Hukum kedua termodinamika berkaitan dengan apakah proses-proses yang dianggap taat azas dengan hukum pertama,
terjadi atau tidak terjadi di alam. Hukum kedua termodinamika seperti yang diungkapkan oleh Clausius mengatakan, “Untuk
suatu mesin siklis maka tidak mungkin untuk menghasilkan efek lain, selain dari menyampaikan kalor secara kontinu dari
sebuah benda ke benda lain pada temperatur yang lebih tinggi".
Bila ditinjau siklus Carnot, yakni siklus hipotesis yang terdiri dari empat proses terbalikkan: pemuaian isotermal dengan
penambahan kalor, pemuaian adiabatik, pemampatan isotermal dengan pelepasan kalor dan pemampatan adiabatik; jika
integral sebuah kuantitas mengitari setiap lintasan tertutup adalah nol, maka kuantitas tersebut yakni variabel keadaan,
mempunyai sebuah nilai yang hanya merupakan ciri dari keadaan sistem tersebut, tak peduli bagaimana keadaan tersebut
dicapai. Variabel keadaan dalam hal ini adalah entropi. Perubahan entropi hanya gayut keadaan awal dan keadaan akhir
dan tak gayut proses yang menghubungkan keadaan awal dan keadaan akhir sistem tersebut.
Hukum kedua termodinamika dalam konsep entropi mengatakan, "Sebuah proses alami yang bermula di dalam satu
keadaan kesetimbangan dan berakhir di dalam satu keadaan kesetimbangan lain akan bergerak di dalam arah yang
menyebabkan entropi dari sistem dan lingkungannya semakin besar".
Jika entropi diasosiasikan dengan kekacauan maka pernyataan hukum kedua termodinamika di dalam proses-proses alami
cenderung bertambah ekivalen dengan menyatakan, kekacauan dari sistem dan lingkungan cenderung semakin besar.
Di dalam ekspansi bebas, molekul-molekul gas yang menempati keseluruhan ruang kotak adalah lebih kacau dibandingkan
bila molekul-molekul gas tersebut menempati setengah ruang kotak. Jika dua benda yang memiliki temperatur berbeda T1
dan T2 berinteraksi, sehingga mencapai temperatur yang serba sama T, maka dapat dikatakan bahwa sistem tersebut
menjadi lebih kacau, dalam arti, pernyataan "semua molekul dalam sistem tersebut bersesuaian dengan temperatur T
adalah lebih lemah bila dibandingkan dengan pernyataan semua molekul di dalam benda A bersesuaian dengan temperatur
T1 dan benda B bersesuaian dengan temperatur T 2".
Di dalam mekanika statistik, hubungan antara entropi dan parameter kekacauan adalah, pers. (1):
S = k log w
dimana k adalah konstanta Boltzmann, S adalah entropi sistem, w adalah parameter kekacauan, yakni kemungkinan
beradanya sistem tersebut relatif terhadap semua keadaan yang mungkin ditempati.
Jika ditinjau perubahan entropi suatu gas ideal di dalam ekspansi isotermal, dimana banyaknya molekul dan temperatur tak
berubah sedangkan volumenya semakin besar, maka kemungkinan sebuah molekul dapat ditemukan dalam suatu daerah
bervolume V adalah sebanding dengan V; yakni semakin besar V maka semakin besar pula peluang untuk menemukan
molekul tersebut di dalam V. Kemungkinan untuk menemukan sebuah molekul tunggal di dalam V adalah, pers. (2):
W1 = c V
dimana c adalah konstanta. Kemungkinan menemukan N molekul secara serempak di dalam volume V adalah hasil kali lipat
N dari w. Yakni, kemungkinan dari sebuah keadaan yang terdiri dari N molekul berada di dalam volume V adalah, pers.(3):
w = w1N = (cV)N.
Jika persamaan (3) disubstitusikan ke (1), maka perbedaan entropi gas ideal dalam proses ekspansi isotermal dimana
temperatur dan banyaknya molekul tak berubah, adalah bernilai positip. Ini berarti entropi gas ideal dalam proses ekspansi
isotermal tersebut bertambah besar.
Definisi statistik mengenai entropi, yakni persamaan (1), menghubungkan gambaran termodinamika dan gambaran
mekanika statistik yang memungkinkan untuk meletakkan hukum kedua termodinamika pada landasan statistik. Arah
dimana proses alami akan terjadi menuju entropi yang lebih tinggi ditentukan oleh hukum kemungkinan, yakni menuju
sebuah keadaan yang lebih mungkin. Dalam hal ini, keadaan kesetimbangan adalah keadaan dimana entropi maksimum
secara termodinamika dan keadaan yang paling mungkin secara statistik. Akan tetapi fluktuasi, misal gerak Brown, dapat
terjadi di sekitar distribusi kesetimbangan. Dari sudut pandang ini, tidaklah mutlak bahwa entropi akan semakin besar di
dalam tiap-tiap proses spontan. Entropi kadang-kadang dapat berkurang. Jika cukup lama ditunggu, keadaan yang paling
tidak mungkin sekali pun dapat terjadi: air di dalam kolam tiba-tiba membeku pada suatu hari musim panas yang panas atau
suatu vakum setempat terjadi secara tiba-tiba dalam suatu ruangan. Hukum kedua termodinamika memperlihatkan arah
peristiwa-peristiwa yang paling mungkin, bukan hanya peristiwa-peristiwa yang mungkin.
Diambil dari Halliday-Resnick, Fisika, alih bahasa Silaban-Sucipto, Erlangga, Jakarta, 1990.
Rabu, 21 Juli 2010 - Entropi adalah ukuran ketidak teraturan sistem kimia. Apa saja contoh dan penjelasan lebih
jauhnya? Silakan dipelajari
Beberapa proses kimia terjadi bahkan walau tidak ada perubahan energi total. Coba perhatikan tabung yang
memuat gas, terhubung dengan selang yang berujung pada penutup. Penutup ini menghalangi gas pindah ke
tabung buang. Bila penutup ini dilepaskan, gas akan masuk ke tabung buang. Pengembangan ini sesuai dengan
pengamatan kalau gas selalu mengembang mengisi volume yang ada. Saat suhu kedua tabung sama, energi gas
sebelum dan sesudah pengembangan menjadi sama. Reaksi balik tidak terjadi.
Reaksi spontan terjadi bila keadaan terbawa pada kondisi kekacauan yang lebih besar. Dalam volume yang
mengembang, molekul gas individual memiliki derajat kebebasan yang lebih besar untuk bergerak sehingga lebih
tidak teratur. Ukuran ketidak teraturan sistem disebut dengan istilah entropi.
Pada suhu nol mutlak, semua gerakan atom dan molekul berhenti, dan ketidak teraturan – dan entropi – zat padat
sempurna demikian adalah nol. (Entropi nol pada suhu nol sesuai dengan hukum ketiga termodinamika). Semua
zat diatas nol mutlak akan memiliki nilai entropi positif yang terus bertambah seiring meningkatnya suhu. Saat
sebuah zat panas mendingin, energi termal yang terlepas darinya lewat ke udara sekitar, yang berada pada suhu
lebih rendah. Saat entropi zat yang mendingin menurun, entropi udara sekitar meningkat. Faktanya, peningkatan
entropi di udara lebih besar daripada penurunan entropi pada zat yang mendingin. Ini sesuai dengan hukum kedua
termodinamika, yang mengatakan kalau entropi sistem dan lingkungannya selalu meningkat dalam reaksi spontan.
Jadi hukum pertama dan kedua termodinamika menunjukkan kalau, untuk semua proses perubahan kimia di alam
semesta, energi selalu kekal namun entropi selalu meningkat.
Penerapan hukum termodinamika pada sistem kimia memungkinkan ahli kimia meramalkan perilaku reaksi kimia.
Saat energi dan entropi membantu pembentukan molekul hasil, molekul pereaksi akan bertindak untuk membentuk
molekul hasil hingga keseimbangan tercapai antara hasil reaksi dan pereaksi. Rasio hasil reaksi dengan pereaksi
diberi istilah tetapan keseimbangan, yaitu sebuah fungsi selisih entropi dan energi antara kedua zat. Walau begitu,
termodinamika tidak dapat meramalkan kecepatan reaksi. Untuk reaksi yang cepat, campuran hasil reaksi dan
pereaksi yang seimbang dapat diperoleh dalam waktu seperseribu detik atau kurang; untuk reaksi yang lambat,
waktunya bisa mencapai ratusan tahun.
Referensi
http://www.faktailmiah.com/2010/07/21/entropi-dan-hukum-kedua-termodinamika.html
Thermodinamika
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah fisika energi, panas, kerja,
entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana banyak
hubungan termodinamika berasal. Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi,
termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi berlangsung).
Karena alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika" biasanya merujuk pada termodinamika setimbang. Dengan
hubungan ini, konsep utama dalam termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan, proses "super
pelan". Proses termodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang. Karena
termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa termodinamika setimbang
seharusnya dinamakan termostatik.
Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak bergantung kepada rincian dari
interaksi atau sistem yang diteliti. Ini berarti mereka dapat diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak tahu apa
pun kecual perimbangan transfer energi dan wujud di antara mereka dan lingkungan. Contohnya termasuk
perkiraan Einstein tentang emisi spontan dalam abad ke-20 dan riset sekaran ini tentang termodinamika benda
hitam.
Sistem Termodinamika
Sistem termodinamika adalah bagian dari jagat raya yang diperhitungkan. Sebuah batasan yang nyata atau
imajinasi memisahkan sistem dengan jagat raya, yang disebut lingkungan. Klasifikasi sistem termodinamika
berdasarkan pada sifat batas sistem lingkungan dan perpindahan materi, kalor dan entropi antara sistem dan
lingkungan.
Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem dan lingkungan:
Sistem terisolasi : tak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja dengan lingkungan. Contoh dari sistem
terisolasi adalah wadah terisolasi, seperti tabung gas terisolasi.
Sistem tertutup : terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi pertukaran benda dengan
lingkungan. Rumah hijau adalah contoh dari sistem tertutup di mana terjadi pertukaran panas tetapi tidak
terjadi pertukaran kerja dengan lingkungan. Apakah suatu sistem terjadi pertukaran panas, kerja atau
keduanya biasanya dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya yaitu :
Sistem terbuka : terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda dengan lingkungannya. Sebuah
pembatas memperbolehkan pertukaran benda disebut permeabel. Samudra merupakan contoh dari sistem
terbuka.
Keadaan Termodinamika
Ketika sistem dalam keadaan seimbang dalam kondisi yang ditentukan, ini disebut dalam keadaan pasti ( keadaan
sistem ). Untuk keadaan termodinamika tertentu, banyak sifat dari sistem dispesifikasikan. Properti yang tidak
tergantung dengan jalur di mana sistem itu membentuk keadaan tersebut, disebut fungsi keadaan dari sistem.
Bagian selanjutnya dalam seksi ini hanya mempertimbangkan properti, yang merupakan fungsi keadaan.
Jumlah properti minimal yang harus dispesifikasikan untuk menjelaskan keadaan dari sistem tertentu ditentukan
oleh Hukum fase Gibbs. Biasanya seseorang berhadapan dengan properti sistem yang lebih besar, dari jumlah
minimal tersebut. Pengembangan hubungan antara properti dari keadaan yang berlainan dimungkinkan. Persamaan
keadaan adalah contoh dari hubungan tersebut.
Hukum Termodinamika
Hukum pertama Termodinamika adalah bentuk lain dari hukum kekekalan energi yang diaplikasikan pada
perubahan energi dalam yang dialami oleh suatu sistem. Maka :
Sistem adalah sejumlah zat dalam suatu wadah, yang menjadi pusat perhatian untuk dianalisis.
Lingkungan adalah segala sesuatu diluar sistem.
Batas , perantara lingkungan dan sistem.
Energi terbagi atas dua yaitu energi dalam dan energi luar, dibawah ini beberapa asumsi mengenai energi tersebut.
Oleh karena itu, pengertian dari energi dalam adalah suatu sifat mikroskopik zat, sehingga tidak dapat diukur
secara langsung. Yang dapat diukur secara tidak langsung adalah perubahan energi dalam ( notasi ), yaitu ketika
suatu system berubah dari keadaan awal ke keadaan akhir.
Secara Sistematis
Perubahan Energi Dalam
delta U = U2-U1
Dimana :
du : perubahan energi dalam (kJ/kg)
cv : panas spesifik pada volume konstan (0,707kJ/kg.K)
dT : perubahan suhu (K)
Formulasi Usaha
Secara Sistematis
Usaha pada proses Isobarik
W = p . deltaV = p ( V2 - V1 )
Rumus pada persamaan diatas hanya dapat digunakan untuk menghitung usaha gas pada tekanan tetap (proses
Isobarik). Jika tekanan gas berubah, usaha W harus dihitung dengan cara integral. Secara umum, usaha dihitung
dengan cara integral berikut.
W = V1 - V2 pdV
Oleh Karena itu, jika grafik tekanan terhadap Volume diberikan, maka arti geometris dari persamaan adalah luas
dibawah kurva.
Pengertian usaha dalam proses siklus ialah usaha yang dilakukan oleh atau pada system gas yang menjalani suatu
proses siklus sama dengan luas daerah yang dimuat oleh siklus tersebut.
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam
saling setimbang satu dengan lainnya.
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem
termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang
dilakukan terhadap sistem. Energi dalam suatu system berubah dari nilai awal U1 ke nilai akhir U2 sehubungan
dengan kalor Q dan usaha W. Oleh karena itu, Hukum Pertama termodinamika berbunyi, energi dalam suatu
system berubah dari nilai U2 sehubungan dengan kalor Q dan usaha W; dimana Q adalah positif jika system
memperoleh kalor dan negative jika kehilangan kalor, usaha W positif jika usaha dilakukan oleh system dan
negative jika usaha dilakukan pada system.
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat
suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai
minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol
absolut bernilai nol.
Asas Black
Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan oleh Joseph Black. Asas ini
menjabarkan:
Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang panas memberi kalor pada
benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama.
Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas benda panas.
Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang diserap bila dipanaskan.
“Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan
banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya lebih rendah”.
Qlepas = Qterima
Keterangan:
Usaha Luar
Usaha luar dilakukan oleh sistem, jika kalor ditambahkan (dipanaskan) atau kalor dikurangi (didinginkan)
terhadap sistem. Jika kalor diterapkan kepada gas yang menyebabkan perubahan volume gas, usaha luar akan
dilakukan oleh gas tersebut. Usaha yang dilakukan oleh gas ketika volume berubah dari volume awal V 1 menjadi
volume akhir V2 pada tekanan p konstan dinyatakan sebagai hasil kali tekanan dengan perubahan volumenya.
Proses Isotermik
Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika di mana terjadi perubahan - perubahan di dalam sistem
tersebut. Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu konstan, proses ini dinamakan proses isotermik. Karena
berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi perubahan energi dalam (∆U = 0) dan berdasarkan hukum I
termodinamika kalor yang diberikan sama dengan usaha yang dilakukan sistem (Q = W).
Proses Isokhorik
Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas dikatakan melakukan proses
isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan (∆V = 0), gas tidak melakukan usaha (W = 0) dan kalor yang
diberikan sama dengan perubahan energi dalamnya. Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada volume
konstan QV.
QV = ∆U
Proses Isobarik
Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan, gas dikatakan melakukan proses
isobarik. Karena gas berada dalam tekanan konstan, gas melakukan usaha (W = p∆V). Kalor di sini dapat
dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan konstan Qp. Berdasarkan hukum I termodinamika, pada proses isobarik
berlaku.
Qp = W + ∆U
Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama dengan kalor yang di serap gas pada volume
konstan.
QV =∆U
W = Qp − QV
Proses Adiabatik
Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun keluar (dilepaskan) oleh sistem (Q = 0).
Dengan demikian, usaha yang dilakukan gas sama dengan perubahan energi dalamnya (W = ∆U).
Jika suatu sistem berisi gas yang mula - mula mempunyai tekanan dan volume masing - masing p1 dan V1
mengalami proses adiabatik sehingga tekanan dan volume gas berubah menjadi p2 dan V2, usaha yang dilakukan
gas dapat dinyatakan sebagai.
Dimana γ adalah konstanta yang diperoleh perbandingan kapasitas kalor molar gas pada tekanan dan volume
konstan dan mempunyai nilai yang lebih besar dari 1 (γ > 1).
Proses adiabatik dapat digambarkan dalam grafik p – V dengan bentuk kurva yang mirip dengan grafik p – V pada
proses isotermik namun dengan kelengkungan yang lebih curam.
http://www.crayonpedia.org/mw/Termodinamika
P = jumlah fase
F = derajat kebebasan
C= jumlah komponen sistem
N= jumlah varibel non – komposisi.
Misal
: sistem Cu – Ag (Gb. 9.6)
Tekanan konstan
N = 1 (hanya temperatur variabel non komposisi)
P + F = 2+1
=3
F=3–P
Jika fase = fase tunggal (
α
atau
β
atau L)
P=1
F=3–1=2
F=2
Artinya bahwa menerangkan karakteristik paduan mempunyai fase tunggal, kita
harus menentukan 2 parameter yaitu komposisi dan temperatur.
Emisi Spontan
Emisi spontan adalah sebuah proses dimana sebuah sumber cahaya seperti atom, molekul atau nukleus
yang berada pada keadaan eksitasi (excited state) mengalami transisi menuju kedaan dasarnya (ground state) dan
memancarkan foton. Emisi spontan dari cahaya merupakan proses mendasar yang memainkan peranan penting
dalam banyak fenomena alam dan membentuk dasar dari banyak aplikasi seperti layar televisi, laser dan light
emitting diode.
Ketika sebuah elektron berada pada keadaan eksitasi dengan energi E2, akan ada kemungkinan bahwa atom
tersebut akan mengalami keruntuhan secara spontan menuju keadaan dasarnya dengan energi E 1, melepaskan
perbedaan energi antara dua keadaan sebagai sebuah foton. Dimana foton tersebuat akan memiliki frekuensi ω dan
energi .
atau
Dimana adalah konstanta Dirac, adalah konstanta Planck yang samadengan 6,63 x 10-34 J.s. fase dari
sebuah foton pada emisi spontan adalah acak sama halnya dengan perambatan fotonnya. Diagram tingkat energi
yang menggambarkan proses emisi spontan digambarkan sebagai berikut:
jika jumlah sumber cahaya pada keadaan eksitasi adalah N, maka laju peruntuhan N adalah:
dimana adalah kebolehjadian untuk emisi secara spontan. Konstanta A21 biasa disebut Koefisien A Einstein,
dan memiliki satuan s-1 . persamaan di atas dapat disederhanakan sehingga memberikan:
dimana N(0) adalah jumlah awal dari sumber cahaya yang terletak pada keadaan eksitasi, t adalah waktu dan Γrad
laju adalah peruntuhan radiatif dari transisi. Jadi jumlah atom pada keadaan eksitasi runtuh secara eksponensial
terhadap waktu. Setelah satu waktu hidup, jumlah keadaan eksitasi menurun menjadi 36,8 % dari jumlah awalnya (
kalinya). Laju peruntuhan radiatif Γrad sebaliknya proporsional terhadap waktu hidup τ12 :
Pada akhir abad ke-19 perhatian para ahli Fisika antara lain tercurahkan pada pemancaran cahaya oleh suatu
permukaan logam yang dipanaskan. Telah kita ketahui bagaimana cahaya berubah dari warna merah tua menjadi
berpijar apabila suhu logam secara terus-menerus ditingkatkan sampai mencapai titik lebur. Terjadinya perubahan
warna dapat diinterpretasikan sebagai pergeseran intensitas maksimum dari panjang gelombang tertentu ke
panjang gelombang yang lebih pendek.
Spektrum radiasi thermal inilah yang menarik minat para fisikawan pada akhir abad ke-19, terutama dikarenakan
oleh teori-teori Fisika yang ada tidak dapat menerangkan bentuk lengkung radiasi thermal. Sebelum meningkat
lebih jauh terlebih dahulu kita definisikan konsep radiasi thermal. Radiasi thermal adalah pancaran radiasi suatu
benda yang disebabkan oleh suhunya. Distribusi intensitas radiasi sebagai fungsi frekuensi atau fungsi panjang
gelombang disebut spektrum radiasi thermal.
Dari pengukuran spektrum radiasi thermal permukaan suatu benda yang dipanaskan diketahui bahwa bentuk
spektrumnya bergantung pada suhu, sifat permukaan dan jenis bahan yang dipergunakan. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa pancaran total yang meliputi semua panjang gelombang yang berharga maksimum dapat
diperoleh jika permukaan benda dilapisi dengan arang karbon. Untuk keadaan seperti ini spektrum pancaran hanya
bergantung pada suhu benda.
Sebagai idealisasi didefinisikan benda hitam sempurna merupakan suatu benda yang dapat menyerap semua
cahaya yang sampai di permukaannya. Menurut teori termodinamika benda hitam sempurna jika dipijarkan akan
memberikan pancaran total yang maksimum bila dibandingkan dengan benda-benda lain yang sama suhunya.
Andaikan benda logam berongga diberi suatu lubang dengan ukuran sangat kecil. Dinding dalam ronggo bersuhu
T. Apabila seberkas cahaya berhasil masuk ke dalam rongga, maka berkas tersebut akan mengalami berkali-kali
pemantulan pada permukaan dinding dalam rongga. Kebolehjadian cahaya dapat meninggalkan rongga tersebut
adalah kecil. Hal ini berarti bahwa lubang tersebut dengan rongga bagian dalamnya dapat dipandang sebagai
benda hitam sempurna.
Jika lubang tersebut menjadi pemancar radiasi, maka pancarannya memiliki kualitas seperti benda hitam
sempurna. Lubang akan menjadi pemancar apabila dinding dalam rongga dinaikkan suhunya. Jadi pancaran oleh
lubang yang ada pada dinding merupakan pancaran benda hitam sempurna.
Benda hitam yang temperaturnya T akan memancarkan energi dengan panjang gelombang antara 1 dan 1+dl
dengan intensitas spesifik B1 (T) yang memenuhi persamaan :
(9.1)
(9.2)
Panjang gelombang maksimum dapat ditentukan menghitung deferensial pertama fungsi intensitas spesifik
terhadap panjang gelombang sama dengan nol.
(9.4)
Makin tinggi temperatur benda hitam maka akan semakin pendek panjang gelombang tempat pancaran maksimum
itu terjadi. Grafik hubungan antara intensitas spesifik terhadap panjang gelombang.
(9.5)
Persamaan (9.5) di atas dikenal sebagai persamaan Stefan-Boltzman. Besar tetapan Stefan-Boltzman adalah :
Jumlah energi yang dipancarkan tiap cm2 permukaan benda hitam per detik ke semua arah dikenal sebagai fluks
energi benda hitam.
(9.6)
Energi yang dipancarkan seluruh permukaan benda hitam ke semua arah persatuan waktu dikenal sebagai
luminositas. Untuk benda hitam yang berbentuk bola dengan jari-jari R dan memiliki temperatur efektif T maka
luminositasnya adalah :
(9.7)
Sebagian contoh luminositas matahari adalah 3,9.1023 kilo watt, nilai tersebut setara dengan energi yang
dibangkitkan oleh semua pembangkit energi buatan manusia selama 3 juta tahun.
Energi yang diserap benda E akan menyebabkan suhu benda T akan mengalami kenaikan. Jika ini berlangsung
terus menerus mka akan dicapai keadaan ketimbang thermal dengan suhu benda T = C = konstan. Pada keadaan
ini jumlah energi yang diserap (Es) sama dengan jumlah energi yang dipancarkan benda hitam (Ep).
(9.8)
2.t.rad = 3600
(9.9)
Besar sudut ruang segala arah adalah :
dA = r2 sin q dq df
(9.10)
Bila berkas pancaran melewati permukaan dalam arah tegak lurus pada permukaan dalam sudut ruang dw maka
energi yang dipancarkan selama selang waktu dt adalah :
dE = I.dA.dw.dt (9.11)
dapat dihitung bahwa jumlah energi yang melalui elemen dA’ dalam sudut ruang dw selama selang waktu dt
adalah :