Anda di halaman 1dari 13

TUGAS FISIKA

( LEMBAR KERJA PENILAIAN 2 )

Oleh :
Ida Ayu Rangita Pravina Dewi (15/XI MIPA 1)
Putu Ananda Pramestya D.M (39/XI MIPA1)

SMA NEGERI 4 DENPASAR


2021/2022
AKTIVITAS 1.

1. Contoh keadaan/benda yang menerapkan konsep sistem dan lingkungan


sesuai dengan hukum termodinamika adalah sebagai berikut :
- Termos Air Panas.
Termos air panas merupakan salah satu contoh sistem terisolasi karena Termos air
yang tertutup tidak memungkinkan air dan kalor keluar, sehingga air akan tetap
panas. Hal ini nampaknya sejalan dengan teori sistem terisolasi yang dimana
Sistem terisolasi merupakan sistem yang sangat tertutup rapat dan terpisah dari
lingkungannya. Sistem terisolasi tidak memungkinkan adanya pertukaran materi
ataupun kalor dari sistem ke lingkungan ataupun sebaliknya, dari lingkungan ke
sistem.
- Botol/ Gelas Dengan Air Panas Yang Kelama-Lamaan Akan Dingin.
Hal ini merupakan contoh dari sistem tertutup, yang dimana Awalnya air tersebut
terasa hangat, setelah beberapa jam botol terebut tidak terasa hangat lagi dan
airnya berubah menjadi dingin. Inilah yang dikatakan dengan pertukaran kalor.
Kalor atau panas dari air di dalam botol mengalir keluar, berpindah ke lingkungan
sekitarnya dan perlahan-lahan kembali pada suhu normal lingkungannya. Hal ini
nampaknya sejalan dengan konsep dari sistem tertutup yakni Sistem tertutup
adalah sistem yang tidak memungkinkan pertukaran materi, namun
memungkinkan pertukaran panas atau kalor dengan lingkungannya.
- Api unggun
Api unggun merupakan salah satu contoh sistem terbuka, karena saat api unggun
badan seketika badan terasa hangan dan ketika duduk di dekatnya kita akan
terkena percikan api. Hal inilah yang disebut pertukaran materi, api dari sistem
dapat berpindah keluar lingkungannya dan menyebabkan sekitarnya terbakar juga.
Tentunya hal ini sejalan dengan konsep sistem terbuka yakni Sistem terbuka
adalah sistem yang memungkinkan adanya pertukaran materi dan juga panas
antara sistem dan lingkungan. Salah satu contohnya adalah api unggun.

2. Usaha –usaha pada proses dinamika diantaranya kami jabarkan sebagai


berikut:
- Proses Quasi-Statik
Proses quasi-statik adalah proses perubahan dalam variable keadaan dari sistem
termodinamika yang sangat lambat dan perbedaan antar tekanan, volume dan suhu
terjadi sangat kecil. Proses quasi-statik merupakan proses yang ideal, di mana kita
membayangkan bahwa pada setiap tahap, sistem berada dalam kesetimbangan.
- Proses Isotermal
Proses isothermal adalah proses perubahan keadaan sistem pada suhu tetap. Proses
ini memiliki prinsip yang sama dengan hukum Boyle. Untuk menghitung usaha
yang dilakukan oleh sistem kita harus menentukan terlebih dahulu persamaan
tekanan sebagai fungsi dari volume.
- Proses Adiabatik
Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan gas di mana tidak ada aliran
kalor yang masuk ke dalam sistem atau keluar dari sistem. Dengan kata lain, pada
proses adiabatik Q = 0.
- Proses Isokhorik
Proses isokhorik atau isovolumik adalah proses perubahan gas pada volume tetap.
Persamaan keadaan untuk proses isokhorik (V tetap) adalah Persamaan keadaan
isokhorik pV/T = C karena V tetap p/T = C atau p2/T2 = p1/ T1
- Proses Isobarik
Proses Isobarik adalah proses perubahan keadaan gas pada tekanan tetap.
Persamaan keadaan untuk proses isobarik (p tetap) adalah Persamaan keadaan
isobarik V/T = C atau V2/T2 = V1/T1 Ini adalah hukum Gay-Lussac.Usaha
Isobarik: W = pΔV = p (V2 - V1)

3. Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa :


- “Jumlah kalor pada suatu sistem ialah sama dengan perubahan energi di dalam
sistem tersebut ditambah dengan usaha yang dilakukan oleh sistem.”. Energi
dalam sistem merupakan jumlah total semua energi molekul yang ada di dalam
sistem.Apabila sistem melakukan usaha atau sistem mendapatkan kalor dari
lingkungan, maka energi dalam sistem akan naik. Sebaliknya jika energi dalam
sistem akan berkurang jika sistem melakukan usaha terhadap lingkungan atau
sistem memberi kalor pada lingkungan.Dengan demikian dapat kita disimpulkan
bahwa perubahan energi dalam pada sistem tertutup ialah selisih kalor yang
diterima dengan usaha yang dilakukan sistem.
- Dari bunyi hukum I Termodinamika, maka rumus hukum I Termodinamika
dapat dituliskan sebagai berikut ini :
Q = ∆U + W ataupun ∆U = Q – W
Di mana :
∆U = Perubahan energi dalam sistem (J)
Q = Kalor yang diterima ataupun dilepas sistem (J)
W = Usaha (J)
- Rumus hukum I Termodinamika dipakai dengan perjanjian sebagai berikut ini :
1. Usaha (W) bernilai positif (+) jika sistem melakukan suatu usaha
2. Usaha (W) bernilai negatif (-) jika sistem menerima suatu usaha
3. Q bernilai negatif jika sistem melepaskan kalor
4. Q bernilai positif jika sistem menerima suatu kalor

4. Salah satu contoh penerapan hukum 1 termodinamika adalah


Proses pembuatan popcorn . Untuk kasus ini, kita bisa menganggap popcorn
sebagai sistem, panci sebagai pembatas dan udara luar, nyala api dkk sebagai
lingkungan. Karena terdapat perbedaan suhu, maka kalor mengalir dari
lingkungan (nyala api) menuju sistem (biji popcorn). Adanya tambahan kalor
menyebabkan sistem (biji popcorn) memuai dan meletup sehingga mendorong
penutup panci (si biji popcorn tadi melakukan kerja terhadap lingkungan). Dalam
proses ini, keadaan popcorn berubah. Keadaan popcorn berubah karena suhu,
tekanan dan volume popcorn berubah saat memuai dan meletup- meletupnya
popcorn hanya merupakan salah satu contoh perubahan keadaan sistem akibat
adanya perpindahan energi antara sistem dan lingkungan

5. Bunyi hukum termodinamika 2 adalah


"Kalor mengalir secara spontan dari benda bertemperatur lebih tinggi ke benda
bertemperatur lebih rendah, tetapi tidak sebaliknya, kecuali pada kedua benda
tersebut dilakukan pemaksaan dengan usaha luar." hukum termodinamika 2
membahas mengenai pembatasan perubahan energi yang dapat berlangsung dan
tidak dapat berlangsung. Rudolf Clausius menyatakan sebuah rumusan Clausius
mengenai hukum termodinamika 2, yaitu kalor akan mengalir secara spontan dari
benda yang bersuhu tinggi ke bersuhu rendah. Lalu, tidak mengalir spontan ke
arah sebaliknya. Sedangkan untuk permasalahan entropi, hukum termodinamika 2
menjelaskan jika total entropi jagat raya tidak akan terjadi pada proses reversible
(∆S = 0), namun akan bertambah pada proses irreversible (∆S >0). Secara alami,
proses termodinamika yang berlangsung adalah irreversible atau proses yang
berlangsung secara spontan pada satu arah, tetapi tidak pada arah sebaliknya.
Namun, ada juga proses reversible atau proses bolak balik. Contohnya adalah
proses yang terjadi pada dua benda dengan suhu yang selisihnya sedikit.

6. Contoh penerapan hukum ke-2 termodinamika adalah mesin Carnot


Menurut hukum termodinamika 2 dan aplikasinya, tidak ada mesin kalor yang
bekerja dengan efisiensi 100%. Ilmuwan bernama Sadi Carnot membuat sebuah
hipotesis mesin kalor ideal dan menjawab pertanyaan tersebut. Mesin tersebut
memiliki efisiensi maksimal yang sesuai dengan hukum termodinamika 2. Siklus
pada mesin tersebut disebut dengan Carnot. Perpindahan panas yang terjadi pada
mesin Carnot tidak boleh memiliki perbedaan suhu yang cukup besar. Saat mesin
tersebut mengambil sebuah panas dari reservoir panas pada suhu T1, maka bahan
yang bekerja di dalam mesin juga harus ada pada suhu T1. Sehingga, pada mesin
yang menggunakan siklus Carnot ini, proses yang bekerja adalah dua proses
isotermal reversible dan dua proses adabatik. Siklus Carnot merupakan dasar
pembuatan mesin yang ideal yang disebut dengan mesin Carnot.
AKTIVITAS 2.

LAPORAN

KAPAL UAP TERMODINAMIKA

Identitas Anggota Kelompok 

Nama Kelompok :  CARA-CASIOPEA

Nama Anggota Kelompok :  

1. (Ida Ayu Rangita Pravina Dewi) / (15)  


2. (Putu Ananda Pramestya Diah Mahessa) / (39)  

A.  Landasan Teori  
Kapal uap termodinamika merupakan kapal bertenaga uap yang dinama proses
kerjanya menerapkan prinsip prinsip dari teori fisika termodinamika terkhususnya
hukum termodinamika I dan hukum termodinamika II.
Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa : “Jumlah kalor pada suatu
sistem ialah sama dengan perubahan energi di dalam sistem tersebut ditambah
dengan usaha yang dilakukan oleh sistem.” Energi dalam sistem merupakan
jumlah total semua energi molekul yang ada di dalam sistem.Apabila sistem
melakukan usaha atau sistem mendapatkan kalor dari lingkungan, maka energi
dalam sistem akan naik. Sebaliknya jika energi dalam sistem akan berkurang jika
sistem melakukan usaha terhadap lingkungan atau sistem memberi kalor pada
lingkungan.Dengan demikian dapat kita disimpulkan bahwa perubahan energi
dalam pada sistem tertutup ialah selisih kalor yang diterima dengan usaha yang
dilakukan sistem.
Dari bunyi hukum I Termodinamika, maka rumus hukum I Termodinamika dapat
dituliskan sebagai berikut ini :

Q = ∆U + W ataupun ∆U = Q – W
Di mana :
∆U = Perubahan energi dalam sistem (J)
Q = Kalor yang diterima ataupun dilepas sistem (J)
W = Usaha (J)
Dilanjutkan dengan teori hukum ke II termodinamika yang dinama bunyi
hukum termodinamika 2 adalah "Kalor mengalir secara spontan dari benda
bertemperatur lebih tinggi ke benda bertemperatur lebih rendah, tetapi tidak
sebaliknya, kecuali pada kedua benda tersebut dilakukan pemaksaan dengan usaha
luar." hukum termodinamika 2 membahas mengenai pembatasan perubahan energi
yang dapat berlangsung dan tidak dapat berlangsung. Rudolf Clausius menyatakan
sebuah rumusan Clausius mengenai hukum termodinamika 2, yaitu kalor akan
mengalir secara spontan dari benda yang bersuhu tinggi ke bersuhu rendah. Lalu,
tidak mengalir spontan ke arah sebaliknya. Sedangkan untuk permasalahan
entropi, hukum termodinamika 2 menjelaskan jika total entropi jagat raya tidak
akan terjadi pada proses reversible (∆S = 0), namun akan bertambah pada proses
irreversible (∆S >0). Secara alami, proses termodinamika yang berlangsung
adalah irreversible atau proses yang berlangsung secara spontan pada satu arah,
tetapi tidak pada arah sebaliknya. Namun, ada juga proses reversible atau proses
bolak balik. Contohnya adalah proses yang terjadi pada dua benda dengan suhu
yang selisihnya sedikit. Adapun usaha usaha termodinamika pada hukum
termodinamika ke II adalah sebagai berikut :
- Proses Quasi-Statik
Proses quasi-statik adalah proses perubahan dalam variable keadaan dari sistem
termodinamika yang sangat lambat dan perbedaan antar tekanan, volume dan
suhu terjadi sangat kecil. Proses quasi-statik merupakan proses yang ideal, di
mana kita membayangkan bahwa pada setiap tahap, sistem berada dalam
kesetimbangan.
- Proses Isotermal
Proses isothermal adalah proses perubahan keadaan sistem pada suhu tetap.
Proses ini memiliki prinsip yang sama dengan hukum Boyle. Untuk menghitung
usaha yang dilakukan oleh sistem kita harus menentukan terlebih dahulu
persamaan tekanan sebagai fungsi dari volume.
- Proses Adiabatik
Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan gas di mana tidak ada aliran
kalor yang masuk ke dalam sistem atau keluar dari sistem. Dengan kata lain,
pada proses adiabatik Q = 0.
- Proses Isokhorik
Proses isokhorik atau isovolumik adalah proses perubahan gas pada volume
tetap. Persamaan keadaan untuk proses isokhorik (V tetap) adalah Persamaan
keadaan isokhorik pV/T = C karena V tetap p/T = C atau p2/T2 = p1/ T1
- Proses Isobarik
Proses Isobarik adalah proses perubahan keadaan gas pada tekanan tetap.
Persamaan keadaan untuk proses isobarik (p tetap) adalah Persamaan keadaan
isobarik V/T = C atau V2/T2 = V1/T1 Ini adalah hukum Gay-Lussac.Usaha
Isobarik: W = pΔV = p (V2 - V1)

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara kerja kapal uap termodinamika berdasarkan penerapan hukum ke
I dan II termodinamika?
2. Apa kelebihan serta kekurangan yang dihadirkan oleh inovasi kapal uap dengan
penerakan teori termodinamika ?
3. Bagaimana efektifitas inovasi kapal uap termodinamika jika penggunaannya
diterapkan di kehidupan nyata ?

C. Alat dan Bahan

No Nama Alat Kegunaan


1 Pemantik Untuk menghidupkan bahan bakar
kapal uap
2 Gunting/Cutter/pisau Untuk memotong bahan-bahan dari
kapal uap
3 Alat Solder Untuk menyambungkan sisi-sisi
badan kapal uap
4 Lem Tembak Untuk menyatukan bahan-bahan
mesin uap

No Nama Alat Kegunaan


1 Seng Aluminium Sebagai bahan baku dari badan kapal ,
baling-baling kapal serta bahan dari
tabung air mesin uap
2 Kawat Untuk Penyangga tabung air dari
mesin uap
3 Selang Sebagai saluran jalannya uap air pana
mesin uap kapal
4 Sedotan/ pipet Sebagai bahan alat pemampat uap air
pada sistem mesin uap
5 Lilin dan minyak Sebagai Bahan bakar atau alat
pemanas dari mesin uap kapal
6 Air Sebagai media utama pada mesin uap
kapal

D. Desain Kapal Uap Sederhana


E. Langkah-Langkah Pembuatan Alat

No Alokasi Waktu Uraian Kegiatan


1 Pertemuan pada tanggal 6 April 2022 Membuat rancangan dan sketsa
karya , menyusun bagian awal
proposal atau laporan seperti
memaparkan landasan teori serta
menentukan rumusan masalah
serta menentukan bahan-bahan
yang sesuai untuk pembuatan
kapal uap termodinamika
2 Pertemuan pada tanggal 13 April 2022 Mengumpulkan seluruh bahan
beserta alat yang diperukan dalam
pembuatan inovasi, mulai
merancang mesin uap kapal
3 Penyelesaian seluruh bagian
Pertemuan pada tanggal 20 April 2022 kapal uap dari berupa mesin
sampai badan kapal, serta
dilanjutkan dengan perobaan
pengoprasian kapal uap
termodinamika dan pengecekan
ulang
4 Penyelesaian secara menyeluruh
Pertemuan pada tanggal 27 April 2022 proposal atau laporan ( langsung
melakukan revisi), serta terakhir
adalah pengumpulan karya beserta
laporan.

F. Cara Kerja Kapal Uap Sederhana

Seperti yang telah kami paparkan pada landasan teori bahwasanya seluruh
sistem kerja mesin uap pada kapal iini menerapkan teori fisika termodinamika
terkhususunya hukum I dan II termodinamika. Mesin uap dari kapal uap sederhana
ini terdiri dari beberapa bagian yakni alat pembakaran, tabung penyimpanan, saluran
uap serta yang terakhir adalah tabung pemampat uap serta yang terakhir adalah
baling-baling kapal. Proses kerja mesin uap tentunya memanfaatkan jalannnya atau
dinamika uap yang berasal dari pemanasan air pada tangki penyimpanan , yang
dimana dinamika uap air ini nantinya akan mendorong pergerakan dari baling-baling
kapal. Adapun proses kerja mesin kapal uap akan kami jabarkan secara mendetail
seperti dibawah :
- Proses Pemanasan
Proses pemanasan air pada tabung penyimpanan kapal
uap memanfaatkan bahan bakar berupa lilin beserta
minyak, menilik bahwa eksperimen atau inovasi ini
merupakan inovasi sederhana maka kami memilih
menggunakan lilin sebagai bahan bakar karena lilin
merupakan salah satu bahan yang mudah ditemui, praktis, harga terjangkau dan
potensi bahaya kecelakaan saat proses kerja kapal juga rendah. Kami juga
menambahkan minyak sebagai penunjang bahan bakar karena seperti yang kita
ketahui bahwa sanya lilin durasi nyalanya cukup rendah oleh sebab itu kami
menambahkan minyak untuk memperpanjang durasi nyala dari lilin tersebut.
Bahan bakar berupa lilin ini dipastikan akan mampu menyala di dalam ruang
bawah kapal karena pada atas kapal sudah dilengkapi dengan lubang cerobong
yang memungkinkan oksigen masuk sebagai syarat utama dari terjadinya proses
pembakaran. Lanjut ke mekanisme kerja proses pembakaran, setelah lilin
menyala , otomatis panas yang dihasilkan lilin akan berpindah secara konduksi ke
tabung penyimpanan air yang terbuat dari bahan bersifat konduktor yakni seng
aluminium, setelah tabung mengalami pemanasan secara menyeluruh selama
beberapa saat , otomatis air yang ada di dalamnya akan ikut serta mengalami
pemanasan ( hal ini didukung dengan adanya teori hukum ke-0, I dan II
termodinamika). Selanjutnya ketika air panas otomatis lama kelamaan air
mengalami perubahan wujub menjadi uap air. uap air yang berbentuk gas ini akan
mengalami pergerakan , yang dimana uap air ini akan masuk ke proses
selanjutnya yakni proses penyaluran uap air melalui saluran uap air mesin kapal.
- Proses Penyaluran Uap
Uap air yang dihasilkan pada proses
pembakaran memiliki wujud berupa partikel
gas yang dimana seperti yang dipaparkan
pada teori kinetik gas bahwa sanya gas akan
bergerak dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang lebih rendah. Dari hal ini dapat
kita ketahui bahwa saat uap air masih di dalam tabung penyimpanan, tekanan gas
lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan gas pada tabung pemampat. Karena
adanya perbedaan tekanan ini, menyebabkan gas pada tabung penyimpanan
bergerak melalui saluran uap menuju ke tabung pemampat yang memiliki tekanan
lebih rendah. Setelah gas bergerak dan berada di tabung pemampat, gas tersebut
akan terakumulasi sehingga terjadilah proses pemampatan.

- Proses Pemampatan

Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu sifat gas adalah dapat dimampatkan.
Ketika partikel uap air yang berupa gas telah sampai di tabung pemampatan dan
mampu ngisi seluruh ruang tabung maka selanjutnya ia akan tertekan ( mampat)
masuk ke dalam saluran yang lebih kecil yakni berupa sedotan/pipet pada samping
tabung pemampat, pipet ini lah yang nantinya berfungsi untuk menggerakkan
baling-baling dengan memanfaatkan pergerakan dari uap air hasil pembakaran air
pada tabung penyimpanan mesin uap kapal. Ketika uap air yang dihasilkan pada
proses pembakaran semakin besar kuantitasnya, maka hal ini akan berbanding
lurus dengan tingkat kecepatan perputaran baling-baling kapal, yang dimana
ketika baling-baling sudah berhasil berputar, maka kapal pun otomatis akan
mampu bergerak.

G. Kesimpulan
Kapal uap sederhana ini merupakan suatu inovasi yang menerapkan hukum
fisika termodinamika baik hukum ke I dan II. Dari nama inovasinya saja kita dapat
menggambarkan bahwasanya kapal ini memiliki energi penggerak utama berupa uap
yang dalam hal ini kami tetapkan dengan menggunakan uap air hasil pembakaran.
Cara kerja kapal ini cukup sederhana yang dimana setelah tabung penyimpanan air
dipanaskan dan air didalamnya mengalami perubahan wujud menjadi uap air (gas),
gas yang memiliki perbedaan tekanan dengan sistem yang satu akan bergerak menuju
sistem yang memiliki tekanan yang lebih rendah. Intensitas pemampatan gas pada
tabung pemampat akan membentuk suatu dorongan besar dari uap air sehingga
mampu menggerakkan baling-baling kapal dan kapalpun otomatis akan mampu untuk
bergerak.
Tentunya dalam pembuatan inovasi ini, kami tentu menilik kelebihan dan
kekurangan yang ada pada inovasi kapal uap ini, yang dimana kami menemukan
bahwa kelebihan dari inovasi ini adalah uap hasil pembakaran yang dihasilkan bukan
berupa gas emisi penyebab pencemaran, selain itu dengan menggunakan uap air
sebagai sumber penggerak tentunya juga sebagai bentuk menjaga lingkungan karena
kapal ini sama sekali tidak menggunakan bahan bakar berupa hasil tambang yang saat
ini keadaanya sudah mulai langka. Dengan kelebihan-kelebihan tersebut tentunya
tidak membuat kami menutup mata akan kekurangan yang tentunya ada dari inovasi
ini, yakni dimana proses pembakarannya tentu lebih lama dibandingkan bahan bakar
fosil, tentunya hal ini menjadi kendala yang harus diperhatikan menilik dari
keefisiensian penggunaan kapal tersebut. Serta kekurangan lainnya adalah kapal uap
ini memiliki pergerakan yang terbatas.
Tentunya kapal uap ini kemungkinan cukup efektif diterapkan dikehidupan
nyata, karena pasalnya saat ini dunia tengah menekan penggunaan bahan bakar fosil
sebagai bahan bakar transportasi. Dari kelebihan-kelebihan yang dihadirkan juga kita
dapat mengetahui inovasi ini sangat efektif terkhususnya untuk melindungi bumi dari
bahan-bahan pencemar.

Anda mungkin juga menyukai