Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

METODE PENULISAN KTI


“Peran Bidan dalam Riset/Penelitian”
Dosen Pengampu
Ns. Roshinta Sony Anggari, M.Kep
Riski Yulia Purwitaningtyas, MKM

Disusun oleh
Emilya Ananda Putri (15.401.20.001)
Firstamanda May Amsha (15.401.20.002)
Isabella Farona (15.401.20.003)
Lutfi Nuraini (15.401.20.004)
Nur Umamah (15.401.20.005)
Zolan Prananda (15.401.20.006)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RUSTIDA


PRODI D III KEBIDANAN
KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah swt, karena atas rahmat-Nya,
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Peran bidan
dalam penelitian/riset” ini. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
yang diberikan dalam mata kuliah Metode Penelitian KTI tahun ajaran 2023.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengajar mata kuliah
Metode Penelitian KTI, ibu Ns. Roshinta Sony Anggari, M.Kep, ibu Riski Yulia
Purwitaningtyas, MKM serta teman-teman yang secara langsung maupun yang
tidak langsung telah mendukung selesainya makalah ini.
Makalah ini disusun dengan menggunakan metode pustaka dengan sumber
berupa buku dan e-book. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih
pemula, baik dari segi susunan maupun isinya. Oleh karena itu, kami mengharap
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan penulisan
makalah yang kami susun ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Krikilan, 13 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................6
1.3 Tujuan...........................................................................................................6
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................7
2.1 Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Kebidanan....................7
2.2 Metode Penyelesaian Masalah Secara Ilmiah..........................................15
2.2.3. Mengkaji Literatur (Menyusun Teori Dasar)..................................16
2.2.4. Membuat Hipotesis.............................................................................16
2.2.5. Menentukan Variabel Penelitian.......................................................16
2.2.6. Menetapkan Prosedur Kerja.............................................................17
2.2.7. Menguji Hipotesis (Melakukan Eksperimen, Observasi, atau
Survei)............................................................................................................17
2.2.8. Mengolah dan Menganalisis Data.....................................................17
2.2.10. Mempublikasikan Hasil Penelitian.................................................17
2.3 Peran Bidan sebagai Peneliti.....................................................................18
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................19
3.1 Simpulan......................................................................................................19
3.2 Saran............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penelitian pada hakikatnya merupakan kegiatan ilmiah untuk memperoleh
pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Pengetahuan yang diperoleh
berupa fakta, konsep, generalisasi, dan teori yang memungkinkan manusia
dapat memahami fenomena dan memecahkan masalah yang dihadapi. Karena
salah satu ciri manusia adalah mempunyai rasa ingin tahu (Munawaroh,
2013).
Pengetahuan adalah hasil dari tahu manusia hanya sekedar menjawab
pertanyaan apa what, lebih jelasnya pengetahuan merupakan segala informasi
atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang serta berbagai
gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi.
Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya
untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau
dirasakan sebelumnya.
Proses perkembangan ilmu pengetahuan manusia memerlukan waktu yang
sangat panjang serta mengalami berbagai tahapan, selama waktu tertentu
suatu pengetahuan dapat disimpulkan menjadi dalil dalil deduksi yang logis
atau dikenal sebagai silogisme. Ilmu pengetahuan manusia mengalami
beberapa periode perkembangan dari waktu kewaktu sepanjang kehidupan
manusia di permukaan bumi ini. Proses aeng terjadi mengikuti kemajuan
peradaban manusia dari zaman batu sampai zaman modern dan sering disebut
dengan The ways of thinking, di mana proses tersebut melalui berbagai
tahapan di antaranya periode trial and error, periode authority and tradition,
periode speculation and argumentation dan periode hypothesis and
experimentation (Budiman chandra, (2013).
Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni
yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui,
masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi
baru lahir dan balita, fungsi-fungsi reproduksi manusia serta memberikan
4
bantuan atau dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya. Di
dalam bahasa Inggris, kebidanan diterjemahkan sebagai "Midwifery"
sedangkan bidan disebut sebagai "Midwife". Bidan adalah salah satu profesi
di bidang kesehatan yang secara khusus menangani kehamilan, persalinan,
keadaan setelah melahirkan serta pelayanan-pelayanan paramedis yang
berhubungan dengan organ reproduksi (Sudarwan Danim, 2013).
Bidan mempunyai tugas penting dalam memberi bimbingan, asuhan, dan
penyuluhan kepada ibu hamil mengenai persalinan, nifas dan menolong
persalinan dengan tanggung jawabnya sendiri, serta memberi asuhan pada
bayi baru lahir. Dalam perjalanan itu kebutuhan dan tuntutan terhadap
perlunya penyempurnaan layanan terus terasa urgensinya, Dengan demikian
disadari atau tidak proses nilai tambah menuju sosok perilaku kebidanan yang
ideal terus berjalan, terlepas apakah melalui penelitian atau deteksi kondisi
abnormal ibu dan anak, usaha mendapatkan bantuan medik, dan
melaksanakan tindakan kedaruratan ketika tidak ada tenaga medis.
Penelitian kebidanan merupakan suatu kegiatan penelitian yang membahas
masalah kebidanan yang timbul berdasarkan teori-teori ilmiah dan kenyataan
objektif sehingga dapat dibuat suatu analisis untuk menghasilkan suatu
kesimpulan yang benar dalam menjawab masalah yang sedang dibahas
(Novita lusiana, 2015)..
Jadi Kesimpulannya, Peneliti harus fokus tentang topik yang akan diteliti,
masalah yang akan diteliti harus bersifat orisinal dan bermanfaat bagi ilmu
pengetahuan, selain itu masalah juga harus bersifat up to date, hal ini berarti
sebaiknya menghindari penggunaan masalah yang telah dirumuskan
sebelumnya. Nilai sebuah penelitian juga harus berdasarkan tingkat
kepentingan masalah dan kemudahannya untuk diaplikasikan dalam
penelitian terapan. Kriteria lainnya adalah masalah tersebut harus merujuk
pada fakta yang ada, selain itu masalah yang dinilai juga harus dapat dikaji,
dapat dijawab, dan diuji kebenarannya. Terpenuhinya kriteria diatas akan
lebih memudahkan seorang peneliti untuk melakukan penelusuran dalam
proses atau langkah selanjutnya ketika memecahkan suatu masalah.

5
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini yaitu:
1. Bagaimanakah sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan kebidanan?
2. Bagaimanakah metode penyelesaian masalah secara ilmiah?
3. Apakah peran penelitian dalam upaya mengembangkan profesi
kebidanan?
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Mendapat gambaran tentang konsep dasar ilmu pengetahuan dan kebidanan
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami tentang sejarah perkembang ilmu
pengetahuan dan kebidanan.
2. Mahasiswa mampu megetahui tentang metode penyelesaian masalah
secara ilmiah.
3. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahu peran penelitian dalam
upaya mengembangkan profesi kebidanan

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Kebidanan

6
2.1.1. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan
1. Definisi Ilmu Menurut Bahasa
a. Ilmu menurut bahasa arab, definisi ilmu berdasarkan asal kata ilmu
adalah dari bahasa arab, ‘alama. arti dari kata ini adalah pengetahuan.
b. Dalam bahasa yunani kata “science” itu sendiri berasal dari bahasa
yunani yaitu “scio”, “scire” yang artinya pengetahuan, “science” dari
bahasa latin “scientia”, yang berarti pengetahuan.
c. menurut KBI ilmu didefinisikan sebagai pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang
dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang
pengetahuan.
2. Definisi Ilmu Menurut Beberapa Tokoh
a. Mohammad Hatta, Mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang
teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah
yang sama tabiatnya, maupun itu menurut kedudukannya tampak dari
luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
b. Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang
empiris, rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak.
c. Karl Pearson, mengatkan ilmu adalah lukisan atau keteangan yang
komprehensif dan konsisten tentang fata pengalaman dengan istilah
yang sederhana.

Jadi kesimpulannya, ilmu merupakan pengetahuan yang rasional, sistematik,


komprehensif, konsisten, dan bersifat umum tentang fakta dari pengamatan
yang telah dilakukan.

2.1.2. Sejarah Kebidanan

a. Perkembangan bidan di Amerika


Dalam bukunya Theory For Midwifery Practice. Rosamund Bryar memaparkan
tentang perkembangan pelayanan kebidanan yang ada di Amerika. Bryar
menyatakan bahwa:

7
1. Tahun 1765: Pendidikan formal untuk bidan mulai dibuka. Akhir abad ke-
18 banyak kalangan medis berpendapat secara emosi dan intelektual
wanita tidak dapat belajar dan menerapkan metode obstetric.Pendapat ini
digunakan untuk menjatuhkan profesi bidan, sehingga bidan tidak
mempunyai pendukung, uang, tidak teroganisir dan tidak dianggap
professional.
2. Tahun 1770-1820: Para wanita golongan atas di kota-kota besar,
melahirkan ditolong olah "Bidan Pria" / dokter Bidan hanya menangani
persalinan wanita yang tidak mampu membayar dokter. Pada masa itu juga
terjadi perubahan persepsi dimana kelahiran merupakan masalah medis
yang harus ditangani oleh dokter. Sampai dengan pada awal abad 20: Para
bidan berperan seperti dokter berpengalaman tanpa pendidikan spesifik,
standar-standar, atau peraturan- peraturan yang mengatur dalam
memebriksn pelayanan kebidanan.
3. Tahun 1915 Dokter Joseph de Lee menyatakan: kelahiran bayi adalah
patologis dan bidan tidak mempunyai peran didalamnya. Pada saat ini
mulai diberlakukannya protap pertolongan persalinan yaitu :
a. memberikan sedative pada awal inpartu
b. membiarkan servik berdilatasi
c. memberikan ether pada kala II
d. melakukan episiotomi
e. melahirkan bayi dengan forcep
f. ekstraksi placenta
g. memberikan uterotonika
h. menjahit episiotomi
4. Tahun 1900-1930 akibat protap yang diberlakukan tersebut, AKI
mengalami penurunan menjadi 600-700 kematian per 100.000 kelahiran
hidup.30-50% wanita melahirkan di rumah sakit.
5. Dokter Grantly Dicka meluncurkan buku tentang persalinan alami
sehingga spesialis obstetric berusaha meningkatkan peran tenaga diluar
medis termasuk bidan.
6. Tahun 1955: Dibuka sekolah Amer14 dari 44-Midwives (ACNM)
8
7. Tahun 1971: Seorang bidan di Tenesse mulai menolong persalinan secara
mandiri di institusi kesehatan.
8. Tahun 1979: Badan pengawasan obat Amerika mengatakan bahwa ibu
bersalin yang menerima anestesi dalam dosis tinggi telah melahirkan anak-
anak yang mengalami kemunduran perkembangan psikomotor Pernyataan
ini membuat:
1. Masyarakat mulai tertarik dengan proses persalinan alamiah
2. Persalinan dilakukan di rumah
3. Memacu peran bidan
9. Tahun 1980-an : ACNM membuat alternative dalam pelayanan persalinan
dan mengubah pernyataan negative tentang homebirth Dibuat legalisasi
tentang praktek professional bidan, sehingga membuat bidan menjadi
profesi dengan lahan praktek yang spesifik dan membutuhkan organisasi
yang mengatur organisasi tersebut.
10. Tahun 1982: MANA (Midwive Alliance of North America) dibetuk untuk
meningkatkan komunikasi antar bidan serta membuat peraturan sebagai
dasar kompetensi untuk melindungi bidan. Negara Arizona, bidan
mempunyai tugas khusus yaitu melahirkan bayi. Untuk perawatan
selanjutnya merawat bayi dan memberikan injeksi bukan lagi tugas bidan,
hanya dilakukan jika diperlukan.
11. Tahun 1980: Bidan menangani 1.1% persalinan dan tahun 1994: 5.5%
12. Tahun 1988: Angka SC menurun 25% dan menjadi 21% tahun 1995
13. Tahun 1989: Penggunaan forcep menurun 5,5% dan menjadi 3,8%
14. Tahun 1994: ALNM membuat alternative dalam pelayanan persannan dan
mengubah pernyataan negative tentang homebirth Dibuat legalisasi
tentang praktek professional bidan, sehingga membuat bidan menjadi
profesi dengan lahan praktek yang spesifik dan membutuhkan organisasi
yang mengatur organisasi tersebut.
15. Tahun 1982: MANA (Midwive Alliance of North America) dibetuk untuk
meningkatkan komunikasi antar bidan serta membuat peraturan sebagai
dasar kompetensi untuk melindungi bidan. Negara Arizona, bidan
mempunyai tugas khusus yaitu melahirkan bayi. Untuk perawatan
9
selanjutnya merawat bayi dan memberikan injeksi bukan lagi tugas bidan,
hanya dilakukan jika diperlukan.
16. Tahun 1980: Bidan menangani 1,1% persalinan dan tahun 1994: 5,5%
17. Tahun 1988: Angka SC menurun 25% dan menjadi 21% tahun 1995
18. Tahun 1989: Penggunaan forcep menurun 5.5% dan menjadi 3,8%
19. Tahun1994: Hambatan-hambatan yang dirasakan oleh Bidan Amerika saat
ini antara lain:
1) Ada banyak undang-undang baru, direct entry midwive dianggap ilegal
2) Lisensi praktek berbeda antar Negara, tidak ada standar praktek
nasional sehingga tidak ada definisi yang jelas tentang bidan yang telah
terdidik dan memiliki standar kompetensi yang sama
3) Sedikit data tentang direct entry midwive dan persalinan oleh bidan
4) Kritik tajam dari profesi medis kepada direct entry midwive
b. Perkembangan bidan di Australia
1. Abad 19: Florence Nightingale adalah pelopor kebidanan dan keperawatan
yang dimulai dengan tradisi dan latihan.
2. Tahun 1824:
- Kebidanan masih belum dikenal sebagai bagian pendidikan medis di Inggris
dan Australia
- Kebidanan masih didominasi oleh dokter
3. Tahun 1862:
- Pendidikan kebidanan pertama kali dimulai
- Lulusannya dibekali dengan pengetahuan teori dan praktek.
4. Tahun 1893: Pendidikan Diploma kebidanan dimulai
5. Sejak tahun 1899: Hanya bidan dan perawat terlatih yang boleh bekerja di
RS Sebagian besar wanita melahirkan tidak dirawat selayaknya oleh
masyarakat. Ketidak seimbangan seksual dan moral membuat prostitusi
berkembang cepat. Menyebabkan banyak wanita hamil diluar nikah dan jarang
memperoleh pelayanan dari bidan dan dokter karena pengaruh sosial mereka.
6. Tahun 1913: 30% persalinan ditolong oleh bidan
7. Tahun 1900-1940:
10
- Dokter banyak menolong persalinan namun tidak ada penurunan berarti pada
AKI dan bidanlah yang disalahkan. Kenyataannya wanita di kota besar yang
melahirkan dengan dokter, mempunyai resiko infeksi yang lebih besar daripada
wanita miskin yang ditangani oleh bidan.
- Kebidanan di Australia telah mengalami perkembangan yang pesat sejak 10
tahun terakhir. Dasar pendidikan berubah dari tradisional hopital based
programe menjadi tertiary course of studies menyesuaikan kebutuhan
pelayanan dari masyarakat Tapi tidak semua institusi pendidikan melaksanakan
perubahan
8. Tahun 1994: National Review of Nurse education mengatakan bahwa tidak
ada direct entry untuk pendidikan bidan di Australia Mahasiswa kebidanan
harus menjadi perawat dulu sebelum mengikuti pendidikan bidan. karena
kebidanan termasuk sub spesialisasi keperawatan (maternal and child health).

c. Perkembangan bidan di Selandia Baru


1. Tahun 1904: Telah ada peraturan tentang cara kerja bidan, tapi 100 tahun yll
lingkup praktik bidan telah berubah
2. Awal tahun 1900: Secara perlahan bidan menjadi asisten dokter dan bekerja
di RS, tetapi bidan tidak lagi memandang bahwa persalinan adalah peristiwa
yang normal dan kehilangan peran dalam mendampingi persalinan Bidan
menjadi berpengalaman dalam memberikan intervensi asuhan maternitas yang
penuh dengan medis. Hal ini berlangsung sampai tahun 1920 dengan maksud
untuk mengurangi AKI dan AKB
3. Tahun 1980: Cara tersebut digunakan oleh Negara lain Australia, Inggris
danAmerika, tetapi strategi tersebut tidak mencapai kesuksesan. Di Selandia
Baru, para wanita menentang model tersebut dan menginginkan model
tradisional yaitu seseorang yang berpengalaman mulai dari kehamilan sampai 6
minggu persalinan tanpa intervensi medis dan memberikan dukungan bahwa
persalinan adalah peristiwa yang normal.

11
4. Tahun 1980- an: Terbentuk legalisasi tentang profesionalisme praktek bidan
Sebagian besar Bidan Selandia Baru mulai praktek mandiri dengan tanggung
jawab penuh kepada klien dan asuhan dalam lingkup normal.
5. Saat ini : 86% wanita mendapat pelayanan bidan selama kehamilan sampai
nifas dan perawatan selanjutnya dilakukan di rumah pasien. 63% wanita
memilih bidan sebagai satu-satunya perawat maternitas. Model kebidanan yang
digunakan adalah Partnership antara bidan dan wanita. Dasar model
partnership adalah komunikasi dan negosiasi.
d. Perkembangan bidan di Belanda
1. Tahun 1779: Pendidikan kebidanan pertama di Masticht
2. Tahun 1818 Pemerintah mengeluarkan panduan untuk legislasi bidan
3. Tahun 1861: Pendidikan kebidanan kedua di Amsterdam. Pada abad 18
masyarakat mengenal bidan sebagai praktisi mandiri. Tugas dan tanggung
jawab bidan sudah teridentifikasi dengan jelas dan didukung oleh undang-
undang dari pemerintah.
4. Tahun 1865: Pemerintah memberikan kewenangan kepada bidan sebagai
praktisi medis untuk memberikan pendidikan kesehatan dan mendampingi ibu
selama proses kelahiran normal.
5. Tahun 1878: Keputusan untuk memberikan gelar kepada yang telah lulus
bidan dan diberi kewenangan izin praktek bila sudah melakukan ujian dan
dianggap lulus.
6. Tahun 1941: Sistem pembayaran pelayanan kebidanan dengan asuransi
medis (masih ada sampai dengan sekarang). Bidan memberikan pelayanan
kepada wanita dengan kehamilan dan persalinan yang fisiologis dan berada
dibawah pengawasan ahli obstetri.
7. Tahun 1991: Peninjauan kembali kurikulum oleh suatu komite bekerjasama
dengan Departemen Kesejahteraan, Kesehatan dan Kebudayaan di Netherland
Melakukan revisi kurikulum kebidanan dengan mengidentifikasi kebutuhan
kebidanan yang harus berdasarkan:

1) Perubahan area obstetrik

12
2) Peningkatan penggunaan teknologi dalam persalinan dan kelahiran
3) Identifikasi kebutuhan untuk menyediakan pelatihan USG
4) Pemikiran yang berorientasi pada pendidikan terutama yang berkenaan
dengan penilaian mahasiswa
5) Kebutuhan bidan dalam mengembangkan kebutuhan riset (Panitia revisi
kurikulum sekolah kebidanan di belanda 1991).

e. Perkembangan kebidanan di Indonesia


Perkembangan pendidikan dan pelayanan kebidanan di Indonesia tidak terlepas
dari masa penjajahan Belanda, era kemerdekaan, politik/ kebijakan pemerintah
dalam pelayanan dan pendidikan tenaga kesehatan, kebutuhan mesyarakat serta
kemajuan ilmu teknologi
1. Tahun 1807: Diadakan pelatihan dukun dalam pertolongan persalinan, tapi
tidak berlangsung lama karena tidak ada pelatih bidan
2. Tahun 1849: Dibuka pendidikan dokter Jawa di Batavia dan pendidikan bidan
bagi wanita pribumi oleh dr W Bosch
3. Tahun 1851: Lulusan bidan bekerja di RS dan di masyarakat
4. Tahun 1952: Diadakan pelatihan bidan secara formal untuk meningkatkan
kualitas pertolongan persalinan dan kursus untuk dukun masih berlangsung
hingga sekarang dan yang memberikan kursus adalah bidan.
5. Tahun 1953: Diadakan kursus tambahan bidan di Yogyakarta diiringi dengan
didirikannya BKIA (Balai Kesehatan Ibu dan Anak) dimana bidan sebagai
penanggung jawab pelayanan keadaan masyarakat yaitu ANC, PNC, pemeriksaan
bavi, pertolongan persalinan di rumah dan kuniunean rumah.
6. Tahun 1957: BKIA berubah menjadi Puskesmas dengan pelayanan yang lebih
terintegrasi, dimana bidan berfungsi
1) memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk KB
2) memberikan pelayanan di luar gedung puskesmas yaitu di rumah keluarga dan
di posyandu: pemeriksaan kehamilan, pelayanan KB, imunisasi, gizi dan
kesehatan lingkungan
13
7. Tahun 1990: Pelayanan kebidanan diberikan secara merata sesuai dengan
kebutuhan di masyarakat
8. Tahun 1992: Melalui Instruksi Presiden pada sidang kabinet tentang perlunya
mendidik bidan untuk penempatan bidan di desa.
9. Tahun 1994: Bertitik tolak dari Konferensi Kependudukan Dunia di Kairo,
menekankan pada reproduktif health dan memperluas area garapan pelayanan
bidan:
1) Safe motherhood termasuk bayi baru lahir dan perawatan abortus
2) Keluarga Berencana
3) PMS termasuk infeksi saluran alat reproduksi
4) Kesehatan reproduksi remaja
5) Kesehatan reproduksi pada orang tua
Kewenangan bidan diatur melalui Peraturan Menteri yang selalu berubah-ubah,
dimulai dari:
1) Permenkes no 5380/IX/1980 terbatas pada pertolongan persalinan secara
mandiri
2) Permenkes no 363/IX/1980 diubah menjadi no 623/1989 wewenang bidan
dibagi dua yaitu umum dan khusus.
3) Permenkes no 572/VI/1996, mengatur tentang registrasi praktek bidan.
2.2 Metode Penyelesaian Masalah Secara Ilmiah
2.2.1. Identifikasi Masalah
Metode ilmiah dimulai dari mengidentifikasi masalah. Caranya, dengan
mengamati lingkungan di sekitar kamu, atau juga bisa mengidentifikasi
masalah melalui artikel maupun buku-buku yang kamu baca, loh! Oleh karena
itu, identifikasi masalah sangat penting sebelum kamu melakukan penelitian.

2.2.2. Merumuskan Masalah

Saat kamu sudah mengidentifikasi masalah, selanjutnya adalah merumuskan


masalah. Rumusan masalah itu erat kaitannya sama tujuan yang ingin kamu

14
capai dalam suatu penelitian. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat
merumuskan masalah:

1. Perumusan masalah berupa kalimat pertanyaan yang ingin kamu jawab


dalam penelitian.

2. Rumusan masalah yang dibuat harus dapat diuji (observasi) untuk


menjawab pertanyaan tersebut.

3. Kalimat pertanyaan harus jelas dan mudah dimengerti.

2.2.3. Mengkaji Literatur (Menyusun Teori Dasar)

Setelah kamu punya rumusan masalah, kamu harus menyusun dasar teori untuk


penelitian kamu. Nah, caranya kamu bisa mengkaji berbagai literatur, seperti
membaca buku, menganalisis penelitian terdahulu, atau membaca artikel/jurnal
ilmiah tentang topik yang kamu teliti.

2.2.4. Membuat Hipotesis

Selanjutnya kamu bisa membuat hipotesis yaitu dugaan sementara atas


rumusan masalah penelitian kamu. Nah, hipotesis ini harus berdasarkan dasar
teori yang sudah kamu pilih dan bersifat objektif (terukur).

2.2.5. Menentukan Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan faktor yang menentukan validitas (kebenaran)


hasil penelitian yang dilakukan. Ada tiga jenis variabel, yaitu variabel terikat,
variabel bebas, dan variabel kontrol.

2.2.6. Menetapkan Prosedur Kerja

Prosedur kerja merupakan langkah-langkah kerja yang terperinci dan runtut.


Urutan langkah kerja ini dibuat ringkas namun dapat menggambarkan secara
tepat pekerjaan yang harus dilakukan. Data tersebut akan memudahkan
pelaksanaannya, langkah kerja sebaiknya dibuat dalam bentuk diagram alir.

15
2.2.7. Menguji Hipotesis (Melakukan Eksperimen, Observasi, atau Survei)

Lalu, bagaimana kita mengetahui apakah hipotesis yang sudah kamu buat
sudah benar atau belum benar? Caranya dengan menguji hipotesis tersebut.
Misalnya, melakukan eksperimen di dalam laboratorium, observasi langsung,
atau melakukan survei. Kamu juga bisa menyiapkan tabel data pengamatan
sebelum melakukan eskperimen agar memudahkan untuk mencatat

2.2.8. Mengolah dan Menganalisis Data

Terus, data-data yang telah kamu peroleh dari uji hipotesis, dicatat dan diolah
ke dalam bentuk tabel, grafik atau diagram, sehingga mudah untuk dianalisis.
Dalam mengolah dan menganalisis data ini, kamu harus menghubungkannya
dengan dasar teori yang sudah kamu jadikan rujukan

2.2.9. Membuat Kesimpulan

Hasil analisis data menghasilkan suatu pola atau kecenderungan. Pola ini dapat
dijadikan landasan untuk menarik sebuah kesimpulan. Kesimpulan adalah
suatu pernyataan yang merangkum apa yang sudah dilakukan dalam kegiatan
penelitian. Dalam menyusun suatu kesimpulan, kalian harus memutuskan
apakah data yang dikumpulkan mendukung hipotesis atau tidak. Selain itu,
kalian juga harus mengulang suatu penelitian beberapa kali sebelum dapat
menarik suatu kesimpulan.

2.2.10. Mempublikasikan Hasil Penelitian

Setelah kamu menyimpulkan hasil penelitian, kamu bisa mempublikasikan apa


yang sudah kamu temukan dalam bentuk tulisan berupa laporan ilmiah dan bisa
kamu publikasikan dalam bentuk lisan berupa presentasi dalam forum-forum
ilmiah.

2.3 Peran Bidan sebagai Peneliti

Peran Bidan sebagai peneliti yaitu:

16
1. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan

2. Menyusun rencana kerja pelatihan/merencanakan penelitian

3. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana

4. Mengelola dan menginterpretasikan data hasil investigasi

5. Menyusun laporan hasil investigasi

6. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan


program kerja atau pelayanan kesehatan.

7. Menulis kesimpulan penelitian

17
BAB 3
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan makalah yang telah dibuat, dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
Peran bidan sebagai Penelitian harus fokus tentang topik yang akan diteliti,
masalah yang akan diteliti harus bersifat orisinal dan bermanfaat bagi ilmu
pengetahuan, selain itu masalah juga harus bersifat up to date.
3.2 Saran
Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulis
bisa menyusun makalah lebih baik kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
Phakpahan A.S, dkk. 2021. Metode Penelitian Ilmiah. Yogyakarta: Yayasan Kita
Menulis.
Indryani, dkk. 2021. Metodelogi Riset Ilmu Kebidanan. Yogyakarta: Yayasan
Kita Menulis.
KEMENKES RI. 2019. Modul Konsep Kebidanan. Palangkaraya: Poltekes
Kemenkes Palangkaraya.

18
https://id.scribd.com/presentation/496763558/Konsep-Dasar-Ilmu-Pengetahuan-
Dan-Keperawatan (Diakses pada tanggal 13 Februari 2023, pukul 14.00 WIB).

19

Anda mungkin juga menyukai