Oleh :
Ida Ayu Rangita Pravina Dewi (15/XI MIPA 1)
Putu Ananda Pramestya D.M (39/XI MIPA1)
LAPORAN
A. Landasan Teori
Kapal uap termodinamika merupakan kapal bertenaga uap yang dinama proses
kerjanya menerapkan prinsip prinsip dari teori fisika termodinamika terkhususnya
hukum termodinamika I dan hukum termodinamika II.
Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa : “Jumlah kalor pada suatu
sistem ialah sama dengan perubahan energi di dalam sistem tersebut ditambah
dengan usaha yang dilakukan oleh sistem.” Energi dalam sistem merupakan
jumlah total semua energi molekul yang ada di dalam sistem.Apabila sistem
melakukan usaha atau sistem mendapatkan kalor dari lingkungan, maka energi
dalam sistem akan naik. Sebaliknya jika energi dalam sistem akan berkurang jika
sistem melakukan usaha terhadap lingkungan atau sistem memberi kalor pada
lingkungan.Dengan demikian dapat kita disimpulkan bahwa perubahan energi
dalam pada sistem tertutup ialah selisih kalor yang diterima dengan usaha yang
dilakukan sistem.
Dari bunyi hukum I Termodinamika, maka rumus hukum I Termodinamika dapat
dituliskan sebagai berikut ini :
Q = ∆U + W ataupun ∆U = Q – W
Di mana :
∆U = Perubahan energi dalam sistem (J)
Q = Kalor yang diterima ataupun dilepas sistem (J)
W = Usaha (J)
Dilanjutkan dengan teori hukum ke II termodinamika yang dinama bunyi
hukum termodinamika 2 adalah "Kalor mengalir secara spontan dari benda
bertemperatur lebih tinggi ke benda bertemperatur lebih rendah, tetapi tidak
sebaliknya, kecuali pada kedua benda tersebut dilakukan pemaksaan dengan usaha
luar." hukum termodinamika 2 membahas mengenai pembatasan perubahan energi
yang dapat berlangsung dan tidak dapat berlangsung. Rudolf Clausius menyatakan
sebuah rumusan Clausius mengenai hukum termodinamika 2, yaitu kalor akan
mengalir secara spontan dari benda yang bersuhu tinggi ke bersuhu rendah. Lalu,
tidak mengalir spontan ke arah sebaliknya. Sedangkan untuk permasalahan
entropi, hukum termodinamika 2 menjelaskan jika total entropi jagat raya tidak
akan terjadi pada proses reversible (∆S = 0), namun akan bertambah pada proses
irreversible (∆S >0). Secara alami, proses termodinamika yang berlangsung
adalah irreversible atau proses yang berlangsung secara spontan pada satu arah,
tetapi tidak pada arah sebaliknya. Namun, ada juga proses reversible atau proses
bolak balik. Contohnya adalah proses yang terjadi pada dua benda dengan suhu
yang selisihnya sedikit. Adapun usaha usaha termodinamika pada hukum
termodinamika ke II adalah sebagai berikut :
- Proses Quasi-Statik
Proses quasi-statik adalah proses perubahan dalam variable keadaan dari sistem
termodinamika yang sangat lambat dan perbedaan antar tekanan, volume dan
suhu terjadi sangat kecil. Proses quasi-statik merupakan proses yang ideal, di
mana kita membayangkan bahwa pada setiap tahap, sistem berada dalam
kesetimbangan.
- Proses Isotermal
Proses isothermal adalah proses perubahan keadaan sistem pada suhu tetap.
Proses ini memiliki prinsip yang sama dengan hukum Boyle. Untuk menghitung
usaha yang dilakukan oleh sistem kita harus menentukan terlebih dahulu
persamaan tekanan sebagai fungsi dari volume.
- Proses Adiabatik
Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan gas di mana tidak ada aliran
kalor yang masuk ke dalam sistem atau keluar dari sistem. Dengan kata lain,
pada proses adiabatik Q = 0.
- Proses Isokhorik
Proses isokhorik atau isovolumik adalah proses perubahan gas pada volume
tetap. Persamaan keadaan untuk proses isokhorik (V tetap) adalah Persamaan
keadaan isokhorik pV/T = C karena V tetap p/T = C atau p2/T2 = p1/ T1
- Proses Isobarik
Proses Isobarik adalah proses perubahan keadaan gas pada tekanan tetap.
Persamaan keadaan untuk proses isobarik (p tetap) adalah Persamaan keadaan
isobarik V/T = C atau V2/T2 = V1/T1 Ini adalah hukum Gay-Lussac.Usaha
Isobarik: W = pΔV = p (V2 - V1)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara kerja kapal uap termodinamika berdasarkan penerapan hukum ke
I dan II termodinamika?
2. Apa kelebihan serta kekurangan yang dihadirkan oleh inovasi kapal uap dengan
penerakan teori termodinamika ?
3. Bagaimana efektifitas inovasi kapal uap termodinamika jika penggunaannya
diterapkan di kehidupan nyata ?
Seperti yang telah kami paparkan pada landasan teori bahwasanya seluruh
sistem kerja mesin uap pada kapal iini menerapkan teori fisika termodinamika
terkhususunya hukum I dan II termodinamika. Mesin uap dari kapal uap sederhana
ini terdiri dari beberapa bagian yakni alat pembakaran, tabung penyimpanan, saluran
uap serta yang terakhir adalah tabung pemampat uap serta yang terakhir adalah
baling-baling kapal. Proses kerja mesin uap tentunya memanfaatkan jalannnya atau
dinamika uap yang berasal dari pemanasan air pada tangki penyimpanan , yang
dimana dinamika uap air ini nantinya akan mendorong pergerakan dari baling-baling
kapal. Adapun proses kerja mesin kapal uap akan kami jabarkan secara mendetail
seperti dibawah :
- Proses Pemanasan
Proses pemanasan air pada tabung penyimpanan kapal
uap memanfaatkan bahan bakar berupa lilin beserta
minyak, menilik bahwa eksperimen atau inovasi ini
merupakan inovasi sederhana maka kami memilih
menggunakan lilin sebagai bahan bakar karena lilin
merupakan salah satu bahan yang mudah ditemui, praktis, harga terjangkau dan
potensi bahaya kecelakaan saat proses kerja kapal juga rendah. Kami juga
menambahkan minyak sebagai penunjang bahan bakar karena seperti yang kita
ketahui bahwa sanya lilin durasi nyalanya cukup rendah oleh sebab itu kami
menambahkan minyak untuk memperpanjang durasi nyala dari lilin tersebut.
Bahan bakar berupa lilin ini dipastikan akan mampu menyala di dalam ruang
bawah kapal karena pada atas kapal sudah dilengkapi dengan lubang cerobong
yang memungkinkan oksigen masuk sebagai syarat utama dari terjadinya proses
pembakaran. Lanjut ke mekanisme kerja proses pembakaran, setelah lilin
menyala , otomatis panas yang dihasilkan lilin akan berpindah secara konduksi ke
tabung penyimpanan air yang terbuat dari bahan bersifat konduktor yakni seng
aluminium, setelah tabung mengalami pemanasan secara menyeluruh selama
beberapa saat , otomatis air yang ada di dalamnya akan ikut serta mengalami
pemanasan ( hal ini didukung dengan adanya teori hukum ke-0, I dan II
termodinamika). Selanjutnya ketika air panas otomatis lama kelamaan air
mengalami perubahan wujub menjadi uap air. uap air yang berbentuk gas ini akan
mengalami pergerakan , yang dimana uap air ini akan masuk ke proses
selanjutnya yakni proses penyaluran uap air melalui saluran uap air mesin kapal.
- Proses Penyaluran Uap
Uap air yang dihasilkan pada proses
pembakaran memiliki wujud berupa partikel
gas yang dimana seperti yang dipaparkan
pada teori kinetik gas bahwa sanya gas akan
bergerak dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang lebih rendah. Dari hal ini dapat
kita ketahui bahwa saat uap air masih di dalam tabung penyimpanan, tekanan gas
lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan gas pada tabung pemampat. Karena
adanya perbedaan tekanan ini, menyebabkan gas pada tabung penyimpanan
bergerak melalui saluran uap menuju ke tabung pemampat yang memiliki tekanan
lebih rendah. Setelah gas bergerak dan berada di tabung pemampat, gas tersebut
akan terakumulasi sehingga terjadilah proses pemampatan.
- Proses Pemampatan
Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu sifat gas adalah dapat dimampatkan.
Ketika partikel uap air yang berupa gas telah sampai di tabung pemampatan dan
mampu ngisi seluruh ruang tabung maka selanjutnya ia akan tertekan ( mampat)
masuk ke dalam saluran yang lebih kecil yakni berupa sedotan/pipet pada samping
tabung pemampat, pipet ini lah yang nantinya berfungsi untuk menggerakkan
baling-baling dengan memanfaatkan pergerakan dari uap air hasil pembakaran air
pada tabung penyimpanan mesin uap kapal. Ketika uap air yang dihasilkan pada
proses pembakaran semakin besar kuantitasnya, maka hal ini akan berbanding
lurus dengan tingkat kecepatan perputaran baling-baling kapal, yang dimana
ketika baling-baling sudah berhasil berputar, maka kapal pun otomatis akan
mampu bergerak.
G. Kesimpulan
Kapal uap sederhana ini merupakan suatu inovasi yang menerapkan hukum
fisika termodinamika baik hukum ke I dan II. Dari nama inovasinya saja kita dapat
menggambarkan bahwasanya kapal ini memiliki energi penggerak utama berupa uap
yang dalam hal ini kami tetapkan dengan menggunakan uap air hasil pembakaran.
Cara kerja kapal ini cukup sederhana yang dimana setelah tabung penyimpanan air
dipanaskan dan air didalamnya mengalami perubahan wujud menjadi uap air (gas),
gas yang memiliki perbedaan tekanan dengan sistem yang satu akan bergerak menuju
sistem yang memiliki tekanan yang lebih rendah. Intensitas pemampatan gas pada
tabung pemampat akan membentuk suatu dorongan besar dari uap air sehingga
mampu menggerakkan baling-baling kapal dan kapalpun otomatis akan mampu untuk
bergerak.
Tentunya dalam pembuatan inovasi ini, kami tentu menilik kelebihan dan
kekurangan yang ada pada inovasi kapal uap ini, yang dimana kami menemukan
bahwa kelebihan dari inovasi ini adalah uap hasil pembakaran yang dihasilkan bukan
berupa gas emisi penyebab pencemaran, selain itu dengan menggunakan uap air
sebagai sumber penggerak tentunya juga sebagai bentuk menjaga lingkungan karena
kapal ini sama sekali tidak menggunakan bahan bakar berupa hasil tambang yang saat
ini keadaanya sudah mulai langka. Dengan kelebihan-kelebihan tersebut tentunya
tidak membuat kami menutup mata akan kekurangan yang tentunya ada dari inovasi
ini, yakni dimana proses pembakarannya tentu lebih lama dibandingkan bahan bakar
fosil, tentunya hal ini menjadi kendala yang harus diperhatikan menilik dari
keefisiensian penggunaan kapal tersebut. Serta kekurangan lainnya adalah kapal uap
ini memiliki pergerakan yang terbatas.
Tentunya kapal uap ini kemungkinan cukup efektif diterapkan dikehidupan
nyata, karena pasalnya saat ini dunia tengah menekan penggunaan bahan bakar fosil
sebagai bahan bakar transportasi. Dari kelebihan-kelebihan yang dihadirkan juga kita
dapat mengetahui inovasi ini sangat efektif terkhususnya untuk melindungi bumi dari
bahan-bahan pencemar.