Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN PROYEK

PEMBANGUNAN PLTS

Disusun Oleh:
Asma Muthiah

21080112120016

Sely Oktaviolita Asri

21080114120029

Ratna Sari Rhomadoni

21080114120030

Carolina Khusnul Khotimah

21080114120031

Zahra Nabila

21080114120032

Ranu Wibisono

21080114120033

May Setya Restifani

21080115130062

Ichsan Hadyan

21080115130073

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Manajemen Proyek Pembanguna PLTS ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterimakasih pada Bapak Ir. Irawan Wisnu
Wardhana, MS selaku dosen mata kuliah Manajemen Proyek yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai manajemen proyek pembangunan PLTS.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

Semarang, 24 Februari 2016

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.

KATA PENGANTAR..

ii

DAFTAR ISI.

iii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..
1.2 Rumusan Masalah.
1.3 Tujuan...
1.4 Manfaat.
BAB II. LANDASAN TEORI

1
2
2
2

2.1 Manajemen Proyek...


2.1.1 Definisi.
2.1.2 Tahap Pelaksanaan
2.1.3 Macam-macam Proyek.
2.1.4 Model Teknik Proyek...
2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Surya............
BAB III. PROYEK PEMBANGUNAN PLTS
3.1 Tahap Perencanaan
3.2 Tahap Penjadwalan

3
3
3
4
4
5

3.3 Tahap Pengendalian Proyek .


BAB IV. PENUTUP.
DAFTAR PUSTAKA......

6
7
10
12
13

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang

Energi listrik merupakan energi yang digunakan untuk kepentingan seharihari. Terutama alat alat eletronik. Energi listrik merupakan sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui (energi listrik PLN). Energi listrik sekarang ini sudah
semakin menipis, untuk itu harus menggunakan energi listrik tersebut secara hemat
dan efisien. Di dunia, terutama di Indonesia pemerintah telah menyarankan agar
masyarakat dapat menghemat listrik. Misalnya saja pada siang hari tidak perlu
menyalakan lampu, mengganti lampu pijar dengan lampu hemat energi, mengurangi
pemakaian listrik dari pukul 17:00 hingga 22:00.
Sebagaimana yang telah diketahui kekurangan (atau peningkatan harga) dalam
persediaan sumber daya energi ke ekonomi. Krisis ini biasanya menunjuk kekurangan
minyak bumi, listrik, atau sumber daya alam lainnya. Krisis ini memiliki akibat pada
ekonomi, dengan banyak resesi disebabkan oleh krisis energi dalam beberapa bentuk.
Terutama, kenaikan biaya produksi listrik, yang menyebabkan naiknya biaya
produksi. Bagi para konsumen, harga BBM untuk mobil dan kendaraan lainnya
meningkat, menyebabkan pengurangan keyakinan dan pengeluaran konsumen.
Sekarang ini, telah banyak para ahli menemukan berbagai alat pembangkit
tenaga listrik. Yang bekerja dengan mengubah suatu energi menjadi energi listrik.
Dengan keadaan geografis di Indonesia yang setiap tahun dapat sinar matahari, salah
satu alat yang optimal di Indonesia adalah Panel Surya. Panel surya bekerja
mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Panel Surya adalah alat
yang terdiri dari sel surya, aki dan bateraiyang mengubah cahaya menjadi listrik.
Panel surya menghasilkan arus listrik searah atauDC. Untuk menggunakan berbagai
alat rumah tangga yang berarus bolak-balik atau ACdibutuhkan converter (alat
pengubah arus DC ke AC).
Jika panel surya dikembangkan di Indonesia yang memiliki keuntungan
mendapat sinar matahari sepanjang tahun, dan di pelosok-pelosok yang
sulit dijangkau oleh PLN sangatlah cocok. Panel surya juga merupakan energi
alternatif yang ramah lingkungan. Jika dapat dikembangkan ke rumah-rumah
penduduk, dapat menghemat energi listrik terutama di Indonesia. Misalnya, jika 1
5

unit sel surya untuk keperluan listrik di siang hari dan 1 unit lagi untuk menyimpan
energi listrik pada malam harinya, tentu saja dapat menghemat energi listrik lumayan
besar. Tetapi panel surya terkendala karena harga panel surya yang mahal.
Mengacu pada latar belakang di atas, manajemen dalam proyek pembangunan
PLTS sangat diperlukan agar dalam pelaksanaannya PLTS dapat bekerja secara
maksimal.
1.2.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen proyek?
2. Bagaimana tahapan yang ada dalam pembangunan PLTS?
1.3.Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah
1. Mengetahui tentang manajemen proyek
2. Mengerti akan tahapan dalam pembangunan PLTS
1.4.Manfaat
Makalah ini diharapkan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi pembaca.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Manajemen Proyek
Berikut adalah penjelasan mengenai manajemen proyek
2.1.1. Definisi
Istilah manajemen berasal dari kata kerja to manage berarti control. Dalam
Bahasa Indonesia dapat diartikan mengendalikan, menangani atau mengelola
(Herujito, 2006). Sedangkan proyek adalah aktivitas sementara dari personil,
material,

serta

sarana

untuk

menjadikan/mewujudkan

sasaran-sasaran

(goals) proyek dalam kurun waktu tertentu yang kemudian berakhir (Triwibowo,
2003).
Manajemen proyek adalah suatu teknik yang digunakan untuk merencanakan,
mengerjakan, dan mengendalikan aktivitas suatu proyek untuk memenuhi kendala
waktu dan biaya proyek. Teknik ini berorientasi pada pencapaian tujuan, di mana
tujuan tersebut mungkin pembangunan gedung, pembukaan kantor baru, atau
pengendalian kegiatan penelitian dan pengembangan (Muslich, 2009). Menurut
PMBOK (Project Management Body of Knowledge) dalam buku Budi Santoso
(2009:3) manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), keterampilan
(skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam aktifitas-aktifitas proyek untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek.
2.1.2. Tahap-tahap Pelaksanaan
Perencanaan suatu proyek terdiri dari tiga tahap (Prasetya, Hery dan
Lukiastuti, Fitri 2009), yaitu:
1. Perencanaan.
Membuat uraian kegiatan-kegiatan, menyusun logika urutan kejadiankejadian, menentukan syarat-syarat pendahuluan, menguraikan interaksi dan
interdependensi antara kegiatan-kegiatan.
2. Penjadwalan.
Penaksiran waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tiap kegiatan,
menegaskan kapan suatu kegiatan berlangsung dan kapan berakhir.
3. Pengendalian.
Menetapkan alokasi biaya dan peralatan guna pelaksanaan tiap kegiatan.
7

2.1.3. Macam-macam Proyek


Macam-macam proyek menurut Ghozali (2010) antara lain:
1. Proyek Konstruksi
Berupa pekerjaan membangun atau membuat produk fisik. Contoh: proyek
pembangunan jalan raya, jembatan, atau pembuatan boiler.
2. Proyek Penelitian
Berupa penemuan produk baru, temuan alat baru, atau penelitian mengenai
ditemukannya bibit unggul suatu tannaman. Proyek penelitian biasanya
muncul di lembaga komersial maupun pemerintah. Setelah produk baru
ditemukan atau dibuat biasanya akan disusul pembuatan secara massal untuk
dikomersialisasikan.
3. Proyek Manajemen Jasa
Proyek ini muncul dalam perusahaan maupun instansi pemerintah berupa:
a. Perancangan struktur organisasi
b. Pembuatan sistem informasi manajemen
c. Peningkatan produktifitas perusahaan
d. Pemberian training
2.1.4. Model Teknik Proyek
Perlunya analisis optimalisasi durasi proyek untuk dapat mengetahui berapa
lama suatu proyek tersebut diselesaikan secara optimal. Untuk mencari adanya
kemungkinan percepatan waktu pelaksanaan proyek tersebut, manajemen proyek
dapat menggunakan 2 metode, antara lain (Muslich, 2009):
1. Critical Path Method (CPM)
Critical Path Method (CPM) adalah prosedur yang menggunakan analisis
jaringan untuk mengidentifikasi tugas-tugas yang berada di jalur kritis; yaitu
dimana

setiap

keterlambatan

dalam

penyelesaian

tugas-tugas

akan

memperpanjang skala waktu proyek, kecuali diambil tindakan (Antonia


Prensa, 2002). Manajemen proyek dengan menggunakan teknik Critical Path
Method (CPM) biasanya digunakan untuk pembangunan proyek dimana
perkiraan waktu untuk setiap aktivitas atau pekerjaan adalah tertentu.
2. Program Evaluation and Review Technique (PERT)
PERT adalah variasi dari Critical Path Method (CPM) yang memiliki
pandangan yang lebih skpetis/realistis mengenai perhitungan waktu yang
digunakan dalam setiap tahapan suatu proyek. Dalam penggunaannya PERT

memperhitungkan waktu yang terpendek, memperhitungkan waktu normal,


dan waktu terlama yang digunakan jika aktifitas tersebut mengambil waktu
yang lebih dari yang telah diperkirakan.
2.2.Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Pembangkit Listrik Tenaga Surya

(PLTS)

adalah

suatu

teknologi

pembangkit listrik yang mengkonversi energi foton dari surya menjadi energi
listrik. Konversi ini dilakukan pada panel surya yang terdiri dari sel sel foto
voltaik. Sel sel ini merupakan lapisan lapisan tipis dari silikon (Si) murni atau
bahan semikonduktor lainnya yang diproses sedemikian rupa, sehingga apabila bahan
tersebut mendapat energi foton akan mengeksitasi elektron dari ikatan atomnya
menjadi

elektron

yang

bergerak

bebas,

dan

pada

akhirnya

akan

mengeluarkan tegangan listrik arus searah (Massing, 2002)

BAB III
PROYEK PEMBANGUNAN PLTS
3.1.Tahap Perencanaan
Karena pembangkit listrik tenaga surya sangat tergantung kepada sinar
matahari, maka perencanaan yang baik sangat diperlukan. Perencanaan terdiri dari:
1. Jumlah daya yang dibutuhkan dalam pemakaian sehari-hari (Watt).
2. Berapa besar arus yang dihasilkan solar cells panel (dalam Ampere hour),
dalam hal ini memperhitungkan berapa jumlah panel surya yang harus
dipasang.
3. Berapa unit baterai yang diperlukan untuk kapasitas yang diinginkan dan
pertimbangan penggunaan tanpa sinar matahari. (Ampere hour).
Dalam nilai ke-ekonomian, pembangkit listrik tenaga surya memiliki nilai
yang lebih tinggi, dimana listrik dari PT. PLN tidak dimungkinkan, ataupun instalasi
generator listrik bensin ataupun solar. Komponen-komponen yang diperlukan untuk
instalasi listrik tenaga surya, terdiri dari:
1. Panel surya / solar panel mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik
Sel silikon (disebut juga solar cells) yang disinari matahari/surya, membuat
photon yang menghasilkan arus listrik. Sebuah solar cells menghasilkan
kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi sebuah panel surya 12 Volt terdiri dari
kurang lebih 36 sel (untuk menghasilkan 17 Volt tegangan maksimum).
Umumnya kita menghitung maksimum sinar matahari yang diubah menjadi
tenaga listrik sepanjang hari adalah 5 jam. Tenaga listrik pada pagi sore
disimpan dalam baterai, sehingga listrik bisa digunakan pada malam hari,
dimana tanpa sinar matahari.
2. Solar charge controller berfungsi mengatur lalu lintas dari solar cell ke baterai
dan beban. Alat elektronik ini juga mempunyai banyak fungsi yang pada
dasarnya ditujukan untuk melindungi baterai.
3. Inverter adalah perangkat elektrik yang mengkonversikan tegangan searah
(DC Direct Current) menjadi tegangan bolak balik (AC Alternating
Current).
4. Baterai berfungsi menyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh panel surya
sebelum dimanfaatkan untuk menggerakkan beban. Beban dapat berupa
10

lampu penerangan atau peralatan elektronik lainnya yang membutuhkan


listrik.
Instalasi pembangkit listrik dengan tenaga surya membutuhkan perencanaan
mengenai kebutuhan daya:
1. Jumlah pemakaian
2. Jumlah solar panel
3. Jumlah baterai
3.2.Tahap Penjadwalan
Dalam tahap ini dilakukan beberapa penjadwalan antara lain
3.2.1. Persiapan dan Pesanan Material
a. Segala sesuatunya menyangkut kelancaran pekerjaan palaksanaan harus
telah disiapkan di lokasi sebelum melaksanakan pekerjaan.
b. Jadwal terinci, Time schedule, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja, serta
kelengkapan administrasi lapangan harus disiapkan sebelum memulai
pekerjaan.
c. Demi kelancaran kegiatan, harus memperhatikan penempatan bahan /
material dan lalu lintas.
d. Menghubungi Pabrikan untuk memesan material yang sesuai dengan
Spesifikasi Teknis Barang yang dipersyaratkan.
e. Pengiriman barang dan menyelesaikan jasa terkait sesuai dengan jadwal
1.

pengiriman dan penyelesaian.


Pengepakan dan Angkutan Material ke Lokasi.
a. Atas tanggungan sendiri mengepak barang sedemikian rupa sehingga
barang terhindar dan terlindungi dari resiko kerusakan atau kehilangan
selama masa transportasi atau pada saat pengiriman dari tempat asal
barang sampai ke tempat tujuan akhir.
b. Pengepakan barang harus memperhatikan

hal-hal

yang

dapat

mempengaruhi mutu barang antara lain penangan barang secara kasar,


suhu udara yang ekstrim, kadar garam dan penguapan, penyimpanan di
tempat terbuka, jauhnya jarak menuju tempat tujuan akhir dan ketiadaan
fasilitas penanganan barang yang memadai.
c. Pengepakan, penandaan dan penyertaan dokumen identitas barang di
dalam dan di luar paket barang harus sesuai dengan instruksi tambahan

11

yang diatur dalam SSKK dan instruksi lain yang diberikan secara tertulis
oleh PPK.
d. Mengatur pengangkutan barang (termasuk pemuatan dan penyimpanan)

2.

sampai dengan tujuan pengiriman.


e. Angkutan barang diteruskan sampai dengan tujuan akhir.
Persiapan Pemasangan Barang
Sebagai langkah awal pelaksanaan pekerjaan, maka perlu melakukan
pembersihan lapangan/Lokasi pembangunan dari hal-hal yang dapat merusak

3.
4.

pelaksanaan pembangunan.
Pemasangan Tiang dan Modul Surya
Pemasangan Instalasi dan Lampu
Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan dalam pemasangan instalasi,
misalnya : obeng, neptank, palu, paku, volt meter untuk mengetahui tegangan

5.

6.

listrik, kabel, serta peralatan dan bahan lainnya.


Pemasangan Battery Charge Regulator dan Acc
a. Persiapkan peralatan yang diperlukan dalam pemasangan batery charge
regulator dan acc, misalnya : obeng, neptank, palu, paku dll.
b. Memasang bateray charge regulator sesuai dengan gambar rencana,
Pemeriksaan dan Pengujian Material
a. PPK berhak untuk melakukan pemeriksaan dan pengujian atas barang
untuk memastikan kecocokannya dengan spesifikasi dan persyaratan yang
telah ditentukan dalam kontrak.
b. Pemeriksaan dan pengujian dapat dilakukan sendiri oleh penyedia dan
disaksikan oleh PPK atau diwakilkan kepada pihak ketiga.
c. Biaya pemeriksaan dan Pengujian ditanggung oleh penyedia.
d. Pemeriksaan dan pengujian dilakukan di tempat yang ditentukan dalam
SSKK, dan dihadiri oleh PPK dan / atau Pejabat / Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan. Penyedia berkewajiban untuk memberikan akses kepada PPK
dan / atau Pejabat / Panitia Penerima Hasil Pekerjaan tanpa biaya. Jika
pemeriksaan dan pengujian dilakukan di luar tempat tujuan akhir maka
semua biaya kehadiran PPK dan / atau Pejabat / Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan merupakan tanggungan PPK.
e. Jika hasil pemeriksaan dan pengujian tidak sesuai dengan jenis dan mutu
barang yang ditetapkan dalam kontrak, PPK dan / atau Pejabat / Panitia
12

Penerima Hasil Pekerjaan berhak untuk menolak barang tersebut dan


penyedia barang atas biaya sendiri berkewajiban untuk memperbaiki atau
mengganti barang tersebut.
f. Membuat dan menandatangani berita acara pemeriksaan barang yang
ditandatangai oleh PPK dan / atau Pejabat / Panitia Penerima Hasil
7.

Pekerjaan dan penyedia barang.


Serah Terima Barang
a. Setelah Pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan;
b. Serah terima barang dilakukan di tempat sebagaimana ditetapkan dalam
SSKK
c. Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan berkewajiban untuk memeriksa
kebenaran dokumen identitas barang dan membandingkan kesesuaiannya
dengan dokumen rincian pengiriman.
d. Jika identitas barang sesuai dengan dokumen rincian pengiriman maka
Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan dapat secara langsung meminta
penyedia barang untuk melakukan pemeriksaan serta pengujian barang.
e. Jika Barang dianggap tidak memenuhi persyaratan kontrak maka
Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan berhak untuk menolak barang
tersebut.
f. PPK atau Wakil sahnya Membuat berita acara serah terima yang kemudian
ditandatangani oleh PPK atau Wakil sahnya dan penyedia barang.
3.3.Tahap Pengendalian Proyek
Kontraktor sebagai pelaksana

proyek,

dalam

hal

ini

mereka

yang bertanggung jawab mewujudkan apa yang sudah direncanakan harus mempunya
i strategi agar yang direncanakan bisa tercapai. Hasil yang direncanakan itu secara
garis besar terdiri dari tiga hal, yaitu kualitas konstruksi sesuai persyaratan, biaya
sesuai dengan perencanaan dan selesai dalam kurun waktu yang sudah ditentukan.
Strategi tersebut diwujudkan dalam bentuk pengawasan dan pengendalian proyek.
Pengawasan dan pengendalian proyek adalah suatu proses kegiatan sistematis yang
bertujuan untuk menjamin adanya kesesuaian antara rencanadengan hasil kerja serta

13

melakukan tindakan-tindakan korektif terhadap permasalahan atau penyimpangan


yang terjadi baik mengenai mutu, waktu, maupun biaya.
Tujuan dari pengawasan dan pengendalian proyek adalah :
1. Quality control : Menjaga agar kualitas hasil pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi yang disyaratkan.
2. Time control : Menjaga agar waktu pekerjaan sesuai dengan jadwal yangtelah
ditentukan.
3. Cost control : Menjaga agar biaya yang dikeluarkan seminimal mungkin dan
sesuai dengan perhitungan di awal perencanaan.
Beberapa hal yang ditinjau dalam pengendalian proyek Pembangunan PLTS
adalah sebagai berikut
1. Pengendalian mutu
2. Pengendalian Waktu
3. Pengendalian Teknis
4. Pengendalian Biaya
5. Pengendalian Kesehatan, Keselamatan Kerja, Lingkungan, Mutu, dan
Pengamanan (K3LMP)

14

BAB IV
PENUTUP
Manajemen proyek adalah suatu teknik yang digunakan untuk merencanakan,
mengerjakan, dan mengendalikan aktivitas suatu proyek untuk memenuhi kendala
waktu dan biaya proyek. Teknik ini berorientasi pada pencapaian tujuan, di mana
tujuan tersebut mungkin pembangunan gedung, pembukaan kantor baru, atau
pengendalian kegiatan penelitian dan pengembangan.
Pada proyek pembangunan PLTS ini diperlukan beberapa tahapan antara lain
tahap

perencanaan

yaitu

perencaan

bahan-bahan

yang

baik,

tahap

pelaksanaan/penjadwalan yaitu tahap dimana pekerjaan-pekerjaan proyek mulai


dilaksanakan, dan tahap pengendalian proyek yaitu tahap untuk mengendalikan biaya,
waktu, mutu, dsb.

15

DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, Ahmad Lubis. 2010. Konsep dan Pengertian Manajemen Proyek.
Indramayu: Politeknik Indramayu
Herujito, Yayat M. 2006. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Gramedia
Massing. 2002. Pembangkit Tenaga Listrik. Samarinda: Course Note Jurusan Teknik
Elektro
Muslich, M. 2009. Melaksanakan PTK. Jakarta: Bumi Aksara
Prasetya, Hery dan Fitri Lukiastuti. 2009. Manajemen Operasi. Yogyakarta : Media
Pressindo.
Triwibowo, Bambang ,dkk, 2003. Buku Referensi Untuk Kontraktor Bangunan
Gedung Dan Sipil, PT Pembangunan Perumahan (PP). Jakarta: Gramedia
Pustaka Umum

16

Anda mungkin juga menyukai