Disusun Oleh:
Kelompok 2
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini
kami buat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Kapita
Selekta Botani dimana dalam makalah ini kami membahas tentang “ZOOLOGI
BERBASIS PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS)”.
Disini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, diantaranya yaitu:
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
Cover............................................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................ ii
Daftar Isi....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
Latar Belakang............................................................................................... 1
Rumusan Masalah......................................................................................... 2
Tujuan............................................................................................................ 2
Kesimpulan ................................................................................................... 26
Saran............................................................................................................. 26
KAJIAN LITERATUR.................................................................................... 27
iii
LAPORAN HASIL PENGAMATAN
B. Bahan
1. Hewan Vertebrata
2. Hewan Invertebrata
C. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menuju ke tempat praktikum, kebun raya liwa, suoh (Lampung Barat)
3. Mengamati hewan yang bertulang belakang baik di darat maupun di air
4. Menangkap hewan yang berada di air dengan pancing atau jarring
5. Sedangkan hewan bertulang belakang yang berada di darat, cukup
mengamati fisiologi nya saja
6. Mendokumentasikan hasil pengamatan.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zoologi ini berasal dari dua kata yunani diantaranya zoion, yang artinya
adalah hewan sedangkan logos, yang artinya studi tentang, Jadi dapat atau bisa
disimpulkan bahwa defenisi zoologi ini ialah salah satu ilmu yang mempelajari
mengenai hewan, baik itu seperti perkembangan embrio, evolusi, distribusi
ekologi, prilaku, serta klasifikasi hewan. Hewan vertebrata adalah hewan yang
bertulang belakang, vertebrata membahas tentang pemahaman sistematika
berdasarkan analisis struktur (anatomi dan fisiologi) vertebrata, yang meliputi
integumen, otot dan rangka, sistem peradaran darah dan pernapasan, sistem
pencernaan makanan, sistem reproduksi, sistem ekskresi, sistem syaraf dan
indera, serta sistem endokrin.
Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat
terkumpulnya sel-sel saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak.
Tali ini tidak di miliki oleh hewan yang tidak bertulang punggung. Dalam
memenuhi kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki system kerja
sempurna peredaran darah berpusat, organ jantung dengan pembuluh-pembuluh
menjadi salurannya.hewan invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang
punggung antar ruas-ruas tulang belakang, hewan invertebrata ini terbagi atas
beberapa golongan yaitu filum protozoa, porifera, arthopoda, platyhelmintes,
nemathelminthes, annelida, coelenterate, mollusca, dan enchinodermata.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui efektifitas penerapan pendekatan jelajah alam sekitar
(JAS) pada materi zoologi vertebrata dan invertebrata
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan pendekatan jelajah
alam sekitar terhadap pemahaman siswa pada materi zoology vertebrata dan
invertebrata.
3. Untuk mengetahui Apakah kendala yang terdapat dalam pembelajaran
menggunakan pendekatan jelajah alam sekitar (JAS) pada materi zoologi
vertebrata dan invertebrata.
2
BAB II
KAJIAN LITERATUR
3
2. Komponen Jelajah Alam Sekitar (JAS)
a. Eksplorasi
Dengan melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya, seseorang akan
berinteraksi dengan fakta yang ada di lingkungan sehingga menemukan
pengalaman dan sesuatu yang menimbulkan pertanyaan atau masalah. Dengan
adanya masalah manusia akan melakukan kegiatan berpikir untuk mencari
pemecahan masalah. Dalam memecahkan masalah tidak berdasar pada
perasaan tetapi lebih ke penalaran ilmiah.
b. Konstruktivisme
c. Proses Sains
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa profesi pendidik akan tetap eksis
apabila ada pembaharuan atau dinamika paradigma. Dimana pendekatan
pembelajaran biologi terus berkembang sesuai perkembangan ilmu dasar dan
terapan yang menyertainya. Strategi ini memungkinkan seluruh peserta didik
dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkan dengan kehidupan
nyata, sehingga hasil belajarnya lebih berdaya dan berhasil guna.
f. Asesmen Autentik
Lingkungan sekitar dalam hal ini bukan saja sebagai sumber belajar
tetapi menjadi obyek yang harus diuntungkan sebagai akibat adanya kegiatan
pembelajaran. Pendekatan JAS berbasis pada akar budaya, dikembangkan
sesuai metode ilmiah dan dievaluasi dengan berbagai cara. Dari uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui pendekatan jelajah alam sekitar
5
(JAS), mahasiswa akan mampu mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki dan
dapat belajar secara mendalam melalui objek–objek yang dihadapi. Hal ini juga
mampu menambah kecintaan mahasiswa terhadap alam dan mahasiswa
mampu lebih menghargai lingkungan yang berada disekitarnya.
B. Hewan Vertebrata
Ciri-ciri hewan vertebrata, Berikut ciri-ciri hewan vertebrata:
1. Tubuh memiliki tulang belakang sejati, dengan kerangka internal
(endoskeleton) dan otot yang melekat pada tulang.
2. Sistem peredaran darah tertutup, dan alat pernapasan paru-paru atau
insang untuk penukaran gas (oksigen dan karbon dioksida).
6. Sistem saraf dari sistem saraf pusat otak yang memproses informasi
melalui organ sensorik.
6
C. Pengelompokkan Hewan Vertebrata
e. Sirip: Ada banyak tipe sirip pada ikan, tapi yang paling umum ditemukan
adalah sirip ekor, sirip dada, sirip dubur, dan sirip punggung. Fungsi sirip
adalah mengatur ikan berenang.
2. Katak (Amphibia)
8
a. Berdarah dingin: suhu tubuh tergantung dengan temperatur lingkungan.
Hewan Amphibi aktif dalam lingkungan hangat.
b. Jantung ventral dengan 3 ruang
c. Bernapas dengan insang, paru-paru, dan kulit: Pada fase larva, hewan
amphibi bernapas dengan insang. Saat tumbuh dewasa dan mulai hidup di
daratan, mereka mulai bernapas dengan paru-paru dan kulit.
3. Ular (Reptilia)
a. Berdarah dingin
b. Bisa hidup di darat dan air.
9
e. Jantung ventral dengan 3 – 4 ruang: sebagian besar reptil memiliki jantung
dengan 3 ruang. Kecuali, buaya yang mempunyai jantung 4 ruang.
g. Bergerak menggunakan kaki atau perut: Sebagian besar reptil memiliki empat
kaki yang dilengkapi dengan kuku tajam untuk membantu gerakan dan
berburu. Namun, ada yang bergerak dengan perut seperti ular dan kadal.
4. Burung (Aves)
10
d. Berparuh: Burung mempunyai paruh, mulut yang terbuat dari tulang dan
lapisan keratin. Hewan ini tidak mengunyah makanan mereka, tapi langsung
langsung digiling dan dicabik dengan paruh. Bentuk paruh pun berbeda-beda.
Misalnya, bebek dengan paruh rata untuk menyaring makanan dalam air.
Sedangkan, burung hantu dengan paruh melengkung untuk merobek dan
mencabik mangsa.
5. Musang (Mamalia)
11
a. Berdarah panas
b. Memiliki kelenjar susu: Mamalia adalah satu-satunya hewan vertebrata
yang menyusui. Kelenjar susu sebenarnya adalah kelenjar keringat dengan
saluran dan jaringan kelenjar untuk mengeluarkan susu.
f. Memiliki satu tulang rahang: Tulang dan otot rahang bawah inilah yang
membuat mamalia sanggup mengunyah makanan.
1. Porifera
Sesuai dengan namanya, porifera merupakan kelompok hewan yang
seluruh permukaan tubuhnya memiliki pori-pori. Hewan ini memiliki tubuh yang
hampir sama dengan bentuk spons, dengan kerangka yang terbuat dari zat
tanduk. Porifera biasanya diketahui mempunyai tubuh yang tidak beraturan atau
asimetri. Bentuk dari porifera yang beragam, dari mulai yang berbentuk seperti
tabung, vas bunga, mangkuk, bahkan ada juga yang memiliki bentuk bercabang
layaknya tumbuhan dengan warna tubuh yang sangat beragam. Hewan ini pada
dasarnya hidup di dalam air dan tetap bisa melakukan kembang biak, baik
dengan kawin maupun tidak kawin. Perkembangbiakan tidak kawin tersebut bisa
terjadi dengan cara membentuk sebuah tunas. Dalam kehidupan sehari-hari,
beberapa jenis porifera seperti Spongia dan Hippospongia bisa kamu pakai
sebagai alat mandi, spons mandi hingga alat gosok. Contoh hewan porifera
antara lain Scypha, Euspongia, Poterion.
12
Gambar 7. Strktur Tubuh Porifera
Sumber: : https://www.google.com/search?
q=gambar+porifera+beserta+keterangannya&o=gambar+porifera&aqs=chrome.1
.69i57j0i512l2j0i22i30l7.10899j0j7&sourceid=chome&ie=UTF-8#imgrc=-
L8yZCo5EuXzBM
2. Coelenterata
Coelenterata adalah salah satu jenis hewan yang hidup di air yang
terdapat rongga pada tubuhnya. Tubuh dari coelenterata ini memiliki dua jenis
bentuk, yaitu dengan bentuk polip dan bentuk medusa. Coelenterata dengan
bentuk polip diketahui mempunyai bentuk seperti tabung. Selain itu, hewan ini
hidup dengan cara menempel pada tempat hidupnya. Sementara, medusa
memiliki bentuk seperti lonceng atau payung. Medusa sendiri mempunyai
dengan lengan-lengan atau tentakel yang mengelilinginya melayang-layang di
air. Tentakel dari medusa bisa digunakan untuk menangkap mangsanya. Apabila
ada mangsa yang menempel atau mendekati tentakel dari medusa. Sel beracun
yang terdapat pada tentakel medusa akan mengeluarkan racun sehingga mampu
melumpuhkan mangsa tersebut. Contoh Coelenterata : Obelia, Hydra, Ubur-
ubur, Anemon.
13
Gambar 8. Ubur-Ubur
Sumber : https://www.google.com/search?
q=gambar+coelenterata+beserta+keterangannya&oq=GAMBAR+COELENTERA
TA&aqs=chrome.1.69i57j0i512j0i22i30l2j0i15i22i30j0i22i30l4j0i15i22i30.11888j0j
7&sourceid=chrome&ie=UTF-8#imgrc=pQGTF2067tm09M
Gambar 9.
Sumber : https://www.google.com/search?
q=gambar+coelenterata+beserta+keterangannya&oq=GAMBAR+COELENTERA
TA&aqs=chrome.1.69i57j0i512j0i22i30l2j0i15i22i30j0i22i30l4j0i15i22i30.11888j0j
7&sourceid=chrome&ie=UTF-8#imgrc=pQGTF2067tm09M
3. Vermes
14
Vermes atau biasa disebut istilah cacing ini merupakan jenis hewan yang
memiliki ukuran kecil dengan bentuk tubuh yang memanjang dan lunak. Seperti
kerangka hewan avertebrata yang lain, vermes tidak memiliki sebuah rangka dan
tidak mempunyai kaki. Namun, tubuh dari vermes memiliki sifat simetris bilateral
atau bisa dipahami sebagai tubuh cacing yang bisa dibagi menjadi bagian kiri
dan bagian kanan. Vermes atau cacing ini bisa dikelompokkan lagi menjadi tiga
kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya yaitu, dari yang berbentuk pipih,
berbentuk bulat panjang tidak bersegmen, hingga berbentuk seperti cinta yang
membulat dan memanjang serta beruas-ruas.
a. Platyhelminthes, yaitu cacing yang memiliki bentuk pipih. Contoh dari jenis
cacing ini, yaitu cacing pita dan cacing hati.
1. Trematoda (cacing hisap)
2. Turbellaria (cacing getar)
3. Cestoda (Cacing Pita)
16
Klasifikasi Nemathelminthes (Cacing Gilig):
1. Nematoda
17
Gambar 14. Oxyuris vermicularis (cacing kremi)
Sumber : https://www.amongguru.com/klasifikasi-cacing-vermes-ciri-
ciridan-contohnya-dilengkapi-gambar/
Sumber : https://www.amongguru.com/klasifikasi-cacing-vermes-ciri-ciri-
dan-contohnya-dilengkapi-gambar/
18
5. Nematormorfa
3. Annelida
Cacing Gelang (Annelida) mempunyai tubuh beruas-ruas. Ruas-ruas
tubuhnya berbentuk seperti gelang yang saling berhubungan. Cacing gelang
memiliki rongga badan yang terdapat di antara kulit badan dan dinding ususnya.
Cacing gelang mempunyai mulut di ujung depan dan dubur di ujung belakang
tubuhnya. Habitatnya di air tawar, di air tanah, dan di laut. Berikut adalah ciri-ciri
dan klasifikasi dari cacing gelang.
19
Klasifikasi Annelida (cacing cincin):
1. Polycaheta (cacing berambut)
20
3. Hirudinea (cacing hisap tak berambut)
4. Arthropoda
Arthropoda memiliki bentuk tubuh beruas-ruas yang terdiri atas struktur
kepala (caput), dada (toraks), dan perut (abdomen). Arthropoda juga dilengkapi
bentuk tubuh simetris bilateral dan memiliki pelindung berupa zat kitin pada
rangka luarnya. Sementara itu, arthropoda memiliki sistem organ tubuh yang
sudah lengkap, mulai dari sistem peredaran, pencernaan, saraf, pernapasan,
ekskresi, reproduksi, hingga alat indera yang mampu merespon sentuhan panas
sekaligus bau-bauan. Arthropoda juga memiliki mata majemuk atau bisa
dipahami sebagai sebuah mata yang terdiri atas beribu-ribu mata kecil dengan
bentuk segi enam. Mata ini biasa disebut dengan istilah mata faset. Arthropoda
diketahui menjadi salah satu filum terbesar dibandingkan beberapa filum hewan
yang lain. Filum dari arthropoda sendiri dapat dikelompokkan ke dalam 4 kelas,
antara lain sebagai berikut:
21
a. Insecta (serangga), dengan contoh: kutu buku, kupu-kupu, belalang, kepik,
dan kumbang
Sumber : https://www.liputan6.com/global/read/4587366/selayaknya-
peliharaan-pemilik-restoran-di-singapura-ajak-kepiting-jalan-santai
22
c. Arachnoidea (laba-laba), dengan contoh: laba-laba, kalajengking, kutu,
caplak;
5. Mollusca
23
Mollusca pada dasarnya adalah jenis hewan avertebrata yang memiliki tubuh
lunak, mengandung banyak lendir, dan terbungkus dengan mantel. Mollusca
sendiri umumnya mempunyai cangkang yang terbuat dari zat kapur dan dapat
digunakan untuk melindungi tubuhnya. Mollusca hidup di berbagai daerah di
bumi sehingga dapat ditemukan baik di darat, laut, air tawar, hingga daerah
panas dan daerah dingin. Mollusca juga menjadi hewan yang sudah memiliki
sistem pencernaan, pernapasan, ekskresi, peredaran, saraf, otot, dan
reproduksi. Sama seperti hewan avertebrata lainnya, mollusca juga dapat dibagi
menjadi 3 kelompok, yaitu: Pelecypoda atau kerang, Gastropoda atau cumi-cumi,
Cephalopoda atau siput.
6. Echinodermata
24
lengan. Echinodermata melakukan perkembangbiakan dengan cara seksual atau
kawin. Tidak hanya itu, jenis hewan ini juga memiliki kemampuan untuk
melakukan regenerasi, misalnya seperti kemampuan untuk menumbuhkan
kembali bagian tubuh yang terputus.Contoh hewan yang termasuk dalam
kelompok echinodermata, antara lain yaitu: Bintang laut, Landak laut, Teripang.
25
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada makalah, maka dapat disimpulkan:
1. Pendekatan pembelajaran JAS adalah salah satu inovasi pendekatan
pembelajaran Biologi dan merupakan kajian ilmu lain yang bercirikan
memanfaatkan lingkungan sekitar dan simulasinya sebagai sumber belajar
melalui kerja ilmiah, serta diikuti pelaksanaan belajar yang berpusat pada
peserta didik.
2. Komponen pembelajaran dengan metode JAS antara lain mencakup
Eksplorasi, Konstruktivisme, proses sains, Learning community,
Bioedutanment, Asesment Autentik.
3. Hewan Vertebrata terdiri dari Pisces, Amphibi, Reptilia, Aves, Mamalia.
Sedangkan hewan Invertebrata terdiri dari Porifera, Coelenterata, Vermes,
Arthropoda, Mollusca, Echinodermata.
B. Saran
Dalam Pembuatan makalah ini masih banyak sekali kekurangan, oleh
karena itu diharapkan kontribusi dari kelompok lain dan dosen pengampu untuk
penyempurnaan pada makalah berikutnya.
26
DAFTAR LITERATUR
https://www.gramedia.com/literasi/contoh-hewan-avertebrata
https://www.amongguru.com/klasifikasi-cacing-vermes-ciri-ciri-dan-contohnya-
dilengkapi-gambar
https://www.google.com/search?
q=gambar+kerang&oq=gambar+kerang&aqs=chrome..69i57j0i512j0i10i433j0i1
0i131i433l3j0i512l4.28723j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-
8#imgrc=4WghiUMAvfI_EM
https://www.google.com/search?
q=gambar+bintang+laut&oq=GAMBAR+BINTANG+LAUT&aqs=chrome.0.0i271
j69i57j0i512l8.47196j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-
8#imgrc=Rh9QFFnXwBuOxM
27