18
Gambar 2 menunjukkan bahwa penyelesaian suatu masalah/problema secara
termodinamika dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:
▪ Formulasi problem ke dalam besaran & bentuk termodinamika. Hal ini yang dikatakan
sebagai mengubah bahasa dalam problem ke dalam bahasa termodinamika, kemudian
merumuskannya dengan menggunakan besaran-besaran termodinamika.
19
Intinya, prinsip termodinamika sebenarnya yaitu hal alami yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
termodinamika direkayasa sedemikian rupa sehingga menjadi suatu bentuk mekanisme
yang bisa membantu manusia dalam kegiatannya. Aplikasi termodinamika yang begitu
luas dimungkinkan karena adanya perkembangan ilmu termodinamika sejak abad
17. Pengembangan ilmu termodinamika dimulai dengan pendekatan makroskopik
yakni perilaku umum partikel zat yang menjadi media pembawa energi.
Sistem termodinamika adalah bagian dari jagat raya yang diperhitungkan. Sebuah
batasan yang nyata atau imajinasi memisahkan sistem dengan jagat raya, yang disebut
lingkungan. Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan pada sifat batas sistem-
lingkungan dan perpindahan materi, kalor dan entropi antara sistem dan lingkungan.
Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem dan
lingkungan:
▪ Sistem tertutup
Terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi pertukaran benda
dengan lingkungan. Rumah hijau adalah contoh dari sistem tertutup di mana terjadi
pertukaran panas tetapi tidak terjadi pertukaran kerja dengan lingkungan. Apakah
suatu sistem terjadi pertukaran panas, kerja atau keduanya biasanya dipertimbangkan
sebagai sifat pembatasnya:
20
1.4 Hukum Dasar Termodinamika
Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
▪ Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
Hukum awal menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan
sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya. Hukum ini
dimasukkan setelah hukum pertama.
Hukum yang sama juga terkait dengan kasus kekekalan energi. Hukum ini menyatakan
perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup, sama dengan total
dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan
terhadap sistem. Hukum ini dapat diuraikan menjadi beberapa proses, yaitu proses
dengan Isokhorik, Isotermik, Isobarik, dan juga adiabatik.
21
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua
proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini
juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur
nol absolut bernilai nol.
1.5 Eksergi
1.5.1 Definisi Eksergi
Dasar dari analisis eksergi pertama kali dikenalkan oleh Carnot pada tahun 1824
dan Clausius pada tahun 1865. Penelitian menggunakan analisis eksergi itu sendiri
telah dilakukan pada akhir abad ke-18. Pada tahun 1889 Gouy meneliti tentang
konsep eksergi dari useable energi (energi yang berguna) untuk sistem tertutup.
Dalam konsep ini juga dinyatakan bahwa energi yang hilang selama proses sama
dengan perubahan entropi proses itu. Kemudian konsep ini terus dikembangkan
melalui penelitian-penelitian selanjutnya. Baru pada tahun 1939
22
1.5.2 Dead State
Ketika tekanan, temperatur, komposisi, kecepatan, atau elevasi dari sebuah
sistem berbeda dari lingkungan, maka ada kesempatan untuk melakukan kerja. Bila
kemudian sistem berubah kondisi menuju kondisi lingkungan, maka kesempatan
kerja tersebut berkurang. Dan kesempatan itu akan hilang sama sekali ketika satu
sama lain relatif berada pada kondisi kestimbangan (equilibrium). Kondisi dari
sistem ini disebut dead state. Pada dead state, kondisi kesetimbangan mekanik,
termal, dan kimia anatara sistem dan lingkungan terpenuhi (Bejan, 1996).
Beberapa aspek penting dari konsep eksergi adalah sebagai berikut (Moran,2006):
b. Nilai eksergi tidak bisa bernilai negatif. Karena jika sistem berada pada
keadaan lain selain keadaan mati, sistem akan dapat mengubah kondisi secara
spontan menuju ke keadaan mati. Kecenderungan ini terjadi jika keadaan mati
tercapai dan tidak diperlukan kerja untuk melakukan perubahan spontan. Oleh
karena itu, setiap perubahan keadaan sistem ke keadaan mati dapat dicapai dengan
sedikitnya zero work, dan dengan demikian kerja maksimal (eksergi) tidak
dapat bernilai negatif.
d. Eksergi dilihat sebagai kerja teoritis maksimum yang diperoleh dari suatu sistem
kombinasi ditambah lingkungan sebagai suatu sistem yang bergerak darikeadaan
menuju ke keadaan mati (kesetimbangan). Atau, eksergi dapat dianggap sebagai
23
kerja teoritis minimum yang diperlukan untuk membawa sistem dari keadaan mati
(kesetimbangan) menuju ke keadaan lain.
Sesuai dengan Hukum Termo 1: Sejalan dengan waktu, energi adalah kekal. Akan
tetapi potensi pemakaian energinya turun.
• Eksergi: sifat potensi pemakaian energi.
• Bila ada energi masuk (bahan, bakar, listrik, aliran massa, dll.), maka akan
keluar sesuatu dalam bentuk produk.
Bila kedua sistem tersebut adalah sekeliling dan sistem tertutup, maka
eksergi secara definisi adalah kerja teoritik maksimum yang dapat
diperoleh hingga sistem tersebut mencapai kesetimbangan dengan
lingkungannya (Atau kerja minimum bila sistem berubah dari dalam
kesetimbangan dengan lingkungan ke suatu tingkat keadaan lain).
Nilainya selalu positif. Sekeliling (surrounding): semua yang di luar sistem.
24
Sekeliling terdekat (immediate surrounding): bagian dari sekeliling yang
terdekat dengan sistem; oada daerag ubu sifat intensifnya dapat berubah akibat
adanya interaksi dengan sistem. Lingkungan (environment): bagian yang
lebih besar dari sekeliling (di luar sekeliling terdekat, dapat diasumsikan pada
T = 25 C (77 F), p = 1 atm, atau kondisi sebenarnya, dan dalam keadaan diam).
Walau sifat-intensifnya selalu tetap, sifat-sifat ekstensifnya dapat berubah
karena berinteraksi dengan sistem yang lain dan mempunyai hubungan sebagai
berikut
Dapat terlihat bahwa bila temperatur di lokasi perpindahan panas lebih rendah dari
temperatur lingkungan, maka perpindahan panas dan perpindahan eksergi akan
mempunyai arah yang berlawanan:
25
• Bila Tb < To, maka Q berlawanan arah dengan E.
26
1.5.4.4 Komponen eksergi
Eksergi total suatu sistem dapat dibagi menjadi empat komponen yaitu
(Bejan, 1996) :
27
PH KN PT CH
E=E +E +E +E (2.1)
Dimana :
PH
E : Eksergi fisik
KN
E : Eksergi kinetik
PT
E : Eksergi potensial
CH
E : Eksergi kimia
Walaupun eksergi merupakan sebuah sifat yang ektensif, kerap kali eksergi bekerja
berdasarkan unit massa. Dan eksergi spesifik total berdasarkan unit massa dapat
ditulis sebagai (Bejan, 1996):
PH KN PT CH
e=e +e + e +e (2.2)
dengan,
KN
e = V2 (2.3)
PT
e = gz (2.4)
dimana V dan z menunjukan kecepatan dan elevasi relatif terhadap koordinat di dalam
lingkungan. Dengan menelaah dalam sistem yang diam relatif terhadap lingkungan
KN PT
(e = e = 0), eksergi fisik adalah kerja berguna teoritis maksimum yang dapat
diperoleh sewaktu sistem berlalu dari status mulanya dimana temperatur T dan takanan
P ke status mati diamana temperatur To dan tekanan Po.
PH
e = (hi – ho) + To (si – so) (2.5)
Sedangakan eksergi kimia dimana penggunaan istilih kimia disini tidak berarti
sebuah reaksi kimia melainkan komponen yang tertaut dengan deviasi komposisi
kimia sebuah sistem dari komposisi kimia terhadap lingkungan. Laju eksergi kimia
dapat dtulis dengan persamaan berikut (Bejan, 1996) :
Dimana merupakan eksergi kimia standar, dimana tabel eksergi kimia molar
standar tersedia pada beberapa literatur yaitu salah satunya dari Tabel
28
C.1 dan C.2 dalam buku Thermal Design and Optimation oleh Adrian
Bejan.
a. Balans eksergi
Balans laju eksergi untuk sistem kogenerasi dapat ditulis dengan persamaan
(Bejan, 1996):
Ei = Ee + ED (2.7)
(pemusnahan) eksergi.
b. Destruksi eksergi
(Bejan, 1996) :
c. Efisiensi eksergetik
Efisiensi eksergetik (efisiensi hukum kedua, efektivitas, atau efisiensi rasional)
memberi sebuah ukuran sebenarnya dari kinerja sebuah sistem energi dari sudut
pandang termodinamika. Dalam mendefinisikan efisiensi eksergetik perlu
diidentifikasi anatara produk dengan bahan bakar dari sistem termodinamika yang
dianalisis. Produk mempresentasikan hasil yang diproduksi oleh sistem. Sedangkan
bahan bakar mempresentasikan berbagai sumber daya yang dihabiskan oleh produk.
29
Efisiensi eksergetik adalah rasio dari produk terhadap bahan bakar yang dapat
dituliskan dengan persamaan (Bejan, 1996) :
dimana U, V, s masing-masing adalah notasi untuk energi dalam, volume dan entropi
sistem pada keadaan tertentu, U0, V0, s0 adalah nilai dari besaran yang sama pada
saat sistem berada pada batas titik mati (dead state). Total eksergi yang ditransfer
berhubungan dengan aliran zat berdasarkan unit massa dinyatakan dengan:
30
Untuk sebuah bahan bakar hidrokarbon CaHb pada T 0, P0 yang bereaksi dengan
oksigen menghasilkan karbondioksida dan air, dengan mengasumsi tidak terjadi
irreversibilitas, penyelesaian untuk eksergi kimia bahan bakar adalah :
Dari kesetimbangan laju energi, maka laju pemusnahan eksergi menjadi dimana Tha
adalah temperatur termodinamika rata-rata.
31
Kedua rasio pemusnahan eksergi berguna unuk membandingkan berbagai
komponen pada sistem yang sama. Rasio pemusnahan eksergi, yD juga digunakan
untuk membandingkan komponen serupa pada sistem yang berbeda dengan
menggunakan bahan bakar yang sama.
eksergetik adalah rasio dari produk terhadap bahan bakar yang dapat dituliskan
dengan persamaan (Bejan, 1996) :
32
33