PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua mahluk hidup melakukan pekerjaan.Tumbuh-tumbuhan melakukan pekerjaan ketika
mengangkat air dari akar ke cabang-cabang, hewan melakukan pekerjaan ketika berenang,
merayap, dan terbang.Kerja juga terjadi ketika pemompaan darah melalui pembuluh darah
dalam tubuh dan pada pemompaan ion-ion melewati dinding sel. Semua kerja ini diperoleh
dari pengeluaran energi kimia yang disimpan dalam makanan yang dikonsumsi oleh mahluk
hidup.Termodinamika berasal dari dua kata yaitu thermal (yang berkenaan dengan panas)
dan dinamika (yang berkenaan dengan pergerakan).Termodinamika adalah kajian mengenai
hubungan, panas, kerja, dan energi dan secara khusus perubahan panas menjadi kerja.Hukum
termodinamika pertama dan kedua dirumuskan pada abad ke-19 oleh para ilmuan mengenai
peningkatan efisiensi mesin uap.Bagaimanapun hukum ini merupakan dasar seperti hukum
fisika lainnya.Mereka membatasi efisiensi amuba atau ikan paus seperti mereka membatasi
efisiensi mobil atau tenaga nuklir tumbuhan.
a. Proses isotermal
Proses isotermal adalah proses perubahan keadaan sistem pada P1 suhu tetap. Proses ini
mengikuti hukum Boyle, yaitu :
PV = konstan. Hal ini dilakukan dengan menempatkan silinder yang dihubungkan dengan
sumber air pada suhu yang di inginkan. Silinder mempunyai dinding yang tipis yang
terbuat dari bahan yang dapat menghantarkan panas,misalnya tembaga, sehingga panas
dengan mudah mengalir secara bolak-balik antara sumber air dan gas. Sumber air cukup
besar dengan suhu yang tidak dapat dipengaruhi oleh jumlah perubahan panas dan
gas.Selama ekspansi isothermal, panas mengalir ke gas untuk menjaga suhu agar konstan
(ingat, suhu gas menurun jika panas terhalangi untuk mengalir ke gas selama ekspansi
terjadi). Untuk menghitung usaha yang dilakukan oleh sistem, P2 kita tentukan dahulu
persamaan tekanan sebagai fungsi volume berdasarkan persamaan keadaan V1 V2 V gas
ideal, yaitu: P = nRT
Dengan menggunakan rumus umum usaha yang dilakukan oleh gas diperoleh.
b. Proses Isokhorik
Proses isokhorik adalah proses perubahan keadaan sistem pada P1 volume tetap. Karena gas
tidak mengalami perubahan volume, maka usaha P2 yang dilakukan oleh gas sama dengan
nol.
c. Proses Isobarik
Proses isobarik adalah proses perubahan keadaan sistem pada tekanan tetap .Usaha yang
dilakukan oleh gas adalah sesuai dengan persamaan.
d. Proses Adiabatik
Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan sistem tanpa
adanya kalor yang masuk ke atau keluar dari sistem (gas), yaitu Q = 0.
Hali ini karena dikelilingi oleh silinder dengan bahan-bahan penyekat seperti asbes atau
streafoam jika gas ideal di kembangkan secara adiabatic, 8 suhu dan tekanan menurun.Sistem
tersebut ditunjukan oleh garis penuh AB pada Kurva adiabatik lebih curam dibanding kurva
isotermal.Usaha yang dilakukan oleh sistem (gas) hanya mengubah energi dalam, sebab
sistem tidak menerima ataupun melepas kalor.Besarnya usaha yang dilakukan oleh sistem
dapat ditentukan dengan menerapkan persamaan sehingga menghasilkan hubungan.
Selain itu, dengan menggunakan hukum termodinamika I (akan dibahas kemudian), usaha
yang dilakukan oleh gas pada proses adiabatik.
Apabila keadaan awal dan keadaan akhir dari suatu proses adiabatik diketahui, usaha yang
dilakukan oleh gas pada proses adiabatik tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan. Proses adiabatik sangat penting dalam bidang rekayasa. Beberapa contoh proses
adiabatic adalah pemuaian gas panas dalam suatu mesin diesel, pemuaian gas cair dalam
sistem pendingin, dan langkah kompresi dalam mesin diesel.
Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor C suatu zat adalah banyaknya kalor Q yang diperlukan untuk menaikkan
suhu suatu zat sebesar 1 kelvin. Secara matematis ditulis :
Q = m C ΔT
Kapasitas kalor untuk gas ada dua macam, yaitu untuk volume tetap (CV) dan untuk tekanan
tetap (CP).
Kapasitas kalor untuk proses isokhorik diperoleh dari persamaan sebagai berikut.
Q = nR(ΔT)
Kapasitas kalor untuk proses isobarik diperoleh dari persamaan sebagai berikut.
Q = ΔU +P(Δ V )= nR(ΔT) = nR( ΔT)
Dari persamaan diperoleh bahwa :
Cp – Cv = nR
Kapasitas kalor yang diperoleh pada persamaan adalah untuk gas monoatomik.Untuk gas
diatomik, besar CV dan CP tergantung pada derajat kebebasan gas. Sebagai acuan praktis
dapat digunakan pembagian suhu sebagai berikut:
- pada suhu rendah (± 250 K) : CV = nR dan CP = nR
- pada suhu sedang (± 500 K) : CV = nR dan CP = nR
- pada suhu tinggi (± 1000 K) : CV = nR dan CP = nR
BAB III
PEMBAHASAN
3. Rice Cooker
Pada rice cooker, energi panas ini dihasilkan dari energi listrik. Suatu cairan akan
menguap bila tekanan uap gas yang berasal dari cairan adalah sama dengan tekanan dari
cairan ke sekitarnya (Puap = Pcair). Jadi, titik didih suatu cairan sebenarnya bisa
dimanipulasi dengan meningkatkan tekanan di luar cairan (tekanan eksternal). Pada penanak
nasi biasa, air akan dididihkan dengan tekanan eksternal biasa, yaitu 101 kPa, dan mendidih
pada titik didih biasa, yaitu 100°C (373 K).
Sementara, pada penanak nasi yang memanipulasi tekanan (pressure cooker,
atau electric pressure cooker) jika tutup lubang uapnya dibuka, makapressure cooker akan
bekerja seperti penanak nasi biasa, karena tekanan eksternalnya sama dengan tekanan udara
luar.
Namun, jika tutup lubang uapnya (biasanya berupa katup) ditutup, akan ada perubahan
pada tekanan udara di ruang dalam pressure cooker dan titik didih cairan akan berubah.
Ketika katupnya ditutup, kondisi sistem berubah karena uap airnya hanya dapat berada di
dalam ruang pressure cooker.
Karena ada tambahan massa (tutup katup), tekanan makin tinggi dan titik kesetimbangan
antar fase (dalam hal ini, antara fase cair dan fase uap) berubah ke temperatur yang lebih
tinggi, dan terbentuklah titik didih baru.
Massa tutup katup menentukan tekanan di dalam ruang pressure cooker, karena lubang
katup akan membiarkan uap air keluar ketika tekanannya telah mencapai titik tertentu.
Kelebihan tekanan akan dikurangi dengan melepaskan sedikit uap melalui katup.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hukum pertama termodinamika (first law of thermodynamics).”Jika energi panas yang
diberikan sistem dikurangi dengan usaha yang dilakukan oleh sistem sama dengan
perubahan energi dalam sistem”. Dengan demikian, hukum pertama termodinamika
menyatakan bahwa “sejumlah kalor (Q) yang diterima dan usaha (W) yang dilakukan
terhadap suatu gas dapat digunakan untuk menambah energi dalam”.
Usaha pada berbagai proses termodinamika, meliputi isobarik (tekanan konstan), isokhorik
(volume konstan), isotermik (suhu konstan), dan adiabatik (tanpa panas). Keempat proses ini
memiliki aplikasi masing-masing dalam kehidupan sehari-hari, proses ini merupakan salah
satu penerapan termodinamika yang dapat dilihat secara jelas.
Pada proses merebus air, dua buah sistem (api/gas dan air) yang berbeda suhunya
digabungkan. Telah diketahui bahwa temperatur akhir yang dicapai oleh kedua sistem akan
berada di antara temperatur awal kedua sistem. Proses perpindahan kalor dari suatu benda ke
benda lain menyangkut perpindahan energi dapat dihitung secara pasti. Sejumlah kalor Q
yang diterima gas dapat digunakan untuk melakukan usaha W dan menambah energi
dalam gas.