di samping manfaatnya yang besar sebagai
nikmat pemberian Allah. Binatang ternak bisa menjadi sumber pembelajaran
dan bahan riset, misalnya bagaimana sapi yang makanan utamanya, setelah
dikunyah dan masuk dalam perutnya, saripatinya kemudian bercampur
dengan darah bisa menghasilkan susu yang sangat bermanfaat bagi tubuh.
B. Saran
Makalah ini jauh dari sempurna, sehingga diharapkan kritik dan sarannya
untuk kami menyusun makalah yang lebih baik lagi kedepannya, semoga
makalah tentang sistem pencernaan berbagai macam hewan ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
26
DAFTAR LITERATUR
Campbell,dkk.Biologi.Jakarta:Penerbit Erlangga
Suharjo, Kushantoro Clara. 1988. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Bogor: Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.
https://lancangkuning.com/post/18811/gangguan-pencernaan-pada-hewan-
ruminansia.html
https://lancangkuning.com/post/18811/gangguan-pencernaan-pada-hewan-
ruminansia.html
27