PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
Perkembangan Kolonialisme Inggris Di Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN KOLONIALISME INGGRIS DI INDONESIA
3
a. Seluruh Jawa dan sekitarnya diserahka kepada Inggris.
b. Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris.
c. Semua pegawai Belanda yang mau bekerja sama dengan Inggris
dapat memegang jabatannya terus.
d. Semua utang pemerintahan Belanda yang dahulu, bukan menjadi
tanggung jawab Inggris.
Oleh karena itu, sejak tahun 1811 wilayah Indonesia menjadi jajahan East
Indian Company (EIC), badan perdagangan Inggris yang berpusat di Calcuta
(India), yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal Lord Minto. Seminggu sebelum
Kapitulasi Tuntang, Lord Minto mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai
pemegang pemerintahan dengan pangkat Letnan Gubernur Jenderal.
4
5
Thomas Stamford Raffles
Selain itu, Raffles yang diangkat sebagai pemimpin Inggris atas wilayah
Indonesia juga memberikan kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk
melaksanakan perdagangan bebas. Walaupun demikian, kekuasaan Inggris tetap
saja menindas bangsa Indonesia. Hubungan antara Indonesia dengan Eropa,
hampir seluruhnya dikuasai oleh pihak Inggris. Akan tetapi pemerintahan Raffles
di Indonesia juga mendapatkan tanggapan positif dari para raja dan rakyat
Indonesia karena hal berikut ini.
a. Para raja dan rakyat Indonesia tidak menyukai pemerintahan Daendels yang
sewenang-wenang dan kejam.
b. Ketika masih berkedudukan di Pinang, Malaysia, raffles beberapa kali
melakukan misi rahasia ke kerajaan-kerajaan yang anti-Belanda di Indonesia,
seperti Palembang, Banten, dan Yogyakarta dengan janji akan memberikan
hak-hak lebih besar kepada kerajaan-kerajaan tersebut
c. Sebagai seorang lieralis, Raffles memiliki kepribadian yang simpatik. Ia
menjalankan politik dengan murah hati dan sabar walaupun praktiknya
berlainan.
6
dan Muntinghe. Tindakan-tindakan Raffles selama memerintah di Indonesia
(1811-1816) adalah sebagai berikut:
1) Di Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, Raffles menetapkan kebijakan berupa:
a) Memberikan kebebasan kepada para petani untuk menanam
tanaman ekspor, sedangkan pemerintah berkewajiban membuat
pasar untuk merangsang petani menanam tanaman ekspor yang
paling menguntungkan.
b) Menghapus segala kebijakan Daendels, seperti contingenten/
pajak/penyerahan diganti dengan sistem sewa tanah (landrente).
c) Menetapkan sistem sewa tanah (landrent) dimana para petani
diwajibkan membayar pajak atas pemakaian tanah pemerintah,
karena semua tanah dianggap milik negara.
Namun upaya Raffles dalam penerapan sistem pajak tanah
mengalami kegagalan karena:
- Sulit menentukan besar kecilnya pajak bagi pemilik tanah,
karena tidak semua rakyat mempunyai tanah yang sama.
- Sulit menentukan luas sempitnya dan tingkat kesuburan
tanah petani.
- Keterbatasan pegawai-pegawai Raffles.
- Masyarakat desa belum mengenal sistem uang.
7
b) Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh
penguasa pribumi menjadi sistem pemerintahan kolonial yang
bercorak Barat.
c) Penguasa-penguasa pribumi yang dilepaskan kedudukannya,
kemudian mereka dijadikan pegawai pemerintah kolonial yang
langsung dibawah kekuasaan pemerintahan pusat.
3) Di Bidang Hukum
Sistem peradilan yang diterapkan Raffles lebih baik
daripafa yng dilaksanakn oleh Daendel. Apabila Daendels
berorientasi pada warna kulit (ras), Raffles lebih berorientasi pada
besar-kecilnya kesalahan. Menurut Raffls, pengadilan merupakan
benteng untuk memperoleh keadilan. Oleh karena itu, harus ada
benteng yang sama bagi setiap warga negara.
4) Di Bidang Sosial
Dalam bidang sosial, Raffles menetapkan kebijakan berupa:
a) Menghapus kerja rodi (kerja paksa)
b) Menghapus perbudakan. Namun dalam praktiknyaia melanggar
undang-undangnya sendiri dengan melakukan pengiriman kuli-kuli
dari Jawa ke Banjarmasin untuk membantu temannya, Alexander
Hare, yang kekurangan tenaga kerja.
c) Peniadaan pynbank (disakiti), yaitu hukuman yang sangat kejam
dengan melawan harimau.
8
b) Memberikan bantuan kepada John Crawfurd (Residen Yogyakarta)
untuk mengadakan penelitian yang menghasilkan buku berjudul
History of the East Indian Archipelago, diterbitkan dalam tiga jilid
di Edinburg pada tahun 1820.
c) Raffles juga aktif mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah
perkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
d) Ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi.Raffles bersama Arnoldi
berhasil menemukan bunga bangkai sebagai bunga raksasa dan
terbesar di dunia. Bunga tersebut diberinya nama ilmiah Rafflesia
Arnoldi.
e) Dirintisnya Kebun Raya Bogor.
9
Benteng Marlborough merupakan peninggalan sejarah kolonial Inggris
terbesar di kawasan asia. Benteng Marlborough berdiri dengan megahnya dan
menghadap ke arah selatan, meliputi area 31,5 Ha. Salah satu daya tarik benteng
ini mempunyai tipikal abad 18 yang berbentuk kura-kura. Lokasi benteng dipusat
kota berbatasan dengan Perkampungan China, yang juga kawasan obyek wisata.
Benteng ini dibangun tahun 1714 – 1719 di bawah pimpinan Gubernur Joseph
Collet. Di salah satu kamar benteng ini pernah dihuni Presiden RI pertama Ir.
Soekarno ketika menjalani hukuman buangan masa penjajahan Belanda. Setelah
kemerdekaan Benteng Marlborough dipugar oleh pemerintah dan menjadi salah
satu obyek wisata Kota Bengkulu.
Bengkulu adalah salah satu provinsi di pulau Sumatera tepatnya di
Sumatera bagian selatan. Di masa lalu daerah ini pernah menjadi ajang persaingan
dagang antara Inggris dan Belanda. Mereka berusaha untuk menguasai komoditi
(lada) yang ada di sana. Tahun 1664 Belanda dengan VOC-nya mendirikan kantor
pelelangan di sana. Tahun 1670 Sultan Banten mengeluarkan peraturan transaksi
lada yang baru. Peraturan itu membuat pihak Belanda mengalami kerugian. Untuk
itu, pada tahun yang (1670) Belanda meninggalkan Bengkulu. Mereka pergi ke
Banten dengan tujuan menguasainya. Di sana Belanda berhasil membuat Sultan
Banten menandatangani perjanjian tentang hak monopoli perdagangan oleh
Belanda. Perjanjian itulah yang kemudian membuat perhatian Belanda hanya
tertuju pada Banten. Dan, kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Inggris, melalui
EIC-nya, untuk masuk ke Bengkulu
Setelah lebih kurang 140 tahun Pemerintah Inggris berada di Bengkulu,
mereka banyak meninggalkan "warisan" peninggalan bersejarah. Salah satunya
adalah Benteng Marlborough.Nama benteng ini menggunakan nama seorang
bangsawan dan pahlawan Inggris, yaitu John Churchil, Duke of Marlborough I.
Benteng ini tergolong terbesar di kawasan Asia. Peninggalan sejarah ini memiliki
daya tarik yang besar karena kelangkaannya. Benteng ini dulunya merupakan
pusat pemerintahan kolonial Inggris yang menguasai Propinsi Bengkulu selama
lebih kurang 140 tahun (1685-1825)
Konstruksi bangunan benteng Fort Marlborough ini memang sangat kental
dengan corak arsitektur Inggris Abad ke-20 yang ‘megah’ dan ‘mapan’. Bentuk
10
keseluruhan komplek bangunan benteng yang menyerupai penampang tubuh
‘kura-kura’ sangat mengesankan kekuatan dan kemegahan. Detail-detail bangunan
yang European Taste menanamkan kesan keberadaan bangsa yang besar dan
berjaya pada masa itu. Dari berbagai peninggalan yang masih terdapat di dalam
bangunan benteng dapat pula diketahui bahwa pada masanya bangunan ini juga
berfungsi sebagai pusat berbagai kegiatan termasuk perkantoran, bahkan penjara.
BAB III
PENUTUP
11
3.1 Kesimpulan
Sir Thomas Stamford Bingley Raffles (lahir di Jamaica, 6
Juli 1781 – meninggal di London, Inggris, 5 Juli 1826 pada umur 44 tahun) adalah
Gubernur-Letnan Hindia Belanda yang terbesar. Ia adalah seorang
warganegara Inggris. Ia dikatakan juga pendiri kota dan negara kota Singapura. Ia
salah seorang Inggris yang paling dikenal sebagai yang menciptakan kerajaan
terbesar di dunia.
Kebijakan Pemerintahan Inggris meliputi :
1. Bidang Birokrasi Pemerintahan
2. Bidang Perekonomian dan Keuangan
3. Bidang Hukum
4. Bidang Sosial
5. Bidang Ilmu Pengetahuan
Berakhirnya Kekuasaan Thomas S. Raffles
Berakhirnya pemerintah Raffles di Indonesia ditandai dengan
adanya Convention of London pada tahun 1814. Perjanjian tersebut ditandatangani
oleh wakil-wakil Belanda dan Inggris yang isinya sebagai berikut.
1. Indonesia dikembalikan kepada Belanda.
2. Jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana, tetap ditangan
Inggris.
3. Cochin (di Pantai Malabar) diambil alih oleh Inggris, sedangkan Bangka
diserahkan kepada Belanda sebagai gantinya.
DAFTAR PUSTAKA
12
http://www.gurusejarah.com/2014/09/perkembangan-kolonialisme-inggris-
di.html (diakses pada tanggal 24/07/2016)
http://www.pengertiansejarah.com/indonesia-di-bawah-kekuasaan-inggris-
1811-1816.html (diakses pada tanggal 24/07/2016)
Badrika, I Wayan, Sejarah Nasional Indonesia dan Umum SMA. Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2006.
Mustopo, M.Habib, dkk, Sejarah 2. Jakarta: Yudhistira, 2011.
13