Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SEJARAH

MASUKNYA BELANDA KE INDONESIA

DI SUSUN OLEH :

MUTIA MUTMAINAH
KELAS : X IPS 1

SMA NEGERI 1 RENGAT


TP. 2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Proses masuknya belanda ke indonesia dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada guru
pembimbing di mata pelajaran sejarah yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
       Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai sejarah masuknya belanda ke
indonesia. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Rengat Barat, Desember 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
A. Awal Kedatangan Bangsa Belanda ke Negara Indonesia.............................4
B. Berdirinya Pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia................................4
C. Berlangsungnya Penjajahan Belanda Di Nusantara......................................5
D. Perlawanan Menentang Penjajahan Belanda................................................6
E. Berakhirnya Masa Penjajahan Hindia Belanda di Indonesia......................10
F. Kelemahan Perjuangan Bangsa Indonesia..................................................11
BAB III PENUTUP...............................................................................................12
A. Kesimpulan.................................................................................................12
B. Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang kedatangan Belanda ke Indonesia adalah akibat meletusnya
perang delapan puluh tahun antara Belanda dan Spanyol (1568-1648). Pada
awalnya, perang antara Belanda dan Spanyol bersifat agama karena Belanda
mayoritas beragama Kristen. Jalan ke Indonesia dari Jan Huygen Van Lischoten,
mantan pelaut Belanda yang bekerja pada Portugis dan pernah sampai di
Indonesia.NTujuan kedatangan belanda ke indonesia adalah untuk berdagang
rempah-rempah. Setelah berhasil menemukan daerah penghasil rempah-rempah
dan keuntungan yang besar, belanda berusaha untuk mengadakan monopoli
perdagangan rempah-rempah dan menjajah. Untuk melancarkan usahanya,
belanda.
Pada awal abad XIX Jawa Setelah pemerintahan Inggris berakhir, yaitu pada
tahun 1816, Indonesia kembali dikuasai oleh Pemerintahan Hindia-Belanda. Pada
masa ”kedua” penjajahan ini, yang sangat terkenal adalah sistem tanam paksa
yang diterapkan oleh Van den Bosch. Pelaksanaannya pun dimulai pada tahun
1830. Terdapat ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan sistem tanam paksa
tersebut. Namun pada akhirnya, dalam praktek sesungguhnya terdapat banyak
penyimpangan-penyimpangan. Dalam rangka usahanya menguasai Indonesia,
Belanda secara licik menjalankan politik pecah belah,sehingga kerajaan-kerajaan
yang saling bertentangan itu menjadi lemah.Kesempatan inilah digunakan oleh
Belanda untuk menjajah Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Awal Kedatangan Bangsa Belanda ke Negara Indonesia?
2. Kapan Berdirinya Pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia?
3. Bagaimana Berlangsungnya Penjajahan Belanda Di Nusantara?
4. Bagaimana Perlawanan Menentang Penjajahan Belanda?
5. Bagaimana Berakhirnya Masa Penjajahan Hindia Belanda di Indonesia?
6. Bagaimana Kelemahan Perjuangan Bangsa Indonesia?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Awal Kedatangan Bangsa Belanda ke Negara Indonesia


Tahun 1956 adalah awal kedatangan Bangsa Belanda ke Negara Indonesia.
Empat buah kapal yang dipimpin oleh Pieter Keyzer serta Cornelis de Houtman
ini sampai ke pelabuhan Banten setelah menempuh perjalanan selama satu tahun
lebih. Sayangnya, kunjungan dari kapal Belanda ini ke daerah Banten kurang
disambut baik karena sifat arogan yang ditunjukkan oleh Cornelis de Houtman.
Kemudian dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1958 Belanda mencoba lagi
kembali ke Indonesia di bawah pimpinan Jacob Van Neck, dan mereka berhasil
disambut baik oleh penguasa Banten saat itu karena mereka telah belajar dari
kesalahan Cornelis de Houtman. Akhirnya, Belanda diperbolehkan untuk
melakukan perdagangan di kawasan pelabuhan Banten. Tujuan awal Belanda
adalah untuk berdagang rempah-rempah, namun setelah mereka berhasil
mendapatkan keuntungan melimpah serta menemukan daerah sumber rempah-
rempah, Belanda mulai melakukan aksi monopoli perdagangan dan sejarah
penjajahan Belanda di Indonesia pun dimulai.

B. Berdirinya Pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia


Kaisar Perancis yaitu Napoleon Bonaparte mengangkat Louis Bonaperte
sebagai kaisar Belanda. Kemudian setelah diangkat menjadi Raja, Louis
Bonaparte menunjuk Herman Willem Daendels sebagai gubernur jenderal bagi
Indonesia. Tugasnya adalah untuk mengatur pemerintahan Indonesia, melakukan
pertahanan dari serangan pasukan Inggris terhadap pulau Jawa, serta mengatur
masalah keuangan. Namun, di bawah pemerintahannya Daendels telah melanggar
undang-undang dengan menjual tanah milik Negara kepada orang-orang
partikelir. Oleh karena itu, atas perintah Napoleon Daendels ditarik dari
jabatannya.
Namun sebelum Daendels ditarik, selama masa pemerintahannya Daendels
telah banyak merugikan rakyat Indonesia serta menyengsarakan rakyat. Dia
melakukan eksploitasi baik kekayaan alam maupun tenaga kerja

4
Indonesia. Kedudukan gubernur jenderal Indonesia telah mengalami pergantian
beberapa kali. Setelah Daendels maka gubernur jendral Janssens giliran berkuasa
dan saat Indonesia memasuki pemerintahan Van Den Bosch di mana sistem tanam
paksa pun dijalankan yang menimbulkan kemiskinan, dan kelaparan rakyat
Indonesia. Di pihak lain, Belanda mendapatkan banyak keuntungan dalam bidang
keuangan akibat sistem tanam paksa tersebut.
Saat sistem tanam paksa dihapuskan maka muncullah politik pintu terbuka di
mana penanaman modal asing diperbolehkan. Meskipun tanam paksa sudah
dihapuskan, nyatanya politik pintu terbuka tetap menimbulkan penderitaan bagi
rakyat Indonesia. Hal ini memicu perlawanan dari rakyat Indonesia di berbagai
daerah seperti perang Diponegoro, perang Bali, perang Paderi, perang Banjar,
perang Aceh, Gerakan Protes Petani, dan sebagainya. Saat semakin banyak rakyat
yang melawan Belanda maka penjajahan Belanda di Indonesia mulai menandakan
akhirnya.

C. Berlangsungnya Penjajahan Belanda Di Nusantara


Kedudukan Belanda di Nusantara berlangsung antara 1596-1942 diawali
dengan kedatangan armada dagang Belanda di bawah pimpinan Cornelis de
Houtman pada tahun 1596 yang berlabuh di Banten. Mulanya mencari barang
dagangan atau rempah rempah akan tetapi kemudian Belanda bukan sekedar ingin
berdagang biasa, melainkan ingin menguasai dan menjajah Nusantara. Tahun
1596 awal penjajahan Belanda di Nusantara dengan mendirikan persekutuan
dagang yang bernama VOC (Vereeningde Oost-indische Compagnie) atau
persekutuaan dagang  India timur yang dibantu oleh pemerintahan Belanda. VOC
menguasai dan mengekploitasi ekonomi di Indonesia dari tahun 1602 – 1799.
Ketika terjadi peselisihan antara pangeran Jayakarta dan Banten dengan
Belanda pada tahun 1619, kota Jayakarta dibakar oleh Belanda dibawah pimpinan
Jan Pieterzoon Coen. Tahun 1619 Belanda membangun kota di atas puing-puing
Jayakarta yang diberi nama Batavia. Kekuasaan Belanda tahun 1799 diambil alih
oleh pemerintah Belanda dari VOC. VOC mengalami kerugian yang besar yang
menyebabkan kebangkrutan dan dibubarkan. Sebelumnya penjajahan Belanda atas

5
Indonesia dilakukan oleh VOC, sejak tahun 1799 secara resmi dilakukan oleh
pemerintahan Belanda.
Berdasarkan convention of london 1814 Belanda berkuasa kembali di
Indonesia setelah sempat sebelumnya tahun 1811 Inggris menyerang Hindia
Belanda menaklukkan kota Batavia. Jendral Belanda Jansens menyerah tanpa
syarat kepada Inggris. Tahun 1814 Inggris mengembalikan semua daerah jajahan
Belanda ke pihak Belanda lagi. Peristiwa ini karena kalahnya Napoleon
Bonapoarte kaisar Prancis dalam pertempuran di Leipzing Inggris menyerahkan
Indonesia pada Belanda pada tahun 1816  saat itu yang menjadi pemimpin Inggris
di Indonesia adalah Letnan Gubernur Jhon Fendhal. Penjajahan dan eksploitasi
manusia dan sumber daya alam manusia dimulai lagi oleh pemerintah Belanda.
Sistem eksploitasi yang dilakukan oleh Belanda disebut sistem tanan paksa. Pada
masa dimana modal modal swasta liberal masuk ke Indonesia dan masa penerapan
politik etis.

D. Perlawanan Menentang Penjajahan Belanda


Monopoli perdagangan, kerja paksa, penarikan pajak, sewa tanah, dan tanam
paksa menimbulkan banyak kerugian dan membuat sengsara rakyat Indonesia.
Rakyat Indonesia tidak tahan lagi. Rakyat Indonesia melakukan perlawanan
memperjuangkan martabat dan kemerdekaannya. Dari seluruh penjuru tanah air
timbul perlawanan terhadap penjajah Belanda.
1. Perlawanan terhadap VOC
Pada saat VOC berkuasa di Indonesia terjadi beberapa kali perlawanan.
Pada tahun 1628 dan 1629, Mataram melancarkan serangan besar-besaran
terhadap VOC di Batavia. Sultan Agung mengirimkan ribuan prajurit
untuk menggempur Batavia dari darat dan laut. Di Sulawesi Selatan VOC
mendapat perlawanan dari rakyat Indonesia di bawah pimpinan Sultan
Hassanuddin. Perlawanan terhadap VOC di Pasuruan Jawa Timur
dipimpin oleh Untung Suropati. Sementara Sultan Ageng Tirtayasa
mengobarkan perlawanan di daerah Banten.

6
2. Perlawanan Pattimura (1817)
Belanda melakukan monopoli perdagangan dan memaksa rakyat Maluku
menjual hasil rempah-rempah kepada Belanda, menentukan harga rempah-
rempah secara semena-mena, melakukan pelayaran hongi, dan menebangi
tanaman rempahrempah milik rakyat. Rakyat Maluku berontak atas
perlakuan Belanda. Dipimpin oleh Thomas Matulessi yang nantinya
terkenal dengan nama Kapten Pattimura, rakyat Maluku melakukan
perlawanan pada tahun 1817. Pattimura dibantu oleh Anthony Ribok,
Philip Latumahina, Ulupaha, Paulus Tiahahu, dan seorang pejuang wanita
Christina Martha Tiahahu. Perang melawan Belanda meluas ke berbagai
daerah di Maluku, seperti Ambon, Seram, Hitu, dan lain-lain. Belanda
mengirim pasukan besarbesaran. Pasukan Pattimura terdesak dan bertahan
di dalam benteng. Akhirnya, Pattimura dan kawan-kawannya tertawan.
3. Perang Paderi (1821 – 1838)
Pada mulanya Perang Paderi merupakan perang antara kaum adat dan
kaum ulama. Yang disebabkan oleh adanya perbedaan pendapat antara
kaum ulama dengan kaum adat. Kaum  ulama terpengaruh gerakan
Wahabi menghendaki pelaksanaan Ajaran Agama Islam berdasarkan
Al’Quran dan Hadist. Kaum ulama ingin memberantas kebiasaan buruk
yang dilakukan kaum adat, seperti berjudi, menyambung ayam dan mabuk.
Karena terdesak kaum adat minta bantuan kepada Belanda, tetapi
kemudian kaum adat sadar bahwa Belanda ingin menguasai Sumatera
Barat, kemudian kaum adat bersatu dengan kaum Paderi untuk
menghadapi Belanda, karena terdesak Belanda mengirim bantuan dari
Pulau Jawa yang diperketat oleh Pasukan Sentot Ali Basa Prawirodirjo,
tapi kemudian Sentot Ali Basa Prawirodirjo berpihak kepada kaum Paderi
sehingga Sentot Ali Basa Prawirodirjo ditangkap dan dibuang ke Cianjur.
Dengan siasat Benteng Stelsel pada tahun 1837 Belanda mengepung
Bonjol, sehingga Imam Bonjol ditangkap dan dibuang ke Cianjur
kemudian dipindahkan ke Manado hingga wafat tahun 1864.

7
4. Perang Diponegoro (1925-1830)
Perang Diponegoro berawal dari kekecewaan Pangeran Diponegoro atas
campur tangan Belanda terhadap istana dan tanah tumpah darahnya.
Kekecewaan itu memuncak ketika Patih Danureja atas perintah Belanda
memasang tonggak-tonggak untuk membuat rel kereta api melewati
makam leluhurnya. Dipimpin Pangeran Diponegoro, rakyat Tegalrejo
menyatakan perang melawan Belanda tanggal 20 Juli 1825. Diponegoro
dibantu oleh Pangeran Mangkubumi sebagai penasehat, Pangeran Ngabehi
Jayakusuma sebagai panglima, dan Sentot Ali Basyah Prawiradirja sebagai
panglima perang. Pangeran Diponegoro juga didukung oleh para ulama
dan bangsawan. Daerah-daerah lain di Jawa ikut berjuang melawan
Belanda. Kyai Mojo dari Surakarta mengobarkan Perang Sabil. Antara
tahun 1825-1826 pasukan Diponegoro mampu mendesak pasukan
Belanda. Pada tahun 1827, Belanda mendatangkan bantuan dari Sumatra
dan Sulawesi. Jenderal De Kock menerapkan taktik perang benteng stelsel.
Taktik ini berhasil mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro.
Banyak pemimpin pasukan Pangeran Diponegoro gugur dan tertangkap.
Namun demikian, pasukan Diponegoro tetap gigih. Akhirnya, Belanda
mengajak berunding. Dalam perundingan yang diadakan tanggal 28 Maret
1830 di Magelang, Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda. Beliau
diasingkan dan meninggal di Makassar.
5. Perang Banjarmasin (1859-1863)
Penyebab perang Banjarmasin adalah Belanda melakukan monopoli
perdagangan dan mencampuri urusan kerajaan. Perang Banjarmasin
dipimpin oleh Pangeran Antasari. Beliau didukung oleh Pangeran
Hidayatullah. Pada tahun 1862 Hidayatullah ditahan Belanda dan dibuang
ke Cianjur. Pangeran Antasari diangkat rakyat menjadi Sultan. Setelah itu
perang meletus kembali. Dalam perang itu Pangeran Antasari luka-luka
dan wafat.
6. Perang Bali  (1846-1868)
Penyebab perang Bali adalah Belanda ingin menghapus hukum tawan
karang dan memaksa Raja-raja Bali mengakui kedaulatan Belanda di Bali.

8
Isi hukum tawan karang adalah kerajaan berhak merampas dan menyita
barang serta kapal-kapal yang terdampar di Pulau Bali. Raja-raja Bali
menolak keinginan Belanda. Akhirnya, Belanda menyerang Bali. Belanda
melakukan tiga kali penyerangan, yaitu pada tahun 1846, 1848, dan 1849.
Rakyat Bali mempertahankan tanah air mereka. Setelah Buleleng dapat
ditaklukkan, rakyat Bali mengadakan perang puputan, yaitu berperang
sampai titik darah terakhir. Di antaranya Perang Puputan Badung (1906),
Perang Puputan Kusumba (1908), dan Perang Puputan Klungkung (1908).
Salah saut pemimpin perlawanan rakyat Bali yang terkenal adalah Raja
Buleleng dibantu oleh Gusti Ketut Jelantik.
7. Perang Sisingamangaraja XII (1870-1907)
Pada saat Sisingamangaraja memerintah Kerajaan Bakara, Tapanuli,
Sumatera Utara, Belanda ingin menguasai Tapanuli. Sisingamangaraja
beserta rakyat Bakara mengadakan perlawanan. Tahun 1878, Belanda
menyerang Tapanuli. Namun, pasukan Belanda dapat dihalau oleh rakyat.
Pada tahun 1904 Belanda kembali menyerang tanah Gayo. Pada saat itu
Belanda juga menyerang daerah Danau Toba. Pada tahun 1907, pasukan
Belanda menyerang kubu pertahanan pasukan Sisingamangaraja XII di
Pakpak. Sisingamangaraja gugur dalam penyerangan itu. Jenazahnya
dimakamkan di Tarutung, kemudian dipindahkan ke Balige.
8. Perang Aceh (1873-1906)
Sejak terusan Suez dibuka pada tahun 1869, kedudukan Aceh makin
penting baik dari segi strategi perang maupun untuk perdagangan. Belanda
ingin menguasai Aceh. Sejak tahun 1873 Belanda menyerang Aceh.
Rakyat Aceh mengadakan perlawanan di bawah pemimpin-pemimpin
Aceh antara lain Panglima Polim, Teuku Cik Ditiro, Teuku Ibrahim,
Teuku Umar, dan Cut Nyak Dien. Meskipun sejak tahun 1879 Belanda
dapat menguasai Aceh, namun wilayah pedalaman dan pegunungan
dikuasai pejuang-pejuang Aceh. Perang gerilya membuat pasukan Belanda
kewalahan. Belanda menyiasatinya dengan stelsel konsentrasi, yaitu
memusatkan pasukan supaya pasukannya dapat lebih terkumpul. Belanda
mengirim Dr. Snouck Hurgronje untuk mempelajari sistem

9
kemasyarakatan penduduk Aceh. Dari penelitian yang dibuatnya,
Hurgronje menyimpulkan bahwa kekuatan Aceh terletak pada peran para
ulama. Penemuannya dijadikan dasar untuk membuat siasat perang yang
baru. Belanda membentuk pasukan gerak cepat (Marchose) untuk
mengejar dan menumpas gerilyawan Aceh. Dengan pasukan marchose
Belanda berhasil mematahkan serangan gerilya rakyat Aceh. Tahun 1899,
Teuku Umar gugur dalam pertempuran di Meulaboh. Pasukan Cut Nyak
Dien yang menyingkir ke hutan dan mengadakan perlawanan juga dapat
dilumpuhkan.

Dari beberapa perlawanan yang dilakukan oleh rakyat di berbagai daerah pada
awalnya mengalami kemenangan tetapi pada akhirnya mengalami kekalahan. Hal
itu disebabkan karena beberapa hal antara lain :
a. Rakyat tidak bersatu, tetapi berjuang secara kedaerahan.
b. Rakyat mudah diadu domba, ingat politik devide et impera (politik adu
domba).
c. Kurangnya persenjataan.

Satu hal yang patut ingat dan diteladani adalah :


a. Semua para pahlawan berjuang dengan rela berkorban dan tanpa pamrih
b. Para pahlawan memiliki jiwa dan semangat hidup gotong royong yang
tinggi
c. Perlawanan rakyat menunjukkan bahwa semua rakyat menolak segala
bentuk penjajahan

E. Berakhirnya Masa Penjajahan Hindia Belanda di Indonesia


Penjajahan Belanda terhadap Indonesia benar-benar berakhir saat Pemerintah
Jepang melakukan penyerangan. Tanggal 27 Februari 1942 tentara Jepang
berhasil mengalahkan armada gabungan dari Negara Amerika, Inggris, Belanda,
dan Australia. Kemudian, di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura,
tentara Jepang mulai menginjakkan kaki ke Pulau Jawa. Di sana Letnan Jenderal
Hitoshi Imamura mengancam akan menyerang Belanda apabila tidak segera

10
menyerah. Pada akhirnya setelah mengalami kekalahan terus menerus dari pihak
Jepang, Tjarda van Starkenborgh Stachouwer sebagai Jenderal Hindia Belanda
menyerah dan dan ditangkap. Hal ini menjadi tanda dimulainya masa penjajahan
Jepang di Indonesia sekaligus berakhirnya sejarah penjajahan Belanda di
Indonesia.

F. Kelemahan Perjuangan Bangsa Indonesia


1. Bersifat lokal atau kedaerahan, artinya terbatas daerah tertentu saja. Tidak
ada koordinasi antara pejuang satu daerah dengan daerah lain
2. Perlawanan secara sporadic dan tidak serentak
3. Perlawanan dipimpin oleh pimpinan kharismatik sehingga tidak ada yang
melanjutkan
4. Sebelum masa 1908 perlawanan menggunakan kekerasan senjata

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Belanda datang pertama kali ke Indonesia pada tahun 1596-1811,dan yang
kedua kalinya pada tahun 1814-1904. Tujuan kedatangan Belanda ke Indonesia
adalah untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia. Dan untuk
melancarkan usahanya, Belanda menempuh beberapa cara yaitu membentuk VOC
pada tahun 1902 dan membentuk pemerintahan kolonial Hindia-Belanda. Setelah
masa penjajahan itu usai, Belanda meninggalkan kebudayaan dan kebijakan-
kebijakan yang sebagian masih di pakai oleh Indonesia.
Indonesia pada masa pemerintahan Hindia-Belanda abad XIX sudah
mengalami berbagai pergantian Gubernur Jendral tetapi yang paling
menyengsarakan rakyat yaitu pada masa Gubjen, Rafles, Daendels, Van den
Bosch, dan van Hogendrop. Yang menerapkan system tanam paksa, penyerahan
wajib hasil pertanian, penyewaan tanah kepada rakyat, penyewaan desa pada
pihak swasta dan pembuatan jalan dari Anyer sampai Panarukan.

B. Saran
Demikianlah tadi informasi mengenai sejarah Kedatangan Belanda di
Indonesia, semoga makalah diatas dapat menambah wawasan pengetahuan kita
terhadap sejarah dan rasa nasionalisme kita tentunya. Bangsa yang besar adalah
bangsa yang tidak melupakan sejarahnya. Marilah kita syukuri kemerdekaan yang
telah kita rasakan saat sekarang ini, terima kasih pahlawanku

12
DAFTAR PUSTAKA

http://ragungherditia.blogspot.com/2014/09/perlawanan-terhadap-kolonial-
belanda.html
http://sejarahsemesta.blogspot.com/2013/01/perlawanan-terhadap-belanda.html
http://zonakisaran.blogspot.com/2014/11/makalah-perlawanan-rakyat-indonesia-
terhadap-kolonial-belanda.html
http://zonakisaran.blogspot.com/2014/11/makalah-perlawanan-rakyat-indonesia-
terhadap-kolonial-belanda.html

13

Anda mungkin juga menyukai