OLEH :
1.Ni Komang Ayu Nadi Puspita (20)
2.Komang Kania Mena Yulianitya (14)
3.Ni Made Feby Widiastika (24)
4. Kadek Intan (12)
5. I Gede Agus Juliartawan (02)
6. I Kadek Bandi Kawista (05)
Puja syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.Atas rahmat dan hidayah-Nya,kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Sejarah Indonesia yang berjudul “Penjajahan
Pemerintahan Belanda Dan Kolonialisme Inggris Di Indonesia” dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia.Selain
itu,makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Penjajahan Pemerintahan
Belanda Dan Kolonialisme Inggris Di Indonesia.
Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu setiyasih,S,PD selaku guru mata
pelajaran Sejarah Indonesia.Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.oleh karena itu,saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kata Pengantar........................................................................................2
Daftar Isi..................................................................................................3
Bab I Pendahuluan.................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................4
C. Tujuan.........................................................................................4
Bab II Pembahasan................................................................................5
A. Masa Pemerintahan Republik Bataaf......................................5
1. Pemerintahan Herman Willem Daendels (1808–1811)........6
2. Pemerintahan Jan Willem Jansses (1811).............................7
B. Kolonialisme Inggris Di Indonesia...........................................8
1. Awal Mula Inggris Di Indonesia............................................8
2. Kebijakan Dalam Bidang Pemerintahan..............................8
3. Kebijakan dalam Bidang Sosial-Ekonomi............................8
4. Bidang Ilmu Pengetahuan......................................................8
5. Bidang Hukum........................................................................8
Daftar Pustaka.......................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang kedatangan Belanda ke Indonesia adalah akibat meletusnya perang delapan
puluh tahun antara Belanda dan Spanyol (1568-1648). Pada awalnya, perang antara Belanda
dan Spanyol bersifat agama, karena Belanda mayoritas beragama kristen protestan sedangkan
orang Spanyol beragama kristen katolik. Perang tersebut kemudian menjadi perang ekonomi dan
politik. Raja Philip II dari Spanyol memerintahkan kota Lisabon tertutup bagi kapal Belanda
pada tahun 1585 selain karena faktor tesebut, juga karena adanya petunjuk jalan ke Indonesia dari
Jan Huygen Van Lischoten, mantan pelaut Belanda yang bekerja pada Portugis dan pernah sampai
di Indonesia. Tujuan kedatangan Belanda ke Indonesia adalah untuk berdagang rempah-
rempah. Setelah berhasil menemukan daerah penghasil rempah-rempah dan keuntungan
yang besar, Belanda berusaha untuk mengadakan monopoli perdagangan rempah-rempah
dan menjajah. Untuk melancarkan usahanya, Belanda menempuh beberapa cara seperti
pembentukan VOC dan pembentukan pemerintahan kolonial Hindia-Belanda.
Pada awal abad XIX Jawa setelah pemerintahan Inggris berakhir, yaitu pada tahun 1816,
Indonesia kembali dikuasai oleh Pemerintahan Kolonial Belanda. Pada masa kedua penjajahan
ini, yang sangat terkenal adalah sistem tanam paksa yang diterapkan oleh Van den Bosch.
Pelaksanaannya pun dimulai pada tahun 1830. Terdapat ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan
sistem tanam paksa
tersebut. Namun pada akhirnya, dalam praktek sesungguhnya terdapat banyak penyimpangan-
penyimpangan.
Terdapat perbedaan antara penerapan sistem sewa tanah yang dilaksanakan oleh Raffles serta
sistem tanam paksa yang dilaksanakan oleh Van den Bosch. Keduanya membawa dampak
yang tidak sedikit bagi kehidupan bangsa Indonesia.
Dalam perkembangan sampai dengan paruh pertama abad ke-19, kebijakan selain bidang
perekonomian, dalam bidang pendidikan juga tidak diabaikan oleh pemerintah Hindia-Belanda,
tetapi itu hanya masih berupa rencana dari pada tindakan nyata. Dalam periode itu pemerintah
harus melakukan penghematan anggaran, biaya untuk menumpas Perang Dipenogoro (1825-
1830), dan untuk pelaksanaan Culturstelsel.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana masa pemerintahan Republik Bataaf
2.Bagaimana perkembangan kolonialisme Inggris di
Indonesia
C. Tujuan
1. Mengetahui pemerintahan Republik Bataaf
2. Mengerahui perkembangan kolonialisme Inggris di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masa Pemerintahan Republik Bataaf
Pada tahun 1795 terjadi perubahan di Belanda. Muncullah kelompok yang menamakan
dirinya kaum patriot. Kaum ini terpengaruh oleh semboyan Revolusi Perancis: liberte
(kemerdekaan), egalite (persamaan), dan fraternite (persaudaraan).
Berdasarkan ide dan paham yang digelorakan dalam Revolusi Perancis itu maka kaum patriot
menghendaki perlunya negara kesatuan. Bertepatan dengan keinginan itu pada awal tahun 1795
pasukan Perancis menyerbu Belanda. Raja Willem V melarikan diri ke Inggris. Belanda
dikuasai Perancis. Dibentuklah pemerintahan baru sebagai bagian dari Perancis yang
dinamakan Republik Bataaf (1795-1806). Sebagai pemimpin Republik Bataaf adalah Louis
Napoleon saudara dari Napoleon Bonaparte.
Sementara itu dalam pengasingan, Raja Willem V oleh pemerintah Inggris ditempatkan di
Kota Kew. Raja Willem V kemudian mengeluarkan perintah yang terkenal dengan “Surat-surat
Kew”. Isi perintah itu adalah agar para penguasa di negeri jajahan Belanda menyerahkan
wilayahnya kepada Inggris bukan kepada Perancis. Dengan “ Surat-surat Kew” itu pihak Inggris
bertindak cepat dengan mengambil alih beberapa daerah di Hindia seperti Padang pada tahun 1795,
kemudian menguasai Ambon dan Banda tahun 1796. Inggris juga memperkuat armadanya
untuk melakukan blokade terhadap Batavia.
Sudah barang tentu pihak Perancis dan Republik Bataaf juga tidak ingin ketinggalan untuk
segera
mengambil alih seluruh daerah bekas kekuasaan VOC di Kepulauan Nusantara. Karena
Republik Bataaf ini merupakan vassal dari Perancis, maka kebijakan-kebijakan Republik
Bataaf untuk mengatur pemerintahan di Hindia masih juga terpengaruh oleh Perancis.
Kebijakan yang utama bagi Perancis waktu itu adalah memerangi Inggris. Oleh karena itu,
untuk mempertahankan Kepulauan Nusantara dari serangan Inggris diperlukan pemimpin yang
kuat. Ditunjuklah seorang muda dari kaum patriot untuk memimpin Hindia, yakni Herman
Williem Daendels. Ia dikenal sebagai tokoh muda yang revolusioner,yaitu Willem Daendels.
E).Bidang Sosial
(1) Rakyat dipaksa melakukan kerja rodi untuk membangun Jalan Anyer Panarukan.
(2) Perbudakan dibiarkan berkembang.
(3) Menghapus upacara penghormatan kepada residen,sunan,atau sultan.
(4) Membuat jaringan pos distrik menggunakan kuda pos.
5. Bidang Hukum
·Sistem peradilan yang diterapkan Raffles lebih baik daripada yang dilaksanakan oleh Daendels.
·Apabila Daendels berorientasi pada warna kulit (ras)
·Raffles lebih berorientasi pada besar-kecilnya kesalahan
· Menurut Raffles, pengadilan merupakan benteng untuk memperoleh keadilan. Oleh karena itu,
harus ada benteng yang sama bagi setiap warga negara.
· Raffles memang orang yang berpandangan maju. Ia ingin memperbaiki tanah jajahan, termasuk
ingin meningkatkan kemakmuran rakyat.
·Raffles juga sulit melepaskan kultur sebagai penjajah. Kerja rodi, perbudakan dan juga
monopoli masih juga dilaksanakan. Misalnya kerja rodi untuk pembuatan dan perbaikan jalan
ataupun jembatan, dan melakukan monopoli garam.
A.Kesimpulan
Belanda datang pertama kali ke Indonesia pada tahun 1596-1811, dan yang kedua kalinya
pada tahun 1814-1904. Tujuan kedatangan Belanda ke Indonesia adalah untuk memonopoli
perdagangan rempah-rempah di Indonesia. Dan untuk melancarkan usahanya, Belanda menempuh
beberapa cara yaitu membentuk VOC pada tahun 1902 dan membentuk pemerintahan kolonial
Hindia-Belanda. Setelah masa penjajahan itu usai, Belanda meninggalkan kebudayaan dan
kebijakan-kebijakan yang sebagian masih dipakai oleh Indonesia.
Indonesia pada masa pemerintahan Hindia-Belanda abad XIX sudah mengalami berbagai
pergantian Gubernur Jendral tetapi yang paling menyengsarakan rakyat yaitu pada masa
Gubjen, Rafles, Daendels, Van den Bosch, dan van Hogendrop. Yang menerapkan system
tanam paksa, penyerahan wajib hasil pertanian, penyewaan tanah kepada rakyat, penyewaan
desa pada pihak swasta dan pembuatan jalan dari Anyer sampai Panarukan.
DAFTAR PUSTAKA
http://herlinaherli.blogspot.com/2013/12/awal-kedatangan-belanda-di-indonesia.html
http://akbar-el-hamed.blogspot.com/2012/05/sejarah-kedatangan-voc-ke-indonesia.html
http://sejarahnasionaldandunia.blogspot.com/2014/05/terbentuknya-voc-dan-perkembangan-di.html
http://any22akhmad.blogspot.com/2013/03/terbentuknya-pemerintahan-kolonial.html