Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

ZOOLOGI BERBASIS PENDEKATAN JELAJAH


ALAM SEKITAR (JAS)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah PLSBB


Dosen Pengampu Bapak Dr.H.Handoko Santoso,M.Pd dan ibu Dr. Hening
Widowati,M.Si

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Afiqah Khairunnisa (21230021)


Dian Indriyani (21230011)
M. Rizki Shihab (21230001)
Riyanti Ningsih (21230013)
Qonita Fadilaturrahmah (21230023)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini
kami buat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Kapita
Selekta Botani dimana dalam makalah ini kami membahas tentang “ZOOLOGI
BERBASIS PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS)”.

Disini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, diantaranya yaitu:

1. Bapak Dr.H.Handoko Santoso,M.Pd dan ibu Dr. Hening Widowati,M.Si. selaku


dosen mata kuliah Kapita Selekta Zoologi.
2. Orang tua yang selalu memberikan motivasi kepada kami, sehingga makalah
ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
3. Teman-teman yang telah membantu menyelesaikan tugas ini serta segala
sumber referensi yang telah kami gunakan.

Kami menyadari bahwasannya makalah ini masih jauh dari kata


sempurna, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun, sehingga dalam pembuatan makalah berikutnya dapat
lebih baik lagi.

Metro, September 2022

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

Cover............................................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................ ii
Daftar Isi....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1

Latar Belakang............................................................................................... 1
Rumusan Masalah......................................................................................... 2
Tujuan............................................................................................................ 2

BAB II KAJIAN LITERATUR........................................................................ 3

A.Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS)................................................. 3


1. Definisi Pendekatan Jas............................................................................ 3
2. Komponen Jelajah Alam Sekitar (JAS)...................................................... 4

3. Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS).................................. 5


B. Hewan Vertebrata..................................................................................... 6
C. Pengelompokkan Hewan Vertebrata.........................................................

D. Pengelompokkan Hewan Invertebrata...................................................... 12

BAB III PENUTUP......................................................................................... 7

Kesimpulan ................................................................................................... 26
Saran............................................................................................................. 26

KAJIAN LITERATUR.................................................................................... 27

iii
LAPORAN HASIL PENGAMATAN

ZOOLOGI BERBASIS PENDEKATAN JELAJAH


ALAM SEKITAR (JAS)

Tujuan : Untuk mengetahui hewan vertebrata dan hewan invertebrata


di daerah Lampung Barat
Tanggal/Hari : -
Tempat : Lampung Barat

A. Alat dan Bahan


1. Alat
a) Buku
b) Pena
c) Buku Panduan
d) Handphone.

B. Bahan
1. Hewan Vertebrata
2. Hewan Invertebrata

C. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menuju ke tempat praktikum, kebun raya liwa, suoh (Lampung Barat)
3. Mengamati hewan yang bertulang belakang baik di darat maupun di air
4. Menangkap hewan yang berada di air dengan pancing atau jarring
5. Sedangkan hewan bertulang belakang yang berada di darat, cukup
mengamati fisiologi nya saja
6. Mendokumentasikan hasil pengamatan.

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zoologi ini berasal dari dua kata yunani diantaranya zoion, yang artinya
adalah hewan sedangkan logos, yang artinya studi tentang, Jadi dapat atau bisa
disimpulkan bahwa defenisi zoologi ini ialah salah satu ilmu yang mempelajari
mengenai hewan, baik itu seperti perkembangan embrio, evolusi, distribusi
ekologi, prilaku, serta klasifikasi hewan. Hewan vertebrata adalah hewan yang
bertulang belakang, vertebrata membahas tentang pemahaman sistematika
berdasarkan analisis struktur (anatomi dan fisiologi) vertebrata, yang meliputi
integumen, otot dan rangka, sistem peradaran darah dan pernapasan, sistem
pencernaan makanan, sistem reproduksi, sistem ekskresi, sistem syaraf dan
indera, serta sistem endokrin.
Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat
terkumpulnya sel-sel saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak.
Tali ini tidak di miliki oleh hewan yang tidak bertulang punggung. Dalam
memenuhi kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki system kerja
sempurna peredaran darah berpusat, organ jantung dengan pembuluh-pembuluh
menjadi salurannya.hewan invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang
punggung antar ruas-ruas tulang belakang, hewan invertebrata ini terbagi atas
beberapa golongan yaitu filum protozoa, porifera, arthopoda, platyhelmintes,
nemathelminthes, annelida, coelenterate, mollusca, dan enchinodermata.

Kabupaten Lampung Barat adalah salah satu pemekaran dari  Kabupaten


Lampung utara. Kabupaten Lampung Barat beribukota di Liwa. Luas wilayah
Kabupaten Lampug Barat lebih kurang 4.950,40 km2 atau 13,99 % dari luas
wilayah Propinsi Lampung dan mempunyai garis pantai sepanjang 260 km.
Lampung Barat dikenal dengan sebutan Tanah Sai Betik atau tanah yang indah
dengan tata kehidupan masyarakat dengan sistem Patrilinial, dimana harta
pusaka, Gelar dan nama Suku diturunkan menurut garis Ayah/Bapak. Suku
bangsa asli yang mendiami wilayah Kabupaten Lampung Barat berasal dari
bekas Kerajaan Skala Brak yang banyak mendapat pengaruh Sumatera Barat. 

1
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu sebagai berikut :


1. Bagaimana efektifitas penerapan pendekatan jelajah alam sekitar (JAS) pada
materi zoologi vertebrata dan invertebrata ?
2. Seberapa besar pengaruh penerapan pendekatan jelajah alam sekitar
terhadap pemahaman siswa pada materi zoologi vertebrata dan invertebrata ?
3. Apakah kendala yang terdapat dalam pembelajaran menggunakan
pendekatan jelajah alam sekitar (JAS) pada materi zoologi vertebrata dan
invertebrata ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui efektifitas penerapan pendekatan jelajah alam sekitar
(JAS) pada materi zoologi vertebrata dan invertebrata
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan pendekatan jelajah
alam sekitar terhadap pemahaman siswa pada materi zoology vertebrata dan
invertebrata.
3. Untuk mengetahui Apakah kendala yang terdapat dalam pembelajaran
menggunakan pendekatan jelajah alam sekitar (JAS) pada materi zoologi
vertebrata dan invertebrata.

2
BAB II
KAJIAN LITERATUR

A. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS)


1. Definisi Pendekatan Jas
Pendekatan pembelajaran JAS adalah salah satu inovasi pendekatan
pembelajaran Biologi dan merupakan kajian ilmu lain yang bercirikan
memanfaatkan lingkungan sekitar dan simulasinya sebagai sumber belajar
melalui kerja ilmiah, serta diikuti pelaksanaan belajar yang berpusat pada peserta
didik. Belajar adalah kegiatan aktif peserta didik dalam membangun pemahaman
atau makna. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran JAS
memberi keleluasaan kepada peserta didik untuk membangun gagasan yang
muncul dan berkembang setelah pembelajaran berakhir, di sisi lain dengan
pendekatan pembelajaran JAS tampak secara eksplisit bahwa tanggung jawab
belajar berada pada peserta didik dan guru mempunyai tanggungjawab
menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi dan tanggung jawab
siswa untuk belajar sepanjang hayat.

Pendekatan pembelajaran JAS dalam implementasinya menekankan


pada pembelajaran yang menyenangkan. Ini merupakan salah satu komponen
dari PAKEM yang mempunyai kepanjangan pembelajaran aktif, kreatif, efektif
dan menyenangkan. Namun dalam pendekatan pembelajaran JAS, karakter
menyenangkan, terekspresi secara eksklusif dalam istilah Bioedutainmen (asal
kata bio = biology, edu = education dan trainmen = entertainment) yakni
merupakan strategi pembelajaran biologi yang menghibur dan menyenangkan
melibatkan unsur ilmu atau sain, proses penemuan ilmu (inquiri), keterampilan
berkaya, kerja sama, permainan yang mendidik, kompetisi, tantangan dan
sportivitas.

kegiatan belajar semacam itu akan mendorong mahasiswa untuk


melakukan berbagai tindakan yang akan memberikan pengalaman langsung dan
konkrit bagi mereka. Pembelajaran dengan pendekatan JAS, mengajak
mahasiswa untuk mengenal obyek, gejala dan permasalahan, menelaah dan
menemukan simpulan atau konsep tentang sesuatu yang dipelajarinya.
Pendekatan ini membuat mahasiswa lebih mudah mengingat dan memahami
dengan hal-hal yang telah dipelajarinya secara langsung.

3
2. Komponen Jelajah Alam Sekitar (JAS)

Dapat disimpulkan dari beberapa definisi mengenai pendekatan


pembelajaran JAS, maka dapat diartikan bahwa Pendekatan JAS lebih
menekankan pada kegiatan belajar yang dikaitkan dengan lingkungan alam
sekitar kehidupan mahasiswa dan dunia nyata, sehingga mahasiswa dapat
mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkannya dengan masalah
kehidupan sehari hari dan kehidupan nyata. Komponen–komponen JAS adalah
sebagai berikut:

a. Eksplorasi
Dengan melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya, seseorang akan
berinteraksi dengan fakta yang ada di lingkungan sehingga menemukan
pengalaman dan sesuatu yang menimbulkan pertanyaan atau masalah. Dengan
adanya masalah manusia akan melakukan kegiatan berpikir untuk mencari
pemecahan masalah. Dalam memecahkan masalah tidak berdasar pada
perasaan tetapi lebih ke penalaran ilmiah.
b. Konstruktivisme

Pengetahuan dahulu dianggap sebagai kumpulan fakta. Akan tetapi


sekarang, pendapat ini mulai bergeser, terutama di bidang sains, pengetahuan
lebih dianggap sebagai suatu proses pembentukan (konstruksi) yang terus
menerus, terus berubah dan berkembang). Sarana yang tersedia bagi seseorang
untuk mengetahui sesuatu adalah alat inderanya. Seseorang berinteraksi dengan
lingkungannya melalui alat inderanya, melihat, mendengar, menyentuh, mencium
dan merasakannya.

c. Proses Sains

Proses sains atau proses kegiatan ilmiah dimulai ketika seseorang


mengamati sesuatu. Sesuatu diamati karena menarik perhatian, mungkin
memunculkan pertanyaan atau permasalahan. Permasalahan ini perlu
dipecahkan melalui suatu proses yang disebut metode ilmiah untuk
mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Pengetahuan yang diperoleh
dengan metode ilmiah bersifat rasional dan teruji sehingga merupakan
pengetahuan yang dapat diandalkan. Metode ilmiah menggabungkan cara
berpikir deduktif dan induktif dalam membangun pengetahuan.

d. Masyarakat Belajar (learning community)


4
Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran
diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing
antar teman, antar kelompok, antara yang tahu dengan yang belum tahu.
Masyarakat belajar dapat terbentuk jika terjadi proses komunikasi dua arah.
Dalam masyarakat belajar, dua kelompok atau lebih yang terlibat komunikasi
pembelajaran saling belajar. Seseorang yang terlibat dalam kegiatan masyarakat
belajar memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus
juga minta informasi yang diperlukan dari teman belajarnya.
e. Bioedutainment

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa profesi pendidik akan tetap eksis
apabila ada pembaharuan atau dinamika paradigma. Dimana pendekatan
pembelajaran biologi terus berkembang sesuai perkembangan ilmu dasar dan
terapan yang menyertainya. Strategi ini memungkinkan seluruh peserta didik
dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkan dengan kehidupan
nyata, sehingga hasil belajarnya lebih berdaya dan berhasil guna.

f. Asesmen Autentik

Asesmen adalah proses pengumpulan berbagai data yang bias


memberikan gambaran perkembangan mahasiswa, Jadi asesment dilakukan
selama proses pembelajaran, terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran, bukan
hanya pada akhir periode pembelajaran saja.

3. Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS)

Dalam praktiknya, pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran alam,


mahasiswa dapat dihadapkan langsung dengan lingkungan konkretnya maupun
manipulatifnya selama proses belajar. Jelajah Alam Sekitar (JAS) merupakan
pendekatan yang masih aksiomatis, sehingga perlu dikonkretkan. Dalam
implementasinya, penjelajah merupakan penciri kegiatan termasuk di dalamnya
adalah discopery dan inkuiri, sedangkan alam sekitar merupakkan objek yang
dieksplorasi.

Lingkungan sekitar dalam hal ini bukan saja sebagai sumber belajar
tetapi menjadi obyek yang harus diuntungkan sebagai akibat adanya kegiatan
pembelajaran. Pendekatan JAS berbasis pada akar budaya, dikembangkan
sesuai metode ilmiah dan dievaluasi dengan berbagai cara. Dari uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui pendekatan jelajah alam sekitar
5
(JAS), mahasiswa akan mampu mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki dan
dapat belajar secara mendalam melalui objek–objek yang dihadapi. Hal ini juga
mampu menambah kecintaan mahasiswa terhadap alam dan mahasiswa
mampu lebih menghargai lingkungan yang berada disekitarnya.

B. Hewan Vertebrata
Ciri-ciri hewan vertebrata, Berikut ciri-ciri hewan vertebrata:
1. Tubuh memiliki tulang belakang sejati, dengan kerangka internal
(endoskeleton) dan otot yang melekat pada tulang.
2. Sistem peredaran darah tertutup, dan alat pernapasan paru-paru atau
insang untuk penukaran gas (oksigen dan karbon dioksida).

3. Jantung ventral dengan 2 –  4 ruang

4. Sistem pencernaan yang dilengkapi dengan hati, kelenjar pencernaan,


dan pankreas. 

5. Tubuh terdiri dari kepala, badan, dan ekor. 

6. Sistem saraf dari sistem saraf pusat otak yang memproses informasi
melalui organ sensorik.

6
C. Pengelompokkan Hewan Vertebrata

Hewan vertebrata bisa dikelompokan menjadi lima jenis berdasarkan ciri-


ciri nya yaitu sebagai berikut:
1. Ikan (Pisces)

Gambar 1: ikan (Pisces)


SUMBER:
https://1.bp.blogspot.com/-q4xfnfzW72c/WEF7kFzsSFI/AAAAAAA
AGhg/JXguUEHP2S40k0GHsFedkraAFnJWl6mVgCLcB/w1280-
h720-p-k-no-nu/umum.jpg

Ikan merupakan jenis hewan vertebrata terbesar di dunia. Hewan vertebrata


ini ditemukan sekitar 500 juta tahun lalu dan kini terdapat 24,000 jenis ikan yang
berbeda.  Ikan dapat dibagi berdasarkan jenis habitat air:
a. Ikan air tawar: terdiri dari sekitar 41 jenis. Contohnya ikan emas, ikan
oscar, dan ikan cupang.
b. Ikan air asin: terdiri dari 15,000 jenis. Contohnya ikan bintang dan ubur-
ubur.

Setiap jenis ikan memiliki keunikan masing-masing, tapi hampir


seluruhnya mempunyai beberapa ciri-ciri yang sama, antara lain:

a. Berdarah dingin (Ektotermik): Ikan tidak mampu meregulasi suhu tubuh


sendiri. Mereka mengandalkan temperatur lingkungan. Suhu tubuh ikan
berubah tergantung suhu lingkungan mereka. 
b. Hidup di air: Seluruh ikan berhabitat di dalam air. Namun, ada beberapa
ikan seperti ikan mudskipper yang bisa hidup di daratan. Ingat, tidak semua
7
binatang yang hidup di air adalah ikan, contohnya lumba-lumba, paus, dan
kura-kura. 

c. Bernapas dengan insang: Semua ikan memiliki insang untuk menyerap


oksigen dalam air dan mengeluarkan karbon dioksida. Ada beberapa jenis ikan
yang tinggal di lingkungan dengan kadar oksigen rendah memiliki paru-paru
juga.Seluruh jenis ikan mempunyai insang sepanjang hidup mereka. Sebagian
hewan yang memiliki insang untuk sementara bukan merupakan ikan,
contohnya kecebong yang bermetamorfosis menjadi katak.

d. Kandung Kemih Berenang: Disebut juga kandung kemih gas, yang


bermanfaat sebagai daya apung, agar tidak tenggelam atau mengapung
berlebihan. Organ ini terletak pada bagian punggung ikan. 

e. Sirip: Ada banyak tipe sirip pada ikan, tapi yang paling umum ditemukan
adalah sirip ekor, sirip dada, sirip dubur, dan sirip punggung. Fungsi sirip
adalah mengatur ikan berenang.

f. Jantung ventral dengan 2 ruang

g. Tidak ada telinga eksternal dan kelopak mata

2. Katak (Amphibia)

Gambar 2 : Katak (Amphibia)


Sumber: https://www.greeners.co/wp-content/uploads/2022/07/Katak-
Bibir-Putih-Spesies-Anura-Pohon-Terbesar-dari-Timur.jpg

Ciri-ciri hewan amphibi:

8
a. Berdarah dingin: suhu tubuh tergantung dengan temperatur lingkungan.
Hewan Amphibi aktif dalam lingkungan hangat.
b. Jantung ventral dengan 3 ruang

c. Bernapas dengan insang, paru-paru, dan kulit: Pada fase larva, hewan
amphibi bernapas dengan insang. Saat tumbuh dewasa dan mulai hidup di
daratan, mereka mulai bernapas dengan paru-paru dan kulit. 

d. Berkembang biak dengan telur tanpa cangkang: Sebagian besar hewan


amphibi mengalami proses metamorfosis

e. Hewan Amphibi Dewasa adalah Karnivor: Dalam air mereka


mengonsumsi ikan, dan reptil kecil. Di daratan, mereka mengonsumsi cacing
dan serangga.

f. Kulit permeabel dan lembab

3. Ular (Reptilia)

Gambar 3 : Ular (Reptilia)


Sumber:
https://asset.kompas.com/crops/4RrblML9QSpaZriDAC3yKT12GFU=/0x54:
920x667/750x500/data/photo/2020/11/17/5fb3aa9e8df82.jpg

a. Berdarah dingin
b. Bisa hidup di darat dan air.

c. Berkembang biak dengan telur bercangkang: Telur reptil sanggup hidup di


daratan dan memiliki cangkang dan sistem membran yang berpori untuk
menyerap oksigen dan zat gas lainnya.

d. Tubuh diliputi kulit bersisik

9
e. Jantung ventral dengan 3 – 4 ruang: sebagian besar reptil memiliki jantung
dengan 3 ruang. Kecuali, buaya yang mempunyai jantung 4 ruang. 

f. Bernapas dengan paru-paru: Walau pernapasan utama mereka adalah paru-


paru, hewan reptil bisa menghirup oksigen dalam air melalui membran yang
ada di mulut.

g. Bergerak menggunakan kaki atau perut: Sebagian besar reptil memiliki empat
kaki yang dilengkapi dengan kuku tajam untuk membantu gerakan dan
berburu. Namun, ada yang bergerak dengan perut seperti ular dan kadal. 

4. Burung (Aves)

Gambar 4 : Burung (Aves)


Sumber:
https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2020/07/07/1195639/content_m
ages/670x335/20200707143405-1-5-jenis-burung-kicau-bersuara-merdu-
harganya-hingga-belasan-juta-003-ayu-isti.jpg

a. Berdarah panas (Endotermik): mampu meregulasi suhu tubuh sendiri


dengan keringat, dll. 
b. Tubuh yang diliputi dengan bulu: Bulu burung yang cantik bermanfaat
untuk terbang dan menjaga suhu tubuh. Untuk burung jantan, bulu ini
berfungsi menarik perhatian pasangan loh. 

c. Bersayap: Walau semua burung mempunyai sayap, tidak semua bisa


terbang. Dan tidak semua hewan bersayap adalah burung, contonya kelelawar
(mamalia). Burung mempunyai bentuk sayap berbeda-beda yang berfaedah di
lingkungan tertentu. 

10
d. Berparuh: Burung mempunyai paruh, mulut yang terbuat dari tulang dan
lapisan keratin. Hewan ini tidak mengunyah makanan mereka, tapi langsung
langsung digiling dan dicabik dengan paruh. Bentuk paruh pun berbeda-beda.
Misalnya, bebek dengan paruh rata untuk menyaring makanan dalam air.
Sedangkan, burung hantu dengan paruh melengkung untuk merobek dan
mencabik mangsa.

5. Musang (Mamalia)

Gambar 5 : Musang (Mamalia)


Sumber:
https://asset.kompas.com/crops/aBpiPlULgNv5C2S3CPPK-N4sG8=/7x0:4642x3
090/750x500/data/photo/2022/05/09/6278c40ba49df.jpg
6. Kera (Mamalia)

Gambar 6 : Kera (Mamalia)


Sumber:
https://assets.pikiranrakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2020/12/23/2845624165.jp
g
Ciri-Ciri Hewan Mamalia:

11
a. Berdarah panas
b. Memiliki kelenjar susu: Mamalia adalah satu-satunya hewan vertebrata
yang menyusui. Kelenjar susu sebenarnya adalah kelenjar keringat dengan
saluran dan jaringan kelenjar untuk mengeluarkan susu.

c. Tubuh diliputi rambut atau bulu

d. Jantung ventral dengan 4 ruang sempurna

e. Mempunyai tiga tulang pendengaran tengah: Tulang ini berfungsi


mengalirkan getaran ke labrin dan mengubah getaran menjadi sinyal saraf
untuk diproses di otak.

f. Memiliki satu tulang rahang: Tulang dan otot rahang bawah inilah yang
membuat mamalia sanggup mengunyah makanan.

D. Pengelompokkan Hewan Invertebrata


Hewan invertebrata adalah hewan yang tidak mempunyai ruas-ruas
tulang belakang. Kerangka tubuh hewan invertebrata umumnya terdapat di luar
tubuh (eksoskeleton). Pengelompokkan hewan invertebrate sebagai berikut:

1. Porifera
Sesuai dengan namanya, porifera merupakan kelompok hewan yang
seluruh permukaan tubuhnya memiliki pori-pori. Hewan ini memiliki tubuh yang
hampir sama dengan bentuk spons, dengan kerangka yang terbuat dari zat
tanduk. Porifera biasanya diketahui mempunyai tubuh yang tidak beraturan atau
asimetri. Bentuk dari porifera yang beragam, dari mulai yang berbentuk seperti
tabung, vas bunga, mangkuk, bahkan ada juga yang memiliki bentuk bercabang
layaknya tumbuhan dengan warna tubuh yang sangat beragam. Hewan ini pada
dasarnya hidup di dalam air dan tetap bisa melakukan kembang biak, baik
dengan kawin maupun tidak kawin. Perkembangbiakan tidak kawin tersebut bisa
terjadi dengan cara membentuk sebuah tunas. Dalam kehidupan sehari-hari,
beberapa jenis porifera seperti Spongia dan Hippospongia bisa kamu pakai
sebagai alat mandi, spons mandi hingga alat gosok. Contoh hewan porifera
antara lain Scypha, Euspongia, Poterion.

12
Gambar 7. Strktur Tubuh Porifera
Sumber: : https://www.google.com/search?
q=gambar+porifera+beserta+keterangannya&o=gambar+porifera&aqs=chrome.1
.69i57j0i512l2j0i22i30l7.10899j0j7&sourceid=chome&ie=UTF-8#imgrc=-
L8yZCo5EuXzBM
2. Coelenterata
Coelenterata adalah salah satu jenis hewan yang hidup di air yang
terdapat rongga pada tubuhnya. Tubuh dari coelenterata ini memiliki dua jenis
bentuk, yaitu dengan bentuk polip dan bentuk medusa. Coelenterata dengan
bentuk polip diketahui mempunyai bentuk seperti tabung. Selain itu, hewan ini
hidup dengan cara menempel pada tempat hidupnya. Sementara, medusa
memiliki bentuk seperti lonceng atau payung. Medusa sendiri mempunyai
dengan lengan-lengan atau tentakel yang mengelilinginya melayang-layang di
air. Tentakel dari medusa bisa digunakan untuk menangkap mangsanya. Apabila
ada mangsa yang menempel atau mendekati tentakel dari medusa. Sel beracun
yang terdapat pada tentakel medusa akan mengeluarkan racun sehingga mampu
melumpuhkan mangsa tersebut. Contoh Coelenterata : Obelia, Hydra, Ubur-
ubur, Anemon.

13
Gambar 8. Ubur-Ubur
Sumber : https://www.google.com/search?
q=gambar+coelenterata+beserta+keterangannya&oq=GAMBAR+COELENTERA
TA&aqs=chrome.1.69i57j0i512j0i22i30l2j0i15i22i30j0i22i30l4j0i15i22i30.11888j0j
7&sourceid=chrome&ie=UTF-8#imgrc=pQGTF2067tm09M

Gambar 9.
Sumber : https://www.google.com/search?
q=gambar+coelenterata+beserta+keterangannya&oq=GAMBAR+COELENTERA
TA&aqs=chrome.1.69i57j0i512j0i22i30l2j0i15i22i30j0i22i30l4j0i15i22i30.11888j0j
7&sourceid=chrome&ie=UTF-8#imgrc=pQGTF2067tm09M
3. Vermes

14
Vermes atau biasa disebut istilah cacing ini merupakan jenis hewan yang
memiliki ukuran kecil dengan bentuk tubuh yang memanjang dan lunak. Seperti
kerangka hewan avertebrata yang lain, vermes tidak memiliki sebuah rangka dan
tidak mempunyai kaki. Namun, tubuh dari vermes memiliki sifat simetris bilateral
atau bisa dipahami sebagai tubuh cacing yang bisa dibagi menjadi bagian kiri
dan bagian kanan. Vermes atau cacing ini bisa dikelompokkan lagi menjadi tiga
kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya yaitu, dari yang berbentuk pipih,
berbentuk bulat panjang tidak bersegmen, hingga berbentuk seperti cinta yang
membulat dan memanjang serta beruas-ruas.

a. Platyhelminthes, yaitu cacing yang memiliki bentuk pipih. Contoh dari jenis
cacing ini, yaitu cacing pita dan cacing hati.

1. Trematoda (cacing hisap)

Contoh: Fasciola hepatica (cacing hati)

Gambar 10. Fasciola hepatica (cacing hati)


Sumber : https://www.amongguru.com/klasifikasi-cacing-vermes-ciri-
ciridan-contohnya-dilengkapi-gambar/

2. Turbellaria (cacing getar)

Contoh : Planaria sp.


15
Gambar 11. Planaria sp.
Sumber : https://www.amongguru.com/klasifikasi-cacing-vermes-ciri-
ciridan-contohnya-dilengkapi-gambar/

3. Cestoda (Cacing Pita)

Contoh : Taenia Saginata

Gambar 12. Taenia Saginata


Sumber : https://www.amongguru.com/klasifikasi-cacing-vermes-ciri-
ciridan-contohnya-dilengkapi-gambar/

b. Nemathelmintes ( Cacing gilik )

16
Klasifikasi Nemathelminthes (Cacing Gilig):
1. Nematoda

Contoh :  Ascaris lumbricoides (cacing perut), sering menginfeksi anak-anak,


sehingga menjadi kekurangan gizi yang ditandai dengan perut buncit.

Gambar 13. Ascaris lumbricoides (cacing perut)


Sumber : https://www.amongguru.com/klasifikasi-cacing-vermes-ciri-
ciridan-contohnya-dilengkapi-gambar/

2. Oxyuris vermicularis (cacing kremi)

Cacing ini dapat menyebabkan gatal pada daerah anus.

17
Gambar 14. Oxyuris vermicularis (cacing kremi)
Sumber : https://www.amongguru.com/klasifikasi-cacing-vermes-ciri-
ciridan-contohnya-dilengkapi-gambar/

3. Ancylostoma duodenale (cacing tambang)

Cacing tambang menyebabkan penyakit anemia (kekurangan zat besi).

Sumber : https://www.amongguru.com/klasifikasi-cacing-vermes-ciri-ciri-
dan-contohnya-dilengkapi-gambar/

4. Wuchereria bancrofti (cacing rambut)

Cacing rambut dapat menyebabkan penyakit kaki gajah.

Gambar. 15 Wuchereria bancrofti (cacing rambut)


Sumber : https://www.amongguru.com/klasifikasi-cacing-vermes-ciri-
ciridan-contohnya-dilengkapi-gambar/

18
5. Nematormorfa

Contoh : Neoechinorhynchus emydis, menyebabkan penyakit ascariasis


pada penyu.

Gambar 16. Neoechinorhynchus emydis


Sumber : https://www.amongguru.com/klasifikasi-cacing-vermes-ciri-
ciridan-contohnya-dilengkapi-gambar/

3. Annelida
Cacing Gelang (Annelida) mempunyai tubuh beruas-ruas. Ruas-ruas
tubuhnya berbentuk seperti gelang yang saling berhubungan. Cacing gelang
memiliki rongga badan yang terdapat di antara kulit badan dan dinding ususnya.
Cacing gelang mempunyai mulut di ujung depan dan dubur di ujung belakang
tubuhnya. Habitatnya di air tawar, di air tanah, dan di laut. Berikut adalah ciri-ciri
dan klasifikasi dari cacing gelang.

a. Sistem saraf tangga tali,

b. Hermaprodit (memiliki dua kelamin)

c. Rongga tubuh Tripoblastik Selomata (memiliki tiga embrional dan sudah


memiliki  rongga tubuh sebenarnya)

d. Memiliki alat eksresi berupa Nefridium dan pembuluh darah.

19
Klasifikasi Annelida (cacing cincin):

1. Polycaheta (cacing berambut)

Contoh: Eunice viridis (cacing wawo) dimanfaatkan sebagai makanan di


Kepulauan Maluku

Gambar. 17 Eunice viridis (cacing wawo)


Sumber : https://www.amongguru.com/klasifikasi-cacing-vermes-ciri-
ciridan-contohnya-dilengkapi-gambar/

2. Olygochaeta (cacing berambut sedikit)

Contoh : Pheretima sp. (cacing tanah)

Gambar 18. Pheretima sp. (cacing tanah)


Sumber : https://www.amongguru.com/klasifikasi-cacing-vermes-ciri-
ciridan-contohnya-dilengkapi-gambar/

20
3. Hirudinea (cacing hisap tak berambut)

Contoh : Hirudo medicinalis dan Hirudinaria javanica (Lintah)

Gambar 19. Hirudinea (cacing hisap tak berambut)


Sumber : https://www.amongguru.com/klasifikasi-cacing-vermes-ciri-
ciridan-contohnya-dilengkapi-gambar/

4. Arthropoda
Arthropoda memiliki bentuk tubuh beruas-ruas yang terdiri atas struktur
kepala (caput), dada (toraks), dan perut (abdomen). Arthropoda juga dilengkapi
bentuk tubuh simetris bilateral dan memiliki pelindung berupa zat kitin pada
rangka luarnya. Sementara itu, arthropoda memiliki sistem organ tubuh yang
sudah lengkap, mulai dari sistem peredaran, pencernaan, saraf, pernapasan,
ekskresi, reproduksi, hingga alat indera yang mampu merespon sentuhan panas
sekaligus bau-bauan. Arthropoda juga memiliki mata majemuk atau bisa
dipahami sebagai sebuah mata yang terdiri atas beribu-ribu mata kecil dengan
bentuk segi enam. Mata ini biasa disebut dengan istilah mata faset. Arthropoda
diketahui menjadi salah satu filum terbesar dibandingkan beberapa filum hewan
yang lain. Filum dari arthropoda sendiri dapat dikelompokkan ke dalam 4 kelas,
antara lain sebagai berikut:

21
a. Insecta (serangga), dengan contoh: kutu buku, kupu-kupu, belalang, kepik,
dan kumbang

Gambar 20 : Serangga (Arthropoda)


Sumber: https://cdn-cms.pgimgs.com/static/2020/11/Gambar-
UtamaSerangga.png

b. Crustacea (udang-udangan), dengan contoh: udang, rajungan, dan kepiting;

Gambar 21. Crustacea (udang-udangan)

Sumber : https://www.liputan6.com/global/read/4587366/selayaknya-
peliharaan-pemilik-restoran-di-singapura-ajak-kepiting-jalan-santai

22
c. Arachnoidea (laba-laba), dengan contoh: laba-laba, kalajengking, kutu,
caplak;

Gambar 22. Laba-laba (Arthropoda)


Sumber: https://asset.kompas.com/crops/iPk6JLWG-
TykAQMvFl73G7bQzI0=/4x0:846x561/750x500/data/photo/
2021/06/19/60cd7484d7a47.png

d. Myriapoda (lipan), dengan contoh: kelabang, kaki seribu.

Gambar 23. Myriapoda (lipan)

Sumber : https://pixabay.com › images › search › kaki seribu

5. Mollusca
23
Mollusca pada dasarnya adalah jenis hewan avertebrata yang memiliki tubuh
lunak, mengandung banyak lendir, dan terbungkus dengan mantel. Mollusca
sendiri umumnya mempunyai cangkang yang terbuat dari zat kapur dan dapat
digunakan untuk melindungi tubuhnya. Mollusca hidup di berbagai daerah di
bumi sehingga dapat ditemukan baik di darat, laut, air tawar, hingga daerah
panas dan daerah dingin. Mollusca juga menjadi hewan yang sudah memiliki
sistem pencernaan, pernapasan, ekskresi, peredaran, saraf, otot, dan
reproduksi. Sama seperti hewan avertebrata lainnya, mollusca juga dapat dibagi
menjadi 3 kelompok, yaitu: Pelecypoda atau kerang, Gastropoda atau cumi-cumi,
Cephalopoda atau siput.

Gambar 24. Mollusca


Sumber : https://pixabay.com › images › search › kerang laut

6. Echinodermata

Echinodermata merupakan jenis hewan avertebrata yang memiliki kulit duri.


Kulit dari hewan ini terdiri atas beberapa lempeng kapur dengan duri kecil yang
berjumlah banyak pada bagian permukaannya. Tubuh Echinodermata juga
memiliki bentuk seperti, bintang, bulat, pipih, bulat memanjang, bahkan ada juga
yang mempunyai bentuk menyerupai tumbuhan. Echinodermata mampu
bergerak dengan memakai kaki ambulakral. Ambulakral sendiri dapat dipahami
sebagai tabung yang dilengkapi dengan alat pengisap. Sistem pencernaan dari
Echinodermata sendiri juga terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan
anus. Sementara itu, sistem sarafnya terdiri dari cincin saraf dengan bentuk
melingkari kerongkongan dan berbagai cabangnya yang menuju ke setiap

24
lengan. Echinodermata melakukan perkembangbiakan dengan cara seksual atau
kawin. Tidak hanya itu, jenis hewan ini juga memiliki kemampuan untuk
melakukan regenerasi, misalnya seperti kemampuan untuk menumbuhkan
kembali bagian tubuh yang terputus.Contoh hewan yang termasuk dalam
kelompok echinodermata, antara lain yaitu: Bintang laut, Landak laut, Teripang.

Gambar 25. Bintang Laut


Sumber : https://pixabay.com › images › search › bintang laut

25
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada makalah, maka dapat disimpulkan:
1. Pendekatan pembelajaran JAS adalah salah satu inovasi pendekatan
pembelajaran Biologi dan merupakan kajian ilmu lain yang bercirikan
memanfaatkan lingkungan sekitar dan simulasinya sebagai sumber belajar
melalui kerja ilmiah, serta diikuti pelaksanaan belajar yang berpusat pada
peserta didik.
2. Komponen pembelajaran dengan metode JAS antara lain mencakup
Eksplorasi, Konstruktivisme, proses sains, Learning community,
Bioedutanment, Asesment Autentik.
3. Hewan Vertebrata terdiri dari Pisces, Amphibi, Reptilia, Aves, Mamalia.
Sedangkan hewan Invertebrata terdiri dari Porifera, Coelenterata, Vermes,
Arthropoda, Mollusca, Echinodermata.

B. Saran
Dalam Pembuatan makalah ini masih banyak sekali kekurangan, oleh
karena itu diharapkan kontribusi dari kelompok lain dan dosen pengampu untuk
penyempurnaan pada makalah berikutnya.

26
DAFTAR LITERATUR

https://www.gramedia.com/literasi/contoh-hewan-avertebrata

https://www.amongguru.com/klasifikasi-cacing-vermes-ciri-ciri-dan-contohnya-
dilengkapi-gambar

https://www.google.com/search?
q=gambar+kerang&oq=gambar+kerang&aqs=chrome..69i57j0i512j0i10i433j0i1
0i131i433l3j0i512l4.28723j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-
8#imgrc=4WghiUMAvfI_EM

https://www.google.com/search?
q=gambar+bintang+laut&oq=GAMBAR+BINTANG+LAUT&aqs=chrome.0.0i271
j69i57j0i512l8.47196j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-
8#imgrc=Rh9QFFnXwBuOxM

27

Anda mungkin juga menyukai