Anda di halaman 1dari 21

ACARA II

KALORIMETRI

A. TUJUAN
Tujuan dari Praktikum Fisika Dasar Acara II “Kalorimetri” antara
lain sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu menentukan nilai kapasitas panas jenis (c) suatu
larutan tertentu dengan menggunakan Asas Black
2. Mahasiswa mampu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya panas jenis (c) suatu zat.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Suhu merupakan besaran pokok yang dapat diartikan sebagai ukuran
panas atau dinginnya suatu benda (Setyadi K., Komalasari, 2012). Jika dua
buah benda ditempelkan, maka akan terjadi kontak termal satu sama lainnya.
maka pada akhir proses kedua benda berada pada kondisi kesetimbangan
termal (hukum ke nol termodinamika). Kondisi kesetimbangan termal
merupakan kondisi kedua benda sudah tidak lagi mengalami pertukaran kalor
akibat suhu kedua benda sama. Konsep suhu dinyatakan pada Hukum
Termodinamika ke nol. Pernyataan dari hukum tersebut adalah: “Jika suatu
benda A dan B berada dalam kesetimbangan termal, dan benda B dan C juga
dalam kesetimbangan termal, maka benda A dan benda C berada dalam
kondisi kesetimbangan termal pula” (Satriawan, 2012). Terdapat tiga faktor
pada perubahan suhu dan perpindahan panas, yaitu panas spesifik, massa zat,
dan perubahan suhu (Urone & Hnrichs, 2012).
Kapasitas kalor adalah perbandingan banyaknya kalor yang
diberikan terhadap kenaikkan suhu benda (Bahtiar, 2017). Kenaikan suhu
benda dapat digunakan untuk menentukan banyaknya kalor yang diserap oleh
benda. Jika sejumlah kalor menghasilkan perubahan suhu benda sebesar (∆T),
maka kapasitas kalor didefenisikan sebagai . Dimana, C merupakan

kapasitas kalor (J/ C); Q merupakan kalor pada perubahan suhu tersebut, dan
∆T merupakan perubahan suhu ( C). Jumlah kalor yang diberikan besarnya
sebanding dengan kenaikan (perubahan) suhu pada benda. Artinya, makin
banyak kalor yang diberikan kepada benda, semakin besar pula kenaikan suhu
benda tersebut. Pada peristiwa kenaikan suhu benda, karena benda mendapat
tambahan kalor, mengenai tetapan baru yang bergantung pada jenis benda.
Tetapan itu disebut kapasitas kalor jenis. Jadi, banyaknnya kalor yang
diperlukan untuk perubahan suhu ternyata sebanding dengan massa benda dan
perubahan suhunya, serta banyaknya kalor yang bergantung pada jenis benda
tersebut. Secara matematis, hubungan tersebut dapat dituliskan sebagai, Q =
m. c. ∆T . Dimana, Q = kalor yang diperlukan (J); m = massa bahan (g); c =
kalor jenis bahan (kal/ C); ∆T = perubahan suhu ( C). Untuk menentukan
kapasitas kalor bahan, digunakan persamaan C = m. c. Dimana, C = kapasitas
kalor bahan yang digunakan (J/ C); m = massa bahan (g), c = kalor jenis
bahan (kal/ C) (Zelviani dkk., 2020).
Kalor adalah suatu jenis energi yang dapat menimbulkan perubahan
suhu pada suatu benda. Secara alami kalor berpindah dari benda yang bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu rendah, sehingga terjadi percampuran suhu dari
kedua benda tersebut. Kesetaraan satuan kalori: 1 kalor = 4,2 joule, 1 joule =
0,24 kalori, kalor yang dilepaskan = kalor yang diterima. Asas Black adalah
suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan oleh Joseph Black.
Asas menjabarkan bahwa jika dua buah benda yang berbeda suhunya
kemudian dicampur, maka benda yang panas memberi kalor pada benda yang
dingin sehingga suhu akhirnya akan sama (tetap). Selain itu, jumlah kalor
yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas benda
panas, dan benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan
kalor yang diserap bila dipanaskan. Kesimpulan dalam percobaan asas Black
yaitu jumlah kalor yang dilepaskan sama dengan jumlah kalor yang diterima,
atau dapat dirumuskan sebagai berikut:
Qlepas = Qterima
(m1 x c1)(T1 – Ta) = (m2 x c2)(Ta – T2)
Dimana, m1 merupakan massa benda yang mempunyai tingkat temperatur
lebih tinggi (g), c1 merupakan kalor jenis benda yang mempunyai tingkat
temperatur lebih tinggi (kal/ C), T1 merupakan temperatur benda yang
mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi ( C), Ta merupakan temperatur
akhir pencampuran kedua benda ( C), m2 merupakan massa benda yang
mempunyai tingkat temperatur lebih rendah (g), c2 merupakan kalor jenis
benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah (kal/ C), dan T2
merupakan temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih
rendah ( C) (Zelviani dkk., 2020).
Alat yang digunakan pada percobaan kalorimetri untuk mengukur kalor
disebut kalorimeter (Bahtiar, 2017). Pengukuran terhadap perpindahan panas
atau kalor yang terjadi pada suatu zat maupun benda disebut kalorimetri
(Ferrannini, 1988). Kalorimeter adalah salah satu alat yang dapat digunakan
untuk menentukan kapasitas kalor dan kapasitas kalor jenis dari suatu benda.
Reaksi kimia yang terjadi pada kalorimeter adalah menerima dan melepaskan
kalor (Leavitt dan Freire, 2001). Dengan demikian, kalor yang dibebaskan
pada reaksi di dalam kalorimeter, tidak terbuang dari kalorimeter (Mulyanto
et al., 2016). Pada kalorimeter dilengkapi dengan pengaduk yang digunakan
sebagai pengaduk kedua larutan yang dicampurkan dalam kalorimeter,
sehingga suhu kedua larutan tersebut akan setara (Mulyaningsih, 2019).
C. METODE PENELITIAN
1. Alat
a. Gelas beaker
b. Gelas ukur
c. Kalorimeter
d. Kompor
e. Panci
f. Termometer
g. Timbangan analitik
2. Bahan
a. Air (50 gr, 60 gr, dan 70 gr air mendidih)
b. Garam (50, 60, dan 70 gr larutan garam)
c. Kopi (50, 60, dan 70 gr larutan kopi)
3. Cara Kerja

Penimbangan kalorimeter dan termometer

50 gr larutan kopi
Pemasukan larutan ke dalam gelas beaker
50 gr larutan garam

Pengukuran suhu larutan

Pemasukan larutan ke dalam kalorimeter

50 gr air mendidih Pemasukan larutan ke dalam gelas beaker

Pengukuran pada suhu (50,60, dan 70


celcius)

Gambar 2.1 Diagram Alir Percobaan Kalorimetri


4. Grafik

2
1,8
1,6
1,4
Kalor Jenis

1,2
1 Kalor Jenis Kopi
0,8
0,6 Kalor Jenis
0,4 Garam
0,2
0
0 20 40 60 80
Suhu Awal Air

Gambar 2.2 Hubungan Kalor Jenis dengan Suhu Awal Air


DAFTAR PUSTAKA
Abdullah , M. (2016). Fisika Dasar I. Institut Teknologi Bandung.
Alkali, J.S., Eze, S.O., dan Ngadi, M.O. (2012). Influence of Variety and
Processing Methods on Specific Heat Capacity of Crude Palm Oil.
International Journal of Chemical Engineering and Applications, 3(5),
300-301.
Annisa, C. (2018). Model Aliran Panas dalam Sterilisasi Makanan atau Minuman
Kaleng. Factor M, 1(1) : 33-42.
Asrori., Soeparman, S., Wahyudi, S., dan Widhiyanuriyawan, D. (2014).
Konsentrator Lensa Fresnel: Kajian Pemanfaatan Energi Panas Matahari
untuk Aplikasi Kompor Surya. Journal Prosiding SENTIA. 6: 17-21.
Bahtiar. (2017). Pengantar Fisika Dasar I. Mataram: Perpustakaan Nasional RI.
Ferrannini, E. (1988). The Theoretical Bases of Indirect Calorimetry. A Review
Metabolism, 287–301.
Fuferti, M. (2013). Perbandingan Karakteristik Fisis Kopi Luwak ( Civet coffee )
dan Kopi Biasa Jenis Arabika. Pillar of Physics, 2:68-75.
Galih, V. P., Wijayono, A., Purnomosari, E., Ngadiono, & Irwan. (2019). Studi
Penentuan Kalor Jenis Air dan Larutan Garam Menggunakan
Mikrokontroler Arduino Uno. JIPFRI (Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika
Dan Riset Ilmiah), 3(2), 86-97.
Giancoli DC. 1997. FISIKA. 4th ed. Penerbit Erlangga.
Halliday, D., Resnick, R., & Walker, J. (2008). Fundamentals of Physics 8th
Edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Kholifudin, M. Y. (2017). Metode Grafik; Solusi Problematika Azaz Black.
Jurnal Riset dan Kajian Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan, 4,
54-59.
Kljajic, M. V., Andjelkovic, A. S., & Gvozdenac, D. D. (2016). Viability Anaysis
Of Heat Recovery Solution For The Industrial Process Of Roasting
Coffee. Viability Analysis of Heat Recovery Solution, 623-637.
Leavitt, S., & Freire, E. (2001). Direct Measurement of Protein Binding
Energetics by Isothermal Titration Calorimetry. In Current Opinion in
Structural Biology, 560-566.
Muhsin. (2019). Application of Talking Stick Learning Model to Improve
Students Positive Attitude and Learning Achievement in the Subject of
Heat. Jurnal Pendidikan Fisika, 7(1): 36-38.
Mulyaningsih, Y., & Riyanti, S. (2019). Cara Mengatasi Kendala pada Analisis
Energi Kasar Menggunakan Alat Klorimeter PARR 6400.
Mulyanto, S. I. (2016). Perbandingan Variasi Bakteri Starter Terhadap Nilai Kalor
Biogas Dari Sampah Organik. Jurnal Teknologi Terpadu, 4(2): 88-93.
Noviyanti, M., & Hufri. (2020). Rencana Bangun Set Ekperimen Kalorimeter
Digital dengan Pengindera Sensor Termokopel dan Sensor Load Cell
Berbasis Arduino Uno. Pillar of Physics, 13.
Nugroho, S. W. (2010). Menentukan Jumlah Kalor yang Diperlukan pada Proses
Pengeringan Kacang Tanah. Media Soerjo, 7(2):112-113.
Raemy, A., and Lambelet, P. (1982). A Calorimetric Study of Self-heating in
Coffe and Chiory. J. Food Tchnol, 17, 451-455.
Ramalingam, A., & Arumugam, S. (2012). Experimental study on specific heat of
hot brine for salt gradient solar pond application. Int. J. Chemtech Res, 4,
56-961.
Roos, Yrjö H. (1987). Effect of Moisture on the Thermal Behavior of Strawberries
Studied using Differential Scanning Calorimetry. Journal of Food Science,
52(1):146—149.
Satriawan, M. (2012). Fisika Dasar.
Setyadi, E., & Komalasari, A. (2012). Miskonsepsi tentang suhu dan kalor pada
siswa kelas 1 di SMA Muhammadiyah Purworejo, Jawa Tengah. Berkala
Fisika Indonesia, 4(1), 46-49.
Sundari, D., Almasyhuri., dan Lamid, A. (2015). Pengaruh Proses Pemasakan
Terhadap Komposisi Zat Gizi Bahan Pangan Sumber Protein. Media
Litbangkes, 25(4):235-236.
Tazi, I., & Sulistiana. (2011). Uji Kalor Bakar Bahan Bakar Campuran Bioetanol.
Jurnal Neutrino, 3(2): 163-174.
Urone, P.P dan Hinrichs, R. 2012. College Physics. Texas:OpenStax College.
Wadsö, L., & Galindo, F. G. (2009). Isothermal calorimetry for biological
applications in food science and technology. Food Control, 20(10), 956-
961.
Yanti, R.P., Said L, M., dan Ihsan. (2014). Studi Pennetuan Nilai Kalori Pada
Buah
Durian (Durio zibethinus). Jurnal Teknosains, 8(2): 161-165.
Zelviani, S., Mayangsari, P., dan Fuadi, N. (2020). Penentuan Nilai Kalor Jenis
Tanaman Herbal Jahe dan Temulawak Sebagai Obat Penurun Demam
dengan Menggunakan Metode Cobra3. Jurnal Farmasi FKIK UINAM,
8(2), 39-45.
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Gambar 2.3 Persiapan alat dan bahan Gambar 2.4 Pengukuran


massa air

Gambar 2.5 Pengukuran massa Gambar 2.6 Pengukuran suhu


larutan kopi

Gambar 2.7 Pengukuran kalorimeter

Anda mungkin juga menyukai