Anda di halaman 1dari 8

M A K A LA H

PKN
GLOBALISASI MASALAH PERTAHANAN DAN KEAMANAN

KELAS XII-2

KELOMPOK 4

 ERLINA
 NURSAHARA SAFITRI
 KASTIKA
 RIKO ARYASYAH
 JUNAIDI TANZIL
 DEDEN PANGESTU
BAB IV

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN GLOBALISASI

Globalisasi berasal dari kata globel, yang merupakan suatu proses suatu tatanan, aturan dan
sistem tertentu yang berlaku bagi bangsa-bangsa lain di dunia. Sementara itu, ada pula yang
mengartikan globalisasi merupakan suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak
mengenal batas.

Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian
ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan
bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison
A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005)

Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di


Negara Berkembang.internet.public jurnal.september 2005). Sebagai proses, globalisasi
berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu.
Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada
skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan
komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan
teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat
tersebar luas ke seluruh dunia.Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.

2.2. PENGERTIAN KETAHANAN DAN KEMANAN

Ketahanan Pertahanan dan Keamanan diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan pertahanan
dan keamanan bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang datang dari luar maupun dari dalam baik
secara langsung maupun tidak langsung membahayakan identitas, integritas dan kelangsungan
hidup bangsa dan negara NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
 2.3. Dampak positif globalisasi bidang pertahanan dan keamanan

A. Semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi, dan tuntutan terhadap


dilaksanakannya hak-hak asasi manusia.

B. Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang


memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.

C. Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum yang lebih


profesional, transparan, dan akuntabel.

D. Menguatnya supremasi sipil dengan mendudukkan tentara dan polisi sebatas penjaga
keamanan, kedaulatan, dan ketertiban negara yang profesional.

E. Adanya hubungan kerja sama antarbangsa , khususnya dalam bidang pertahanan


keamanan baik kerja sama bilateral , regional maupun internasional.

F. Adanya upaya setiap negara mempertahankan kedaulatan negara melalui pembuatan


sistem persenjataan maupun pemberdayaan rakyat dan tentaranya. Globalisasi bidang
hankam pernah dirasakan masyarakat dunia, yaitu dibentuknya pakta pertahanan NATO,
SEATO, WARSAWA, dsb.

2.4. Dampak Negatif Globalisasi di Bidang Pertahanan dan Keamanan


a.    Peran masyarakat dalam menjaga keamanan, kedaulatan, dan ketertiban negara    semakin
berkurang karena hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab pihak tentara dan polisi.
b.    Perubahan dunia yang cepat, mampu mempengaruhi pola pikir masyarakat secara global.
c.  Masyarakat cenderung bertindak anarkis sehingga dapat mengganggu stabilitas nasional,
ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.

2.5. Kekuatan Yang Perlu Ada Dalam Ketahanan Dan Keamanan


1. Kegiatan intel strategis dalam semua aspek kehidupan nasional.

2. Melaksanakan upaya pertahanan darat, laut dan udara.


3. Memelihara dan menegakkan Keamanan Dalam Negeri (Kamdagri) secara berlanjut dalam
semua aspek kehidupan nasional.
4. Membina potensi dan kekuatan wilayah dalam semua aspek kehidupan nasional untuk
meningkatkan Tannas.
5. Memelihara stabilitas nasional dan Tannas secara menyeluruh dan berlanjut.
6. Mewujudkan Postur Kekuatan Hankam

2.6. ANCAMAN YANG TERDAPAT PADA KETAHANAN DAN


KEAMANAN NASIONAL

1.      Ancaman di Dalam Negeri


Internal kebangsaan, ancaman dalam negeri menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa
Indonesia dalam mengukuhkan ketahanan nasional bangsa Indonesia dalam berbagai kondisi
ancaman yang berasal dari dalam negeri. Ancaman ini bisa berupa pemberontakan, subversi,
kudeta, atau apa pun namanya yang berasal atau terbentuk dari masyarakat Indonesia.

2.      Ancaman dari luar


Dalam bentuk fisiknya, ancaman seperti ini dapat kita jumpai dalam beberapa istilah di
bawah ini yang sangat akrab di telinga kita, antara lain: infiltrasi, subversi dan intervensi dari
kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari
luar negri. Namun, dalam bentuk non-fisiknya ancaman seperti ini jauh lebih berbahaya dari
sekedar perang fisik. Ia bisa berwujusd perang pemikiran, propaganda global, pelemehan sistem
– sistem kehidupan yang bersentuhan dengan sensitifitas agama, ras, budaya, dll. Hal ini jika
tidak disadari dan dibiarkan berlarut – larut akan memicu kemerosotan suatu bangsa. Dimulai
dsari kemerosotan finansial, hingga kemerosotan moral. Akhirnya, jatah sebuah peradaban
tersebut untuk tetap eksis dalam kancah dunia tinggal menghitung hari saja.
2.7. Aspek-aspek yang Mempengaruhi Pertahanan Keamanan Nasional RI Terhadap
Globalisasi
Saat ini, bangsa Indonesia masih berada dalam perkembangan ekonomi yang sampai
sekarang belum pulih dari krisis. Dan negara ini akan goyah lagi apabila dihantam oleh
globalisasi jika kemampuan, produktivitas masyarakat tidak ditingkatkan sesuai dengan
kemampuan bangsa lain, sehingga bisa bersaing di dalam pasar globalisasi. Sebagai upaya untuk
mengatasi tantangan masa depan bangsa ini maka kita sebagai bangsa yang besar memerlukan
pemimpin yang memiliki wawasan ketahanan yang luas. Karena era globaslisai akan
mempengaruhi masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.
Aspek pertama, sosial-politik yang juga akan terpengaruh globalisasi. Keadaan sosial
politik bangsa akan berpengaruh ataupun dipengaruhi oleh dunia luar dan bisa merubah paham
dan asas yang sudah dianut. Ini akan melemahkan Ketahanan Nasional Indonesia dan menurukan
wibawa bangsa di mata bangsa lain. Aspek kedua, dalam kehidupan tatanan nasional akan
dipengaruhi secara langsung juga dengan globalisasi. Untuk itu diperlukan kebijakan-kebijakan
dari pemerintah hasil pemilu presiden 2004 untuk dapat mengatasinya. Aspek ketiga, apabila
kebijakan-kebijakan pemerintah salah maka globalisasi akan memperlemah Ketahanan Nasional.
Pemerintah diharuskan mengambil langkah dan kebijakan untuk mengaantisipasi gelombang
globalisasi di masa mendatang.

2.8. Aspek-aspek Yang Dikedepankan dalam Pertahanan Keamanan Nasional


RI dalam Mengatasi Globalisasi
 
a.    Kemampuan dan kekuatan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (survival, identitas dan
integritas bangsa dan negara),
b.   kemampuan dan kekuatan untuk mengembangkan kehidupan bernegara dan berbangsa dalam
mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.
c.    Berpedoman pada wawasan nasional; Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa
Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar
1945. Wawasan nusantara juga merupakan sumber utama dan landasan yang kuat dalam
menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga wawasan nusantara dapat disebut sebagai
wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan nasional.
Ketahanan nasional memiliki beberapa sifat yang melandasinya untuk tetap memberikan
kontribusi konstruktif bagi Indonesia. Sifat-sifat tersebut antara lain tercermin dari beberapa hal
di bawah ini, antara lain:
a.        Mandiri, artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri
dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta
bertumpu pada identitas, integritas, dan kepribadian bangsa.
b.        Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat meningkat ataupun
menurun bergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara, serta kondisi lingkungan
strategisnya.
c.        Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang diartikan terwujudnya
kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di antara seluruh aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
d.       Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat manunggal dapat
mewujudkan kewibawaan nasional yang akan diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat
menjadi daya tangkal suatu negara.
e.        Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan nasional Indoneisa tidak mengutamakan sikap
konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi
lebih pada sifat konsultatif dan kerja sama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada
kekuatan moral dan kepribadian bangsa.

Esensi Nasionalisme Indonesia yang harus Dipertahankan


Sesungguhnya nilai-nilai nasionalisme (faham tentang kebangsaan) itu bersumber dari
sosio-kultural bangsa dan bumi Indonesia. Sekalipun akan mengalami interaksi dengan dunia
luar dalam era globalisasi, tetapi hakekatnya tidak boleh berubah. Seperti halnya nilai-nilai
Pancasila sebagai esensi pertama, secara intrinsik tidak akan berubah, apalagi hal itu memiliki
nilai-nilai mendasar dan sebagai “way of life” bangsa Indonesia, serta sebagai dasar Negara
Republik Indonesia akan tetap dapat dipertahankan. Sekalipun saat ini mengalami pasang surut
dan mungkin sedikit “memudar” sifatnya tentu sementara. Esensi kedua adalah UUD’ 45 sebagai
sumber dari segala sumber hukum di Indonesia, akan tetap menjadi kaidah utama. Kita sadari
dan di implementasi-kan bahwa untuk menata negara dan masyarakat diperlukan berbagai
undang-undang dan peraturan yang tentunya harus bersumber pada Undang-Undang Dasar ini.
Faham kebangsaan kita menyadari dengan sepenuhnya, bahwa semua tata kehidupan bangsa,
harus telah tertuang dan teratur didalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar tersebut. Hal ini
sekaligus merupakan komitmen kita bersama dalam mendirikan Negara Republik Indonesia.
Esensi ketiga adalah Rasa cinta tanah air dan rela berkorban. Sebagai bangsa yang
merdeka karena perjuangan melawan penjajah dan telah mengorbankan jiwa raga beribu-ribu
pahlawan bangsa, maka rasa kebangsaan kita harus dilandasi oleh tekad dan semangat terus
berupaya mencintai tanah air Indonesia dengan segala isi yang terkandung didalamnya sepanjang
masa. Karena hanya dengan rasa cinta tanah air, bangsa ini akan tetap utuh dan akan rela
berkorban pula bagi kejayaan bangsa dan Negaranya. Sekalipun “hujan emas” di negeri orang
tentu tidak seindah hidup di negeri sendiri, walaupun serba menghadapi kesulitan dan
kemiskinan.
Esensi keempat adalah rasa persatuan dan kesatuan bangsa didalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini yang sekarang terkoyak-koyak dan nyaris menghadapi
disintegrasi. Pengaruh globalisasi sangat besar, eforia-reformasi, telah membuat bangsa
Indonesia hampir-hampir kehilangan arah dan tujuan. Ide sparatisme dan upaya-upaya
memisahkan diri dari NKRI oleh beberapa daerah, adalah contoh nyata yang perlu kita cegah.
Kalau ide tersebut dibiarkan berkembang maka Negara Kesatuan Republik Indonesia mengalami
ancaman yang serius. Sudah tentu hal tersebut mengingkari akar nilai-nilai persatuan dan
kesatuan, yang telah dirintis oleh para pendahulu Republik ini.
Esensi kelima tentang wawasan kebangsaan yang bersumber dari wawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional hendaknya terus dapat melekat pada hati dan dihayati sepenuhnya oleh
warga Negara Indonesia, sehingga tertanam pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang sarwa
Nusantara, merangkul semua kepentingan dan mengarahkan pada cita-cita dan tujuan
pembangunan Nasional. Yang keenam adalah disiplin nasional. Bangsa yang ingin maju dan
mandiri harus memiliki disiplin nasional yang tinggi. Nasionalisme berakar pula pada budaya
disiplin bangsa tersebut. Justru antara disiplin nasional dan nasionalisme, merupakan dua sisi
mata uang yang saling berpengaruh. Makna dan esensi disiplin nasional akan terlihat pada
disiplin para penyelenggara Negara, tertib dan lancarnya pelayanan masyarakat, serta dalam
berbagai kehidupan sehari-hari.
2.9. Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme

Langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai


nasionalisme antara lain yaitu :
1.      Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam
negeri.
2.      Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3.      Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4.      Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar-
benarnya dan seadil- adilnya.
5.      Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya
bangsa.

Anda mungkin juga menyukai