1. Jelaskan tiga prinsip pandangan Raffles mengenai untuk mengelola tanah jajahan di Nusantara
Jawab :
Dalam usahanya untuk melaksanakan sisten sewa tanah ini Raffles berpegang pada tiga azas
atau prinsip, yaitu:
Segala bentuk dan jenis penyerahan wajib maupun pekerjaan rodi perlu dihapuskan dan
rakyat tidak dipaksa untuk menanam satu jenis tanaman, melainkan mereka diberi
kebebasan untuk menentukan jenis tanaman apa yang akan ditanam.
Pengawasan tertinggi dan langsung dilakukan oleh pemerintah atas tanah-tanah dengan
menarik pendapatan atas tanah-tanah dengan menarik pendapatan dan sewanya tanpa
perantara bupati-bupati, yang dikerjakan selanjutnya bagi mereka adalah terbatas pada
pekerjaan-pekerjaan umum
Menyewakan tanah-tanah yang diawasi pemerintah secara langsung dalam persil-persil
besar atau kecil, menurut keadaan setempat, berdasarkan kontrak-kontrak untuk waktu
yang terbatas.
2. Sebelum inggris berhasil menguasai Jawa, Inggris telah memblokade terhadap Batavia,
mengapa?
Jawab : Karena sejak dahulu Batavia adalah pusat Negara, sehingga jika memblok pusat Negara
maka Negara itu akan mudah dijajah dengan Negara lain karena berhentinya fungsi pusat
Negara. Selain itu juga, Batavia merupakan pintu masuk keluar masuk pelaut dan merupakan
daerah yang berpengaruh di Jawa saat itu.
3. Mengapa Raffles banyak membina hubungan baik dengan pangeran di pulau jawa?
Jawab : Karena tujuan Raffles dalam perjalanannya di Jawa bukan sekedar atau untuk menjajah,
tetapi lebih kepada membangun kebijakan (ekonomi,politik,dsb) untuk mengatur kehidupan
masyarakat Jawa. Selain itu, untuk melakukan kerjasama antara Kesultanan Yogyakarta serta
daerah Jawa lainnya sebgai hubungan bilateral yang mengikat janji membangun satu sama lain,
mempercepat penguasaan pulau jawa dan sebagai basis untuk menguasai kepulauan Nusantara.
5. Apa yang dimaksud dengan land rent, bagaima dalam pelaksanaannya? Coba buat perbandingan
antara pemerintahan Raffles dan Daendles di pulau Jawa.
Jawab : Kebijakan dan program land rent yang dirancang oleh Raffles tidak terlepas dari
pandangannya mengenai tanah sebagai factor produksi, dan menurut Raffles tanah meruoakan
milik pemerintah dan masyarakat berperan sebagai penyewa tanah dengan membayar pajak
sewa tanah yang diolahnya. Ketentuan sistem sewa tanah pada masa pemerintahan Letnan
Gubernur Raffles adalah sebagai berikut.
Petani harus menyewa tanah meskipun ia adalah pemilik tanah tersebut
Harga sewa tanah bergantung pada kondisi tanah
Pembayaran sewa tanag dilakukan dengan uang tunai
Penduduk yang tidak memiliki tanah dikenakan pajak kepala
Pajak dipungut secara perorangan dan pungutan disesuaikan dengan produksi tanah,
tanah yang paling produksi membayar pajak 1/2 dari hasil dan tanah yang tidak produktif 1/4
dari hasil. Dan jika dirata-rata setiap wajib menyerahkan sektar 2/5 dari hasil. Dan pajak yang
dibayarkan diharapkan berupa uang atau barang seperti beras.