Anda di halaman 1dari 53

Hukum I Termodinamika

T. Istirokhatun

Kerja, Kalor dan Energi


Kerja, Kalor dan Energi adalah konsep yang mendasar dalam termodinamika
Semua pengukuran kalor dan perubahan energi menghasilkan pengukuran kerja. Kerja = gaya x
jarak ; kerja dilakukan selama proses untuk menghasilkan suatu perubahan
Energi = kapasitas sistem untuk melakukan kerja
Kalor = energi sistem yang berubah sebagai hasil perbedaan temperatur antara sistem dan
temperatur lingkungan.
Kalor (Q) merupakan energi yang berpindah dari satu benda ke benda yang lain akibat adanya
perbedaan suhu (energi sistem yang berubah sebagai hasil perbedaan temperatur antara sistem dan
temperatur lingkungan)
Kalor merupakan energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau energi yang berpindah dari
lingkungan ke sistem akibat adanya perbedaan suhu.
Jika suhu sistem lebih tinggi dari suhu lingkungan, maka kalor akan mengalir dari sistem menuju
lingkungan. Sebaliknya, jika suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu sistem, maka kalor akan mengalir
dari lingkungan menuju sistem.
Proses pelepasan energi sebagai kalor disebut eksoterm, dan proses penyerapan energi sebagai kalor
disebut endoterm

Sistem dan Lingkungan


Kerja atau Usaha adalah perpindahan energi
melalui cara-cara mekanis.

Sistem adalah benda atau sekumpulan benda yang


hendak diteliti , digunakan untuk mengidentifikasi
subyek proses yang akan dianalisis.
Lingkungan adalah benda benda di sekitar sistem.
Biasanya antara sistem dan lingkungan dipisahkan
dengan penyekat/pembatas.

Sistem dan Lingkungan


Sistem ada 2 jenis yaitu terbuka dan tertutup.
Sistem terbuka merupakan sistem yang
memungkinkan terjadinya pertukaran materi dan
energi antara sistem tersebut dengan lingkungan.
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak
memungkinkan terjadinya pertukaran materi
antara sistem tersebut dengan lingkungan.
Sistem tertutup dikatakan terisolasi jika tidak
adanya kemungkinan terjadi pertukaran energi
antara sistem dengan lingkungan.
Sistem tertutup dikatakan tidak terisolasi jika
masih bisa terjadi pertukaran energi antara
sistem dengan lingkungan

Energi Dalam
Energi dalam merupakan jumlah seluruh energi
kinetik atom atau molekul, ditambah jumlah
seluruh energi potensial yang timbul akibat
adanya interaksi antara atom atau molekul.
Secara umum ada 2 sumber energi :
1. Energi makroskopis :energi yang disebabkan
oleh benda
2. Energi mikroskopis : energi yang disebabkan
perbedaan antara atom dalam molekul.

INTERNAL ENERGY (U)


INTERNAL
ENERGY

ENERGI
KINETIK
Sebagai akibat
gerakan molekul
(translasi, rotasi
dan vibrasi)

ENERGI
POTENSIAL
Berhubungan dengan
ikatan kimia dan
juga elektron bebas
pada logam
6

Catatan :
- Energi dalam adalah suatu fungsi keadaan, yang hanya tergantung
pada keadaan awal dan akhir sistem
a

du U
b

Ua

- Kalor dan kerja bukan fungsi keadaan, tergantung pada jalannya


proses sistem.

dw U
dQ Q

d = diferensial eksak
d = diferensial tak eksak

GAS
GAS MONOATOMIK

Energi kinetik
akibat gerakan
translasi linier dari
atom tipe "hard
sphere"

GAS POLIATOMIK

Energi kinetik
akibat gerakan
translasi, rotasi,
dan vibrasi
8

CAIRAN

Energi kinetik akibat


adanya gerakan translasi,
rotasi, dan vibrasi.

Energi potensial akibat


adanya gaya tarik antar
molekul.

10

Hukum Termodinamika ke Nol


Hukum ini meletakkkan konsep suhu pada dasar yang kokoh,
yaitu bila dua sistem ada dalam kesetimbangan termal, maka
keduanya mempunyai suhu yang sama, bila tak ada dalam
kesetimbangan termal maka keduanya mempunyai suhu yang
berbeda.
Tinjau 3 sistem A, B dan C, Fakta eksperimental : bila sistem A
ada dalam kesetimbangan termal dengan sistem B, dan sistem
B juga ada dalam kesetimbangan termal dengan C maka A
ada dalam kesetimbangan dengan C:

AA

BB

- TA = TB
- TB = TC

CC
TA = TC

Contoh Aplikasi HK ke nol Termodinamika

Bagaimana termometer air raksa


bekerja untuk mengukur suhu badan?

Aplikasi Hukum ke Nol

Cara Kerja Termometer Air Raksa


Termometer Air Raksa terdiri dari pipa kapiler kaca hampa udara
dengan kandungan air raksa di ujung bawah. Jika T naik, air raksa
(merkuri) mengembang naik ke arah atas dan menunjukkan suhu di
sekitar alat ukur sesuai dengan skala yang telah ditentukan.
1. Sebelum terjadi perubahan suhu, volume air raksa berada pada
kondisi awal.
2. Perubahan suhu lingkungan di sekitar termometer direspon air raksa
dengan perubahan volume.
3. Volume akan mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut
jika suhu menurun.
4. Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai
keadaan lingkungan.

HK I Termodinamika
Merupakan hukum kekekalan/kelestarian energi,
bahwa
enegi
tidak
bisa
dihilangkan/dimusnahkan,
tetapi
berubah
menjadi bentuk lain.
E = Ep + Ek + U
Dari kekekalan energi, kita dapat menyimpulkan
bahwa perubahan energi dalam sistem = Kalor
yang
ditambahkan
pada
sistem
(sistem
menerima energi) kerja yang dilakukan oleh
sistem (sistem melepaskan energi).

HUKUM I TERMODINAMIKA
EK = 0

Energi tidak
dapat
diciptakan
atau
dimusnahkan

Energi hanya
dapat diubah
dari satu
bentuk ke
bentuk lainnya

EP = mgh

EK = mu2
EP = 0

EP = 0
EK = mu2

Bergerak lebih cepat


EK bertambah
T naik

16

HK I Termodinamika

Keterangan :
U = Perubahan energi dalam
Q = Kalor
W = Kerja

HK I Termodinamika
Analisa
dalam
persamaan
Hukum
Pertama
Termodinamika hanya perubahan energi dalam saja.
Perubahan energi dalam dapat diketahui akibat adanya
energi yang ditambahkan pada sistem dan energi yang
dilepaskan sistem dalam bentuk kalor dan kerja. Jika
besaran yang menyatakan keadaan mikroskopis sistem
(energi dalam) tidak bisa diketahui secara langsung,
maka besaran yang menyatakan keadaan makroskopis
bisa diketahui secara langsung. Besaran yang
menyatakan keadaan makroskopis adalah suhu (T),
tekanan (p), volume (V) dan massa (m) atau jumlah
mol (n). Contoh besaran mikroskopis antara lain adalah
kecepatan, energi kinetik, momentum atom-atom dll.

HK I Termodinamika
Aturan tanda untuk Kalor dan Kerja
disesuaikan dengan persamaan Hukum
Pertama Termodinamika. Kalor (Q) yang
merupakan kalor yang ditambahkan pada
sistem (Q positif), sedangkan Kerja (W)
jika merupakan kerja yang dilakukan oleh
sistem (W positif). Karenanya, jika kalor
meninggalkan sistem, maka Q bernilai
negatif. Sebaliknya, jika kerja dilakukan
pada sistem, maka W bernilai negatif.

U= Q + W

Konvensi tanda:
Positif jika Q atau W
ditransfer ke dalam sistem
Negatif jika Q atau W
ditransfer dari sistem

HUKUM TERMODINAMIKA PERTAMA

Secara matematis hukum termodinamika I


pada sistem tertutup, dinyatakan sebagai:
dU = dq + dw
U = q + w
Dengan kata lain, perubahan energi dalam
sistem (U) setara dengan panas yang
diberikan pada sistem (q) dan kerja yang
dilakukan terhadap sistem (w)
Jika hanya diberikan panas, berlaku:
U = q
Jika hanya dilakukan kerja berlaku:
U = w

Jenis-jenis Kerja
- Energi dalam terdiri dari : energi transisi, energi vibrasi dan
energi rotasi pada tingkat molekuler dari suatu materi
- Kerja (W) adalah akibat aksi melawan gaya luar, yang
dinyatakan :
d W = F dh
F adalah gaya luar dan dh adalah jarak perpindahan
- Kerja tergantung pada 2 faktor yaitu faktor intensitas dan faktor
kapasitas

KERJA EKSPANSI DAN KOMPRESI


Kerja yang dilakukan oleh sistem
dw = F dh
(F=gaya dh = jarak)
Kerja terhadap sistem
dw = -F dh
F = P (tekanan) x A (luas) maka :
dw = -Pluar A dh
Atau :
dw = -Pluar dV
Ekspansi: V >V
2

Sehingga : dw = -Pluar dV
Karena: dU = dq +dw
maka : dU = dq - pdV
Integrasinya adalah:

Pluar
A

dh

Kompresi: V2<V1

V2

dU dq PdV
V1

atau

U = q P(V2 V1)
Atau

U=q+w

W-: sistem melakukan kerja


W+: dilakukan kerja thd sistem

Beberapa terapan kerja (W)


Pada proses reversibel (Pluar=Pdalam= P) dan isotermis (dT = 0)

Wrev PdalamdV
untuk gas ideal PV = n R T sehingga :
wrev = - n R T ln (V2/V1)
wrev = - n R T ln (P1/P2)
Pada proses irreversibel (Pluar Pdalam) dan isotermis (dT=0)
Wirrev = - Pluar dV
untuk gas ideal ,
Wirrev = - Pluar (V2-V1)
= - n R T (1-P2/P1)
Pada proses ekspansi isotermal terhadap vakum (Pluar = 0)
Wvak = 0
Kerja maksimum bisa dilakukan pada pemuaian gas ideal isotermis
jika sistem beroperasi secara reversibel isotermal. (jelaskan!)

Entalpi (H) / Heat content


Pengertian entalpi dipakai untuk perubahan-perubahan pada
tekanan tetap
H = U + PV
dan PV hanya targantung kedaan awal dan akhir sistem
Besarnya perubahan entalpi dari sistem :
H = H2 H1
= (U2+P2V2) (U1+P1V1)
= (U2-U1) + (P2V2-P1V1)
pada P tetap
H = U + P(V2-V1)
H=U+PV
Jika dihubungkan dengan hukum termodinamika pertama pada
tekanan tetap berlaku: H = q

What is enthalpy ?
Enthalpy the amount of energy possessed by a
thermodynamic system (see Thermodynamics) for
transfer between itself and its environment. For
example, in a chemical reaction, the change in
enthalpy of the system is the heat of the reaction. In
a phase change, as from a liquid to a gas, the
change in enthalpy of the system is the latent heat of
vaporization. In a simple temperature change, the
change in enthalpy with each degree is the heat
capacity of the system at constant pressure. The
German physicist Rudolf J.E. Clausius originated the
term in 1850. Mathematically, enthalpy H is identified
as U + PV, where U is internal energy, P is pressure,
and V is volume. H is measured in joules or British
termal units (BTUs). (Encarta 2007)

Pengukuran perubahan entalpi


Perubahan entalpi mengikuti perubahan kimia dan
fisika.
Diukur dengan kalorimeter
Kalorimeter api bertekanan tetap H = q
Kalorimeter Bom, pada volume tetap, melelui
U dimana U = q
untuk reaksi yang tidak menghasilkan gas H
U
Untuk reaksi yang menghasilkan gas:
H = U + PV = U + nRT
H = U + (PV) = U + n
gasRT
Dengan n = n gas produk = n gas reaktan
Besarnya perubahan entalpi pada tekanan konstan
setara dengan panas yang diserap sistem

Perubahan energi pada berbagai keadaan


-Perubahan energi pada volum konstan dV = 0

dW PdV 0

atau U = qV
dU v dqV
Terjadi pada kalorimeter
bom
-Perubahan energi pada tekanan konstan dP =
dU dq PdV
0
2

U q p P dV
1

U2 U1= qp p(V2 V1)


(U2+PV2) - (U1+PV1) = qp

H = qp

BAGAIMANA BOMB KALORIMETER


BEKERJA?

Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur


jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempurna (dalam O2 berlebih).
Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup
dalam medium penyerap kalor (kalorimeter), dan sampel akan
terbakar oleh api listrik dari kawat logam terpasang dalam tabung.
Kalorimeter bom terdiri dari tabung baja tebal dengan tutup kedap
udara.
Sejumlah tertentu zat yang akan diuji ditempatkan dalam
cawan platina dan sebuah "kumparan besi yang diketahui beratnya
(yang juga akan dibakar) ditempatkan pula pada
cawan platina sedemikian sehingga menempel pada zat yang akan
diuji.
Kalorimeter bom kemudian ditutup dan tutupnya lalu dikencangkan.
Setelah itu "bom" diisi dengan O2 hingga tekanannya mencapai
25 atm.
Kemudian "bom" dimasukkan ke dalam kalorimeter yang diisi air.
Setelah semuanya tersusun, sejumlah tertentu aliran listrik dialirkan
ke kawat besi dan setelah terjadi pambakaran, kenaikan suhu diukur.

Kapasitas panas (C)

Kapasitas panas ( C ) : nisbah antara


kalor yang dipasok dengan kenaikan
suhu. Satuan Joule/K
Kapasitas panas spesifik ( c ) : nisbah
antara kalor yang dipasok pada sejumlah
zat (Kg) dengan perubahan suhu. Satuan
Joule/K.Kg
Kapasitas kalor molar: J K-1mol-1.
Secara matematis dinyatakan sebagai:
C = dq (proses)/dT
Pada volume konstan,
CV = dqV /dT = (U/T)V
Pada tekanan tetap
CP = dqP /dT = (H/T)P

dU PdV
C
dT

Berdasar pada Hk Term I


-Pada V tetap : dV = 0

CV

-Pada P tetap : dP = 0

qV

C P U

dT

P V

Bila persamaan H = U + PV dideferensialkan terhadap T pada tekanan tetap :

Sehingga

H T U T
p

C P H

P V

Hubungan Cv dan Cp dapat dituliskan beberapa


persamaan :
C P CV {( U

V
C P CV {V H

)T P} V

P T

} P

Buktikan !

Untuk gas Ideal

C P CV R

Buktikan !

PERUBAHAN ENERGI PADA PERUBAHAN T DAN V

Energi dalam sebagai fungsi T dan V ; U= f(T,V)


U
U
dU
dT
dV
T V
V T
U
dU CV dT
dV
V T

Pada volume konstan

Pada temperatur konstan

U
dU
dT
T V
U
dU
dV
V T

Percobaan
Joule
Bertujuan menentukan (U/V )

Jika kran dibuka maka gas


mengalir dari A ke B
Joule menemukan bahwa tak ada
perubahan suhu

dU= (U/V )T dV=0


Karena dV0 maka (U/V )T=0
Pd isotermal

dU tdk tgt dV

dq = 0
dT = 0 tak ada perubahan suhu
dw = 0 kerja melawan vakum
dU = 0

Perubahan entalpi pada perubahan P, T


Entalpi sebagai fungsi T dan p; H= f(T,P)
H

dH

dT
P

dU C P dT

dP
T

dP
T

Cp diperoleh dengan kalorimeter


Untuk padatan dan cairan
Untuk gas ideal
H

V
T

Perubahan energi pada proses adiabatis (dq = 0)

dU w
-untuk kerja P-T

dU PluardV

-pada gas ideal : dU = nCv(T) dT

nCv(T )dT PluardV


-untuk proses reversial Pluar = Pdalam

nCv(T ) dT [ nRT

]dV
V
nCv(T ) dT ( nR ) dV
T
V

T2
V2
CV ln
R ln

T1
V1

Jika CV konstan
R
CV

T2
V1

T1
V2

CP

CV

Maka

T2
T2

T1
T1
1

T1V1

T2V2

P1V1 P2V2

CV

Kerja yang dilakukan sistem selama


perubahan volume

Suatu gas ideal berada dalam wadah yang


ditutup oleh piston yang bisa digerakkan
naik turun, seperti gambar :

Kerja yang dilakukan sistem selama perubahan


volume
Adanya tambahan energi dari lingkungan menyebabkan energi
dalam sistem (gas ideal) bertambah.
U = 3/2 nRT, karenanya ketika energi dalam gas ideal
bertambah, suhu meningkat dan menyebabkan gas ideal
memuai dan mendorong piston sejauh s, yang artinya sistem
(gas ideal) melakukan kerja terhadap lingkungan (udara luar).
Pada mulanya tekanan sistem besar (P 1) dan volume sistem kecil
(V1). Setelah kalor mengalir dari lingkungan menuju sistem dan
sistem melakukan kerja terhadap lingkungan, volume sistem
bertambah (V2) dan tekanan sistem berkurang (P 2).
W = Fs F = PA
W = PAs As = V
W = PV
Kerja yang dilakukan sistem terjadi selama perubahan volume.
W = (P)(V)

Kerja yang dilakukan sistem selama


perubahan volume

Kerja adalah hasil kali dari perubahan


tekanan dan perubahan volume

Kerja yang dilakukan sistem selama


perubahan volume

P konstan, P=0 sehingga W = P ( V)


sistem melakukan kerja terhadap lingkungan
apabila volume sistem bertambah dan lingkungan
melakukan kerja terhadap sistem apabila volume
sistem berkurang. Jika V konstan selama proses
maka sistem tidak dapat melakukan kerja terhadap
lingkungan dan lingkungan juga tidak bisa

Penerapan HK I dalam beberapa proses


Termodinamika

Proses isotermal

Pada proses isotermal (suhu konstan), kalor


(Q) yang ditambahkan pada sistem
digunakan sistem untuk melakukan kerja
(W).

Penerapan HK I dalam beberapa proses


Termodinamika

Proses adiabatik

Penerapan HK I dalam beberapa proses


Termodinamika
Proses adiabatik
Apabila sistem ditekan dengan cepat (kerja
dilakukan terhadap sistem), maka W negatif, U
bernilai positif (energi dalam sistem
bertambah). Sebaliknya jika sistem berekspansi
atau memuai dengan cepat (sistem melakukan
kerja), maka W positif, dan U bernilai negatif
(energi dalam sistem berkurang).
Energi dalam sistem (gas ideal) berbanding lurus
dengan suhu (U = 3/2 nRT), karenanya jika energi
dalam sistem bertambah maka suhu sistem juga
bertambah. Sebaliknya, jika energi dalam sistem

Penerapan HK I dalam beberapa proses


Termodinamika
Proses adiabatik

Untuk kenaikan volume yang sama, tekanan sistem berkurang


lebih banyak pada proses adiabatik dibandingkan dengan
proses isotermal, karena pada proses adiabatik terjadi
pemuaian adiabatik, maka suhu sistem juga berkurang. Suhu
berbanding lurus dengan tekanan, karenanya apabila suhu
sistem berkurang, maka tekanan sistem juga berkurang.
Sebaliknya pada proses isotermal, suhu sistem selalu konstan,
jadi suhu tidak ikut mempengaruhi penurunan tekanan.

Penerapan HK I dalam beberapa proses


Termodinamika

Proses isobarik
U = Q W
P dijaga agar konstan
kalor ditambahkan pada sistem, sistem
memuai dan melakukan kerja terhadap
lingkungan, kemudian volume sistem
memuai menjadi menjadi V2
Besarnya kerja (W) yang dilakukan sistem
= luasan yang diarsir.

Penerapan HK I dalam beberapa proses


Termodinamika

Proses isokhorik

pada proses isokorik (volume konstan),


kalor (Q) yang ditambahkan pada sistem
digunakan untuk menaikkan energi dalam
sistem.

Penerapan HK I dalam beberapa proses


Termodinamika

Studi kasus

Pada proses manakah terjadi kerja yang


dilakukan oleh gas lebih kecil?

HK I Termodinamika
Contoh soal :
Jika kalor sebanyak 2000 Joule ditambahkan pada
sistem, sedangkan sistem melakukan kerja 1000
Joule, berapakah perubahan energi dalam sistem ?
Jika kalor sebanyak 2000 Joule meninggalkan sistem
kemudian sistem melakukan kerja 1000 Joule,
berapakah perubahan energi dalam sistem ?
Jika kalor sebanyak 2000 Joule ditambahkan pada
sistem dan kerja 1000 Joule dilakukan pada sistem,
berapakah perubahan energi dalam sistem ?

Soal

0,412 gram glukosa dibakar dalam kalorimeter bom yang


kapasitas kalornya 541 J K-1, temperatur naik 7,801 K.
Hitung entalpi molar pembakaran standar, energi dalam
pembakaran standar dan entalpi pembentukan glukosa
standarnya.

Hitung perubahan entropi dari 30 gram alumunium yang


dipanaskan dari 500 sampai 700 OC. Titik leleh 660OC,
kalor pelelehan 393 J g-1dan kapasitas kalor zat padat
dan zat cair masing-masing adalah : (31,8 + 3,15 .10-3 T)
JK-1 mol-1 dan (34,3 + 1,12 .10-3 T) JK-1 mol-1.

Suatu tangki mengandung 20 L gas monoatomik


terkompresi pada 10 atm dan 25oC. Hitung kerja
maksimum (dalam Jaoule) yang dilakukan bila gas
terekspansi sampai tekanan 1 atm secara: a) isotermal,
b) adiabatis

Soal

Dalam pemampatan reversibel isotermal


dari 52 mmol gas ideal pada temperatur
-13 oC, volume gas berkurang sampai 1/3
volume awal. Kerja dalam proses ini
adalah..............

Suatu gas menempati volume 0,5 L pada


tekanan 1,2 bar dan temperatur 0 oC. Jika
dimampatkan dengan tekanan udara luar
tetap sebesar 100 bar, volume menyusut
60 %. Kerja dalam proses ini adalah.

Anda mungkin juga menyukai