Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENJAJAHAN PEMERINTAH BELANDA

Disusun oleh:
1. Khairunnisa Amelia Putri
2. Muhammad Addar Quthni
3. Nabila Ennariza Meysal Saroh
4. Shinta Candri Apria
5. Silva Rizka Malinda
6. Zelda Safitri

Tahun pelajaran
2021/2022
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas atas rahmat dan
Hidayah-Nya, kami dapat menyelasaikan tugas makalah yang berjudul “Penjajahan
Pemerintah Belanda”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran sejarah indonesia. Selain
itu makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang penjajahan pemerintah belanda bagi
para pembaca dan penulis. Makalah ini kami susun berdasarkan buku panduan modul
pengayaan.

Kami berharap makalah ini dapat membantu teman teman semua untuk menguasai
materi tentang penjajahan pemerintahan belanda di Indonesia.

2
Daftar Isi

Kata pengantar.............................................................................................

BAB 1

C. Penjajahan Pemerintah Belanda......................................................


1. Masa Pemerintahan Republik Bataaf.........................................
2. Perkembangan Kolonialisme Inggris di Indonesia....................
3. Dominasi Pemerintahan Belanda...............................................

Daftar pustaka..............................................................................................
Kesimpulan dan saran..................................................................................

3
Penjajahan Pemerintah Belanda DI Indonesia

Pemerintahan Belanda mengambil alih kekuasaan VOC atas Hindia Belanda.Hal ini
dekarenakan bubarnya VOC akibat terjadinya korupsi yang merajalela.

1. Masa Penjajahan Republik Batavia


Pasukan prancis menyerbu belanda sehingga mulai tahun 1755, elanda mulai dikuasai
Prancis.Pada saat itu nama Belanda diuah menjadi Republik Bataaf (1795-1806). Louis
Napoleon,saudara dari Napoleon Bonaparte diangkat seabagai pemimpin Republik Bataaf.
Sementara itu dalam pengasingan Raja Williem V oleh pemerintah Inggris ditempatkan di
Kota Kew.

a. Pemerintahan herman wiliem daendels (1808-1811)


Herman wiliem Daendels bersama ajudannya mendarat di banten pada tanggal 1 januari
1808.Sementara itu penyerahan kekuasaan Guernur Jendral wiese dilaksanakan pada tanggal
15 januari 1808. Herman Willem Daendels memerintah di Nusantara pada tahun 1808-1811.
Kedatangan daendels ke Indonesia sebagai gubernur jendral mempunyai dua tugas.
Pertama,mempertahanan Pulau Jawa agar tidak jatuh ketangan inggris. Kedua, memperbaiki
keadaan jajahan di Iindonesia. Guna mempertahankan Pulau Jawa dari serangan inggris,
Daendels mengambil langkah-langkah kebijaksanaan berikut:
1) Kebijakan untuk membuat jalan raya dari anyer sampai dengan panarukan.
2) Membuat benteng-benteng pertahanan agar tidak tertembus serangan musuh.
3) Mendirikan pangkalan angkatan laut yang ada di Merak dan Ujung Kulon.
4) Membangun pabrik senjata di wilayah Semarang dan Surabaya.
Selain usaha-usaha dalam bidang pertahanan kemiliteran, di bidang pemerintahan Deandels
mengambil tindakan sebagai berikut.
1) Membagi Pulau Jawa menjadi semilan provinsi. Hal ini dilakukan dengan tujuan
2) Mempermudah administrasi pemerintahan.
3) Para bupati dijadikan pegawai pemerintahan Belanda.
4) Perbaikan gaji pegawai dan memberantas korupsi.
5) Pendirian badan-badan pengadilan.

b. Pemerintahan Janssens (1811)


Janssens ternyata bereda dengan Deandels, ia lemah dan kurang cakap. Pemerintahan
Janssens mewarisi situasi keamanan dan ekonomi yang sangat buruk dan dibayang-bayangi
ancaman Inggris. Bahkan, pada bulan Agustus 1811 Inggris mendarat di Batavia dipimpin
Lord Minto. Belanda melakukan perlawanan terhadap Inggris,tetapi tidak berhasil. Akibat
serangan Inggris tersebut, Belanda menyerah dengan menandatangani kapitulasi Tuntang
pada tanggal 11 September 1811. Isi kapitulasi Tuntang adalah :
1) Seluruh kekuatan militer Belanda yang ada di kawasan Asia Tenggara harus
diserahkan kepada Inggris.
2) Utang pemerintah Belanda tidak diakui oleh Inggris.
3) Pulau Jawa, Madura, dan semua pangkalan Belanda di luar Jawa menjadi wilayah
kekuasaan Inggris.

2. Perkembangan Kolonialisme Inggris di Indonesia


Inggris menyerbu Pulau Jawa pada saat Gubernur Jendral Daendels dipanggil kembali ke
Eropa. Penggantinya Gubernur Jendral Jan Willem Janssens tidak mampu menahan serangan

4
Inggris.Pada tanggal 18 September 1811,Janssens terpaksa menyerahkan kepadaInggris.Ia
menandatangani perjanjian Tuntang,yang isinya sebagai berikut.
a. Pulau Jawa, Palembang, dan Makassar diserahkan kepada Inggris.
b. Semua anggota tentara Belanda ditahan.
c. Pemerintah Inggris tidak akan mengakui utang-utang yang dibuat oleh pemerintah
Prancis selama masa pemerintahan Daendels.
d. Pegawai-pegawai pemerintah yang masih ingin bekerja dibawah pemerintah Inggris
boleh tetap memegang jabatannya.

Dengan demikian mulailah zaman baru dalam sejarah kolonial di Indonesia. Oleh
Pemerintahan Inggris, Jawa dijadikan bagian dari jajahannya di Hindia.Thomas
Stamford Raffles dianggap sebagai wakil Gubernur (Lieutenant Governor) di Indonesia untuk
mewakili raja muda (Viceroy) Lord Minto yang berkedudukan di India.Sebagai orang yang
beraliran liberal, Raffles ingin mengadakan perubahan-perubahan dalam sistem pemerintahan
di Indonesia termasuk dalam bidang ekonomi.Ia hendak melaksanakan kebijakan ekonomi
yang didasarkan pada dasar-dasar kebebasan sesuai ajaran liberalisme.Maka dalam masa
pemerintahannya (1811-1816),Raffles mencoba untuk melaksanakan kebijakan sebagai
berikut.

a. Menghapus segala bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa atau rodi
Rakyat diberi kebebasan untk menanami tanahnya dengan tanaman-tanaman
yang dianggap menguntungkan. Mengadakan pergantian sistem pemerintahan yang
semula dilakukan oleh penguasa pribumi dengan sistem pemerintahan kolonial yang
bercorak Barat, Raffles menganggap bahwa pemerintah kolonial adalah pemilik semua
tanah yang berada ada di daerah jajahan. Oleh karena tu raffles menganggap bahwa
yang menggarap sawah adalah dari tanah pemerintah.

b. Para petani mempunyai kewajiban membayar sewa tanah (land rente) pada
pemerintah.
Sewa tanah harus diserahkan sebagai suatu pajak atas pemakaian tanah
pemerintah oleh penduduk. Sesungghnya sistem sewa yang diperkenalkan oleh Raffles
itu menggandung maksud yang luas. Sistem tersebut dimaksudkan untu membebaskan
beban kehidupan dari pundak penduduk, dan memberikan kebebasan atas tanah yang
dimiliki oleh petani. Mereka membayangkan apaila para petani memiliki kebebasan
untuk menanami tanahnya dan menjual hasil panennya secara bebas maka mereka
akan terangsang untuk berkerja giat demi hasil yang dinikmati sendiri. Padahal sistem
sewa tersebut sangat merugikan para petani karena mereka harus menyerahkan sewa
kepada pemerintah. Akibatnya para petani enggan bekerja giat untuk mengolah
tanahnya.

c. Mengubah sistem
Dalam pelaksanaannya sistem sewa tanah ini membawa banyak akibat.Sistem
sewa tanah telah menibulkan perubahan-perubahan penting yaitu unsur-unsur paksaan
diganti dengan keebasan, sukarela, dan hubungan perjanjian atau kontrak.

d. Hubungan antara pemerintah dengan rakyat didasari oleh sifat kontak yang
merupakn hal baru bagi penduduk tanah jajahan.

5
Dalam kehidupan sosial dan budaya, ikatan adat istiadat yang secara turun-
temurun telah berjalan menjadi makin loggar karena pengaruh kehidupan yang
bercorak barat. Demikian pula kehidupan ekonomi barang hendak diganti dengan
ekonomi uang.

3. Dominasi Pemerintahan Belanda


Sejak perjanjian ditandatangani, kekuasaan atas Hindia Belanda jatuh ke tangan
pemerintah kolonial Belanda. Penguasa baru ini kemudian menerapkan berbagai kebijakan
yang intinya adalah monopoli, pemerasan, dan pengarahan tenaga rakyat.

a. Sistem sewa tanah


Sistem sewa tanah dihapus pada tahun 1830 karena dianggap gagal. Pada tahun
1830, Pemerintah Belanda mengangkat Johannes van den Bosch sebagai gubernur
jenderal. Tugas utamanya adalah untuk meningkatlan produksi tanam ekspor yang
terhenti selama sistem pajak tanah atau sistem sewa tanah berlangsung. Van den
Bosch mengusulkan sistem tanah paksa dan disetujui pihak kerajaan.
Menurut peraturan yang dibuat Pemerintah Belanda, sistem tanam paksa
dilakukan dengan
cara sebagai berikut.
1) Penduduk desa diwajibkan menyediakan seperlima dari tanahnya untuk
ditanami tanaman yang ditetapkan Pemerintah Belanda.
2) Hasil tanaman dijual kepada Pemerintah Belanda dengan harga yang
ditetapkan pemerintah.
3) Tanah yang disediakan untuk penanaman dibebaskan dari pembayaran pajak
tanah.
4) Pekerjaan yang diperlukan menanam tanaman perdagangan tidak bolej
melebihi pekerjaan yang diperlukan unruk menanam padi (±60 hari).
Melihat aturan tersebut, sebenarnya prinsip sistem tanam paksa tidak terlalu
memberatkan. Akan tetapi, dalam praktiknya banyak sekali terjadi
penyimpangan.Penyimpangan-penyimpangan itulah
yang memberatkan rakyat. Perubahan peta politik terjadi di negeri Belanda pada
pertengahan abad ke-20.Partai liberal memenangi pemilihan umum, sehingga ide-ide
liberalisme yang dipengaruhi gerakan liberalisme Prancis ikut mewarnai pentas politik
di Belanda.Ajaran liberalisme di bidang ekonomo menegaskan bahwa kegiatan
perekonomian harus dijalankan tanpa adanya campur tangan negara. Sementara
kebijakan tanam paksa di Indonesia adalah kebijakan ekonomi yang dikendalikan
sepenuhnya oleh pemerintah, dalam hal ini adalah Gubernur Jenderal van den Bosch.
Oleh karena itu, pandangan politik kaum liberal yang sedang berkuasa langsung
bersinggungan dengan praktik tanam paksa di Hindia Belanda.Kaum liberal
menghendaki agar sistem tanam paksa dihapus. Beberapa tokoh kaum liberal yang
menghendaki penghapusan sistem tanam paksa antara lain Fransen van der Putte,
Waal, dan Thorbecke.

Selain golongan liberal, pada masa ini juga muncul kaum humanis yang ikut
mendesak penghapusan sistem tanam paksa. Kaum humanis berpendapat bahwa
sistem tanam paksa yang dilaksanakan Pemerintah Belanda di Indonesia harus dihapus
karena tidak manusiawi dan menimbulkan banyak penderitaan. Beberapa tokoh
humanis yang memperjuangkan penghapusan sistem tanam paksa adalah Baron van
Hoevel dan Eduard Douwes Dekker.
6
b. Politik pintu terbuka
Pada tahun 1860-an politik batig slot atau politik mencari keuntungan besar, mendapat
pertentangan dari golongan liberalis dan humanitaris. Kaum liberal dan kapital memperoleh
kemenangan di parlemen. Terhadap tanah jajahan hindia belanda, kaum liberal berusaha
memperbaiki taraf kehidupan rakyat Indonesia. Keberhasilan tersebut dibuktikan dengan
dikeluarkannya undang-undang agraria tahun 1870. UU Agraria 1870 yang mengatur tentang
kepemilikan tanah pribumi dan pemerintah. Di sini, mulai diberlakukan politik pintu terbuka,
investor asing mulai muncul, terjadi pengembangan usaha perkebunan di luar Jawa, dan
sistem kerja paksa diganti dengan sistem kerja bebas.

c. Politik etis
 Politik Etis ini (yang merupakan pengakuan bahwa Belanda memilki hutang budi kepada
orang peribumi Nusantara) bertujuan untuk meningkatkan standar kehidupan penduduk asli.
Politik etis merupakan ide seorang tokoh belanda yaitu Van Devanter. Bahwa bangsa Belanda
harus bertanggung jawab atas penjajahan yang telah dilakukan di Indonesia. Politik Etis
tersebut diwujudkan dalam program Trilogi Deventer.
Isi Trilogi Van Deventer di antaranya seagai berikut.

1) Irigasi, yaitu diusahakan pembangunan pengairan untuk mengairi sawah-sawah milik


penduduk untuk membantu peningkatan kesejahteraan penduduk.
2) Edukasi, yaitu penyelenggaraan pendidikan bagi masyarakat pribumi agar mampu
menghasilkan kualitas sumberdaya manusia leih baik.
3) Migrasi, yaitu perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduknya khususnya
pulau Jawa ke daerah lan yang jarang penuduknya agar lebih merata.

7
Daftar pustaka

Apriyanto, Sahid Wibowo. Sejarah Indonesia SMA/MA kelas XI semester 1: Rachma


Gemilang.

Sardiman AM, Lestariningsih AD. 2017. Sejarah Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. 

Kharti, Irene Swastiwi Viandari. 2021. “Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Eropa
di Indonesia”, https://www.ruangguru.com/blog/sejarah-kelas-11-perkembangan-
kolonialisme-dan-imperialisme-eropa-di-indonesia, diakses pada 20 September 2021
pukul 17.28.

Indonesia Investment. “Sejarah Penjajahan Indonesia”, https://www.indonesia-


investments.com/id/budaya/politik/sejarah-penjajahan/item178?, diakses pada 20
September 2021 pukul 17.49.

8
Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan:

Masa Pemerintahan Bataaf pada tahun 1795 terjadi perubahan di Belanda. Muncullah
kelompok yang menanamkan dirinya kaum patriot. Kaum ini terpengaruh oleh semboyan
Revolusi Prancis : liberte [kemerdekaan], egalite [persamaan], dan fraternite [persaudaran].
Berdasarkan ide dan paham yamg digelorakan dalam Revolusi Prancis itu maka kaum patriot
menghendaki perlunya negara kesatuan. Bertepatan dengan keinginan itu pada awal tahun
1795 pasukan prancis menyerbu Belanda. Raja Williem V melarikan diri ke inggris. Belanda
dikuasai Prancis. Dibentuklah pemerintahan baru sebagai bagian dari Prancis yang dinamakan
Republik Baataf [1795-1806].

Sebagai pemimpin Republik Baataf adalah Louis Napoleon saudara dari Napoleon Bonaparte.
Sementara itu dalam pengasingan, Raja Williem V oleh pemerintah Inggris ditempatkan di
Kota Kew. Raja Williem V kemudian mengeluarkan perintah yang terkenal dengar “Surat –
surat Kew “. Isi perintah itu adalah agar para penguasa di negeri jajahan Belanda
menyerahkan wilayahnya kepada Inggris bukan kepada Prancis. Dengan “Surat-surat Kew”
itu pihak Inggris bertindak cepat dengan mengambil alih beberapa daerah di Hindia seperti
Padang pada tahun 1795, kemudian menguasai Ambon dan Banda tahun 1976. Inggris juga
memperkuat armadanya untuk melakukan blokade terhadap Batavia.

Saran:

Kami sebagai makhluk biasa tidak lepas dari kesalahan, untuk itu kami mengharapkan
kritikan dan saran yang membangun dari para pembaca demi berkembangnya ilmu
pengetahuan khususnya di mata pelajaran Sejarah Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai