Anda di halaman 1dari 27

Manajemen Proyek

1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Penyusunan (Staffing)
4. Pengarahan (Directing/Commanding)
5. Pengawasan / Pengendalian (Monitoring/Controlling)

1. Perencanaan (Planning)
 Tindakan apa yang harus dilakukan (what)
 Mengapa tindakan tersebut dilakukan (why)
 Dimana tindakan tersebut harus dilakukan (where)
 Kapan tindakan tersebut dilakukan (when)
 Siapa yang melakukan tindakan (who)
 Bagaimana melakukan tindakan (how)
2. Pengorganisasian (Organizing)
Seluruh aktivitas manajemen dalam mengelompokkan orang-orang serta
penetapan tugas tanggung jawab masing-masing untuk mencapai efisien
dan efektif dalam tujuan yang telah ditetapkan.
3. Penyusunan (Staffing)
Menyangkut penyusunan personalia yang berorientasi pada bidang kerja
masing-masing
4. Pengarahan (Directing/Commanding)
Berhubungan dengan usaha memberi hubungan, saran-saran, perintah-
perintah untuk mencapai sasaran proyek
5. Pengawasan (Monitoring) dan pengendalian (Controlling)
Monitoring report akan memberi umpan balik pada pimpinan sehingga
pimpinan dapat mengetahui setiap saat apa yang terjadi dilapangan untuk
pelaksanaan monitoring yang baik bagi proyek fisik, diperlukan hal-hal
sebagai berikut:
- Sistem reporting yang baik
- Orang-orang yang tepat
- Informasi yang benar
- Waktu yang tepat

Pengendalian terdiri dari:


- Menyangkut masalah penilaian dan sekaligus koreksi agar apa yang
dilakukan bawahan dapat diarahkan untuk pencapaian tujuan
- Mengadakan pemeriksaan, mencocokkan dan mengusahakan agar
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan
- Mengatasi masalah dan memberi jalan keluar, solusi terbaik

BREAK DOWN SCHEDULE


- SCHEDULE PELAKSANAAN
- SCHEDULE TENAGA
- SCHEDULE ALAT Sumber Daya
- SCHEDULE BAHAN
- SCHEDULE BIAYA/CASH FLOW

SASARAN MANAJEMEN PENDALIAN 5 M


- MAN (TENAGA KERJA)
- MONEY (BIAYA)
- MATERIAL (BAHAN) -
Pengendalian mutu pekerjaan
- MACHINE (ALAT) -
Manajemen peralatan
- METHOD (METODA/TEKNOLOGI)
BAGAN ALIR PENJATAHAN DAN PENJADWALAN SUMBER DAYA

Analisa Rinci Analisa Harga


NP Kebutuhan Plot ke
Per item
Bch - Alat B Chart
pekerjaan
- Tenaga
- Bahan
Per item pekerjaan

Penjatahan /
pengendalian
CURVE S
- Alat
CASH FLOW
- Tenaga
- Bahan

MANAJEMEN PROYEK
Manajemen kegiatan/aktivitas

Sumber Hasil
Kegiatan /
Daya Tujuan Akhir
Aktivitas

Punya pemilik : - Dana


- Manajemen
- Teknologi
Tidak dipunyai pemilik: - Konsultan (jasa, teknis)
- Kontraktor / Subkontraktor / Suplayer

MANAJEMEN
Fungsi / proses manajemen:
a. Usaha / cara agar kegiatan / aktivitas dapat mencapai “tujuan” dengan
menghasilkan “hasil akhir” yang sama dengan tujuan aktivitas
b. Dicapai secara “efisien” (hasil guna) dan “efektif” (tepat guna)
Karakteristik proyek:
1. Kegiatan terbatas pada interval waktu tertentu (awal proyek – akhir proyek)
2. Proyek (konstruksi) berlokasi tidak tetap
3. Hasil proyek tidak banyak : tidak bersifat masal seperti pada industri

Tahapan proyek
- RKS
- Spesifikasi
Proses / fungsi - Gambar Rencana
manajemen ada
sejak proyek awal AS BUILT
DRAWING

- Supervisi
- Gambar Kerja

AKHIR
AWAL PROYEK
PROYEK

TAHAP TAHAP
PERENCANAAN PELAKSANAAN

KONSULTAN
PERENCANA KONTRAKTOR

KONSULTAN SUPERVISI

KONSULTAN MANAJEMEN

PEMILIK / OWNER

Proses / fungsi manajemen dan tahapan proyek:


Persamaan sama-sama diawali dengan perencanaan dan dilanjutkan
dengan pelaksanaan
Perbedaan PM : berulang-ulang / siklus
TP : tidak berulang
Komponen manajemen proyek
Manajemen
Proyek konstruksi Gabungan ke-4 komponen
Pihak yang terlibat dalam proyek tersebut = manajemen proyek
Tahapan proyek

Manajemen proyek
Adalah semua kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dari suatu
proyek konstruksi dari awal proyek hingga akhir proyek, untuk menjamin proyek
selesai pada waktunya, sesuai dengan biaya yang tersedia kualitas yang terbaik
dan porses yang lancar, sehingga menjamin tujuan proyek tercapai (100%0 secara
efektif dan efisien
Proses lancar : misalnya sebagai pengawas tidak perlu bersifat kaku, bersifat
luwes tetapi dapat dipertanggung jawabkan
Tujuan proyek : visi berbeda Pemilik
Perencana
Kontraktor

Istilah-istilah dalam proses manajemen:


1. Planning merencanakan kegiatan-kegiatan untuk
mencapai tujuan
2. Organizing mengorganizir pelaksanaan kegiatan:
- Menyusun struktur organisasi
- Menetapkan lingkup tugas dari elemen-elemen organisasi
3. Staffing & mengisi organisasi
Directing = memberi pengarahan
4. Controlling mengendalikan kegiatan agar tujuan
akhir tercapai
(pengendalian dana, kualitas, dan lain-lain)
5. Coordinating koordinasi personil yang terlibat
(pengendalian
personil)

Penyederhanaan proses manajemen:


PERENCANAAN

PENGENDALIAN PERENCANAAN

Manajemen Dapat diterapkan pada perusahaan, personil, lingkungan,


industri, dan proyek
Manajemen Proyek

Hubungan antar unsur pelaksana proyek

Pemilik
Proyek

Konst Kontraktor
pengawas Pelaksana

Keterangan:
Garis Instruksi
Garis Koordinasi

1. Hubungan antara pemilik proyek dengan konsultan pengawas


- Ada ikatan kontrak kerja
- Konst pengawas menyerahkan hasil pengawasannya kepada pemilik
proyek
- Pemilik proyek memberi imbalan jasa kepada konsultan pengawas

2. Hubungan kerja antara pemilik proyek dengan kontraktor


- Adanya ikatan kontrak kerja
- Kontraktor melaksanakan proyek kemudian menyrahkan kepada pemilik
proyek
- Pemilik proyek membayar biaya pelaksanaan dan imbalan jasa
konstruksi kepada kontraktor
3. Hubungan kerja antara konsultan dengan kontraktor
- Adanya ikatan aturan pelaksanaan (dalam dokumen kontrak)
- Kontraktor melaksanakan proyek sesuai perencanaan
- Konsultan pengawas memberikan pengendalian teknis pelaksanaan
proyek yang dikerjakan kontraktor
TAHAPAN PERENCANAAN PROYEK

Mulai

Persiapan

Survey dan
Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder

Pengolahan dan
Analisa Data

Pemilihan Alternatif

TIDAK YA

Terpilih

Perancangan  Aspek Teknis


 Aspek Biaya
 Aspek Pelaksanaan
Gambar
 Aspek Legal

RAB, RKS
Schedule, dll

Selesai
Pengendalian Proyek
Pengendalian proyek adalah suatu sistem untuk mengawasi proyek agar berjalan
sesuai dengan spesifikasi sehingga di dapatkan hasil sesuai dengan perencanaan
Dengan demikian mutu dapat dipenuhi, waktu dapat ditepati, biaya dipenuhi.
1. Pengendalian mutu / kualitas pekerjaan dilakukan dengan cara
pemeriksaan dan pengujian bahan yang digunakan
Acuan : peraturan yang berlaku
2. Pengendalian biaya
Dimaksudkan agar biaya yang dikeluarkan sesuai dengan anggaran yang
telah direncanakan ini dilakukan masing-masing pekerjaan dengan analisa
dan harga satuan
3. Pengendalian waktu
Penyelesaian pekerjaan / proyek harus tepat waktu sesuai dengan rencana,
sehingga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi
Pengendalian ini dilakukan hari demi hari, minggu demi minggu, untuk
mengetahui apakah proyek berjalan sesuai dengan rencana

Pengendalian dalam Manajemen Konstruksi


 Pengendalian biaya
 Pengendalian waktu
 Pengendalian mutu
 Pengendalian sumber daya manusia dan mesin (alat)

Pengendalian sumber daya dalam proyek konstruksi ada dua sisi, yaitu:
1. Sumber daya manusia
2. Sumber daya mesin/alat
Bisa dikelompokkan menjadi 2, yaitu sisi internal pemilik dan sisi eksternal
pemborong. Masing-masing sisi berorientasi kepada kepentingan perusahaan,
akan tetapi dari keduanya, pengendalian sisi internal menentukan keberhasilan
proyek karena dari sinilah segenap aspek manajemen proyek direncanakan dan
dikendalikan
1. Pengendalian Sumber Daya Manusia
Sisi Internal (Pemilik)
Kerangka dasar adalah pembentukan Team Work Tim inti dengan
pertimbangan diantaranya : kemampuan, pengalaman, pendidikan, dsb
Sisi External (Pemborong)
Pada dasarnya dapat dilakukan dengan cara mengkaji Time Schedule, Kurve S
yang kemudian di breakdown kurva tenaga kerja dari sinilah ambang batas tenaga
kerja agar sisi efisien dan efektif dari proyek dapat tercapai

Tenaga
Kerja

Waktu

2. Pengendalian Sumber Daya Mesin / Alat


Pengendalian sumber daya mesin / alat pada prinsipnya berhubungan selain
dengan kebutuhannya yang berorientasi dengan efisien dan efektif, juga berkaitan
dengan cara pelaksanaannya.
Apakah proyek tersebut menggunaan “Capital Intensive” atau “Labour Intensive”
atau kombinasi keduanya. Secara garis besar pengendalian sumber daya alat dapat
dilakukan pada proses-proses:
1. Mendatangkan alat
Dimulai dari keputusan menentukan macam / jenis, kapasitas, dan jumlah
mesin. Dilajutkan dengancara dan kapan mesin / alat didatangkan
dilapangan. Bagaimana penempatan peralatan di lapangan dengan loading
& unloadingnya dan sejauh mana proses perakitan komponen mesin
tersebut dapat dilakukan.
2. Operasional dan pemeliharaan
Dalam pengoperasian mesin pengendaliannya dapat dioptimumkan sesuai
rencana, perhitungan kapasitas dan waktu pelaksanaan di lapangan
termasuk penggantian komponen / suku cadangnya bila terjadi kerusakan,
pemeliharaan mesin / alat di lapangan menyangkut waktu dan alokasi
tempat serta operatornya dan bahan bakar mesin tersebut.
3. Pemulangan alat
Diperhitungkan waktu penguraian komponen, alokasi tempat yang cukup,
sistem pengangkutan
4. Pengamanan alat
Diperlukan untuk meniadakan kehilangan komponen-komponen mesin /
alat atau bahan bakarnya, kesehatan dan keselamatan kerja.

NETWORK PLANNING (NP)


Nama yang digunakan untuk pengertian network planning atau sejenisnya antara
lain:
 CMD = Chart Method Diagram
 CPA = Critical Part Analysis
 CPM = Critical Part Method
 PERT = Diagram Evaluation and Review Technique

Ruang Lingkup:
Network planning (NP) prinsipnya adalah Hubungan ketergantungan antara
bagian-bagian pekerjaan (Variabel) yang digambarkan dalam diagram network.
Dengan demikian diketahui bagian pekerjaan mana yang harus didahulukan, bila
perlu dilembur (tambah biaya). Pekerjaan mana yang menunggu selesai pekerjaan
yang lain, pekerjaan mana yang tidak perlu tergesa-gesa, sehingga alat dan orang
dapat digeser ke tempat lain demi efisiensi
Penggunaan:
NP khususnya digunakan untuk menyelesaikan suatu proyek yang hanya
dilakukan sekali saja. Jadi harus dibuat NP baru untuk proyek yang akan
diselesaikan.
Misalnya :
Pembangunan rumah baru
Perencanaan perjalanan
Rescheduling urutan proses produksi, dsb
Keuntungan Penggunaan NP:
1. Merencanakan, scheduling dan mengawasi proyek secara logis
2. Memikirkan secara menyeluruh tetapi juga mendetail dari proyek
3. Mengawasi proyek dengan lebih efisien, sebab hanya jalur kritis (Critical
Part) saja yang perlu konsentrasi pengawasan ketat.
Analisa Network akan membantu:
1. Time schedule urutan pekerjaan yang efisien
2. Pembagian merata waktu, tenaga, dan biaya
3. Resceduling bila ada keterlambatan penyelesaian
4. Menentukan pertukaran waktu dengan biaya yang efisien
5. Merencanakan proyek yang kompleks
Data yang Diperlukan untuk Menyusun NP:
1. Urutan pekerjaan yang logis
Harus disusun : pekerjaan apa yang harus diselesaikan lebih dahulu
sebelum pekerjaan yang lain dimulai dan pekerjaan apa yang kemudian
mengikuti
2. Taksiran waktu penyelesaian setiap pekerjaan biasanya memakan waktu
rata-rata berdasarkan pengalaman bisa juga dari analisa man power
(kebutuhan tenaga)
3. Biaya untuk mempercepat setiap pekerjaan ini berguna bila pada jalur
kritis ingin dipercepat agar seluruh proyek cepat selesai
Misalnya : biaya lembur, tambah tenaga, dll
4. Sumber-sumber
Tenaga, equipment dan material yang diperlukan
Penggunaan Bahasa / Simbol-Simbol:
Arrow, anak panah yang artinya aktivitas / kegiatan adalah suatu
pekerjaan di mana penyelesaiannya membutuhkan “duration” (waktu)
dan “resources” (tenaga, alat, material, dan biaya) tertentu
Node/event, bentuknya lingkaran bulat yang artinya saat, peristiwa atau
kejadian adalah: permulaan atau akhir dari satu atau lebih kegiatan-
kegiatan
Double arrow, arah panah sejajar merupakan kegiatan dan lintasan kritis
(Critical Path)
Dummy : artinya kegiatan semu adalah bukan kegiatan tetap dianggap
kegiatan hanya saja tidak membutuhkan waktu

Sebelum menggambar diagram NP, perlu diingat:


1. Panjang, pendek, maupun kemiringan anak panah tidak punya arti
2. Aktivitas apa yang didahului dan aktivitas apa yang mengikuti
3. Aktivitas apa yang dapat bersama
4. Aktivitas itu dibatasi saat mulai dan selesai
5. Waktu, biaya, dan resources dibutuhkan dari aktivitas itu
6. Kepala anak panah menjadi pedoman arah dari kegiatan

Anak panah selalu menghubungkan dua buah node , arah dari anak panah
menunjukkan urutan waktu
Contoh:
Saat i harus sudah terjadi sebelum aktivitas A dapat dimulai, demiian pula saat j
belum dapat terjadi sebelum efektifitas A selesai dikerjakan
A
i j

Dalam penyusunan NP diperlukan 2 perjanjian, untuk memudahkan


penggambaran, yaitu:
Perjanjian 1 : di antara dua saat (node) hanya boleh ada satu aktivitas (panah)
yang menghubungkannya
Perjanjian 2 : aktivitas sama hanya boleh dipakai bila tidak ada cara lain untuk
menggambarkan hubungan aktivitas yang ada dalam NP
Contoh : diagram NP
A B C
1 2 3 4

Aktivitas C baru dapat dimulai sesudah B selesai


Aktivitas B baru dapat dimulai sesudah A selesai
B
3
1A 2
C
4

Aktivitas B dimulai setelah A


Aktivitas C dimulai setelah A sudah selesai
Dari gambar tersebut tidak berarti kegiatan B dan C harus dimulai bersama-sama
B
A D
1 2 3 4

D dapat dimulai bila aktivitas B dan C sudah selesai


Aktivitas B dan C dapat dimulai bila A selesai
Diagram tersebut menyalahi perjanjian I

A B D
1 2 4 5

C X
3

Salah satu dari B dab C dapat dihubungkan dengan D melalui aktivitas semu
3
B X
A C D
1 2 4 5

Penggunaan network (NP) dan menentukan lintasan kritis

Berapa lama proyek dapat diselesaikan : 4 jalur


1. A-D-F-H-I = 5+7+5+4+2 = 23 hari
2. B-E-F-H-I = 3+10+5+4+2 = 24 hari
3. C-G-H-I = 10+9+4+2 = 25 hari
4. B-X-G-H-I = 3+0+9+4+2 = 18 hari

Proyek dapat diselesaikan 25 hari (hari terpanjang)


Dimana lintasan kritis (Critical Partnya)
Lintasan kritis melalui aktivitas-aktivitas yang jumlah waktunya paling lama : jadi
melalui C-G-H-I
Lintasan kritis adalah lintasan yang paling menentukan penyelesaian proyek
secara keseluruhan, digambarkan dengan 2 (dua) garis anak panah
Apa gunanya mengetahui lintasan kritis:
1. Penundaan pekerjaan pada “lintasan kritis” menyebabkan seluruh proyek
tertunda penyelesaiannya
2. Proyek dapat dipercepat, bila pada “lintasan kritis” dapat dipercepat
3. Pengawasan “control diketatkan pada “lintasan kritis”
4. Kelonggaran waktu (time slack) terhadap pada pekerjaan yang tidak dilalui
pada pekerjaan kritis

Penggunaan EET dan LET pada network untuk menentukan lintasan kritis:
a. Penggambaran NE, EET, dan LET
Event dengan simbol lingkaran yang dibagi 3
EET
NE NE = Number of event adalah angka indek urut dari tiap
LET
peristiwa sejak mulai sampai dengan akhir NP
EET = Earliest event time adalah waktu paling awal
peristiwa dapat dikerjakan
Cara mencarinya:
1. Mulai dari event awal bergerak ke event akhir dengan menjumlahkan
yaitu antara EET ditambah duration
2. Bila pada suatu event bertemu 2 atau lebih kegiatan, EET yang dipakai
waktu yang terbesar

LET = Least event time adalah waktu yang paling ahir peristiwa itu dikerjakan
Cara mencarinya
1. Mulai dari event akhir bergerak mundur ke event no 1 dengan jalan
mengurangi, yaitu event LET dikurangi duration
2. Bila pada suatu event, berasal 2 atau lebih kegiatan, LET yang dipakai
waktu yang terkecil

PERTUKARAN BIAYA DENGAN WAKTU UNTUK CRASH PROGRAM


Pekerjaan dapat diselesaikan dengan biaya dan waktu normal atau diselesaikan
dengan waktu yang optimum dipercepat (crash) dengan biaya yang bertambah
pula
Bila pekerjaan akan dipercepat selesainya dengan cara kerja lembur sore hari atau
malam hari
Dengan rombongan kerja I (pagi hari)
Dengan rombongan kerja II (sore hari)
Dengan rombongan kerja III (malam hari)
Mengapa tidak jumlah pekerja yang ditambah?
Contoh:
Pekerjaan pasangan batukali, ditaksir selesai normal 6 hari, dikerjakan tim terdiri
dari 2 orang dengan upah:
1. Tukang batu Rp 20.000 pada shift I (normal)
Pekerja Rp 15.000
2. Tukang batu Rp 30.000 pada shift II (sore hari)
Pekerja Rp 22.500
3. Tukang batu Rp 40.000 pada shift III (malam hari)
Pekerja Rp 30.000

 Kondisi normal
Pekerjaan selesai dalam waktu 6 hari, yang berarti:
2 orang x 6 hari = 12 orang hari (man days)
Dengan upah = 6 x Rp 35.000 = Rp 210.000
 Kondisi crash program
a. Selesai 4 hari
 Yang berarti diperlukan 2 orang x 4 hari = 8 man days
Upah = 4 x Rp 35.000 = Rp 140.000 (Shift I)
 2 orang x 2 hari = 4 man days
Upah = 2 x Rp 52.500 = Rp 105.000 (shift II)
 Biaya total = upah shift I + upah shift II
= Rp 140.000 + Rp 105.000
= Rp 245.000
b. Selesai 2 hari
 2 orang x 2 hari (Shift I) = 4 man days
Upah = 2 x Rp 35.000 = Rp 70.000
 2 orang x 2 hari (Shift II) = 4 man days
Upah = 2 x Rp 52.500 = Rp 105.000
 2 orang x 2 hari (Shift III) = 4 man days
Upah = 2 x Rp 70.000 = Rp 140.000
 Jumlah total upah = Rp 70.000 + Rp 105.000 + Rp 140.000
= Rp 315.000

Ternyata waktu 2 hari, adalah optimum waktu yang dapat dipercepat maka disebut
“waktu crash”
Waktu normal 6 hari diperlukan biaya Rp210.000
Crash waktu 2 hari diperlukan biaya Rp315.000
Deviasi 4 hari Rp105.000

Di dapat cost slope = 105.000/4 = Rp 26.250


Cost slope (extra biaya) ialah tambahan biaya yang dikeluarkan dari waktu normal
ke waktu crash dihitung per hari
Catatan : crash program dalam network
1. Crash program ditujukan pada kegiatan di lintasan kritis
2. Dari lintasan kritis itu dipilih “cost slope” terkecil ke tingkat/ bertahap
ke “cost slope” terbesar

Mengapa tidak dikerjakan dalam waktu 1 hari dengan 2 tim?


Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
1. Volume pekerjaan
2. Lokasi pekerjaan
3. Alat yang harus digunakan
4. Efisiensi
5. Ketersediaan tenaga kerja, dsb

Contoh:
cost
No Nomal crash
aktivitas slope
event
waktu biaya waktu biaya per hari
A 1-2 4 100.000 3 150.000 50.000
B 1-3 4 90.000 2 150.000 30.000
C 2-3 3 300.000 1 600.000 150.000
D 2-4 5 1.000.000 4 1.200.000 200.000
E 3-4 4 400.000 3 500.000 100.000
F 4-5 1 200.000 1 200.000 -
Jumlah 2.090.000 2.800.000

4
A(4) 2 D(5)
4
11 F(1) 12
0 5
1 4 12
C(3) 11
0

B(4) 7
3 E(4)
7

Dari diagram network diatas dapat diketahui proyek secara normal diselesaikan
dalam 12 hari dengan biaya langsung Rp 2.090.000 dengan lintasan kritis A-C-E-
F
Kemungkinan-kemungkinan crash program dari jalur A-C-E-F kemungkinan yang
bisa di crash A-C-E, sedang F tidak mungin dipercepat
Berikut kemungkinan-kemungkinan lintasan / jalur yang bisa dilakukan
percepatan
1. Diantara jalur A,C,E, cost slope terkecil (termurah) adalah kegiatan A,
maka kegiatan inilah yang lebih dulu di crash (dipercepat), sehingga
diagram sebagai berikut:
3
A(3) 2 D(5)
3
10 F(1) 11
0 5
1 4
C(3) 10 11
0

B(4) 6
3 E(4)
6

Kegiatan A di crash menjadi 3, sehingga proyek selesai dalam 10 hari


dengan biaya sebesar Rp 2.090.000 + Rp 50.000 = Rp 2.140.000
2. Kemungkinan yang dapat di crash adalah C,E
E mempunyai cost slope terkecil dengan diagram sebagai berikut:

3
A(3) 2 D(5)
3
9 F(1) 10
0 5
1 4 10
C(3) 9
0

B(4) 6
3 E(3)
6

Kegiatan E di crash menjadi 3 hari sehingga proyek selesai dalam waktu


10 hari dengan biaya sebesar Rp 2.140.000 + Rp 100.000 = Rp 2.240.000
dengan lintasan kritis tetap
3. Kemungkinan yang di crash tinggal kegiatan C, sedangkan A,F,E tidak
mungkin lagi, berikut diagram NP

3
A(3) 2 D(5)
3
8 F(1) 9
0 5
1 4
C(1) 8 9
0

B(4) 4
3 E(3)
5
Kegiatan C di crash menjadi 1 hari, sehingga proyek selesai dalam waktu 9 hari,
dengan biaya sebesar Rp 2.240.000 + (2 x Rp 150.000) = Rp 2.540.000
Jalur kritis berubah menjadi A, D, F
4. Munculnya jalur kritis baru
Ternyata A, C, E,F bukan jalur kritis lagi, muncul A,D,F sebagai jalur
kritis, sehingga kegiatan D bisa di crash menjadi 4 hari, berikut
digramnya:

3
A(3) 2 D(4)
3
7 F(1) 8
0 5
1 4
C(1) 7 8
0

B(4) 4
3 E(3)
5

Harga langsung naik menjadi = Rp 2.540.000 + Rp 200.000 = Rp 2.740.000


Dari diagram di atas terlihat bahwa, semua jalur merupakan jalur kritis

DIAGRAM NETWORK

4
A(4) 2 D(5)
4
11 F(1) 12
0 5
1 4 12
C(3) 11
0

B(4) 7
3 E(4)
7

No Uraian Normal Bobot


Aktivitas Waktu Biaya (%)
A 4 100.000 4,785
B 4 90.000 4,306
C 3 300.000 14,354
D 5 1.000.000 47,847
E 4 400.000 19,139
F 1 200.000 9,569
Jumlah 2.090.000 100%

BAR CHART
Bobot Waktu (Hari)
Aktivitas
(%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A 4,785
B 4,306
C 14,354
D 47,847
E 19,139
F 9,569

JADWAL PELAKSANAAN DAN BAR TENAGA KERJA


Waktu (Hari)
Aktivitas Waktu Tenaga
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
3 3 3 3
A 4 3

5 5 5 5
B 4 5
5 5 5 5

C 3 4
4 4 4
10 10 10 10 10
D 5 10
10 10 10 10 10
6 6 6 6
E 4 6

5
F 1 5

Jumlah Tenaga Tiap Hari 8 8 8 8 14 14 14 16 16 6 6 5


Sebelum diratakan
16
15
14
13
12
11
Jumlah
Tenaga 10
Kerja
9
8
7
6
5
4
3
2
1

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Waktu

TIME SCHEDULE
CURVE-S

100 %

90

80

70

60

` 50

40

30

20

10

0
TOTAL BIAYA PROYEK
Sebelum proyek selesai dan siap dioperasikan, diperlukan sejumlah biaya, atau
modal yang dikelompokkan menjadi:
 Modal tetap (Fixed Capital)
 Modal kerja (Working Capital)
Atau dengan kata lain:
Biaya proyek atau investigasi = modal tetap + modal kerja
1. Modal tetap
Adalah bagian dari biaya proyek yang dipakai untuk membangun instalasi
atau menghasilkan produk proyek yang ditangani, mulai dari study
kelayakan, desain engineering, pengadaan, pabrikasi, konstruksi sampai
dengan instalasi atau produk tersebut berfungsi penuh.
Selanjutnya modal tetap di bagi menjadi:
 Modal langsung / biaya langsung (direct cost)
 Biaya tak langsung (indirect cost)

Biaya langsung (direct cost)


adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil
akhir proyek (direct cost project)
Biaya langsung terdiri dari:
a. Penyiapan lahan (site preparation)
Pekerjaan ini terdiri dari clearing, stripping, minimbun, dan memotong
tanah, pengerasan tanah
b. Pengadaan peralatan utama
Semua peralatan utama yang tertera dalam gambar desain engineering
misalnya: kolom destilasi, reaktor
c. Pipa = terdiri dari pipa transfer, pipa penghubung antara peralatan dan
lain-lain

Dari contoh diatas, biaya langsung proyek dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Waktu Biaya
(Hari) (Rp)
8 2.740.000
9 2.540.000
10 2.240.000
11 2.140.000
12 2.090.000

2800

2600
(Biaya)
2400

2200

2000
7 8 9 10 11 12 13
(Waktu)

Dari grafik diatas dapat disimpulkan:


Penyelesaian pekerjaan kurang dari 8 hari (dipercepat dari waktu rencana 12
hari) biaya akan naik tajam, begitu juga waktu lebih dari 12 hari biaya naik

Modal biaya tidak langsung (indirect cost)


Adalah pengeluaran untuk manajemen, supervisi dan pembayaran material
serta jasa untuk pengadaan proyek yang tidak akan menjadi instalasi atau
produk permanen, tetapi diperlukan dalam rangka pembangunan proyek
Biaya tidak langsung meliputi:
 Gaji tetap dan tunjangan bagi tim manajemen, tenaga, engineering,
inspector, pengawas lapangan, dan lain-lain
 Operasional kendaraan termasuk pemeliharaan, pembelian, bahan
bakar, minyak pelumas, suku cadang, dan lain-lain
 Pembangunan fasilitas sementara, termasuk perumahan darurat untuk
pekerja, penyediaan air, listrik, komunikasi, dan fasilitas lainnya
 Over head, butir ini meliputi biaya untuk operasi perusahaan secara
keseluruhan
 Pajak, sumbangan, biaya, IMB, asuransi, berbagai macam pajak, PPN,
PPH, dan sebagainya

TOTAL BIAYA PROYEK

MODAL TETAP MODAL KERJA


(FIXED CAPITAL) (WORKING CAPITAL)

BIAYA LANGSUNG BIAYA TAK LANGSUNG


(DIRECT COST) (INDIRECT COST)

Modal kerja (working capital)


 Diperlukan untuk menutupi kebutuhan pada tahap awal operasi proyek
 Biaya pemilik, biaya kontraktor, biaya lengkap kerja pemilik pada
implementasi fisik proyek diserahkan kepada kontraktor, maka anggaran
proyek untuk maksud perencanaan dan pengendalian
Biaya pemilik (owner cost)
Biaya ini meliputi rencana pengeluaran untuk:
a. Biaya administrasi pengelolaan proyek oleh pemilik, misalnya:
administrasi kepegawaian, administrasi perjalanan dinas, administrasi
pengawasan
b. Biaya pembayaran kepada konsulta, biaya IMB dan sebagainya
c. Biaya pembayaran pajak

Biaya kontraktor
Biaya yang dibebankan oleh kontraktor kepada pemilik atas jasa yang telah
diberikan sebesar biaya kontrak

Biaya (Rp)

O W Waktu
OW = waktu otpimum penyelesaian proyek dengan biaya yang minimum

Anda mungkin juga menyukai