Disusun oleh:
1. Khairunnisa Amelia Putri
2. Muhammad Addar Quthni
3. Nabila Ennariza Meysal Saroh
4. Shinta Candri Apria
5. Silva Rizka Malinda
6. Zelda Safitri
Tahun pelajaran
2021/2022
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas atas rahmat dan
Hidayah-Nya, kami dapat menyelasaikan tugas makalah yang berjudul “Penjajahan
Pemerintah Belanda”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran sejarah indonesia. Selain
itu makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang penjajahan pemerintah belanda bagi
para pembaca dan penulis. Makalah ini kami susun berdasarkan buku panduan modul
pengayaan.
Kami berharap makalah ini dapat membantu teman teman semua untuk menguasai
materi tentang penjajahan pemerintahan belanda di Indonesia.
2
Daftar Isi
Kata pengantar.............................................................................................
BAB 1
Daftar pustaka..............................................................................................
Kesimpulan dan saran..................................................................................
3
Penjajahan Pemerintah Belanda DI Indonesia
Pemerintahan Belanda mengambil alih kekuasaan VOC atas Hindia Belanda.Hal ini
dekarenakan bubarnya VOC akibat terjadinya korupsi yang merajalela.
4
Inggris.Pada tanggal 18 September 1811,Janssens terpaksa menyerahkan kepadaInggris.Ia
menandatangani perjanjian Tuntang,yang isinya sebagai berikut.
a. Pulau Jawa, Palembang, dan Makassar diserahkan kepada Inggris.
b. Semua anggota tentara Belanda ditahan.
c. Pemerintah Inggris tidak akan mengakui utang-utang yang dibuat oleh pemerintah
Prancis selama masa pemerintahan Daendels.
d. Pegawai-pegawai pemerintah yang masih ingin bekerja dibawah pemerintah Inggris
boleh tetap memegang jabatannya.
Dengan demikian mulailah zaman baru dalam sejarah kolonial di Indonesia. Oleh
Pemerintahan Inggris, Jawa dijadikan bagian dari jajahannya di Hindia.Thomas
Stamford Raffles dianggap sebagai wakil Gubernur (Lieutenant Governor) di Indonesia untuk
mewakili raja muda (Viceroy) Lord Minto yang berkedudukan di India.Sebagai orang yang
beraliran liberal, Raffles ingin mengadakan perubahan-perubahan dalam sistem pemerintahan
di Indonesia termasuk dalam bidang ekonomi.Ia hendak melaksanakan kebijakan ekonomi
yang didasarkan pada dasar-dasar kebebasan sesuai ajaran liberalisme.Maka dalam masa
pemerintahannya (1811-1816),Raffles mencoba untuk melaksanakan kebijakan sebagai
berikut.
a. Menghapus segala bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa atau rodi
Rakyat diberi kebebasan untk menanami tanahnya dengan tanaman-tanaman
yang dianggap menguntungkan. Mengadakan pergantian sistem pemerintahan yang
semula dilakukan oleh penguasa pribumi dengan sistem pemerintahan kolonial yang
bercorak Barat, Raffles menganggap bahwa pemerintah kolonial adalah pemilik semua
tanah yang berada ada di daerah jajahan. Oleh karena tu raffles menganggap bahwa
yang menggarap sawah adalah dari tanah pemerintah.
b. Para petani mempunyai kewajiban membayar sewa tanah (land rente) pada
pemerintah.
Sewa tanah harus diserahkan sebagai suatu pajak atas pemakaian tanah
pemerintah oleh penduduk. Sesungghnya sistem sewa yang diperkenalkan oleh Raffles
itu menggandung maksud yang luas. Sistem tersebut dimaksudkan untu membebaskan
beban kehidupan dari pundak penduduk, dan memberikan kebebasan atas tanah yang
dimiliki oleh petani. Mereka membayangkan apaila para petani memiliki kebebasan
untuk menanami tanahnya dan menjual hasil panennya secara bebas maka mereka
akan terangsang untuk berkerja giat demi hasil yang dinikmati sendiri. Padahal sistem
sewa tersebut sangat merugikan para petani karena mereka harus menyerahkan sewa
kepada pemerintah. Akibatnya para petani enggan bekerja giat untuk mengolah
tanahnya.
c. Mengubah sistem
Dalam pelaksanaannya sistem sewa tanah ini membawa banyak akibat.Sistem
sewa tanah telah menibulkan perubahan-perubahan penting yaitu unsur-unsur paksaan
diganti dengan keebasan, sukarela, dan hubungan perjanjian atau kontrak.
d. Hubungan antara pemerintah dengan rakyat didasari oleh sifat kontak yang
merupakn hal baru bagi penduduk tanah jajahan.
5
Dalam kehidupan sosial dan budaya, ikatan adat istiadat yang secara turun-
temurun telah berjalan menjadi makin loggar karena pengaruh kehidupan yang
bercorak barat. Demikian pula kehidupan ekonomi barang hendak diganti dengan
ekonomi uang.
Selain golongan liberal, pada masa ini juga muncul kaum humanis yang ikut
mendesak penghapusan sistem tanam paksa. Kaum humanis berpendapat bahwa
sistem tanam paksa yang dilaksanakan Pemerintah Belanda di Indonesia harus dihapus
karena tidak manusiawi dan menimbulkan banyak penderitaan. Beberapa tokoh
humanis yang memperjuangkan penghapusan sistem tanam paksa adalah Baron van
Hoevel dan Eduard Douwes Dekker.
6
b. Politik pintu terbuka
Pada tahun 1860-an politik batig slot atau politik mencari keuntungan besar, mendapat
pertentangan dari golongan liberalis dan humanitaris. Kaum liberal dan kapital memperoleh
kemenangan di parlemen. Terhadap tanah jajahan hindia belanda, kaum liberal berusaha
memperbaiki taraf kehidupan rakyat Indonesia. Keberhasilan tersebut dibuktikan dengan
dikeluarkannya undang-undang agraria tahun 1870. UU Agraria 1870 yang mengatur tentang
kepemilikan tanah pribumi dan pemerintah. Di sini, mulai diberlakukan politik pintu terbuka,
investor asing mulai muncul, terjadi pengembangan usaha perkebunan di luar Jawa, dan
sistem kerja paksa diganti dengan sistem kerja bebas.
c. Politik etis
Politik Etis ini (yang merupakan pengakuan bahwa Belanda memilki hutang budi kepada
orang peribumi Nusantara) bertujuan untuk meningkatkan standar kehidupan penduduk asli.
Politik etis merupakan ide seorang tokoh belanda yaitu Van Devanter. Bahwa bangsa Belanda
harus bertanggung jawab atas penjajahan yang telah dilakukan di Indonesia. Politik Etis
tersebut diwujudkan dalam program Trilogi Deventer.
Isi Trilogi Van Deventer di antaranya seagai berikut.
7
Daftar pustaka
Sardiman AM, Lestariningsih AD. 2017. Sejarah Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Kharti, Irene Swastiwi Viandari. 2021. “Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Eropa
di Indonesia”, https://www.ruangguru.com/blog/sejarah-kelas-11-perkembangan-
kolonialisme-dan-imperialisme-eropa-di-indonesia, diakses pada 20 September 2021
pukul 17.28.
8
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan:
Masa Pemerintahan Bataaf pada tahun 1795 terjadi perubahan di Belanda. Muncullah
kelompok yang menanamkan dirinya kaum patriot. Kaum ini terpengaruh oleh semboyan
Revolusi Prancis : liberte [kemerdekaan], egalite [persamaan], dan fraternite [persaudaran].
Berdasarkan ide dan paham yamg digelorakan dalam Revolusi Prancis itu maka kaum patriot
menghendaki perlunya negara kesatuan. Bertepatan dengan keinginan itu pada awal tahun
1795 pasukan prancis menyerbu Belanda. Raja Williem V melarikan diri ke inggris. Belanda
dikuasai Prancis. Dibentuklah pemerintahan baru sebagai bagian dari Prancis yang dinamakan
Republik Baataf [1795-1806].
Sebagai pemimpin Republik Baataf adalah Louis Napoleon saudara dari Napoleon Bonaparte.
Sementara itu dalam pengasingan, Raja Williem V oleh pemerintah Inggris ditempatkan di
Kota Kew. Raja Williem V kemudian mengeluarkan perintah yang terkenal dengar “Surat –
surat Kew “. Isi perintah itu adalah agar para penguasa di negeri jajahan Belanda
menyerahkan wilayahnya kepada Inggris bukan kepada Prancis. Dengan “Surat-surat Kew”
itu pihak Inggris bertindak cepat dengan mengambil alih beberapa daerah di Hindia seperti
Padang pada tahun 1795, kemudian menguasai Ambon dan Banda tahun 1976. Inggris juga
memperkuat armadanya untuk melakukan blokade terhadap Batavia.
Saran:
Kami sebagai makhluk biasa tidak lepas dari kesalahan, untuk itu kami mengharapkan
kritikan dan saran yang membangun dari para pembaca demi berkembangnya ilmu
pengetahuan khususnya di mata pelajaran Sejarah Indonesia.