Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

KAPITA SELEKTA ZOOLOGI


“SISTEM DIGESTORIA BERBAGAI HEWAN”

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Studidalam Mata


Kuliah Kapita Selekta Zoologi yang diampu oleh
Dr. Hening Widowati, M.Si. dan Dr. H. Handoko Santoso, MPd.

Disusun Oleh:
Kelompok 4
Farah Eva Ristina 21230009
Putri Aisyah 21230010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT dan sholawat beriring
salam kehadirat nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan nikmat berupa
kesempatan dan kesehatan sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas
dalam bentuk makalah ini diselesaikan tepat pada waktunya.
Ucapan terimakasih kami kepada:
1. Bapak Dr. H. Handoko Santoso, M.Pd. dan Ibu Dr. Hening Widowati, M.Si.
selaku dosen pengampu mata kuliah kapita selekta zoologi
2. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah memberikan
dukungan dan motivasi.
Demikian kata pengantar disampaikan, penyusun menyadari dalam
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar lebih baik dalam
pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Metro, Oktober 2022


Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Analisis Kritis Jurnal........................................................................................3
B. Refleksi dan Ulasan Materi..............................................................................4
1. Pencernaan Makanan Pada Berbagai Hewan................................................4
2. Perbandingan Antara Bahan Makanan dan Nutrien......................................18
3. Gangguan Pencernaan Hewan.....................................................................21
4. Hubungan Sistem Digestoria Hewan dengan Kandungan Al-Qur’an............22

BAB III PENUTUP................................................................................................26


A. Simpulan........................................................................................................26
B. Saran.............................................................................................................26

DAFTAR LITERATUR.........................................................................................27

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Pencernaan Porifera........................................................................................5
2. Pencernaan Coelenterata................................................................................6
3. Pencernaan Cacing Tanah..............................................................................7
4. Pencernaan Cumi-Cumi..................................................................................8
5. Pencernaan Serangga.....................................................................................9
6. Pencernaan Bintang Laut..............................................................................10
7. Pencernaan Sapi...........................................................................................11
8. Retikulum.......................................................................................................11
9. Rumen...........................................................................................................12
10. Omasum........................................................................................................12
11. Abomasum....................................................................................................13
12. Pencernaan Katak.........................................................................................14
13. Pencernaan Burung.......................................................................................16
14. Pencernaan Ikan...........................................................................................17
15. Pencernaan Reptil.........................................................................................18

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok bagi setiap makhluk hidup.
Makanan berfungsi sebagai sumber nutrisi, memberi energi dan tenaga yang
dibutuhkan makhluk hidup sehingga makhluk hidup dapat beraktivitas. Tubuh
membutuhkan zat-zat dan sari makanan yang terkandung di dalam bahan
makanan yang kita konsumsi, sehingga harus ada yang mencerna dan mengolah
zat-zat dan sari makanan tersebut. Untuk itu diperlukan sistem pencernaan dan
alat-alat pencernaan. Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme dimana
suatu makhluk hidup memproses sebuat zat dalam rangka untuk mengubah zat
tersebut secara kimia ataupun mekanik menjadi nutrisi.

Makhluk hidup terutama kingdom animalia terdapat keanekaragaman yang


membedakan spesies satu dengan spesies lain. Mulai dari lapisan embrional,
simetri tubuh, jumlah sel, sampai jenis-jenis makanan yang dikonsumsi. Dalam
kelas mamalia, hewan-hewan dibedakan menjadi tiga berdasarkan jenis
makanan yang dikonsumsi: herbivora (menyantap tumbuhan dan alga), karnivora
(menyantap hewan lain), dan omnivora (menyantap segalanya). Inilah yang
menyebabkan terdapat perbedaan-perbedaan dalam mencerna dan mengolah
zat-zat makanan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pencernaan makanan pada berbagai hewan?
2. Apakah perbandingan antara bahan makanan dan nutrien?
3. Apasajakah gangguan pencernaan hewan?
4. Bagaimana hubungan sistem digestoria hewan dengan kandungan Al-
Qur'an?

C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk:
1. Memahami pencernaan makanan pada berbagai hewan
2. Membandingkan bahan makanan dan nutrien
3. Memahami gangguan pencernaan hewan

1
4. Mengetahui hubungan sistem digestoria hewan dengan kandungan Al-
Qur'an

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis Kritis Jurnal


Tabel 1. Analisis Jurnal

NO ITEM ISI

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, Vol. 9(3): 291 –


1 Edisi Jurnal
310, November 2021
Morfologi Anatomi dan Histologi Esofagus dan
2 Judul Artikel Proventrikulus Ayam Hutan Hijau (Gallus varius)
Asal Pulau Alor
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfologi
3 Tujuan Penulisan anatomi dan histologi esofagus dan proventrikulus
ayam hutan hijau asal pulau Alor.
4 Objek Penelitian Ayam Hutan Hijau (Gallus varius)
Michaela Marisa Dael1) , Inggrid T. Maha2) , Filphin
5 Author
A. Amalo3) , Heny Nitbani4)
Identifikasi spesies ayam hutan hijau dilakukan
Metode yang berdasarkan data Birdlife international,
6
digunakan diidentifikasi berdasarkan ciri fisiknya dan
pengamatan mikroskopik di laboratorium
Kesimpulan dalam jurnal yang dianalisis yaitu
esofagus ayam hutan hijau berbentuk tabung
panjang, sempit dan lurus. Memanjang dari
Kesimpulan yang orofaring sampai ke proventrikulus. Warna
7 disampaikan esofagus ayam hutan hijau adalah merah pucat,
Author konsistensi lunak, dan memiliki permukaan luar
yang halus. Esofagus servikal lebih panjang
daripada esofagus torakal, tetapi diameternya lebih
kecil dari esofagus torakal.
Analisis Mahasiswa
1. Ayam hutan hijau merupakan salah satu spesies unggas liar endemik
Indonesia, habitatnya meliputi hutan, semak, padang rumput, dan daerah
pertanian yang dekat dengan hutan.
2. Penelitian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kondisi biologis ayam

3
hutan hijau perlu dilakukan merupakan cara untuk melestarikan agar tidak
mengalami kepunahan dihabitat aslinya akibat banyak masyarakat yang
memanfaatkan dengan cara melakukan penangkapan dari alam.
3. Identifikasi morfologi ayam hutan hijau jantan ditentukan berdasarkan ciri
fisiknya yaitu memiliki bulu berwarna dasar hitam dan dilapisi oleh bulu
berwarna hijau mengkilap dan merah kekuningan.
4. Makanan ayam hutan hijau berupa biji-bijian, rumput-rumputan, serangga,
binatang kecil lainnya; seperti jangkrik, belalang, dan lain-lain (Madge dan
McGowan, 2002).
5. Esofagus ayam hutan hijau berbentuk tabung panjang, sempit dan lurus.
Memanjang dari orofaring sampai ke proventrikulus. Warna esofagus ayam
hutan hijau adalah merah pucat, konsistensi lunak, dan memiliki
permukaan luar yang halus. Esofagus servikal lebih panjang daripada
esofagus torakal, tetapi diameternya lebih kecil dari esofagus torakal.
Esofagus meluas membentuk tembolok (ingluvies).
6. Proventrikulus ayam hutan hijau memiliki permukaan yang halus, berwarna
merah pucat, konsistensi proventrikulus lebih padat, dan berbentuk
fusiform. Berbatasan dengan esofagus pada bagian kranial dan ventrikulus
di kaudalnya.
7. Pada penelitian tersebut diketahui jelas mengenai morfologi esofagus dan
proventrikulus ayam hutan hijau.

B. Refleksi dan Ulasan Materi


Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme dimana suatu makhluk
hidup memproses sebuat zat dalam rangka untuk mengubah zat tersebut secara
kimia ataupun mekanik menjadi nutrisi. Sistem pencernaan pada hewan
berbeda-beda, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan
tersebut serta jenis makananya, berikut pmbahasan mengenai organ dan
kelenjar pencernaan pada hewan invertebrata dan vertebrata:
1. Pencernaan Makanan pada Berbagai Hewan
a. Pencernaan pada invertebrata
Pada invertebrata cara memperoleh makanan dengan cara yang
bervariasi tergantung bagaimana susunan dan kemampuan alat-alat pencernaan
makanan yang mereka miliki. Pada hewan invertebrata umumnya dilakukan
secara intrasel, seperti protozoa, porifera, dan coelenterata. Pencernaan pada

4
invertebrata dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit,
dan rongga gastrovaskuler. Selanjutnya, pada cacing parasit seperti cacing pita
alat pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki mulut dan anus, maka
dengan itu pencernaannya dilakukan dengan cara absorbs langsung melalui
kulit.
1) Sistem Pencernaan pada porifera
Porifera merupakan hewan pemakan suspensi, yaitu memakan makanan
yang terlarut dalam air. Porifera tidak memiliki sistem pencernaan, pencernaan
berlangsung secara intraseluler. Makanan terjerat bersama air yang melewati
pori-pori (ostia) pada tubuh porifera memasuki rongga oskulum. Pergerakan
flagel sel koanosit yang menyusun lapisan dalam rongga oskulum memicu
gelombang arus sehingga akan menarik suspensi ke dalam sel. Suspensi yang
terjerat ini kemudian akan difagosit oleh koanosit, dan akan dihancurkan dengan
bantuan lisosom yang mengandung enzim hidrolitik (penghancur). Nutrisi ini akan
diedarkan ke seluruh tubuh porifera melalui sel amobosit.

Gambar.1 Pencernaan porifera. Sumber https://jawabanapapun.com/apa-peran-


filum-porifera/

2) Sistem pencernaan pada coelenterata


Tak jauh berbeda dengan porifera, pencernaan pada coelenterata
berlangsung secara ekstraseluler dan intraseluler. Secara extraseluler, phylum ini
memiliki sistem pencernaan yang paling sederhana, yaitu berupa rongga
gastrovaskular.

5
Sistem dilengkapi dengan satu lubang yang berfungsi sebagai mulut
sekaligus anus. Coelenterata menangkap mangsanya dengan tentakel
beracunnya kemudian memasukannya ke dalam mulut. Mulut yang juga anus
akan menutup dan sel kelenjar dalam dinding gastrovaskular mensekresikan
enzim pencernaan yang akan membantu memecah makanan menjadi ukuran
yang lebih kecil.
Sel-sel penyusun dinding gastrovaskular lainnya akan memfagosit partikel
makanan dan mencernanya secara intraseluler seperti yang terjadi pada porifera.
Kemudian mulut/anus akan membuka untuk membuang sisa makanan dan
mempersiapkan untuk makanan baru.

Gambar.2 Pencernaan coelenterata. Sumber


https://www.mikirbae.com/2016/02/struktur-dan-fungsi-tubuh-coelenterata.html

3) Sistem Pencernaan pada vermes


Sistem pencernaan makanan pada cacing tanah sudah sempurna.
Cacing tanah memiliki alat-alat pencernaan mulai dari mulut, kerongkongan,
lambung, usus, dan anus. Proses pencernaannya dibantu oleh enzim-enzim
yang dikeluarkan oleh getah pencernaan secara eksternal. Makanan cacing
tanah berupa daun-daunan serta sampah organik yang sudah lapuk. Cacing
tanah dapat mencerna senyawa organik tersebut menjadi molekul yang
sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya.

6
Gambar 3. Sistem Pencernaan pada cacing tanah. Sumber
https://www.dosenpendidikan.co.id/vermes
Pencernaan pada cacing tanah mencakup faring berotot yang menghisap
makanan melalui mulut. Kemudian makanan melewati esofagus dan disimpan
serta dibasahi di dalam tembolok. Digesti mekanisme terjadi didalam empedal
yang berotot, yang menggiling makanan dengan bantuan pasir dan krikil yang
berukuran kecil. Disgesti dan absorpsi lebih lanjut terjadi didalam usus yang
memiliki lipatan dorsal yang disebut tiflosol yang meningkatkan area permukaan
untuk absorpsi nutrien. Kemudian sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui
anus.
4) Sistem Pencernaan pada mollusca
Moluska sudah memiliki sistem pencernaan yang lengkap, terdiri dari
mulut, lambung, usus, dan anus. Beberapa moluska memiliki gigi radula pada
mulutnya yang berfungsi untuk mencerna makanan secara mekanik. Setelah itu,
makanan akan masuk ke dalam lambung yanng akan dicerna secara kimiawi
dengan enzim-enzim pencernaan dari kelenjar pencernaan di dalam lambung,
kemudian makanan akan diteruskan ke usus untuk diserap. Sisa makanan akan
dibuang lewat anus.

7
Gambar.4 Pencernaan molusca. Sumber.
https://www.mikirbae.com/2016/02/struktur-dan-fungsi-tubuh-mollusca.html
5) Sistem Pencernaan pada arthopoda
Pencernaan pada arthropoda terjadi secara ekstraseluler. Arthropoda
memiliki sistem pencernaan yang lengkap. Sistem pencernaan pada phylum
Arthropoda bervariasi tergantung pada cara makannya. Pada umumnya sistem
pencernaan pada arthropoda dibagi menjadi 3 bagian, bagian depan (foregut)
terdiri dri mulut dan esofagus; tengah (midgut) lambung dan usus; bagian
belakang (hindgut) terdiri dari rektum dan anus.
Mulut dilengkapi dengan sepasang rahang atas yang berfungsi pengecap
dan untuk membantu mengunyah. Kemudian makanan akan diteruskan ke
esofagus dan disimpan ke tembolok. Selanjutnya makanan akan dicerna di
bagian usus tengah (midgut) dengan bantuan enzim dari kelenjar pencernaan
dan unsur-unsur nutrisi akan diserap melalui usus. Seangkan sisa makanan
diteruskan untuk dibuang melalui anus.

Gambar.5 pencernaan serangga. Sumber


https://www.biologiedukasi.com/2015/09/ciri-ciri-dan-klasifikasi-arthropoda.html

8
6) Sistem Pencernaan pada Echinodermata
Phylum ini memiliki sistem yang lengkap seperti pada moluska. Makanan
masuk lewat mulut yang terletak di permukaan bawah tubuh, kemudian
dilanjutkan ke lambung yang dilengkapi dengan kelenjar pencernaan (pyloric
cecae) mensekresikan enzim pencernaan.
Makanan akan dicerna secara kimiawi dengan enzim ini dan akan diserap
di usus. Usus echinodermata memiliki ukuran yang bervariasi, bergantung pada
spesiesnya. Sisa makanan akan di buang lewat anus yang ada di permukaan
tubuh atas.

Gambar.6 pencernaan bintang laut. Sumber.


https://www.edubio.info/2015/02/filum-echinodermata.html

b. Sistem Pencernaan pada Vertebrata


Sistem pencernaan pada vertebrata merupakan sistem pencernaan yang
sudah sempurna, dimana sistem pencernaannya terjadi secara ekstrasel. Organ
pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan (tractus
digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria).
1) Pencernaan pada Ruminansia (Hewan Pemamah Biak)
Hewan pemamah biak atau Ruminansia adalah sekumpulan hewan
pemakan tumbuhan (herbivora) yang mencerna makanannya dalam dua
langkah: pertama dengan menelan bahan mentah, kemudian mengeluarkan
makanan yang sudah setengah dicerna dari perutnya dan mengunyahnya lagi.

9
Lambung hewan-hewan ini tidak hanya memiliki satu ruang (monogastrik) tetapi
lebih dari satu ruang (poligastrik, harafiah: berperut banyak). Proses pencernaan
pakan pada ternak ruminansia terdiri dari pencernaan mekanis, dilakukan di
dalam mulut, pencernaan fermentatif, dilakukan oleh mikroba dalam rumen,
pencernaan hidrolisis, dilakukan oleh enzim-enzim pencernaan
Proses pengolahan pakan dilakukan dengan cara memamah biak
(ruminasi). Pakan berserat (hijauan) akan disimpan sementara di dalam rumen.
Pada saat hewan beristirahat pakan akan ditarik kembali ke mulut (proses
regurgitasi),untuk dikunyah (proses remastikasi). Selanjutnya pakan akan ditelan
(proses redeglutasi), untuk dicerna oleh enzim-enzim mikroba.Di dalam perut,
pakan akan diolah di 4 kompartemen perut, yaitu:
(a) Retikulum
Retikulum sering disebut sebagai perut jala atau hardware stomach.
Retikulum berbatasan langsung dengan rumen, akan tetapi diantara keduanya
tidak ada dinding penyekat. Pembatas diantara retikulum dan rumen yaitu hanya
berupa lipatan, sehingga partikel pakan menjadi tercampur.

Gambar 7. Pencernaan pada Sapi. Sumber.


https://www.mycunk.com/2019/12/sistem-pencernaan-pada-hewan-
ruminansia.html

10
Gambar 8. Retikulum. Sumber.
http://repository.unas.ac.id/1197/1/MODUL%20BAHAN%20AJAR
%20NUTRISI%20HEWAN.pdf
(b) Rumen
Rumen pada sapi dewasa merupakan bagian yang mempunyai proporsi
yang tinggi dibandingkan dengan proporsi bagian lainnya. Rumen terletak di
rongga abdominal bagian kiri. Rumen sering disebut juga dengan perut beludru.
Haltersebut dikarenakan pada permukaan rumen terdapat papilla. Pada retikulum
dan rumen terjadi pencernaan secara fermentatif, karena pada bagian tersebut
terdapat mikroba dengan jumlah bermilyar-milyar.

Gambar.9 Rumen. Sumber.


http://repository.unas.ac.id/1197/1/MODUL%20BAHAN%20AJAR
%20NUTRISI%20HEWAN.pdf
(c) Omasum
Omasum sering juga disebut dengan perut buku, karena permukaannya
berbuku-buku. Derajat Keasaman (pH) omasum berkisar antara 5,2 sampai 6,5.
Antara omasum dan abomasum terdapat lubang yang disebut omaso abomasal

11
orifice. Fungsi omaso abomasal orifice adalah untuk mencegah digesta yang ada
di abomasum kembali ke omasum.

Gambar 10. Omasum. Sumber.


http://repository.unas.ac.id/1197/1/MODUL%20BAHAN%20AJAR
%20NUTRISI%20HEWAN.pdf
(d) Abomasum
Abomasum sering juga disebut dengan perut sejati. Derajat keasaman
(pH) pada abomasum asam yaitu berkisar antara 2 sampai 4,1. Permukaan
abomasums dilapisi oleh mukosa yang berfungsi untuk melindungi dinding sel
agar tidak tercerna olehenzim yang dihasilkan oleh abomasum.

Gambar 11. Abomasum. Sumber.


http://repository.unas.ac.id/1197/1/MODUL%20BAHAN%20AJAR
%20NUTRISI%20HEWAN.pdf

2. Pencernaan pada Amfibi

12
Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan,
meliputi saluran pencernaan. Contoh salah satu amphibi adalah katak. Makanan
katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran
pencernaan pada katak meliputi:
a. Rongga mulut, terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa
dan lidah untuk menangkap mangsa.
b. Esofagus, berupa saluran pendek.
c. Ventrikulus, berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar
d. Lambung, dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esophagus
dan saluran keluar menuju anus.
e. Intestinum (usus), dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus
halus, duodenum, jejunum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloaka.
f. Kloaka, merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan,
saluran reproduksi dan urin. Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas
hati dan pankreas.
g. Hati, berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi
menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan
dalam kantung empeduyang berwarna kehijauan dan pancreas bewarna
kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum).
pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada
duodenum.

Gambar 12. Pencernaan pada katak. Sumber.


https://utariray.wordpress.com/2015/02/11/sistem-pencernaan-pada-katak/

3. Pencernaan pada Aves

13
Hewan unggas memiliki pencernaan monogastrik (perut tunggal) yang
berkapasitas kecil. Makanan ditampung di dalam crop kemudian empedal/gizzard
terjadi penggilingan sempurna hingga halus. Makanan yang tidak tercerna akan
keluar bersama ekskreta, oleh karena itu sisa pencernaan pada unggas
berbentuk cair (Girisenta, 1980). Unggas mengambil makanannya dengan paruh
dan kemudian terus ditelan. Makanan tersebut disimpan dalam tembolok untuk
dilunakkan dan dicampur dengan getah pencernaan proventrikulus dan
kemudian digiling dalam empedal. Tidak ada enzim pencernaan yang
dikeluarkan oleh empedal unggas. Fungsi utama alat tersebut adalah untuk
memperkecil ukuran partikel-partikel makanan.
Dari empedal makanan yang bergerak melalui lekukan usus yang disebut
duodenum, yang secara anatomis sejajar dengan pankreas. Pankreas tersebut
mempunyai fungsi penting dalam pencernaan unggas seperti hanya pada
spesies-spesies lainnya. Alat tersebut menghasilkan getah pankreas dalam
jumlah banyak yang mengandung enzimenzim amilolitik, lipolitik dan proteolitik.
Enzim-enzim tersebut berturut-turut menghidrolisa pati, lemak, proteosa dan
pepton. Empedu hati yang mengandung amilase, memasuki pula duodenum.
Bahan makanan bergerak melalui usus halus yang dindingnya mengeluarkan
getah usus. Getah usus tersebut mengandung erepsin dan beberapa enzim yang
memecah gula.
Erepsin menyempurnakan pencernaan protein, dan menghasilkan asam-
asam amino, enzim yang memecah gula mengubah disakharida ke dalam gula-
gula sederhana (monosakharida) yang kemudian dapat diasimilasi tubuh.
Penyerapan dilaksanakanmelalui villi usus halus.Unggas tidak mengeluarkan
urine cair. Urine pada unggas mengalir ke dalam kloaka dan dikeluarkan
bersama-sama feses.Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan.Saluran pencernaan pada burung terdiri
atas:
a. Paruh, merupakan modifikasi dari gigi.
b. Rongga mulut, terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara
rongga mulut dan tanduk.
c. Faring dan Esofagus. Faring : berupa saluran pendek, dan esofagus: pada
burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan
sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisidengan cepat.

14
d. Lambung terdiri atas: Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak
menghasilkan enzim pencernaan, dindingototnya tipis. Ventrikulus (lambung
pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada burungpemakan biji-
bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan
yangberguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai ” hen’s
teeth”.
e. Intestinum, terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada
kloaka.Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
Sedangkan kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan
pankreas.Tetapi pada burung merpati tidak terdapat kantung empedu.

Gambar 13. Pencernaan Burung. Sumber.


https://wandylee.wordpress.com/2012/05/11/sistem-pencernaan-burung/

4. Pencernaan pada Pisces


Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di
dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada
geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan serta
banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari
rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di
daerah sekitar insang.
Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan
bila tidak dilaluimakanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di
dorong masuk kelambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak jelas
batasnya dengan usus. Padabeberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk
memperluas bidang penyerapan makanan. Dari lambung, makanan masuk ke
usus yang berupa pipa panjang berkelokkelokdan sama besarnya. Usus

15
bermuara pada anus. Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan
pankreas. Hati merupakan kelenjar yang berukuran besar, berwarna merah
kecoklatan, terletak di bagian depan ronggabadan dan mengelilingi usus,
bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobuskiri, serta bagian yang
menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan empeduyang disimpan
dalam kantung empedu untuk membanfu proses pencernaan lemak.Kantung
empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauary terletak di sebelah kanan hati, dan
salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk
menyimpanempedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas merupakan
organ yangberukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas,
antara lainmenghasilkan enzim – enzim pencernaan dan hormon insulin

Gambar 14. Pencernaan Ikan. Sumber.


https://www.biologiedukasi.com/2016/07/mengenal-lebih-dekat-sistem-
pencernaan.html
Saluran pencernaan ikan pemakan daging (Carnivora) lebih pendek
dibanding dengan saluran pencernaan ikan pemakan tumbuhan (Herbivora).
Bahan makanan yang berasal dari tumbuhan lebih sukar dicerna dibanding
bahan makanan yang berasal dari hewan karena adanya kandungan serat kasar
(sellulosa) yang cukup tinggi. Ikan Carnivora biasanya banyak menghasilkan
enzim-enzim pemecah protein, sedangkan ikan Herbivora biasanya banyak
menghasilkan enzim-enzim pemecah karbohidrat. Berdasar macam
makanannya/jenis pakannya ikan digolongkan menjadi 5 golongan yakni:
a. Ikan pemakan tumbuhan/Herbivora, misalnya ikan tawes, ikan bandeng
b. Ikan pemakan daging/Carnivora, misalnya ikan lele, ikan arwana

16
c. Ikan pemakan segala macam bahan pakan/omnivora, misalnya ikan mas,
ikan gurami, ikan munjair.
d. Ikan pemakan plankton (phytoplankton/zooplankton) misalnya ikan cucut
moyan (Rhinodon typicus), ikan selanget (Dorosoma chacunda)
e. Ikan pemakan detritus (hancuran hewan/tumbuhan) yg sedang membusuk di
air misalnya ikan belanak (Mugil spp), ikan karper dari India ( Labeo dan
Cirrhina)
5. Pencernaan pada Reptil
Sebagaimana pada ikan dan amfibi, sistem pencernaan makanan pada
reptil meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptil umumnya
karnivora (pemakandaging). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada reptil
meliputi:
a. Rongga mulut, bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan bawah,
masingmasingmemiliki deretan gigi yang berbentuk kerucut, gigimenempel
pada gusi dan sedikit melengkung ke arah rongga mulut. Pada rongga
mulutjuga terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung
bercabang dua.
b. Esofagus(kerongkongan)
c. Ventrikulus(lambung)
d. Intestinum, terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.

Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan


pankreas. Hati padareptilian memiliki dua lobus (glambir dan yang berwarna
kemerahan). Kantung empeduterletak pada tepi sebelah kanan hati. Pankreas
berada di antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih kekuning-kuningan.

17
Gambar.15 Pencernaan reptil. Sumber.
https://wandylee.wordpress.com/2012/05/11/sistem-pencernaan-reptil/

2. Perbandingan Antara Bahan Makanan dan Nutrien


Menurut Harsono Haryosutomo dalam Sri Maryati (2000) menyatakan
bahwa bahan makanan adalah bahan yang dihasilkan oleh pertanian,
perkebunan, peternakan dan teknologi makanan. Kemudian Suharjo (1986)
menyatakan bahwa bahan makanan adalah bahan-bahan yang dimakan setiap
hari untuk memenuhi kebutuhan bagi pemeliharaan, pertumbuhan dan
penggantian jaringan tubuh yang rusak. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa pengetahuan bahan makanan adalah ilmu yang mempelajari tentang
bahan-bahan hasil pertanian, peternakan, perikanan, dan teknologi makanan
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Bahan makanan yang dibutuhkan oleh hewan dapat disebut juga dengan
pakan. Pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, disenangi, dapat
dicerna sebagian atau seluruhnya, dapat diabsorbsi dan bermanfaat bagi hewan.
Pakan juga adalah makanan/asupan yang diberikan kepada hewan ternak
(peliharaan). Istilah ini diadopsi dari bahasa Jawa. Pakan merupakan sumber
energi dan materi bagi pertumbuhan dan dan kehidupan makhluk hidup. Zat
yang terpenting dalam pakan adalah protein . Pakan berkualitas adalah pakan
yang kandungan protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitaminnya seimbang .
Bagi semua makhluk hidup, pakan mempunyai peranan sangat penting
sebagai sumber energi untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan
perkembangbiakan. Pada industri peternakan masa kini, pakan yang diberikan
biasanya berupa campuran dari bahan alami dan bahan buatan (komposisi) yang
telah ditingkatkan kandungan gizinya . salah satunya yaitu yang berasal dari
limbah perkebunan. Kadang-kadang pada pakan ditambahkan pula hormon dan
vitamin tertentu untuk memacu pertumbuhan ternak dan membebaskannya dari
stress .
Nutrisi adalah proses kimiawi dan faali pada organisme sejak makanan
(pakan atau pangan) masuk tubuh sampai terjadinya perubahan zat makanan
(nutrien atau zat gizi) untuk keperluan hidupnya. Nutrien atau Zat gizi adalah
setiap unsur atau senyawa kimia yang mempunyai fungsi spesifik yang dapat
menunjang proses kehidupan sel ataupun organisme. Nutrisi Hewan adalah
berbagai aktivitas kimiawi dan faali yang mengubah nutrien penyusun pakan

18
menjadi nutrien penyusun tubuh hewan. Ada hubungan yang erat antara
organisme yang hidup dan lingkungan yang berupa makanan. Hubungan yang
erat itu dimulai sejak organisme memasukkan makanan ke dalam tubuh diikuti
terjadinya proses kimiawi dan faali, sehingga seluruh atau sebagian makanan
yang masuk dapat digunakan untuk berbagai keperluan yaitu, hidup, tumbuh,
berkembang biak atau produksi, sedang sisa makanan yang tidak digunakan
segera dikeluarkan dari tubuh. Makanan mengalami proses
ingesti/ditelan/dimasukkan, kemudian digesti/dicerna, diabsorbsi/diserap,
dimeabolisme dan sisanya/yang tidak digunakan akan diekskresikan. Jadi pokok
permasalahan Nutrisi Hewan adalah mencakup berbagai sifat dan kegunaan dari
nutrien atau zat gizi bagi hewan. Ilmu-ilmu yang mempunyai kaitan dengan
Nutrisi Hewan antara lain : Kimia, Faal/fisiologi, Biokimia, Genetika, Mikrobiologi,
Endokrinologi, Matematika, Biofisika. Dari berbagai ilmu tersebut diketemukan
berbagai macam nutrien antara lain, sekitar 25 macam karbohidrat, 15 macam
asam lemak, 20 macam asam amino, 13 macam mineral dan 20 macam vitamin.
Jenis pakan berbagai hewan antara lain:
a. Jenis pakan hewan ruminansia
1) Rumput-rumputan basah dan kering, misalnya rumput segar, jerami, hay
(hijauan yang dikeringkan) dan silage (hijauan yang difermentasi)
2) Leguminosa (tanaman kacang-kacangan) basah dan kering, misalnya
lamtoro, gamal/gliricidia dan kaliandra
3) Sisa penggilingan padi seperti dedak, bekatul
b. Jenis pakan hewan amphibi
Pada masa berudu seperti ikan herbivora makan tumbuhan setelah
dewasa (katak) menjadi Carnivora (pemakan hewan kecil misalnya nyamuk)
c. Jenis pakan hewan aves
1) Carnivora misalnya Elang, burung hantu
2) Ayam & itik : pemakan biji-bijian, sisa bahan makanan yang masih
mempunyai nilai gizi tetapi tak digunakan lagi oleh manusia, misalnya
bekatul, dedak, tepung tulang, tepung ikan
d. Jenis pakan hewan pisces
Jenis pakan alami
1) Infusoria : protozoa (binatang bersel tunggal) misalnya Paramaecium
caudatum, Didinium nasutum

19
2) Rotifera : sekumpulan jasad renik yang tubuhnya mempunyai korona bulat
(tajuk mahkota) yang berambut getar
3) Kutu air : udang renik Cladocera misalnya Daphnia, Moina
4) Cacing sutra (Tubifex)
5) Jentik nyamuk
e. Jenis pakan hewan reptil
Kadal, kura-kura, penyu adalah pemakan tumbuhan Buaya (Crocodillia)
adalah carnivora pemakan hewan/daging.

3. Gangguan Pencernaan Hewan


Beberapa contoh gangguan pad sistem pencernaan hewan yaitu:
a) Gastritis
Gastritis merupakan peradangan mukosa lambung, jarang menyebabkan
gejala-gejala yang serius, dan disebabkan konsumsi makanan yang membuat
peningkatan asam lambung.
b) Pankreasitis
Pankreasitis yaitu peradangan pankreas yang disebabkan oleh
terhambatnya tonjolan vateri oleh batu empedu.
c) Flatus
Flatus yaitu masuknya gas-gas dalam saluran pencernaan.
d) Konstipasi
Konstipasi atau sulit BAB disebabkan oleh banyak hal, diantaranya
karena dehidrasi akibat kurang minum dikemarau yang panas.
e) Diare
Ini mungkin hal yang biasa terjadi pada manusia, tapi bukan berarti hal
seperti diare ini tidak menyerang hewan, termasuk hewan ruminansia. Ada
beberapa penyebab atau pemicu terjadinya diare pada hewan ruminansia,
diantaranya yaitu si hewan tersebut kurang maksimal dalam melakukan
pengolahan atau penguraian zat ia cerna. Hal ini juga dapat dipicu oleh makanan
yang banyak mengandung hidrat arang, hingga makanan yang mengandung
kadar gula yang tinggi.Namun ada juga penyebab lainnya, yaitu bakteri serta
parasit. Adapun bakteri yang dapat menyebabkan diare ialah Colibacillosis,
Salmonellosis, dan Enterotoxemia.
Adapun hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi diare ini ialah mencoba
memberikan obat yang tradisional, seperti air rebusan dari daun pohon jambu

20
(biasanya jambu biki), serta memberikan oralit (oralit banyak dipercaya dapat
menjadi obat diare bahkan untuk manusia, oralit ialah air campuran garam dan
gula), jika masih tetap diare dan belum menunjukkan tanda akan membaik
segera hubungi dokter atau bawa ke dokter hewan. Adapun untuk pencegahan
terjadinya diare kita dapat melakukan beberapa hal, yaitu memberikan makanan
yang bergizi kepada hewan, maksudnya ialah makanan yang tidak mengandung
kadar gula yang tinggi, selalu rajin memberikan obat atau vitamin dan rajin
membersihkan kandang agar kuman atau bakteri tidak dapat tumbuh disana.

f) Nematodosis
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing nematoda. Cacing ini
tinggal di saluran pencernaan hewan ternak. Cacing ini akan menyerap sari - sari
makanan, bahkan dapat menghisap darah atau pun cairan dalam tubuh si hewan
ternak. Tentu hal ini akan mengganggu bahkan mengurangi kualitas si hewan
ternak. Misalnya tubuh yang mengurus, berat badan menurun hingga dapat
menimbulkan berbagai reaksi dari tubuh hewan tersebut.

4. Hubungan Sistem Sigestoria Hewan dengan Kandungan Al-Qur’an


Hubungan sistem digestoria dengan kandungan Al-Qur’an terdapat pada QS Al
Imran (3): 190-191;

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”

21
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau
dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-
sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.”

QS 95 At Tin:4;

Artinya: “sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk


yang sebaik-baiknya”

Q.S.Al-Qamar [54]: 49;

Artinya: “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu sesuai dengan


ukuran.”

Al-A’laa (87:2-3);

Artinya: “yang menciptakan, lalu menyempurnakan (ciptaan-Nya)”

22
Artinya:” yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk”

Al- Ankabuut (29:19);

Artinya: “Apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah memulai


penciptaan (makhluk), kemudian mengembalikannya (menghidupkannya lagi)?
Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah.”

Al-Baqarah (2:29);

Artinya: “Dialah (Allah) yang menciptakan segala yang ada di bumi untukmu,
kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh
langit. Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”

QS. An-Nahl (16): 66;

Artinya:” Sesungguhnya pada hewan ternak itu benar-benar terdapat pelajaran


bagi kamu. Kami memberi kamu minum dari sebagian apa yang ada dalam

23
perutnya, dari antara kotoran dan darah (berupa) susu murni yang mudah ditelan
oleh orang-orang yang meminumnya”

Qs. Al-Mu’minun (23):21-22

Artinya:” Sesungguhnya pada hewan-hewan ternak benar-benar terdapat


pelajaran bagimu. Kami memberi minum kamu dari sebagian apa yang ada
dalam perutnya (air susu), padanya terdapat banyak manfaat untukmu, dan
sebagian darinya kamu makan.”

Artinya:” Di atasnya (hewan-hewan ternak) dan di atas kapal-kapal kamu


diangkut.”

Kandungan:
Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi, dari tidak ada menjadi ada
serta tanpa ada contoh sebelumnya, dan di dalam pergantian malam dan siang
serta perbedaan panjang dan pendeknya waktu, benar-benar terdapat bukti-bukti
nyata bagi orang-orang yang berakal sehat yang menunjukkan mereka kepada
Sang Maha Pencipta alam semesta, Allah telah menciptakan manusia dengan
bentuk yang lebih sempurna daripada hewan, dan sesungguhnya pada
penciptaan binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran yang sangat
penting bagi manusia di samping manfaatnya yang besar sebagai nikmat
pemberian Allah. Binatang ternak bisa menjadi sumber pembelajaran dan bahan
riset, misalnya bagaimana sapi yang makanan utamanya, setelah dikunyah dan
masuk dalam perutnya, saripatinya kemudian bercampur dengan darah bisa
menghasilkan susu yang sangat bermanfaat bagi tubuh.

24
25
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dari penjelasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa:
1. Setiap hewan berbeda sistem pencernaannya yang digolongkan
berdasarkan hewan tingkat rendah (invertebrata) dan hewan tingkat tinggi
(vertebrata). Pada invertebrata yang terdiri atas sistem pencernaan
protozoa, cacing tanah, dan insekta umumnya pencernaannya masih belum
sempurna dan terjadi secara intrasel, lain halnya dengan vertebrata yang
terdiri atas sistem pencernaan ruminansia (hewan memamah biak), amphibi,
aves, pisces, dan reptil yang sudah sempurna dan terjadi secara ekstrasel.
2. Bahan makanan yang dibutuhkan oleh hewan dapat disebut juga dengan
pakan. Pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, disenangi, dapat
dicerna sebagian atau seluruhnya, dapat diabsorbsi dan bermanfaat bagi
hewan. Nutrisi Hewan adalah mencakup berbagai sifat dan kegunaan dari
nutrien atau zat gizi bagi hewan
3. Gangguan pencernaan pada hewan diantaranya yaitu gastritis, pankreasitis,
flatus, konstipasi, diare, dan nematodosis.
4. Kandungan ayat suci Al-Qur’an mengenai sistem digestoria adalah bahwa
pada penciptaan binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran yang
sangat penting bagi manusia di samping manfaatnya yang besar sebagai
nikmat pemberian Allah. Binatang ternak bisa menjadi sumber pembelajaran
dan bahan riset, misalnya bagaimana sapi yang makanan utamanya, setelah
dikunyah dan masuk dalam perutnya, saripatinya kemudian bercampur
dengan darah bisa menghasilkan susu yang sangat bermanfaat bagi tubuh.

B. Saran
Makalah ini jauh dari sempurna, sehingga diharapkan kritik dan sarannya
untuk kami menyusun makalah yang lebih baik lagi kedepannya, semoga
makalah tentang sistem pencernaan berbagai macam hewan ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

26
DAFTAR LITERATUR

Isnaeni,Wiwi.2016.Fisiologi Hewan.Yogyakarta:PT Kanisius

Campbell,dkk.Biologi.Jakarta:Penerbit Erlangga

Manalu, W. 1999. Pengantar Ilmu Nutrisi Hewan. Fakultas Kedokteran Hewan


IPB. Bogor.

Marina,Rini.2013.Sistem Pencernaan Makanan pada Protozoa.


(https://www.academia.edu/html) diakses tanggal 30 September 2022

Priyono.2009. Rumen pada Ternak Ruminansia.(http://www.academia.edu/html)


diakses tanggal 01 Oktober 2022

Candra,Gita. 2011. Sistem Pencernaan pada Hewan.


(https://www.academia.edu/html) diakses tanggal 30 September 2022

Sri Maryati . 2000 . Tata Laksana Makanan. Jakarta: Rineka Cipta

Suharjo, Kushantoro Clara. 1988. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Bogor: Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.

https://lancangkuning.com/post/18811/gangguan-pencernaan-pada-hewan-
ruminansia.html

https://lancangkuning.com/post/18811/gangguan-pencernaan-pada-hewan-
ruminansia.html

27

Anda mungkin juga menyukai