A. Pengertian Termokimia
Hampir semua reaksi kimia menyerap atau menghasilkan (melepaskan)
energi, umumnya dalam bentuk kalor. Penting bagi kita untuk memahami
perbedaan antara energi termal dan kalor. Kalor (heat) adalah perpindahan
energy termal antara dua benda yang suhunya berbeda. Kita sering
mengatakan “aliran kalor” dari benda panas ke benda dingin. Walaupun
“kalor” itu sendiri mengandung arti perpindahan energy, kita biasanya
menyebut “kalor diserap” atau “kalor dibebaskan” ketika menggambarkan
perubahan energi yang terjadi selama proses tersebut. Ilmu yang mempelajari
perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia disebut termokimia
(thermochemistry) (Chang, 2005: 161).
Dalam kimia, sumber perubahan energi tambahan yang penting berasal
dari kalor yang diberikan atau diambil dari lintasannya suatu reaksi kimia.
Penelitian tentang pengaruh kalor ini disebut termokimia. Karena reaksi kimia
biasanya dipelajari pada tekanan tetap, kalor reaksi diukur pada tekanan tetap.
Nilai tersebut ditabelkan dalam bentuk entalpi reaksi (Oxtoby, 2001: 204).
Reaksi kimia berlangsung dengan menyerap atau membebaskan kalor.
Reaksi yang membebaskan kalor disebut reaksi eksoterm, sedangkan reaksi
yang menyerap kalor disebut reaksi endoterm. Jumlah kalor yang menyertai
(dibebaskan atau diserap) suatu reaksi kita sebut kalor reaksi. Termokimia
adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari tentang kalor reaksi. Fokus
bahasan dalam termokimia adalah tentang jumlah kalor yangdapat dihasilkan
oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi tersebut
(Purba, 2002: 56).
Termokimia adalah bagian dari pembahasan yang lebih luas yang disebut
termodinamika (thermodynamics), yaitu ilmu yang mempelajari perubahan
antar kalor dan bentuk-bentuk energi yang lain. Hukum-hukum termodinamika
menyediakan panduan yang berguna untuk pemahaman energetika dan arah
proses. Dalam termodinamika, kita mempelajari perubahan-perubahan dalam
keadaan sistem (state a system), yang didefinisikan sebagai nilai-nilai semua
sifat makroskopis yang relevan, seperti susunan, energi, suhu, tekanan, dan
volume. Energi, tekanan, volume, dan suhu dikatakan sebagai fungsi keadaan
(state function)- sifat-sifat yang ditentukan oleh keadaan sistem, terlepas
bagaimana keadaan tersebut dicapai. Dengan kata lain, ketika keadaan suatu
sistem berubah, besar perubahan dalam setiap fungsi keadaan hanya
bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir sistem dan tidak bergantung
pada bagaimana perubahan itu dilakukan (Chang, 2005: 162-163).
Setiap materi mengandung energi dalam bentuk energi potensial dan
energi kinetik. Kedua energi ini dinamakan energi internal. Jika energi yang
terkandung dalam materi berubah maka perubahan energi dinamakan kalor.
Perubahan energi (kalor) pada tekanan tetap dinamakan perubahan entalpi
(ΔH) (Sunarya, 2009: 53).
Jadi, termokimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari
tentang perubahan kalor reaksi yang menyertai reaksi kimia.
B. Hukum Termodinamika
Termodinamika adalah suatu cabang dari ilmu fisika yang mempelajari hubungan
antara usaha (energi) dan panas (kalor). Sedangkan menurut bahasa,
termodinamika adalah perubahan panas, berasal dari bahasa yunani, thermos =
panas dan dynamic = perubahan. Termodinamika ditemukan seiring
ditemukannya mesin uap praktis pada dekade 1800-an oleh James Watt.
Hukum Pertama
Jika suatu gas dengan volume tetap dipanaskan, maka suhu
gasbertambah. Akibat kenaikan suhu ini, molekul-molekul gas
bergerak lebih cepat yang mengakibatkan tumbukan antara
molekul dengan dinding lebih banyak. Tumbukan ini
menyebabkan tekanan gas bertambah. Selain tekanan yang
bertambah besar, energi kinetik gas juga meningkat. Dengan
pertambahan energi kinetik berarti energi dalam gas juga
bertambah. Untuk menaikkan suhu gas, sehingga mempunyai
suhu tertentu, diperlukan sejumlah kalor (Q). Jika sejumlah kalor
ditambahkan pada sistem, maka energi kalor akan digunakan
untuk melakukan usaha. Namun, tidak semua energi kalor
digunakan untuk usaha. Jadi, jumlah kalor yang diterima sistem
digunakan untuk menambah energi dalam sistem dan untuk
melakukan usaha. Pemberian kalor pada suatu sistem, akan
menambah energi dalam sistem (U). Banyaknya kalor yang
diperlukan untuk menaikkan energi dalam sebesar ΔU dan
melakukan usaha sebesar W dapat dicaridengan persamaan :
Q = ΔU + W
Keterangan:
ΔU = perubahan energi dalam sistem (J)
Q = jumlah kalor yang ditambahkan (J)
W = usaha yang dilakukan sistem (J)
Persamaan tersebut merupakan rumusan Hukum I
Termodinamika yang digunakan apabila sistem menerima kalor
dari lingkungan (Q bernilai positif) dan sistem melakukan usaha
(W bernilai positif) (Surawan, 2016 : 3).
Bunyi Hukum I Termodinamika : "Energi dapat diubah dari satu bentuk ke
bentuk yang lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan”. Keabhsahan
hukum I Termodinamika dapat diuji dengan mengukur perubahan energi dalam
suatu sistem antara keadaan awal dan keadaan akhir dalam suatu proses (Chang,
2005: 165).
Contohsoal:
Kalorsebanyak 1000 J
ditambahkankesistemsementarakerjadilakukanpada(terhadap)
sistemsebesar 500 J. Berapaperubahanenergidalamsistem?
Jawab = ΔU = Q U – W = ( + 1000 K ) – (-500 J) = 1500 J.
Perhatikan Bahwa Hukum Termodinamika 1 Dalam Bentuk
ΔU = Q U – W
Q positif : kalor ditambahkan ke sistem
Q negatif : kalor dilepaskan oleh sistem
Wpositif : kerja dilakukan oleh sistem
W negatif : kerja dilakukan pada sistem
(Khuriati, 2007: 6).
Menurut (Chang, 2005: 165) Hukum 1 Termodinamika dibagi menjadi empat
proses, yaitu
a. Proses Isobarik (tekanan tetap)
Proses isobarik adalah proses perubahan gas dengan tahanan tetap. Pada garis P –
V proses isobarik dapat digambarkan seperti pada berikut.
Usaha proses isobarik dapat ditentukan dari luas kurva di bawah gra fik P – V.
Hukum Kedua
Bunyi Hukum Termodinamika 2 : "Kalor mengalir secara spontan dari
benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara
spontan dalam arah kebalikannya."(Khuriati, 2007: 11).
Statemen hukum termodinamika II:
ΔS ≥ 0.
Pada suatu sistem tertutup nilai entropi akan tetap atau
bertambah, dengan catatan berbeda dengan hukum
termodinamika I yang menunjukkan konservasi energi: “Energi
tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan”, Hukum
termodinamika II menyatakan bahwa “entropi dapat diciptakan
tetapi tidak dapat dimusnahkan” (Hikam, 2016: 50).
Menurut (Chang, 2005: 165) Hukum II Termodinamika
menjelaskan tiga rumusan mengenaiperpindahan kalor sebagai
berikut :
a. Kalor tidak mungkin berpindah dari sistem bersuhu rendah ke
sistem bersuhu tinggi secara spontan.
Menurut Asas Black, kalor berpindah dari benda bersuhu tinggike
benda bersuhu lebih rendah. Hal ini sesuai dengan
rumusanClausius bahwa tidaklah mungkin memindahkan kalor
dari tandonyang bersuhu rendah ke tandon yang bersuhu lebih
tinggi tanpa dilakukan usaha.
b. Tidak ada mesin yang mengubah seluruh kalor yang
masukmenjadi usaha.
Menurut Kelvin Planck, tidak ada mesin yang bekerja dalam
satusiklus dapat mengubah kalor menjadi usaha seluruhnya.
c. Jika suatu sistem mengalami perubahan secara spontan,
makaperubahan akan berarah sedemikian rupa sehingga
entropisistem akan bertambah, atau akan tetap nilainya
(Surawan, 2016 : 16).
Hukum Ketiga
Bunyi Hukum III Termodinamika :
"Suatu sistem yang mencapai temperatur nol absolut, semua prosesnya
akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum."
"Entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut
bernilai nol."(Chang, 2005: 165).
Secara umum, perubahan entalpi dalam reaksi kimia dapat diungkapkan dalam
bentuk diagram reaksi berikut.
A + B → C + kalor(reaksi eksoterm)
Reaksi Endoterm
Sepotong es dimasukkan ke dalam botol plastik dan ditutup. Dalam jangka waktu
tertentu es mencair, tetapi di dinding botol sebelah luar ada tetesan air. Dari mana
tetesan air itu?
Jawab: Perubahan es menjadi cair memerlukan energi dalam bentuk kalor.
Persamaan kimianya: H2O(s) + kalor → H2O(l)
Kalor yang diperlukan untuk mencairkan es diserap dari lingkungan sekitar, yaitu
botol dan udara. Ketika es mencair, es menyerap panas dari botol sehingga suhu
botol akan turun sampai mendekati suhu es. Oleh karena suhu botol bagian dalam
dan luar mendekati suhu es maka botol akan menyerap panas dari udara sekitar.
Akibatnya, uap air yang ada di udara sekitar suhunya juga turun sehingga
mendekati titik leleh dan menjadi cair yang kemudian menempel pada dinding
botol.
D. Perubahan Entalpi
Definisi Entalpi ( ΔH )
Perubahan energi internal dalam bentuk panas dinamakan kalor. Kalor
adalah energi panas yang ditransfer (mengalir) dari satu materi ke materi lain. Jika
tidak ada energi yang ditransfer, tidak dapat dikatakan bahwa materi mengandung
kalor. Jadi, Anda dapat mengukur kalor jika ada aliran energi dari satu materi ke
materi lain. Besarnya kalor ini, ditentukan oleh selisih keadaan akhir dan keadaan
awal ()
Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi selama proses
penerimaan atau pelepasan kalor dinyatakan dengan ” perubahan
entalpi (ΔH) ” . Harga entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan
atau diukur. Tetapi ΔH dapat ditentukan dengan cara mengukur jumlah
kalor yang diserap sistem. Misalnya pada perubahan es menjadi air,
yaitu 89 kalori/gram. Pada perubahan es menjadi air, ΔH adalah positif,
karena entalpi hasil perubahan, entalpi air lebih besar dari pada entalpi
es. Pada perubahan kimia selalu terjadi perubahan entalpi. Besarnya
perubahan entalpi adalah sama besar dengan selisih antara entalpi
hasil reaksi dan jumlah entalpi pereaksi(Chang, 2004).
Perubahan entalpi adalah perubahan panas dari reaksi
pada suhu dan tekanan yang tetap, yaitu selisih antara entalpi
zat-zat hasil dikurangi entalpi zat-zat reaktan.
Rumus :
ΔH = Hh - Hr
ΔH : perubahan entalpi
Hh : entalpi hasil reaksi
Hr : entalpi zat reaktan ()
Entalpi merupakan besaran fisis yang nilainya dipengaruhi
oleh jumlah dan wujud zat, serta dipengaruhi oleh lingkungan
(suhu dan tekanan). Pengukuran entalpi pada suhu dan tekanan
yang berbeda akan menghasilkan nilai entalpi yang berbeda.
Oleh karena itu, disepakati suatu keadaan standar, yaitu pada
suhu 298 K dan tekanan 1 atm. Jadi, perubahan entalpi standar
adalah perubahan entalpi yang diukur pada 298 K dan tekanan 1
atm. Perubahan entalpi standar dibedakan berdasarkan jenis
reaksi atau prosesnya (Hasanuddin, 2015: 1).
Contoh: Tinjau air panas dalam termos. Anda tidak dapat mengatakan bahwa air
dalam termos mengandung banyak kalor sebab panas yang terkandung dalam air
termos bukan kalor, tetapi energi internal. Jika terjadi perpindahan panas dari air
dalam termos ke lingkungan sekitarnya atau dicampur dengan air dingin maka
akan terbentuk kalor. Besarnya kalor ini diukur berdasarkan perbedaan suhu dan
dihitung menggunakan persamaan berikut.
Q=mc ΔT
Keterangan:
Q = kalor
m = massa zat
c = kalor jenis zat
Δ T = selisih suhu
Jika perubahan energi terjadi pada tekanan tetap, misalnya dalam wadah
terbuka (tekanan atmosfer) maka kalor yang terbentuk dinamakan perubahan
entalpi (ΔH). Entalpi dilambangkan dengan H (berasal dari kata ‘Heat of
Content’). Dengan demikian, perubahan entalpi adalah kalor yang terjadi pada
tekanan tetap, atau Δ H = Qp (Qp menyatakan kalor yang diukur pada tekanan
tetap).
Berdasarkan kesepakatan internasional, entalpi pembentukan standar
unsur-unsur dalam bentuk yang paling stabil bernilai 0 (nol). Contohnya, O 2
adalah bentuk alotrop oksigen yang lebih stabil daripada ozon (O 3). Dengan
demikian, ΔHof O2 = 0, tetapi ΔHof O3 dan O2-> 0 (Sutresna, 2008: 70).
Catatan: Nilai perubahan entalpi pembentukan standar (∆H fo) unsur adalah nol,
seperti N2, H2, dan Cl2.
Contoh:
Jika ∆Hfo H2O(g) = -240kJ mol-1, maka ∆Hd H2O = +240 kJ mol -1 dan persamaan
termokimianya adalah:
Contoh soal
Jawab:
Jawab:
Diketahui:
= 480 gram
Ditanya: q
Penyelesaian:
Pada pembakaran 1 mol karbon dibebaskan kalor 393,5 kJ maka pada pembakaran
(480 g / 12 g/mol) karbon dihasilkan kalor sebanyak:
2. Hukum Hess
C
b c
A B
a
DE e
d
Contoh soal :
Diketahui :
2H2(g) + O2(g)2H2O(cair) ΔH = -136 Kkal
H2(g) + O2(g) H2O2(cair) ΔH = -44,8 Kkal
Hitung ΔH untuk reaksi :
2H2O2(cair) 2H2O + O2
Jawab :
2H2 + O2 2H2O ΔH = -136 Kkal
2H2O2 2H2 + 2O2 ΔH = +89,6 Kkal
2H2O22H2O + O2ΔH = -46,4 Kkal
3. Data ΔH Pembentukan
Contoh Soal :
Dari tabel entalpi pembentukan diatas, tentukan :
a. ∆H reaksi pembakaran C2H4
b. Tentukan jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran 56
g gas C2H4
Jawab :
a. Reaksi pembakaran C2H4
C2H4(g) + 3 O2(g)→2CO2(g) + 2H2O(l)
∆H reaksi = ∆Hof hasil reaksi - ∆Hof pereaksi
= ( 2. ∆Hof CO2 + 2. .∆Hof H2O ) – ( 1. ∆HofC2H4 + 3. ∆Hof O2)
= ( 2 . -393,5 + 2. -285,8 ) – ( 1. 52,5 + 3. 0 )
= -787 – 571,6 + 52,5
= - 1306,1 kJ/mol
(Sudarmo, 2013)
Contoh Soal
Cl2Cl + Cl ΔH = + 58 Kkal
Jawab :
H2 H + H ΔH = + 104 Kkal
Cl2 Cl + Cl ΔH = + 58 Kkal
Jadi ΔH = - 44 Kkal
DAFTAR PUSTAKA