TINJAUAN PUSTAKA
Termodinamika berasal dari bahasa Yunani thermos yang artinya kalor/panas dan
dynamic yang artinya perubahan. Termodinamika adalah ilmu yang berurusan dengan
panas dan kerja dan sifat-sifat zat yang berhubungan dengan panas dan kerja. Seperti
termodinamika, penemuan ini telah diformalkan menjadi hukum dasar tertentu, yang
dikenal sebagai hukum termodinamika pertama, kedua, dan ketiga. Selain hukum-
hukum ini, hukum nol termodinamika, yang dalam pengembangan logis dari
suatu ilmu yang menggambarkan usaha untuk mengubah kalor (perpindahan energi
Termodinamika berhubungan erat dengan fisika energi, panas, kerja, entropi dan
cabang ilmu fisika yang mempelajari pertukaran energi internal bentuk kalor dan kerja,
sistem pembatas dan lingkungan Termodinamika adalah satu cabang dari fisika
dinamika, yang mempelajari tentang perilaku gerakan energi dan materi, termasuk
panas atau kalor (heat, therm) sebagai tenaga atau energi, dan juga mencakup
dinamika fluida (fluid dynamics) yang mempelajari tentang aliran fluida (fluid flow),
seperti gas, udara, air, dan benda bergerak di dalamnya, materi atau pun energi.
saat selalu berkembang. Secara alamiah dapat dilihat bagaimana energi dapat diubah
mesin-mesin yang mampu mengubah kalor menjadi kerja sangat membantu dalam
termodinamika dapat dilihat pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), PLTN,
subjek pembahasan atau pusat perhatian yang diamati perubahannya dalam hal energi
dan entropinya. Di luar sistem dikenal sebagai lingkungan yang didefinisikan sebagai
segala sesuatu yang tidak termasuk dalam sistem atau segala keadaan di luar sistem.
a. Sistem terbuka
Sistem yang menyebabkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) dan
benda (materi) dengan lingkungannya. Sistem terbuka ini meliputi peralatan yang
melibatkan adanya suatu aliran massa kedalam atau keluar sistem seperti pada
b. Sistem tertutup
tetapi tidak terjadi pertukaran zat dengan lingkungan. Sistem tertutup terdiri atas
suatu jumlah massa yang tertentu dimana massa ini tidak bisa melintasi lapis
batas sistem. Tetapi, energi baik dalam bentuk panas (heat) maupun usaha
(work) bisa melintasi lapis batas sistem tersebut. Dalam sistem tertutup,
walaupun massa tidak bisa berubah selama proses berlangsung, tapi volume
bisa saja berubah disebabkan adanya lapis batas yang bisa bergerak (moving
boundary) pada salah satu bagian dari lapis batas sistem tersebut.
c. Sistem terisolasi
panas, zat atau kerja dengan lingkungannya, contohnya: air yang disimpan
dalam termos dan tabung gas yang terisolasi. Dalam kenyataan, sebuah sistem
tidak bisa terisolasi sepenuhnya dari lingkungan, karena pasti ada terjadi sedikit
Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk kesistem sama dengan
panas jika tidak ada pertukaran kalor antara dua benda tersebut saat
keduanya disentuhkan. Kondisi ini hanya dapat dicapai jika suhu kedua
2. Hukum I Termodinamika
suatu sistem dan dikenal sebagai hukum Kekekalan Energi. Dalam Hukum
dapat berubah bentuk, dari bentuk satu ke bentuk lainnya. Oleh karena itu,
sama dengan kerja eksternal (W) yang dilakukan sistem ditambah dengan
Energi dalam suatu sistem (U) sendiri merupakan jumlah dari energi
kinetik (Ek) dan energi potensial (Ep) dari molekul pembangun sistem.
Energi yang tersimpan dalam suatu sistem atau zat, merupakan sifat
adiabatik. Dari energi yang ada pada proses tersebut, dapat pula dihitung
berapa kapasitas panas kalornya, entalpi, dan kalor yang dihasilkan dari
proses tersebut.
Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem akan
Sebaliknya, jika kalor diambil dari sistem, volume dan suhu sistem akan
berkurang (sistem tampak mengerut dan terasa lebih dingin). Prinsip ini
merupakan hukum alam yang penting dan salah satu bentuk dari hukum
perubahan energi dalam. Prinsip ini dikenal sebagai hukum kekekalan energi
dengan energi dalam (U) sistem, untuk suatu proses dengan keadaan akhir
(2) dan keadaan awal (1), maka secara umum perubahan energi dalam dapat
ΔU = U2 – U1
keadaan sistem berubah, tetapi hanya bergantung pada keadaan awal dan
dibedakan atas empat jenis, yaitu isotermal, isokhorik, isobarik, dan adiabatik.
3. Hukum II Termodinamika
bahwa entropi dari setiap sistem yang terisolasi selalu meningkat seiring
dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya. Sistem
yang menyatakan tidak mungkin membuat mesin yang menyerap kalor dari
rendah dan membuang ke reservoir bersuhu tinggi tanpa bantuan kerja dari
luar. Masih menurut menurut Clausius, suatu sistem yang melakukan proses
ΔS = Q/T Dengan:
ΔS = perubahan entropi
T = suhu proses.
ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol
absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai
sempurna adalah nol pada suhu nol absolut atau nol derajat Kelvin (K).
Padakeadaan ini setiap atom pada posisi yang pasti dan memiliki energi
keadaan sehingga kedua besaran ini memiliki nilai pada keadaan standart,
seperti halnya dengan entalphi. Hasil pengukuran standart untuk entropi dan
Energi bebas Gibbs juga dilakukan pada keadaan 25°C dan dengan tekanan
energi bebas yang menyertai reaksi pembentukan satu mol senyawa dari
pembandingnya.
II.1.2. Uraian Bahan
Kelarutan : larut dalam II bagian air, praktis tidak larut dalam etanol
(95%) p
Kegunaan : sampel
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, sangat sukar larut dalam air