Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sesuai dengan reaksi kimia, rata-rata reaksi kimia di dalam tubuh tergantung pada
temperatur. Menurunnya reaksi kimia tubuh seiring dengan menurunnya temperatur
( hukum Vantt Hoff) Fungsi pengatur tubuh terutama terletak pada reaksi biokimia dari
organisme itu sendiri. Energy panas yng hilang atau masukdalam tubuh melalui kulit ada
empa cara, yaitu konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi.
Manusia juga menghasilkan kalor atau panas, sama halnya dengan peralatan mekanis
seperti mesin atau peralatan eletronika. Panas yang dihasilkan adalah berdasarkan jenis
aktivitas yang dilakukannya. Jika panas yang dihasilkan berlebih karena proses aktivitas yang
terus menerus maka harus segera didinginkan.
Jika panas yang berlebih terjadi pada tubuh manusia maka hal ini akan mengganggu
kenyamanan kita dalam beraktivitas, keseimbangan suhu pada manusia harus dipertahankan
atau dikendalikan agar kenyamanan suhu dapat tercapai. Tubuh manusia mempunyai
mekanisme alam untuk mempertahankan keseimbangan suhu tersebut, mekanisme itu adalah
Berkeringat atau menggigil. Bila laju perpindahan panas tubuh terlalu lambat maka tubuh
akan memberi peringatan kepada kita melalui keringat yang berlebih sedangkan bila
perpindahan panas terlalu cepat maka yang terjadi adalah menggigil.
Pada pasien yang mengalami peningkatan suhu menengah, misalnya sampai 38,40C,
metode yang digunakan adalah pendinginan permukaan, dimulai dengan metode yang paling
sederhana yaitu membuka selimut yag tipis atau pakaian dalam.

1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep panas dingin
2. Mengetahui apa itu termodinamika
3. Mengetahui proses pembentukan gelombang

1.3. Rumusan masalah


1. Apa itu konsep panas dingin?
2. Bagaimana proses pembentukan gelombang?
3. Apa saja hukum doppler?
4. Apa Aalikasi hukun termodinamika dalam praktik kebidanan?

1
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Aplikasi Hukum Termodinamika dalam Praktik Kebidanan


Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah
elemen-elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah
dingin (cold-blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Namun, ahli-
ahli Biologi lebih suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang berhubungan
dengan sumber panas utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang panas tubuhnya
berasal dari lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh hewan ektoterm
cenderung berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah
anggota invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang
panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan.
Endoterm umum dijumpai pada kelompok burung (Aves), dan mamalia.
Dalam pengaturan suhu tubuh, hewan harus mengatur panas yang diterima atau yang
hilang ke lingkungan. Mekanisme perubahan panas tubuh hewan dapat terjadi dengan 4
proses, yaitu konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Konduksi adalah perubahan panas
tubuh hewan karena kontak dengan suatu benda. Konveksi adalah transfer panas akibat
adanya gerakan udara atau cairan melalui permukaan tubuh. Radiasi adalah emisi dari energi
elektromagnet. Radiasi dapat mentransfer panas antar obyek yang tidak kontak langsung.
Sebagai contoh, radiasi sinar matahari. Evaporasi proses kehilangan panas dari permukaan
cairan yang ditranformasikan dalam bentuk gas. Hewan mempunyai kemampuan adaptasi
terhadap perubahan suhu lingkungan. Sebagai contoh, pada suhu dingin, mamalia dan burung
akan meningkatkan laju metabolisme dengan perubahan hormon-hormon yang terlibat di
dalamnya, sehingga meningkatkan produksi panas. Pada ektoterm (misal pada lebah madu),
adaptasi terhadap suhu dingin dengan cara berkelompok dalam sarangnya. Hasil metabolisme
lebah secara kelompok mampu menghasilkan panas di dalam sarangnya.
Beberapa adaptasi hewan untuk mengurangi kehilangan panas, misalnya adanya bulu dan
rambut pada burung dan mamalia, otot, dan modifikasi sistim sirkulasi di bagian kulit.
Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit dan countercurrent heat exchange adalah salah satu
cara untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Perilaku adalah hal yang penting dalam
hubungannya dengan termoregulasi. Migrasi, relokasi, dan sembunyi ditemukan pada
beberapa hewan untuk menurunkan atau menaikkan suhu tubuh. Gajah di daerah tropis untuk

2
menurunkan suhu tubuh dengan cara mandi atau mengipaskan daun telinga ke tubuh.
Manusia menggunakan pakaian adalah salah satu perilaku unik dalam termoregulasi.
Alat dan Bahan :
1. Themometer pengukur suhu tubuh
2. Kapas
3. Alkohol
Cara Kerja
1. Sebelum anda mengukur suhu tubuh, catatlah suhu lingkungan dan waktu pengukuran.
2. Ukurlah suhu tubuh anda dengan menempatkan termometer ke ketiak anda.
3. Sebelum digunakan, termometer dikibaskan sampai air raksanya mencapai garis 0
terendah yaitu sekitar 35 C. Selain itu bersihkan ujung termometer dengan kapas
yang dibasahi alkohol.
4. Letakkan termometer itu di ketiak anda dan diamkan selama 5 menit.
5. Setelah itu, baca skala termometer yang menunjukkan suhu badan anda dan catat di
lembar data yang telah disediakan (Tabel Pengamatan). Setelah digunakan bersihkan
kembali ujung termometer dengan kapas yang dibasahi alkohol.

1. Hukum termodinamika pada proses persalinan


Sebuah sistem termodinamika
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah
fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan
dekat dengan mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamikaberasal.
Pengalaman sehari-hari menunjukkan bahwa sebuah kolam tidak membeku di musim
panas. Jika sebuah benda panas berinteraksi dengan benda dingin, maka tak terjadi bahwa
benda panas tersebut semakin panas dan benda dingin semakin dingin, meskipun proses-
proses tersebut tidaklah melanggar hukum kekekalan energi yang dinyatakan sebagai hukum
pertama termodinamika.
Hukum kedua termodinamika berkaitan dengan apakah proses-proses yang dianggap
taat azas dengan hukum pertama, terjadi atau tidak terjadi di alam. Hukum
kedua termodinamika seperti yang diungkapkan oleh Clausius mengatakan, “Untuk suatu
mesin siklis maka tidak mungkin untuk menghasilkan efek lain, selain dari menyampaikan
kalor secara kontinu dari sebuah benda ke benda lain pada temperatur yang lebih tinggi".
Bila ditinjau siklus Carnot, yakni siklus hipotesis yang terdiri dari empat proses terbalikkan:
pemuaian isotermal dengan penambahan kalor, pemuaian adiabatik, pemampatan isotermal
3
dengan pelepasan kalor dan pemampatan adiabatik; jika integral sebuah kuantitas mengitari
setiap lintasan tertutup adalah nol, maka kuantitas tersebut yakni variabel keadaan,
mempunyai sebuah nilai yang hanya merupakan ciri dari keadaan sistem tersebut, tak peduli
bagaimana keadaan tersebut dicapai. Variabel keadaan dalam hal ini adalahentropi.
Perubahan entropi hanya gayut keadaan awal dan keadaan akhir dan tak gayut proses yang
menghubungkan keadaan awal dan keadaan akhir sistem tersebut.
Hukum kedua termodinamika dalam konsep entropi mengatakan,"Sebuah proses
alami yang bermula di dalam satu keadaan kesetimbangan dan berakhir di dalam satu
keadaan kesetimbangan lain akan bergerak di dalam arah yang menyebabkan entropi dari
sistem dan lingkungannya semakin besar".
Jika entropi diasosiasikan dengan kekacauan maka pernyataan hukum
kedua termodinamika di dalam proses-proses alami cenderung bertambah ekivalen dengan
menyatakan, kekacauan dari sistem dan lingkungan cenderung semakin besar.
Di dalam ekspansi bebas, molekul-molekul gas yang menempati keseluruhan ruang
kotak adalah lebih kacau dibandingkan bila molekul-molekul gas tersebut menempati
setengah ruang kotak. Jika dua benda yang memiliki temperatur berbeda T1 dan
T2 berinteraksi, sehingga mencapai temperatur yang serba sama T, maka dapat dikatakan
bahwa sistem tersebut menjadi lebih kacau, dalam arti, pernyataan "semua molekul dalam
sistem tersebut bersesuaian dengan temperatur T adalah lebih lemah bila dibandingkan
dengan pernyataan semua molekul di dalam benda A bersesuaian dengan temperatur T1 dan
benda B bersesuaian dengan temperatur T2".
2. Proses perpindahan kalor pada keadaan hipertermia dan hipotermia : konduksi,
konveksi, evaporasi, dan radiasi.
A. Konduksi
Konduksi adalah pemaparan panas dari suatu objek yang lebih tinggi suhunya ke objek
lain yang suhunya lebih rendah melalui kontak langsung. Berdasarkan teori kinetis di mana
energy kinetis dihantarkan dari satu molekul ke molekul lain dengan jalan benturan
(tabrakan) sehingga terbentur panas. Berdasarkan teori ini misalkan ada sebuah logam dengan
T1 >T2 mengalir panas perdetik melalui luas penampang dalam cm2. Perbedaan temperatur
∆T = T1 – T2
Melalui sel dan cairan sel dan dibantu oleh sirkulasi cairan tersebut dan darah. Pada
proses konduksi partikel atau molekul yang membentuk zat menghantarkan energi panas dari
satu partikel ke partikel lain. Molekul dipandang sebagai partikel kecil yang memiliki posisi

4
sebanding dengan yang lain dalam suatu zat. Energi panas diperoleh melalui konduksi yang
dipasok oleh gerakan yang lebih energik dari molekul yang terlibat.
Darah merupakan suatu zat yang disebut kondukor (Penghantar panas). Pada situasi
tempat konduksi berjalan mingkin memiliki suhu lebih tinggi dari lokasi lain dan panas
cenderung mengalir ke bawah sebagaimana mesinya, untuk memperbaiki ketidakseimbangan
tersebut, dari lokasi yang lebih panas menuju lokasi yang lebih dingin, sampai kondisi
seimbang tercapai. Konduktor yang baik akan menghantarkan energy panas dengan cepat
pula, sementara konduktor yang buruk sebaliknya.

B. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi pada zat cair dan gas yang diakibatkan
perbedaan masa jenis zat. Pergerakan molekul akan mengakibatkan perpindahan panas.
Sebagai contoh jika penghangat ruangan dinyalakan maka udara disekitar penghangat
menjadi panas.keadaan ini menyebabkan molekul udara memperoleh lebih banyak energy
dan lebih sering membentur dinding wadah sehingga tekanan yang dikeluarkan gas
bertambah. Hal ini akan menyebabkan gas yang panas itu memuai dan menjadi kurang padat
dibandingkan udara dingin yang bergerak diatasnya. Seiring pergerakan itu udara dingin akan
menggantikan udara yang telah dihangatkan sehingga membentuk suatu siklus. Siklus ini
disebut sebagai arus konveksi.
Panas dihantarkan menjauhi permukaan ke dalam molekul udara terdekat yang akan naik
jika dihangatkan walau berlangsung secara konstan. Proses konveksi ini sebenarnya tidak
cukup efektif bagi seorang pasien yang suhunya naik. Namun jika kita dapat mempercepat
proses konveksi dan memindahkan molekul hangat keluar dari tubuh dengan cepat sehingga
molekul dingin dapat emnggantikan molekul panas, maka kita akan memiliki metode efektif
untuk mengatasi hipertermia. Inilah mengapa jendela sering dibuka dan kipas dinyalakan.
Pasien yang mandi air suam-suam kuku dapat kehilangan panas akibat proses konveksi yang
berlangsung dalam air begitu panas dipindahkan ke dalam molekul air melalui konduksi.

C. Evaporasi
Evaporasi adalah peralihan panas dari bentuk cairan menjadi uap. Manusia kehilangan
sekitar 9x103 kalori/gram melalui penguapan paru-paru. Dengan latihan yang berat atau
lingkungan yang panas seseorang akan minum air 4 liter/jam. Kehilangan panas melalui
evaporasi dapat terjadi apabila:
a. Perbedaan tekanan uap air antara keringat pada kulit dan udara
5
b. Temperatur lingkungan rendah dari normal sehingga evaprasi dari keringat dapat terjadi
an padat menghilangakan panas dari tubuh, dan itu dapat terjadi apabila temperature basah
kering dibawah temperature kulit
c. Adanya gerakan angin
d. Adanya kelembaban
Selama suhu kulit lebih tinggi dari pada suhu lingkungan, panas hilang melalui radiasi
dan konduksi. Namun ketika suuhu lingkungan lebih tinggi dari suhu tubuh, tubuh
memperoleh suhu dari lingkungan melalui radiasi dan konduksi. Pada keadaan ini, satu-
satunya cara tubuh melepaskan panas adalah melalui evaporasi.
Memperhatikan pengaruh lingkungan terhadap suhu tubuh, sebenarnya suhu tubuh aktual
(yang dapat diukur ) merupakan suhu yang dihasilkan dari keseimbangan antara produksi
panas oleh tubuh dan proses kehilangan panas tubuh dari lingkungan.

D. Radiasi
Proses ini adalah perpindahan panas yang tidak tergantung pada apapun, misalnya
pergerakan molekul. Energy pancaran sinar inframerah merupakan suatu bentuk panas yang
di pancarkan melalui ruang dalam bentuk gelombang yang disebut gelombang
elektromagnetik.
Ada dua macam jenis radiasi:
1. Radiasi Sinar Infra Merah
Radiasi sinar infra merah dikeluarkan oleh semua benda yang mengandung panas termasuk
tubuh kita. Namun kita kan terfokus pada sinar infra merah yang mengenai tubuh kita.
Kejadian ini sering disebut sebagi panas atau radiasi termal Karen radiasi ini menghasilkan
panas pada benda yang dikenainya. Jika tubuh kita pada radiasi semacam ini baik dari sinar
matahari maupun sumber panas yang seperti lampu infra merah,heat stroke yang
mengakibatkan luka bakar serius dapat terjadi. Jika demikian panas dan luka bakar sangat
erat kaitannya.
2. Radiasi Sinar Ultraviolet
Radiasi ultraviolet memiliki panjang gelombang lebih pendek daripada sinar yang terlihat
yang justru memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari sinar infra merah. Sinar
ultraviolet ini dipancarkan oleh tubuh yang sangat panas.

6
Luka bakar matahari menyebabkan efek yang sama dengan agen lain yang dapat
menyebabkan kerusakan jaringan seperti panas atau dingin yang berlebihan. Efek tersebut
mencakup lepuhan,terkelupasnya lapisan kulit paling luar dan penimbunan cairan.
Kenyataanya luka bakar lebih banyak muncul dilingkungan yang dingin seperti siang hari di
pantai atau di lapangan bersalju, karena panas matahari tidak disadari dan orang yang
bersangkutan tidak mengetahui efek ultraviolet pada kulit. Sinar tersebut tidak seperti sinar
yang panas, mampu menembus awan dan menyebabkan kerusakan kulit yang sudah kita
kenal.
Peradangan yang ditimbulkan oleh luka bakar matahari dapat terjadi pada beberapa
orang yang memilki jenis kulit berlainan dalam bentuk penambahan konsentrasi sebuah
pigmen yaitu melanin. Peningkatan ini akan memperbesar resiko perubahan warna atau
terbakar dan peningkatan ketebalan korneum (lapisan tanduk kulit) yang kemudian akan
memberikan perlindungan yang sangat kecil terhadap keadaan berikutnya, dan dapat
menyebabkan kanker kulit.

B. Aplikasi Hukum Bioakustik dalam Praktik Kebidanan


1. Proses Pembentukan Gelombang
Ultrasonik adalah suara atau getaran denganfrekuensi yang terlalu tinggi untuk bisa
didengar olehtelinga manusia, yaitu kira-kira di atas 20 kiloHertz.Hanya beberapa hewan,
seperti lumba-lumba menggunakannya untuk komunikasi,sedangkan kelelawar menggunakan
gelombang ultrasonik untuk navigasi. Dalam hal ini, gelombang ultrasonik merupakan
gelombang ultra (diatas) frekuensi gelombang suara(sonik).
Gelombang ultrasonik dapat merambat dalam medium padat, cair dan gas. Reflektivitas
dari gelombang ultrasonik ini di permukaan cairan hampir sama dengan permukaan padat,
tapi pada tekstil dan busa, maka jenis gelombang ini akan diserap.
Saat ini perkembangan dunia teknologi sangat berkembang pesat terutama dalam
dunia IT (Informatic Technology). Perkembangan dunia IT berimbas pada perkembangan
berbagai macam aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yangt erkena efek
perkembangan dunia IT adalah kesehatan. Dewasa ini dunia kesehatan modern telah
memanfaatkan perkembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas di
dunia kesehatan. Salah satu contoh pengaplikasian dunia IT di dunia kesehatan adalah
penggunaan alat-alat kedokteran yang mempergunakan aplikasi komputer, salah satunya
adalah USG (Ultra sonografi).
7
USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang
ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi(250 kHz – 2000 kHz)
yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor. Pada awalnya penemuan alat USG
diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu,
tepatnya sekira tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam
bidang kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali
diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit. Dalam hal
ini yang dimanfaatkan adalah kemampuan gelombang ultrasonik dalam menghancurkan sel-
sel atau jaringan“berbahaya” ini kemudian secara luas diterapkan pula untuk penyembuhan
penyakit- penyakit lainnya. Misalnya, terapi untuk penderita arthritis, haemorrhoids, asma,
thyrotoxicosis, ulcus pepticum (tukak lambung), elephanthiasis (kaki gajah), dan bahkan
terapi untuk penderita angina pectoris (nyeri dada).
ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik pencitraanmenggunakan
suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka,
struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. sonografi
obstetrik biasa digunakan ketika masa kehamilan. pilihan frekuensi menentukan resolusi
gambar dan penembusan ke dalam tubuh pasien. diagnostik sonografi umumnya beroperasi
pada frekuensi dari 2 sampai 13 megahertz. sedangkan dalam fisika istilah “suara ultra”
termasuk ke seluruh energi akustik dengan sebuah frekuensi di atas
pendengaran manusia (20.000 hertz), penggunaan umumnya dalam penggambaran medis
melibatkan sekelompok frekuensi yang ratusan kali lebih tinggi.

2.Hukum Doppler pada Bidang Kehamilan

Dopler adalah alat diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi denyut jantung bayi yang
menggunakan prinsip pantulan gelombang elektromagnetik.

Alat ini ditemukan oleh Cristian Jhann Doppler dari Australia pada tahun 1842.Kato dan
Izumi pada tahun 1966 adalah yang pertama menggunakan ociloscope pada penggunaan
Doppler Ultrasound sehingga pergerakan pembulauh darah dapat didokumentasikan. Tahun
1968 H. Takemura dan Y. Ashitaka dari Jepang memperkenalkan penggunaan Doppler
velocimetri di bidang kebidanan dengan menggambarkan tentang spektrum Doppler dari
arteri umbilikalis.

Aplikasi klinis dari Doppler adalah untuk mendeteksi dan mengukur keceptan aliran darah
dan untuk menghitung jumlah dan menilai ritme denyut jantung bayi.

8
Prinsip efek doppler ini sendiri yaitu ketika gelombang ultrasound ditransmisikan kearah
sebuah reflektor stationer, gelombang yang dipantulkan memiliki frekuensi yang sama. Jadi,
jika reflektor bergerak kearah transmiter, frekuensi yang dipantulkan akan lebih tinggi,
sedangkan jika reflektor bergerak menjauhi maka frekuensi yang dipantulkan akan lebih
rendah.

Diagnostik Doppler
Pemeriksaan dengan menggunakan Doppler adalah suatu pemeriksaan dengan
menggunakan efek ultrasonografi dari efek Doppler. Prinsip efek doppler ini sendiri yaitu
ketika gelombang ultrasound ditransmisikan kearah sebuah reflektor stationer, gelombang
yang dipantulkan memiliki frekuensi yang sama. Jadi, jika reflektor bergerak kearah
transmiter, frekuensi yang dipantulakn akan lebih tinggi, sedangkan jika reflektor bergerak
menjauhi maka frekuensi yang dipantulkan akan lebih rendah. Perbedaan antara frekuensi
yang ditransmisikan dan yang diterima sebanding dengan kecepatan bergeraknya reflektor
menjauhi atau mendekati transmiter. Fenomena ini dinamakan efek Doppler dan perbedaan
antar frekuensi tersebut dinamakan Doppler shift.
Fetal Doppler hanya menggunakan teknik auskultasi tanpa teknik pencitraan seperti
pada velocimetri Doppler maupun USG. Untuk fetal Doppler, agar bisa menangkap suara
detak jantung, transduser ini memancarkan gelombang suara kearah jantung janin.
Gelombang ini dipantulkan oleh jantung janin dan ditangkap kembali oleh transduser. Jadi,
transduser berfungsi sebagai pengirim gelombang suara dan penerima kembali gelombang
pantulnya (echo). Pantulan gelombang inilah yang diolah oleh Doppler menjadi sinyal suara.
Sinyal suara ini selanjutnya diamplifikasikan. Hasil terakhirnya berupa suara cukup keras
yang keluar dari mikrofon. Dengan alat ini energi listrik diubah menjadi energi suara yang
kemudian energi suara yang dipantulkan akan diubah kembali menjadi energi listrik. Pada
velocimetri Doppler maupun USG, pencitraan yang diperoleh dan ditampilkan pada layar
adalah gambaran yang dihasilkan gelombang pantulan ultrasound.
Fetal Doppler memberikan informasi tentang janin mirip dengan yang disediakan
oleh stetoskop janin. Satu keuntungan dari fetal Doppler dibanding dengan stetoskop janin
(murni akustik) adalah output audio elektronik, yang memungkinkan orang selain pengguna
untuk mendengar detak jantung. Fetal dopler juga mempermudah seorang bidan dalam
menghitung denyut jantung janin tanpa harus berkonsentrasi penuh dalam menghitung DJJ.

9
3.Cara Pemeriksaan Denyut Jantung Janin (DJJ) dengan Funandoscope
Auskultasi pada pemeriksaan abdomen ibu hamil dilakukan untuk mengetahui
denyut jantung janin. Denyut jantung janin dapat didengarkan dengan menggunakan alat
funanduskop pada usia kehamilan 12 minggu. Dan dapat didengarkan menggunakan
stetoskop Laennec pada usia kehamilan 18-20 minggu. Denyut jantung janin dikatakan
normal bila berkisar antara 120-160x/menit, dan dikatakan takikardi bila lebih dari
160x/menit dan brakikardi bila kurang dari 120x/menit dan ini merupakan tanda bayi
mengalami fetal distress. Ketika partus sebaiknya didengar selama satu menit penuh.
Teknik pelaksanaan auskultasi adalah sebagai berikut:
v Auskultasi denyut jantung janin dengan menggunakan funandoskop.
v Denyut jantung janin terdengar paling keras di daerah punggung janin
( puntum maksimum bagian bawah).
v Denyut jantung janin dhitung salama satu menit penuh.
v Frekuensi denyut jantung janin normal 120-160 x/menit.

10
BAB 3
PENUTUP
1.1. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah
elemen-elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah
dingin (cold-blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Konduksi
adalah pemaparan panas dari suatu objek yang lebih tinggi suhunya ke objek lain yang
suhunya lebih rendah melalui kontak langsung. Konveksi adalah perpindahan panas yang
terjadi pada zat cair dan gas yang diakibatkan perbedaan masa jenis zat. USG adalah suatu
alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang
suara yang memiliki frekuensi yang tinggi(250 kHz – 2000 kHz) yang kemudian hasilnya
ditampilkan dalam layar monitor. Auskultasi pada pemeriksaan abdomen ibu hamil dilakukan
untuk mengetahui denyut jantung janin. Denyut jantung janin dapat didengarkan dengan
menggunakan alat funanduskop pada usia kehamilan 12 minggu.
1.2. SARAN
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, kritik dan masukkan sangat kami
perlukan.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://herirustamaji.wordpress.com/2012/05/05/konsep-dasar-termodinamika/
http://ranrintansnote.blogspot.co.id/2013/06/penerapan-bioakustik-dalam-
keperawatan_8.html
http://www.dokteranak.net/arsip/penerapan-bioakustik-dalam-kebidanan.html
ariffadholi.blogspot.com/2009/10/aplikasi-hukum-termodinamika.
fisikaiwan.blogspot.com/.../fisika-terapan-teori-panas-dan-hukum.

12
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
DOSEN PEMBIMBING : Nani Sari Murni, SKM, M.Kes

1. DEVIA OKTAVIANI 15.15401.10.37


2. KUROTUL HASANAH 15.15401.10.
3. NI LUH PUTU WIDHI WARDANI 15.15401.10.21
4. RANI KIRANA 15.15401.10.04
5. REKA MARISKA 15.15401.10.39
6. THEA DWI ANESTI 15.15401.10.

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2015/2016

13
KATA PENGANTAR

Segala puji kehadirat tuhan yang maha esa, karena atas rahmat dan karunianya
makalah yang berjudul “APLIKASI ILMU FISIKA DALAM PRAKTIK KEBIDANAN 2
” ini dapat kami selesaikan tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pembimbing, teman-teman dan semua yang telah berpertisipasi dalam pembuatan makalah ini
sehingga dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Demikianlah makalah ini kami susun, dengan harapan makalah ini dapat bermanfaat
bagi siapa saja yang membacanya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Karena itu, semua kritik dan saran senantiasa kami harapkan untuk
kesmpurnaan makalah ini agar menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi pemabacanya.
Kepada tuhan yang maha esa, kami mohon rahmat dan hidayahnya semoga usaha
yang kami lakukan ini dalam keridhoannya selalu.

Palembang, November 2015

Penyusun

14
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1........................................................................................................................................Latar
belakang.........................................................................................................................1
1.2........................................................................................................................................Tuju
an...................................................................................................................................1
1.3........................................................................................................................................Rum
usan masalah..................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN ....................................................................................................2
2.1. Aplikasi hukum termodinamika dalam praktik kebidanan ..........................................2
2.2. aplikasi hukum bioakustik dalam praktik kebidanan....................................................7
BAB 3 PENUTUP...............................................................................................................11
3.1. Kesimpulan...................................................................................................................11
3.2. Saran.............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................12

15

Anda mungkin juga menyukai