Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

FISIKA
Hukum 1 Termodinamika

KELOMPOK : V KELAS : XI-2

GURU : NOVIKA ARIANI HSB. S.Pd.


KETUA SEKRETARIS
PADLI AZHARI RITONGA SUHANI AFRILIA SUHANI AVBFJEHB

NARASUMBER : WIDYA LESTARI BII

- PENYAJI –

- WIDYA LESTARI - NISA - FADLI AZHARI


- SUHANI AFRILIA - RENDI RITONGA

SMK HARAPAN AL-WASHLIYAH SIGAMBAL


TAHUN AJARAN 2021/2022
Hukum 1 Termodinamika
A. Pengertian Hukum 1 Termodinamika

Hukum 1 Termodinamika berbunyi: “Kalor dan kerja mekanik adalah bisa saling
tukar”. Sesuai dengan hukum ini, maka sejumlah kerja mekanik dibutuhkan untuk
menghasilkan sejumlah kalor, dan sebaliknya. Hukum ini bisa juga dinyatakan sebagai: Energi
tidak bisa dibuat atau dimusnahkan, namun bisa dirubah dari satu bentuk kebentuk
lainnya.
Sesuai dengan hukum ini, energi yang diberikan oleh kalor mesti sama dengan kerja
eksternal yang dilakukan ditambah dengan perolehan energy dalam karena kenaikan temperatur.
Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu system akan bertambah (system akan
terlihat mengembang dan bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor diambil dari sistem, volume
dan suhu system akan berkurang (system tampak mengerut dan terasa lebih dingin). Prinsip ini
merupakan hukum alam yang penting dan salah satu bentuk dari hukum kekekalan energi.
Sistem yang mengalami perubahan volume akan melakukan usaha dan sistem yang
mengalami perubahan suhu akan mengalami perubahan energy dalam. Jadi, kalor yang diberikan
kepada system akan menyebabkan system melakukan usaha dan mengalami perubahan energy
dalam. Prinsip ini dikenal sebagai hukum kekekalan energy dalam termodinamika atau disebut
Hukum I Termodinamika.
Untuk suatu proses dengan keadaan akhir (2) dan keadaan awal (1) U = U2 U1
Temodinamika merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari mengenai pengaliran panas,
perubahan-perubahan energi yang diakibatkan dan usaha yang dilakukan oleh panas.
1. Usaha luar ( W ) yaitu : Usaha yang dilakukan oleh system terhadap sekelilingnya terhadap
sistem. Misalkan gas dalam ruangan yang berpenghisap bebas tanpa gesekan dipanaskan ( pada
tekanan tetap ) ; maka volume akan bertambah dengan V. Usaha yang dilakukan oleh gas
terhadap udara luar : W = p.v
2. Usaha dalam ( U ) adalah : Usaha yang dilakukan oleh bagian dari suatu system pada bagian
lain dari system itu pula. Pada pemanasan gas seperti di atas, usaha dalam adalah berupa
gerakan-gerakan antara molekul-molekul gas yang dipanaskan menjadi lebih cepat.

Secara matematis, Hukum I Termodinamika dituliskan sebagai Q = W + U


Dimana :
Q = kalor yang masuk/keluarsistem
U = perubahanenergidalam
W = Usaha luar.
Q positif = sistem menerima kalor.
Q negative = sistem melepas kalor.
W positif = sistem melakukan usaha.
W negative = sistem menerima usaha.
positif = terjadi penambahan energi dalam pada sistem.
negative = terjadi penurunan energi dalam pada sistem.
Kalor (Q) merupakan energi yang berpindah dari satu benda ke benda yang lain akibat
adanya perbedaan suhu. Berkaitan dengan sistem dan lingkungan, bisa dikatakan bahwa kalor
merupakan energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau energi yang berpindah dari
lingkungan ke sistem akibat adanya perbedaan suhu.
Jika suhu sistem lebih tinggi dari suhu lingkungan, maka kalor akan mengalir dari sistem menuju
lingkungan. Sebaliknya, jika suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu sistem, maka kalor akan
mengalir dari lingkungan menuju sistem.
Jika Kalor (Q) berkaitan dengan perpindahan energi akibat adanya perbedaan suhu, maka
Kerja (W) berkaitan dengan perpindahan energi yang terjadi melalui cara-cara mekanis.
Misalnya jika sistem melakukan kerja terhadap lingkungan, maka energi dengan sendirinya akan
berpindah dari sistem menuju  lingkungan. Sebaliknya jika lingkungan melakukan kerja terhadap
sistem, maka energi akan berpindah dari lingkungan menuju sistem.
Ketika suatu benda sedang bergerak maka benda tersebut memiliki energi kinetik dan
berdasarkan energi kinetik ini benda dapat melakukan usaha. Serupa dengan itu, benda yang
berada pada pada ketinggian tertentu dari suatu acuan memiliki energi potensial dan berdasarkan
energi potensial ini benda juga dapat melakukan usaha. Kedua macam energi ini disebut energi
luar (eksternal energi). Sebagai tambahan terhadap energi luar ini setap benda memiliki memiliki
energi yang tidak nampak dari luar, energi ini disebut energi dalam.
Dari sudut pandang termodinamika, energi dalam (internal energy) didefinisikan suatu
sistem sebagai jumlah energi kinetik seluruh partikel penyusunnya, ditambah jumlah seluruh
energi potensial dari interaksi antara seluruh partikel itu. Energi dalam merupakan fungsi
keadaan sistem, jika keadaan sistem berubah maka energi dalam juga berubah tetapi energi
dalam tidak tergantung pada lintasan yang ditempuh sistem untuk perubahan keadaan tersebut.
Selama terjadi perubahan suatu sistem, energi dalam dapat berubah dari keadaan awal U 1 ke
keadaan akhir U 2.
Energi dalam (U) atau energi internal disebut juga energi termal. Ketika pada volume
tetap dipanaskan, suhu gas akan bertambah. Akibatnya, tekanan gas bertambah. Saat dipanaskan,
molekul-molekul gas mendapat energi sehingga energi kinetik molekul-molekul gas bertambah.
Tentu saja kecepatan rata-rata molekul juga bertambah dan frekuensi tumbukan molekul dengan
dinding bertambah. Hal ini menyebabkan tekanan gas bertambah. Gejala ini menunjukkan energi
dalam gas bertambah.
Jika sebuah sistem melakukan kerja dengan berekspansi terhadap lingkungannya dan
tidak ada panas yang ditambahkan selama proses, energi meninggalkan system dan energi dalam
berkurang. Dari rumus sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa secara umum ketika panas Q
ditambahkan ke sistem, sebagian dari energi yang ditambahkan ini tetap tinggal di dalam sistem,
mengubah energi dalam sebanyak sisanya meninggalkan sistem lagi ketika sistem melakukan
kerja W terhadap lingkungannya. Karena W dan Q dapat bernilai positif, negatif atau nol, maka
dapat bernilai positif, negatif atau nol untuk proses yang berbeda. Persamaan di atas merupakan
hukum pertama termodinamika). Jika energi panas yang diberikan sistem dikurangi dengan
usaha yang dilakukan oleh sistem sama dengan perubahan energi dalam sistem.
Dengan demikian, hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa sejumlah kalor (Q)
yang diterima dan usaha (W) yang dilakukan terhadap suatu gas dapat digunakan untuk
menambah energi dalam Hukum pertama termodinamika sejauh ini bisa dinyatakan dapat
mewakili kekekalan energi untuk proses termodinamik. Tapi aspek tambahan yang penting dari
hukum pertama ini adalah kenyataan bahwa energi dalam bergantung hanya pada keadaan suatu
sistem. Pada perubahan keadaan, perubahan energi dalam tidak bergantung pada lintasan.
B. Proses dalam termodinamika

Hukum pertama termodinamika terjadi pada proses termodinamika yang sering terjadi
pada keadaan praktis. Proses-proses ini dapat diringkas sebagai tanpa perpindahan panas atau
adiabatik, volume konstan atau isokhorik, tekanan konstan atau isobarik, dan suhu konstan atau
isotermal.

1. Proses Isotermik
Suatu system dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi perubahan-
perubahan di dalam system tersebut. Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu konstan,
proses ini dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi
perubahan energy dalam ( U = 0) dan berdasarkan hukum I termodinamika kalor yang diberikan
sama denga usaha yang dilakukan sistem (Q = W). Usaha yang dilakukan system dan kalor dapat
dinyatakan sebagai Dimana V 2 dan V 1 adalah volume akhir dan awal gas. Oleh karena suhunya
tetap, maka berlaku Hukum BO YLE. Karena suhunya konstan T 2 = T 1 maka : P 1 V 2 = P 2 V
2 U = U 2 U 1 = n R T 2 n R T 1 = 0 ( Usaha dalamnya nol )

2. Proses Isokhorik
Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas dikatakan
melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan ( V = 0), gas tidak
melakukan usaha (W = 0) dan kalor yang diberikan sama dengan perubahan energi dalamnya.
Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada volume konstan Q V. Karena V = 0 maka
W = p. V Q V = U W = 0 ( tidak ada usaha luar selama proses ) Q = U 2 U 1 Kalor yang diserap
oleh system hanya dipakai untuk menambah energy dalam (U )

3. Proses Isobarik
Q = U U = m.c v ( T 2 T 1 ) Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga
tekanan tetap konstan, gas dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam
tekanan konstan, gas melakukan usaha (W = p V). Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor
gas pada tekanan konstan Q p. Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama
dengan kalor yang diserap gas pada volume konstan Q V = U. Dari sini usaha gas dapat
dinyatakan sebagai : W = Q p Q V
Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih energi (kalor)
yang diserap gas pada tekanan konstan (Q p ) dengan energi (kalor) yang diserap gas pada
volume konstan (Q V ). Usaha luar yang dilakukan adalah : W = p ( V 2 V 1 ).
Karena itu hukum I termodinamika dapat dinyatakan : Q = U + p ( V 2 V 1 ) Panas yang
diperlukan untuk meningkatkan suhu gas pada tekanan tetap dapat dinyatakan dengan persamaan
: Q = m c p ( T 2 T 1 ) Pertambahan energy dalam gas dapat pula dinyatakan dengan
persamaan : U = m c v ( T 2 T 1 ) Karena itu pula maka usaha yang dilakukan pada proses
isobaric dapat pula dinyatakan dengan persamaan : m = massa gas c p = kalor jenis gas
padatekanan tetap c v = kalor jenispada volume tetap.
4. Proses Adiabatik
W =Q U = m ( c p c v ) ( T 2 T 1 ) Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk
(diserap) ataupun keluar (dilepaskan) oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang
dilakukan gas sama dengan perubahan energi dalamnya (W = U). Karena Q = 0 maka O = U +
W U 2 -U 1 = -W Bila W negatif( -W = system ditekan ) usaha dalam sistem (U ) bertambah.
Sedangkan hubungan antara suhu mutlak dan volume gas pada proses adibatik, dapat
dinyatakan dengan persamaan : T.Vg-1 = konstan atau T 1.V1g-1 = T 2.V 2 g-1 Usaha yang
dilakukan pada proses adiabatic adalah : W = m.c v ( T 1 T 2 ) atau W = ( V 2 g-1 V1g-1 ) Juga
berlaku persamaan : P 1.V1g = P 2.V 2 g

Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan mengenai hukum universal dari
kekekalan energi dan mengidentifikasikan perpindahan panas sebagai suatu bentuk perpindahan
energi. Pernyataan paling umum dari hukum pertama termodinamika ini berbunyi: “Kenaikan
energi internal dari suatu sistem termodinamika sebanding dengan jumlah energi panas yang
ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan kerja yang dilakukan oleh sistem terhadap
lingkungannya”.

Suhu suatu gas dapat dinaikkan dalam kondisi yang bermacam-macam. Volumenya
dikonstankan, tekanannya dikonstankan atau kedua-duanya dapat dirubah-rubah menurut
kehendak. Pada tiap-tiap kondisi ini panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar satu
satuan suhu untuk tiap satuan massa adalah berlainan. Dengan kata lain suatu gas mempunyai
bermacam-macam kapasitas panas. Tetapi hanya dua macam yang mempunyai arti praktis yaitu :
Kapasitas panas pada volume konstan daan Kapasitas panas pada tekanan konstan.
Kapasitas panas gas ideal pada tekanan konstan selalu lebih besar dari pada kapasitas
panas gas ideal pada volume konstan, dan selisihnya sebesar konstanta gas umum yaitu : R =
8,317 J/mol 0 K. cp cv = R cp = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada tekanan
konstan. cv = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada volume konstan.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat disampaikan pada makalah ini adalahsebagai berikut :

1. Hukum pertama termodinamika (first law of thermodynamics). Jika energi panas yang
diberikan sistem dikurangi dengan usaha yang dilakukan oleh sistem sama dengan perubahan
energi dalam sistem. Dengan demikian, hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa
sejumlah kalor (Q) yang diterima dan usaha (W) yang dilakukan terhadap suatu gas dapat
digunakan untuk menambah energi dalam.

2. Proses dalamtermodinamika, meliputi isobarik (tekanan konstan), isokhorik (volume konstan),


isotermik (suhu konstan), dan adiabatik (tanpa panas). Keempat proses ini memiliki aplikasi
masing-masing dalam kehidupan sehari-hari, proses ini merupakan salah satu penerapan
termodinamika yang dapat dilihat secara jelas.

Saran
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan
referensi dalam memahami dunia fisika khususnya mengenai termodinamika. Makalah ini juga
dapat dijadikan sebagai bahan ajar dalam memberikan pengajaran kepada murid-murid Anda.
Dan mudah-mudahan dapat bermanfaat dalam kehidupan Anda.

Anda mungkin juga menyukai