MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Dasar-Dasar Sains
yang diampu oleh Bapak Prof. Dr. Abdul Gofur, M.Si
Disusun oleh :
Abdul Hakim 200312614027
Anisa Ulfa Ramadhani 200312614131
Bekti Deva Rizki Darlian 200312614126
Kharisma Putri Andayani 200312614006
Latifatun Nisa’ 200312614076
Novella Novi Wijayanti 200312614035
Wirda Aliyatut Darojah 200312614090
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
2.1 Pengertian Kebenaran Ilmiah.................................................................................................4
2.2 Teori-Teori Kebenaran Ilmiah...............................................................................................4
2.3 Sifat-Sifat Kebenaran Ilmiah.................................................................................................5
2.4 Pengertian Presisi dan Akurasi dalam Kebenaran Ilmiah.......................................................7
2.5 Hubungan antara Hal Kekeliruan, Hal Kepastian, dan Penggunaan Statistik dalam
Kebenaran Ilmiah...................................................................................................................8
BAB III................................................................................................................................................10
KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................10
3.2 Saran....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................12
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan hidayah-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tidak lupa juga dihaturkan
kepada Nabi besar Muhammad saw. karena berkat beliau sampai sekarang kita masih bisa
merasakan nikmat iman dan islam. Pada saat ini, kami telah berhasil menyelesaikan makalah
yang berjudul “Kebenaran Ilmiah dari Berbagai Teori dan Sudut Pandang”. Makalah
“Kebenaran Ilmiah dari Berbagai Teori dan Sudut Pandang” disusun guna memenuhi
tugas Bapak Prof. Dr. Abdul Gofur, M.Si pada mata kuliah Dasar-Dasar Sains di Universitas
Negeri Malang.
Makalah “Kebenaran Ilmiah dari Berbagai Teori dan Sudut Pandang” kami susun
dengan kapasitas kemampuan yang kami miliki sebagai mahasiswa baru sehingga akan
sangat jauh dari kata sempurna. Selain itu, sumber yang kami jadikan sebagai rujukan masih
belum kaya dan beragam. Maka dari itu, tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang telah mendidik dan membesarkan kami hingga akhirnya sekarang
kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini;
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Gofur, M.Si selaku dosen mata kuliah Dasar-Dasar Sains;
3. Guru-guru kami dari TK hingga SMA/Sederajat yang tidak dapat kami sebutkan satu per
satu;
4. Anggota kelompok kami sendiri karena telah menyusun makalah tersebut dengan sebaik
mungkin;
5. Pihak lain yang telah membantu menyelesaikan pembuatan makalah ini secara tidak
langsung.
Karena makalah yang kami susun tidak bisa dibilang sempurna, maka dari itu sangat
dipersilakan bagi para pembaca untuk memberikan tanggapan berupa kritik maupun saran
yang nantinya akan sangat bermanfaat bagi kami dalam pembuatan makalah selanjutnya di
waktu yang akan datang.
Banyak hal-hal baik yang diharapkan setelah tersusunnya makalah ini. Semoga
dengan terselesaikannya makalah ini dapat menambah wawasan yang akan bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari, baik bagi diri kami sendiri maupun para pembaca yang berbahagia.
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kebenaran yang diklaim oleh salah satu ilmuwan harus dapat dilihat fakta dan
kebenarannya oleh ilmuwan yang lain secara sama dan dapat di mengerti oleh
masyarakat. Oleh karena itu kebenaran ilmiah memiliki beberapa sifat-sifat dasar yaitu
strukturnya rasional dan logis, mengandung isi empiris, serta dapat diterapkan dan
hasilnya berguna.
Selain itu, kebenaran ilmiah juga erat kaitannya dengan presisi (ketelitian) dan
akurasi (ketepatan). Dalam sains penelitian yang menggunakan angka dengan ketelitian
tinggi sangat menentukan kebenaran akhir. Biasanya jika memang tidak dapat di
temukan akurasinya, maka pernyataan yang digunakan adalah pernyataan yang paling
mendekati. Karena dalam perhitungan yang kurang akurat dapat menimbulkan kesalahan
fatal di langkah selanjutnya. Dalam sains, menentukan perulangan hasil yang didapat
menggunakan presisi. Presisi biasanya dilaporkan dalam bentuk angka yang diikuti
besaran seperti simpangan standar. Sedangkan akurasi ditentukan melalui kedetkatan
hasil pengamatan ke hasil yang sebenarnya.
Dalam kebenaran ilmiah hal seperti kekeliruan dan kepastian juga perlu dibahas
agar dapat menghindari kegagalam dalam sains. Kekeliruan dapat diartikan sebagai
menerima apa yang senyatanya salah atau menyangkal apa yang seharusnya benar.
Sedangkan kepastian adalah apa yang diharapkan dari kebenaran karena hasil yang
ditemukan adalah pasti benar. Jika menurut sifat daan cara memperolehnya ada dua
kebenaran yang berbeda, yaitu kebenaran kaum rasionalis dan kebenaran kaum empiris.
Mencari kebenaran juga harus mengetahui perlu tidaknya para ilmuwan
menggunakan metode statistika. Hal tersebut di karena beberapa tipe penelitian
membutuhkan pengolaham statistik. Kata statistik sendiri berarti kumpulan data numerik
yang dianalisis dan nantinya dapat menghasilkan data atau informasi baru yang
menentukan langkah penelitian selanjutnya.
2
5. Apa hubungan antara hal kekeliruan, hal kepastian, dan penggunaan statistik dalam
kebenaran ilmiah?
1.3 Tujuan
Dengan adanya rumusan masalah yang telah dirumuskan, maka dapat di
disimpulkan tujuan sebagai berikut :
1 Mengetahui apa yang di maksud dengan kebenaran ilmiah
2 Menjelaskan apa saja teori-teori kebenaran ilmiah
3 Menjelaskan apa saja sifat-sifat kebenaran ilmiah
4 Menjelaskan apa yang dimaksud presisi dan akurasi dalam kebenaran ilmiah
5 Menjelaskan apa hubungan antara hal kekeliruan, hal kepastian, dan penggunaan
statistik dalam kebenaran ilmiah
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
1. Teori Kebenaran Kesesuaian/Korespondensi
Teori ini sudah mulai diperbincangkan sejak zaman Aristoteles, tidak jarang teori ini
juga disebut teori Aristotelian. Dalam teori ini pernyataan benar apabila yang
dinyatakan saling memiliki hubungan dan keterkaitan dengan realitas yang dijelaskan
dalam pernyataan itu. Hal pokok yang terjadi dalam kegiatan ilmiah mengungkap
kenyataan yang sebenarnya.
2. Teori Kebenaran Keteguhan/Koherensi
Teori kebenaran koherensi tidak lagi berpusat pada bukti empiris, akan tetapi
didasarkan pada hubungan antara proposisi baru dengan proposisi yang sebelumnya.
Ilmu alam sangat mementingkan kebenaran teori ini, karena kemajuan sains
bergantung pada teori dan hukum sebelumnya.
3. Teori Kebenaran Pragmatis
Dalam teori kebenaran pragmatis, kebenaran berarti kegunaan, konsep atau ide.
Pernyataan yang benar adalah ide yang memiliki kegunaan, yang memungkinkan
orang melakukan sesuatu dan mencapai keberhasilan. Kriteria utama yang bisa
disebut tepat adalah kemampuan memecahkan masalah yang tengah dihadapi. Jika
tidak berhasil, maka belum tentu salah untuk dilakukan.
4. Teori Kebenaran Non-Deskripsi
Teori ini menyatakan setiap pernyataan dianggap memiliki peran khusus dan
menggambarkan posisinya dalam kaitannya dengan fungsi dalam kehidupan sehari-
hari. Nilai positif dalam teori tersebut dapat ditekankan pada menguji benar atau salah
dalam lingkup fungsi daripada maknanya.
5. Teori Kebenaran Performatif
Pada teori ini jika pernyataan bisa menciptakan kenyataan, maka pernyataan itu benar.
Misal contoh yang tampak jelas kenyataan yang terjadi saat pembukaan peusahaan,
penerimaan hadiah Nobel dan kegiatan lainnya.
5
fakta objek itu sendiri. Dengan demikian, pernyataan tersebut dapat disetujui oleh
berbagai ilmuwan secara menyeluruh karena memiliki nilai kebenaran.
Sifat-sifat kebenaran ilmiah adalah sifat yang melekat dan menjadi ciri kebenaran
ilmiah. Sifat-sifat kebenaran ilmiah merupakan ciri khas atau suatu keadaan yang
menurut kodratnya ada pada kebenaran ilmiah itu sendiri. Beberapa sifat dari kebenaran
ilmiah antara lain :
a) Memiliki struktur yang logis dan rasional.
b) Mengandung isi empiris.
c) Pragmatis atau dapat diterapkan.
Sifat yang pertama, yaitu memiliki struktur yang logis dan rasional. suatu
pernyataan yang bernilai benar harus sesuai dengan logika dan menurut pikiran yang
sehat. Atas dasar kelogisan dan rasionalitas tersebut, kebenaran ilmiah dapat dipahami
dan diterima secara universal oleh berbagai individu yang memiliki pemikiran yang
rasional. Kebenaran ilmiah harus berdasarkan kesimpulan logis dan rasional dari
proposisi-proposisi yang telah dianggap benar sebelumnya. Proposisi ini dapat berupa
hukum maupun teori ilmiah yang sebelumnya sudah dibuktikan kebenarannya.
Kesimpulan ini dapat diperoleh dari metode induksi atau metode deduksi. Penggunaan
metode deduksi menghasilkan kesimpulan yang merupakan konsekuensi logis dari
proposisi yang telah dibuktikan benar. Sedangkan penggunaan metode induksi
menghasilkan kesimpulan yang merupakan generalisasi dari berbagai fakta yang telah
ditemukan.
Sifat yang kedua, yaitu mengandung isi empiris. Suatu pernyataan ilmiah dapat
dikatakan benar jika telah lulus uji penelitian. Kebenaran tidak diperoleh dari spekulasi
belaka. Akan tetapi harus melewati tahapan-tahapan penelitian yang dapat membuktikan
benar tidaknya suatu pernyataan ilmiah sehingga diperoleh kebenaran ilmiah. Kegiatan
empiris disini juga menunjang terbentuknya kesimpulan logis.
Sifat yang ketiga, yaitu pragmatis atau dapat diterapkan. sifat ini merupakan
penggabungan dari sifat pertama dan kedua. Jika suatu pernyataan ilmiah sudah memiliki
sifat logis dan isi empiris, maka pernyataan tersebut juga harus memiliki konsekuensi
positif terhadap kehidupan manusia. Dalam arti, kebenaran ilmiah dapat diterapkan atau
dituangkan ke bentuk tindakan untuk memecahkan berbagai persoalan manusia.
6
2.4 Pengertian Presisi dan Akurasi dalam Kebenaran Ilmiah
Akurasi dan presisi memilki makna yang berbeda, Akurasi merupakan ukuran
kedekatan suatu hasil pengukuran atau pengamatan dengan nilai sebenarnya pada suatu
objek. Akurasi mengarah pada ketepatan atau kemiripan hasil pengamatan/penelitian
dengan hasil yang sebenarnya. Jika suatu penelitian menghasilkan kesimpulan yang
mendekati atau mirip dengan hasil sebenarnya, maka dapat dikatakan kesimpulan tersebut
akurat, begitu pula sebaliknya, jika suatu penelitian menghasilkan kesimpulan yang jauh
dari hasil sebenarnya, maka kesimpulan tersebut kurang akurat. Disini, dianggap bahwa
hasil sebenarnya sudah diketahui sebelumnya dan dijadikan acuan untuk menilai tingkat
akurasi. Semakin mendekati nilai sebenarnya, maka semakin tinggi tingkat akurasi.
Presisi merupakan ukuran yang menggambarkan keseragaman hasil yang didapat
pada pengamatan/penelitian berulang. Dengan kata lain presisi menunjukkan tingkat
kedekatan atau kemiripan hasil penelitian-penelitian satu sama lain. Jika suatu
penelitian/pengamatan menghasilkan kesimpulan yang selalu mirip satu sama lain, maka
dapat dikatakan pengamatan ini memiliki presisi yang tinggi terlepas dari benar tidaknya
hasil tersebut. Semakin tinggi tingkat presisi, maka semakin kecil nilai variansnya.
Biasanya, presisi dinyatakan dalam bentuk angka dengan menggunakan pengukuran
statistika seperti varians dan simpangan baku.
Meskipun terlihat sama, keduanya sangat berbeda jika dipahami lebih dalam.
Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain, akurasi mengacu pada tingkat kebenaran atau
ketepatan data, sedangkan presisi mengacu pada tingkat ketelitian dengan melihat pada
keseragaman beberapa hasil pengamatan. Akurasi menggambarkan seberapa dekat hasil
yang diperoleh dengan nilai standarnya, sedangkan presisi menggambarkan seberapa
dekat hasil beberapa pengamatan satu sama lain. Jadi, meskipun tingkat presisi dari suatu
hasil pengamatan tinggi, belum tentu tingkat akurasinya tinggi, begitu pula sebaliknya.
Akurasi dan presisi memiliki peran penting dalam sains, terlebih pada kegiatan
penelitian atau eksperimen yang sangat mementingkan deskripsi dengan angka. Hal
tersebut karena akurasi dan presisi digunakan untuk menggambarkan tingkat ketepatan
dan sebaran data yang didapat sehingga memudahkan peneliti untuk menyimpulkan hasil
penelitiannya.
2.5 Hubungan antara Hal Kekeliruan, Hal Kepastian, dan Penggunaan Statistik dalam
Kebenaran Ilmiah
7
Hal kekeliruan menjadi topik tersendiri dalam sains. Kekeliruan merupakan aspek
kognitif dari subjek yang kemudian menimbulkan kesalahan. Ada banyak alasan
kekeliruan terjadi, termasuk fakta dan metode yang digunakan dalam instrumen yang
merupakan alat utama bagi ilmuwan untuk mendapatkan kebenaran ilmiah. Kekeliruan
seringkali disebabkan oleh tindakan ilmuwan itu sendiri, seperti tergesa-gesa dalam
penelitian. Faktor subjektif ilmuwan merupakan sumber kesalahan yang sangat besar
karena dalam proses penelitian, seringkali ilmuwan melakukan kekeliruan seperti bias
ilmiah yaitu ketidaktepatan dugaan akan suatu hal yang dibenarkan dan digunakan untuk
menyimpulkan fakta-fakta yang ada sehingga timbul kesalahan pada langkah-langkah
selanjutnya. Sumber kekeliruan yang penting lainnya adalah ketidakmampuan untuk
mengimplementasikan sarana pengembangan pengetahuan. Selain itu, kekeliruan dalam
memilih metode penelitian juga dapat menghasilkan kesalahan kesimpulan.
Kesalahan-kesalahan akibat kekeliruan tersebut seringkali memengaruhi kepastian
dari suatu kebenaran ilmiah. Kepastian dalam sains bersifat dapat diperbaiki karena
kebenaran ilmiah akan terus ditingkatkan seiring dengan perkembangan dan penemuan
baru. Kebenaran ilmiah memiliki prinsip falsifikasi sehingga selalu terjadi
penyempurnaan. Kepastian bergantung pada pada berbagai faktor, salah satunya adalah
metode yang digunakan. Metode deduksi relatif lebih pasti jika dibandingkan dengan
metode induksi karena dalam metode tersebut didasarkan pada hukum yang sudah ada
dan kepastiannya sulit dipatahkan.
Penggunaan statistika sudah sangat erat dalam berbagai penelitian dan
eksperimen. Kata statistik memiliki arti kumpulan data numerik yang digolongkan dan
dianalisis, sedangkan statistika merupakan ilmu tentang cara pengumpulan,
penggolongan, penganalisisan, dan penarikan kesimpulan dari suatu data. Bidang kajian
ilmiah yang melibatkan statistika biasanya adalah sains makro yang membutuhkan
pengamatan indra manusia secara langsung dan membutuhkan waktu yang relative lama.
Salah satu contoh penelitian yang melibatkan statistika adalah penelitian di bidang biologi
mengenai pengaruh pupuk terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman.
Metode statistika sering digunakan utnuk menjelaskan akurasi dan ketetapan
pengukuran dalam sains. Ketidakpastian pengukuran biasanya disebabkan oleh
penyimpangan metode eksperimen atau disebabkan oleh alasan yang tidak diketahui. Hal
ini berkaitan erat dengan klaim ilmuwan atas data yang dipublikasikan. Pada saat yang
sama, dalam hal klaim kebenaran, yang sangat penting adalah sikap para ilmuwan.
Kesalahan seringkali disebabkan oleh sikap para ilmuwan yang terburu-buru pada tahap
8
penelitian. Akibatnya, tidak semua fakta dapat dideteksi dengan benar, sehingga
kesimpulan yang diambil bisa jadi salah.
Statistika juga digunakan untuk menyajikan data hasil penelitian sehingga
diperoleh gambaran mengenai karakteristik data tersebut dan dapat diketahui perkiraan
akan ketidakpastian dari suatu pengukuran. Ketidakpastian pengukuran seringkali
bearasal dari bias yang didapat metode eksperimen atau kekeliruan lain yang tidak
diketahui. Penggunaan statistika seperti simpangan baku dapat menggambarkan keadaan
data dengan lebih akurat.
9
BAB III
3.1 Kesimpulan
Kebenaran tentang pembahasan pengetahuan adalah benda yang konkret maupun
abstrak baik secara faktual ataupun nalar. Dalam penyampaiannya, biasanya kebenaran
menggunakan proposisi yang benar. Suatu kebenaran tidak terlepas dari kualitas,
hubungan, dan nilai. Kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang berdasarkan kondisi benar
dan dapat diarahkan pada hal yang berbeda. Dalam penelitian ilmiah, kebenaran tidak
lepas dari metode yang digunakan, fakta yang diamati dan analisis yang dilakukan
melalui metode ilmiah.
Berikut teori kebenaran yang masih sering disebut sampai sekarang diantaranya yaitu
Teori Kebenaran Kesesuaian/Korespondensi, Teori Kebenaran Keteguhan/Koherensi,
Teori Kebenaran Pragmatis, Teori Kebenaran Non-Deskripsi, dan Teori Kebenaran
Performatif
Sifat-sifat kebenaran ilmiah adalah sifat yang melekat dan menjadi ciri kebenaran
ilmiah. Sifat-sifat kebenaran ilmiah merupakan ciri khas atau suatu keadaan yang menurut
kodratnya ada pada kebenaran ilmiah itu sendiri. Beberapa sifat dari kebenaran ilmiah
antara lain memiliki struktur yang logis dan rasional, mengandung isi empiris, dan
pragmatis atau dapat diterapkan.
Akurasi mengarah pada ketepatan atau kemiripan hasil pengamatan/penelitian dengan
hasil yang sebenarnya. Jika suatu penelitian menghasilkan kesimpulan yang mendekati
atau mirip dengan hasil sebenarnya, maka dapat dikatakan kesimpulan tersebut akurat,
begitu pula sebaliknya. Sedangkan presisi merupakan ukuran yang menggambarkan
keseragaman hasil yang didapat pada pengamatan/penelitian berulang. Jika suatu
penelitian/pengamatan menghasilkan kesimpulan yang selalu mirip satu sama lain, maka
dapat dikatakan pengamatan ini memiliki presisi yang tinggi terlepas dari benar tidaknya
hasil tersebut. Akurasi dan presisi memiliki peran penting dalam sains, hal tersebut karena
akurasi dan presisi digunakan untuk menggambarkan tingkat ketepatan dan sebaran data
yang didapat sehingga memudahkan peneliti untuk menyimpulkan hasil penelitiannya.
Hal kekeliruan menjadi topik tersendiri dalam sains. Faktor subjektif ilmuwan
merupakan sumber kesalahan yang sangat besar karena dalam proses penelitian,
seringkali ilmuwan melakukan kekeliruan seperti bias ilmiah yaitu ketidaktepatan dugaan
akan suatu hal yang dibenarkan dan digunakan untuk menyimpulkan fakta-fakta yang ada
10
sehingga timbul kesalahan pada langkah-langkah selanjutnya. Sumber kekeliruan yang
penting lainnya adalah ketidakmampuan untuk mengimplementasikan sarana
pengembangan pengetahuan. Selain itu, kekeliruan dalam memilih metode penelitian juga
dapat menghasilkan kesalahan kesimpulan.
3.2 Saran
Berdasarkan isi makalah yang telah tertera di atas, maka kita dapat
mengajukan saran sebagai berikut.
1. Suatu kebenaran harus dicari secara teliti dan tepat agar tidak adanya kekeliruan yang
mengakibatkan kesalahan.
2. Dalam penelitian ilmiah harus memiliki sifat kebenaran ilmiah, seperti memiliki
struktur yang logis dan rasional, mengandung isi, dan dapat diterapkan secara benar
agar menghasilkan nilai kebenaran.
3. Kebenaran ilmiah harus dicari berdasarkan fakta yang ada agar tidak adanya
kekeliruan yang membuat pengamatan menjadi gagal.
4. Kita sebagai peneliti dalam pengamatan harus fokus dan teliti dalam menyimpulkan
suatu fakta. Simpulan harus sesuai dengan objek yang kita amati agar tidak
menimbulkan kesalahan yang mengakibatkan kekeliruan pada saat mengambil
kesimpulan pengamatan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12