Anda di halaman 1dari 27

PERTEMUAN KE-

9 SEJARAH
INDONESIA
Oleh : ibu April
Xi-1 sampai xi-10
PASCA PENJAJAHAN INGGRIS DI INDONESIA

Raffles mengakhiri pemerintahannya di hindia pada tahun 1816.


Pemerintah Inggris sebenarnya telah menunjuk John Fendall untuk
menggantikan Raffles tetapi pada tahun 1814 sudah diadakan konvensi
london. Salah satu isi konvensi London adalah Inggris harus
mengembalikan tanah jajahan di Hindia kepada Belanda. Dengan
demikian, pada tahun 1816 kepulauan nusantara kembali dikuasai
oleh belanda. Sejak itu dimulailah pemerintahan kolonial Belanda.
(Kemendikbud, 2017, hlm. 51)
MASA KEKUASAAN BELANDA KEDUA
(1816 – 1942)
 Setelah kembali ke tangan Belanda, tanah Hindia diperintah oleh badan baru yang diberi nama
Komisaris Jenderal yang dipimpin oleh gubernur jenderal. Komisaris jenderal ini dibentuk oleh
Pangeran Willem VI yang beranggotakan tiga orang, yakni: Cornelis Theodorus Elout, Arnold Ardiaan
Buyskes, dan Alexander Gerard Philip Baron van der Capellen. Masa peralihan (masa Komisaris
Jenderal) itu hanya berlangsung dari tahun 1816-1819.
 Pada tahun 1819, kepala pemerintahan mulai dipegang oleh seorang gubernur jenderal, yaitu van der
Capellen (1819-1826) dan setelahnya dipegang oleh de Gisignies (1826-1830)
 Pada tahun 1830, gubernur jenderal selanjutnya adalah Johannes van den Bosch (1830-1870), beliau
menerapkan kebijakan sistem tanam paksa (Cultuurstelsel)
 Pada tahun 1870-1900 diterapkan kebijakan Politik Pintu Terbuka oleh Belanda di Indonesia.
Kebijakan ini dikendalikan oleh pihak swasta Belanda, sedangkan peranan pemerintah Belanda hanya
sekedar mengawasi jalannya kebijakan.
 Pada tahun 1900 diterapkan kebijakan Politik Etis yang merupakan usulan dari van de Venteer. Van de
Venteer merupakan orang Belanda yang berasal dari kelompok Humanis.
KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KOMISARIS JENDERAL
1. Sistem residen tetap dipertahankan.
2. Dalam bidang hukum, sistem juri dihapuskan.
3. Kedudukan para bupati sebagai penguasa feudal/feodal tetap
dipertahankan.
4. Desa sebagai satu kesatuan unit tetap dipertahankan dan para
penguasanya dimanfaatkan untuk pelaksanaan pemungutan pajak dan
hasil bumi.
5. Dalam bidang ekonomi memberikan kesempatan kepada pengusaha-
pengusaha asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
MASA PEMERINTAHAN
VAN DER CAPELLEN (1816-1826)
 Pada tahun 1819, kepala pemerintahan mulai dipegang oleh seorang gubernur
jenderal, yaitu van der Capellen (1819-1826).
 Ia mengemban tugas penting: mengekspoitasi kekayaan alam Nusantara sebesar-
besarnya untuk menutupi kas negara Belanda yang kosong.
 Sebagai gubernur jenderal Hindia Belanda, van der Capellen masa itu
menghadapi tantangan  seperti:
1.Menghadapi perekonomian yang buruk,
2.Persaingan perdagangan dengan inggris, dan Jadi ada
tantangannya ya
3.Sikap bangsa indonesia yang memusuhi belanda. gaissss !
KEBIJAKAN
Nah gubernur Capellen juga membuat
kebijakan ya..
Tapi saying bgt, kebijakannya ga efektif
untuk nutupin kas Belanda yang
kosong!
Secara rakya banyak melakukan
VAN DER
perlawanan terhadap Belanda, jenuh
dijajah terus! CAPELLEN
 Kebijakan van der Capellen :

1. Menghentikan pembayaran sewa tanah di daerah negara agung Mataram


2. Mendirikan “departemen pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan untuk pulau jawa” yang bertugas
memajukan pertanian melalui pendidikan umum dan profesional serta penelitian
3. Mengurangi sebagian monopoli perdagangan rempah-rempah untuk meredam ketidakadilan dan
perlawanan rakyat
4. Dikeluarkan UU Pendidikan, sebagai pelaksanaannya dibangunlah sekolah-sekolah dasar untuk
semua golongan warga.
5. Imunisasi berhasil dijalankan dan penyakit cacar berhasil ditekan penyebarannya.
PENYEBAB BERAKHIRNYA MASA
PEMERINTAHAN VAN DER CAPELLEN
Faktor yang menyebabkan berakhirnya pemerintahan Van der Capellen:
1. Hutang Hindia Belanda meningkat pesat.
2. Produksi tanaman eksport menyusut
3. Kemarahan para pemilik perkebunan Eropa karena kebijakan Van der Capellen mengenai kepemilikan tanah.
4. Kaum liberal di Belanda menyalahkannya karena kebijakan “reaksioner”-nya, dan raja menyalahkannya karena parahnya
keuangan koloni itu.
5. Selama tujuh tahun administrasinya, Van der Capellen menghabiskan 24 Juta Gulden melebihi pendapatan pemerintah.
6. Harga jatuh secara tiba-tiba di pasar kopi yang menyebabkan pemerintah Batavia kehilangan penghasilan besar.
7. Dengan dikeluarkannya uang tembaga ,menyebabkan uang perak hilang dari peredaran , mengalir elaur indonesia atau
dibungakan.
8. Terakhir pecahnya perang besar di Jawa (perang Diponogoro)
(http://ayobelajare.blogspot.com/2017/10/masa-pemerintahan-van-der-capellen-dan.html)

Lho?
Kenapa Capellen ga lagi menjabat sebagai
Gubernur jenderal Belanda di Indonesia?
SETELAH VAN DER CAPELLEN
BERAKHIR
 Setelah van der capellen yang menjabat sebagai gubernur jenderal belanda di indonesia, maka belanda mengirimkan de
Gisignies (1826-1830).
 De Gisignies melanjutkan kebijakan gubernur-gubernur jenderal sebelumnya, yang tidak adil dan sewenang-wenang.

 Disisi lain, tekad untuk mengusir penjajah semakin tumbuh dan berkembang di nusantara.

 Oleh karena itu, kedatangan capellen dan de gisignies disambut dengan berbagai perlawanan, diantaranya perang Saparua
(1817), perlawanan sultan Palembang (1818-1825), perang Diponogoro (1825-1830), perang Bone (1824)
 Sementara itu, di negara asalnya, di Eropa, Belanda sendiri harus mengeluarkan biaya besar untuk menghadapi pemberontakan
rakyat Belgia, yang akhirnya lepas dari Belanda pada tahun 1830. (Hapsari dan Adil, 2014, hlm.59)

Jadi sebetulnya, yg harus kalian tau, bahwa dari tahun 1816 sampai 1830 Belanda itu mengalami masa yg
sulit!
Karena ditahun-tahun ini kas negara Belanda kosong, trus banyak mendapatkan perlawanan dari rakyat
Indonesia, trus lagi perang krna menghadapi pemberontakan rakyat Belgia.
Padahal kalian seharusnya tau, dulu itu Belanda dan Belgia itu bersatu lho..
Nah… utk menyelamatkan Belanda yg lagi krisis, maka pemerintah Belanda menunjuk van den Bosch utk jadi
Gubernur Jenderal di Indonesia selanjutnya!
Tapi dia juga punya PR nich.. PR nya susah bgt, yaitu gimana caranya dia harus buat kebijakan tapi kebijakannya harus
menguntungkan Belanda 100% dech!

Dia mikir…….

LANJUTA
N…
Nah akhirnya, setelah
dia berpikiiiiiiir, maka
tercetuslah sebuah ide
untuk menciptakan
sebuah kebijakan yg kite
kenal dengan SISTEM
TANAM PAKSA!
Dan tolong diinget ya
para hadirin, sistem
tanam paksa ini sungguh
beda oh beda dengan
sistem kerja rodi!
Bedanya apa?
Wong tahun sama tokoh
pencetusnya aja
bedaaaaa yach!
PENYEBAB BERAKHIRNYA SISTEM
TANAM PAKSA (CULTUURSTELSEL)
 Beberapa penyebab berakhinya sistem tanam paksa (1870) antara lain:

1. Kritik dari kalangan parlemen Belanda khususnya dari kaum Liberal


2. Kritik kritik dari berbagai tokoh salah satunya adalah multatuli dalam buku berjudul Max Havelaar
3. Revisi konstitusi di Belanda pada tahun 1848
4. Praktek sistem tanam paksa telah diselewengkan yang mengakibatkan kesengsaraan rakyat jajahan
5. Pengaruh revolusi industri yang banyak menghasilkan teknologi baru dan memperlancar kegiatan
industri di Belanda dan daerah daerah jajahannya

Setelah selama 40 tahun (1830-1870) kebijakan yg membuat rakyat pribum tersiksa ini diterapkan, ternyata
kebijakannya sistem tanam paksa (cultuurstelsel) ini jg harus berakhir pemirsah… Dan alasannya, silahkan
baca di atas ya 
LANJUTAN… Lho? UU Agraria? Apa maksudnya? Tujuannya apa?
Tolong dibaca ya soleh dan solehah..
Tapi yg pasti, semenjak UU ini diterapkan, mulai deh
Indonesia memasuki masa Era Liberalisasi Ekonomi atau
Bahasa kerennya, mulai masuk nich paham kapitalisme!

 Sistem tanam paksa kemudian dihapus pada tahun 1870 setelah dikeluarkannya Undang-undang Agraria
(Agrarische Wet) dan Undang-undang Gula (Suiker Wet). Tujuan dikeluarkannya UU Agraria adalah :
1. Melindungi hak milik petani atas tanahnya dari penguasa dan pemodal asing. Hal ini merupakan reaksi atas
kesewenang-wenangan pemerintah kolonial mengambil alih tanah rakyat dalam sistem Tanam Paksa.
2. Memberikan peluang kepada pemodal asing untuk menyewa tanah dari penduduk Indonesia seperti dari Inggris,
Belgia, Amerika Serikat, Jepang, Cina, dll. Selain itu, pengusaha swasta dapat menyewa tanah pemerintah
hingga jangka waktu sampai 75 tahun.
3. Membuka kesempatan kerja kepada untuk menjadi buruh perkebunan.
 Sementara itu, UU Gula bertujuan memberikan kesempatan yang lebih luas kepada para pengusaha gula untuk
mengambil alih pabrik-pabrik gula milik pemerintah.
 Penerapan kedua UU ini kemudian mendorong pengusaha swasta asing berlomba-lomba menanamkan modalnya.
Era liberalisasi ekonomi pun dimulai di Indonesia.
POLITIK PINTU TERBUKA ?
Pintu terbuka? Tolong… Pintu apa yang dibuka? Ternyata oh ternyata..
Pintu yg dibuka itu pintu perekonomian Indonesia zheyeng..
Dan pada saat PT diterapkan, yg memegang kendali Indonesia bukan lg pemerintah tapi pihak swasta.
Ngerti?
(ya kaya sekolah aja ada negeri dan swasta, trus kaya negara kita aja ada badan yg dipegang negara dan ada yg dipegang
swasta)
Ngerti dong ya..

Di Indonesia, sistem ekonomi Liberal diwujudkan dalam bentuk


apa yang disebut Kebijakan Pintu Terbuka. hal ini sesuai dengan
maksud utama kebijakan ini, yaitu “membuka ruang (pintu) seluas-
luasnya bagi pihak swasta untuk melakukan kegiatan ekonomi”
LATAR BELAKANG KEBIJAKAN POLITIK
PINTU TERBUKA (1870-1900)
1. PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI
2. PERUBAHAN POLITIK DI BELANDA
 Politik pintu tebuka adalah pelaksanaan politik kolonial liberal di indonesia, dimana golongan liberal belanda
berpendapat bahwa kegiatan ekonomi di indonesia harus ditangani oleh pihak swasta, sementara pemerintah
cukup berperan mengawasi saja.
 Pada tahun 1850, partai liberal Belanda memenangi pemilu. Maka sebagai pemenang, partai ini berhak
membentuk dan menjalankan pemerintahan. Pada tahun 1870, partai ini bahkan meraih kemenangan mutlak.
 Selanjutnya, dampak kemenangan partai ini dalam bidang ekonomi adalah diterapkannya sistem ekonomi liberal
atau liberalisme ekonomi termasuk di negeri jajahannya (Indonesia).
 Gagasan dasarnya adalah: “setiap individu harus diberi ruang seluas-luasnya (kebebasan) untuk melakukan
kegiatan-kegiatan ekonomi tanpa ada intervensi dan campur tangan dari negara”.
Mo’on map nih, Cuma mau ngingetin, hari ini banyak negara maju yg udah
berada di Revolusi Industri 4.0 bahkan termasuk Indonesia, dan bagi kalian yg
lupa kapan revolusi Industri 1.0 berlangsung..
Ternyata pada abad ke-18 Masehi ya dan Revolusi Industri ini terjadi pertama
kalinya di Inggris, salah satu penemuan besarnya yaitu mesin uap!
LANJUTA
N…
 Karena bergantung pada modal (Capital) individu atau swasta untuk menggerakan
perekonomian, system ini juga disebut dengan kapitalisme. Dengan demikian, melalui
kebijakan PT (Pintu Terbuka), rakyat Indonesia untuk pertama kalinya diperkenalkan
dengan sistem kapitalisme.
 Hal itu juga berarti paham merkantilisme dalam perekonomian perlahan-lahan ditinggalkan.

Kapitalisme itu yg kaya gimana sih?


Nah dampak dari diterapkannya kebijakan Jadi pengertian kapitalisme adl sistem ekonomi yg
politik pintu terbuka dan revolusi industri ke memberikan kebebasan penuh bagi tiap individu utk
Indonesia, yaitu mulai masuknya paham mengendalikan kegiatan ekonominya dgn tujuan
kapitalisme. mendapatkan keuntungan.
Dan mulailah muncul istilah “zaman Atau pengertian lainnya, kapitalisme merupakan sistem
penjajahan modern ATAU Imperialisme & ekonomi dimana semua kegiatan ekonomi dilakukan oleh
Kolonialisme Modern” pihak swasta dan bukan pemerintah. Disini tugas
pemerintah hanya sebagai pengawas aja ya cu..
DAMPAK POSITIF PT :
Inget ya,
1. Sistem tanam paksa dihapuskan. singkatan PT itu
2. Modal swasta asing mulai masuk dan ditanam di (Pintu Terbuka)
indonesia.
3. Rakyat indonesia di pedesaan mulai mengenal arti
pentingnya uang.
4. Hindia Belanda (Indonesia) menjadi negara produsen
hasil-hasil perkebunan yang penting.
5. Pemerintah Hindia Belanda mulai membangun proyek-
proyek prasarana untuk mendukung dan memperlancar
ekspor hasil-hasil perkebunan dari Indonesia
DAMPAK

ne u p an tif sit ast g. e


NEGATIF PT :

ul ng ga po p n k
el de ne a ik Ya pa

tif itif bi a. pa da
m ga ga ad ba & sti

ga os ke ny if i a
ga ju ju ana ada Yin pa

sti
p
in git ad Dim ana na, idu

da PT
k . im h a h
Kemerosotan tingkat kesejahteraan penduduk, dimana

jg
ia n
ru a d i C n y

a. p a k
pendapatan penduduk jawa pada awal abad ke-20 untuk

bu ren sof ma

ny , t ja
i
o a
setiap keluarga dalam 1 tahun sebesar 80 gulden. Dari jumlah

Ka fil g N

a
tersebut masih dikurangi untuk membayar pajak kepada

n
Ya
pemerintah sebesar 16 gulden. Oleh karena itu, penduduk

i, u a
hidup dalam kemiskinan.
Adanya krisis perkebunan pada tahun 1885 karena jatuhnya

Be
harga kopi dan gula yang berakibat buruk bagi penduduk.
Menurunnya konsumsi bahan makanan, terutama beras,
sementara pertumbuhan penduduk jawa meningkat cukup
pesat.
Menurunnya usaha kerajinan rakyat indonesia karena kalah
bersaing dengan banyaknya barang-barang impor dari eropa.
LANJUTAN DAMPAK NEGATIF
PT:
Pengangkutan dengan gerobak menjadi merosot penghasilannya setelah adanya
angkutan dengan kereta api.
Rakyat menderita karena masih diterapkannya kerja rodi dan adanya hukuman
yang berat bagi yang melanggar peraturan poenate sanctie.
Terjadi perubahan kepemilikan tanah dan tenaga kerja
Penduduk semakin bertambah, sedangkan lahan pertanian semakin berkurang
karena disewa untuk perkebunan. Akibatnya timbul kelaparan dimana-mana.
PENGERTIAN POLITIK ETIS
Politik Etis (etische politiek) atau politik balas budi adalah pemikiran progresif
bahwa pemerintah Belanda mempunyai kewajiban moral menyejahterakan
penduduk Hindia Belanda sebab telah memberikan kemakmuran bagi masyarakat
dan kerajaan Belanda.
(Putri Arum, artikel kompas.com)
“Salah satu tokoh pencetus politik Etis adalah van de Venteer”

Hey kalian urang Banung? Terang Jalan van de Venteer?


Tah sosok van de Venteer teh dianggap berjasa bagi Indonesia. Kumargi anjeuna
nyiptakeun sebuah gagasan nu disebatna “Trias van de Venteer”
Jadi teu sadaya urang walanda teh jahatnya, da aya oge nu simpati ka nasib rakyat
Indonesia 
Salah sahijina, anjeuna..
LATAR BELAKANG POLITIK ETIS
 Pemikiran baru tentang politik etis berasal dari kaum sosialis-liberalis yang prihatin terhadap kondisi sosial
ekonomi kaum pribumi (inlander). Pada 1870 sistem tanam paksa dihapus dan Belanda menerapkan sistem
ekonomi liberal (1870-1900) sehingga modal-modal swasta masuk nusantara. Politik ekonomi ini secara tidak
langsung membuka ruang bagi swasta untuk bersatu di usaha-usaha ekonomi di Hindia-Belanda. Perkebunan
swasta semakin meluas bahkan mencapai wilayah Sumatera Timur.

 Tetapi sistem ekonomi Tanam Paksa dan Pintu Terbuka ini tidak mengubah nasib rakyat, sebab mengejar
keuntungan tanpa memperhatikan kesejahteraan masyarakat pribumi. Kondisi buruk kaum pribumi terjadi
akibat eksploitasi ekonomi oleh pemerintah dan swasta Belanda khususnya sejak 1870.

 Kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial pada masa itu umumnya tidak memberikan perlindungan maksimal
terhadap penduduk setempat. Sehingga menimbulkan kritik dari kaum sosialis di Belanda. Tetapi menimbulkan
dampak buruk terhadap masyarakat pribumi, yaitu tekanan terhadap rakyat semakin kuat, pembelaan hak
rakyat terhadap kapitalisme modern semakin lemah dan kemerosotan kesejahteraan hidup.
LANJUTAN…
Munculnya kaum Etis yang di
pelopori oleh Pieter Brooshooft
(wartawan Koran De Locomotief)
dan C.Th. van Deventer (politikus)
ternyata membuka mata pemerintah
kolonial untuk lebih memperhatikan
nasib para pribumi yang
terbelakang.
GAGASAN POLITIK ETIS :
Pada 17 september 1901, ratu wilhelmina yang baru naik tahta menegaskan dalam pidato pembukaan
parlemen belanda, bahwa pemerintah belanda mempunyai panggilan moral dan hutang budi (een
eerschuld) terhadap bangsa pribumi di hindia belanda. Ratu wilhelmina menuangkan panggilan moral
tadi ke dalam kebijakan politik etis, yang terangkum dalam program Trias Van Deventer yang meliputi:
1. Irigasi (pengairan), membangun dan memperbaiki pengairan-pengairan dan bendungan untuk
keperluan pertanian.
2. Emigrasi yakni mengajak penduduk untuk bertransmigrasi sehingga terjadi keseimbangan jumlah
penduduk.
3. Edukasi yakni menyelenggarakan Pendidikan dengan memperluas bidang pengajaran dan
pendidikan

Bagus bgt kan gagasan politik etis ini? Tapi sayang sungguh disayangkan.. Prakteknya ga sesuai sama
harapan dan gagasannya 
Ya kaya harapan km aja sama doi, km berharap dia cinta, tapi ternyata enggak 
Karena pada kenyataannya, rakyat pribumi tetap menderita.
PRAKTEK (PENYIMPANGAN)
POLITIK ETIS:
1. Irigasi : pengairan dialirkan hanya ke tanah-tanah perkebunan swasta, bukan ke tanah-tanah
pertanian rakyat
2. Edukasi : diselenggarakan dua macam pengajaran; pertama, untuk anak-anak pegawai negeri,
bangsawan, dan orang-orang yang mampu dengan Bahasa Belanda sebagai Belanda. Kedua;
untuk rakyat biasa, yang hanya diberi pelajaran calistung. Tujuan diselenggarakannya
pengajaran untuk rakyat biasa adalah mendapatkan tenaga administrasi yang murah untuk
dipekerjakan di kantor-kantor pemerintah nantinya.
3. Migrasi keluar pulau jawa ternyata ditujukan ke perkebunan-perkebunan swasta dan
perkebunan milik pengusaha-pengusaha Belanda dan swasta asing. Rakyat yang mengikuti
program ini dijadikan sebagai kuli kontrak (tidak sesuai dengan tujuan awal).

Nah ini bukti praktek penyimpangannya ya 


DAMPAK POSITIF POLITIK
ETIS :
1.Terciptanya pengairan pertanian yang lebih baik
2. Terjadinya desentralisasi persebaran penduduk yang tadinya
berpusat di jawa
3.Pribumi memiliki kesempatan terjun ke dalam dunia politik
4.Pribumi mendapatkan tempatnya di parlemen
5.Tercetaknya golongan – golongan terpelajar yang menjadi
penggerak kemerdekaan indonesia
6.Timbulnya reaksi pergerakan nasional sebagai akibat dari adanya
pemberian pendidikan
DAMPAK NEGATIF POLITIK
ETIS :
1.Kebijakan ini hanya berlaku bagi golongan pribumi sedangkan
golongan keturunan tidak mendapatkan perlakuan yang sama
2. Kebijakan ini lebih menguntungkan bagi para bangsawan
dibandingkan rakyat biasa
3.Pada  pemberlakuannya irigasi hanya ditujukan pada tanah yang
subur
4.Irigasi yang dijanjikan hanya dilakukan ke kebun – kebun milik
belanda
5.Penduduk yang dimigrasi hanya dijadikan pekerja paksa
SILAHKAN BUKA LINK G-
DRIVE
BERIKUT INI:
https://drive.google.com/file/d/1AhWyPW7RgJi-5oue08lubHIfRvFq4wX5/view?usp=sharing

Kerjakan latihan soal berikut ini dan diskusikan bersama teman sebangku

DAFTAR PUSTAKA
Hapsari, R., Adil, M. (2014). Sejarah Indonesia untuk SMA/MA kelas XI Kelompok Wajib.
Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. (2017). Sejarah Indonesia
SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1 edisi revisi. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemdikbud.
http://ayobelajare.blogspot.com/2017/10/masa-pemerintahan-van-der-capellen-dan.html

Anda mungkin juga menyukai