Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR

Disusun Oleh:

Vira Azhartuti
H0916081
Kelompok 13

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
ACARA I
KALORIMETRI

A. TUJUAN

Tujuan dari praktikum acara I Kalorimetri ini adalah :

1. Menentukan nilai kalor jenis (c) larutan kopi dan garam melalui Asas
Black.

2. Mengetahui pengaruh perbedaan suhu air yang ditambahkan dalam


larutan kopi/garam terhadap jumlah kalor (Q) yang dihasilkan.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Kalor didefinisikan sebagai perpindahan energi yang melintasi


batas sistem berdasarkan perubahan suhu antara sistem dan lingkungannya
(Serway dan Jewett, 2004). Istilah lain, kalor adalah salah satu bentuk
energi yang berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu lebih
rendah (Putra, 2015). Kalor merupakan suatu bentuk energi yang
berpindah dari satu zat ke zat lain akibat perbedaan temperatur pada zat
tersebut (Ishaq, 2006). Jika benda menerima kalor, maka kalor itu
digunakannya untuk menaikkan suhu benda, atau merubah wujud benda
(Tazi, 2011).

Satuan kalor setara dengan satuan energi, yaitu Joule yang


dinotasikan J. Satuan ini ditetapkan oleh James Presscott Joule setelah ia
melakukan penelitian menggunakan alat yang kini disebut kalorimeter.
Selain dinyatakan dalam joule, kalor juga dapat dinyatakan dalam satuan
lain yang disebut kalori, dengan nilai perbandingan 1 Joule = 0,24 kalori
(Putra, 2015). Satuan energi yang berhubungan dengan proses termal,
kalori (kal), didefinisikan sebagai jumlah energi yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu 1 kg air dari 14,5oC ke 15,5oC. Satuan energi dalam
sistem satuan AS adalah British thermal unit (Btu), yang didefinisikan
sebagai jumlah energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 pon air
dari 63oF ke 64oF (Serway dan Jewett, 2004).
Kalor jenis (specific heat) (c) suatu zat adalah jumlah kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu satu gram zat sebesar satu derajat
Celsius. Kapasitas kalor (heat capacity) (C) suatu zat adalah jumlah kalor
yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu sejumlah zat sebesar satu derajat
Celsius. Kalor jenis merupakan sifat intensif, sedangkan kapasitas kalor
merupakan sifat ekstensif. Hubungan antara kapasitas kalor dan kalor jenis
suatu zat adalah :

C=mc

dimana m adalah massa zat dalam gram dan s adalah kalor jenis suatu zat.
Jika kita mengetahui kalor jenis dan jumlah suatu zat, maka jumlah kalor
(Q) yang telah diserap atau dilepaskan pada suatu proses dapat diketahui
berdasarkan perubahan suhu (∆t). Persamaan untuk menghitung
perpindahan kalor ini yaitu :

Q = mc ∆t
atau
Q = C ∆t

Dimana m adalah massa suatu zat dalam gram dan ∆t perubahan suhu :

∆t = takhir - tawal

Kesepakatan tanda untuk Q sama dengan kesepakatan tanda untuk


perubahan entalpi. Q yang bernilai positif untuk proses endotermik dan
negative untuk proses eksotermik (Chang, 2004). Nilai ∆t disini
merupakan selisih positif dari perubahan temperatur dalam celcius, namun
nilainya setara dengan selisih temperature dalam Kelvin (Ishaq, 2006).
Kalor jenis pada dasarnya merupakan suatu ukuran seberapa tidak
sensitifnya zat secara termal terhadap penambahan energi. Semakin besar
kalor jenis suatu bahan, semakin besar pula energi yang harus
ditambahkan kepada bahan tersebut untuk menyebabkan suatu perubahan
suhu (Serway dan Jewett, 2004). Perbandingan banyaknya tenaga kalor
∆Q yang dibekalkan kepada sebuah benda untuk manaikkan
temperaturnya sebanyak ∆t dinamakan kapasitas kalor C (heat capacity C)
dari benda tersebut (Halliday, 1999).
Salah satu teknik pengukuran kalor jenis yang melibatkan
pemanasan sebuah zat yang diketahui suhunya Tx, yaitu dengan cara
menempatkannya ke dalam sebuah bejana yang berisi air yang massa dan
suhunya diketahui sebagai Tw < Tx kemudian mengukur suhu air setelah
tercapai keseimbangan. Teknik ini dinamakan kalorimetri, dan alat yang
digunakan sebagai tempat terjadinya perpindahan energi disebut
kalorimeter (Serway dan Jewett, 2004).
Terdapat pula hubungan antara jumlah mol dengan kapasitar kalor
molar. Yaitu dengan persamaan berikut :

C = nc

Kapasitas kalor molar dan kapasitas kalor spesifik tergantung pada derajat
internal kebebasan sistem dan tidak pada setiap sifat eksternal seperti
volume dan jumlah molekul (Brewster, 2009).
Kalorimeter sesungguhnya “hanyalah” sebuah wadah dimana
pencampuran dua zat atau lebih dapat berlangsung pada keadaan yang
mendekati ideal, yaitu keadaan yang tidak memungkinkan zat lain (atau
lingkungan) berinteraksi ke dalam sistem pencampuran tersebut, sehingga
menjamin pertukaran kalor mendekati sempurna dimana kalor yang
dilepas seluruhnya (atau mendekati 100%) bisa diserap oleh benda lain
yang temperaturnya lebih rendah (Ishaq, 2006). Kalorimetri dapat
menentukan bagaimana kapasitas panas bahan bervariasi dengan terhadap
suhu (Patrick dan Saad, 2012). Sebuah kalorimeter mengukur panas ke
dalam atau keluar dari suatu zat (Kodre et al., 2014). Suatu zat ditimbang
dijalankan melalui kalorimeter untuk menentukan aliran panas pada suhu
kamar (Chiguma et al., 2013). Kalorimetri tidak langsung telah
memainkan peran penting dalam mengukur energi yang dilepaskan
sebagai panas atau produksi panas (Criscioni et al., 2015).
Apabila dua zat A dan zat B yang pada awalnya memiliki
temperatur masing-masing t0A dan t0B dicampurkan secara baik sehingga
pertukaran kalor terjadi secara sempurna maka akan terjadi pertukaran
kalor secara terus menerus sampai kedua zat mencapai keseimbangan
termal yang ditandai temperatur keduanya menjadi sama besar. Hubungan
ini dirumuskan oleh Black :

Qlepas=Qterima
QA = QB
mA .cA .ΔT = mB .cB .ΔT
mA .cA .(T0A – Takhir) = mB .cB .(Takhir – T0B)

Di mana
Q : jumlah kalor (Joule/kalori)
m : massa zat atau larutan (kg / gr)
c : kalor jenis (Joule/kg ᵒC atau kal/gr ᵒC)
ΔT : perubahan suhu (ᵒC)

(Ishaq, 2006)

C. METODE PENELITIAN
1. Alat
a. Gelas beker
b. Kalorimeter
c. Pemanas air
d. Termometer
e. Timbangan
2. Bahan
a. Air
b. Larutan garam
c. Larutan kopi

3. Cara Kerja

Kalorimeter

Penimbangan dengan neraca

kalorimeter tertimbang
Larutan garam
Pengukuran sebanyak 50 gram
Larutan kopi dengan gelas beker
50 gram larutan
garam Pemasukan ke kalorimeter

Larutan garam dan kopi didalam kalorimeter

Pengukuran suhu awal larutan

Hasil pengukuran suhu awal


Air Pemanasan air sampai suhu 70oC, 75oC, dan 80oC

Hasil pemanasan air

Pengukuran air panas sebanyak 50 ml dengan gelas beker

50 ml air panas Pemasukan ke kalorimeter

Pengadukan

Air panas dan larutan tercampur

Pengukuran suhu campuran

Hasil pengukuran suhu campuran

Gambar 1.1 Diagram alir penentuan kapasitas jenis kalor larutan garam dan kopi

DAFTAR PUSTAKA

Brewster, Hilary D. 2009. Heat and Thermodynamics. Oxford Book Company.


Jaipur.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Erlangga. Jakarta Timur.
Chiguma, Jasper, Edwin Johnson, Preyah Shah, Natalya Gornopolskaya, and
Wayne E. Jones Jr. 2013. Thermal Diffusivity and Thermal Conductivity of
Epoxy-Based Nanocomposites by the Laser Flash and Differential
Scanning Calorimetry Techniques. Open Journal of Composite Materials
Vol.3, Hal.52.
Criscioni, Patricia, Maria del Carmen Lopez, Victor Zena, and Carlos Fernandez.
2015. Heat Production Partition in Sheep Fed above Maintenance from
Indirect Calorimetry Data. Open Journal of Animal Science Vol.5, Hal.87.
Fuferti, Megah Aysah. 2013. Perbandingan Karakteristik Fisis Kopi Luwak dan
Kopi Biasa Jenis Arabica. Jurnal Pillar of Physics Vol.2.
Halliday, David and Robert Resnick. 1999. Fisika Edisi Ke 3 Jilid 1. Erlangga.
Jakarta.
Ishaq, Mohamad. 2006. Fisika Dasar. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Jewett, Serway. 2014. Fisika untuk Sains dan Teknik Buku 2 Edisi 6. Salemba
Teknika. Jakarta.
KV., Kodre, Attarde SR., Yendhe PR., Patil RY., and Barge VU. 2014. Differential
Scanning Calorimetry : A Review. Jurnal Vol.3, No.3, Hal.11.
Patrick, Melanie and Messiha Saad. 2012. Examination of Thermal Properties of
Carbon-carbon and Graphatized Carbon-carbon Composites. Jurnal
Vol.3, No. 4, Hal. 3.
Putra, Wawan Trisnadi, Munaji, dan Muh. Malyadi. 2015. Analisa Kekuatan
Maksimal Bata Plastik Hasil Pengepresan Jenis Polyethelene
Terephthalate. Prosiding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV
(SNTTM XIV). Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015. Universitas
Muhammadiyah Ponorogo.
Sidiq, M. Fajar. 2013. Analisa Korosi dan Pengendaliannya. Jurnal Foundry
Vol.3, No.1, Hal.25.
Tazi, Imam dan Sulistiana. 2011. Uji Kalor Bakar Bahan Bakar Campuran
Bioetanol dan Minyak Goreng Bekas. Jurnal Neutrino Vol.3, No.2,
Hal.166.

Anda mungkin juga menyukai