Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 12

Muhammad Aji Wirajaya P2.31.38.1.15.021


Vizia Hasemi Vivaldi P2.31.38.1.15.032
D4 TEKNIK ELEKTROMEDIK
Termodinamika berasal dari bahasa Yunani:
thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan'. Jadi,
termodinamika merupakan cabang ilmu fisika yang
mempelajari energi (terutama energi panas) dan
transformasinya.
Dalam kajian termodinamika, terdapat hukum-
hukum yg mengatur perilaku termodinamis antara
sistem dan lingkungan yg dinamakan hukum
termodinamika.
Hukum termodinamika I adalah suatu pernyataan
mengenai hukum universal dari kekekalan energi dan
mengidentifikasikan perpindahan panas sebagai suatu
bentuk perpindahan energi.
Hukum kekekalan energi tersebut berbunyi :

“Energi tidak bisa dibuat atau dimusnahkan,


namun bisa dirubah dari satu bentuk ke bentuk
lainnya”.
Energi adalah ukuran dari kesanggupan suatu
benda untuk melakukan suatu usaha. Energi terbagi
dalam berbagai macam/jenis, antara lain : energi
potensial, energi kinetik, energi panas, energi listrik,
energi angin, energi mekanik, energi cahaya dan lain
sebagainya.

Energi dalam adalah jumlah energi yang dimiliki


oleh suatu zat atau sistem, dan perpindahan energi
antara sistem dan lingkungan terjadi dalam bentuk
usaha (W) atau kalor/panas(Q).
Sistem adalah bagian dari alam semesta yang menjadi
pusat perhatian langsung dalam suatu percobaan tertentu
Sedangkan lingkungan adalah bagian lain dari alam
semesta yang terdapat diluar sistem. Secara umum, sistem
terbagi tiga yaitu :
 Sistem terbuka : terdapat perpindahan energy
dan materi dengan lingkungan
(contoh : kopi panas di gelas
terbuka)
 Sistem tertutup : hanya terjadi perpindahan
energy ke lingkungan tanpa
disertai perpindahan materi
(contoh : kopi panas di gelas
tertutup)
 Sistem terisolasi : sama sekali tidak terjadi
perpindahan energy maupun
materi (contoh : kopi panas di
termos)
Hukum termodinamika I merupakan bentuk lain dari
hukum kekekalan energi yang diaplikasikan pada
perubahan energi dalam yang dialami oleh suatu sistem.
Hukum ini menyatakan :

“Perubahan energi dalam dari suatu sistem


termodinamika tertutup sama dengan total dari
jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem
dan kerja yang dilakukan terhadap sistem”.

Atau dapat dirumuskan dengan :


∆U = Q -W
Keterangan
∆U : perubahan energi dalam
Q : kalor
W : usaha
 W bertanda positif jika sistem melakukan usaha
terhadap lingkungan
 W bertanda negatif jika sistem menerima usaha dari
lingkungan
 Q bertanda positif jika sistem menerima kalor dari
lingkungan
 Q bertanda negatif jika
sistem melepas kalor pada
lingkungan
 Proses Isotermik
Jika perubahan pada sistem (proses termodinamika)
berlangsung dalam suhu konstan, proses ini
dinamakan proses isotermik. Hal ini menyebabkan
tidak terjadi perubahan energi dalam (∆U = 0) dan
berdasarkan hukum I termodinamika kalor yang
diberikan sama dengan usaha yang dilakukan sistem
(Q = W).
 Proses Isokhorik
Proses termodinamika yang berlangsung
dalam volume yang konstan, merupakan proses
isokhorik. Karena gas berada dalam volume
konstan (∆V = 0 ), gas tidak melakukan usaha (W
= 0) dan kalor yang diberikan sama dengan
perubahan energi dalamnya.. Sehingga dapat
dirumuskan Q = ∆U
 Proses Isobarik
Jika gas melakukan proses termodinamika
dengan menjaga tekanan tetap konstan, gas
dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas
berada dalam tekanan konstan, gas melakukan
usaha (W = p∆ V ). Berdasarkan hukum I
termodinamika, pada proses isobarik dapat
dinyatakan ∆U = Q -W
 Proses Adiabatik
Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang
masuk (diserap) ataupun keluar (dilepaskan) oleh
sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang
dilakukan gas sama dengan perubahan energi
dalamnya (W = ∆U ).
Proses adiabatik dapat digambarkan dalam grafik
p – V dengan bentuk kurva yang mirip dengan grafik p
– V pada proses isotermik namun dengan
kelengkungan yang lebih curam.
Bantal Panas
Bantal panas merupakan alat
terapi kesehatan modern. Bantal
panas ini berisi pasir kuarsa yaitu
semacam mineral alami yang
memiliki konduktivitas panas
(kemampuan untuk
menghantarkan panas) mencapai
40°C, yang berguna untuk
melancarkan peredaran darah (
metabolisme tubuh) dan
ramuannya mengeluarkan khasiat
bagi orang-orang yang mengalami
sakit, tanpa efek samping ( tidak
menimbulkan kecanduan
pemakai) .
Bantal panas ini menggunakan tenaga listrik dengan
daya sebesar 30 watt dan dilengkapi dengan fuse ( sikring
pemutus arus) dan lampu indikator panas otomatis
sehingga aman dan efisiensi untuk digunakan. Alat ini
bekerja dengan menggunakan prinsip meridian atau titik-
titik akupuntur pada tubuh.

Cara pemakaian alat ini adalah


dengan memanaskan alat selama 10
menit, lalu tempelkan kebagian tubuh.
Apabila sudah terasa sangat panas pada
bagian tubuh yang nyeri tersebut
segera cabut/matikan dan biarkan
panas meresap ke dalam tubuh,
lalu hidupkan kembali (berulang-ulang) jika panasnya
terasa berkurang.
 Penerapan Hukum
Pada alat ini, energi listrik yang berfungsi sebagai
sumber dirubah menjadi energi panas dan mengalir
pada pasir kuarsa yang memiliki konduktivitas panas
sehinga menghasilkan panas pada. Hal ini berkaitan
dengan hukum kekekalan energi yang berbunyi :
“Energi tidak bisa dibuat atau dimusnahkan, namun
bisa dirubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya”.
Dapat disimpulkan, pada alat ini aplikasi hukum
termodinamika I atau hukum kekekalan energi
terdapat pada proses perubahan dari energi listrik
menjadi energi panas.
 Contoh Soal 1 :
Suatu sistem mengalami proses isobarik. Pada sistem
dilakukan usaha sebesar 100 J. Jika perubahan energi
dalam sistem ΔU dan kalor yang diserap sistem = 300
joule, berapakah besarnya ΔU?
Jawaban :
Diketahui: W = –200 joule (dilakukan usaha), dan Q =
300 joule (sistem menyerap kalor).
Menurut Hukum Pertama Termodinamika
ΔU = Q – W
= 300 joule – (–200 joule)
= 500 joule.
 Contoh Soal 2 :
Delapan mol gas ideal dipanaskan pada tekanan tetap
sebesar 4 × 105 N/m2 sehingga volumenya berubah dari
0,06 m3 menjadi 0,08 m3. Jika gas mengalami perubahan
energi dalam gas sebesar 1.500 J, berapakah kalor yang
diterima gas tersebut.
Jawaban :
Diketahui: p = 4 × 105 N/m2, V1 = 0,06 m3, V2 = 0,8 m3, dan
ΔU = 1.500 J.
Q = ΔU+ W
Q = ΔU + p(V2 – V1)
Q = 1.500 joule + 4 × 105 N/m2 (0,08 – 0,06) m3
= 1.500 joule + 8.000 joule = 9.500 J

Anda mungkin juga menyukai