9 SEJARAH
INDONESIA
Oleh : ibu April
Xi-1 sampai xi-10
PASCA PENJAJAHAN INGGRIS DI INDONESIA
Lho?
Kenapa Capellen ga lagi menjabat sebagai
Gubernur jenderal Belanda di Indonesia?
SETELAH VAN DER CAPELLEN
BERAKHIR
Setelah van der capellen yang menjabat sebagai gubernur jenderal belanda di indonesia, maka belanda mengirimkan de
Gisignies (1826-1830).
De Gisignies melanjutkan kebijakan gubernur-gubernur jenderal sebelumnya, yang tidak adil dan sewenang-wenang.
Disisi lain, tekad untuk mengusir penjajah semakin tumbuh dan berkembang di nusantara.
Oleh karena itu, kedatangan capellen dan de gisignies disambut dengan berbagai perlawanan, diantaranya perang Saparua
(1817), perlawanan sultan Palembang (1818-1825), perang Diponogoro (1825-1830), perang Bone (1824)
Sementara itu, di negara asalnya, di Eropa, Belanda sendiri harus mengeluarkan biaya besar untuk menghadapi pemberontakan
rakyat Belgia, yang akhirnya lepas dari Belanda pada tahun 1830. (Hapsari dan Adil, 2014, hlm.59)
Jadi sebetulnya, yg harus kalian tau, bahwa dari tahun 1816 sampai 1830 Belanda itu mengalami masa yg
sulit!
Karena ditahun-tahun ini kas negara Belanda kosong, trus banyak mendapatkan perlawanan dari rakyat
Indonesia, trus lagi perang krna menghadapi pemberontakan rakyat Belgia.
Padahal kalian seharusnya tau, dulu itu Belanda dan Belgia itu bersatu lho..
Nah… utk menyelamatkan Belanda yg lagi krisis, maka pemerintah Belanda menunjuk van den Bosch utk jadi
Gubernur Jenderal di Indonesia selanjutnya!
Tapi dia juga punya PR nich.. PR nya susah bgt, yaitu gimana caranya dia harus buat kebijakan tapi kebijakannya harus
menguntungkan Belanda 100% dech!
Dia mikir…….
LANJUTA
N…
Nah akhirnya, setelah
dia berpikiiiiiiir, maka
tercetuslah sebuah ide
untuk menciptakan
sebuah kebijakan yg kite
kenal dengan SISTEM
TANAM PAKSA!
Dan tolong diinget ya
para hadirin, sistem
tanam paksa ini sungguh
beda oh beda dengan
sistem kerja rodi!
Bedanya apa?
Wong tahun sama tokoh
pencetusnya aja
bedaaaaa yach!
PENYEBAB BERAKHIRNYA SISTEM
TANAM PAKSA (CULTUURSTELSEL)
Beberapa penyebab berakhinya sistem tanam paksa (1870) antara lain:
Setelah selama 40 tahun (1830-1870) kebijakan yg membuat rakyat pribum tersiksa ini diterapkan, ternyata
kebijakannya sistem tanam paksa (cultuurstelsel) ini jg harus berakhir pemirsah… Dan alasannya, silahkan
baca di atas ya
LANJUTAN… Lho? UU Agraria? Apa maksudnya? Tujuannya apa?
Tolong dibaca ya soleh dan solehah..
Tapi yg pasti, semenjak UU ini diterapkan, mulai deh
Indonesia memasuki masa Era Liberalisasi Ekonomi atau
Bahasa kerennya, mulai masuk nich paham kapitalisme!
Sistem tanam paksa kemudian dihapus pada tahun 1870 setelah dikeluarkannya Undang-undang Agraria
(Agrarische Wet) dan Undang-undang Gula (Suiker Wet). Tujuan dikeluarkannya UU Agraria adalah :
1. Melindungi hak milik petani atas tanahnya dari penguasa dan pemodal asing. Hal ini merupakan reaksi atas
kesewenang-wenangan pemerintah kolonial mengambil alih tanah rakyat dalam sistem Tanam Paksa.
2. Memberikan peluang kepada pemodal asing untuk menyewa tanah dari penduduk Indonesia seperti dari Inggris,
Belgia, Amerika Serikat, Jepang, Cina, dll. Selain itu, pengusaha swasta dapat menyewa tanah pemerintah
hingga jangka waktu sampai 75 tahun.
3. Membuka kesempatan kerja kepada untuk menjadi buruh perkebunan.
Sementara itu, UU Gula bertujuan memberikan kesempatan yang lebih luas kepada para pengusaha gula untuk
mengambil alih pabrik-pabrik gula milik pemerintah.
Penerapan kedua UU ini kemudian mendorong pengusaha swasta asing berlomba-lomba menanamkan modalnya.
Era liberalisasi ekonomi pun dimulai di Indonesia.
POLITIK PINTU TERBUKA ?
Pintu terbuka? Tolong… Pintu apa yang dibuka? Ternyata oh ternyata..
Pintu yg dibuka itu pintu perekonomian Indonesia zheyeng..
Dan pada saat PT diterapkan, yg memegang kendali Indonesia bukan lg pemerintah tapi pihak swasta.
Ngerti?
(ya kaya sekolah aja ada negeri dan swasta, trus kaya negara kita aja ada badan yg dipegang negara dan ada yg dipegang
swasta)
Ngerti dong ya..
ul ng ga po p n k
el de ne a ik Ya pa
tif itif bi a. pa da
m ga ga ad ba & sti
ga os ke ny if i a
ga ju ju ana ada Yin pa
sti
p
in git ad Dim ana na, idu
da PT
k . im h a h
Kemerosotan tingkat kesejahteraan penduduk, dimana
jg
ia n
ru a d i C n y
a. p a k
pendapatan penduduk jawa pada awal abad ke-20 untuk
bu ren sof ma
ny , t ja
i
o a
setiap keluarga dalam 1 tahun sebesar 80 gulden. Dari jumlah
Ka fil g N
a
tersebut masih dikurangi untuk membayar pajak kepada
n
Ya
pemerintah sebesar 16 gulden. Oleh karena itu, penduduk
i, u a
hidup dalam kemiskinan.
Adanya krisis perkebunan pada tahun 1885 karena jatuhnya
Be
harga kopi dan gula yang berakibat buruk bagi penduduk.
Menurunnya konsumsi bahan makanan, terutama beras,
sementara pertumbuhan penduduk jawa meningkat cukup
pesat.
Menurunnya usaha kerajinan rakyat indonesia karena kalah
bersaing dengan banyaknya barang-barang impor dari eropa.
LANJUTAN DAMPAK NEGATIF
PT:
Pengangkutan dengan gerobak menjadi merosot penghasilannya setelah adanya
angkutan dengan kereta api.
Rakyat menderita karena masih diterapkannya kerja rodi dan adanya hukuman
yang berat bagi yang melanggar peraturan poenate sanctie.
Terjadi perubahan kepemilikan tanah dan tenaga kerja
Penduduk semakin bertambah, sedangkan lahan pertanian semakin berkurang
karena disewa untuk perkebunan. Akibatnya timbul kelaparan dimana-mana.
PENGERTIAN POLITIK ETIS
Politik Etis (etische politiek) atau politik balas budi adalah pemikiran progresif
bahwa pemerintah Belanda mempunyai kewajiban moral menyejahterakan
penduduk Hindia Belanda sebab telah memberikan kemakmuran bagi masyarakat
dan kerajaan Belanda.
(Putri Arum, artikel kompas.com)
“Salah satu tokoh pencetus politik Etis adalah van de Venteer”
Tetapi sistem ekonomi Tanam Paksa dan Pintu Terbuka ini tidak mengubah nasib rakyat, sebab mengejar
keuntungan tanpa memperhatikan kesejahteraan masyarakat pribumi. Kondisi buruk kaum pribumi terjadi
akibat eksploitasi ekonomi oleh pemerintah dan swasta Belanda khususnya sejak 1870.
Kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial pada masa itu umumnya tidak memberikan perlindungan maksimal
terhadap penduduk setempat. Sehingga menimbulkan kritik dari kaum sosialis di Belanda. Tetapi menimbulkan
dampak buruk terhadap masyarakat pribumi, yaitu tekanan terhadap rakyat semakin kuat, pembelaan hak
rakyat terhadap kapitalisme modern semakin lemah dan kemerosotan kesejahteraan hidup.
LANJUTAN…
Munculnya kaum Etis yang di
pelopori oleh Pieter Brooshooft
(wartawan Koran De Locomotief)
dan C.Th. van Deventer (politikus)
ternyata membuka mata pemerintah
kolonial untuk lebih memperhatikan
nasib para pribumi yang
terbelakang.
GAGASAN POLITIK ETIS :
Pada 17 september 1901, ratu wilhelmina yang baru naik tahta menegaskan dalam pidato pembukaan
parlemen belanda, bahwa pemerintah belanda mempunyai panggilan moral dan hutang budi (een
eerschuld) terhadap bangsa pribumi di hindia belanda. Ratu wilhelmina menuangkan panggilan moral
tadi ke dalam kebijakan politik etis, yang terangkum dalam program Trias Van Deventer yang meliputi:
1. Irigasi (pengairan), membangun dan memperbaiki pengairan-pengairan dan bendungan untuk
keperluan pertanian.
2. Emigrasi yakni mengajak penduduk untuk bertransmigrasi sehingga terjadi keseimbangan jumlah
penduduk.
3. Edukasi yakni menyelenggarakan Pendidikan dengan memperluas bidang pengajaran dan
pendidikan
Bagus bgt kan gagasan politik etis ini? Tapi sayang sungguh disayangkan.. Prakteknya ga sesuai sama
harapan dan gagasannya
Ya kaya harapan km aja sama doi, km berharap dia cinta, tapi ternyata enggak
Karena pada kenyataannya, rakyat pribumi tetap menderita.
PRAKTEK (PENYIMPANGAN)
POLITIK ETIS:
1. Irigasi : pengairan dialirkan hanya ke tanah-tanah perkebunan swasta, bukan ke tanah-tanah
pertanian rakyat
2. Edukasi : diselenggarakan dua macam pengajaran; pertama, untuk anak-anak pegawai negeri,
bangsawan, dan orang-orang yang mampu dengan Bahasa Belanda sebagai Belanda. Kedua;
untuk rakyat biasa, yang hanya diberi pelajaran calistung. Tujuan diselenggarakannya
pengajaran untuk rakyat biasa adalah mendapatkan tenaga administrasi yang murah untuk
dipekerjakan di kantor-kantor pemerintah nantinya.
3. Migrasi keluar pulau jawa ternyata ditujukan ke perkebunan-perkebunan swasta dan
perkebunan milik pengusaha-pengusaha Belanda dan swasta asing. Rakyat yang mengikuti
program ini dijadikan sebagai kuli kontrak (tidak sesuai dengan tujuan awal).
Kerjakan latihan soal berikut ini dan diskusikan bersama teman sebangku
DAFTAR PUSTAKA
Hapsari, R., Adil, M. (2014). Sejarah Indonesia untuk SMA/MA kelas XI Kelompok Wajib.
Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. (2017). Sejarah Indonesia
SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1 edisi revisi. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemdikbud.
http://ayobelajare.blogspot.com/2017/10/masa-pemerintahan-van-der-capellen-dan.html