Anda di halaman 1dari 20

ULASAN MATERI 4

HUKUM TERMODINAMIKA 1

PENYUSUN :
VIA ANGGI PRATIWI
183112600140012

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS
UNIVERSITAS NASIONAL
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................................I
BAB I.....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG.............................................................................................1
1.2. TUJUAN PENULISAN..........................................................................................1
BAB II....................................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................2
BAB III...................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
BAB IV................................................................................................................................13
APLIKASI PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI.............................................................13
BAB V..................................................................................................................................16
KESIMPULAN....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................I

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Termodinamika adalah kajian mengenai hubungan,panas, kerja, dan energy dan


secara khusus perubahan panas menjadi kerja. Selain itu, Termodinamika juga
berhubungan dengan mekanika statik. Cabang ilmu Fisika ini mempelajari suatu
pertukaran energi dalam bentuk kalor dan kerja, sistem pembatas dan lingkungan.
Termodinamika merupakan ilmu yang menggambarkan usaha  untuk mengubah
kalor (perpindahan energi yang disebabkan perbedaan suhu) menjadi energi serta sifat-sifat
pendukungnya. Termodinamika berhubungan erat dengan fisika energi, panas, kerja,
entropi dan kespontanan proses.

1.2. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk :

1. Mengerti dan memahani apa itu termodinamika


2. Mengerti dan memahami bagaimana hukum termodinamika 1
3. Mengerti dan memahami pengaplikasian termodinamika dalam kehidupan
sehari-hari

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN TERMODINAMIKA
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah
fisika energi, panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan
dekat dengan mekanika statistik di mana hubungan termodinamika berasal.
Pada sistem tempat terjadinya proses perubahan wujud atau pertukaran energi,
termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses
reaksi berlangsung). Karena itu, penggunaan istilah "termodinamika" biasanya merujuk
pada termodinamika setimbang, yang mana konsep utamanya adalah proses kuasistatik,
yang diidealkan. Sementara itu, termodinamika bergantung-waktu adalah termodinamika
tak-setimbang. Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah
diusulkan bahwa termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik.
Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak
bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti. Ini berarti mereka dapat
diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak tahu apa pun kecuali perimbangan transfer
energi dan wujud di antara mereka dan lingkungan. Contohnya termasuk perkiraan
Einstein tentang emisi spontan dalam abad ke-20 dan riset sekarang ini tentang
termodinamika benda hitam.
Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan mengenai hukum universal
dari kekekalan energi dan mengidentifikasikan perpindahan panas sebagai suatu bentuk
perpindahan energi. Pernyataan paling umum dari hukum pertama termodinamika ini
berbunyi : “Kenaikan energi internal dari suatu sistem termodinamika sebanding dengan
jumlah energi panas yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan kerja yang
dilakukan oleh sistem terhadap lingkungannya.”
Fondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh James Prescott Joule yang melalui
eksperimen-eksperimennya berhasil menyimpulkan bahwa panas dan kerja saling dapat
dikonversikan. Pernyataan eksplisit pertama diberikan oleh Rudolf Clausius pada 1850:
"Terdapat suatu fungsi keadaan E, yang disebut 'energi', yang diferensialnya sama dengan
jumlah kerja yang dipertukarkan dengan lingkungannya pada suatu proses adiabatik."

2
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Hukum 1 Termodinamika


Hukum ini berbunyi: “Kalor dan kerja mekanik adalah bisa saling tukar”.
Sesuai dengan hukum ini, maka sejumlah kerja mekanik dibutuhkan untuk
menghasilkan sejumlah kalor, dan sebaliknya.
Hukum ini bisa juga dinyatakan sebagai: “Energi tidak bisa dibuat atau
dimusnahkan, namun bisa dirubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya”. Sesuai
dengan hukum ini, energi yang diberikan oleh kalor mesti sama dengan kerja
eksternal yang dilakukan ditambah dengan perolehan energi dalam karena kenaikan
temperatur.
Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem akan bertambah
(sistem akan terlihat mengembang dan bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor
diambil dari sistem, volume dan suhu sistem akan berkurang (sistem tampak
mengerut dan terasa lebih dingin). Prinsip ini merupakan hukum alam yang penting
dan salah satu bentuk dari hukum kekekalan energi.
Sistem yang mengalami perubahan volume akan melakukan usaha dan sistem
yang mengalami perubahan suhu akan mengalami perubahan energi dalam. Jadi,
kalor yang diberikan kepada sistem akan menyebabkan sistem melakukan usaha dan
mengalami perubahan energi dalam. Prinsip ini dikenal sebagai hukum kekekalan
energi dalam termodinamika atau disebut Hukum I Termodinamika. Untuk suatu
proses dengan keadaan akhir (2) dan keadaan awal (1)
∆U = U2 – U1
Temodinamika merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari mengenai
pengaliran panas, perubahan-perubahan energi yang diakibatkan dan usaha yang
dilakukan oleh panas.
1. Usaha luar ( W ) yaitu : Usaha yang dilakukan oleh system terhadap sekelilingnya
terhadap sistem. Misalkan gas dalam ruangan yang berpenghisap bebas
tanpa gesekan dipanaskan ( pada tekanan tetap ) ; maka volume
akanbertambahdengan V.
Usaha yang dilakukan oleh gas terhadap udara luar :

3
W =p . V

2. Usaha dalam ( U ) adalah : Usaha yang dilakukan oleh bagian dari suatu system
pada bagian lain dari system itu pula. Pada pemanasan gas seperti di atas, usaha
dalam adalah berupa gerakan-gerakan antara molekul-molekul gas yang
dipanaskan menjadi lebih cepat.
Secara matematis, Hukum I Termodinamika dituliskan sebagai
Q = W + ∆U
Dimana Q adalah kalor, W adalah usaha, dan ∆U adalah perubahan energi
dalam. Tapi rumus itu berlaku jika sistem menyerap kalor Q dari lingkungannya dan
melakukan kerja W pada lingkungannya.
Q positif, sistem menerima kalor.
Q negatif, sistem melepas kalor.
W positif, sistem melakukan usaha.
W negatif, sistem menerima usaha.
positif, terjadi penambahan energi dalam pada sistem.
negatif, terjadi penurunan energi dalam pada sistem.

.
Gambar 1. Sistem pada Termodinamika

Hukum I Termodinamika menyatakan hubungan antara energi dalam (U),


perpindahan panas (Q), dan kerja (W)

4
Jika dalam sistem mengalami proses perubahan yang sangat kecil, maka

3.2 Hukum 1 Termodinamika Dalam Proses Termodinamika


a. Proses Isotermal
Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi
perubahan-perubahan di dalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi
berlangsung dalam suhu konstan, proses ini dinamakan proses isotermik. Karena
berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi perubahan energi dalam (∆U = 0)
dan berdasarkan hukum I termodinamika kalor yang diberikan sama dengan usaha
yang dilakukan sistem (Q = W).
Dari persamaan umum gas :

PV = nRT
Karena suhu konstan, maka usaha yang dilakukan oleh gas adalah :

dW = P.dV
n.R.T
dW = V dV
Vf
1
W= nRT∫ V dV
Vi

Proses isotermik dapat digambarkan dalam grafik p – V di bawah ini. Usaha yang
dilakukan sistem dan kalor dapat dinyatakan sebagai

Dimana V2 dan V1 adalah volume akhir dan awal gas.

5
Gambar 2. Grafik Proses Isotermal

Proses Isotermal juga ada yang irreversible, rumusnya adalah :

https://www.academia.edu/8470106/Makalah_Hukum_1_Termodinamika

Jika irreversible, maka tekanan ekspansinya konstan, sehingga :

b. Proses Isotorik
Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan,
gas dikatakan melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume
konstan (∆V = 0), gas tidak melakukan usaha (W = 0) dan kalor yang diberikan
sama dengan perubahan energi dalamnya. Kalor di sini dapat dinyatakan
sebagai kalor gas pada volume konstan QV.

W = P dV = P.0 = 0

6
Gambar 3. Grafik Proses Isokhorik

c. Proses Isobarik
Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan
tetap konstan, gas dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada
dalam tekanan konstan, gas melakukan usaha (W = p∆V). Kalor di sini dapat
dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan konstan Qp. Berdasarkan hukum I
termodinamika, pada proses isobarik berlaku

Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai


W = P dV = nR dT

Gambar 4. Grafik Proses Isobarik


https://www.academia.edu/8470106/Makalah_Hukum_1_Termodinamika

7
d. Proses Adiabatik
Proses adiabatik adalah proses termodinamika dimana kerja yang
dilakukan oleh gas adalah murni berasal dari perubahan energi internalnya.
Tidak ada energi yang masuk maupun yang keluar (Q) selama proses itu
berjalan. (Hukum Termodinamika I menyatakan : Perubahan energi internal
gas (dU) adalah banyaknya energi kalor yang disuplai (Q) dikurangi kerja
yang dilakukan oleh gas (P.dV).
Kondisi proses adiabatik adalah :

dU = Q - P.dV = - P dV
P Vƴ = K (konstan)

Gambar 5. Grafik Proses Adiabatik

2.3 Kapasitas Kalor Pada Gas Ideal


Kapasitas kalor merupakan kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu suatu
sistem sebesar satu derajat. Apabila tidak ada perubahan fasa, panas yang diberikan
kepada sistem akan mengakibatkan kenaikan temperatur. Ada 2 jenis kapasitas kalor,
yaitu ada kapasitas kalor saat volume tetap (CV) dan kapasitas kalor saat tekanan
tetap (CP). Sedangkan rumus kapasitas kalor itu sendiri adalah :

ΔQ = C . ΔT  C = dQ/dT

8
Dimana C adalah kapasitas panas zat yang secara kuantitatif didefinisikan
sebagai besarnya energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu zat sebesar
1oC. Dengan demikian kapasitas panas C memiliki satuan J/kal atau J/K. Sedangkan
ΔT tidak lain adalah menyatakan selisih suhu pada keadaan sebelum dan sesudah
diberi energi panas Q.
 Kapasitas Kalor pada Volume Tetap

dQv = Cv dT
dQv = n Cv dT
Kapasitas panas pada kalor tetap juga memiliki perbedaan rumus, tergantung
pada gas idealnya itu sendiri. Apakah monoatomik, diatomik, atau polyatomic.
Saat monoatomik Cv = 3/2R
Saat diatomik Cv = 5/2R
Saat polyatomic Cv = 5/2R
 Kapasitas Kalor pada Tekanan Tetap

dQp = CP dT
dQp = n CP dT
Sedangkan untuk rasio kapasitas kalor adalah

a. Proses Isotermal
Kalor yang dihasilkan pada proses isotermal yaitu :
Vf
ΔU =Q−W → Q=ΔU +W =nCV ΔT +nRT ln
Vi

9
Sementara perubahan energi dalamnya yaitu :

ΔU =nC V ΔT

b. Proses Isotorik
Kalor yang dihasilkan pada proses isokhorik yaitu :

Q=nC V ΔT=nCV (T f −T i )
Sementara perubahan energi dalamnya yaitu :

ΔU =Q−W → ΔU =nC V ΔT

c. Proses Isobarik
Kalor yang dihasilkan pada proses isobarik yaitu :

Q=nC P ΔT =nC P (T f −T i )
Sementara perubahan energi dalamnya yaitu :

ΔU =Q−W → ΔU =nC P ΔT− pΔV


pV =nRT → pΔV =nR ΔT
C P =C V +R → ΔU =nC P ΔT−nR ΔT=nC V ΔT
d. Proses Adibatik
Pada proses adiabatik, tidak ada perubahan kalor yang terjadi karena kalor
yang diterima dan dikeluarkan sama besarnya, sehingga Q = 0 . Maka kerja
yang dihasilkan proses adiabatik pada gas ideal yaitu :

Adiabatik : pV γ =kons tan


C
p= γ =CV γ
V
V V
f f

W=∫ pdV =∫ CV −γ dV
Vi Vi

1 −γ +1 V
W=C V |V fi
−γ +1
C −γ +1 −γ +1
= ( V f −V i )
1−γ
10
pV γ =C → p i V iγ = p f V γf
W=C
C
W= ( V −γ+1 −V −γ +1
)
1−γ f i

pV γ =C → p i V iγ = p f V γf
1 γ −γ +1 γ −γ+1 1
W= ( p V V
f f f − p i i Vi
V ) = ( p f V f − pi V i )
1−γ 1−γ
Sementara perubahan energi dalamnya yaitu :

1
Q=0 ΔU =Q−W → ΔU =−W = ( p f V f − pi V i )
γ −1

2.4 ENTALPI (H)


Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi
internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk
melakukan kerja. Entalpi juga merupakan transfer panas antara sistem dan
lingkungan yang ditransfer dalam kondisi tekanan konstan (isobarik). Secara
matematis, entalpi dapat dirumuskan sebagai berikut:

H = U + PV
di mana:
H = entalpi sistem (joule)
U = energi internal (joule)
P = tekanan dari sistem (Pa)
V = volume sistem (m2)

PV hanya targantung kedaan awal dan akhir sistem. Besarnya perubahan


entalpi dari sistem :
H = H2 –H1
11
= (U2+P2V2) – (U1+P1V1)
= (U2-U1) + (P2V2-P1V1)

pada tekanan (P) tetap :

H =  U + P(V2-V1)
H =U+PV
Q = U + P V , maka
H = Q
dH = dQ
 Entalpi dan Kalor
Entalpi sebagai fungsi T dan p; H= f(T,P)

∂H ∂H
dH = ( )
∂T P
( ) dP
dT +
∂P T
∂H
dT + (
∂P )
dU =C P dP
T

 Pada tekanan tetap :

dH = C P dT
dH = C P dT
or
ΔH =C P ΔT

 Pada volume tetap :

dU = C V dT
12
dU =C V dT
or
ΔU =C V ΔT

13
BAB IV
APLIKASI PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI

APLIKASI THERMODINAMIKA PADA ALAT WATER HEATER


Pemanas air model panel sinar matahari selama ini diklaim sebagai perangkat
hemat energi alias hemat biaya. Belum tentu benar. Sebab, jika diperhatikan, alat semacam
itu banyak terdapat di rumah ukuran besar yang memiliki listrik berdaya besar pula.
Hampir tak ada rumah sederhana yang dipasangi alat ini, karena untuk menghidupkan
electric booster (elemen pemanas), diperlukan listrik yang cukup besar.
Tak ada produsen pemanas air tenaga matahari yang bisa menentukan jumlah listrik
yang dihemat, dibandingkan misalnya dengan pemanas tenaga listrik atau gas. Karena
andalan utama alat ini sinar matahari, pasti ada perbedaan efektivitas penggunaan pada
dataran rendah (kota dekat pantai) atau dataran tinggi (pegunungan). Sementara, efektivitas
kerja alat ini sangat ditentukan oleh lamanya panas matahari menyinari panel.
Jika matahari lebih banyak bersinar ke arah panel, elemen pemanas tak banyak
bekerja, sehingga penggunaan listrik pun tidak banyak. Sebaliknya, jika langit banyak
berawan, atau posisi panel teralang, elemen pemanas lebih sering bekerja, menyebabkan
listrik boros. Mudah dibayangkan, jika daya yang dimakan pada sekali pemanasan sekitar
900 – 5.000 watt, pemanas air jenis ini tak lagi hemat listrik.
Energi matahari yang mencapai bumi diukur dalam satuan gram-kalori, joule, atau
kwh. Energi listrik rumah pun diukur dalam satuan kwh. Diperkirakan, setiap tahun energi
matahari yang mencapai bumi sekitar 745 ribu triliun kwh. Jika pembuatan pemanas air
tenaga matahari dilandasi ide penyimpanan sebagian dari jumlah panas itu, secara logis
bisa dipahami bahwa alat itu lebih hemat daripada pemanas bertenaga lain. Tentu disertai
syarat pemilihan lokasi, pemasangan, dan cara pengoperasiannya mendukung ide
penghematan itu.

A. CARA KERJA
Cara kerja alat ini terbilang sederhana. Ada termos besar penampung air
berkapasitas antara 180 – 600 l air. Ada panel lebar untuk menerima sinar matahari, juga
pipa-pipa yang menyerap panas di sekitar panel. Air masuk disirkulasikan terus-menerus.
Air panas dipasokkan ke dalam termos, sementara air dingin kembali ke panel. Air panas

14
itu yang kemudian dihubungkan dengan pipa tahan panas ke kamar mandi, wastafel, atau
kolam renang untuk dipergunakan pemilik rumah.
Komponen utama Pemanas Air terdiri dari panel kolektor dan tangki yang
dihubungkan dengan dua pipa assesories. Panel kolektor pada solar water heater
dilengkapi dengan penutup kaca berfungsi sebagai penangkap panas sinar matahari yang
didalamnya tersusun rangkaian pipa tembaga sebagai jalur air yang dibalut sirip absorber.
Sedangkan tangki solar water heater berfungsi sebagai "Thermos" (tempat
penyimpanan air berinsulasi) yang mampu menahan penurunan panas secara minimal.
Pada saat matahari bersinar, panel kolektor menangkap sinar matahari dan secara mekanis
mengalirkan panas dari sirip absorber ke pipa-pipa tembaga yang berisi air, sehingga suhu
air didalamnya perlahan meningkat.
Panel solar Pemanas Air berpedoman pada prinsip alamiah air "Thermosiphon".
Thermosiphon ialah prinsip pasif perpindahan panas dengan memanfaatkan proses alamiah
konveksi air. Pada prakteknya, prinsip ini dimulai dari air yang berada pada panel kolektor
mengalami pemanasan dan akan bergerak ke sisi atas dan masuk ke dalam tangki. Pada
saat bersamaan, air di dalam tangki yang bersuhu rendah terdorong turun ke dalam panel
kolektor. Pergerakan perputaran air ini bergerak berkesinambungan sehingga terjadi
sirkulasi air secara mekanis yang mengakumulasi peningkatan suhu air didalam tangki.
Pergerakan perpindahan antara air bersuhu tinggi digantikan air bersuhu rendah dapat
bergerak mekanis tanpa bantuan tambahan pompa.
Prinsip kerja Thermosiphon : Air didalam tangki mengalir turun melalui pipa
penghubung kedalam panel kolektor. Kolektor menangkap panas matahari dan suhu air
menjadi lebih panas. Karena suhu air meningkat, maka berat jenis air menjadi semakin
ringan sehingga secara alamiah air bergerak keatas masuk ke dalam tangki, mendorong air
yang suhunya lebih rendah turun ke panel kolektor. Proses ini berlangsung terus menerus
mengakumulasi peningkatan suhu air di dalam tangki.
Pemanas air jenis ini terdiri 2 komponen utama, yaitu panel kolektor dan tangki
penyimpan, yang terhubung oleh dua pipa. Pada panel kolektor terdapat penutup kaca yang
berfungsi menangkap panas sinar matahari yang didalamnya terdapat susunan rangkaian
pipa tembaga sebagai jalur air yang dibalut sirip-sirip penyerap panas (absorber).
Sedangkan tangki berfungsi seperti termos untuk menampung air panas agar panasnya
tahan lama.

15
Cara kerjanya, pada saat matahari bersinar, panel kolektor menangkap sinar matahari dan
secara mekanis mengalirkan panas dari sirip-sirip penyerap panas ke pipa-pipa tembaga
yang berisi air, sehingga suhu air di dalamnya perlahan meningkat. Air yang lebih panas
akan bergerak ke atas memasuki tangki penyimpan dan air yang lebih dingin akan turun
memasuki rangkaian pipa tembaga untuk dipanaskan. Begitu seterusnya air bergerak
sendiri sampai seluruh air dalam tangki penyimpan mencapai suhu yang diinginkan. Ketika
suhu air panas di tangki penyimpan sama dengan suhu air panas di panel keloketor, dengan
sendirinya air berhenti mengalir.
Karenanya pemanas air tenaga surya dengan sistem Thermosiphon ini, pemasangannya
selalu di atap rumah. Selain untuk mendapatkan sinar matahari yang cukup, kemiringan
atap dimanfaatkan untuk meletakkan posisi tangki penyimpan lebih tinggi dari panel
kolektornya.

16
BAB V
KESIMPULAN

1. Hukum pertama termodinamika (first law of thermodynamics). ” Jika energi


panas yang diberikan sistem dikurangi dengan usaha yang dilakukan
oleh sistem sama dengan perubahan energi dalam sistem”. Dengan demikian,
hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa sejumlah kalor (Q)
yang diterima dan usaha (W) yang dilakukan terhadap suatu gas dapat
digunakan untuk menambah energi dalam.
2. Proses dalam termodinamika, meliputi isobarik (tekanan konstan),
isokhorik(volume konstan), isotermik (suhu konstan), dan adiabatic
(tanpa panas). Keempat proses ini memiliki aplikasi masing-masing dalam
kehidupan sehari-hari, proses ini merupakan salah satu penerapan
termodinamika yang dapat dilihat secara jelas.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_pertama_termodinamika

https://id.wikipedia.org/wiki/Termodinamika

https://docplayer.info/73051630-Makalah-hukum-1-termodinamika.html

https://www.academia.edu/8470106/Makalah_Hukum_1_Termodinamika

www.toplr.com

Anda mungkin juga menyukai