Anda di halaman 1dari 5

Biophysics

Nama Mahasiswa : Zido Yuwazama


NIM : 15/378802/TK/42744
Email : zidoyuwazama23@gmail.com
Deadline : Jumat, 23 Februari 2018
Dosen : Dr. Gea O.F. Parikesit, ST., M.Sc.
How do living organisms keep their entropy low, without violating the
second law of thermodynamics?
Bagaimana organisme hidup untuk mempertahankan entropinya
dalam keadaan rendah, tanpa melanggar dari hukum kedua
termodinamika?

Energi berhubungan dengan gerakan mikroskopis molekul yang disebut energi


internal. Energi internal merupakan jumlah total dari energi kinetik dan energi potensial.
Contohnya seperti benda panas dan benda dingin yang berada dalam suatu ruangan akan
berada pada kondisi suhu yang sama, dan air mengalir ke tempat yang lebih rendah,
bukan ke tempat yang lebih tinggi. Dari contoh peristiwa tersebut, tidak ada satupun
yang melanggar dari Hukum I Termodinamika namun tidak menjelaskan prosesnya.
Hukum I Termodinamika membahas tentang Hukum Kekekalan Energi, dimana jumlah
kalor pada suatu sistem adalah sama dengan perubahan energi di dalam sistem tersebut
ditambah dengan usaha yang dilakukan oleh sistem. Dalam pertimbangan energi
manusia pada tingkat mikroskopis, maka kita seperti melupakan sesuatu. Untuk
mengetahui hal yang dilewatkan tersebut, maka kita perlu mengenal konsep keteraturan
dan ketidakteraturan, serta metode fisika yang dirancang untuk mengukur keteraturan
dan kelainan. Konsep ini disebut entropi.

Kata entropi pertama kali ditemukan pada konsep Hukum II Termodinamika


yang dicetuskan oleh Rudolf Julius Emanuel Clausius (1822 – 1888) pada tahun 1865.
Clausius adalah seorang fisikawan dari Jerman yang dianggap sebagai salah satu
pencetus konsep dasar sains termodinamika. Kata entropi berasal dari bahasa Yunani
yaitu entropia, yang artinya masuk (en) dan mengubah (trope). Entropi merupakan suatu
besaran termodinamika yang berfungsi untuk mengukur energi dalam satuan temperatur
yang tidak dapat digunakan untuk melakukan usaha. Entropi dalam sistem tertutup akan
selalu naik. Pada kondisi transfer kalor, energi kalor akan berpindah dari komponen
yang bersuhu tinggi ke komponen yang bersuhu rendah.

Pada tahun 1854, Clausius mengembangkan konsep kerja interior dan eksterior.
Konsep kerja interior untuk mengetahui atom mana yang saling bergantung satu sama
lain. Sedangkan konsep kerja eksterior untuk mengetahui atom yang timbul dari
pengaruh asing ke tubuh yang mungkin terpapar. Clausius kemudian membahas tiga
kategori untuk tempat kalor dapat dibagi yaitu:
- Panas dipekerjakan untuk meningkatkan panas yang benar-benar ada dalam
tubuh manusia.
- Panas bekerja untuk menghasilkan pekerjaan interior.
- Panas digunakan untuk memproduksi karya eksterior.
1|
Prodi Teknik Fisika
Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika No.2, Sleman, DIY
Dengan menggunakan konsep ini, Clausius kemudian mempresentasikan
formulasi entropi. Clausius mengatakan bahwa tidak ada proses yang memungkinkan
efek tunggal adalah bahwa panas mengalir dari reservoir pada suhu tertentu ke reservoir
pada suhu yang lebih tinggi.

Pada suatu sistem yang panasnya terisolasi, entropi hanya berjalan satu arah
(irreversibel). Entropi suatu sistem perlu diukur untuk menentukan bahwa suatu energi
tidak dapat dipakai untuk melakukan usaha pada proses-proses termodinamika, kecuali
pada energi yang sudah diubah bentuknya. Saat suatu energi diubah menjadi kerja atau
usaha, maka secara teoritis energi tersebut mempunyai efisiensi maksimum tertentu.
Selama melakukan usaha tersebut, maka entropi akan terkumpul dalam suatu sistem,
kemudian akan terdisipasi dalam bentuk panas buangan.

Entropi menunjukkan bahwa energi panas mengalir secara spontan dengan satu
arah dari daerah yang suhunya lebih tinggi ke daerah yang suhunya lebih rendah. Tidak
mungkin jika daerah yang suhu tinggi akan mengalir ke daerah yang suhunya lebih
tinggi jika tidak diberi usaha. Hal tersebut tentu tidak melanggar dari Hukum II
Termodinamika dan pernyataan Clausis.

Entropi lebih dikenal sebagai ketidakteraturan. Artinya, entropi akan meningkat


jika ketidakteraturan semakin tinggi. Jika suatu partikel semakin teratur, maka entropi
dikatakan menurun atau rendah. Hukum II Termodinamika menyatakan bahwa pada
setiap proses yang terjadi di dalam sistem yang terisolasi, maka entropi sistem tersebut
selalu naik atau tetap. Artinya, entropi di dunia ini semakin lama semakin tinggi (posiif)
pada proses irreversible. Jika semua sistem yang berinteraksi di dalam suatu proses
yang bersifat adiabatis, maka semua itu akan membentuk sistem yang terisolasi
sempurna dan membentuk dunianya sendiri. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
entropi dari suatu sistem yang terisolasi sempurna akan selalu naik dalam tiap proses
irreversibel yang terjadi dalam sistem tersebut. Sementara itu entropi akan tetap atau
tidak berubah dalam suatu sistem yang terisolasi jika sistem itu menjalani proses
reversibel. Hal ini dikenal dengan Asas Kenaikan Entropi. Asas ini juga dianggap
sebagai bagian dari Hukum II Termodinamika.
Semua organisme menghasilkan entropi. Hal ini karena organisme tersusun dari
kumpulan molekul-molekul yang membentuk sistem ketidakteraturan. Manusia dan
tumbuhan tersusun dari atom-atom sehingga akan menghasilan entropi. Max Planck
(1858-1947) pernah berkata “Setiap proses fisik atau kimia yang terjadi di alam
berlangsung sedemikian rupa sehingga jumlah entropi pada semua tubuh manusia yang
disusun dengan proses apapun adalah meningkat, dan dalam proses reversibel
jumlahnya tetap”. Entropi dapat meningkat pada suhu yang tinggi. Hal ini karena pada
suhu yang tinggi, atom-atom akan terurai menjadi semakin tidak teratur. Namun pada
manusia, peningkatan suhu akan membuat sel-sel menjadi rusak. Hal ini karena tekanan
2|
Prodi Teknik Fisika
Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika No.2, Sleman, DIY
yang melebihi batas sehingga membaran sel atau kulit luar tidak dapat menahan tekanan
yang semakin besar akibat kenaikan suhu. Pada tumbuhan, peningkatan suhu akan
membuat tumbuhan layu dan akan mati sehingga membuat atom-atom menjadi terurai
dan bebas sehingga entropi meningkat.

Untuk lebih memahami konsep entropi, maka mari kita kembali pada bahasan
sebelumnya yaitu tentang atom di dalam tubuh manusia, kita dapat mengetahui bahwa
atom yang terdapat dalam tubuh manusia itu dulunya merupakan atom bebas yang
berada di luar tubuh manusia. Atom yang berada di luar tersebut akan masuk ke dalam
tubuh manusia silih berganti untuk menggantikan atom yang keluar dari tubuh manusia.
Selain itu beberapa atom tersebut ada yang diserap lebih banyak oleh manusia untuk
menyusun sel-sel manusia sehingga manusia dapat tumbuh dan berkembang. Pada
sistem dalam tubuh manusia tersebut mengakibatkan entropi semakin menurun karena
atom-atom menjadi lebih teratur di dalam tubuh manusia. Melihat bumi yang dihuni
oleh manusia, maka seharusnya entropi di dunia semakin lama semakin turun,
sedangkan pada Hukum II Termodinamika mengatakan bahwa entropi di dunia akan
selalu naik. Kenapa hal tersebut dapat terjadi? Penyebabnya adalah ruang lingkup atau
proses sistemnya dimana Hukum II Termodinamika ini berlaku pada sistem yang
terisolasi sempurna dan irreversible. Namun pada tubuh manusia, entropi akan semakin
menurun (negaitf) karena manusia bukanlah sistem terisolasi secara khusus. Sama
halnya dengan tumbuhan yang memiliki entropi rendah karena tumbuhan melakukan
fotosintesis untuk memakan karbon dan mengeluarkan oksigen yang akan digunakan
manusia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa organisme (manusia, hewan, dan
tumbuhan) memiliki entropi yang rendah dan itu tidak bertentangan dengan Hukum II
Termodinamika karena organisme bukanlah sistem yang terisolasi khusus, dan
organisme selalu melakukan usaha atau kerja untuk kelangsungan hidupnya.

3|
Prodi Teknik Fisika
Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika No.2, Sleman, DIY
DAFTAR PUSTAKA

1. Nelson, Philip. 2002. Biological Physics: Energy, Information, Life.


2. Capek, Vladislav. Sheehan, P. Daniel. 2005. Challenges to the Second Law of
Thermodynamics Theory and Experiment. Netherlands. Springer.

4|
Prodi Teknik Fisika
Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika No.2, Sleman, DIY

Anda mungkin juga menyukai