ABSTRAK
Penelitian inimembahas tentang bagaimana fenomena entropi bisa dilihat dari perspektif sains dan al-Qur’an.
Masalah pada penelitian ini antara lain bagaimana sudut pandang kita melihat fenomena entropi ini jika dilihat
dari perspektif sains dan Al-Qur’an. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan fakta-fakta, atau
prinsip-prinsip baru untuk mendapatkan pengertian baru mengenai peristiwa entropi jika dikaitkan dengan al-
Qur’an, untuk menjelaskan kedudukan sains Al-Qur’an dengan menyebutkan ayat-ayat yang berkaitan dengan
fenomena entropi sebagai sumber pendidikan yang dapat mendorong manusia supaya beriman kepada Alloh
SWT, membina rohani yang tunduk dan patuh kepada ajarannya dalam bentuk akhlak dan cara hidup yang
terpuji. Kegiatan penelitian dimulai dengan usaha untuk menghimpun dan menemukan hubungan-hubungan
antara fakta yang diamati secara seksama. Suatu penelitian telah dimulai apabila seseorang berusaha untuk
memecahkan suatu masalah, secara sistematis dengan metode ilmiah. Hubungan antara entropi dengan sains bisa
dilihat dari bunyi Hukum Termodinamika II, dan hubungan entropi dengan Al-Quran seperti yang tercantum
pada QS. Ar-Rahmaan ayat 9 yang menjelaskan hubungan fenomena entropi dengan ketidakteraturan atau
ketidakseimbangan.
~~ 105 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
termodinamika merupakan ilmu yang Inggris untuk entropi adalah Btu/°R. Entropi
mempelajari perubahan kalor menjadi kerja atau dapat didefinisikan dan dievaluasi sebagai
sebaliknya4. persamaan integrasi tertentu tanpa disertai
Entropi merupakan fungsi keadaan dan dengan pengertian fisiktertentu7.
dapat dianggap sebagai ukuran keteraturan suatu Entropi juga merupakan sifat zat yang
sistem. Perubahan entropi sistem (∆S) ketika mengukur derajat keacakan atau
sejumlah kalor diberikan kepadanya dengan ketidakteraturan pada tingkat mikroskopik.
proses reversible pada temperatur konstan, Secara alamiah entropi selalu diproduksi oleh
dinyatakan sebagai: semua proses. Gagasan yang menyatakan
𝑸 𝒋𝒐𝒖𝒍𝒆 (𝑱) entropi dapat diproduksi, tetapi tidak dapat
∆𝑺 = = 𝒌 𝐥𝐧 𝑷 dihilangkan merupakan hakikat Hukum II
𝑻 𝒌𝒆𝒍𝒗𝒊𝒏 (𝑲)
Termodinamika8.
Maka berdasarkan rumus di atas,menyatakan
bahwa seluruh alam semesta akan bergerak
Ps = Sakhir - Sawal
menuju keadaan yang semakin tidak teratur,
atau
tidak terencana, dan tidak terorganisir5.
Sakhir – Sakhir ≥ 0
Entropi adalah satu besaran
Keterangan:
termodinamika terkait perubahan setiap
Ps = Produksi Entropi
keadaan, dari keadaan awal hingga keadaan
Sakhir = Entropi Akhir
akhir sistem. Semakin tinggi entropi suatu
Sawal = Entropi Awal
sistem menunjukkan sistem semakin tidak
teratur. Alam secara subatomik seakan
Hukum II Termodinamika berbeda
mengelak untuk diketahui oleh
6
bentuknya dibandingkan dengan banyak hukum
manusia .Sehingga terkesan semakin tidak
fisika lainnya yang umum. Bentuknya bukan
teratur. Suatu besaran adalah sebuah sifat jika,
merupakan persamaan ataupun kuantitatif
dan hanya jika, perubahan nilai yang terjadi
dengan konsep entropi. Hukum II
diantara dua keadaan tidak tergantung pada
Termodinamika memberikan batasan-batasan
proses. Karena entropi merupakan sebuah sifat,
terhadap perubahan energi yang mungkin terjadi
maka perubahan sistem yang berlangsung dari
dengan beberapa perumusan9.
keadaan satuke keadaan lain, mempunyai nilai
Entropi berbeda dengan energi karena itu
yangsama untuk semua proses, baik proses
entropi tidak memenuhi hukum konservasi
irreversiblemaupun proses reversible.Satuan SI
untuk entropi adaalh J/K, sedangkan satuan
4
Darmawan, B.,Termodinamika, Diktat Kuliah,
7
(Bandung: Jurusan Fisika ITB, 1990), hal. 3. Morran, M. J., & Shapiro, H. N.,Termodinamika
5
Giancolli, D. C.,Fisika I Edisi Kelima Alih Teknik Jilid 1 Edisi 4,(Jakarta: Erlangga, 2004),
Bahasa: Yuhilza Hanum,(Jakarta: Erlangga, 2001), hal. 268-269.
8
hal. 535. Umar, E.,Buku Pintar Fisika,(Jakarta: Media
6
Sri Jumini. Ketidakpastian Heisenberg dalam Pusindo, 2008) hal 56.
9
Peristiwa Isro’ mi’roj.Seminar Nasional Young, H. D., Freedman, R. A., Sandin, T., &
Pendidikan Sains. Surakarta, 22 Oktober 2016. Ford, A. L.,Fisika Universitas Edisi Kesepuluh
469. Jilid 1,(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2001), hal. 568.
~~ 106 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
energi. Energi dalam sistem tertutup bersifat leluasa, lebih tidak teratur, daripada es. Hukum
terkonservasi, hal itu selalu konstan10. ini menjelaskan mengapa ketika dua benda
Untuk proses irreversible, entropi pada bersentuhan, kalor mengalir dari benda dengan
sistem tertutup selalu meningkat. Karena sifat suhu rendah, bukan sebaliknya. Sebenarnya
ini, perubahan entropi kadang-kadang disebut Allah telah memberitahukan kepada manusia
“the arrow of time” (panah waktu). Sebagai fenomena alam semesta mulai berkembang
contoh, kita dapat menghubungkan antara sejak 14 abad yang lalu12.
meletupnya jagung dengan arah majunya waktu Al-Quran adalah satu-satunya kitab
dan peningkatan entropi arah mundur seiring panduan yang lengkap dan sempurna dan tidak
waktu (pemutar balik video tape) akan memiliki sembarang cacat sedikitpun. Al-
berkorespondensi/berhubungan dengan popcorn Qur’an juga merupakan sumber ilmu
yang meletup yang membentuk kembali biji pengetahuan yang shahih, ibadah yang
yang asli. Karena proses terbalik menghasilkan sempurna, dan akhlak yang mulia. Al-Quran
penurunan entropi, hal ini tidak pernah terjadi11. juga menjadi teras didalam bidang ilmu sains
Pada proses irreversible, energi yang kemanusiaan dan sains tabi’in yang menjadi
sama dengan perubahan entropi semesta saat pelengkap kepada kehidupan manusia di dunia
temperatur reservoir yang paling dingin yang ini13.
tersedia menjadi tak berguna untuk melakukan Ketercapaian pengetahuan secara kognitif,
usaha. Entropi suatu sistem tertutup tidak pemahaman dan penerapan nilai-nilai Islam
pernah berkurang. Entropi tersebut hanya bisa dapat dilakukan dengan cara pembelajaran
tetap atau bertambah. Entropi bisa tetap hanya terintegrasi14.Pendekatan sains dan Al-Quran
untuk proses yang ideal (reversible). Untuk dapat ditunjukkan berdasarkan alur berikut:
proses riil, perubahan entropi ∆𝑆akan bernilai
lebih besar dari nol:∆𝑆 > 0.
Jika sistem tidak terosilasi, maka
perubahan entropi sistem ∆𝑆𝑠 , ditambah
perubahan entropi lingkungan,∆𝑆𝑒𝑛𝑣 , harus
lebih besar dari atau sama dengan nol : ∆𝑆 =
∆𝑆𝑠 + ∆𝑆𝑒𝑛𝑣 ≥ 0. Hanya proses ideal yang
memiliki∆𝑆 = 0. Proses riil memiliki ∆𝑆 ≥ 0.
Entropi alam semesta selalu meningkat. 12
Irhasyuarna, Y.,“Penggunaan Model
Air memiliki entropi lebih besar daripada es, Pembelajaran Problem Solving Kooperatif
Terhadap Pemahaman Konseptual dan
karena molekul dalam air dapat bergerak lebih Algoritmik Mahasiswa pada Pokok Bahasan
Termodinamika Kimia”,Quantum, 4, 2013, hal
105-106.
10 13
Halliday, Fisika Dasar Jilid 1 (7 ed.), (Jakarta: Othman, M. F., “Pendidikan Rohani Berdasarkan
Erlangga, 2010). sains dan Al-Qur'an”,ASEAN Comparative
11
Holthoefer-Borge, J., Perra, N., Goncalves, B., Education Research Journal on Islam and
Gonzalez-Bailon, S., Arenas, A., Moreno, Y., & Civilization (ACER-J), 1, 2017, hal 64-77.
14
Vespignani, A., “The Dynamics of Information- Nihayati, “Integrasi Nilai-Nilai Islam dengan
driven Coordination Phenomena: A Transfer Materi Himpunan”,Edumatch, 3(1), 2017, hal 65-
Entropy Analysis”,Reseach Article, 2, 2016, hal 77.
1-8.
~~ 107 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
~~ 108 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
~~ 109 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
“Dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan yang mengatakan tidak boleh mengurang
adil dan janganlah kamu mengurangi lebihkan sesuatu karena akan mengakibatkan
keseimbangan itu” ketidakteraturan sistem.
B. Terjemah perkata surat Ar-Rahmaan D. Asbabun Nuzul Surat Ar-Rahmaan:9
Ayat 9 Asbabun Nuzul dapat dikelompokkan
Berikut terjemahan perkata dari surat Ar- menjadi 2 kelompok:
Rahmaan:9. 1. Asbabun Nuzul Mikro
= َو وَو ِق ْى ُم وdan tegakkanlah Yang sering diketemukan dalam khazanah ilmu
ْىواَو َو ْى َوا =timbangan(keseimbangan) tafsir tradisional yang berkembang sejak abad 2
= بْىالِق ْى ِقاdengan adil H.
َو اَو = dan janganlah 2. Asbabun Nuzul Makro
= ُم ْى ِق ُم ْى وdikurangi Menjelaskan bahwa memahami asbabun nuzul
= و ْىا ِق ْى َووا َواtimbangan (keseimbangan) adalah memahami konteks yang melingkupi
turunnya ayat.
Adapun Asbabun Nuzul yang terdapat
C. Tafsiran Surat Ar-Rahmaan:9 dalam QS. Ar-Rahmaan:9 adalah:
Menurut seorang ahli tafsir yakni tafsir “Allah meletakkan timbangan maksudnya
Jalalayn dan tafsir Quraish Sihab menafsirkan adalah keadilan diantara manusia dalam ucapan
QS. Ar-Rahmaan:9 yang maksudnya: dan perbuatan. Maksud Allah dalam ayat ini
1. Tafsir Jalalayn adalah bukan hanya timbangan yang kita kenal
Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil, saja itu juga masuk dalam tafsir ayat ini karena
maksudnya tidak curang.Dan janganlah kalian timbangan yang kita kenal itu merupakan sarana
mengurangi timbangan itu, maksudnya menegakkan keadilan. Termasuk didalamnya
mengurangi barang yang ditimbang itu. adalah sarana pemutus perkara, dimana perkara
2. Tafsir Quraish Sihab itu perlu diputuskan dengan keadilan diantara
Dan tegakkanlah timbangan itu secara adil pada manusia. Inti ajaran Islam adalah menegakkan
setiap transaksi yang kalian lakukan. Janganlah syariat, dan syariat diturunkan tidak lain adalah
kalian mengurangi timbangan itu. sebagai neraca kehidupan sosial untuk
Dari kedua tafsir diatas, bisa dilihat menegakkan keadilan sesama manusia”20.
kesamaan dari tafsiran tersebut intinya E. Entropi Dilihat dari Perspektif Al-
berbicara mengenai timbangan yang tidak boleh Qur’an
dikuranglebihkan. Jika tafsiran ini dikaitkan Al-Qur’an merupakan kitab suci umat
dengan judul yang kami ajukan Islam yang merupakan sumber dari segala
mengenai“entropi”. Maka ketika semuanya sumber ilmu. Keagungannya tidak akan
ingin seimbang janganlah kau mengurangi atau tertandingi dan tak jua lekang oleh zaman. Oleh
menambahkan hal-hal ataupun zat-zat yang karenanya kita sebagai umat muslim patut dan
sudah seimbang karena akan membuat
ketidakseimbangan terjadi atau bisa kita sebut 20
Bakri, S.,“Asbabun Nuzul: Dialog Antara Teks
dengan ketidakteraturan sistem (entropi), dan Realitas Kesejarahan. Jurnal At-Tabiyan,
1(1), 2016, hal 2-18.
pengertian tersebut sesuai dengan tafsiran diatas
~~ 110 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
menjadi keharusan menjadikan Al-Quran yang berasal dari minyak bumi, batubara, dan
sebagai rujukan utama untuk pengembangan gas alam merupakan sumber energi utama yang
ilmu sebelum merujuk kepada teori ataupun digunakan secara luas pada berbagai bidang
konsep-konsep lainnnya21. kehidupan. Esensi dari penggunaan energi tu
Hubungan antara entropi denga Al-Qur’an adalah melepas kalor atau panas yang berasal
bisa kita lihat dalam surat Ar-Rahmaan ayat 9, dari dalam bumi ke permukaan bumi, sehingga
dalam surat ini terdapat sebuah korelasi dengan akan semakin menambah ketidakteraturan
bacaan buku termodinamika. Dalam surat itu (entropi) pada lingkungan tempat tinggal
disebutkan bahwa “dan tegakkanlah manusia. Sementara itu, alam dengan berbagai
keseimbangan itu dengan adil dan janganlah proses di dalamnya memiliki mekanisme
kamu mengurangi keseimbangan itu”. Jika tersendiri yang berjalan kearah negatif entropi
dikaitkan dengan fenomena entropi maka (negentropi)22.
timbulah nasehat yang berarti untuk manusia Termodinamika menyatakan bahwa
yang isinya “ketika semuanya ingin seimbang proses alami cenderung bergerak menuju ke-
janganlah kau mengurangi atau menambahkan keadaan ketidakteraturan yang lebih besar.
hal-hal ataupun zat-zat yang sudah seimbang Ukuran ketidakteraturan ini di kenal sebagai
karena akan membuat ketidakseimbangan sistem entropi.
terjadi”. Entropi sistem tertentu dapat berkurang
F. Entropi Dilihat dari Perspektif Sains selama proses irreversible, perubahan neto
Hukum II Termodinamika memberikan entropi semesta (sistem dan lingkungannya)
batasan-batasan terhadap perubahan energi. selalu positif. Dengan kata lain semesta selalu
Hukum kekekalan energi yang dinyatakan bergerak kearah keadaan yang keteraturannya
dalam hukum I termodinamika menyatakan berkurang23.Entropi merupakan besaran
bahwa “energi dapat diubah dari satu bentuk ke termodinamika yang mempunyai perubahan
bentuk yang lain”. setiap keadaan, dari keadaan awal hingga
Hukum termodinamika II menyatakan keadaan akhir sistem. Semakin tinggi entropi
bahwa total entropi di dalam suatu sistem suatu sistem menunjukan semakin tidak teratur.
terisolasi cenderung terus bertambah seiring Entropi sama seperti halnya tekanan dan
dengan berjalannya waktu. Dalam banyak hal, temperature, merupakan salah satu sifat dari
entropi memang terkait dengan energi, namun sifat fisis yang dapat di ukur dari sebuah sistem.
perbedaan antara keduanya sangat jelas dan Apabila sejumlah kalor Q diberikan pada suatu
mudah dikenali. Energi digunakan oleh sistem sistem dengan proses reversible pada suhu
untuk melakukan kerja, dan seiring dengan itu, konstan, maka perubahn entropi sistem adalah:
dalam setiap sumber energi yang digunakan 𝑄
untuk menggerakan roda perekonomian atau ∆𝑆 =
𝑇
aktivitas kehidupan. Saat ini, sumber energi
22
Swastika, P.,“Entropi, Negentropi, dan Energi
Terbarukan di Indonesia”,Jurnal BioTrends, 7(2),
21
Maarif, S., “Integrasi Matematika Dan Islam 2016, hal 28-30.
23
Dalam Pembelajaran Matematika”,Jurnal Ilmiah, Tipler, P. A.,“Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid
4(02), 2015, hal 223-236. 1 (Vol. 3)”,(Jakarta: Erlangga, 1998)
~~ 111 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
~~ 112 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 02, September 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
A Transfer Entropy Analysis. Reseach Article, Swastika, P. 2016. Entropi, Negentropi, dan Energi
2, hal 1-8. Terbarukan di Indonesia. Jurnal BioTrends,
Irhasyuarna, Y. 2013. Penggunaan Model 7(2), hal 28-30.
Pembelajaran Problem Solving Kooperatif Tiandho, Y. 2017. Koreksi Gaya Gravitasi dan Efek
Terhadap Pemahaman Konseptual dan Gravitoelektromagenetisme Berdasarkan
Algoritmik Mahasiswa pada Pokok Bahasan Entropi Gavitasi Kuantum. Jurnal Matematika,
Termodinamika Kimia. Quantum, 4, hal 105- Saintek, 18, hal 97-105.
106. Tipler, P. A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik
Kamin, S., & Dedi, S. 2011. Model Pembelajaran E- Jilid 1 (Vol. 3). Jakarta: Erlangga.
Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Umar, E. 2008. Buku Pintar Fisika. Jakarta: Media
Materi Termodinamika Teknik. INVOTEC, Pusindo.
7(2), hal 53-68. Wibowo, H. B., & Abdillah, L. H. 2014. Penentuan
Latifah, S. 2015. Pengembangan Modul IPA Terpadu Tetapan Kecepatan dan Suhu Reaksi untuk
Terintegrasi Ayat-ayat Al-Quran Pada Materi Memilih Proses Pembuatan Butadien. Majalah
Air sebagi Sumber Kehidupan Manusia. Jurnal Sains dan Teknologi Dirgantara, 9(1), hal 35-
Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 4(2), hal 42.
155-164. Young, H. D., Freedman, R. A., Sandin, T., & Ford,
Maarif, S. 2015. Integrasi Matematika Dan Islam A. L. 2001. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh
Dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Jilid 1 . Jakarta: Penerbit Erlangga .
Ilmiah, 4(02), hal 223-236.
Morran, M. J., & Shapiro, H. N. 2004.
Termodinamika Teknik Jilid 1 Edisi 4. Jakarta:
Erlangga.
Murdyah, werdhiana, I. K., & Pasaribu, M. 2016.
Pengembangan Instrument Tes Representasi
Thermodinamics Concept Inventory Untuk
Mengukur Konsistensi Pemahaman Siswa
SMA. Jurnal Mitra Sains, 4(4), hal 75-83.
Nihayati. 2017. Integrasi Nilai-Nilai Islam dengan
Materi Himpunan. Edumatch, 3(1), hal 65-77.
Othman, M. F. 2017. Pendidikan Rohani
Berdasarkan sains dan Al-Qur'an. ASEAN
Comparative Education Research Journal on
Islam and Civilization (ACER-J), 1, hal 64-77.
Sitohang, H. 2016. Perancanagan Media
Pembelajaran Fisika Materi Konsep
Termodinamika dalam Mesin Kalor dan Sifat-
sifat Gas Ideal Monoatomik untuk SMA kelas
12 IPA. Saintekom, 6(1), hal 27-39.
Sri Jumini. Ketidakpastian Heisenberg dalam
Peristiwa Isro’ mi’roj.Seminar Nasional
Pendidikan Sains. Surakarta, 22 Oktober 2016.
469.
~~ 113 ~~