Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan pesat di bidang teknologi dewasa ini, banyak dipicu oleh temuan-
temuan di bidang sains melalui penelitian, pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat
melalui pembelajaran sains. Visi pendidikan sains yaitu mempersiapkan mahasiswa yang
mengerti sains dan teknologi, untuk memahami dirinya dan lingkungan sekitar melalui
pengembangan keterampilan proses, sikap ilmiah, keterampilan berpikir, penguasaan
konsep sains yang esensial, dan kegiatan teknologi, serta upaya pengelolaan lingkungan
secara bijaksana, sehingga mampu menumbuhkan sikap pengagungan terhadap Tuhan.

Fisika yang merupakan ilmu pasti atau ilmu sains dapat mengungkapkan
fenomena-fenomena yang terjadi di kehidupan sehari - hari. Salah satu fenomena yang
terjadi di kehidupan sehari-hari di antaranya adalah Termodinamika.

Termodinamika adalah studi tentang kalor dan usaha. Kalor adalah perpindahan
energi akibat perbedaan temperatur, sedangkan usaha adalah perpindahan energi oleh
sarana mekanis, bukan akibat perbedaan temperatur. (Giancoli, 2014)

Mesin uap yang merupakan contoh dari penerapan ilmu Termodinamika. Mesin
ini merupakan mesin yang masuk dalam kategori pesawat kalor, yaitu peralatan yang
menggunakan energi panas menjadi energi mekanis memanfaatkan proses pemanasan air
menjadi uap. Walaupun mesin uap sekarang ini nampaknya sudah tidak relevan lagi
karena sudah banyak mesin-mesin yang lebih efisien.

Dari latar belakang tersebut, maka makalah ini membahas bagaimana konsep ilmu
termodinamika itu sendiri dan penerepannya dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya
pada mesin uap.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka permasalahan dapat


dirumuskan dan dibatasi sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana konsep dan penjelasan hukum Termodinamika I ?

1.2.2 Bagaimana konsep Termodinamika bekerja pada Mesin Uap?

1.3 Tujuan

1
1.3.1 Untuk menjelaskan konsep Termodinamika pada hukum Thermodinamika I.

1.3.2 Untuk menjelaskan konsep Hukum I Thermodinamika bekerja pada Mesin


Uap.

1.4 Manfaat

1.4.1 Sebagai sumber referensi bagi para akademisi mengenai konsep


Termodinamika dan penerapannya.

1.4.2 Sebagai sumber pengetahuan bagi masyarakat luas memahami


Termodinamika dan penerapannya

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Termodinamika

Termodinamika (bahasa Yunani: thermos yang berarti panas dan dynamic yang
berarti perubahan) adalah fisika energi, panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
Termodinamika mempelajari tentang kalor dan perubahan yang ditimbulkannya. Kalor
dapat diubah menjadi beberapa bentuk energi. Dalam Termodinamika, kumpulan benda-
benda atau apa saja yang diteliti atau diamati disebut sistem, sedangkan di luar benda-
benda itu disebut lingkungan.(wikipedia)

Sistem termodinamika adalah bagian dari jagat raya yang diperhitungkan.


Sebuah batasan yang nyata atau imajinasi memisahkan sistem dengan jagat
raya, yang disebut lingkungan. Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan
pada sifat batas sistem-lingkungan dan perpindahan materi, kalor dan entropi
antara sistem dan lingkungan.

Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem
dan lingkungan:

sistem terisolasi: tak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja dengan
lingkungan. Contoh dari sistem terisolasi adalah wadah terisolasi, seperti tabung
gas terisolasi.
sistem tertutup: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi
pertukaran benda dengan lingkungan. Rumah hijau adalah contoh dari sistem
tertutup di mana terjadi pertukaran panas tetapi tidak terjadi pertukaran kerja
dengan lingkungan. Apakah suatu sistem terjadi pertukaran panas, kerja atau
keduanya biasanya dipertimbangkanh sebagai sifat pembatasnya:
pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran
panas.
pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja
sistem terbuka: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda dengan
lingkungannya. Sebuah pembatas memperbolehkan pertukaran benda disebut
permeabel. Samudra merupakan contoh dari sistem terbuka. (Wikipedia)

Hukum Pertama Termodinamika

Hukum Termodinamika pertama merupakan pernyataan hukum kekelan energi


salah satu topik dalam fisika yang secara umum membahas mengenai fenomena termal
yang berhubungan dengan parameter suhu, kalor dan perubahan energi dalam sistem.
Hukum Pertama Termodinamika merupakan suatu persamaan kekekalan energi yang

3
melibatkan variabel kalor, usaha, dan perubahan energi dalam. Konsekuensi penting dari
hukum ini adalah adanya nilai perubahan energi dalam yang ditentukan oleh keadaan
sistem. Hukum pertama termodinamika diformulasikan seperti persamaan ini. Besaran Q
menyatakan kalor, ∆U menyatakan perubahan energi dalam sistem, dan W menyatakan
usaha. Ketiga besaran tersebut memiliki satuan joule (Giancoli, 2014).

ΔU = Q - W

Dalam berbagai referensi, seringkali ditekankan untuk memperhatikan apakah


kalor dan usaha tersebut diberikan pada sistem atau dihasilkan oleh sistem. Untuk
membedakannya digunakan tanda positif dan negatif. Besaran Q bernilai positif bila kalor
masuk atau diberikan ke sistem, Q bernilai negatif bila kalor dihasilkan oleh sistem, W
bernilai negatif bila usaha diberikan ke sistem, W bernilai positif bila usaha dihasilkan
oleh sistem. Sementara energi dapat meningkat atau menurun, sehingga ∆U bernilai
positif bila terjadi kenaikan energi dalam dan ∆U bernilai negatif bila terjadi penurunan
energi dalam (Giancoli, 2014).

Proses Termodinamika

Proses Isotermal ( ΔT = 0 )

Selama proses temperatur sistem tetap konstan

Misalkan suatu gas ideal berada pada kontainer dengan piston yang bebas
bergerak

Saat awal keadaan sistem (gas) pada titik A

Ketika Q diberikan pada sistem akan terjadi ekspansi ke B

Temperatur (T) dan massa gas (m) konstan selama proses

ΔU=3/2 n R ΔT=0

Hk. Termodinamika ke-1: ΔU = Q – W = 0

Sehingga W = Q (Giancoli, 2014).

Proses Isokhorik ( ΔV = 0)

Selama proses volume sistem tidak mengalami perubahan Disebut juga proses:
volume konstan, isometrik, isovolumik Proses ini terjadi pada sistem yang mempunyai
volume (wadah) yang kuat, tertutup dan tidak dapat berubah

4
V = 0 , jadi W = 0

Hk. ke-1: ΔU = Q – W = 0

ΔU = Q (Giancoli, 2014).

Proses Isobarik ( ΔP = 0 )

Selama proses tidak terjadi perubahan tekanan pada sistem. Pada umumnya terjadi
pada sistem yang mempunyai kontak langsung dengan tekanan atmosfer bumi yang
dianggap konstan, sehingga proses di representasikan oleh garis horizontal pada diagram
PV misal: reaksi biokimia (Giancoli, 2014).

Proses Adiabatik ( ΔQ = 0 )

Selama proses tidak terjadi transfer panas yang masuk atau keluar sistem Proses
adiabatik terjadi pada sistem terisolasi atau dapat terjadi pada sistem yang mempunyai
proses yang sangat cepat

Q=0

Hk. ke-1: ΔU = Q – W = 0

Sehingga ΔU = -W (Giancoli, 2014).

2.2 Mesin Uap

Terdapat dua jenis mesin uap, setiap jenis menggunakan uap yang dipanaskan oleh
pembakaran batu bara, minyak, gas, atau energi nuklir.

Pada mesin jenis maju-mundur, uap yang dipanaskan mengalir melalui katup masukan
dan memuai mendorong piston, memaksa piston bergerak. Ketika piston kembali ke
posisi awalnya, piston itu mendorong gas keluar melalui katup pembuangan yang
terbuka. Sebuah turbin uap juga serupa , kecuali bahwa piston yang bergerak maju
mundur diganti turbin berputar yang menyerupai roda berpedal dengan banyak bilah.

5
Material yang dipanaskan dan didinginkan , dalam hal ini yaitu uap, disebut zat kerja.
Dalam mesin uap, temperatur tinggi didapatkan dengan membakar batubara, minyak, atau
bahan bakar lain untuk memanaskan uap. (Giancoli, 2014).

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Penjelasan dan penguraian dari konsep Termodinamika

Dalam membahas termodinamika kita selalu akan mengacu pada sistem tertentu.
Sistem adalah benda atau sekumpulan benda yang akan diteliti, sedangkan lingkungan
adalah semua yang ada di sekitar benda. C ontoh sederhana berkaitan dengan
sistem dan lingkungan yang melibatkan Kalor dan Kerja adalah uap air
panas yang mendorong tutup panci. Adanya kalor menyebabkan sistem (uap)
mendorong penutup panci (uap melakukan kerja terhadap lingkungan)
Dalam pembahasan termodinamika, besaran yang digunakan adalah besaran
makroskopis suatu sistem, yaitu tekanan, suhu, volume, kalor, usaha, dan energi dalam

Gambar 3.1

Pada gambar 3.1 memperlihatkan penampang air silinder yang didalamnya terdapat
piston. Piston ini dapat bergerak bebas naik turun. Jika luas piston A dan tekanan gas P,
maka gas akan mendorong piston dengan gaya F = P × A. Oleh karena itu, usaha yang
dilakukan gas adalah W = F × Δs . Jika F = P × A, maka W = P × A × Δs.
Maka persamaannya menjadi seperti berkut:
W = P × ΔV atau W = P (V2 – V1)

6
Keterangan:
W : usaha (J)
P : tekanan tetap (N/m2)
V1 : volume awal (m3)
V2 : volume akhir (m3)

Dalam termodinamika, keadaan gas maupun proses yang dialami gas lebih sering
digambarkan dalam diagram P-V. Diagram ini terdiri dari sumbu volume gas arah datar
dan sumbu tekanan gas arah vertikal. Satu keadaan yang dimiliki gas diwakili oleh satu
titik pada diagram P-V. Titik yang berbeda mengandung informasi tekanan, suhu, atau
volume yang berbeda sehingga mewakili keadaan yang berbeda

Gambar 3.2 Titik yang berbeda dalam diagram P-V menggambarkan keadaan yang
berbeda

Dengan bantuan diagram P-V dapat membahas beberapa proses khusus, yang
memiliki kurva yang khas pada diagram P-V.

Proses Isokhorik adalah proses yang berlangsung pada volume tetap. Jika
digambarkan pada diagram P-V, kurva proses isokhorik adalah kurva tegak. Contoh
proses ini adalah proses yang berlangsung pada gas dalam waktu tertutup yang
volumenya tidak berubah selama proses berlangsung

Proses Isobarik adalah proses yang berlangsung pada tekanan tetap. Jika di
gambarkan pada diagram P-V, kurva proses isobarik adalah kurva mendatar. Contoh
proses ini adalah proses yang berlangsung dalam wadah yang dilengkapi sebuah piston di
bagian atasnya. Piston tersebut dapat bergerak. Piston tersebut mendapat tekanan dari
udara luar (atmosfer) sehingga nilainya konstan. Dengan demikian, tekanan dalam gas
juga konstan

7
Gambar 3. 3 Proses Isobarik : (a) Volume mengalami pertambahan, (b) Volume
mengalami pengurangan

Isotermal adalah perubahan keadaan gas pada suhu yang tetap. Proses isotermal
merupakan proses termodinamika yang prosesnya berjalan dan suhu gasnya tetap.
Persamaan umum gasnya adalah P.V= n.R.T.

Gambar 3.4 Proses Isotermal : Kurva (a), Berlangsung pada suhu yang lebih tinggi
daripada kurva (b)

Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan sistem tanpa adanya pertukaran
kalor antara sistem dengan lingkungan. Proses adiabatik terjadi jika sistem terisolasi
dengan baik atau proses terjadi dengan sangat cepat sehingga kalor yang mengalir dengan
lambat. Kurva adiabatik lebih curam daripada kurva isotermal. Perbedaan
kecuraman ini menunjukkan bahwa untuk kenaikan volume yang sama,
tekanan sistem berkurang lebih banyak pada proses adiabatik dibandingkan
dengan proses isotermal. Tekanan sistem berkurang lebih banyak pada
proses adiabatik karena ketika terjadi pemuaian adiabatik, suhu sistem juga
berkurang. Suhu berbanding lurus dengan tekanan, karenanya apabila suhu
sistem berkurang, maka tekanan sistem juga berkurang.

8
Siklus termodinamika adalah gabungan dari beberapa proses termodinamika yang
dimulai dan berakhir di keadaan yang sama dalam satu siklusnya.

Gambar 3. 5 Proses Satu Siklus

Siklus diatas adalah contoh siklus reversible. Dalam sebuah siklus termodinamika,
kerja yang dihasilkan merupakan salah satu tinjauan utama. Untuk menghitung kerja
yang dihasilkan ini perlu ditinjau masing-masing proses dalam siklus, Dalam siklus ini
terdapat empat proses yaitu:

Proses a-b yaitu proses isokhorik pada 1 m3 dari tekanan 1 Pa ke tenakan 3 Pa.
Dengan menggunakan definisi kerja maka besarnya kerja dalam proses ini adalah nol (0)
karena tidak ada perubahan volume.

Proses b-c yaitu proses isobarik pada tekanan 3 Pa dari volume 1 m3 ke 3 m3.
Sehingga besarnya kerja pada siklus ini adalah

Proses c-d yaitu proses isokhorik pada volume 3 m3 dari tekanan 3 Pa ke 1 kPa. Pada
proses ini juga tidak menghasilkan kerja karena tidak ada perubahan volume.

Proses d-a yaitu proses isobarik pada tekanan 1 kPa dari volume 3 m3 ke 1 m3. akan
berupa kurva tertutup.

9
3.2 Konsep Termodinamika bekerja pada Mesin Uap

Mesin Uap (steam engines) masuk dalam kategori pesawat kalor, yaitu peralatan
yang digunakan untuk merubah tenaga termis dari bahan bakar menjadi tenaga mekanis
melalui proses pembakaran. Cara kerja mesin uap tersebut merupakan terapan dari ilmu
termodinamika dimana Air dalam wadah biasanya dipanaskan pada tekanan yang tinggi.
Karena dipanaskan pada tekanan yang tinggi maka proses pendidihan air terjadi pada
suhu yang tinggi.

Suhu berbanding lurus dengan tekanan. Semakin tinggi suhu uap, semakin besar
tekanan uap. Uap bersuhu tinggi atau uap bertekanan tinggi tersebut bergerak melewati
katup masukan dan memuai terhadap piston.

Air dalam wadah biasanya dipanaskan pada tekanan yang tinggi. Karena dipanaskan
pada tekanan yang tinggi maka proses pendidihan air terjadi pada suhu yang tinggi.
Biasanya air mendidih (air mendidih = air berubah menjadi uap). Suhu berbanding lurus
dengan tekanan. Semakin tinggi suhu uap, semakin besar tekanan uap. Uap bersuhu
tinggi atau uap bertekanan tinggi tersebut bergerak melewati katup masukan dan memuai
terhadap piston.

Ketika memuai, uap mendorong piston sehingga piston meluncur ke kanan. Dalam
hal ini, sebagian kalor alias panas pada uap berubah menjadi energi kinetik (uap
melakukan kerja terhadap piston — W = Fs). Pada saat piston bergerak ke kanan, roda
yang dihubungkan dengan piston berputar (1). Setelah melakukan setengah putaran, roda
menekan piston kembali ke posisinya semula (2).

1
Ketika piston bergerak ke kiri, katup masukan dengan sendirinya tertutup, sebaliknya
katup pembuangan dengan sendirinya terbuka. Uap tersebut dikondensasi oleh kondensor
sehingga berubah menjadi embun. Selanjutnya, air yang ada di dalam kondensor dipompa
kembali ke wadah untuk dididihkan lagi.

Demikian seterusnya. Karena prosesnya terjadi secara berulang-ulang maka piston


bergerak ke kanan dan ke kiri secara terus menerus. Karena piston bergerak ke kanan dan
ke kiri secara terus menerus maka roda pun berputar secara terus menerus. Putaran roda
biasanya digunakan untuk menggerakan sesuatu.

Proses perubahan bentuk energi dan perpindahan energi pada mesin uap tipe bolak
balik di atas bisa dijelaskan seperti ini : Kalor alias panas yang diperoleh dari hasil
pembakaran digunakan untuk memanaskan air (kalor berpindah menuju air dan uap).
Selanjutnya sebagian kalor pada uap berubah bentuk menjadi energi kinetik translasi
piston, sebagian lagi diubah menjadi energi dalam air. Sebagian besar energi kinetik
translasi piston berubah menjadi energi kinetik rotasi roda pemutar. Jika digunakan untuk
membangkitkan listrik maka energi kinetik rotasi roda pemutar bentuk menjadi energi
listrik.

3.3 Siklus Termodinamika Mesin Uap

Proses termodinamika dari siklus di atas adalah sebagai berikut

Proses kompresi adiabatis berlangsung pada pompa

Proses perpindahan panas pada tekanan konstan terjadi boiler (ekspansi


isotermal)

Proses ekspansi adiabatis berlangsung pada piston

Proses pengeluaran panas pada tekanan konstan pada kondensor. (isobar)


Fluida kerja berupa air jenuh dari kondensor dikompresi di pompa sampai masuk
boiler. Dari proses kompresi pada pompa terjadi kenaikan temperatur T1 ke T2 kemudian
di dalam boiler air dipanaskan dari T2 ke T3. Uap panas masuk masuk ruang piston dan
berekspansi sehingga temperatur dan tekanan turun (T3-T4). Selama proses ekspansi
pada piston terjadi perubahan dari energi fluida menjadi energi mekanik pada perputaran
roda. Uap yang ke luar dari ruang piston kemudian dikondensasi (pendinginan) pada
kondensor sehingga sebagian besar uap air menjadi mengembun, kemudian siklus
berulang lagi.

1
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan dan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan sebagai


berikut:

a. Dalam Termodinamika sistem adalah bagian yang sedang kita kaji atau selidiki
sedangkan lingkungan adalah semua bagian alam diluar sistem.

b. Terdapat Proses dalam Termodinamika pada diagram P-V diantaranya Isokhorik,


Isobarik, Isotermal, Adiabatik.

c. Pada mesin uap penerapan hukum pertama termodinamika dengan proses


kompresi adiabatis berlangsung pada pompa, proses perpindahan panas pada tekanan
konstan terjadi boiler (ekspansi isotermal), proses ekspansi adiabatis berlangsung pada
piston, proses pengeluaran panas pada tekanan konstan pada kondensor(isobar).

4.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan tersebut, diperoleh :

a. Pada aplikasi ilmu termodinamika pada mesin uap, perlu dipertimbangkan gesekan
antara air dan katup, serta gesekan piston pada ruang piston saat bergerak yang dapat
mengurangi efisiensi.

1
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Mikrajuddin. 2007. CATATAN KULIAH : FISIKA DASAR I. Bandung.

ITB.

Douglas C. Giancoli, 2017, Physics Principles With Applications, 7th edition, Pearson
Education, Inc.

http://id.wikipedia.org/wiki/Termodinamika (Diakses pada 5.12.2018)

https://gurumuda.net/hukum-i-termodinamika.htm (Diakses pada 5.12.2018)

1
1

Anda mungkin juga menyukai