Anda di halaman 1dari 14

“Hukum dan Teori Ilmiah”

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Dasar-Dasar Sains
yang diampu oleh Bapak Prof. Dr. Abdul Gofur, M.Si

Disusun oleh :
Abdul Hakim 200312614027
Anisa Ulfa Ramadhani 200312614131
Bekti Deva Rizki Darlian 200312614126
Kharisma Putri Andayani 200312614006
Latifatun Nisa’ 200312614076
Novella Novi Wijayanti 200312614035
Wirda Aliyatut Darojah 200312614090

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
S1 MATEMATIKA
DESEMBER 2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 2
BAB II .............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Hukum Ilmiah................................................................................................... 3
2.2 Fungsi dan Contoh-Contoh Hukum Ilmiah ......................................................................... 4
2.2.1 Fungsi Hukum Ilmiah ................................................................................................. 4
2.2.2 Contoh-Contoh Hukum Ilmiah.................................................................................... 5
2.3 Pengertian Teori Ilmiah ...................................................................................................... 6
2.4 Fungsi dan Contoh-Contoh Teori Ilmiah............................................................................. 6
2.5 Hubungan antara Teori dan Hukum Ilmiah ......................................................................... 7
BAB III ............................................................................................................................................. 9
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 9
3.2 Saran................................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 11

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan hidayah-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tidak lupa juga dihaturkan
kepada Nabi besar Muhammad saw. karena berkat beliau sampai sekarang kita masih bisa
merasakan nikmat iman dan islam. Pada saat ini, kami telah berhasil menyelesaikan makalah
yang berjudul “Hukum dan Teori Ilmiah”. Makalah “Hukum dan Teori Ilmiah” disusun
guna memenuhi tugas Bapak Prof. Dr. Abdul Gofur, M.Si pada mata kuliah Dasar-Dasar
Sains di Universitas Negeri Malang.
Makalah “Hukum dan Teori Ilmiah” kami susun dengan kapasitas kemampuan yang
kami miliki sebagai mahasiswa baru sehingga akan sangat jauh dari kata sempurna. Selain
itu, sumber yang kami jadikan sebagai rujukan masih belum kaya dan beragam. Maka dari
itu, tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua yang telah mendidik dan membesarkan kami hingga akhirnya sekarang kami
dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini;
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Gofur, M.Si selaku dosen mata kuliah Dasar-Dasar Sains;
3. Semua guru yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada kami selama ini yang tidak
dapat kami sebutkan satu per satu;
4. Anggota kelompok kami sendiri karena telah menyusun makalah tersebut dengan sebaik
mungkin;
5. Pihak lain yang telah membantu menyelesaikan pembuatan makalah ini secara langsung
maupun tidak langsung.
Karena makalah yang kami susun tidak bisa dibilang sempurna, maka dari itu sangat
dipersilakan bagi para pembaca untuk memberikan tanggapan berupa kritik maupun saran
yang nantinya akan sangat bermanfaat bagi kami dalam pembuatan makalah selanjutnya di
waktu yang akan datang.
Banyak hal-hal baik yang diharapkan setelah tersusunnya makalah ini. Semoga
dengan terselesaikannya makalah ini dapat menambah wawasan yang akan bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari, baik bagi diri kami sendiri maupun para pembaca yang berbahagia.

Tanah Bumbu, 17 Desember 2020

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia memiliki kehidupan yang selalu berkembang menuju arah kemajuan. Hal
tersebut tidak lepas dari rasa ingin tahu mereka akan sesuatu yang mereka anggab benar
menjadi sesuatu yang seharusnya benar. Mencari kebenaran tentunya harus melalui hukum
dan teori. Para pemikir yang telah sampai ke ide dasar mengenai hukum memiliki pemikiran
yaitu berupa keinginan untuk mengetahui bagaimana tuhan mengatur semesta dan seluruh
isinya. (Wonorahardjo, 2020)
Proses pencarian pengetahuan alam dengan menggunakan metode ilmiah bertujuan untuk
merumuskan suatu hukum yang mengenai fenomena alam. Hukum merupakan hasil dari
hipotesis-hipotesis yang terbentuk melalui metode ilmiah. Hipotesis tersebut juga harus dikaji
lebih dalam lagi untuk menghasilkan suatu teori. Dengan mengikuti pola pada perubahan
fenomena alam yang berarti telah berusaha untuk membuat hukum yang berisi beberapa
aturan yang dgunakan untuk mengatur gejala pada alam. Hukum dapat berupa pernyataan
yang matematis dan dapat juga berupa persamaan yang matematis dengan menggunakan
symbol-simbol untuk mengganti variable yang harus diperhitungkan. Metode induksi maupun
metode deduksi inilah yang telah membangun perumusan hukum dan teori ilmiah pada sains.
Ruang lingkup hukum lebih kecil daripada teori karena teori dapat memerlukan satu atau
beberapa hukum.
Didalam sejarah, hukum ilmiah dapat diilhami yang berdasarkan pada suatu percobaan
ilmiah, dan ternyata hukum tersebut terlahir atas dasar-dasar pemikiran kritis atau dengan
keadaan yang tidak sengaja. Karena telah melewati banyak proses untuk menjadi hukum,
biasanya saringan logika baik yang induktif maupun deduktif tidak lepas dari hukum tersebut.
(Sutanto, 2020)
Hukum ilmiah merupakan suatu pernyataan yang terdapat dalam ilmu pengetahuan yang
diawali oleh suatu hipotesis lalu dibuktikan dengan beberapa percobaan yang berhubungan
dengan teori-teori hipotesis sebelumnya, dari hasil percobaan itulah yang dapat mendukung
dan membuktikan teori hipotesis tersebut. Hukum juga dapat dibagi dalam beberapa bidang
sains, yaitu hukum fisika, kimia, matematika, dan biologi. Contoh dari hukum ilmiah adalah
hukum henry, hukum gerak newton, hukum hubble, dan lain sebagainya.
Dalam beberapa hal yang terutama dalam tingkat kepastiannya, hukum dan teori dapat
dibedakan. Teori dan hukum berada pada tingkatan yang berbeda, dimana hukum memiliki

1
tingkatan kepastian yang lebih tinggi daripada teori. Dalam sains, ada banyak teori yang
dirumuskan oleh para ilmuwan untuk menjelaskan fenomena alam yang terjadi. Kebenaran
teori tersebut juga harus di pertanyakan dan dikaji lebih dalam karena bisa saja teori yang
sudah ada tidak memiliki paremeter yang penting di dalamnya. Teori ada untuk menjelaskan
keteraturan maupun ketidak teraturan di alam yang di buat melalui suatu percobaan dan
penelitian. Tentunya dalam hal ini yang di maksud adalah penelitian ilmiah dan teori ilmiah.
Teori ilmiah adalah kumpulan pernyataan yang saling berikatan dan telah didukung
dengan baik dan dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai pengamatan dan membuat
prediksi untuk dapat diuji. Dalam ilmu matematika, teori merupakan suatu proposisi yang
harus dilakukan sebuah pembuktian dengan serangkaian pemikiran, hal ini dapat dikatakan
bahwa teori adalah kebenaran baru yang akan terbentuk dari kebenaran lain yang sudah ada.
Banyak contoh teori yang berkembang hingga saat ini, contohnya adalah teori grafitasi
Newton, teori panas kinetik, dan lain sebagainya. (Abror 2017)

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pembahasan pada latar belakang, maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Apa yang di maksud dengan hukum ilmiah?
2. Apa saja fungsi dan contoh-contoh hukum ilmiah?
3. Apa yang di maksud dengan teori ilmiah?
4. Apa saja fungsi dan contoh-contoh teori ilmiah?
5. Apa hubungan antara teori dan hukum ilmiah?

1.3 Tujuan
Dengan adanya rumusan masalah yang telah dirumuskan, maka dapat di disimpulkan
tujuan sebagai berikut :
1. Menjelaskan apa yang di maksud dengan hukum ilmiah.
2. Menjelaskan apa saja fungsi dan contoh-contoh hukum ilmiah.
3. Menjelaskan apa yang di maksud dengan teori ilmiah.
4. Menjelaskan apa saja fungsi dan contoh-contoh teori ilmiah.
5. Menjelaskan apa hubungan antara teori dan hukum ilmiah.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hukum Ilmiah
Hukum dalam berbagai hal diartikan sebagai prinsip-prinsip teoretis yang berasal dari
pengamatan fakta dan dituangkan ke dalam bentuk pernyataan atau persamaan matematis.
Hukum ilmiah atau hukum sains merupakan bentuk pernyataan yang diperoleh dari hasil
eksperimen dan observasi secara berulang. Hukum ilmiah dapat menggambarkan dan
memprediksi suatu peristiwa alam karena gejala yang identik akan terjadi jika kondisi pada
hukum tersebut terpenuhi. Secara umum, hukum dalam ilmu alam diartikan seagai
pernyataan valid mengenai urutan yang tidak berubah atas gejala tertentu. (Radyastuti, 2015)
Dapat dikatakan hukum ilmiah merupakan pernyataan yang merangkum hasil percobaan
dan observasi pada suatu objek atau gejala dan biasanya hanya dalam cakupan penerapan
yang terbatas. Keakuratan suatu hukum tidak berubah ketika terdapat teori baru dari gejala
yang bersesuaian juga bekerja karena pernyataan yang mewakili hukum tidak berubah.
Layaknya prinsip pengetahuan ilmiah yang lain, kebenaran hukum juga tidak memiliki
kepastian yang benar-benar mutlak dan selalu mungkin untuk dapat ditentang, diperkecil,
atau diperluas melalui observasi di masa depan karena tidak ada yang tahu apa yang akan
terjadi ke depan selain Tuhan. Akan tetapi, kemungkinannya masih sulit diprediksi karena
hingga saat ini sangat jarang hukum ilmiah dapat dipatahkan karena pengamatan baru. Selain
itu, hukum ilmiah sudah melalui tahapan pengujian dalam waktu yang lama dan spesifik.
Dengan demikian, hukum ilmiah dapat dibuktikan dalam beragai percobaan serta dapat
diulang-ulang.
Hukum ilmiah bersifat universal karena menyatakan kebenaran yang umum dan diakui
oleh ilmuwan manapun dimanapun berada. Hal tersebut karena objek yang ditelitipun sama.
Sifat lain dari hukum ilmiah adalah sifat netral, yaitu tidak dikhususkan oleh pengguna
tertentu dan tidak peduli dimana dan oleh siapa digunakan. Hukum ini tidak dapat memihak
kepada siapapun yang meneliti atau yang menggunakan hukum tersebut karena alam tidak
dapat mengenali ilmuwan yang baik dan buruk. Akibatnya banyak terjadi penyalahgunaan
hukum yang membahayakan seperti pembuatan nuklir sebagai senjata perang.
Hukum-hukum di alam diperoleh dari pengamatan objek dan gejala alam yang kemudian
diproses melalui kegiatan berpikir ilmiah. Tidak ada hukum yang muncul begitu saja tanpa
proses yang mendahuluinya. Terdapat objek, gejala, metode, serta hasil yang merupakan

3
rangkaian seab-akibat untuk memperoleh suatu hukum. Setiap ruang lingkup bidang dalam
sains memiliki hukumnya masing-masing dan berlaku dalam wilayahnya masing-masing.
Penggunaan hukum lintas bidang dapat mengakibatkan salah persepsi karena objek yang
dikaji tidak sama. Penggunaan hukum untuk objek yang berbeda dapat berakibat buruk,
seperti kesalahan kaum potivis pada zaman keemasan perkembangan ilmu dahulu yang
merasa perlu mengenalkan metodologi penelitian ilmu alam untuk penelitian ilmu sosial,
padahal dua bidang tersebut memiliki ranah kajian yang berbeda.

2.2 Fungsi dan Contoh-Contoh Hukum Ilmiah


2.2.1 Fungsi Hukum Ilmiah
Keberadaan hukum ilmiah tidak serta-merta hanya menjadi sebuah hukum tertulis saja,
tetapi juga memiliki implementasi positif dalam kehidupan manusia. Hukum ilmiah yang
telah dirumuskan oleh para ilmuwan harus dapat dipakai untuk memprediksi gejala atau
kejadian alam yang mungkin terjadi dalam konteks hukum tersebut. Hal tersebut merupakan
bagian dari fungsi hukum ilmiah itu sendiri. Contoh penggunaan hukum ilmiah salah satunya
adalah dalam percobaan ilmiah di laboratorium mengenai volume gas. Dengan memakai
hukum gas, dapat diketahui volume gas yang akan memuai jika menaikkan tekanan, pun
sebaliknya. (Monkbot, 2020)
Hukum ilmiah dalam sains digunakan untuk memprediksi gejala apa yang akan terjadi
jika suatu sistem atau objek diberi aksi. Hal tersebut sangat berguna untuk bagi manusia
untuk mengantisipasi berbagai kejadian yang dapat mendatangkan kerugian. Seagai contoh,
berdasarkan hukum alam yang diperoleh melalui berbagai pengamatan dan pengalaman, kita
dapat tahu akibat yang mungkin timbul jika pohon-pohon di hutan ditebang secara liar
sehingga hal terseut memungkinkan menusia untuk meminimalisir akibat yang dirimbulkan
dengan mengurangi penebangan hutan secara liar. Selain itu, penggunaan perkiraan cuaca
dan iklim dalam bidang meteorologi juga dapat memberi manfaat kepada manusia dalam
mengatur berbagai aktivitasnya. Contoh, penerbangan pesawat sangat bergantung pada
perkiraan cuaca, jika perkiraan cuaca buruk misal akan terjadi badai, maka penerbangan akan
ditunda demi mencegah hal-hal buruk yang mungkin terjadi.
Melalui bantuan hukum ilmiah, manusia dapat menciptakan alat-alat atau teknologi baru
yang menunjang kehidupan. Sebagai contoh, penggunaan hukum dalam bidang fisika sangat
dibutuhkan dalam pembuatan mesin-mesin, pesawat, televisi, bola lampu, dan berbagai
macam alat lainnya. Penerapan sains di bidang teknologi mencakup penggunaan hukum
ilmiah untuk memprediksikan gejala alam atau untuk menciptakan alat-alat buatan.

4
Hukum ilmiah yang sudah ada merupakan jembatan yang menghubungkan ilmu
pengetahuan baru dengan ilmu pengetahuan yang sudah ada. Diperolehnya hukum baru tak
lepas dari hukum yang lama karena perumusan hukum baru tersebut pasti didasarkan pada
hukum yang mendahuluinya. Selain itu, penemuan ilmu pengetahuan baru juga
membutuhkan hukum-hukum ilmiah yang telah ada dalam proses analisisnya. Hukum ilmiah
yang baru biasanya cenderung lebih spesifik, sesuai dengan sifat ilmu baru yang lebih
spesifik dibandingkan ilmu induknya.

2.2.2 Contoh-Contoh Hukum Ilmiah


Hukum-hukum ilmiah yang terdapat di alam ini sangat banyak dan tidak terbatas pada
satu bidang bahasan saja, melainkan menyebar ke berbagai bidang dan semakin lama
semakin spesifik. Cabang-cabang bidang dalam ilmu alam antara lain fisika, biologi, kimia,
dan lain sebagainya. Masing-masing bidang tersebut memiliki hukum ilmiahnya masing-
masing.
Di bidang fisika, terdapat berbagai macam hukum ilmiah yang juga menyebar dalam
ruang lingkup ilmu fisika. Beberapa diantaranya seperti Hukum Archimedes yang berbunyi :
“Jika sebuah benda dicelupkan ke dalam zat cair, maka benda tersebut akan mendapat gaya
ke atas yang disebut gaya apung sebesar berat zat cair yang dipindahkannya” dan dirumuskan
sebagai berikut : 𝐹𝑎 = 𝜌 ∙ 𝑔 ∙ 𝑉, Hukum coulomb : “Besar gaya tarik menarik atau tolak-
menolak pada suatu benda yang memiliki muatan listrik setara dengan hasil kali besar muatan
listrik kedua benda tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua benda
𝑞1 𝑞2
tersebut” dan dirumuskan sebagai berikut : 𝐹 = 𝑘 , Hukum III Newton : “Ketika sebuah
𝑟2

benda memberikan gaya kepada benda kedua, maka benda kedua tersebut akan memberi gaya
yang besarnya sama kepada benda pertama tetapi berlawanan arah”, dan dirumuskan sebagi
berikut : 𝐹𝑎𝑘𝑠𝑖 = − 𝐹𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 , dan masih banyak hukum ilmiah di bidang fisika lainnya.
(Dimpun, 2019)
Di bidang kimia, antara lain ada Hukum Boyle mengenai gas yang berbunyi : “Pada suhu
konstan, tekanan gas di dalam ruang tertutup berbanding terbalik dengan volumenya”,
dirumuskan sebagai berikut : 𝑃𝑉 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 , 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃1 𝑉1 = 𝑃2 𝑉2 , Hukum Boyle-Gay Lussac
yang berbunyi : “Hasil kali tekanan dengan volume fluida berbanding lurus dengan suhunya”,
𝑃𝑉
= 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛, dan lain sebagainya.
𝑇

Di bidang biologi, terdapat hukum pewarisan sifat mendel yang terdiri dari hukum
segregasi dan hukum asortasi bebas. Hukum pertama berbunyi “Pada pembentukan gamet,
setiap gen dalam alel akan berpisah secara bebas”, sedangkan hukum kedua berbunyi “Setiap
5
gen dalam gamet akan bergabung secara bebas pada saat pembentukan individu baru”.
Hukum–hukum tersebut sangat bermanfaat untuk memperkirakan karakteristik atau ciri
individu baru berdasarkan proses pembentukannya. Hukum mendel tersebut merupakan salah
satu contoh dari hukum ilmiah pada bidang biologi yang sangat beragam. (Ammariah, 2020)

2.3 Pengertian Teori Ilmiah


Kata teori memiliki arti yang berbeda. Teori adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
tentang alam dan kejadian alam berdasarkan kebebasan prinsip dan bukan berdasar pada
fenomena itu sendiri. Teori juga berarti kumpulan hasil yang dapat menjelaskan prinsip-
prinsip utama subyek. Dalam ilmu pengetahuan teori adalah suatu kerangka berpikir yang
menjelaskan gejala alam tertentu. Teori dirumuskan, dikembangkan dan dievaluasi
berdasarkan metode ilmiah. (Radyastuti, 2015)
Teori ilmiah adalah kumpulan pernyataan yang saling berikatan dan telah didukung
dengan baik dan dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai pengamatan dan membuat
prediksi untuk dapat diuji. Teori masih perlu dibuktikan melalui serangkaian eksperimen dan
pemikiran. Dalam ilmu matematika, teori merupakan suatu proposisi yang harus dilakukan
sebuah pembuktian dengan serangkaian pemikiran, hal ini dapat dikatakan bahwa teori adalah
kebenaran baru yang akan terbentuk dari kebenaran lain yang sudah ada.
Dalam sains, para ilmuwan telah mengajukan banyak teori untuk menjelaskan alam dan
fenomena alam. Jika diperoleh gejala baru dari alam maka beberapa teori akan digunakan
sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, tetapi ini juga berarti hipotesis menguji validitas
teori tersebut. Dalam perkembangannya teori berubah sesuai kondisi baru dan situasi yang
diaamti pada saat itu. Semakin maju percobaan yang dilakukan semakin banyak dan lengkap
pengetahuan yang dihasilkan.

2.4 Fungsi dan Contoh-Contoh Teori Ilmiah


Fungsi teori adalah menjelaskan hukum ilmiah. Oleh karena itu, terdapat hubungan yang
sangat erat antara hukum dan teori, namun terdapat perbedaan besar diantara keduanya.
Tujuan utama suatu teori adalah berfungsi sebagai kumpulan pengetahuan, termasuk fakta
dan hukum yang diketahui dan diuji berdasarkan fakta empiris. Fungsi teori sebagai upaya
relatif untuk membangun hubungan yang cukup luas antara sejumlah hukum ilmiah. Teori
berfungsi menjelaskan hukum-hukum yang saling berkaitan sehingga hukum-hukum tersebut
dapat dipahami.

Fungsi teori ilmiah dalam penelitian :

6
1. Sebagai acuan untuk mengevaluasi masalah
2. Sebagai dasar untuk merumuskan kerangka penelitian teoritis
3. Sebagai dasar untuk mengajukan hipotesis
4. Sebagai fungsi tentang menentukan cara menguji hipotesis
5. Mendapatkan informasi tentang masalah yang akan dikaji
6. Perkaya ide-ide baru

Selain itu salah satu fungsi teori adalah bahwa teori berfungsi meringkas hukum dan
fakta yang berlaku. Teori berfungsi sebagai transformasi. Artinya teori harus mampu
mengubah atau melakukan perubahan hubungan antara hukum dan fakta. Sesuatu yang sudah
diketahui maknanya bisa diubah menjadi unsur baru dalam teori baru. Oleh karena itu, ilmu
yang dikembangkan memiliki bentuk baru. (Marhanah)

Contoh teori ilmiah:

1. Teori gravitasi Newton


Isaac Newton adalah ilmuwan yang menemukan gaya gravitasi. Newton berkata
bahwa segala sesuatu memiliki kekuatan yang disebutnya gravitasi. Gravitasi selalu
menarik sesuatu lebih dekat ke pusatnya. Inilah mengapa apel jatuh ke tanah dan bulan
selalu mengelilingi bumi. Menurutnya besarnya gaya berat suatu benda bergantung pada
massanya. Model gravitasi Newton menyatakan bahwa massa, waktu dan jarak adalah
konstan.
2. Teori panas kinetik
Bunyi teori kinetik adalah dalam benda yang lebih panas, partikel bergerak lebih
cepat dan karenanya memiliki lebih banyak energi dari pada benda yang lebih dingin.
Teori kinetik berupaya menjelaskan sifat makroskopik gas, seperti tekanan, suhu atau
volume dengan mempertimbangkan komposisi molekul dan gerakan pada gas. Teori
kinetik disebut juga Teori Kinetik-Molekular atau Teori Kinetik pada Gas. (MathXplore,
2020)

2.5 Hubungan antara Teori dan Hukum Ilmiah


Hukum dan teori memiliki hubungan yang sangat erat dimana teori mencakup hukum itu
sendiri. Teori merupakan kumpulan pengetahuan yang meliputi berbagai fakta dan hukum
yang sudah diketahui dan diuji. Hukum dan teori juga ditunjang oleh data-data empiris serta
nilainya diakui oleh ilmuwan. Namun keduanya memiliki perbedaan yang sangat besar.
Hukum merupakan pernyataan yang mendeskripsikan suatu gejala yang terjadi. Hukum tidak

7
menjelaskan mengapa dan bagaimana suatu gejala dapat terjadi. Sedangkan, teori merupakan
pernyataan yang menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu gejala dapat terjadi. Teori berisi
penjelasan yang mendalam dan mendetail mengenai suatu fenomena sehingga dapat
dipahami. (Pratama, 2018)
Hukum alam dihasilkan oleh sifat netral, dapat menjelaskan alam, dan dapat
dipertahankan karena lebih pasti. Namun, dalam bidang kajiannya hukum lebih luas dari
teori, karena itu sifatnya lebih stabil. Hukum dikatakan kuat dan tidak rentan karena
menjelaskan mengenai kepastian alam secara umum dan telah melalui tahap pengujian yang
panjang dan terperinci. Teori diajukan untuk menjelaskan keteraturan dan ketidakteraturan di
alam. Fenomena alam tunggal yang diamtai harus menjadi bagian dari keteraturan dan
ketidakteraturan di alam. Dengan demikian, wilayah hukum lebih luas dibandingkan wilayah
teori.
Di sisi lain hukum dan teori tentang gejala alam merupakan alat yang menghubungkan
perkembangan ilmu pengetahuan. Untuk merumuskan hukum yang baru harus didasarkan
pada hukum yang sudah ada sebelumnya. Oleh karena itu fenomena yang ada di alam dapat
dilihat melalui hukum-hukum yang telah dirumuskan dan diprediksi terlebih dahulu.
Biasanya hukum baru dalam sains lebih spesifik dan lebih banyak parameternya
dibandingkan hukum sebelumnya. Sejauh fenomena alam dan hukumya didiskusikan, ilmu
baru harus lebih spesifik daripada ilmu aslinya. Dengan demikian, semakin spesifik suatu
ilmu, semakin banyak parameter yang menyusun hukum dan teorinya, dan semakin sempit
cakupan klaimnya.

8
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Hukum ilmiah merupakan pernyataan yang merangkum hasil percobaan dan observasi
pada suatu objek atau gejala dan biasanya hanya dalam cakupan penerapan yang terbatas.
Keakuratan suatu hukum tidak berubah ketika terdapat teori baru dari gejala yang bersesuaian
juga bekerja karena pernyataan yang mewakili hukum tidak berubah. Hukum ilmiah dapat
menggambarkan dan memprediksi suatu peristiwa alam karena gejala yang identik akan
terjadi jika kondisi pada hukum tersebut terpenuhi.
Hukum ilmiah yang telah dirumuskan oleh para ilmuwan harus dapat dipakai untuk
memprediksi gejala atau kejadian alam yang mungkin terjadi dalam konteks hukum tersebut.
Hal tersebut merupakan bagian dari fungsi hukum ilmiah itu sendiri. Hukum ilmiah dalam
sains digunakan untuk memprediksi gejala apa yang akan terjadi jika suatu sistem atau objek
diberi aksi. Hal tersebut sangat berguna bagi manusia untuk mengantisipasi berbagai kejadian
yang dapat mendatangkan kerugian. Di bidang fisika, terdapat berbagai macam hukum ilmiah
yang juga menyebar dalam ruang lingkup ilmu fisika. Beberapa diantaranya seperti Hukum
Archimedes yang berbunyi : “Jika sebuah benda dicelupkan ke dalam zat cair, maka benda
tersebut akan mendapat gaya ke atas yang disebut gaya apung sebesar berat zat cair yang
dipindahkannya”. Hukum Archimedes tersebut merupakan salah satu contoh dari hukum
ilmiah yang sangat beragam.
Teori ilmiah adalah kumpulan pernyataan yang saling berikatan dan telah didukung
dengan baik dan dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai pengamatan dan membuat
prediksi untuk dapat diuji. Teori masih perlu dibuktikan melalui serangkaian eksperimen dan
pemikiran. Dalam perkembangannya teori berubah sesuai kondisi baru dan situasi yang
diaamti pada saat itu. Semakin maju percobaan yang dilakukan semakin banyak dan lengkap
pengetahuan yang dihasilkan.

Fungsi Teori ilmiah dalam penelitian yaitu sebagai acuan untuk mengevaluasi masalah,
sebagai dasar untuk merumuskan kerangka penelitian teoritis, sebagai dasar untuk
mengajukan hipotesis, sebagai fungsi tentang menentukan cara menguji hipotesis,
mendapatkan informasi tentang masalah yang akan dikaji. Selain itu salah satu fungsi teori
adalah bahwa teori berfungsi meringkas hukum dan fakta yang berlaku. Contoh teori ilmiah
diantaranya yaitu Teori Gravitasi Newton dan Teori Panas Kinetik.

9
Hukum dan teori memiliki hubungan yang sangat erat dimana teori mencakup hukum itu
sendiri. Teori merupakan kumpulan pengetahuan yang meliputi berbagai fakta dan hukum
yang sudah diketahui dan diuji. Hukum dan teori juga ditunjang oleh data-data empiris serta
nilainya diakui oleh ilmuwan. Namun keduanya memiliki perbedaan yang sangat besar.
Hukum merupakan pernyataan yang mendeskripsikan suatu gejala yang terjadi. Hukum tidak
menjelaskan mengapa dan bagaimana suatu gejala dapat terjadi. Sedangkan, teori merupakan
pernyataan yang menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu gejala dapat terjadi. Teori berisi
penjelasan yang mendalam dan mendetail mengenai suatu fenomena sehingga dapat
dipahami. Namun, dalam bidang kajiannya hukum lebih luas dari teori, karena itu sifatnya
lebih stabil.

3.2 Saran
Berdasarkan isi makalah yang telah tertera di atas, maka kita dapat mengajukan saran
sebagai berikut.

1. Dalam hukum ilmiah diperlukanya merangkum hasil percobaan dan observasi secara
akurat serta detail agar hukum tersebut dapat dipercayai berdasarkan fakta.
2. Hukum ilmiah dijadikan untuk memprediksi suatu peristiwa alam maka dari itu kita
sebagai manusia harus memahaminya agar bisa mengantisipasi bencana.
3. Teori ilmiah harus perlu untuk dibuktikan melalui penelitian dan riset agar
menjadikan teori tersebut benar.
4. Dalam perkembangan zaman manusia harus memberbanyak percobaan penelitan
sehingga mendapatkan pengetahuan yang lebih lengkap.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abrar, Ilyasa Izhad. 2017, September 22. PENJELASAN DAN HUKUM ILMIAH. Diambil
kembali dari slideshare: https://www.slideshare.net/ilyasaizhad/penjelasan-dan-
hukum-ilmiah.
Ammariah, Hani. 2020, Oktober 5. Persilangan Monohibrid dan Dihibrid pada Hukum
Mendel | Biologi Kelas 12. Dipetik Desember 7, 2020, dari ruangguru:
https://blog.ruangguru.com/biologi-kelas-12-persilangan-monohibrid-dan-dihibrid-
pada-hukum-mendel.
Dimpun. 2019. 21 BUNYI HUKUM FISIKA BESERTA PENJELASANNYA. Dipetik
Desember 7, 2020, dari soalfisika: https://www.soalfisika.com/2019/10/hukum-
hukum-dasar-fisika-yang-wajib.html.

Marhanah, Sri. SIFAT ALAMI DARI IDE-IDE ILMIAH: STRUKTUR TEORI. Diambil
kembali dari upi:
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://file.upi.edu/Dire
ktori/FPIPS/LAINNYA/SRI_MARHANAH/sifat_alami_dari_ide-
ide_ilmiah.pdf&ved=2ahUKEwj3-
cGBrNXtAhXDheYKHQagCb4QFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw30SC0XFNBD
BXh1dsA0G_e1&cshid=1608219515648
MathXplore. (2020, April 8). Teori kinetika gas. Dipetik Desember 13, 2020, dari
wikipedia:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Teori_kinetika_gas#:~:text=Bunyi%20teori%20kin
etik%20adalah%20sebagai,dalam%20benda%20yang%20lebih%20dingin.
Monkbot. 2020, Desember 1. Scientific law. Dipetik Desember 7, 2020, dari wikipedia:
https://en.wikipedia.org/wiki/Scientific_law.
Pratama, Rully. 2018, Juni 21. Apa perbedaan antara 'hukum' dengan 'teori' dalam
konteks sains? Dipetik Desember 7, 2020, dari quora: https://id.quora.com/Apa-
perbedaan-antara-hukum-dengan-teori-dalam-konteks-sains.
Radyastuti. dkk. 2015, September 29. Hukum & Teori Ilmiah. Dipetik Desember 7, 2020,
dari slideshare: https://www.slideshare.net/Radyastuti_02/hukum-teori.

Sutanto, Raymond. 2020, Agustus 6. Hukum ilmiah. Diambil kembali dari wikipedia:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hukum_ilmiah.
Wonorahardjo, Surjani. 2020. Dasar-Dasar Sains Menciptakan Masyarakat Sadar Sains.
Yogyakarta : Andi.

11

Anda mungkin juga menyukai