NO = 02
KELAS = XI MIPA 1
NO = 02
KELAS = XI MIPA 1
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Masuknya belanda ke
Indonesia dan perjanjian perjanjian antara Indonesia dan belanda ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
bidang studi Sejarah Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Masuknya belanda ke Indonesia dan perjanjian perjanjian antara Indonesia
dan belanda bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Eny Susulowati, S.Pd, selaku guru bidang
studi Sejarah Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
..............................................................................................................................................
i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 8
B. Saran .................................................................................................................. 8
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masa kolonialisme Belanda di Indonesia merupakan salah satu masa penjajahan yang
paling lama dalam sejarah dengan Belanda menduduki Indonesia selama 350 tahun.
Ekspedisi Belanda ke Indonesia dimulai ketika Cournelis de Houtman dan Pieter Keyzer
dikirim ke Lisbon untuk mencari informasi terhadap “Kepulauan Rempah”, sebuah julukan
untuk Indonesia pada saat itu. Belanda yang dipimpin Cournelis de Houtman mendarat di
Banten pada 27 Juni 1596 yang kemudian diusir oleh penduduk Indonesia yang dibantu oleh
Portugis karena tata krama yang tidak baik dan melakukan monopoli perdagangan di
Indonesia.
1 Dua tahun kemudian Belanda kembali ke Indonesia dengan cara yang lebih baik dan
akhirnya mendirikan perusahaan dagang Verenigde Oostindische Compagnie(VOC). VOC
melakukan monopoli dalam perdagangan rempah – rempah di Indonesia yang merugikan
penduduk lokal dengan sistem perbudakan bagi para penduduk lokal yang memproduksi
rempah – rempah tersebut. 2 Berbagai perlawanan muncul dalam masa tersebut seperti
peperangan dengan Kerajaan Mataram dan Kerajaan Banten. Dan disini kita akan membahas
tentang perjanjian-perjanjian antara bangsa Indonesia dan Belanda.Tapi sebelumnya di sini
kita akan membahas tentang bagaimana belanda bisa masuk ke Indonesia dan apa saja tujuan
belanda masuk ke Indonesia.
B. Rumusan masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antaralain :
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini
sebagai berikut :
1
BAB II PEMBAHASAN
Tahun 1956 adalah awal kedatangan Bangsa Belanda ke Negara Indonesia. Empat buah
kapal yang dipimpin oleh Pieter Keyzer serta Cornelis de Houtman ini sampai ke pelabuhan
Banten setelah menempuh perjalanan selama satu tahun lebih. Sayangnya, kunjungan dari
kapal Belanda ini ke daerah Banten kurang disambut baik karena sifat arogan yang
ditunjukkan oleh Cornelis de Houtman.
Kemudian dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1958 Belanda mencoba lagi
kembali ke Indonesia di bawah pimpinan Jacob Van Neck, dan mereka berhasil disambut
baik oleh penguasa Banten saat itu karena mereka telah belajar dari kesalahan Cornelis de
Houtman. Akhirnya, Belanda diperbolehkan untuk melakukan perdagangan di kawasan
pelabuhan Banten. Tujuan awal Belanda adalah untuk berdagang rempah-rempah, namun
setelah mereka berhasil mendapatkan keuntungan melimpah serta menemukan daerah sumber
rempah-rempah, Belanda mulai melakukan aksi monopoli perdagangan dan sejarah
penjajahan Belanda di Indonesia pun dimulai.
Kaisar Perancis yaitu Napoleon Bonaparte mengangkat Louis Bonaperte sebagai kaisar
Belanda. Kemudian setelah diangkat menjadi Raja, Louis Bonaparte menunjuk Herman
Willem Daendels sebagai gubernur jenderal bagi Indonesia. Tugasnya adalah untuk mengatur
pemerintahan Indonesia, melakukan pertahanan dari serangan pasukan Inggris terhadap pulau
Jawa, serta mengatur masalah keuangan. Namun, di bawah pemerintahannya Daendels telah
melanggar undang-undang dengan menjual tanah milik Negara kepada orang-orang partikelir.
Oleh karena itu, atas perintah Napoleon Daendels ditarik dari jabatannya.
Namun sebelum Daendels ditarik, selama masa pemerintahannya Daendels telah banyak
merugikan rakyat Indonesia serta menyengsarakan rakyat. Dia melakukan eksploitasi baik
kekayaan alam maupun tenaga kerja Indonesia. Kedudukan gubernur jenderal Indonesia telah
mengalami pergantian beberapa kali. Setelah Daendels maka gubernur jendral Janssens
giliran berkuasa dan saat Indonesia memasuki pemerintahan Van Den Bosch di mana sistem
tanam paksa pun dijalankan yang menimbulkan kemiskinan, dan kelaparan rakyat Indonesia.
Di pihak lain, Belanda mendapatkan banyak keuntungan dalam bidang keuangan akibat
sistem tanam paksa tersebut.
Saat sistem tanam paksa dihapuskan maka muncullah politik pintu terbuka di mana
penanaman modal asing diperbolehkan. Meskipun tanam paksa sudah dihapuskan, nyatanya
politik pintu terbuka tetap menimbulkan penderitaan bagi rakyat Indonesia. Hal ini memicu
2
perlawanan dari rakyat Indonesia di berbagai daerah seperti perang Diponegoro, perang Bali,
perang Paderi, perang Banjar, perang Aceh, Gerakan Protes Petani, dan sebagainya. Saat
semakin banyak rakyat yang melawan Belanda maka penjajahan Belanda di Indonesia mulai
menandakan akhirnya.
Ketika terjadi peselisihan antara pangeran Jayakarta dan Banten dengan Belanda pada
tahun 1619, kota Jayakarta dibakar oleh Belanda dibawah pimpinan Jan Pieterzoon Coen.
Tahun 1619 Belanda membangun kota di atas puing-puing Jayakarta yang diberi nama
Batavia. Kekuasaan Belanda tahun 1799 diambil alih oleh pemerintah Belanda dari VOC.
VOC mengalami kerugian yang besar yang menyebabkan kebangkrutan dan dibubarkan.
Sebelumnya penjajahan Belanda atas Indonesia dilakukan oleh VOC, sejak tahun 1799 secara
resmi dilakukan oleh pemerintahan Belanda.
3
B. TUJUAN BELANDA MASUK KE INDONESIA
Pada awal abad XIX Jawa Setelah pemerintahan Inggris berakhir, yaitu pada tahun
1816, Indonesia kembali dikuasai oleh Pemerintahan Hindia-Belanda. Pada masa ”kedua”
penjajahan ini, yang sangat terkenal adalah sistem tanam paksa yang diterapkan oleh Van den
Bosch. Pelaksanaannya pun dimulai pada tahun 1830. Terdapat ketentuan-ketentuan dalam
pelaksanaan sistem tanam paksa tersebut. Namun pada akhirnya, dalam praktek
sesungguhnya terdapat banyak penyimpangan-penyimpangan.
Terdapat perbedaan antara penerapan sistem sewa tanah yang dilaksanakan oleh
Raffles serta sistem tanam paksa yang dilaksanakan oleh Van den Bosch. Keduanya
membawa dampak yang tidak sedikit bagi kehidupan bangsa Indonesia. Dalam
perkembangan sampai dengan paruh pertama abad ke-19, kebijakan selain bidang
perekonomian, dalam bidang pendidikan juga tidak diabaikan oleh pemerintah Hindia-
Belanda, tetapi itu hanya masih berupa rencana dari pada tindakan nyata. Dalam periode itu
pemerintah harus melakukan penghematan anggaran, biaya untuk menumpas Perang
Dipenogoro (1825-1830), dan untuk pelaksanaan Culturstelsel.Dalam rangka usahanya
menguasai Indonesia,Belanda secara licik menjalankan politik pecah belah,sehingga
kerajaan-kerajaan yang saling bertentangan itu menjadi lemah.Kesempatan inilah digunakan
oleh Belanda untuk menjajah Indonesia.
4
C. PERJANJIAN-PERJANJIAN ANTARA INDONESIA DAN BELANDA
1. Perjanjian Linggarjati
2. Perjanjian Renville
Perundingan Renville terjadi pada tanggal 1 Agustus 1947, di mana Dewan Keamanan
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan resolusi sebuah gencatan senjata antara Belanda-
Indonesia.Jenderal Van Mook dari Belanda memerintahkan pasukannya melakukan gencatan
senjata pada 5 Agustus.20 hari kemudian, 25 Agustus, Dewan Keamanan berusaha untuk
menyelesaikan konflik antara Indonesia dengan Belanda melalui saran dari Amerika
Serikat.Agar konflik dapat mereda dengan damai, dibentuklah Komisi Tiga Negara yang
telah disetujui kedua belah pihak, yaitu Amerika Serikat, Australia, dan Belgia. Pemerintah
RI dan Belanda pada 17 Agustus 1947 sudah lebih dulu sepakat untuk melakukan gencatan
senjata sampai Perjanjian Renville disetujui, tetapi perang terus berlanjut.Sampai akhirnya
Perjanjian Renville ditandatangani pada 17 Januari 1948 antara Indonesia dengan Belanda di
atas geladak kapal perang Amerika Serikat yang berlabuh di Jakarta.
Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai bagian
wilayah Republik Indonesia.
Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan
daerah pendudukan Belanda.
5
TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di
Jawa Barat dan Jawa Timur.
3. Perjanjian Roem-Royen
Perjanjian Roem Royen dibentuk oleh Indonesia dan Belanda untuk menyelesaikan
konflik di awal kemerdekaan. Perjanjian tersebut kemudian ditandatangani pada 7 Mei
1949.Isi dari perjanjian Roem-Royen sebenarnya untuk mempertegas kesediaan berdamai
antara kedua belah pihak, Indonesia dan Belanda. Memiliki proses yang sangat alot,
pertemuan ini pun perlu dihadiri oleh Mohammad Hatta juga Sri Sultan Hamengkubuwono
IX.
Dalam perjanjian ini, pihak delegasi Republik Indonesia menyatakan bersedia untuk:
Pada 19 Juli 1949, diselenggarakan Konferensi Inter Indonesia I yang dipimpin oleh
Drs. Mohammad Hatta. Konferensi tersebut masih terkait dengan Perjanjian Roem Royen
yang ditandatangani pada 7 Mei 1949. Salah satu isi dari perjanjian tersebut berbunyi "RI
akan turut serta dalam KMB dengan maksud mempercepat penyerahan kedaulatan tidak
bersyarat". Oleh karena itu, sebelum KMB diselenggarakan, perlu terlebih dulu diadakan
pendekatan antara RI dengan BFO (Bijeenkomst Voor Federal Overleg atau Pertemuan
Musyawarah Federal).Untuk itu, pada 19 sampai 22 Juli 1949, diadakan Konferensi Inter
Indonesia I (KII) yang diselenggarakan di Hotel Toegoe, Yogyakarta. KII pertama ini
membahas tentang pembentukan RIS (Republik Indonesia Serikat) terutama mengenai
susunan dan hak-hak negara bagian atau otonom.
6
Dari perundingan KII pertama didapatkan hasil:
Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS)
berdasarkan demokrasi dan federalisme.
RIS akan dikepalai seorang presiden konstitusional dibantu oleh menteri-menteri
yang bertanggungjawab kepada DPR.
Akan dibentuk dua badan perwakilan, yaitu sebuah DPR dan sebuah Dewan
Perwakilan Negara Bagian (Senat). Pertama kali dibentuk DPR sementara.
Pemerintah Federal Sementara akan menerima kedaulatan bukan saja dari pihak
Negara Belanda, melainkan pada saat yang sama juga dari Republik Indonesia.
Konferensi Inter Indonesia II terjadi di Jakarta pada 31 Juli sampai 3 Agustus 1949.
Konferensi kedua ini masih dipimpin oleh Moh. Hatta untuk membahas masalah pokok yang
telah disetujui di Konferensi Inter Indonesia I. RI dan BFO (Bijeenkomst Voor Federal
Overleg atau Pertemuan Musyawarah Federal) setuju untuk membentuk Panitia Persiapan
Nasional guna menyelenggarakan suasana tertib sebelum dan sesudah KMB (Konferensi
Meja Bundar). Setelah masalah internal ini disepakati, maka bangsa Indonesia telah menjadi
satu kesatuan dan siap menghadapi KMB. Pada tanggal 4 Agustus 1949 delegasi RI pun
diangkat untuk dirundingkan di KMB di bawah pimpinan Drs. Mohammad Hatta. Sedangkan
untuk delegasi BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Pontianak.
Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan sebuah pertemuan yang terjadi di Den
Haag, Belanda dari 23 Agustus sampai 2 November 1949. KMB dihadiri oleh perwakilan
Republik Indonesia, Belanda, dan BFO. Tujuan diadakannya KMB ini adalah untuk
mengakhiri perselisihan yang terjadi antara Indonesia dengan Belanda. Sebelumnya,
Indonesia telah lebih dulu melakukan berbagai macam perjanjian, seperti Linggarjati,
Renville, dan Roem Royen, untuk membuat Belanda bersedia menyerahkan kedaulatan pada
Republik Indonesia Serikat. Setelah melalui berbagai macam pembahasan, pada 2 November
1949, Konferensi Meja Bundar menghasilkan keputusan:
7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Belanda datang pertama kali ke Indonesia pada tahun 1596-1811,dan yang kedua
kalinya pada tahun 1814-1904. Tujuan kedatangan Belanda ke Indonesia adalah untuk
memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia. Dan untuk melancarkan usahanya,
Belanda menempuh beberapa cara yaitu membentuk VOC pada tahun 1902 dan membentuk
pemerintahan kolonial Hindia-Belanda. Setelah masa penjajahan itu usai, Belanda
meninggalkan kebudayaan dan kebijakan-kebijakan yang sebagian masih di pakai oleh
Indonesia.
Indonesia pada masa pemerintahan Hindia-Belanda abad XIX sudah mengalami berbagai
pergantian Gubernur Jendral tetapi yang paling menyengsarakan rakyat yaitu pada masa
Gubjen, Rafles, Daendels, Van den Bosch, dan van Hogendrop. Yang menerapkan system
tanam paksa, penyerahan wajib hasil pertanian, penyewaan tanah kepada rakyat, penyewaan
desa pada pihak swasta dan pembuatan jalan dari Anyer sampai Panarukan.
B. Saran