Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

MENGGELINDING PADA BIDANG MIRING

Pembina : Achmad Yoesoef MA, M.Pd.

Disusun Oleh :

PUTRI ASYIFA K.N

XI MIPA 8 / 27

SMA NEGERI 2 KEDIRI

Website : https://sman2kediri.sch.id

E-mail : smadakdr@yahoo.com

Jalan Veteran 7 Kode Pos 64112 Kediri Telp / fax : 0354-771759

2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum fisika tentang “Menggelinding pada
Bidang Miring” untuk memenuhi tugas Fisika.

Laporan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu saya ucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan laporan ini.

Saya menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki laporan ini.

Akhir kata saya berharap semoga laporan praktikum fisika tentang “Menggelinding pada
Bidang Miring” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Kediri, 1 September 2021

Putri Asyifa K.N


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................................4
B. TUJUAN.........................................................................................................................................4
C. MANFAAT.....................................................................................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA.....................................................................................................................5
A. PENGERTIAN MOMEN INERSIA................................................................................................6
B. JENIS BENDA MOMEN INERSIA...............................................................................................6
 Momen Inersia Benda Tegar........................................................................................................6
 Momen Inersia Benda Pejal.........................................................................................................7
 Momen Inersia Batang Pejal........................................................................................................7
 Momen Inersia Segi Empat Pejal.................................................................................................7
 Momen inersia segi enam............................................................................................................8
 Momen inersia Bola tipis.............................................................................................................8
 Momen inersia bola pejal.............................................................................................................8
C. PENERAPAN MOMEN INERSIA.................................................................................................8
 Aplikasi Momen Inersia Pada jaw crusher...................................................................................9
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................................10
A. TUJUAN.......................................................................................................................................10
B. ALAT DAN BAHAN....................................................................................................................10
C. LANGKAH – LANGKAH............................................................................................................10
D. ANALISIS.....................................................................................................................................10
E. KESIMPULAN.............................................................................................................................12
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................................13
A. SIMPULAN...................................................................................................................................13
B. SARAN.........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14
LAMPIRAN..............................................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah menengah yang
keberhasilannya ikut menentukan kualitas pendidikan Indonesia. Fisika merupakan
bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari gejala dan peristiwa atau
fenomena alam serta berusaha untuk mengungkap segala rahasia dan hukum semesta
(Sari, 2004:2).[1]. Dipandang sebagai sebuah proses, maka produk-produk fisika
didapatkan dari proses saintifik yang meliputi, pengamatan, dugaan, penelitian /
eksperimen, penarikan kesimpulan dan juga publikasi. Salah satu materi yang diajarkan
di sekolah menengah adala momen inersia benda.
Untuk menentukan momen inersia suatu benda dapat dilakukan dengan beberapa
cara, antara lain dengan menggunakan pengintegralan. Hasil pengintegralan kemudian
dituangkan ke dalam suatu tabel. Dari tabel tersebut maka siswa yang akan mempelajari
momen inersia hanyalah menghafal rumus yang sudah ada pada tabel tersebut. Cara ini
cukup sulit bagi siswa sekolah menengah. Ada cara lain untuk menentukan momen
inersia benda yakni dengan cara teorema sumbu sejajar, teorema sumbu tegak lurus dan
sifat simetri benda.
Oleh karena itu diperlukan adanya eksperimen fisika dengan bantuan video
analisis. Hal ini dapat memudahkan siswa untuk memahami maksud dan tujuan dari
materi momen inersia. Sampel yang diteliti adalah bola pejal, silinder pejal, dan bola
berongga. Alat dan bahan yang dipergunakan sangat sederhana berupa papan yang dibuat
miring dengan ketinggian dan kemiringan tertentu dan benda yang akan diteliti koefisien
momen inersianya. Benda yang akan diteliti digelindingkan pada papan miring kemudian
direkam dengan kamera digital. Hasil rekaman kemudian dianalisis hubungan antara
variabel yang diperlukan.

Pentingnya mempelajari materi momen inersia adalah agar kita lebih memahami
mengenai materi momen inersia yang nantinya dapat diterapkan dalam kehidupan kita.

Pembuatan laporan praktikum tentang “Menggelinding pada Bidang Miring” ini


dilatarbelakangi sebagai pemenuhan Tugas Praktik Fisika Mandiri kelas XI SMAN 2
Kediri.

B. TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan laporan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari materi momen inersia.
2. Menyelidiki penerapan momen inersia dengan sederhana.
3. Membandingkan kecepatan berbagai bentuk benda pejal menggelinding pada bidang
miring.

C. MANFAAT
Manfaat pembuatan laporan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami materi momen inersia.
2. Memahami penerapan momen inersia secara sederhana.
3. Mengetahui perbandingan kecepatan berbagai bentuk benda pejal pada bidang miring.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN MOMEN INERSIA
Momen inersia merupakan besaran yang menyatakan ukuran kecenderungan
benda untuk tetap mempertahankan keadaannya (kelembaman). Pada gerak rotasi,
momen inersia juga dapat menyatakan ukuran kemampuan benda untuk mempertahankan
kecepatan sudut rotasinya. Benda yang sukar berputar atau benda yang sulit dihentikan
saat berputar memiliki momen inersia yang besar, dan sebaliknya.
Momen inersia didefinisikan sebagai hasil kali antara massa partikel dan kuadrat
jarak partikel dari sumbu rotasi. Secara matematis, momen inersia dapat dirumuskan
sebagai berikut.

Jika terdapat sejumlah partikel dengan massa masing-masing m1 , m2 , m3 , ... dan


memiliki jarak r 1 , r 2 , r 3 , ... terhadap poros, maka momen inersia totalnya adalah penjumlahan
momen inersia setiap partikel, yaitu sebagai berikut.

B. JENIS BENDA MOMEN INERSIA


Benda-benda yang teratur bentuknya dan berotasi pada sumbu tertentu memiliki persamaan
momen inersia seperti pada gambar berikut.

 Momen Inersia Benda Tegar


Secara umum, Momen Inersia setiap benda tegar bisa dinyatakan sebagai berikut :

Benda tegar bisa kita anggap tersusun dari banyak partikel yang
tersebar di seluruh bagian benda itu. Setiap partikel-partikel itu
punya massa dan tentu saja memiliki jarak r dari sumbu rotasi.
jadi momen inersia dari setiap benda merupakan jumlah total momen inersia setiap partikel yang
menyusun benda itu.

Bagaimanapun untuk menentukan Momen Inersia suatu benda tegar, kita perlu
meninjau benda tegar itu ketika ia berotasi. Walaupun bentuk dan ukuran dua benda
sama, tetapi jika kedua benda itu berotasi pada sumbu alias poros yang berbeda, maka
Momen Inersia-nya juga berbeda.

 Momen Inersia Benda Pejal


Benda pejal dideskripsikan dengan fungsi kerapatan massa ρ(r)

 Momen Inersia Batang Pejal


Anggap suatu batang bermassa m dan panjang l diputar terhadap suatu sumbu
yang melalui pusat massanya (Gb.1). Pada batang ini ada dua variabel yaitu massa dan
panjang batang. Jika kita anggap momen inersia batang ini (Ipm) tergantung pada kedua
variabel ini maka dengan analisa dimensi kita bisa memperoleh bahwa momen inersia
batang sebanding dengan massa batang dan sebanding dengan kuadrat panjang batang.

 Momen Inersia Segi Empat Pejal

Anggap suatu segiempat pejal dengan panjang sisi a dan massa m diputar
terhadap titik pusat massa A (Gb. 4).

Gb. 4. Segiempat yang diputar terhadap sumbu yang melalui


titik pusat massa A.

Seperti pada perhitungan sebelumnya, momen inersia segiempat


terhadap sumbu yang melalui pusat massanya kita tulis sebagai
(dengan analisa dimensi): Ipm = cma2 (segiempat)                         

Selanjutnya adalah membagi segiempat ini menjadi 4 potongan segiempat dengan


panjang sisi G a dan massa masing-masing segiempat G m (Gb. 5)

Gb. 5. Segiempat yang dibagi


menjadi 4 bagian yang sama.

Dengan menggunakan persamaan


(14), momen inersia tiap
potongan segiempat terhadap
sumbu yang melalui pusat
massanya sendiri dapat ditulis :
 Momen inersia segi enam
Anggap suatu segienam pejal dengan panjang sisi a dan massa m diputar terhadap
titik pusat massa A (Gb. 6).

Gb. 6. Segienam yang diputar terhadap titik pusat


massa A.

 Momen inersia Bola tipis


Ide penurunan rumus ini diperoleh dari Waldemar Gorzkowski (5). Kita anggap
sejumlah massa dengan massa total m, tersebar merata pada bola tipis berjari-jari R.
Anggap pusat massa bola terletak pada pusat koordinat dan bola diputar terhadap sumbu
z. Anggap massa mi terletak pada koordinat (xi, yi, z i). Dari definisi momen inersia
besarnya momen inersia massa ini terhadap sumbu z adalah Ii = mi (xi2 + yi2 ). Jika massa
mi tersebar merata di seluruh permukaan bola, maka momen inersia bola tersebut adalah,

I =∑ mi ri 2 = ∑mi ( xi2 + yi2 )

 Momen inersia bola pejal


Anggap sebuah bola pejal berjari-jari R. Momen inersia bola ini (dengan analisa
dimensi) boleh ditulis sebagai

I  pm  = cmR2

C. PENERAPAN MOMEN INERSIA

 Momen Inersia Pada Pemain Ski Es


Momen Inersia merupakan sifat yang dimiliki oleh sebuah benda untuk
mempertahankan posisinya dari gerak berotasi. Momen inersia adalah ukuran resistansi/
kelembaman sebuah benda terhadap perubahan dalam gerak rotasi. Momen inersia
tergantung pada distribusi massa benda relatif terhadap sumbu rotasi benda. Karena torsi
yang dikerjakan oleh es adalah kecil, momentum anguler pemain ski adalah mendekati
konstan. Ketika ia menarik tangannya ke dalam ke arah badannya, momen inersia
badannya terhadap sumbu vertikal melalui badannya berkurang. Karena momentum
angularnya L = Iω harus tetap konstan, bila I berkurang, kecepatan angularnya ω
bertambah; artinya, ia berputar dengan laju yang lebih cepat.

 Aplikasi Momen Inersia Pada Elemen Mesin


Aplikasi moment inersia pada elemen mesin yang disebut dengan “Roda Gila”
pada mesin-mesin internal combustion (contoh: mesin diesel, mesin 4-takt). Mesin-mesin
jenis ini prinsipnya merubah energi mekanis sistem berbasis translasi (pada piston)
menjadi sistem rotasi yang ditransmisikan ke Roda Kendaraan. Contoh pada mesin 4-
Takt, Moment Inersia ini (pada elemen Roda Gila) diperlukan untuk menyimpan
sebagian energi mekanisnya untuk melakukan langkah-langkah kerja mesin pada proses
pengisapan, kompresi, dan pembuangan

Sedangkan langkah Ekspansi adalah langkah kerja yg sesungguhnya pada piston,


yaitu proses langkah pembakaran. Kita gambarkan saja sebagai langkah injeksi Energi.
Pada proses Ekspansi ini energi dirubah dari energi kimia bahan Hidrocarbon (BBM)
menjadi energi mekanis translasi pada piston, yang dapat diformulasikan sebagai
delta(W) = delta(PV), selanjutnya dengan memakai poros engkol ditransmisikan dalam
bentuk rotasi ke semua bagian mesin. Sebagian kecil energinya disimpan ke roda gila
tadi, dan sebagian besar digunakan sebagai penggerak torsi pada Objek, sesuai dengan
tujuan mesin ini di aplikasi/dipakai.

 Aplikasi Momen Inersia Pada jaw crusher


Jaw Crusher sendiri dipakai secara luas pada industri pertambangan, industri
metal, konstruksi, pembangun jalan tol, pembangunan rel kereta dan industri kimia.
Prinsip Kerja Mesin Jaw Crusher.

Jaw Crusher bekerja mengandalkan kekuatan motor. Melalui roda motor, poros
eksentrik digerakkan oleh sabuk segitiga dan slot wheel untuk membuat jaw plate
bergerak seirama. Oleh karena itu, material dalam rongga penghancuran yang terdiri dari
jaw plate, jaw plate yang bergerak dan side-lee board dapat dihancurkan dan
diberhentikan melalui pembukaan pemakaian.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. TUJUAN
Tujuan pelaksanaan praktikum ini adalah untuk membandingkan kecepatan berbagai bentuk
benda pejal menggelinding pada bidang miring.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Kelereng besar

2. Bola pingpong

3. Baterai bekas

4. Papan (25 x 50) cm

C. LANGKAH – LANGKAH
1. Susun bidang miring dan benda pejal seperti gambar dibawah ini

2. Letakkan ketiga benda pejal diatas papan dan tahan dengan mistar kayu atau bilah kayu

3. Angkat mistar kayu atau bilah kayu

4. Amati urutan benda pejal yang menggelinding paling cepat (rekam dengan kamera slow
motion)

5. Bandingkan kecepatan menggelinding benda pejal hasil percobaan dengan hasil


perhitungan

6. Ulangi utuk ketinggian yang berbeda

D. ANALISIS
1. Hasil Pengamatan
a. Kecepatan paling besar dan paling kecil :
Paling besar : bola pejal
Paling kecil : bola renggang
b. Urutan kecepatan di dasar bidang miring :
Kecepatan terbesar-terkecil : bola pejal – silinder pejal – bola berongga
Kecepatan terkecil – terbesar : bola berongga – silinder pejal – bola pejal
2. Hasil Perhitungan
√ 2 × g ×h
V= 1+ k
a. V dengan ketinggian 0,07 m
-Kelereng- -Baterai- -Bola Pingpong-
√ 2 ×10 ×0,07 √ 2 ×10 ×0,07 √ 2 ×10 ×0,07
V= 1+
2 V= 1+
1 V= 1+
2
5 2 3

√ 1,4 √ 1,4 √ 1,4


= 7 = 3 = 5
5 2 3
= 1 m/s = 0,96 m/s = 0,91 m/s

b. V dengan tinggi 0,10 m


-Kelereng- -Baterai- -Bola Pingpong-
√ 2 ×10 ×0,10 √ 2 ×10 ×0,10 √ 2 ×10 ×0 , 10
V= 1+
2 V= 1+
1 V= 1+
2
5 2 3

√2 √2 √2
= 7 = 3 = 5
5 2 3
= 1,19 m/s = 1,15 m/s = 1,09 m/s

c. V dengan tinggi 0,12 m


-Kelereng- -Baterai- -Bola Pingpong-
√ 2 ×10 ×0,12 √ 2 ×10 ×0,12 √ 2 ×10 ×0,12
V= 1+
2 V= 1+
1 V= 1+
2
5 2 3

√2,4 √ 2,4 √ 2,4


= 7 = 3 = 5
5 2 3
= 1,30 m/s = 1,26 m/s = 1,19 m/s

d. V dengan tinggi 0,15 m


-Kelereng- -Baterai- -Bola Pingpong-
√ 2 ×10 ×0,15 √ 2 ×10 ×0,15
V= 1+
2 V= 1+
1 V=
5 2
√ 2 ×10 ×0,15
2
1+
3
√3 √3 √3
= 7 = 3 = 5
5 2 3
= 1,46 m/s = 1,41 m/s = 1,34 m/s
e. V dengan tinggi 0,20 m
-Kelereng- -Baterai- -Bola Pingpong-
√ 2 ×10 ×0,20 √ 2 ×10 ×0,20 √ 2 ×10 ×0,20
V= 1+
2 V= 1+
1 V= 1+
2
5 2 3

√4 √4 √4
= 7 = 3 = 5
5 2 3
= 1,68 m/s = 1,63 m/s = 1,54 m/s

3. Tabel perhitungan

Kecepatan (m/s)
NO h (m)
Bola Pejal Bola berongga Silinder pejal
1 0,07 m 1 m/s 0,91 m/s 0,96 m/s
2 0,10 m 1,19 m/s 1,09 m/s 1,15 m/s
3 0,12 m 1,30 m/s 1,19 m/s 1,26 m/s
4 0,15 m 1,46 m/s 1,34 m/s 1,41 m/s
5 0,20 m 1,68 m/s 1,54 m/s 1,53 m/s

E. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Semakin tinggi papan, semakin cepat benda tersebut untuk menggelinding. Sebaliknya,
semakin rendah papan, maka semakin lambat benda tersebut untuk menggelinding.
2. Semakin berat massa benda tersebut, semakin cepat benda tersebut untuk menggelinding.
Sebaliknya, semakin ringan massa benda tersebut, semakin lambat benda tersebut untuk
menggelinding.
3. Perbedaan kecepatan momen inersia dipengaruhi oleh ketinggian permukaan, massa
benda, jenis benda, letak sumbu putar, dan lengan momen
BAB IV
PENUTUP

A. SIMPULAN
Dengan adanya praktikum ini, saya dapat memahami materi Momen Inersia sederhana
dapat kita lihat di kehidupan sehari-hari, contohnya menggelindingkan benda pada bidang
miring. Dengan hasil yang telah daya dapatkan bahwa semakin tinggi bidang miring tersebut,
maka benda pejal akan semakin cepat bergerak. Selain itu, massa benda juga memengaruhi
kecepatan benda pejal.
Setelah dihitung terdapat perbedaan sedikit antara benda 1,2, dan 3 yaitu selisih koma
desimal. Namun, perbedaan tersebut dapat ditolerir karena bisa jadi perbedaan tersebut
disebabkan oleh pencatatan waktu stopwatch dan gerak benda pejal oleh angin/lainnya. Oleh
karena itu, dapat saya simpulkan bahwa perbedaan kecepatan momen inersia dipengaruhi
oleh ketinggian permukaan, massa benda, jenis benda, letak sumbu putar, dan lengan momen

B. SARAN
Dalam pembuatan laporan ini pasti ada kesalahan yang saya buat secaratidak sengaja.
Oleh karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA

Blitar. 2021. Momen Inersia : Pengertian, Konsep, Rumus, Contoh & Tabel
https://www.gurupendidikan.co.id/momen-inersia/ . (Diakses 1 September 2021)

Sri Sugiarto. 2017. Fisika : Dinamika Rotasi https://docplayer.info/51269434-Fisika-dinamika-


rotasi.html . (Diakses 1 Septembr 2021)

Momen inersia - Wikipedia bahasa Indonesia https://id.wikipedia.org/wiki/Momen_inersia .


(Diakses 1 September 2021)

Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja (AURA). hlm. 12. ISBN 978-602-1297-30-8.


(Diakses 1 September 2021)

Yuberti .2013. Konsep Materi Fisika Dasar 2 (PDF). (Diakses 1 September 2021)

Umar Yahdi, 1996. Pengantar Fisika Mekanika, Penerbit Gunadarma

Yusuf, Kholid. 2015. Penentuan Koefisien Momen Inersia dengan Video Analisis . Wonosobo:
Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai