DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
Nama : 1. Yaato Zendrato
2. Andi Saputra Gulo
3. Triwis Sanibenia Harefa
Kelas : XI MIPA 3
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Guru Pengasuh : Saneheama Telaumbanua, S.Pd
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Penyusunan makalah ini tidak dapat selesai dengan baik tanpa bantuan dari banyak
pihak.
Penulis
Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………
C. Tujuan …………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Jalan Tengah Bersama Komisaris Jenderal……………………………
B. Sistem Tanam Paksa …………………………………………………………...
C. Sistem Usaha Swasta……………………………………………………………
PERTANYAAN
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………………………
B. Kritik …………………………………………………………………………………..
C. Saran ………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahun 1816 Raffles mengakhiri pemerintahannya di tanah Hindia
Belanda. Pemerintahan inggris sebenarnya telah menunjuk John Fendall
untuk menggantikan Raffles. Tetapi pada tahun 1814 sudah diadakan
kovensi London. Kovensi London ini terjadi karena selama perang
Napoleon di eropa, inggris diketahui telah merebut sejumlah wilayah di
tanah kolonial Belanda termasuk ditanah Hindia Belanda pada tahun
1811.
Setelah Inggris menang dalam peperangan melawan Napoleon
Bonaparte, dan Inggris pun segera melakukan negosiasi dengan Belanda
dengan suatu perjanjian. Perjanjian Inggris-Belanda 1814 atau Konvensi
London adalah sebuah kesepakatan antara Inggris dan Belanda yang
ditandatangani di London pada 13 Agustus 1814. Konvensi London tahun
1814 dibuat setelah kekalahan Perancis, yang berada di bawah
pemerintahan Napoleon Bonaparte, dalam melawan Inggris. Pada April
1814, Napoleon mengalami kekalahan dalam perang di Leipzig, yang
kemudian memengaruhi politik di tanah jajahan, termasuk Indonesia.
Saat itu, Belanda adalah negara bawahan Perancis. Konvensi London
menyatakan bahwa Inggris sepakat untuk mengembalikan Indonesia
kepada Belanda.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimasud dengan jalan tengah bersama komisaris
jenderal
2. Apakah yang dimaksud dengan sistem tanam paksa
3. Apakah yang dimaksud dengan usaha swasta
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang jalan tengah bersam komisaris jenderal
2. Untuk mengetahui tentang sistem tanam paksa
3. Untuk mengetahui tentang usaha swasta
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jalan Tengah Bersama Komisaris Jenderal
Setelah kembali ke tangan Belanda, tanah hindia di perintahkan
oleh badan baru yang diberi nama komisaris jenderal. komisaris ini
dibentuk oleh pangeran Willem VI yang terdiri atas tiga orang. yakni:
Cornelis Theodorus Elout(ketua), Arnold Ardian Buyskes dan Alexander
Gerrard Baron der Capellen( anggota). Sebagai rambu rambu
pelaksanaan pemerintahan di negeri jajahan pangeran willem VI
mengeluarkan undang-undangpemerintahan untuk negeri jajahan
(Regerings Reglement) pada tahun 1815. Ketiga Komisaris jenderal
sampai di Batavia pada Tahun 27 april 1816. ketiga komisaris ini pun
sepakat untuk menerapkan jalan tengah yaitu eksploitasi kekayaan di
tanah jajahan langsung.Tetapi kebijakan jalan tengah ini tidak dapat
merubah keadaan. Akhirnya pada tanggal 22 Desember 1818 Pemerintah
memberlakukan UU yang menegaskan bahwa penguasa tertinggi di
tanah jajahan adalah gubernur jenderal.
PERTANYAAN
1. Pertanyaan : Apakah isi UU agrarian tersebut ?
Jawab :
Tanah di Hindia Belanda dibagi menjadi dua, yaitu tanah milik
pribumi yang berupa persawahan, kebun, dan ladang, serta tanah
pemerintah (tanah-tanah hutan yang tidak termasuk tanah
pribumi).
Pemerintah mengeluarkan surat bukti kepemilikan tanah.
Pihak swasta dapat menyewa tanah, baik tanah pemerintah
maupun tanah penduduk pribumi.
Tanah pemerintah dapat disewa selama 75 tahun, sedangkan
tanah pribumi dapat disewa hingga 30 tahun.
Proses sewa tanah harus dilaporkan kepada pemerintah
A. Kesimpulan
Bahwa penjajahan yang dilakukan oleh Belanda memberikan dampak
sangat buruk bagi rakyat pribumi pada masa itu, para pribumi dipaksa
untuk memberikan pajak yang tinggi serta tanam paksa yang tak henti dan
penderitaan yang dirasakan para pribumi dimanfaatkan oleh Belanda
untukmemakmurkan wilayahnya sendiri.
B.Kritik
C. Saran