Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR

Disusun oleh:

Nunik Setya Praptini

H0918068

Kelompok 13

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2018
ACARA I

KALORIMETRI

A. TUJUAN
Tujuan praktikum Fisika Dasar Acara I “Kalorimetri” ini adalah:
1. Mahasiswa dapat menentukan nilai Kapasitas Panas Jenis (c) suatu larutan
menggunakan Asas Black
2. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan antara suhu dengan kalor

B. TINJAUAN PUSTAKA
Perpindahan energi kalor merupakan perpindahan energi yang terjadi
apabila terdapat perbedaan suhu antara sistem dan lingkungan dengan arah
perpindahan sesuai dengan penurunan suhu (Moran dan Shapiro, 1992).
Contohnya yaitu peristiwa pendinginan suatu batangan baja panas yang
dicelupkan ke dalam air. Dalam hal ini ilmu perpindahan kalor dapat
membantu untuk meramalkan suhu batangan baja ataupun air sebagai fungsi
waktu (Holman,1984).
Simbol Q menandai jumlah energi yang dipindahkan melalui batas sebuah
sistem dalam interaksi kalor dengan lingkungannya. Perpindahan kalor ke
dalam sistem dinyatakan sebagai positif, sedangkan perpindahan keluar dari
sistem dianggap negative. Perpindahan energi melalui kalor dapat dievaluasi
menggunakan berbagai metode experimental, yaitu: Konduksi (conduction),
Radiasi Thermal (thermal radiation), dan Konveksi
(Moran dan Shapiro, 1992).
Energi berpindah secara konduksi (conduction) atau hantaran, laju
perpindahan kalor itu berbanding lurus dengan gradien suhu normal. Kalor
dikonveksi ke luar, dan proses ini dinamakan perpindahan kalor secara
konveksi, dimana perpindahan energi terjadi melalui bahan antara, kalor juga
dapat berpindah melalui daerah-daerah hampa. Mekanisme pada perpindahan-
kalor radiasi adalah sinaran atau radiasi elektromagnetik (Holman, 1984).
Perpindahan kalor dapat dihitung dengan menggunakan metode
Kalorimetri, yaitu teknik pengukuran kalor jenis yang melibatkan pemanasan
sebuah sampel yang diketahui suhunya Tx dengan cara menempatkannya ke
dalam sebuah bejana yang berisi air yang massa dan suhunya diketahui
sebagai Tw < Tx kemudian mengukur suhu air setelah tercapai kondisi
keseimbangan. Teknik ini dinamakan kalorimetri, dan alat sebagai tempat
terjadinya perpindahan energi disebut dengan Kalorimeter
(Serway dan Jewett, 2004).
Jika energi Q dipindahkan ke sampel zat yang memiliki massa m dan suhu
sampel berubah sebesar ∆T, maka kalor jenis zat adalah:
c= Q
m . ∆T
Kalor jenis pada dasarnya merupakan suatu ukuran seberapa tidak sensitifnya
zat secara thermal terhadap penambahan energi. Semakin besar kalor jenis
suatu bahan, semakin besar pula energi yang harus ditambahkan kepada bahan
tersebut untuk menyebabkan suatu perubahan temperatur
(Serway dan Jewett, 2004). Kalor jenis setiap bahan berbeda-beda. Untuk
garam adalah 1,004 kal/oC (Ramalingan dan Arumugan, 2012), sementara
untuk kopi luwak 14,28 kal/oC dan kopi arabika 10,08 kal/oC
(Ratnawulan et al., 2013).
Pada kalorimetri berlaku hukum kekekalan energi atau yang dikenal
dengan Azas Black, yaitu jumlah kalor yang dilepas oleh gas (Qgas) akan
diterima oleh air untuk meningkatkan suhunya (Qair), tetapi tentu tidak semua
energi yang diberikan gas dapat diterima semuanya oleh air yang dapat
dijabarkan dengan rumus:
(mgas . cgas . ∆Tgas) = (mair . cair . ∆Tair) (Tirtoadmodjo, 1999).
Penggunaan kalor juga diterapkan pada bidang pangan, antara lain dalam
proses pemanggangan biji kopi. Pemanggangan adalah proses khusus dalam
industri pangan yang akan menambah aroma khas dari produk tersebut
(Basile dan Kikic, 2009). Selain itu penggunaan kalor juga untuk mengetahui
kapasitas kalor dari pembuatan minyak kelapa sawit (Alakali et al., 2012), dan
untuk menentukan kualitas pengasapan ikan bandeng dengan menggunakan
suhu dan lama pengasapan. Pemanasan dapat meningkatkan atau menurunkan
fungsi dan karakter protein tergantung proses pengolahannya
(Prasetyo et al., 2015).
Pada bidang pangan nilai kapasitas panas jenis menentukan sifat
termodifikasinya bahan makanan. Nilai kapasitas jenis digunakan untuk
mengetahui perpindahan kalor selama pendinginan maupun pembekuan bahan
makanan. Nilai kapasitas panas jenis juga penting untuk sifat bahan makanan
selama makanan tersebut diproses (Alakali et al., 2012)
Tidak hanya dalam bidang pangan saja, kalor juga digunakan sebagai salah
satu sumber energi alternative, yaitu energi biomassa dan batubara muda.
Contohnya adalah briobriket sekam padi dan briket batubara yang disebut
Briket Hybrid (Maymanah et al., 2011).

C. METODE PENELITIAN
1. Alat
a. Alat tulis
b. Gelas beaker 50ml
c. Kalorimeter
d. Kompor
e. Panci
f. Sendok sayur
g. Termometer
h. Timbangan Analitik
2. Bahan
a. Air panas (60oC, 70oC, 80oC) 50 ml
b. Larutan garam 50 gram
c. Larutan kopi 50 gram
3. Cara Kerja

Penimbangan kalorimeter + termometer

50 gr larutan kopi, Pemasukkan ke dalam gelas beaker


50 gr larutan garam

Pengukuran suhu larutan

Pemasukkan ke dalam kalorimeter

50 ml air mendidih
Pemasukkan ke dalam gelas beaker

Pengukuran suhu (60˚C, 70˚C, 80˚C)

Pemasukkan ke dalam kalorimeter

Pengadukan

Pengukuran suhu larutan campuran

Pengulangan
Gambar percobaan
1.1 Cara sebanyak 2 kali
Kerja Kalorimetri
DAFTAR PUSTAKA

Alakali, Joseph S., Sunday O. Eze, dan Michael O. Ngadi. 2012. Influence of
Variety and Processing Methods on Spesific Heat Capacity of Crude Palm
Oil. Vol. 3, No. 5.

Basile M., dan I. Kikic. 2009. A Lumped Specific Heat Capacity Approach For
Predicting the Non-stationary Thermal Profie of Coffee During Roasting.
Chem Biochem Eng Q.23(2):167-177.

Dittmas, Richard H., Mark W Zemansky. 1986. Kalor dan Termodinamika.


Penerbit ITB. Bandung.

Fuferti, Megah Aysah Z., Syakbaniah, dan Ratnawulan. 2013. Perbandingan


Karakteristik Fisis Kopi Luwak (Civet Coffee) dan Kopi Biasa Jenis
Arabika. Vol. 2.

Holman, J.P. 1995. Perpindahan Kalor. Erlangga. Jakarta.

Maymanah et al. 2011. Pengembangan Briket Hybrid Berbasis Sekam Padi Dan
Batubara Muda (Brown Coal) Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Jurnal
Sains, Vol. 7. No.1.

Moran dan Shapiro. 1992. Termodinamika Teknik Jilid I. Erlangga. Jakarta.

Prasetyo, Dwi Y.B., Yudhomenggolo Sastro D., dan Fronthea S. 2015. Efek
Perbedaan Suhu dan Lama Pengasapan terhadap kualitas Ikan Bandeng
(Chanos chanos Forsk) Cabut Duri Asap. Jurnal Aplikasi Teknologi
Pangan, Vol 4. No.3.

Ramalingan A. Dan S. Arumugam. 2012. Experimental Study of Specific

Heat of Hot Brine for Salt Gradient Solar Pond Aplication. International

Journal of ChemTech Research, Vol.4. No.3.

Serway, Raymond A. dan John W. Jewett, Jr. 2004. Fisika Untuk Sains dan

Teknik. Salemba Teknika. Jakarta.

Sukarmin.2009.Fisika. Solo. Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS


Surakarta.

Tirtoadmodjo, Rahardjo. 1999. Pemanfaatan Energi Gas Buang Motor Diesel


Stasioner untuk Pemanas Air. Jurnal IPTEK.vol.1.No.1
LAMPIRAN

Gambar 1.3 Air yang dipanaskan Gambar 1.4 Termometer dan


Kalorimeter
ACARA II

DINAMIKA FLUIDA

A. TUJUAN
Tujuan praktikum Acara II “Dinamika Fluida” ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat menghitung besar debit saluran dengan pendekatan laju
aliran dan luas penampang
2. Mahasiswa dapat mengetahui besarnya faktor koreksi/ correction factor
(Cf) dari sistem pengukuran yang digunakan

B. TINJAUAN PUSTAKA
Fluida adalah zat zat yang mampu mengalir dan yang menyesuaikan diri
dengan bentuk wadah tempatnya. Bila berada dalam keseimbangan, fluida
tidak dapat menahan gaya tangensial atau gaya geser. Semua fluida memiliki
suatu derajat kompresibilitas dan memberikan tahanan kecil terhadap
perubahan bentuk. Fluida dapat digolongkan ke dalam cairan atau gas
(Soemitro, 1990)
Tiga dimensi acuan pada fluida adalah massa, panjang, dan waktu. Satuan
dasar yang digunakan adalah kilogram (kg) untuk massa, meter (m) untuk
panjang, dan detik (s) untuk waktu (Soemitro, 1990). Mekanika fluida dapat
berhubungan dengan kebiasaan fluida pada saat diam maupun bergerak (Fox
dan McDonald, 1994).
Mekanika fluida merupakan cabang mekanika terapan yang berkenaan
dengan tingkah laku fluida dalam keadaan diam dan bergerak. Dalam statistika
fluida, berat merupakan sifat penting. Sedangkan dalam aliran fluida,
kerapatan dan kekentalan merupakan sifat utama (Soemitro, 1990)
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau
fluida. Viskositas berasal dari kata Viscous. Suatu bahan apabila dipanaskan
sebelum menjadi cair terlebih dahulu menjadi viscous, yaitu lunak dan pelan-
pelan mengalir. Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan dalam suatu fluida
(Apriani dkk., 2014). Fluida yang secara langsung berkenaan dengan benda
padat, memiliki kecepatan yang sama dengan benda padat tersebut; benda
padat tidak mengalami perubahan dan tergelincir (Streeter et al., 1998).
Debit adalah suatu koefisien yang menyatakan banyaknya air yang
mengalir dari suatu sumber persatu-satuan waktu, biasanya diukur dalam
satuan m3 per detik. Dalam pengukuran debit air secara tidak langsung, yang
sangat perlu diperhatikan adalah kecepatan alitran dan luas penampang aliran.
Rumus untuk menghitung debit air adalah sebagai berikut:
Q=Axv
Diamana A adalah luas penampang, v adalah kecepatan pelampung, dan Q
adalah debit (Harto, 1993)
Aliran atau debit fluida (J) yaitu ketika suatu fluida yang mengisi sebuah
pipa mengalir di dalam pipa dengan rata rata v, aliran atau debit J adalah:
J=A.v
Dimana A adalah luas penampang melintang pipa. Satuan J adalah m3/det
dalam SI dan ft3/det dalam satuan umum Amerika. Kadang-kadang J disebut
sebagai laju aliran atau laju debit (Buece dan Eugene, 2006).
Secara garis besar dapat dikelompokkan bahwa terdapat 4 jenis aliran
yaitu aliran tunak, seragam, tidak tunak, dan tidak seragam. Aliran tunak
(steady) adalah suatu aliran dimana kecepatannya tidak terpengaruh oleh
perubahan waktu, sehingga kecepatan konstan pada setiap titik (tidak memiliki
percepatan). Aliran seragam (uniform) adalah suatu aliran yang tidak terjadi
perubahan kecepatan dan penampang lintasan. Aliran tidak tunak (unstead)
adalah suatu aliran dimana terjadi perubahan kecepatan terhadap waktu.
Aliran tidak seragam (non-uniform) adalah suatu aliran yang dalam kondisi
berubah baik kecepatan maupun penampang lintasan (Ridwan, 2000).
Berdasarkan arah alirannya, aliran fluida dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu
aliran laminer, turbulen, dan transisi. Aliran laminar adalah suatu aliran yang
memiliki arah sejajar dengan pipa dan teratur. Aliran turbulen adalah suatu
aliran yang memiliki arah tidak beraturan. Aliran transisi adalah aliran
peralihan antara laminar menjadi turbulen, begitupun sebaliknya (Soedrajat,
1999).
Pemanfaatan fluida dalam bidang pangan contohnya adalah proses
pembuatan formula enteral atau diet cair berbahan dasar labu kuning, yang
merupakan salah satu metode pemenuhan gizi melalui saluran pencernaan,
baik melalui mulut ataupun dengan bantuan alat (tube). Uji viskositas pun
perlu dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan kualitas fisik dari formula
enteral. Hal ini dilakukan untuk mengetahui produk enteral yang dibuat sesuai
dengan batas normal, tidak terlalu encer ataupun terlalu kental (Pratiwi dan
Noer, 2014).
Selain itu, pemanfaatan fluida dalam bidang pangan yaitu uji viskositas
minyak goreng dalam proses pemanasan. Dari uji tersebut, dapat diperoleh
kesimpulan: semakin besar temperature fluida, maka semakin kecil pula
viskositas. Dengan kata lain temperature fluida berbanding terbalik dengan
viskositas (Mujadin dkk., 2014).

C. METODE PENELITIAN
1. Alat
a. Alat ukur : panjang, volume, waktu (stopwatch)
b. Beban : Paku
c. Model saluran
d. Pelampung
e. Penampung : ember
f. Set pompa beserta selangnya
2. Bahan
a. Air
3. Cara Kerja

Alat

Penyusunan

Rangkaian

Penampungan Air Pengukuran

Volume dan waktu Panjang lintasan Luas penampang


tertentu pelampung dan saluran
waktu tempuh
Pengukuran
Pembagian
Debit output saluran
Kecepatan
aliran

Pengukuran

Debit Saluran

Pencatatan

Data

Pengulangan

Gambar 2.1 Diagram Alir Percobaan Dinamika Fluida


DAFTAR PUSTAKA

Apriani, Devina. dkk., 2014. Studi Tentang Nilai Viskositas Madu Hutan dari
Beberapa Daerah di Sumatera Barat untuk Mengetahui Kualitas Madu.
Pillar of Physics. Vol. 2. Hal. 91-98.

Bueche, Federick J. dan Eugene Hect. 2006. Fisika Universitas.Erlangga : Jakarta,


Fox, Robert W. dan Alan T. McDonald. 1994. Introduction To Fluid Mechanics.
Fourth Edition. School of Mechanical Engineering Purdue University.
United States of America.

Harto, Sri. 1993. Analisis Hidrologi. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Mujadin, Anwar. dkk., 2014. Pengujian Kualitas Minyak Goreng Berulang


Menggunakan Metoda Uji Viskositas dan Perubahan Fisis. Jurnal AL
AZHAR Indonesia Seri Sains dan Teknologi, Vol. 2.No.4.

Pratiwi, Lingga E. dkk., 2014. Analisa Mutu Mikrobiologi dan Uji Viskositas

Formula Enteral Berbasis Labu Kuning (Curcubita moschata) dan Telur

Bebek. Journal of Nutrition College. Vol. 3. No.4. Hal. 951-957.

Ridwan. 2000. Mekanika Fluida Dasar. Gunadarma : Jakarta.

Soedrajat, S.A. 1999. Mekanika - Fulida dan Hidrolika. Nova : Bandung.

Soemitro, H. Widodo. 1990. Seri Buku Schaum Teori dan Soal-Soal Mekanika

Fluida dan Hidraulika Edisi Kedua. Erlangga:Jakarta.

Streeter, V.L., et al. 1998. Fluids Mechanics. Ninth Edition. Civil and
Engineering University of Michigan and Onio. United States of America.
LAMPIRAN

Gambar 2. Penampung Air Gambar 2. Pelampung

Gambar 2. Set Pompa Beserta Selang


ACARA V

GAYA DAN DAYA

A. TUJUAN
Tujuan praktikum fisika dasar Acara V “Gaya dan Daya” adalah sebagai
berikut:
1. Mahasiswa dapat mempelajari gaya gesek (hambatan gelinding) dan
koefisiennya yang timbul pada roda kendaraan yang menggelinding pada
permukaan horizontal.
2. Mahasiswa dapat mempelajari daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan
sebuah kendaraan.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Gaya adalah tarikan atau dorongan pada benda. Ia merupakan besaran
vector yang mempunyai besar dan arah. Gaya resultan pada suatu benda
menyebabkan benda tersebut mendapatkan percepatan dalam arah gaya itu.
Percepatan yang timbul berbanding lurus dengan gaya, tetapi berbanding
terbalik dengan massa benda (Sutarno, 2013)
Hukum I Newton menyatakan, jika gaya resultan pada benda adalah nol,
maka vektor kecepatan benda tidak berubah. Benda yang mula-mula diam
akan tetap diam, benda yang mula-mula bergerak akan tetap bergerak dengan
kecepatan yang sama. Benda hanya akan mengalami suatu percepatan jika
bekerja suatu gaya resultan yang bukan nol. Hukum I Newton ini sering
disebut Hukum Kelembaman (inertia law). Hukum II Newton menyatakan
bahwa bila gaya resultan F yang bekerja pada suatu benda dengan massa
benda m tidak sama dengan nol, maka benda tersebut mengalami percepatan
yang sama dengan gaya.
Percepatan a berbanding lurus dengan gaya dan berbanding terbalik
dengan massa benda. Dengan F dalam newton, m dalam kilogram, dan a
dalam m/s2 , perbandingan ini dapat ditulis sebagai suatu persamaan:
𝐹
a = 𝑚 atau F = m.a

percepatan a memiiki arah yang sama dengan gaya resultan F (Bueche, 1989).
Hukum III Newton menyatakan bahwa sistem terisolasi yang melibatkan
dua benda, maka gaya aksi (Faksi) oleh benda satu sama besar dan berlawanan
arah dengan gaya reaksi (Freaksi) pada benda dua (JAti dan Priyambodo, 2008).
Gaya gesekan adalah gaya yang ditimbulkan oleh dua benda yang bergesekan
dengan arah gaya sejajar dengan permukaan benda dan berlawanan dengan
arah gerak benda (Hermawati, 2013). Besarnya gaya gesek juga dapat
diturunkan dari prinsip usaha dan energi. Usaha dari gaya gesek semakin besar
apabila semakin besarnya gaya gesek yang diberikan (Dewanto, 2001).
Koefisien gesek statik (µs) didefinisikan untuk keadaan dimana suatu
permukaan benda tepat akan bergeser terhadap permukaan benda yang lain.
𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑘 𝑓
µs = 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 = 𝐹𝑁

Koefisien gesek kinetik (µk) didefinisikan untuk keadaan dimana suatu


permukaan benda bergeser diatas permukaan benda yang lain pada laju yang
tetap.
𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑘 𝑓
µk = 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 = 𝐹𝑁

Dimana gaya gesek kritis adalah gaya gesek yang tercapai bila benda tepat
akan bergeser (Bueche, 1989). Gaya gesek akan terjadi pada permukaan kasar
lebih besar dibandingkan di permukaan licin atau halus (Nurminah, 2012).
Koefisien gesek dapat diperoleh dengan cara mencari nilai m2 yang memenuhi
𝑚2
massa untuk bergerak dengan kecepatan konstan, dimana µ = 𝑚1 (Cross, 2005)

Selain besaran dan usaha (kerja), dikenal pula besaran laju peubahan
usaha. Besaran ini memberikan gambaran besarnya laju sistem dalam
melakukan usaha atau mengonsumsi tenaga. Besaran itu disebut daya (Power
=daya kerja, biasanya berlambang P) (Jati dan Priambodo, 2008). Daya
didefinisikan sebagai biaya untuk melakukan usaha, atau batas daya rata-rata
untuk interval waktu mendekati nol.
𝑑𝑊
P= 𝑑𝑡
Dimana P merupakan daya, W merupakan usaha, dan T merupakan waktu
(Ling dkk., 2016).
Penerapan gaya dan daya dalam bidang pangan adalah dalam penyaluran
bahan pangan yang diangkat menggunakan truk, dalam peralatan rumah
tangga seperti mixer, grinding, blender, dll. Sedangkan dalam bidang
pertanian adalah untuk alat yang digunaan untuk menggiling padi, namun pada
kenyataannya konsep gaya dan daya lebih banyak diterapkan didunia selain
bidang pangan (Suroso dkk., 2007)

C. METODE PENELITIAN
1. Alat
a. Katrol
b. Landasan kasar
c. Landasan licin
d. Penyangga katrol
e. Stopwatch
f. Tali
2. Bahan
a. Beban pada katrol (0,150 kg; 0,175 kg; 0,200 kg)
b. Beban tambahan untuk kendaraan (1,5kg dan 2kg)
c. Sebuah unit kendaraan
3. Cara kerja

Penyiapan rangkaian alat

Penentuan landasan kendaraan

Penyiapan alat ukur

Mb (kg) : 0,15; 0,175; 0,2 Percobaan secara berurutan untuk


Mk (kg) : 1,5 dan 2 masing-masing mb dan mk

Pengulangan percobaan 3x untuk


masing-masing mb dan mk

Pencatatan dan penganalisisan hasil


percobaan

Gambar 5.1 Diagram Alir Percobaan Gaya dan Daya


DAFTAR PUSTAKA
Agus, B., Darmanto, dan I. Syafaat. 2012. Karakterisasi Koefisien Gesek
Permukaan Baja St 37 pada Bidang Datar terhadap Viskositas Pelumas.
Jurnal Momentum. Vol. 8. No. 2. 11-18.
Bueche, Frederick J. 1989. Teori dan Soal-Soal Fisika Edisi Kedelapan. Erlangga.
Jakarta.
Cross, Rod. 2015. Increase in Friction Force with Sliding Speed. American
Association of Physics Teachers. Vol. 73. No. 9.
Dewanto, Joni, dan Marta Sanjaya. 2001. Studi Experimen dan Teoritik Sistem
Pengereman Tanpa Skid. Jurnal Teknik Mesin. Vol. 3. No. 1.35-40.
Hernawati. 2013. Mengetahui Koefisien Gesek Statik dan Kinetis Melalui Konsep
Gerak Melingkar Beraturan. Jurnal Teknosains. Vol. 7. No. 1. 55-65.
Jati, Bambang Murdaka Eka dan Tri Kuntoro Priyambodo. 2008. Fisika Dasar
untuk Mahasiswa Ilmu-Ilmu Eksakta dan Teknik. Andi Offset. Yogyakarta.
Ling, Samuel J., Jeff Sanny, and Bill Moebs. 2016. University Physics Volume 1.
OpenStax. Texas.
Nurmimah, Mimi. 2002. Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik dan
Kertas serta Pengaruhnya terhadap Bahan yang Dikemas. Universitas
Sumatera Utara.
Prasetio, Lea. 1992. Mengerti Fisika Edisi Kedua. Andi Offset. Yogyakarta.
Sutarno. 2013. Fisika untuk Universitas Edisi Pertama, Grana limu. Yogyakarta
LAMPIRAN

Gambar 5. Kendaraan di landasan licin Gambar 5. Katrol

Gambar 5. Kendaraan di Landasan Kasar

Anda mungkin juga menyukai