Anda di halaman 1dari 74

KARYA TULIS ILMIAH

AWAL MASUKNYA HINGGA KELUARNYA BELANDA DI


INDONESIA

Disetujui Oleh:
Palembang, Desember 2018
Pembimbing, Ketua kelompok …,

Desy Octalia, S. Pd Hanif Muthwally


Nip:197810262005012011 NISN:

Mengetahui,
Kepala SMAN 21 Palembang

Drs. Zulkarnain, M.Pd


Nip:196306061984031001
HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ilmiah ini kami persembahkan kepada :


1. ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan karya tulis ini hingga selesai.
2. Bapak Zulkarnain , M.Pd selaku kepala SMA Negeri 21 Palembang.
3. Ibu Desy Octalia, S.Pd selaku guru pembimbing yang telah memberikan
kami arahan dalam mengerjakan karya tulis ini.
4. Para orangtua kami yang telah memberikan fasilitas bagi kami untuk
mengerjakan karya tulis ini.
5. Saudara dan Saudari yang telah menyemangati kami.
6. Teman-teman sekalian yang telah menyemangati kami dalam memberi
saran dan masukan.
7. Serta para pembaca yang telah menghargai karya tulis ini.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr,Wb
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
senantiasa melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya
tulis ilmiah yang berjudul AWAL MASUKNYA HINGGA KELUARNYA
BELANDA DI INDONESIA. Ini pada bulan Desember 2018. Adapun maksud dan
tujuan dari pembuatan karya tulis ini adalah untuk memberi informasi tentang
awal masiknya hingga keluarnya belanda di Indonesia dan sebagai tugas mata
pelajaran sejarah Indonesia.
Karnya tulis ini disusun berdasarkan berbagai sumber informasi seperti
buku dan internet. Namun dalam penyusunanya, kami menyadari masih banyak
kekurangan dan jauh dari taraf kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan renda hati
kami menanti saran dan keritik yang bersifat membangun dari para pembaca.
Dalam kesempatan ini,perkenankanlah kami menyampaikan rasa Terimakasih
kepada:
1. Bapak Drs. Zulkarnain , M.Pd selaku kepada kepala SMA Negeri 21
Palembang
2. Ibu Desy Octalia, S.Pd selaku guru pembimbing mata pelajaran sejarah
Indonesia.
3. Serta para rekan yang telah membantu kami dalam menyusun karya tulis
ini.
Semoga karya tulis ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apa bila ada kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan. Kami akhiri
Assalamualaikum Wr,Wb

Palembang, Desember 2018

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Latar belakang kedatangan Belanda ke Indonesia adalah akibat meletusnya
perang delapan puluh tahun antara Belanda dan Spanyol (1568-1648). Pada
awalnya, perang antara Belanda dan Spanyol bersifat agama, karena Belanda
mayoritas beragama kristen protestan sedangkan orang Spanyol beragama kristen
katolik. Perang tersebut kemudian menjadi perang ekonomi dan politik. Raja
Philip II dari Spanyol memerintahkan kota Lisabon tertutup bagi kapal Belanda
pada tahun 1585 selain karena faktor tesebut, juga karena adanya petunjuk jalan
ke Indonesia dari Jan Huygen Van Lischoten, mantan pelaut Belanda yang bekerja
pada Portugis dan pernah sampai di Indonesia.
Tujuan kedatangan Belanda ke Indonesia adalah untuk berdagang rempah-
rempah. Setelah berhasil menemukan daerah penghasil rempah-rempah dan
keuntungan yang besar, Belanda berusaha untuk mengadakan monopoli
perdagangan rempah-rempah dan menjajah. Untuk melancarkan usahanya,
Belanda menempuh beberapa cara seperti pembentukan VOC dan pembentukan
pemerintahan kolonial Hindia-Belanda.
Pada awal abad XIX Jawa setelah pemerintahan Inggris berakhir, yaitu
pada tahun 1816, Indonesia kembali dikuasai oleh Pemerintahan Kolonial
Belanda. Pada masa kedua penjajahan ini, yang sangat terkenal adalah sistem
tanam paksa yang diterapkan oleh Van den Bosch. Pelaksanaannya pun dimulai
pada tahun 1830. Terdapat ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan sistem tanam
paksa tersebut. Namun pada akhirnya, dalam praktek sesungguhnya terdapat
banyak penyimpangan-penyimpangan.
Terdapat perbedaan antara penerapan sistem sewa tanah yang
dilaksanakan oleh Raffles serta sistem tanam paksa yang dilaksanakan oleh Van
den Bosch. Keduanya membawa dampak yang tidak sedikit bagi kehidupan
bangsa Indonesia.
Dalam perkembangan sampai dengan paruh pertama abad ke-19,
kebijakan selain bidang perekonomian, dalam bidang pendidikan juga tidak
diabaikan oleh pemerintah Hindia-Belanda, tetapi itu hanya masih berupa rencana
dari pada tindakan nyata. Dalam periode itu pemerintah harus melakukan
penghematan anggaran, biaya untuk menumpas Perang Dipenogoro (1825-1830),
dan untuk pelaksanaan Culturstelsel.
Dalam rangka usahanya menguasai Indonesia, Belanda secara licik
menjalankan politik pecah belah, sehingga kerajaan-kerajaan yang saling
bertentangan itu menjadi lemah. Kesempatan inilah digunakan oleh Belanda untuk
menjajah Indonesia.
I. 2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana masuknya bangsa Belanda ke Indonesia?
2. Bagaimana sejarah Penjajahan Belanda dan Era Kolonialisme?
3. Bagaimana sejarah kemunculan VOC?
4. Apa saja kegiatan VOC di Indonesia?
5. Mengapa VOC dibubarkan?
6. Bagaimana sejarah lahirnya pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia?
7. Bagaimana sistem pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia?
8. Apa saja Perlawanan Rakyat terhadap pemerintahan Kolonial Belanda?
9. Apa penyebab berakhirnya sistem pemerintahan Kolonial Belanda di
Indonesia?
10. Apa itu Agresi Militer II (2)?
11. Bagaimana Berakhirnya Kekuasaan belanda di Indonesia?
12. Kapan Berakhirnya Kekuasaan Belanda di Indonesia?
13. Faktor-faktor Penyebab Keluarnya Belanda dari Indonesia
1.3. Tujuan Masalah
1. Mengetahui sejarah masuknya bangsa Belanda ke Indonesia
2. Mengetahui sejarah Penjajahan Belanda dan Era kolonialisme
3. Mengetahui sejarah kedatangan Kolonial Belanda di Indonesia.
4. Mengetahui sejarah kemunculan VOC.
5. Mengetahui kegiatan VOC di Indonesia.
6. Mengetahui alasan VOC dibubarkan.
7. Mengetahui sejarah lahirnya pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia.
8. Mengetahui sistem pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia.
9. Mengetahui perlawanan rakyat terhadap pemerintahan Kolonial Belanda.
10. Mengetahui penyebab berakhirnya sistem pemerintahan Kolonial Belanda
di Indonesia.
11. Mengetahui Sejarah Berakhirnya Kekuasaan Belanda di Indonesia
12. Mengetahui Faktor-faktor penyebab keluarnya Belanda dari Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. AWAL MASUKNYA BELANDA KE INDONESIA
A. Masuknya Bangsa Belanda ke Indonesia
Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah di
Lisabon (ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di bawah
penjajahan Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil rempah-
rempah dari Lisabon karena Portugis dikuasai oleh Spanyol. Dengan putusnya
hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol mendorong
bangsa Belanda untuk mengadakan
penjelajahan samudra.
Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan
empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam pelayarannya
menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika –Tanjung
Harapan–Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten.
Pada saat itu Banten berada di bawah pemerintahan Maulana Muhammad (1580–
1605) Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya diterima baik
oleh masyarakat Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten.
Namun, karenanya sikap yang kurang baik sehingga orang Belanda kemudian
diusir dari Banten. Selanjutnya, orang-orang Belanda meneruskan perjalanan ke
timur akhirnya sampai di Bali.
Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck dan
Van Waerwyck, dengan delapan buah kapalnya tiba di Banten pada bulan
November 1598. Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang
memburuk sehingga kedatangan bangsa Belanda diterima dengan baik. Sikap
Belanda sendiri juga sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para penguasa
Banten sehingga tiga buah kapal mereka penuh dengan muatan rempah-rempah
(lada) dan dikirim ke Negeri Belanda, sedangkan lima buah kapalnya yang lain
menuju ke Maluku.

B.Sejarah Tujuan VOC dan Berakhirnya VOC


Adalah para pedagang Inggris yang memulai mendirikan perusahaan dagang di
Asia pada 31 Desember 1600 yang dinamakan The Britisch East India Company
dan berpusat di Calcutta. Kemudian Belanda menyusul tahun 1602 dan Prancis
pun tak mau ketinggalan dan mendirikan French East India Company tahun 1604.
Pada 20 Maret 1602, para pedagang Belanda mendirikan Verenigde Oost-Indische
Compagnie - VOC (Perkumpulan Dagang India Timur). VOC membuka kantor
dagangnya yang pertama di di Banten (1602) di kepalai oleh Francois Wittert.
Tujuan dibentuknya VOC adalah sebagai berikut.
1.Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang
Belanda.
2.Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan, baik dengan
sesama bangsa Eropa, maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
3.Untuk mendapatkan monopoli perdagangan, baik impor maupun ekspor.
Di masa itu, terjadi persaingan sengit di antara negara-negara Eropa, yaitu
Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris, Perancis dan Belanda, untuk
memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia Timur. Untuk menghadapai
masalah ini, oleh Staaten Generaal di Belanda VOC diberi wewenang memiliki
tentara yang harus mereka biayai sendiri. Selain itu, VOC juga mempunyai hak,
atas nama Pemerintah Belanda –yang waktu itu masih berbentuk Republik- untuk
membuat perjanjian kenegaraan dan menyatakan perang terhadap suatu negara.
Wewenang ini yang mengakibatkan, bahwa suatu perkumpulan dagang seperti
VOC, dapat bertindak seperti layaknya satu negara.
Hak-hak istimewa yang tercantum dalam Oktrooi (Piagam/Charta) tanggal 20
Maret 1602 meliputi:
1. Hak monopoli untuk berdagang dan berlayar di wilayah sebelah timur Tanjung
Harapan dan sebelah barat Selat Magelhaens serta menguasai perdagangan untuk
kepentingan sendiri;
2. Hak kedaulatan (soevereiniteit) sehingga dapat bertindak layaknya suatu negara
untuk:
1. memelihara angkatan perang,
2. memaklumkan perang dan mengadakan perdamaian,
3. merebut dan menduduki daerah-daerah asing di luar Belanda,
4. memerintah daerah-daerah tersebut,
5. menetapkan/mengeluarkan mata-uang sendiri, dan
6. memungut pajak.
Belanda konsisten menggunakan kekuatan bersenjata untuk memuluskan
perdagangannya dan menjalankan taktik divide et impera (memecah-belah dan
kemudian menguasai). Apabila ada konflik internal di satu kerajaan, atau ada
pertikaian antara satu kerajaan dengan kerajaan tetangganya, Belanda membantu
salah satu pihak untuk mengalahkan lawannya, dengan imbalan yang sangat
menguntungkan bagi Belanda, termasuk antara lain memperoleh sebagian wilayah
yang bersama-sama dikalahkan. Dengan tipu muslihat dan bantuan penguasa
setempat, Belanda berhasil mengusir Portugis dari wilayah yang mereka kuasai di
Maluku, yang sangat kaya akan rempah-rempah, yang mahal harganya di Eropa.
Runtuhnya VOC.
Sejak tahun 1780-an terjadi peningkatan biaya dan menurunnya hasil penjualan,
yang menyebabkan kerugian perusahaan dagang tersebut. Hal ini disebabkan oleh
korupsi, kolusi dan nepotisme yang dilakukan oleh para pegawai VOC di Asia
Tenggara, dari pejabat rendah hingga pejabat tinggi, termasuk para residen.
Misalnya beberapa residen Belanda memaksa rakyat untuk menyerahkan hasil
produksi kepada mereka dengan harga yang sangat rendah, dan kemudian dijual
lagi kepada VOC melalui kenalan atau kerabatnya yang menjadi pejabat VOC
dengan harga yang sangat tinggi.
Karena korupsi, lemahnya pengawasan administrasi dan kemudian konflik dengan
pemerintah Belanda sehubungan dengan makin berkurangnya keuntungan yang
ditransfer ke Belanda karena dikorupsi oleh para pegawai VOC di berbagai
wilayah, maka kontrak VOC yang jatuh tempo pada 31 Desember 1979 tidak
diperpanjang lagi dan secara resmi dibubarkan tahun 1799.

2.2.NUSANTARA DAN ERA KOLONIALISME


A.Penjajahan Belanda dan Era Kolonialisme
Sejarah mencatat,bahwa Belanda menguasai beberapa wilayah di
Nusantara lebih dari 300 tahun,terutama Jayakarta (Jakarta), yang oleh Belanda di
namakan batavia, dan Maluku. Sementara di beberapa daerah,seperti Aceh tanah
batak ,Bali dan beberapa daerah lainnya,kekuasaan Belanda hanya berlangsung
selama sekitar 30 atau 40 tahun saja, yaitu sampai dengan 9 Maret 1942, ketika
Belanda secara resmi menyerah tanpa syarat ke pada Jepang. Namun
permasalahannya bukanlah pada lama atau tidaknya penguasaan suatu bangsa atau
negara terhadap bangsa atau negara lain,melainkan pada keabsahan penguasaan
tersebut,yang lazim di sebut sebagai kolonialisme atau penjajahan.karena tidak
ada satupun hukum internasional yang memberikan legitimasi kepada suatu
bangsa atau negara untuk menguasai atau merampok negara lain.yang dilakukan
oleh banyak negara-negara Eropa bukan hanya menjajah dan menguras kekayaan
wilayah yang di kuasainya,melainkan juga memperbudak bangsa yang dijajahnya,
bahkan memperjualbelikan manusia. Satu-satunya hukum yang ada hanyalah
“hukum rimbah”, yaitu berdasarkan atas kekuatan: Siapa yang lebih kuat akan
memangsa yang lemah.
Pada abad 15, 2 negara Katolik, Portugal dan Spanyol, saling
memperebutkan wilayah wilayah di luar Eropa untuk menguasai perdagangan atau
untuk dijadikan jajahan. Untuk menghindari konflik yang berkelanjutan diantara
kedua negara Katolik tersebut,paus Alexander VI kemudian memfasilitasi
perundingan antar keduanya pada 7 Juni 1494 di tordesillas, Spanyol,dan
kemudian ditandatangani sebagai perjanjian tordesillas, isinya adalah membagi
dunia menjadi dua bagian, yaitu separuh untuk Spanyol dan separuh lagi untuk
Portugal. traktat ini diperkuat dengan traktat Zaragoza pada 22 April 1529.dimana
kepulauan Maluku “diserahkan”kepada Portugal.
Ketika Belanda dan Inggris memasuki kawasan kawasan tersebut, kedua
negara yang belakangan ini tidak merasa terikat dengan perjanjian Tordesillas,
sehingga sering terjadi pertempuran baik di laut maupun di darat diantara keempat
pertempuran negara tersebut dalam memperebutkan hegemoni atas suatu wilayah
di luar Eropa. Kemudian Prancis, Italia, Belgia dan Jerman ikut meramaikan
quarter ini dalam memperebutkan wilayah jajahan di luar Eropa. negara-negara
tersebut bukan hanya memperebutkan dan memperjualbelikan wilayah yang
mereka kuasai, tetapi mereka kemudian juga memperjualbelikan manusia, yang
lazim disebut sebagai perbudakan.sejak abad ke 18 praktek jual beli dan “tukar
guling” jajahan sangat marak. Belanda juga pernah menawarkan wilayah jajahan
yang waktu itu dikuasainya di Asia tenggara untuk di jual. Tahun 1667 Belanda
dan Inggris melakukan penukaran pulau run milik Inggris ia dengan Manhattan
bagian dari kota new York milik Belanda.kemudian tahun 1824,Bengkulu di tukar
dengan singapura. Belanda termasuk negara terbesar dalam perdagangan budak.di
wilayah jajahannya,nererlands indie (india-belanda) telah di berlakukan undang-
undang perbudakan ini kemudian dihapus oleh Inggris ketika Inggris berkuasa
antara tahun 1811-1816,namun diberlakukan kembali ketika jajahan tersebut
“dikembalikan”kepada Belanda.
Ketika Napoleon Bonaparte berkuasa di prancis,Belanda yang kalah
perang, berada di bawah kekuasaan Prancis dari tahun 1806 sampai tahun
1813.perubahan situasi di Eropa juga berimbas Ke kawasan Asia Tenggara,
dimana terdapat persaingan kekuasaan antara Belanda dan Inggris di India (1807-
1813), memimpin Armada Inggris menyerbu Jawa, dan pada 6 Agustus 1811,
bersama Thomas Stamford Raffles. Inggris menduduki pulau Jawa dan kemudian
menguasai seluruh wilayah Belanda- Perancis Raffles diangkat menjadi Letnan
gubernur jenderal untuk Hindia-Belanda. Itulah awal penjajahan Inggris di
nusantara, yang juga disebut sebagai The British internum. Raffles kemudian
diganti oleh John fendall sebagai Letnan gubernur jenderal, yang memegang
jabatan ini sampai India Belanda”dikembalikan”kepada Belanda. Setelah tentara
Prancis pada 18 Juni 1815 di Waterloo dihancurkan oleh tentara koalisi di bawah
jenderal Wellington dan jenderal Blucher. Negara di Eropa sepakat untuk kembali
pada situasi sebelum timbulnya perang di Eropa yang di awali dengan agresi
Prancis di bawah Napoleon bonaparte.
Di Eropa terjadi perubahan situasi politik,di masa Inggris berdamai
kembali dengan Belanda. Sebagai akibat perdamaian ini, pada 19 Agustus 1816,
wilayah India – Belanda “diserahkan” kembali pada Belanda,dan ini tidak
ubahnya seperti menyerahkan suatu barang. Peristiwa ini juga merupakan akhir
dari British interregnum. Setelah itu, Inggris hanya menguasai Bengkulu dan
Belanda masih berkuasa atas singapura. Belanda dan Inggris kemudian sepakat
untuk melakukan “tukar guling”atas Singapura dan Bengkulu. Dalam Traktat
London tanggal 17 Maret 1824, Belanda melepaskan seluruh haknya atas
Singapura kepada Inggris dan sebagai imbalan, Belanda memperoleh Bengkulu.
Selain itu, Inggris dan Belanda beberapa kali mengadakan perundingan bilateral
untuk membagi kekuasaan di Iran dan Kalimantan. Belanda dan Portugal juga
sepakat untuk membagi dua pulau Timor. Jika melihat perilaku para penjajah
untuk membagi-bagi wilayah kekuasaannya. Apakah itu kota. Wilayah di dalam
suatu kota, bahkan membagi atau menentukan lahan parkir untuk kelompok-
kelompok yang terlibat.
Dalam perebutan wilayah di Asia Tenggara yang berlangsung selama
berabad-abad, akhirnya Belanda berhasil mengungguli inggris, Spanyol,
Portugal,dan kemudian juga Prancis, dengan menguasai sebagian besar kerajaan-
kerajaan di Nusantara. Inggris tetap berkuasa di Malaya (Malaysia)dan di East
New Guinea (Iran Timur), Spanyol di Filipina,Prancis di Indochina dan untuk
Portugal hanya tersisa Timor-Timu(Timor Leste), Goa di India dan macau ..
Untuk melancarkan perdagangan dan menghindari konflik di antara
negara-negara Eropa agar tidak saling memperebutkan wilayah di Afrika, perdana
menteri Prusia, Otto bin Bismarck, mengundang 11 negara Eropa ke Berlin untuk
mengadakan perundingan. Selain itu juga diikutsertakan Amerika serikat dan
Turki yang merupakan negara-negara yang sangat kuat. Pertemuan. Yang
kemudian dikenal sebagai Berliner kongkonferenz (Konferensi Berlin untuk
Kongo) berlangsung dari 15 November 1884 sampai 24 February 1885.
Konferensi inilah yang membagi-bagi wilayah di Afrika untuk negara-negara di
Eropa, seperti layaknya orang-orang membagi-bagi kue ulangtahun untuk para
tamu. Jika melihat batas-batas negara di Afrika ,Iran dan Timor ,tampak dengan
jelas perbedaan yang mencolok. Penetapan batas negara-negara tersebut bukan
berdasarkan etnis, atau kerajaan yang berkuasa sebelumnya melainkan dibagi-bagi
kepada negara penjajah berdasarkan kesepakatan yang terjadi di antara mereka,
sehingga batas wilayah jajahan merupakan garis lurus, karena pembagian tersebut
menggunakan penggaris.
Hal ini berdampak pada terbelahnya desa-desa yang mana imbas
“pembagian kue”di Eropa. Pemisahan keluarga-keluarga secara paksa di desa-
desa tersebut dialami oleh banyak negara di Afrika dan Asia, termasuk Nusantara,
seperti yang berlaku di Kalimantan, Timor dan Iran (Papua).

B. Jayakarta, Jajahan Belanda Pertama di Nusantara.


Pada abad ke-XVI bangsa-bangsa Eropa mulai berdatangan ke Asia
Tenggara dengan maksud melakukan perdagangan. Namun seiring berjalannya
waktu, beberapa negara tersebut, yaitu Spanyol,portugal,Inggris,Prancis dan
Belanda Ingin menguasai wilayah yang kaya akan rempah-rempah, yang waktu itu
sangat malah di Eropa. Mereka bahkan saling merampok dan Sling membunuh
untuk mencapai tujuan mereka.
Tahun 1603, VOC memperoleh izin di Banten untuk mendirikan kantor
perwakilan, dan pada 1610,Pieter Both diangkat menjadi Gubernur Jendral VOC
pertama (1610-1614). Sementara itu, Frederik dengan Houtman menjadi Gubernur
untuk Maluku (1621-1623). Pieter Both lebih memilih Jayakarta sebagai basis
administrasi dan perdagangan VOC dari pada pelabuhan banten.
Pada tahun 1611, VOC mendapat izin untuk membangun 1 rumah kayu
dengan pondasi batu di Jayakarta, sebagai kantor dagang. kemudian mereka
menyewa lahan sekitar 1,5 hektar di dekat Muara di tepi bagian timur Sungai
Ciliwung, yang menjadi Kompleks perkantoran, gudang dan tempat tinggal orang
Belanda, dan bangunan utamanya dinamakan Nassau Huis.
Ketika Jan pieterszoon Coen menjadi gubernur jenderal (1618-1623), Iya
mendirikan lagi bangunan serupa Nassau Huis, dan membangun tembok batu
yang tinggi, di mana ditempatkan beberapa meriam. Tak lama kemudian, Ia
membangun lagi tembok setinggi 7 m yang mengelilingi areal yang mereka sewa,
sehingga kini benar-benar merupakan satu benteng yang kokoh.
Pangeran jayawikarta, tidak menyukai Belanda dan bersekutu dengan
Inggris menghadapi Belanda. Ketika timbul konflik dengan Belanda, koalisi
Pangeran Jayakarta dengan Inggris berhasil mengusir Coen keluar dari Jayakarta.
Dia berlayar ke Maluku, dan mengambil pasukan Belanda yang ada di Maluku
dan kembali menyerang Jayakarta.
Pada waktu yang bersamaan, timbul konflik antara Kesultanan Banten
dengan pangeran jayawikarta. Coen memanfaatkan situasi ini dengan menyerang
Jayakarta pada 30 Mei 1619. Tentara Belanda berhasil mengalahkan pasukan
jayawikarta dan kemudian membumi-hanguskan kota Jayakarta, yang sebelumnya
bernama Sunda Kelapa 1. Seluruh penduduk Jayakarta melarikan diri ke luar kota.
tanggal 30 Mei 1619 dapat ditetapkan sebagai awal penjajahan Belanda di Asia
Tenggara/Bumi Nusantara. Atas kemenangan ini, Belanda kemudian mengganti
nama Jayakarta menjadi Batavia, sebagai penghormatan kepada nenek moyang
bangsa Belanda, bangsa Batavir.
Pada 4 Maret 1621, penguasa VOC resmi mengganti nama Jayakarta
menjadi Batavia, yang digunakan oleh Belanda selama lebih dari 300 tahun,
tepatnya sampai dengan 9 Maret 1942.
Kelak setelah masuknya Belanda yang dibantu oleh tentara Inggris ke
Jakarta, karena situasi yang sangat membahayakan para pemimpin RI, maka
tanggal 4 Januari tahun 1946 pemerintah Republik Indonesia memindahkan
ibukota ke Yogyakarta. Belanda, atas bantuan Inggris, menguasai Jakarta dan
nama Jakarta diganti menjadi Batavia, di mana Letkol Laurens Van Der Post,
perwira Inggris, menjadi gubernur militer Inggris untuk Batavia selama British
Interregnum II, September 1945-Juni 1947 (British Interregnum I,1811-1816).
Setelah berdirinya Republik Indonesia Serikat (RIS) pada 30 Desember
1949, menteri penerangan Ris Arnold mononutu mengumum kan penggantian
nama Batavia menjadi Jakarta sampai sekarang.
Selain mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia, JPC
juga”mengganti”penduduk Jayakarta. Sebagai akibat dari perang, kota Jayakarta
ditinggalkan oleh penduduknya. Yang tersisa hanya penduduk non pribumi, yaitu
para pedagang dari negara-negara lain.
Untuk melakukan pekerjaan- pekerjaan kasar, seperti perkebunan,
selain”mengimpor”kuli kuli dari Cina daratan, Belanda juga mendatangkan
budak-budak dari negara-negara lain dan dari daerah-daerah lain di Nusantara.
Mereka antara lain adalah mantan tentara yang kalah perang melawan
Belanda, seperti tentara Portugal. setelah para Budak orang Portugal bersedia
melepaskan agama katolik dan menganut agama Kristen Protestan -aliran Calvijn-
seperti yang dianut oleh mayoritas orang Belanda, mereka dibebaskan dan
dinamakan Mardijkers (dari kata Sansekerta, Mahardika). Keturunan mereka kini
bermukim di daerah Tugu, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Dengan berbagai tipu muslihat, Belanda dapat mengusir negara-negara
pesaingnya dari kawasan Asia Tenggara. Setelah mengusir para pesaingnya,
Belanda kemudian menyerang satu persatu kerajaan dan kesultanan di bumi
Nusantara. Juga melalui perjanjian-perjanjian yang di paksakan, Belanda berhasil
membuat kerajaan-kerajaan atau kesultanan-kesultanan tunduk kepada Belanda.
C. Kerjasama bangsa Belanda dan bangsa Cina sejak tahun 1619
Ketika masih beraktivitas di Banten, para petinggi VOC melihat, bahwa
para pedagang bangsa Cina telah memiliki jaringan perdagangan di seluruh Asia
Tenggara. Oleh karena itu, setelah Jan Pieterszoon coen berkuasa di Jayakarta, dia
“membujuk”para pedagang bangsa Cina untuk memindahkan pusat perdagangan
mereka dari Banten ke Jayakarta.
Tokoh bangsa Cina di Banten adalah Souw Beng Kong, yang dalam
catatan VOC ditulis sebagai So Ben Con. Mengenai Show Beng Kong dan
pindahnya para pedagang bangsa Cina di dituturkan oleh Phoa Kian SIOE, dalam
buku Sedjarahnja Souw Beng Kong yang di terbitkan tahun 1950.
D. Monopoli perdagangan candu (opium)
Berikut ini disampaikan beberapa peristiwa yang sangat menonjol di masa
penjajahan oleh Belanda di Asia Tenggara/Nusantara, yang memiliki dampak
hingga hari ini, tahun 2017.
Selain melakukan penyerangan-penyerangan terhadap kerajaan-kerajaan
atau kesultanan-kesultanan untuk dijadikan jajahan, beberapa peristiwa yang harus
menjadi Catatan sejarah penting adalah kejahatan-kejahatan yang sangat biadab
yang telah dilakukan oleh Belanda selama masa penjajahan.
Sejak kedatangan Jayakarta, Belanda Sudah memulai dengan
perdagangan candu sejak tahun 1600. Baik di era VOC maupun sesudah VOC
dibubarkan pada 31 Desember 1779, perdagangan candu sepenuhnya beberapa
ditangan pemerintah kolonial.
Selain mengeruk kekayaan di kerjasama perdagangan budak dengan
Belanda, para pedagang bangsa Cina juga mendapat keuntungan besar dari
perdagangan opium dan memperoleh izin resmi untuk mendirikan rumah-rumah
madat.
Pemerintah kolonial Memang secara terstruktur, sistematis dan masif
membuat penduduk di wilayah jajahannya menjadi pecandu madat untuk
menghancurkan mental dan semangat melawan penjajah.
Mengenai kekayaan bangsa Cina dari perdagangan dan distribusi Candu di
wilayah jajahan Belanda, dapat dilihat lebih jauh dalam buku JAMES R.RUSH.
E. Genosida di Kepulauan Banda 1621.
JAN PIETERSZOON COEN (JPC) dikenal di Belanda sebagai”bapak
pendiri”Imperium VOC di Nederland Indie(India Belanda). Setelah
menghancurkan Jayakarta (Batavia, Jakarta) pada 30 Mei 1619, JPC mengerahkan
pasukan terbesar pada waktu itu untuk “menghukum”penduduk Kepulauan
Banda,Maluku. Jayakarta dan Maluku adalah wilayah yang paling lama dan
paling menderita selama masa penjajahan Belanda, sedangkan daerah-daerah lain
di nusantara yang sempat di bawah administrasi Belanda selama sekitar 30 sampai
40 tahun, yaitu sampai 9 Maret 1942 Ketika Belanda menyerah kepada tentara
Jepang.
Para pemuka masyarakat di Kepulauan Banda, Maluku dikenal
sebagai”orang kaya”. Sebelum kedatangan orang asing, merekalah yang
memimpin pemerintahan dan perdagangan di Kepulauan Banda. Pada waktu itu
Kepulauan Banda adalah satu-satunya penghasil buah dan bunga pala di dunia.
Selain sebagai, pala juga bermanfaat untuk ramuan obat dan sebagai bahan
pengawet makanan.
Awalnya perdagangan rempah-rempah dilakukan sendiri oleh orang-
orang Maluku dan pedagang pedagang dari Jawa. Sebelum kedatangan bangsa
Eropa, pedagang-pedagang asing yang kemudian terlibat dalam perdagangan
rempah-rempah adalah para pedagang Arab yang melakukan perdagangan
rempah-rempah sampai ke Eropa. Mereka menjual kepada para pedagang Venesia
yang sangat terkenal dalam perdagangan dunia waktu itu. Para pedagang Arab
sangat merahasiakan wilayah penghasil rempah-rempah di kepulauan Maluku.
Bangsa Eropa pertama yang mengenal Kepulauan Banda adalah orang
Portugis, di awal abad 16, kemudian diikuti oleh Spanyol. Karena letaknya yang
sangat strategis, Banda menjadi simpul perdagangan “Timur-Barat”. Cengkeh dari
Ternate-Tidore, komoditi dagang dari dan ke Papua selalu melalui Kepulauan
Banda. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan, Banda kemudian menjadi incaran
negara-negara Eropa yang ingin memonopoli perdagangan di kawasan tersebut.
Sejak pertama kali menginjakkan kaki di Banda awal tahun 1512,
Portugal sudah berusaha mendirikan benteng untuk menguasai kawasan tersebut,
namun dapat digagalkan oleh orang Banda. sejak itu pedagang Portugal membeli
rempah-rempah dari para pedagang lain di Malaka.
Akhir abad 16, Inggris dan Belanda mulai terlibat dalam perdagangan
rempah-rempah di Asia Tenggara, juga dalam perebutan hegemoni atas kawasan
kedua negara ini kemudian sangat sengit dan kejam dalam memperebutkankedua
negara ini kemudian sangat sengit dan kejam dalam memperebutkan monopoli
perdagangan cengkeh dan pala di Maluku dan Belanda.
Belanda berhasil memaksakan kontrak dagang dengan beberapa orang
kaya di Belanda, yang menjamin Belanda dapat memborong seluruh produksi
pala, namun Belanda sangat menekan harganya, sehingga membuat para orang
kaya tersebut dijual kepada pedagang disk yang membayar dengan harga yang
lebih tinggi. Di Eropa, Belanda dan Inggris dapat menjual komoditi tersebut
dengan harga 250 sampai 300 kali lipat dari harga beli di Belanda.
Puncak kebencian orang Belanda terhadap Belanda terjadi pada tahun
1609, dimana Gubernur Belanda untuk Maluku bersama 40 stafnya di bunuh.
Sementara itu, Inggris mendirikan pos dagang di Pulau Ai Dan RUN.
Perang memperebutkan kekuasaan atas Wilayah Banda antara Inggris dan
Belanda terjadi pada tahun 1615. Dengan kekuatan 900 tentara, Belanda
menyerang pos dagang Inggris di pulau AI. Namun kemudian Inggris berhasil
memukul Bali dan membunuh 200 tentara Belanda di Pulau AI. Setahun
kemudian Belanda menyerang lagi Inggris di pulau AI, dan kali ini berhasil
mematahkan perlawanan Inggris, di mana kemudian seluruh tentara Inggris
dibantai oleh tentara Belanda.
Setelah menguasai Jayakarta, Coen berpaling lagi ke Banda, di mana dia
melanjutkan tekad Belanda untuk menguasai perdagangan pala dan bunga pala.
Dari Batavia, dia membawa Armada yang terdiri dari 13 kapal besar, tiga kapal
pengangkut perlengkapan serta 36 kapal kecil. Pasukannya terdiri dari 1655 orang
Eropa (150 meninggal dalam perjalanan) dan diperkuat dengan 250 orang di
garnisun di Belanda. ini adalah kekuatan terbesar yang dikerahkan Belanda pada
waktu itu ke wilayah Maluku, sehingga Tidak diragukan lagi keberhasilannya.
286 orang Jawa dijadikan pengayuh kapal. Selain itu terdapat 80 sampai 100
pedagang Jepang; beberapa di antaranya adalah Pendekar Samurai yang kemudian
berfungsi sebagai algojo pemenggal kepala. ini merupakan kerjasama pertama
antara Belanda dan Jepang dalam penjajahan di Indonesia.
Coen bersama pasukannya tiba di Kepulauan Banda pada 27 Februari
1621. Penyerangan ke pulau lontor dimulai pada 3 Maret 1621, dan ke Banda
besar pada 11 Maret 1621. Dengan kekuatan yang demikian besar, hanya dalam
sehari pasukan oranye berhasil menguasai seluruh Pulau itu.
Pada 8 Mei 1621 dilakukan pembantaian secara besar-besaran terhadap
para pemuka dan rakyat Banda. Penduduk Kepulauan Banda yang tidak tewas,
ditangkap dan reka yang tidak mau menyerah kepada Belanda, melompat dari
tebing yang curam di pantai sehingga tewas. Semua pimpinan rakyat Banda yang
tidak mau bekerjasama dengan Belanda dijatuhi hukuman mati yang Segera
dilaksanakan. Mengenai pelaksanaan eksekusi terhadap pimpinan rakyat Banda
pada 8 Mei 1621.
Para pengikut tokoh tokoh Belanda yang tersisa beserta seluruh keluarga
mereka dibawa dengan kapal ke Batavia untuk kemudian dijual sebagai budak.
jumlah seluruh warga benda yang dibawa ke Batavia adalah 883 orang terdiri dari
287 pria, 356 perempuan dan 240 anak-anak. sekitar 1000 orang bersembunyi di
hutan-hutan atau melarikan diri ke pulau pulau lain, yang merupakan Mitra
dagang mereka. Ini berarti jumlah penduduk yang dibantai lebih dari 13000 jiwa.
Banyak di antara mereka yang meninggal karena siksaan, kelaparan atau
penyakit. demikianlah pembantaian massal pertama yang dilakukan oleh Belanda
di bumi Nusantara.
Kekejaman Belanda tidak terbatas terhadap pribumi di Maluku,
melainkan juga terhadap para pesaing mereka, dalam hal ini orang-orang Inggris.
pesaingnya antara Belanda dan Inggris untuk menguasai rempah-rempah di
Maluku mencapai puncaknya pada tahun 1623, 2 tahun setelah pembantaian
rakyat Banda, Di mana para pedagang Inggris juga dibantai oleh Serdadu bayaran
VOC. para pedagang Inggris tersebut dibunuh secara kejam oleh Belanda; leher
mereka disembelih seperti anjing, sebagaimana diungkapkan oleh Laurens Van
Der Post:”...it was on Ambon in 1623 that the Dutch slaughtered the English
traders they found there,cutting their throats like dogs...”
Sebagaimana dilakukannya di Jakarta, untuk mengerjakan perkebunan
pala, Belanda mendatangkan budak-budak dan orang-orang di pulau-pulau di
nusantara. Setelah Jayakarta, Kepulauan Banda adalah daerah kedua, di mana
dilakukan”penggantian”penduduk.
Namun kemudian Belanda mendapat kesulitan dalam budidaya tanaman
pala, karena orang-orang yang didatangkan tidak paham mengenai budidaya
tanaman pala. Oleh karena itu, Belanda kemudian”membawa pulang”sekitar 530
orang yang telah mereka jual sebagai budak di Batavia, kembali ke Banda untuk
mengerjakan tanaman pala.
Belanda menyingkirkan dan berhasil memegang monopoli atas
perdagangan rempah-rempah di wilayah Maluku ke Eropa. para penguasa
setempat yang tidak bersedia memenuhi keinginan VOC disingkirkan dengan
segala cara, dan kemudian diganti dengan raja, resultan atau penguasa lain yang
patuh kepada Belanda. dengan cara ini VOC dapat memaksa penguasa setempat
untuk membuat kebijakan dan peraturan yang sangat menguntungkan VOC,
namun merugikan rakyat setempat.
Para penguasa boneka Belanda, di samping memperoleh kekuasaan, juga
mendapat keuntungan materi. Dengan mereka, velg membuat perjanjian yang
dinamaka “kontrak extirpatie”, yaitu menebang dan memusnahkan semua pohon
cengkeh dan pala di wilayahnya, dan tidak mengizinkan rakyat mereka untuk
menanam kembali dan memelihara pohon rempah-rempah sebagai imbalannya,
para penguasa memperoleh uang sebagai pengganti kerugian yang dinamakan
recognite-penningen.
Di bawah Gubernur Jenderal Matthaeus dengan Haan(1725-1729) dan
kemudian dilanjutkan oleh Diederik Duren (1729-dipecat tahun 1732) dilakukan
extirpatie di Maluku secara besar-besaran, untuk menjaga agar harga rempah-
rempah tetap tinggi. Untuk melaksanakan extirpatie tersebut, setiap tahun VOC
melakukan pelayaran Hongi atau dikenal sebagai”Hongi tochten”, yaitu Armada
yang terdiri dari sejumlah kora-kora, kapal tradisional Ternate-Tidore.
F. Perbudakan di wilayah jajahan Belanda di nusantara.
Perbudakan memang telah ada sebelum orang-orang Eropa datang ke
Asia Tenggara, namun di masa VOC, berdasarkan undang-undang Batavia tahun
1642, perbudakan diresmikan dengan adanya undang-undang perbudakan. Selama
lebih dari 200 tahun, Belanda menjadi pedagang budak terbesar di dunia.
Sebagian besar perbudakan terjadi di Jawa, namun budak-budak tersebut berasal
dari luar Jawa, yaitu para tawanan dari daerah daerah yang ditaklukan Belanda,
atau yang dibeli dari penguasa penguasa setempat.
Perdagangan budak di seluruh dunia memang telah terjadi sejak ribuan
tahun. Yang diperdagangkan dipasar Budha adalah rakyat, Serdadu, perwira dan
bahkan bangsawan dari negara-negara yang kalah perang dan kemudian dijual
sebagai Budak. Dari abad 15 sampai akhir abad 19, seiring dengan kolonialisme
negara-negara Eropa terhadap negara negara atau wilayah yang mereka duduk yg
di Asia, Afrika dan Amerika, perdagangan budak menjadi sangat marah, juga
terutama untuk benua Amerika, dimana Para penjajah memerlukan tenaga kerja
Untuk menggarap lahan pertanian dan perkebunan.
Di Afrika, Belanda memiliki dua portal perdagangan budak. 1 di St.
George d'Elmina,Gold coast (sekarang Ghana) dan satu lagi di Pulau
Gorre,senegal. melalui kedua portal tersebut Belanda membawa budak-budak
yang mereka beli dari orang-orang Arab pedagang budak. pedagang-pedagang
Buddha Arab bekerjasama dengan orang-orang Afrika menculik warga Afrika dari
desa desa pedalaman Afrika- tak pandang bulu, laki-laki, perempuan dan anak-
anak-dan kemudian menjual mereka sebagai budak.
Selama kurun waktu lebih dari 300 tahun, berjuta-juta orang Afrika
diculik dan kemudian dijual sebagai budak. sebelum di bawah dengan kapal ke
negara-negara tujuan pembeli, mereka disekap secara tidak manusiawi dan
berjejal-jejal (termasuk anak-anak dan perempuan) di penjara penjara, tanpa
adanya sinar matahari, udara dan air bersih. Biasanya sekitar 20% dari budak-
budak tersebut mati di tengah jalan, karena penyakit, mogok makan, siksaan atau
bunuh diri, namun yang dibawa ke benua Amerika, jumlah yang mati dalam
perjalanan mencapai 40%-50%
Walaupun kekuasaan dari VOC berpindah kepada pemerintah Hindia
Belanda, perdagangan budak berlangsung terus, dan hanya terhenti selama
beberapa tahun ketika Inggris berkuasa di Hindia Belanda. perang koalisi di Eropa
juga berpengaruh terhadap masalah perbudakan di India Belanda. Ketika Inggris
menaklukkan Belanda dan mengambil alih kekuasaan Hindia Belanda tahun 1811,
pada tahun 1813 Letnan Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles melarang
perdagangan budak. Namun dengan adanya perjanjian perdamaian di Eropa,
kembali membawa perubahan di Hindia Belanda di mana Belanda”menerima
kembali”Hindia Belanda dari tangan Inggris tahun 1816. Pada tahun itu juga
pemerintahan India Belanda memberlakukan kembali perdagangan budak.
pada waktu itu jumlah budak yang dimiliki seseorang adalah ukuran
kekayaannya. Budak laki-laki dipekerjakan sebagai kuli tanpa bayaran, dan budak
perempuan didirikan oleh para majikan atau sekedar pemuas nafsu majikan laki-
laki. Mbak kan ada pemilik budak perempuan menjadikan budaya sebagai
pelacur, dan mengantungi hasilnya. Penjual atau pelelangan budak-budak
dilakukan oleh para pedagang bangsa Cina.
selain mengontrak orang-orang Eropa dari pribumi untuk menjadi
Serdadu di dinas ketentaraan Hindia Belanda, juga terdapat pasukan yang terdiri
dari yang dinamakan Belanda Hitam (Zwarete Nederlander), yaitu mantan budak
yang dibeli dari Afrika.
Mulai tahun 1830, the gold coast (Ghana) Afrika Barat, Belanda membeli
budak-budak, dan melalui St. George d'Elmina dibawa ke Hindia Belanda untuk
dijadikan Serdadu. Untuk setiap kepala, Belanda membayar f100,-kepada raja
Ashanti. Sampai tahun 1872, jumlah mereka mencapai 3000 orang dan
dikontrakkan untuk 12 tahun atau lebih.
Berdasarkan Nationaliteitsregelingen (Peraturan Kewarganegaraan),
mereka masuk kategori berkebangsaan Belanda, sehingga mereka dinamakan
Belanda Hitam. Karena mereka tidak mendapat kesulitan dengan iklim di
Indonesia, mereka menjadi tentara yang tangguh dan berharga bagi Belanda, dan
mereka menerima bayaran sama dengan tentara Belanda.
Dari gaji yang diterima, untuk memperoleh kebebasan dari stus budak,
mereka harus mencicil uang tebusan sebesar F 100,-. Memang Belanda tidak mau
rugi, walaupun orang orang ini telah berjasa bagi Belanda dalam mempertahankan
kekuasaan mereka di Hindia Belanda. Sebagian besar dari mereka ditempatkan di
Purworejo. Tahun 1950, tersisa sekitar 60 keluarga Indo Afrika yang dibawa ke
Belanda dalam rangka”repatriasi”.
Karena korupsi, kolusi dan nepotisme serta lemahnya pengawasan
administrasi, dan kemudian konflik dengan pemerintah Belanda sehubungan
dengan makin berkurangnya keuntungan yang ditransfer ke Belanda karena di
korupsi oleh para pegawai VOC di berbagai wilayah, maka kontrak VOC,
perusahaan dagang yang dibangun dengan modal 6,5 juta gulden, jatuh tempo
Pada 31 Desember 1979 tidak diperpanjang lagi dan secara resmi dibubarkan
tahun 1799. Setelah dibubarkan, plesetan VOC menjadi Vegan Onder Corruptie
(runtuh karena korupsi).
Setelah VOC dibubarkan, daerah-daerah yang telah menjadi kekuasaan
VOC, diambil alih oleh pemerintah Belanda, termasuk utang VOC sebesar 216
juta gulden, sehingga dengan demikian politik kolonial resmi ditangani sendiri
oleh pemerintah Belanda, yang menjalankan politik imperialisme secara
sistematis, dengan tujuan menguasai seluruh wilayah, yang kemudian dijadikan
sebagai daerah otonomi yang dinamakan India Belanda (Nederlands-Indie) di
bawah pemimpinan seorang Gubernur Jenderal.
Pada 7 Mei 1859 dibuat undang-undang untuk menghapus perbudakan,
yang mulai berlaku pada 1 Januari 1860. Namun ini tidak segera diberlakukan di
seluruh wilayah Hindia Belanda.
Di Bali pembebasan budak Baru berlangsung tahun 1877, dan di
beberapa daerah lain masih lebih belakang dari ini. Di Belanda sendiri,
perbudakan baru secara resmi dihapus pada 1 Juli 1863.
Pada bulan Agustus 2001, dalam konferensi internasional di durban,
Afrika Selatan, hanya beberapa negara Eropa secara resmi menyampaikan
permintaan maaf atas perbudakan tersebut, namun belum ada satupun negara
bekas penjajahan memberi kompensasi.
para pendiri Republik Indonesia yang lahir sebelum abad 20 masih
mendengar penuturan kakek mereka, Bagaimana kerjasama bangsa Belanda
dengan bangsa Cina dalam memperjualbelikan pribumi sebagai budak di
negerinya sendiri.
G. Genosida Terhadap Bangsa Cina di Batavia
kekejaman bangsa Belanda tidak yang dirasakan oleh rakyat jajahannya
atau pesaing-pesaing mereka di Eropa saja, melainkan juga dirasakan oleh bangsa
Cina yang ada di Batavia, sebagaimana dilakukan oleh Adriaen Valckenier, yang
menjadi gubernur jenderal Hindia Belanda dari tahun 1737 hingga 1741.
Selain melanjutkan budaya korupsi dan penindasan serta eksploitasi
rakyat jajahannya, Valckenier juga menilai, peningkatan yang sangat pesat jumlah
orang Cina yang ada di Batavia telah menjadi Ancaman bagi orang Belanda.
Sebenarnya pada mulanya Belanda mendatangkan orang-orang Cina dari
daratan Cina ke India Belanda terutama untuk menjadi kuli perkebunan. Namun
banyak dari mereka yang berhasil menjadi pedagang, Penguasa dan rentenir uang,
dengan kedudukan sebagai lapisan penengah yang berfungsi sebagai perantara
antara bangsa Eropa dan pribumi.
Sekitar tahun 1690, penguasa VOC mencoba mulai membatasi masuknya
kuli kuli bangsa Cina ke Batavia atau Jawa, namun tidak berhasil, karena adanya
kolusi antara para pengusaha yang terus mendatangkan kulit dari Cina dan pejabat
administrasi VOC yang menerima suap. Para pengusaha Belanda juga
memperoleh manfaat dengan adanya guling murah, rajin dan patuh, dibandingkan
dengan pribumi yang sering membangkang, melawan dan bahkan melakukan
pemberontakan.
Namun, lama kelamaan jumlah mereka semakin meningkat dan mencapai
puluhan ribu orang, dan menjelang tahun 1740, separuh penduduk di Batavia dan
sekitarnya adalah orang Cina. mereka juga telah menguasai berbagai bidang
ekonomi dan usaha, yang menjadi Ancaman bagi bangsa Belanda dan bangsa
Eropa lainnya. Karena dengan adanya pesaing bangsa Cina, keuntungan mereka
menjadi sangat berkurang. Salah satu bidang yang dikuasai oleh bangsa Cina
adalah perkebunan tebu di sekitar Batavia.
Tahun 1740, pasar gula mengalami kemerosotan karena selain adanya
persaingan dari Brasilia yang menjual gula lebih murah, juga pasar di Eropa telah
jenuh. puluhan pedagang gula mengalami kebangkrutan dan harus
memberhentikan kuli kuli mereka dari China.
Pengangguran besar-besaran yang mendadak ini memunculkan
kelompok-kelompok yang menjurus kepada Gang atau komplotan kriminal.
Geng-geng tersebut juga tidak segan-segan untuk melakukan tindak kekerasan
bahkan sampai membunuh, sehingga menimbulkan keresahan di kalangan orang-
orang Belanda dan Eropa lainnya.
para penguasa VOC kemudian Mulai mengambil langkah-langkah untuk
mengatasi hal ini, dengan mendeportasi kulit-kulit bangsa Cina tersebut ke Ceylon
dan Afrika Selatan, yang juga koloni VOC waktu itu. Deportasi dengan kapal laut
ini dimulai pada bulan Juli 1740.
Tak lama setelah dimulainya deportasi kulit-kulit Cina ke Ceylon, muncul
desas-desus, bawa kulit kulit itu dalam perjalanan ke Ceylon dilempar ke laut.
Terpancing dengan isu tersebut, banyak kulit Cina mempersenjatai diri mereka
dan mulai mengadakan perlawanan, dan bahkan merencanakan akan menyerang
Batavia. Tanggal 8 Oktober malam, suasana di Batavia sangat mencekam, karena
diberitakan, bahwa orang-orang Cina di dalam benteng kota Batavia akan
bergabung dengan orang-orang Cina dari sekitar Batavia. Pada 9 Oktober 1740,
Gubernur Jendral Valckenier mengeluarkan perintah untuk menggeledah Rp5.000
keluarga Cina yang tinggal di lingkungan benteng Batavia dan sekitarnya. namun
yang terjadi dalam 3 hari kemudian adalah pembantaian terhadap semua orang
Cina di Batavia. Setiap orang Cina yang ditemui langsung dibunuh, dan bahkan
yang berada di rumah sakit juga dibantai.
Yang melakukan pembantaian bukan hanya tentara VOC atau orang-
orang Belanda dan para Bundanya saja, melainkan juga orang-orang bangsa Eropa
lainnya, Bagaimana dituturkan oleh seorang Jerman.
Diperkirakan sekitar 10.000 orang Cina yang tewas dibantai oleh orang-
orang Belanda dan daerah lainnya pada bulan Oktober 1740. Dari sisa yang hidup,
banyak yang melarikan diri Jawa Tengah, Jawa Timur dan Kalimantan Barat.
Belanda terus memburu Para pelarian dari Batavia, sampai ke Jawa
Tengah. Yang melarikan diri ke Jawa Tengah mencari perlindungan pada Raden
Mas Said dari Mangkunegara Surakarta (Solo). Raden Mas yang masih remaja,
juga dikenal sebagai Pangeran sambernyowo, memimpin kelompok pemberontak
yang melakukan perlawanan terhadap VOC.
Setelah genosida yang dilakukan oleh Jan Pieterszoon Coen di
Kepulauan Banda tanggal 8 Mei 1621, pembantaian terhadap bangsa Cina di
Batavia bulan Oktober 1740 merupakan pembantaian etnis terbesar pada waktu
itu.
Ketika berita ini sampai di Eropa, hal ini sangat memalukan bangsa
Belanda yang terpuruk dada sebagai penganut ajaran Kristen yang taat. Ternyata
bangsa Belanda bukan hanya melakukan perbudakan, melainkan juga
pembantaian etnis secara massal.
Gubernur jenderal Valckenier dan Wakil Gubernur Jenderal Baron Van
imhoff saling menyalahkan atas terjadinya genosida tersebut.Valckenier sendiri
kemudian dipanggil pulang dan meninggal dalam tahanan tanpa menjalani proses
hukum.
Setelah Valckenier dipanggil pulang tahun 1741, jabatannya Gubernur
Jenderal untuk sementara dipegang oleh Johannes thedens, sebelum diganti oleh
Gustav wilhelm Baron Van imhoff (1743-1750), yang adalah orang Jerman.
Masalah genosida terhadap bangsa Cina yang sangat mencoreng wajah
Belanda, berhasil ditutup-tutupi dan kemudian hilang begitu saja. Tak ada satupun
dari pelaku pembantaian yang dimasukan ke pengadilan.
Tahun 1743, pemerintah Belanda memberi amnesti kepada para pelarian
Cina dan mengizinkan mereka kembali ke Batavia. Namun mereka tidak diizinkan
tinggal di dalam lingkungan benteng lagi, melainkan di luar benteng, yang
sekarang menjadi daerah Glodok.
Setelah bangsa Cina mendapat amnesti dan kembali ke Batavia, Raden
Mas Said terus melanjutkan perlawanannya terhadap VOC. Perang Pangeran
sumbernyowo melawan VOC berhenti sementara dalam perundingan Giyanti
tahuh 1757. namun Raden Mas Said tidak puas dengan isi perjanjian Giyanti
tersebut dan melanjutkan perlawanannya.
perlawanan Pangeran sumbernyowo terakhir tahun 1757 dengan
tercapainya perjanjian Salatiga.
H. Kerajaan dan Kesultanan yang terakhir dikuasai Belanda.
Sampai awal abad 20, Belanda belum sepenuhnya menguasai seluruh
Asia Tenggara atau Nusantara. Beberapa kerajaan yang belum dapat dikalahkan
Belanda adalah kesultanan Aceh, kerajaan Batak, kerajaan Bandung dan Kerajaan
Klungkung.
Belanda menyatakan perang terhadap kesultanan Aceh pada 26 Maret
1873. Dengan korban yang sangat besar, Belanda akhirnya dapat. Memenangkan
perang Aceh tahun 1904, namun perlawanan rakyat Aceh berlangsung terus
hingga tahun 1914. Korban di pihak Belanda antara lain Jenderal Koehler.
Walaupun telah memenangkan perang, namun Gubernur Jenderal
Gotfried Coenraad Ernst Van Daalen yang menggantikan Van Heutz, telah
melakukan pembantaian massal di Kuta Reh pada 14 Juni 1904, dimana 2922
orang dibunuh nya, yang terdiri dari 1773 laki-laki dan 1149 perempuan.
Raja Batak, Sisingamangaraja XII pada 16 Februari 1878 menyatakan
perang terhadap Belanda. dalam pertempuran melawan Belanda pada 17 Juni
1904 di lereng bukit Aek Sibulbulen, di desa sionom hudon, di Kabupaten
Tapanuli Utara, Sisingamangaraja XII tewas tertembak. Dua putranya, patuan
Nagari dan patuan Anggi, serta putrinya lopian juga tewas dalam pertempuran
tersebut.
Di Pulau Dewata, Bali, Belanda juga mendapat perlawanan sengit dari
dua kerajaan terakhir di Bali. Puputan Bandung pada 20 September 1906 dan
Puputan Klungkung, 28 April 1908 mengakhiri perlawanan kerajaan-kerajaan di
Bali.
Di sini tidak digunakan pendapat dari Prof.GJ Resink, yang mendebat
masa penjajahan Belanda berdasarkan hukum Belanda.
I.”Lahirnya”kata INDONESIA
Nama Indonesia muncul pertama kali di masa penjajahan
Belanda.”Pencipta”kata ini adalah George Samuel Windsor Earl, seorang
pengacara kelahiran London, bersama James Richardson Logan,seorang
pengacara kelahiran Skotlandia, Menulis artikel sebanyak 96 halaman di journal
of the Indian archipelago and Easter Asia No.4, tahun 1850 dengan judul”The
Ethnology of the Indian Archipelago:Embracing Inquiries into the Continental
Relation of the Indo-Pacific Islanders.
mereka menemukan penduduk Hindia Belanda sebagai barat yang berasal
dari Proto Malaya (Melayu tua) dan Deutero-Malaya(Melayu Muda), sebagai
Indunesians (Indu,Bahasa latin Artinya:India;Nesia:asal katanya dari Nesia,bahasa
Yunani Artinya:Kepulauan ). Sedangkan penduduk di wilayah India Belanda
bagian timur masuk ke dalam kategori
Melanesian(Mela:hitam.Melanesia:Kepulauan orang-orang Hitam). Oleh karena
itu,Earl sendiri kemudian cenderung menggunakan istilah melayunesians, untuk
menamakan penduduk Hindia Belanda bagian barat. Kemudian Logan merubah
Indunesia menjadi Indonesia (Indosat Nesos,keduanya berasal dari kata Yunani)
dalam tulisan-tulisannya di journal tersebut.
Adalah Adolf Bastian, seorang dokter dan sekaligus etnolog Jerman, yang
mempopulerkan nama Indonesia ketika menerbitkannya laporan perjalanan dan
penelitiannya di Berlin dari tahun 1864 hingga 1880, yang diterbitkan dalam
karya 5 jilid (1884-1894) dengan judul”Indonesien,order die Inseln Des Malaysia
Chen Archipelago”. Jilid 1 berjudul Maluku, jilid 2 Timor dan pulau-pulau
sekitarnya, jilid 3 Sumatera dan daerah sekitarnya, jilid 4 Kalimantan dan
Sulawesi, jilid 5 Jawa dan penutup.
Jadi kata indonesia yang sampai sekarang digunakan oleh Republik
Indonesia artinya tak lain adalah: kepulauan India.

2.3.Sejarah Kedatangan Kolonial Belanda di Indonesia


Sejarah kedatangan colonial belanda di indonesia
Bangsa belanda datang ke Indonesia pertama kali pada tahun 1596.
Rombongan bangsa Belanda yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman dan Pieter
Keyzer ini membawa empat buah kapal. Setelah menempuh perjalanan selama
empat belas bulan, pada 22 Juni 1596, mereka berhasil mendarat di Pelabuhan
Banten. Inilah titik awal kedatangan Belanda di Nusantara kunjungan pertama
tidak berhasil karena sikap arogan Cornelis de Houtman. Pada 1 Mei 1598,
Perseroan Amsterdam mengirim kembali rombongan perdagangannya ke
Nusantara di bawah pimpinan Jacob van Neck, van Heemskerck, dan van
Waerwijck. Dengan belajar dari kesalahan Cornelis de Houtman, mereka berhasil
mengambil simpati penguasa Banten sehingga para pedagang Belanda ini
diperbolehkan berdagang di Pelabuhan Banten.
Tujuan kedatangan belanda ke Indonesia adalah untuk berdagang rempah-
rempah. Setelah berhasil menemukan daerah penghasil rempah-rempah dan
keuntungan yang besar, Belanda berusaha untuk mengadakan monopoli
perdagangan rempah-rempah dan menjajah.

2.4. Sejarah Kemunculan VOC di Indonesia


Sejarah kemunculan voc di indonesia
VOC (Verenigde Oost-Indische Compagnie) didirikan pada tanggal 20
Maret 1602 adalah perusahaan Belanda yang memiliki monopoli untuk aktifitas
perdagangan di Asia. Disebut Hindia Timur karena ada pula VWC yang
merupakan perserikatan dagang Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai
perusahaan pertama yang mengeluarkan pembagiaan saham. Meskipun
sebenarnya VOC merupakan sebuah badan dagang saja, tetapi badan dagang ini
istimewa karena di dukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas sendiri yang
istimewa. Misalkan VOC boleh memiliki tentara dan boleh bernegosiasi dengan
negara-negara lain. Bisa dikatakan VOC adalah negara dalam negara.VOC terdiri
6 bagian (kamers), yang terdapat di Amsterdam, Miiddelburg (untuk Zeeland),
Enkhuizen, Delft, Hoom dan Rotterdam.
Pada abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak dikuasai secara langsung
oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan
Hindia Timur Belanda (Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC
telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di
wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya berada di
Batavia, yang kini bernama Jakarta.
Tujuan utama dari pembentukan VOC adalah sebagai berikut:
1. Menguasai pelabuhan penting.
2. Menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
3. Melaksanakan monopoli perdagangan di Indonesia.
4. Mengatasi persaingan antara Belanda dengan pedagang Eropa lainnya
Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap
perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Hal ini dilakukan melalui penggunaan
dan ancaman kekerasan terhadap penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil
rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba berdagang
dengan para penduduk tersebut. Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda
terus menjual biji pala kepada pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh
atau mendeportasi hampir seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-
pulau tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di
perkebunan pala. VOC menjadi terlibat dalam politik internal Jawa pada masa ini,
dan bertempur dalam beberapa peperangan yang melibatkan pemimpin Mataram
dan Banten.
2.5.Kegiatan-kegiatan VOC di Indonesia
Kegiatan-kegiatan voc di indonesia
Kegiatan VOC di Indonesia mulai diorganisasi dan dimonopoli
perdagangan mulai diterapkan setelah ditetapkannya gubernur jendral yang
pertama yaitu Pieter Both. Pieter Both menentukan pusat kedudukan VOC di
Ambon. Pilihan itu didasari pertimbangan bahwa dari Ambon kegiatan untuk
menerapkan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku akan lebih mudah
dilakukan. Dalam perkembangannya Pieter Both memindahkan pusat kedudukan
VOC ke Jayakarta dengan alasan lebih srategis dan akan lebih mudah
menyingkirkan portugis yang berkedudukan di Malaka.
Sejak tanggal 31 Mei 1691,VOC memperoleh hak penuh atas Jayakarta,
dan sejak itu Jayakarta berubah menjadi Batavia. Melalui Batavia VOC
memperluas pengaruhnya ke berbagai wilayah di Indonesia. Perluasan pengaruh
itu disertai penerapan monopoli perdagangan. Dengan kekuatan militer dan
keahlian memecah belah, sejumlah wilayah tunduk pada pengaruh VOC. Untuk
menjalankan monopoli perdagangan VOC membuat peraturan sebagai berikut:
1. Petani rempah-rempah hanya boleh bertindak sebagai produsen, hak jual-beli
hanya dimiliki VOC.
2. Panen rempah-rempah harus di jual kepada VOC dengan harga yang
ditentukan oleh VOC.
3. Barang kebutuhan sehari-hari seperti peralatan rumah tangga, garam, dan kain
harus dibeli dari VOC dengan harga yang ditentukan VOC.
VOC mempunyai hak ekstirpasi dan melakukan pelayaran hongi untuk
mengendalikan monopoli perdagangan. Dua hal itu merupakan strategi VOC
untuk mengendalikan monopolinya. Hak ekstirpasi adalah hak untuk menumpas
pohon rempah-rempah yang dianggap berlebihan agar harga rempah-rempah di
pasar
mancanegara tetap tinggi. Sedangkan pelayaran hongi adalah pelayaran bersenjata
lengkap untuk mengawasi pohon rempah-rempah yang berlebihan dan mencegah
petani rempah-rempah berhubungan dengan pembeli lain.
Perluasan pengaruh VOC berlangsung setelah VOC berkedudukan di
Batavia. Setelah menguasai Batavia,VOC menenamkan pengaruh politik di
kerajaan Banten. Kemudian VOC bergerak ke timur dan berhasil memperlemah
kerajaan mataram di Jawa Tengah melalui perjanjian Giyanti dan perjanjian
Salatiga. Sedangkan Makassar VOC berhasil menenamkan pengaruh politiknya
melalui perjanjian Bongaya. Di Maluku VOC menenamkan pengaruh politiknya
melalui perjanjian dengan penguasa setempat. Dengan itu, VOC mengadakan
perjanjian untuk saling membantu menghadang pengaruh Portugis. Dengan
Ternate, VOC mengadakan perjanjian dalam rangka menanamkan pengaruhnya di
Selat Barat, Luhu, Kambelo, dan Ludisi yang termasuk wilayah kekuasaan VOC.

2.6.Bubarnya VOC di Indonesia


Bubarnya voc di indonesia
Hampir 2 abad VOC mengalami kejayaan dan berkuasa mutlak di
Indonesia (abad ke-17 dan ke-18) banyak keuntungan dari monopoli perdagangan
rempah-rempah dan campur tangan secara politis di berbagai wilayah.
Pada akhir abad ke-18 organisasi ini mengalami kebangkrutan, dan tanggal
31 Desember 1799 VOC dibubarkan. Bangkrutnya VOC itu ditandai oleh
buruknya kondisi keuangan serikat dagang tersebut. Dengan kas yang kosong dan
utang yang menumpuk,VOC kemudian tidak dapat lagi menjalankan kegiatannya.
Berikut ini faktor-faktor penyebab bangkrutnya VOC:
1. Para pegawai VOC banyak yang melakukan korupsi.
2. Banyak pegawai VOC yang tidak cakap sehingga pengendalian monopoli
perdagangan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
3. VOC banyak menanggung utang akibat peperangan yang dilakukan baik
dengan rakyat Indonesia maupun dengan Inggris.
4. Kemrosotan moral dikalangan para penguasa akibat sistem monopoli
perdagangan.
5. Tidak berjalannya verplichte leveranti (penyerahan wajib) dan preanger
stelsel (aturan pringan) yang dimaksudkan untuk mengisi kas VOC yang kosong.
6. Banyak prajurit VOC yang mati akibat menghadapi perlawanan rakyat.

2.7.Lahirnya Pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia


Lahirnya pemerintahan kolonial belanda di indonesia
Setelah VOC dibubarkan, Kaisar Prancis Napoleon Bonaparte mengangkat
saudaranya untuk dijadikan raja di Belanda. Saudaranya tersebut bernama Louis
Bonaparte. Atas kehendak Louis Bonaparte, diangkatlah Herman Willem
Daendels sebagai gubernur jendral di Indonesia. Tugas-tugas Daendels sebagai
gubernr di Indonesia adalah mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris,
mengatur pemerintahan di Indonesia dan membereskan keuangan. Untuk
melaksanakan tugas-tugasnya Daendels mengambil kebijakan menyangkut bidang
pertahanan, pemerintahan dan keuangan.
Tindakan Daendels menjual tanah-tanah negara kepada orang-orang
partikelir (swasta) dianggap telah melanggar undang-undang. Oleh karena itu,
pada tahun 1811 Daendels ditarik ke Eropa oleh Napoleon. Alasan yang
dikemukakan oleh Napoleon adalah Daendels akan diikutsertakan dalam
penyerbuan ke Rusia pada tahun 1812. Daendels kemudian digantikan oleh
Jansens. Akan tetapi Jansens belum sempat melaksanakan tugas-tugasnya,
Belanda sudah dikalahkan oleh Inggris. Pada tanggal 18 September 1811, Belanda
dan Inggris menyepakati suatu Perjanjian yang disebut Kapitulasi Tuntang.

2.8. Sistem Pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia


Sistem pemerintahan colonial belanda di indonesia
1. Struktur Pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia
a) Sistem Pemerintahan Desentralisasi
Pemerintahan Kolonial Belanda berupaya menggunakan sistem
pemerintahan desentralisasi untuk mengatur kekuasaan di wilayah jajahannya.
Pada dasarnya pemerintahan desentralisasi Kolonial Belanda bertujuan untuk
membuka kemungkinan diadakannya daerah-daerah yang memiliki pemerintahan
sendiri namun tetap memiliki tanggung jawab dan berada di bawah pengawasan
pemerintah pusat.
Pada awalnya gubernur jenderal yang merupakan wakil ratu Belanda
memiliki kekuasaan yang sangat luas, sehingga untuk melaksanakan tugasnya
dibantu oleh organisasi-organisasi pemerintah yang diisi oleh pejabat-pejabat baik
pusat maupun daerah. Namun kekuasaan yang tak terbatas menuai protes dari
komunitas-komunitas pengusaha Belanda, karena mereka juga ingin menyuarakan
pendapatnya dalam menentukan kebijakan.
Untuk mengatasi hal itu diusulkan untuk membentuk gewestelijk raden,
yaitu suatu dewan dimana warga Eropa dapat berbicara untuk menyuarakan isi
hatinya. Inilah yang mengawali terbentukany decentralisatie wet, kurang lebih
pasalnya berisi tentang pemerintah di daerah-daerah jajahan kerajaan Belanda.
b) Birokrasi Pada Masa Pemerintah Kolonial Belanda
Sebagai bangsa pendatang yang ingin menguasai wilayah nusantara, baik
secara politik maupun ekonomi, pemerintah kolonial menyadari bahwa
keberadaannya tidak selalu aman. Untuk itu pemerintah kolonial menjalin
hubungan politik dengan pemerintah kerajaan yang masih disegani, hal ini
bertujuan untuk menanamkan pengaruh politiknya terhadap elite politik kerajaan.
Terjadi dualisme sistem birokrasi pemerintahan pada saat pemerintahan kolonial
berlangsung, yaitu mulai diperkenalkannya sistem administrasi kolonial
(Binnenlandsche Bestuur) yang memperkenalkan sistem administrasi dan
birokrasi modern yang puncaknya pada ratu Belanda dan sistem administrasi
tradisional (inheemche Bestuur) masih dipertahankan oleh pemerintah kolonial.
Dalam struktur pemerintahan di nusantara, Belanda menempatkan
Gubernur Jenderal yang dibantu oleh gubernur dan residen. Gubernur merupakan
wakil pemerintah pusat yang berkedudukan di batavia, setingkat wilayah propinsi.
Sedangkan untuk tingkat kabupaten terdapat asisten residen dan pengawas
(Controleur). Keberadaan asisten residen diangkat oleh gubernur jenderal untuk
mengawasi bupati dan wedana dalam menjalankan pemerintahan sehari-hari.
Pengawasan hanya ditunjukkan pada saat-saat tertentu, seperti pengiriman upeti
kepada raja. Bupati tidak memiliki kekuasaan yang otonom lagi, akan tetapi selalu
mendapat kontrol dari pengawas yang ditunjuk pemerintah pusat. Perubahan
birokrasi pemerintahan tersebut mendorong Belanda untuk mengadakan
perubahan hak pemakaian tanah.
Struktur administrasi pemerintah kolonial belanda di Indonesia sebagai
berikut: gubernur jenderal memegang kekuasaan tertinggi sebagai wakil dari Ratu
Belanda yang berkedudukan di propinsi. Di kabupaten diperintah oleh gubernur,
sub kabupaten oleh residen, dibawahnya ada asisten residen yang mengawasi para
patih dan bupati, dibawahnya ada pengawas yang bertugas mengawasi wedana
dan asisten wedana.
2. Kebijakan-kebijakan pada Pemerintahan Kolonial Belanda
a) Kebijakan Pemerintahan pada Masa Daendels
Setelah VOC bubar, Herman Wiiliam Daendels menjadi Gubernur Jenderal di
Indonesia, dengan tugas pokoknya, antara lain:
a. Mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris
b. Mengatur pemerintahan di Indonesia
Untuk menjalankan tugas-tugasnya Daendels melakukan beberapa tindakan,antara
lain sebagai berikut:
1) Membentuk pasukan dari orang-orang Indonesia.
2) Mendirikan pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.
3) Membangun pangkalan armada di Merak dan Ujung kulon.
4) Mendirikan benteng-benteng pertahanan.
5) Membangun Jalan Raya Anyer- Panarukan.

Beberapa cara yang di lakukan Daendels untuk mendapatkan dana agar dapat
menjalankan tugasnya antara lain:
a. Contingenten: mewajibkan penduduk untuk menyerahkan sebagian hasil
buminya sebagai pajak.
b. Verplichte Leverentie: mewajibkan penduduk menjual hasil buminya
kepada pemerintahan Belanda dengan harga yang ditentukan.
c. Menjual tanah negara kepada pihak swasta.
d. Pringer Stelsel: mewajibkan penduduk priangan untuk menanam kopi yang
hasilnya di serahkan kepada pemerintahan Belanda.
Pemerintahan Daendels di Indonesia menimbulkan penderitaan rakyat
karena Daendels bertindak kejam terhadap rakyat. Daendels mengeksploitasi
kekayaan alam dan tenaga rakyat Indonesia yang menimbulkan kebencian rakyat.
Selain itu Daendels melakukan kesalahan dengan menjual tanah pemerintahan
kepada para pengusaha swasta. Akibatnya pada tahun 1811 Daendels di tarik
kembali ke Belanda dan di gantikan oleh Janssens.
b) Kebijakan Pemerintahan Pada Masa JANSSENS
Gubernur Jendral Janssens ternyata seorang Gubernur Jendral yang lemah,
buktinya ketika Inggris menyerang Janssens terpaksa harus menyerah dan
menandatangani perjanjian Kapitulasi Tuntang 17 Desember 1811.
Isi perjanjian Kapitulasi Tuntang adalah:
a. Seluruh militer Belanda menjadi tawanan Inggris.
b. Utang pemerintahan Belanda tidak di akui Inggris.
c. Indonesia harus diserahkan kepada Inggris.
Kekalahan Janssens disebabkan oleh :
a. Tidak terjalinnya hubungan kerjasama dengan raja-raja di Indonesia.
b. Angkatan perang warisan Daendels kurang kuat.
c. Janssens kurang cakap memimpin pemerintahan.
c) Kebijakan Pemerintahan pada Masa RAFFLES
Dengan penandatangan Kapitulasi Tuntang tanggal 17 Desember 1811,
Belanda harus menyerahkan Indonesia kepada Inggris di bawah pimpinan
Stamoford Raffles yang berkedudukan di Batavia.
Raffles menerapkan kebijakan-kebijakan antara lain :
a. Membagi pulau Jawa menjadi 16 karesidenan.
b. Melarang perdagangan budak
c. Menghapus segala bentuk penyerahan wajib semasa Daendels
d. Menghapus peran Bupati sebagai pemungut pajak
e. Memberlakukan sistem sewa tanah (Landrent)
Akan tetapi sistem pajak sewa tanah (Land rent) pada masa Raffles mengalami
kegagalan,sebab:
a. Sulit menentukan jumlah pajak yang harus di bayar
b. Tidak ada dukungan dari para Bupati
C.Pajak sewa tanah harus dibayar dengan uang, padahal rakyat belum
mengenal sistem peredaran uang.

Pemerintahan Raffles berakhir tahun 1816 dikarenakan berdasar perjanjian


London yang di tandatangani Inggris dan Belanda tahun 1814, Inggris harus
menyerahkan kembali tanah jajahan yang direbut dari Belanda termasuk
Indonesia. Pada tanggal 19 Agustus 1816 Inggris di wakili John Fendell dan pihak
Belanda di wakili oleh Boyskes, Elout,dan Van Der Cappelen.
Dalam pemerintahannya yang singkat Raffles juga berjasa,yaitu :
a. Menyusun buku History of Java
b. Menemukan Bunga Rafflesia
c. Merintis terbentuknya Kebun Raya Bogor.
d) Sistem Tanam Paksa di Indonesia
Abad ke-19 pemerintahan Belanda mengalami kesulitan keuangan yang
disebabkan oleh :
a. Banyaknya hutang luar negeri yang di tanggung pemerintahan Belanda.
b. Banyaknya biaya yang dikeluarkan pemerintahan Belanda untuk perang
melawan rakyat Indonesia dan pemberontakan rakyat Belgia yang ingin
memerdekaan diri dari Belanda.

Untuk mengatasi Van Den Bosch mengusulkan pelaksanaan sistem tanam


paksa/ Cultuur Stelsel di Indonesia, Dalam pelaksanaan tanam paksa telah diatur
beberapa pokok ketentuaan, akan tetapi dalam pelaksanaan sistem tanam paksa
menyimpang dari aturan yang telah ditetapkan. Penyimpangan itu disebabkan oleh
adanya culture proceten yang diberlakukan pemerintah Belanda. Culture proceten
adalah hadiah/ persen bagi setiap pegawai tanam paksa yang dapat menyetorkan
hasil tanaman melebihi ketentuan yang telah ditetapkan. Hal tersebut
mengakibatkan para pegawai tanam paksa berusaha memaksa dan memeras
rakyat.
Pelaksanaan sistem tanam paksa menimbulkan akibat yaitu :
a. Bagi Indonesia, menimbulkan penderitaan, kelaparan, kemiskinan bagi rakyat
Indonesia terutama di daerah Demak, Grobogan, dan Cirebon.
b. Bagi Belanda, sistem tanam paksa menyebabkan pemerintahan Belanda
mengalami surplus keuangan.
Pelaksanaan sistem tanam yang menimbulkan penderitaan rakyat Indonesia
mendapat kritik keras dari tokoh liberal dan humanis Belanda.

Tokoh-tokoh penentang sistem tanam paksa adalah:


a. Douwes Dekker dengan nama samaran Empu Tatuli yang melukiskan
penderitaan rakyat Indonesia akibat sistem tanam paksa.
b. Frans Van der Putte yang menentang sistem tanam paksa dengan menulis
buku berjudul Suiker Contraction. Bersama dengan Baron Van Hoevel berjuang
menghapus sistem tanam paksa melalui parlemen Belanda.

Adanya kritikan-kritikan terhadap pelaksanaan sistem tanam paksa


akhirnya mendorong pemerintahan Belanda menghapus sistem tanam paksa
secara resmi tahun 1870.
e) Kebijakan Pelaksanaan Politik Pintu Terbuka
Sistem tanam paksa secara resmi dihapus tahun 1870 sejak saat itu
perekonomian Hindia-Belanda memasuki zaman liberal. Menurut kaum liberal
kehidupan perekonomian dan pihak swasta bebas melakukan tindakan ekonomi.
Pada tahun 1870 politik pintu terbuka/ politik colonial liberal diberlakukan
di Indonesia yang ditandai dengan keluarnya undang-undang Agraria (Agrasche
Wet) tahun 1870. Tujuan dikeluarkan undang-undang Agraria adalah :
a. Memberikan kesempatan kepada para pengusaha swasta asing untuk
menyewa tanah dari rakyat Indonesia.
b. Melindungi hak milik petani pribumi atas tanahnya dari penguasaan orang
asing.

Pokok-pokok aturan dalam Undang-undang Agraria adalah:


1. Gubernur Jendral tidak boleh menjual tanah pemerintah,tanah tersebut dapat
disewakan paling lama 75 tahun.
2. Gubernur Jendral tidak boleh mengambil tanah yang dibuka rakyat.
3. Tanah milik pemerintah antara lain hutan yang belum dibuka, tanah yang
berada diluar wilayah milik desa, tanah milik adat.
4. Tanah milik penduduk antara lain semua sawah,ladang dan sejenisnya yang
dimiliki oleh penduduk desa,boleh disewa pihak swasta jangka panjang waktu 5
sampai 20 tahun.
Dengan adanya politik pintu terbuka tersebut berarti bangsa Indonesia
terbuka untuk penanaman modal asing. Pelaksanaan politik pintu terbuka di
Indonesia menimbulkan akibat atau dampak yang luas antara lain:
a. Tanah perkebunan semakin tambah luas.
b. Rakyat terutama dipulau Jawa hidup dalam kemiskinan dan penderitaan.
c. Usaha kerajinan rakyat terdesak oleh barang-barang impor.
d. Rakyat pedesaan mulai mengenal arti pentingnya peredaraan uang.
e. Modal swasta asing mulai ditanam di Indonesia.

2.9.Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Pemerintah Kolonial Belanda


A.Perlawanan rakyat Indonesia terhadap pemerintah kolonial belanda
1. Perang Patimura/ Perang Maluku (1817)

Sebab terjadinya perang Maluku adalah:


a. Penindasan Belanda terhadap rakyat Maluku
b. Kegelisahan rakyat Maluku terhadap Belanda yang diduga membebani rakyat
dengan berbagi pihak
c. Pendudukan Belanda atas bentang Duurtstede di Saparua

Dalam perjuangan Pattimura yang dikenal dengan Thomas Matullessy


dibantu Thomas Pattiwael, Anthonie Rheboak, Said Parintah, Latumahina dan
Christina Marta Tiahahu. Akan tetapi perjuangan Pattimura mengalami kegagalan.
Tertangkapnya para pemimpin perjuangan rakyat Maluku perlawanan menjadi
melemah dan akhirnya dapat dikuasai oleh Belanda.
2. Perang Diponegoro (1825-1830)

Sebab-sebab umum terjadinya perang Diponegoro melawan pemerintah kolonial


Belanda antara lain:
a. Belanda turut campur dalam urusan keraton.
b. Penderitaan rakyat akibat perlakuan pemerintahaan kolonial Belanda yang
sewenang-wenang.
c. Kebencian kalangan istana karena Belanda semakin mempersempit wilayah
kerajaan.
d. Kekecewaan kaum ulama terhadap sikap orang-orang Belanda yang
merendahkan.

Adapun penyebab khusus terjadinya perang Diponegoro adalah


pemasangan tonggak-tonggak untuk membuat jalan yang melalui makan leluhur
Pangeran Diponegoro di Tegalrejo tanpa ijin lebih dahulu.
Dalam perjuangan Pangeran Diponegoro antara lain dibantu Kyai Mojo,
Sentot Prawirodirjo, dan Noto Projo menggunakan siasat gerilya. Untuk
menghadapi perang Diponegoro Belanda menerapkan sistem benteng stelsel,
dengan tujuan adalah:
a. Mempersempit ruang gerak Pangeran Diponegoro.
b. Memecah belah pasukan Diponegoro.
c. Menekan pertahanan Diponegoro agar cepat menyerah.

Adanya benteng stelsel menyebabkan kedudukan Pangeran Diponegoro


menjadi terdesak. Tokoh-tokoh pemimpin pasukan Diponegoro satu-persatu
ditangkap Belanda. Bahkan Pangeran Diponegoro juga ditangkap Belanda dalam
perundingan tanggal 18 Maret 1830. Pangeran Diponegoro kemudian diasingkan
di Makassar hingga wafat tanggal 8 Januari 1855.

3. Perang Paderi (1821-1837)


Penyebab perang Paderi di Minangkabau Sumatera Barat adalah:
a. Pertentangan antara kaum Adat dan kaum Paderi yang berusaha menegakkan
agama Islam dari tidakan-tindakan yang menyimpang dari ajaran Islam.
b. Belanda turut campur dalam pertentangan kaum Adat dan kaum Paderi
dengan cara membantu kaum Adat.

4. Perang Bali (1846-1863)


Penyebab terjadinya Perang Bali melawan pemerintah Belanda adalah:
a. Belanda menuntut kerajaan-kerajaan di Bali mengakui kekuasaan pemerintah
kolonial Belanda.
b. Belanda menolak Hukum Tawan Karang ,yaitu hak raja-raja Bali merampas
semua kapal asing yang terdampar di wilayah kerajaanya.
c. Kerajaan-kerajaan di Bali menolak tunduk kepada pemerintah Belanda.

5. Perang Banjar (1859-1863)


Penyebab terjadinya perang Banjar melawan kolonial Belanda adalah:
a. Penangkapan Prabu Anom yang terkenal menentang VOC.
b. Belanda campur tangan dalam urusan kerajaan Banjar dengan mengangkat
Pangeran Tamjidillah sebagai raja Banjar menggantikan Sultan Adam.
Perlawanan rakyat Banjar terhadap Belanda dipimpin oleh Pangeran
Antasari dan Pangeran Hidayat yang dibantu Kyai Demang Leman, Haji
Buyasin,dan Haji Nasrun. Akan tetapi perlawanan rakyat Banjar semakin lemah
setelah tokoh-tokoh pemimpin Banjar ditangkap Belanda. Akibatnya Banjar
menjadi wilayah kekuasaan Belanda.

6. Perang Aceh (1873-1904)


Penyebab terjadinya perang Aceh melawan pemerintah kolonial Belanda adalah:
a. Belanda menuntut Aceh mengakui kekuasaan pemerintah Kolonial Hindia-
Belanda.
b. Belanda turut campur dalam urusan luar negeri Aceh. Ditandatanganinya
Traktat Sumatera tahun 1871 yang memberikan kebebasan, Belanda memperluas
kekuasaan ke Sumatera termasuk Aceh.

Pemimpin perjuangan melawan Belanda antara lain: Teuku Umar, Teuku


Cik Di Tiro, Panglima Polim, Cuk Nyak Dien, dan Cuk Meutia.
Meskipun perang sudah berlangsung lama Belanda belum sepenuhnya
menguasai Aceh. Oleh karena itu Belanda mengirim Dr. Snouck Hurgronje untuk
meneliti kehidupan sosial budaya Aceh. Dr. Snouck Hurgronje dalam bukunya De
Atjeher menyarankan kepada pemerintah Belanda harus melakukan serangan
besar-besaran dalam menghadapi perang Aceh.
Pada tahun 1899 pasukan Belanda (Pasukan Marsose) yang dipimpin
kolonel Van Heutz menyerang Aceh secara besar-besaran sehingga para
pemimpin Aceh satu-persatu gugur dan tertangkap. Akhirnya Sultan Muhammad
Daud Syah dipaksa menandatangani perjanjian tersebut Aceh harus tunduk pada
pemerintahan Kolonial Hindia-Belanda.
7. Gerakan Protes Petani
Perjuangan rakyat Indonesia melawan Kolonial Belanda tidak hanya
dilakukan dalam bentuk perang, tetapi juga dalam bentuk gerakan protes petani.
Gerakan protes petani adalah gerakan yang dilakukan para petani sebagai
ungkapan protes kebijakan pemerintah kolonial.

Faktor-faktor pendorong timbulnya gerakan protes petani antara lain:


a. Kebencian para petani,adanya pemberlakuan berbagai pajak yang
memberatkan.
b. Para pengusaha bertindak sewenang-wenang.
c. Adanya praktek penindasan dan perbudakan.
d. Adanya keyakinan datangnya ratu adil yang akan embebaskan mereka.
Gerakan protes petani,misalnya :
a. Di Ciamis 1886 dipimpin oleh Mohammad Idris.
b. Di Condet 1912 dipimpin oleh Entong Gendut.
c. Di Surabaya 1916 dipimpin oleh Sadikin.
2.10.Berakhirnya Pemerintahaan Kolonial Belanda
Berakhirnya pemerintahan kolonial belanda
Sejarah panjang masa berakhirnya pemerintahan Hindia Belanda
sebenarnya telah mulai muncul karena diberlakukannya Politik Etis. Dengan
dilakukannya Politik Etis tersebut justru mengancam kedudukan pemerintahan
Kolonial Belanda karena Politik Etis dapat menghadirkan lahirnya golongan
terpelajar. Golongan terpelajar inilah yang mempelopori lahirnya Pergerakan
Nasional, gerakan-gerakan anti penjajahan banyak bermunculan pada masa ini.
Dimulai dari masa pembentukan (1908-1920) berdiri organisasi seperti Budi
Utomo, Sarekat Islam dan Indische Partij, masa radikal /non kooperasi (1920-
1930) berdiri organisasi seperti Partai Komunis Indonesia (PKI), Perhimpunan
Indonesia (PI) dan Partai Nasional Indonesia (PNI) serta pada masa
moderat/kooperasi (1930-1942) berdiri organisasi seperti Parindra, Partindo, dan
GAPI. Disamping itu juga berdiri organisasi keagamaan, organisasi pemuda, dan
organisasi perempuan.
Pihak Hindia Belanda mulai menjalankan tingkat penindasan baru untuk
menanggapi perkembangan tersebut. Dalam masalah politik, gerakan anti
penjajahan melanjutkan langkah-langkah yang tidak menghasilkan apa-apa.
Pemerintahan Hindia Belanda memasuki tahapan yang paling menindas dan
paling konservatif dalam sejarahnya pada abad XX.
Tanda-tanda runtuhnya pemerintahan Hindia Belanda semakin menguat
ketika berkobar Perang Dunia II di Eropa yang ditandai dengan penyerbuan
Jerman atas Polandia pada tanggal 1 September 1939, kemudian Jerman yang
pada saat itu dipimpin oleh Hitler menyerbu negeri Belanda pada tanggal 10 Mei
1940 yang menyebabkan pemerintah Belanda lari ke pengasingan ke London.
Pada bulan September 1940, Pakta Tiga Pihak mengesahkan persekutuan Jepang-
Jerman Italia. Prancis dikalahkan oleh Jerman pada bulan Juni 1940. Pada bulan
September, pemerintah Prancis di Vichy yang bekerja sama dengan pihak Jerman
memperbolehkan Jepang membangun pangkalan-pangkalan militer di Indo-Cina
yang merupakan jajahan Prancis. Pada saat itu pemimpin-pemimpin Jepang mulai
terang-terangan tentang “pembebasan” Indonesia. Di Den Haag sebelum jatuhnya
negeri Belanda dan di Batavia sesudah itu, Jepang mendesak agar Belanda
memperbolehkan memasuki Indonesia seperti mereka diperbolehkan di Indocina,
tetapi perundingan-perundingan itu akhirnya mengalami kegagalan pada bulan
Juni 1941 dan pada bulan Juli balatentara Jepang di Indocina diperkuat. Bulan
Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe sebagai Perdana
Menteri. Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940, pimpinan militer Jepang tidak
menghendaki melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan
tahun 1941 mereka melihat, bahwa Amerika Serikat, Inggris dan Belanda harus
dihadapi sekaligus, apabila mereka ingin menguasai sumber daya alam di Asia
Tenggara. Apalagi setelah Amerika melancarkan embargo minyak bumi, yang
sangat mereka butuhkan, baik untuk industri di Jepang, maupun untuk keperluan
perang.
Kini peperangan di Asia sudah diambang pintu. Admiral Isoroku
Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi perang
yang sangat berani yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua
operasi besar. Seluruh potensi Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk
(pengangkut pesawat tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20
kapal penjelajah ringan, 4 kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65
kapal selam serta 2.274 pesawat tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2
kapal perang, 11 kapal perusak serta lebih dari 1.400 pesawat tempur dan pada
akhirnya pada tanggal 8 Desember 1941 (7 Desember di Hawaii), Jepang
menyerang basis perang Amerika Serikat di Pearl Harbour, mereka juga
menyerang Hongkong, Filipina dan Malaysia yang dilakukan oleh kekuatan kedua
yaitu sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki yang mendukung
Angkatan Darat dalam Operasi Selatan atau Filipina dan Malaysia tersebut yang
kemudian penyerangan itu akan dilanjutkan ke Jawa.
Karena penyerangan itu pulalah negeri Belanda mengikuti jejak sekutu-
sekutunya menyatakan perang terhadap Jepang. Pada tanggal 10 Januari 1942
penyerbuan Jepang ke Indonesia dimulai. Pada tanggal 15 Februari, pangkalan
Inggris di Singapura juga menyerah. Pada akhir bulan Februari tepatnya tanggal
27 Februari 1942 balatentara Jepang berhasil menghancurkan armada gabungan
Belanda, Inggris, Australia dan Amerika dalam pertempuran di laut Jawa. Tanggal
28 Februari 1942, Tentara ke 16 di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi
Imamura mendarat di tiga tempat di Jawa Banten, Eretan Wetan dan Kragan dan
segera menggempur pertahanan tentara Belanda. Setelah merebut Pangkalan
Udara Kalijati, Letnan Jenderal Imamura membuat markasnya di sana. Imamura
memberikan ultimatum kepada Belanda, bahwa apabila tidak menyerah, maka
tentara Jepang akan menghancurkan tentara Belanda.
Kemudian pada 8 Maret 1942, pihak Belanda di Jawa menyerah dan
Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda van Starkenborgh Stachouwer ditawan
oleh pihak Jepang. Dengan demikian, bukan saja de facto, melainkan juga de jure,
seluruh wilayah bekas Hindia Belanda sejak itu berada di bawah kekuasaan dan
administrasi Jepang. Dan pada saat itulah kekuasaan Hindia Belanda di Indonesia
berakhir.

2.11. KEKUATAN MILITER BELANDA UNTUK MELANGGENGKAN


KEKUASAAN DI INDIA-BELANDA
KNIL, Po Tui, Mardijkers, Marechausse, Tentara Kontrakan, Tentara Mantan
Budak dari Afrika (Belanda Hitam)
Dalam sejarah panjang penjajahan Belanda di nusantara untuk
mendukung agresi mereka Belanda memiliki beragam pasukan dalam dinas
ketentaraan. Ketika pertama kali tiba di nusantara pada tahun tahun pertama
berdirinya VOC seluruh serdadunya adalah orang Belanda.
namun beberapa tahun kemudian Belanda mulai menggunakan tenaga
pribumi dan juga orang Asia lain seperti Jepang. Semula pribumi hanya sebatas
menjadi pendayung kapal-kapal perang dan kemudian meningkat menjadi
Serdadu. Tanpa bantuan pribumi yang bersedia menjadi serdadu Belanda serta
bangsa-bangsa Eropa lain terutama dari Jerman, Belanda tidak sanggup
menguasai wilayah yang luasnya belasan kali luas negaranya dengan jumlah
penduduk sekitar 15 kali jumlah penduduk negerinya.

A. Mardijkers
Sejak zaman VOC, keturunan dari mereka yang telah bebas dari
perbudakan atau yang dapat membeli kemerdekaannya, Dan kemudian bersedia
menjadi Serdadu "Kumpeni" dinamakan mardijkers. Mereka kebanyakan
keturunan serdadu-serdadu pribumi yang ditawan oleh Spanyol dan Portugis
Ketika Belanda perang melawan kedua negara tersebut. Setelah dibebaskan
mereka bertugas kembali di ketentaraan VOC dan secara tradisional, keturunan
Mereka pun menjadi Serdadu "Kumpeni".
Hampir seluruhnya menganut agama kristen. mereka berpakaian seperti
orang Portugis yang menggunakan bahasa portugis-Kreol. Sampai abad 18 orang-
orang Mardijkers tinggal di kampung-kampung di Batavia.
Tahun 1777, masih terdapat enam kompi Mardijkers (sekitar 1.200
orang) di dinas ketentaraan VOC yang bertugas menjaga perumahan Belanda di
dalam kota. Tahun 1803 masih tersisa satu Kompi dan Kompi terakhir dibubarkan
tahun 1808.
Ketika masih berlangsung perbudakan di india Belanda di mana
diberlakukan passenstelsel (semacam kartu Tanda penduduk-KTP), maka Apabila
mereka ingin bepergian keluar tempat mereka tinggal mereka diminta untuk
menunjukkan KTP para mardijker biasanya hanya mengangkat satu tangan ke atas
sambil mengatakan mardijker yang lama kelamaan diartikan sebagai "merdeka".

B. Marechaussee
Marechaussee sendiri sebenarnya merupakan unit pasukan kepolisian
yang berakar pada masa penjajahan Perancis di Belanda, berdasarkan dekrit
Republik Bataaf yang didirikan oleh Perancis pada 4 Februari 1803 dibentuk unit
kepolisian yang dinamakan Marechaussee, namun tidak langsung dilaksanakan.
Pada 1805 dibentuk satu unit gendarmerie (semacam brigade mobil Brimob) dan
baru pada 26 oktober 1814 setelah Republik Bataaf diganti dengan kerajaan
Belanda (Wangsa oranye), berdasarkan dekrit no. 498 yang dikeluarkan oleh Raja
Belanda, Willem Ini, secara definitif dibentuk Koninklijke Marechaussee.
Kata Marechaussee sendiri mempunyai akar yang sangat panjang yaitu
sejak masa pengadilan kuno di Paris tahun 1370 yang dinamakan tribunal of
constable and Marshals of france. Constable dan Marshall ini kemudian menjadi
anggota gendarmerie yang merupakan kekuatan kepolisian untuk Belanda dan
Belgia. Marerchausse yang dikenal di Indonesia sebagai marsose dan berkembang
menjadi kekuatan tempur untuk mengamankan wilayah dan jalanan di kerajaan
Belanda selain tugas-tugas kepolisian eracau juga ditugaskan untuk membantu
Angkatan Perang terutama di waktu perang dunia I tahun 1914 sampai 1918 di
masa ini juga Marerchausse ditugaskan di India Belanda antara lain dalam Perang
Aceh dan perang melawan Sisingamangaraja XII di tanah Batak di mana
Kemudian pada tahun 1917 satuan mereka berhasil mengalahkan dan
menewaskan Sisingamangaraja XII.

C. Tentara Kontrakan dari Jerman


Belanda yang kecil dengan penduduknya yang juga relatif sedikit tentu
tidak dapat membangun tentara yang besar yang hanya terdiri dari orang-orang
Belanda dan pribumi saja mereka juga memerlukan perwira yang handal untuk
memimpin pertempuran yang tidak dapat diharapkan dari pribumi pada waktu itu
untuk membangun tentara yang tangguh di India Belanda di samping merekrut
pribumi untuk menjadi Serdadu dan paling tinggi Bintara mereka juga menyewa
perwira dan serdadu dari negara-negara Eropa lain terutama dari Jerman.
Belanda bahkan tidak tanggung-tanggung yaitut mengontrak 1 resimen
dari Jerman tahun 1790 sampai 1808 terdapat regiment wurttemberg yang terdiri
dari orang-orang Jerman asal wurttemberg yang berjumlah 2 ribu tentara. Semula
mereka mengabdi pada VOC kemudian Setelah VOC dibubarkan mereka berada
di bawah pemerintah Hindia Belanda regimen word template ini dibubarkan pada
tahun 1808 banyak dari mantan Serdadu dan Perwira Jerman yang kemudian
tinggal dan ber keluarga di Indonesia Hal ini yang menerangkan bahwa di
Indonesia sejak beberapa generasi ada keluarga Indonesia yang mempunyai nama
keluarga Jerman.

D. KNIL (Koninklijk Nederlands-Indisch Leger)


Ketika berlangsung perang Diponegoro (1825-1830), tahun 1826/1827
pemerintah Hindia Belanda membentuk satu pasukan khusus Setelah Perang
Diponegoro usai pada 4 Desember 1830 Gubernur Jenderal Van den Bosch
mengeluarkan keputusan yang dinamakan "Algemeene Orders voor het
nederlandsch-Oast-indische leger" di mana ditetapkan Pembentukan suatu
organisasi ketentaraan yang baru untuk India-BelIda yaitu Oast-Indische Leger
(tentara India Timur) dan pada tahun 1836 atas saran dari Willem I tentara Ini
mendapat predikat koninklijk.
Namun dalam penggunaan sehari-hari kata ini tidak pernah digunakan
selama sekitar 1 abad dan baru tahun 1933 ketika ketika Hendrik Colijn yang juga
pernah bertugas sebagai perwira di Oast-Indische-Leger menjadi perdana menteri
secara resmi tentara di India Belanda dinamakan Koninklijk Nederlands-indisch
Leger, disingkat KNIL
Dari catatan tahun 1830 terlihat perbandingan jumlah perwira Bintara
serta prajurit antara bangsa Eropa dan pribumi dalam dinas ketentaraan Belanda.
di tingkat perwira jumlah pribumi hanya sekitar 5% dari seluruh perwira
sedangkan di tingkat Bintara dan prajurit jumlah orang pribumi lebih banyak
daripada jumlah Bintara dan prajurit orang Eropa yaitu sekitar 60% kekuatan
tentara Belanda tahun 1830 setelah selesai Perang Diponegoro adalah:
603 perwira bangsa Eropa
37 perwira pribumi
5.699 bintara dan prajurit bangsa Eropa
7.206 bintara dan prajurit pribumi

E. Tentara Mantan Budak dari Afrika (Belanda Hitam-zwarte Nederlanden)


Selain mengontrak orang-orang Eropa untuk menjadi Serdadu di dinas
ketentaraan India-Belanda juga terdapat pasukan yang terdiri dari yang dinamakan
Belanda hitam (Zwarte Nederlander). Mulai tahun 1830,di Gold Coast (sekarang
Ghana) Afrika Barat, Belanda membeli budak-budak, dan melalui St. George
d'Elmina dibawa ke India Belanda untuk dijadikan serdadu. Untuk setiap kepala,
Belanda membayar f 100,- kapada raja Ashanti. Sampai tahun 1872 jumlah
mereka kemudian mencapai 3000 orang dan dikontrak untuk 12 tahun atau lebih.
Berdasarkan Nationaliteitsregelingen (peraturan kewarganegaraan),
mereka masuk kategori berkebangsaan Belanda, sehingga mereka dinamakan
Belanda hitam (Zwarte Nederlander). Sebagian besar dari mereka ditempatkan di
Purworejo tahun 1950 sekitar 60 keluarga Indo- Afrika dibawa ke Belanda dalam
rangka "repatriasi".
F. Po An Tui
Belanda menyebut Pao/Pau An Tui. Pertama kali didirikan menjelang
agresi militer Jepang ke Asia Tenggara awalnya dirancang untuk membantu
Belanda dalam keamanan di lingkungan komunitas bangsa Cina di wilayah
jajahan Belanda bulan Desember 1945 pertama kali dihidupkan kembali di kota
Medan kemudian mulai pertengahan tahun 1947 Belanda membentuk persenjatai
dan melatih pasukan Cina dalam agresi militer I terhadap Republik Indonesia
yang dilancarkan pada 22 Juli 1947 dan dalam agresi militer Belanda II yang
dimulai tanggal 19 Desember 1948 selain pasukan KNIL pasukan Cina po an tui
juga ikut dilibatkan.
G. Mitos KNIL = Ambon
Tahun 1936 jumlah pribumi yang menjadi Serdadu knil mencapai
33000 orang atau sekitar 71% dari keseluruhan tentara KNIL diantaranya terdapat
4000 orang Ambon, 5000 orang Manado dan 13000 orang Jawa. Tahun 1950
setelah penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Republik Indonesia Serikat
jumlah orang Indonesia yang masih menjadi Serdadu KNIL diperkirakan sekitar
60000 orang dan sebagian dari mereka diterima ke dalam tubuh (Tentara Nasional
Indonesia) TNI jumlah orang Ambon diperkirakan sekitar 5000 orang setelah
gagalnya pemberontakan RMS Republik Maluku Selatan sekitar 4000 orang
bersama keluarganya dibawa ke Belanda dan tinggal di sana sampai sekarang.
Dengan merekrut tentara yang berasal dari pribumi serta politik devide
at impera nya menjadi tulang punggung yang memungkinkan Belanda menang
dalam banyak pertempuran melawan kerajaan kerajaan di India Belanda dan
beberapa daerah seperti di Jakarta mereka dapat berkuasa selama sekitar 300
tahun hal tersebut terjadi karena juga ditunjang oleh keserakahan dan egoisme
para raja dan sultan serta pribumi lain yang bersedia bekerjasama dengan
penjajah.

2.12. AGRESI JEPANG DAN MENYERAHNYA BELANDA


A. Perang Dunia II, Agresi militer Jepang ke Asia Tenggara
Perang dunia 2 dimulai di Eropa dengan penyerangan Jerman terhadap
Polandia pada 3 September 1939. Kemudian pada 10 Mei 1940 melanda diserang
oleh tentara Jerman dan hanya dalam waktu 3 hari Belanda berhasil dikuasai oleh
Jerman pemerintah dan ratu Belanda kemudian melarikan diri ke Inggris dan
membentuk pemerintahan eksil (exile government) di London dengan demikian
pemerintah Belanda sudah tidak ada lagi.
Kemenangan atas Rusia pada tahun 1956 membuat rasa percaya diri
bangsa Jepang semakin meningkat dan Jepang tumbuh sebagai satu kekuatan
ekonomi dan militer yang dahsyat di Asia Timur. perlahan Jepang mulai
menunjukkan ambisinya untuk melakukan ekspansinya ke daratan Asia yang
dimulai dengan agresinya ke Manchuria. Hal ini tentu sangat menghawatirkan
negara-negara barat (Eropa dan AS) yang mempunyai gagasan jajahan di Asia
Timur dan Asia Tenggara Oleh karena itu mereka mengambil langkah-langkah
untuk meredam ekspansi Jepang dengan antara lain menjalankan blokade
ekonomi. Dalam sidang gabungan pimpinan diperlukan Jepang akan
menggunakan kekuatan militer untuk memperoleh bahan baku tersebut.
Dalam mempersiapkan Agresi Militer mereka Jepang mengadakan
sejumlah perundingan untuk memperkuat posisi mereka langkah pengamanan
pertama yang ditempuh Jepang adalah mengadakan perundingan dengan Uni
Soviet tanggal 13 April 1940 Jepang dan Uni Soviet menandatangani neutrality
atau fakta netralitas yaitu untuk tidak saling menyerang Selain itu menteri luar
negeri Jepang Yosuke Matsuoka mengadakan perundingan dengan Jerman dan
Italia.
Admiral Isoroku Yamamoto, Panglima angkatan laut Jepang
mengembangkan strategi perang yang sangat berani yaitu mengerahkan seluruh
kekuatan armada di bawah komandonya untuk 2 operasi besar seluruh potensi
angkatan laut Jepang mencakup 6k kapal induk pengangkut pesawat tempur 10
kapal perang besar 18 kapal penjelajah barat 20 kapal penjelajah ringan 4 kapal
pengangkut perlengkapan 112 kapal perusak (destroyer) 60 kapal selam serta
2.274 pesawat tempur.
Hari Minggu pagi tanggal 7 Desember 1941, 353 pesawat tempur dan
pesawat terbang pembawa torpedo diberangkatkan dalam dua gelombang.
sebelumnya, 31 kapal selam kelas Midget telah diberangkatkan menuju Pearl
Harbor dan telah siap menunggu komando untuk penyerangan. serangan
mendadak tersebut mengakibatkan kerugian yang sangat besar di pihak Amerika
pada 8 Desember 1941 pesawat tempur dan pembom Jepang menyerang
pangkalan udara militer Amerika Serikat dan Iba di Filipina, dan menghancurkan
sekitar 50% kekuatan Angkatan Udara Amerika Serikat di Asia.
Kemudian satu persatu negara-negara di Asia Tenggara jatuh ke tangan
Jepang.

B. Tanggal 9 Maret 1942 akhir Penjajahan Belanda di Bumi Nusantara


Untuk menghadapi serbuan Jepang ke Asia Tenggara pada bulan
Januari 1942 sekutu membentuk ABDACOM (American, British, Dutch,
Australian Command), yang aroma kerjasamanya di Indonesia masih eksis sampai
sekarang selain itu setelah melihat serbuan bala tentara Dai Nippon sudah tidak
terbendung lagi Gubernur Jenderal Belanda ke-64 yang juga yang terakhir, Tjarda
van Starkenborgh-Stachouwer, menugaskan Charles Olke van der Plas Gubernur
Jawa Timur untuk membangun jaringan bawah tanah untuk melawan pendudukan
tentara Jepang Van Der plas sendiri dikenal fasih berbahasa Arab dan seorang
pakar Islam seperti halnya Snouck Hurgronje dia merekrut kelompok sosialis
yang menentang fasisme Jepang jaringannya yang kemudian dikenal sebagai Van
Der plas connection juga masih eksis sampai sekarang (tahun 2017).
Setelah hampir seluruh wilayah India Belanda jatuh ke tangan tentara
Jepang sasaran terakhir dan terpenting adalah pulau Jawa tempat kedudukan
pemerintah Hindia Belanda dan pusat operasi militer sekutu penyerbuan diawali
dengan pertempuran di laut Jawa pada 27 Februari dan di Selat Sunda pada 28
Februari dalam rangka pendaratan bala tentara Dai Nippon di Jawa. direncanakan
pendaratan dilakukan di Teluk Banten, Eretan Wetan, dekat Cirebon, dan di
Kragan dekat Pelabuhan Rembang. Dalam pertempuran di laut Jawa tanggal 27
Februari 1942 terkenal sebagai The Battle of Java si yang berlangsung selama 7
jam angkatan laut sekutu dimusnahkan secara total pihak Sekutu kehilangan 5
kapal perangnya sedangkan Jepang hanya menderita kerusakan pada satu kapal
perusak nya (Destroyer) dan beberapa kapal transport kecil.
Rear Admiral Karel Willem Frederik Marie Doorman, Komandan
Angkatan Laut India-Belanda, yang baru dia hari sebelumnya, tanggal 25 februari
1942 ditunjuk menjadi Tactical Commander armada tentara Sekutu ABDACOM,
tenggelam bersama kapal perang utamanya (flagship) De Ruyter. Pada 1 Maret
1942 pukul 02.00 kapal kapal pengangkut tentara Jepang berlabuh di Teluk
Banten sesuai jadwal seluruh pasukan Detasemen satu di bawah komando Kolonel
Hansischi telah mendirikan pos komando Dira gas 3 km di utara Bojonegara
kemudian Sore harinya dia memindahkan poskonya ke Serang di mana ia
bermarkas sampai tanggal 7 Maret.
Tanggal 7 Maret 1942 Batavia telah jatuh ke tangan tentara Jepang dan
tentara Belanda di Surabaya telah dievakuasi karena ancaman serbuan besar-
besaran dari tentara Jepang. Dengan demikian hanya dalam waktu satu minggu
dan tanpa perlawanan yang berarti bala tentara Dai Nippon berhasil menguasai
seluruh kota-kota besar di Jawa dan mengancam akan memusnahkan seluruh
tentara Belanda, apabila mereka tidak mau menyerah. Letnan Jenderal Hitoshi
Imamura memerintahkan gubernur Jenderal Jonkheer Van Starkenborgh
Stachouwer dan panglima tertinggi tentara Belanda Letnan Jenderal Hein Terima
Poortman untuk datang ke Kalijati. Mereka didampingi oleh Jenderal mayor
Jenderal J.J Pesman, komandan garnisun bandung.
Pada 8 Maret 1942 pukul 10.00 Imamura meninggalkan Batavia
menuju Kalijati melalui Karawang dan 16.00 Kalijati pada hari itu juga dimulai
perundingan antara pemerintah Hindia Belanda yang dipimpin langsung oleh
Gubernur Jenderal Van starkenborgh stachouwer dengan tentara Jepang yang
dipimpin oleh Letnan Jenderal Imamura. Imamura menyatakan bahwa Belanda
harus menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat namun Gubernur
Jenderal Belanda tersebut masih berkeras kepala dan menjawab bahwa untuk itu
dia harus menunggu instruksi dari pemerintah exil Belanda di London.
Jawaban ini membuat Imamura sangat barang dan mengancam akan
menghancurkan tentara Belanda apabila tidak mau menyerah tanpa syarat
akhirnya Belanda tunduk kepada ancaman Jenderal Jepang tersebut dan keesokan
harinya pada 9 Maret 1942 Techno Jenderal ter poorten Panglima tertinggi tentara
india-Belanda mewakili Gubernur Jenderal menandatangani dokumen pernyataan
menyerah tanpa syarat dengan wilayah bekas india Belanda berada di bawah
kekuasaan dan administrasi Jepang.
Pada hari itu juga Jenderal hein ter poorten memerintahkan kepada
seluruh tentara India Belanda untuk juga menyerahkan diri kepada bala tentara
kekaisaran Jepang dengan demikian tentara Belanda menyerah kepada Jepang
hampir tanpa perlawanan sama sekali. Siang itu juga Vice Marshall Maltby dan
jenderal Sitwell mengeluarkan perintah untuk seluruh pasukan Inggris untuk
mematuhi pernyataan menyerah tersebut pada 10 Maret pukul 14.00 Jenderal
Imamura bersama stafnya berangkat ke Bandung dan memanggil seluruh perwira
senior Inggris, Amerika dan Australia ke Bandung.
Pada 12 Maret 1942 para perwira senior Inggris, Amerika dan Australia
menandatangani pernyataan menyerah yang disaksikan oleh panglima tentara
Jepang di Bandung Letnan Jenderal Masao maruyama yang menjanjikan kepada
mereka hak hak dan perlindungan para tawanan perang sesuai dengan Konvensi
Jenewa. Sebelum penyerahan itu para penguasa "perkasa" yang lain termasuk Dr.
hubertus Johanes Van Mook, Letnan Gubernur Jenderal untuk india Belanda
bagian timur, Masih sempat melarikan diri ke Australia. Bahkan Jenderal Ludolf
Hendrik van Oyen, Perwira Angkatan Udara Kerajaan Belanda yang
kegemarannya adalah minum wine (anggur) makanan lezat dan wanita kabur
dengan kekasihnya dan meninggalkan istrinya di Bandung.
Tentara KNIL yang tidak sempat melarikan diri ke Australia di Pulau
Jawa sekitar 20.000 orang ditangkap dan dipenjarakan oleh tentara Jepang
sedangkan orang-orang Eropa lain dan juga warga negara Amerika Serikat di
internir. banyak warga sipil yang bukan warga negara Belanda dipulangkan
kembali ke Eropa dan Amerika. Dengan demikian tanggal 9 Maret 1942 juga
merupakan tanggal resmi berakhirnya penjajahan Belanda di bumi Nusantara.
Sejak tanggal tersebut, Belanda telah kehilangan haknya atas wilayah india
Belanda yang diperoleh melalui kekuatan bersenjata.
Mengenai hilangnya "hak Hukum Rimba" Belanda atas jajahannya
yang kemudian menyatakan kemerdekaannya Dan mendirikan Republik Indonesia
diterangkan oleh lambertus nicodemus Palar ketua delegasi RI di PBB dalam
Memorandum yang disampaikan di sidang Dewan Keamanan pada 20 Januari
1949 memorandum yang sangat mengagumkan tersebut berbunyi antara lain
sebagai berikut: "... bahwasanya Menurut sejarahnya RI bukanlah terlahir sebagai
hasil suatu pemberontakan terhadap Belanda melainkan lahir sesudah Belanda
bulat-bulat menyerahkan Indonesia kepada Jepang dengan tidak sedikit juga pun
ada bayangannya untuk mencoba mempertahankanynnya... "
.... sesudah Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada
Jepang maka rakyat Indonesia memutuskan untuk memegang strateginya sendiri
berdasarkan strategi ini maka pemimpin-pemimpin Indonesia memandang
pemerintah Bala tentara Jepang sebagai sesuatu yang bersifat sementara saja
karena Tidak seorangpun di antara mereka yang berpikiran bahwa Jepang akan
sanggup mengalahkan sekutu terutama sekali Amerika, Rusia dan Inggris...
Kami menolak Tuntutan Belanda, bahwa mereka mempunyai hak
historis atau Indonesia hack historis yang dituntutnya itu telah hancur pada saat
mereka memperlihatkan ketidakmampuan mereka memikul tanggung jawabnya
atas Indonesia dari segala segi "hak sejarah" yang didasarkan atas kekuasaan dan
penindasan tidaklah sesuai lagi dalam suatu dunia yang mengagung-agungkan
kemerdekaan... "
Setelah Jepang menguasai seluruh wilayah bekas jajahan Belanda,
Jepang kemudian melakukan penggantian nama-nama Belanda, Jepang kemudian
melakukan penggantian nama-nama Belanda menjadi nama Jepang seperti nama
jalan Bangunan hotel dan lain-lain untuk mengambil hati rakyat di bekas jajahan
Belanda pada 8 Agustus 1942 Jepang mengganti nama Batavia menjadi Jakarta
tokubetsushi yang artinya adalah kota istimewa Jakarta tidak dijelaskan dengan
pasti Mengapa diganti menjadi Jakarta dan bukan nama sebelum Batavia yaitu
Jayakarta kemungkinan penulisan atau penyebutan nama ini berdasarkan pada
penyebutan dari masa Portugis atau Belanda yang menyebut Jakarta sebagai
Xakatra atau Jakarta.

C. Masa Pendudukan Jepang


Setelah berhasil mengalahkan tentara sekutu di Pulau Jawa maka
tentara Jepang telah menguasai seluruh negara-negara di Asia Tenggara yang
sebelumnya merupakan jajahan negara negara Eropa dan Amerika Serikat dan
selama masa pendudukan tentara Jepang di bekas jajahan Belanda selain juga
menguras kekayaan Bumi Nusantara juga banyak terjadi kejahatan yang dilakukan
oleh tentara Jepang.
Jepang memaksa para pemuda untuk dijadikan pekerja paksa
(Romusha) yang dikirim antara lain ke birma untuk membangun jembatan dan
bangunan-bangunan yang diperlukan oleh Jepang Sedangkan untuk memenuhi
kebutuhan seksual para prajuritnya, pimpinan militer Jepang menangkap gadis-
gadis untuk dipaksa menjadi budak pemuas nafsu seksual para prajuritnya gadis-
gadis tersebut dinamakan "wanita penghibur" atau Jugun Yanfu. Seperti yang
terjadi di Kalimantan Barat di mana pemerintahan di Kalimantan Barat pada
awalnya dipegang oleh rikugun (Angkatan Darat). Kemudian sejak 15 Juli 1942
berada dibawah Kaigun (Angkatan laut).
Diperkirakan lebih dari 1500 orang yang tewas dibunuh oleh tentara
Jepang sehubungan dengan cara ini. Kaum intelektual penguasa setempat (sultan
serta Panembahan) pengusaha, politisi, dan lain sebagainya, yang menjadi korban
tentara Jepang antara tanggal 23 April 1943 sampai 24 Mei 1944 tidak dapat
dipastikan jumlahnya angkanya bervariasi antara 1534 orang sampai 1838 orang
namun penduduk Kalimantan Barat yang tewas selama masa pendudukan Jepang
dari tahun 1942-1945 berjumlah 20.037 jiwa ketika disidangkan di Mahkamah
Militer tentara sekutu pada bulan Oktober sampai November 1945 Yamamoto
komandan kempetai di Pontianak mengakui bahwa target jumlah pimpinan
masyarakat setempat yang akan dibunuh adalah 50.000 orang.
Kekejaman lain yang dirasakan rakyat Indonesia di berbagai daerah
adalah dengan diberlakukannya sistem kerja paksa (Romusha). Kebanyakan
romusha direkrut dari kelompok Pemuda desa atau petani di Jawa Tengah dan
Jawa Timur untuk dipekerjakan di berbagai proyek pembangunan militer. Mereka
tidak saja dikirim ke Sumatera dan ke pulau pulau di bagian timur bahkan banyak
yang dikirim sampai ke birma dan Thailand mengenai jumlah yang dikirim ada
beberapa versi dari mulai 300.000 sampai 500.000 orang menurut Prof. W.F
Wertheim, dari sekitar Rp300.000 orang yang dikirim ke luar Jawa hanya sekitar
70000 orang yang kembali ke kampung halamannya di banyak tempat kurangnya
tenaga untuk mengerjakan sawah atau ladang tentu berakibat negatif bagi
penghasilan keluarga di samping itu tentara Jepang juga banyak menyita beras
serta kebutuhan makanan lain secara paksa dari rakyat.
Pada akhir tahun 1943 di Bogor didirikan Renseitai (satuan Pendidikan
perwira). Dari catatan Jepang dapat diketahui Berapa jumlah anggota PETA di
Jawa sebanyak 33.000 orang dan di Bali sebanyak 1.500 orang di Sumatera telah
dilatih sebanyak 6.000 Gyugun. Pada tahun 1945 seluruh kekuatan peta mencapai
66 Batalyon di Jawa dan 3 Batalyon di Bali Selain itu masih terdapat sekitar 25
ribu prajurit Heiho.
Apabila dalam struktur komando PETA semua perwira adalah orang
Indonesia dalam heyho seluruh perwiranya adalah orang Jepang pangkat tertinggi
orang Indonesia dalam Hi Ho adalah Sersan Selain itu jumlah yang mendapat
latihan semi militer di Indonesia adalah:

Seinendan : (barisan pemuda) sebanyak 5.600.000 orang


Keibodan : (kelompok pertahanan sipil) sebanyak 1.286.713 orang
Shisintai : (Korps perintis) sebanyak 80.000 orang
Jibakutai : (Korps berani mati) sebanyak 50.000 orang
Gakutai : (Korps mahasiswa) sebanyak 50.000 orang
Hisbullah : (Korps pemuda muslim) sebanyak 50.000 orang

D. Jepang Menyerah Kepada Sekutu, Terjadi Vacum of Power


Setelah Jerman menyerah tanpa syarat pada 8 Mei 1945 tentara sekutu
dibawah pimpinan Amerika Serikat dan tentara merah (Red Army) Uni Soviet
mengalihkan kekuatan pasukan ke timur untuk mematahkan perlawanan Jepang
tanggal 6 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di atas Kota
Hiroshima yang mengakibatkan puluhan ribu penduduk tewas seketika dan ribuan
lainnya luka-luka. Tanggal 8 Agustus menteri luar negeri Uni Soviet Molotov
menyampaikan kepada satu duta besar Jepang di Moskow bahwa pada tengah
malam Uni Soviet akan menggumumkan pernyataan perang kepada Jepang Hal
ini sesuai kesepakatan dengan Amerika Serikat dan Inggris pada konferensi yalta
bulan Februari 1945.
Tanggal 9 Agustus 1945, tentara Merah Uni Soviet memasuki
Manchuria yang masih dijajah Jepang, dan setelah menggilas tentara Jepang di
Manchuria hanya dalam dua hari, pada 12 AgustusTentara Merah mendarat di
Korea, dan kemudian menduduki kepulauan Sachalin, yang hanya berjarak 42
Kilometer dari pantai satu pulau Jepang di bagian utara. Pada 9 Agustus 1945
pesawat pembom Amerika Serikat menjatuhkan bom atom kedua atas kota
Nagasaki, yang kelihatanya sebagai reaksi terhadap pengumuman perang oleh
Rusia kepada Jepang. Tampaknya, Amerika Serikat tidak ingin berbagi kekuasaan
dengan Uni Soviet atas Jepang. Bom atom kedua di Nagasaki telah menewaskan
antara 35.000 sampai 40.000 orang serta melukai sejumlah besar penduduk.
Amerika Serikat mengancam pemerintah Jepang, bom atom ketiga akan
dijatuhkan diatas Ibukota Jepang, Tokyo.
Pada 10 Agustus 1945 Jepang mulai melakukan perundingan dengan
pihak Sekutu, di mana pemerintah Jepang kemudian mengeluarkan pernyataan
bahwa pemerintah Jepang menyetujui persyaratan penyerahan sesuai dengan
deklarasi Postdam tanggal 26 Juli 1945. Jepang hanya meminta agar posisi kaisar
Jepang sebagai penguasa di Jepang tidak diganggu, pihak Sekutu mengabulkan
permintaan Jepang tersebut.
Sementara itu pada 11 Agustus 1945. ketiga pemimpin Indonesia
diterima Marsekal Terauchi di villanya di Dalat, Vietnam. atas nama pemerintah
Jepang selain mensahkan Soekarno dan Hatta sebagai ketua dan wakil ketua
PPKI, Marsekal Terauchi menyampaikan keputusan pemerintah Jepang untuk
memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan wilayah kedaulatan Indonesia
seluruh wilayah bekas India Belanda. Terauchi bahkan menyetujui sidang pertama
PPKI dilaksanakan tanggal 18 Agustus 1945.
Pada 14 Agustus 1945 juga tercapai kesepakatan antara pihak Sekutu
dengan pemerintah Jepang mengenai tata cara penyerahan Jepang. pada 15
Agustus 1945, kaisar Jepang hirohito mengeluarkan perintah secara sepihak agar
tentara Jepang segera menghentikan pertempuran. Jepang menyerah tanpa syarat!.
Kapitulasi Jepang secara resmi ditandatangani tanggal 2 September 1945, pukul
09.04 di atas kapal perang AS Missouri, di Teluk Tokyo. dari pihak Sekutu
Jenderal Douglas Mac Arthur sebagai Supreme Commander for the Allied Powers
mewakili tentara sekutu dalam penyerahan Jepang tersebut.
Serah terima dari tentara Jepang di Asia Tenggara dilakukan di
Singapura, pada 12 September 1945 pukul 03.41 GMT. Admiral Lord Louis
Mountbatten, supreme Commander South East Asia Command, mewakili sekutu,
sedangkan Jepang diwakili oleh Letnan Jenderal Seishiro Itagaki yang mewakili
Marsekal Hisaichi Terauchi Panglima tertinggi balatentara kekaisaran Jepang
untuk wilayah Selatan.
Ada tiga hal yang dapat dipetik sebagai hikmah zaman penjajahan
Jepang yaitu pertama, zaman pendudukan Jepang dinilai sebagai zaman
penderitaan lahiriyah dan batiniyah karena tentara Jepang menggunakan
kekerasan yang sangat menyengsarakan rakya. namun justru tindakan tentara
Jepang tersebut telah menumbuhkan rasa senasib sepenanggungan dan semangat
untuk Merdeka yang tak dapat dibendung lagi.
Kedua, mempercepat proses pematangan dan pemantapan berpolitik
bagi para pemimpin perjuangan kemerdekaan Indonesia juga memberi
kesempatan kepada ribuan orang Indonesia yang menggantikan posisi Belanda di
bidang pemerintahan daerah. Dan ketiga walaupun sebenarnya untuk tujuan
perang dan memantapkan kekuasaan mereka pembentukan PETA Heiho dan
Gyugun serta pendidikan militer maupun semi-militer bagi seinandan, keibuan,
dan lain sebagainya.
Dalam jumlah besar memungkinkan dalam waktu singkat dibentuknya
berbagai satuan pasukan yang menjadi cikal bakal Tentara Nasional Indonesia
setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
sehingga ketika Belanda dibantu oleh Inggris dan Australia ingin berkuasa
kembali di wilayah bekas Indonesia Belanda mendapat perlawanan bersenjata
yang sangat sengit. sejarah mencatat, sampai ditandatanganinya Konferensi Meja
Bundar di Den Haag bulan November 1949, tentara Belanda tidak dapat
mengalahkan Tentara Nasional Indonesia.
Pernyataan menyerah tanpa syarat diserukan oleh kaisar hirohito pada
15 Agustus 1945 namun dokumen menyerah tanpa syarat (unconditional
Surrender) kepada sekutu baru ditandatangani oleh Jepang pada 2 September
1945. ini berarti antara tanggal 15 Agustus sampai 2 September 1945, terdapat
vacum of power (kekosongan kekuasaan) di wilayah yang diduduki oleh Jepang
antara tahun 1942-1945 termasuk bekas jajahan Belanda Nederlands Indie (India
Belanda).

2.13. Agresi militer belanda dua (2)


A. antisipasi terhadap serangan Belanda
mencermati sepak terjang Belanda Agresi Militer 1 pimpinan militer
Indonesia memperkirakan Belanda tetap akan berusaha menguasai seluruh
Indonesia sejak datang dengan membonceng tentara sekutu setiap bulan Belanda
mengadakan tambahan Paskah dari Belanda merebut kembali kembali pribumi
yang pernah menjadi Tentara knil invasi Jepang tahun 1942 selain merekrut
pribumi menjadi tentara knil Belanda juga membentuk pasukan Cakra di Madura
dan Jawa Tengah dan Jawa Timur serta warga keturunan Cina yang tergabung
dalam pasukan yang bernama atau Poh (Poa) An Tui. diperkirakan bahwa
Belanda cepat atau lambat akan mengerahkan semua kekuatan militernya untuk
menghancurkan Republik Indonesia.
Belanda juga menunjukkan kelihatannya dalam kelabui pimpinan
republik dan juga dunia internasional ketika menyusui untuk melakukan gencatan
senjata dadakan perundingan perundingan yang dilaksanakan memakan waktu
berikut ibu dan bahkan beberapa bulan sampai dengan diratifikasi oleh otoritas
masing-masing negara lamanya waktu pelaksanaan perundingan dimanfaatkan
Belanda untuk terus mendatangkan pasukan dari Belanda pribumi yang tersedia
menjadi serdadu KNIL dan memperkuat posisi pertahan serta persiapan untuk
agresi militernya.
Berdasarkan pengalaman pada Agresi Militer Belanda 1 yang telah
dilancarkan Belanda ingin militer republik memikirkan langkah-langkah untuk
mengantisipasi dengan pimpinan divisi Siliwangi yang hijrah dari Jawa Barat
pada bulan Maret 1948 dan Yahya as menyampaikan kepada Perdana Menteri
Menteri Pertahanan RI Drs M.Hatta yang isinya pemikiran untuk mengantisipasi
kemungkinan yang terjadi serangan Belanda beberapa kalangan militer
berpendapat ruang gerak di Pulau Jawa terlalu kecil untuk gaya total pusat
pemerintahan semasa perang gerilya tidak boleh di Pulau Jawa setelah beberapa
kali bersidang dan pembahasan memasukkan serta memperhitungkan segala
kemungkinan dewasa Twitter merumuskan :
- tempat-tempat pimpinan negara RI bidang luar negeri ditetapkan di
India
- pusat pemerintahan darurat RI ditetapkan ( salah satu daerah di
Sumatera)
- di Jawa orang pemerintah pusat akan langsung ikut bergerlirya
Dewan siasat Militer adalah badan tertinggi yang menentukan strategi
yang akan dijalankan oleh negara terutama mengenai masalah pertahanan negara
tersebut terdiri dari pimpinan politik dan militer tertinggi ketua menangkap
anggota adalah presiden dan panglima tertinggi Angkatan Perang anggota lainnya
adalah wakil presiden Perdana Menteri Panglima Besar Angkatan Perang serta
menteri dan Perwira yang dianggap perlu dilibatkan
langkah-langkah antisipasi segera dimulai bulan Mei 1948 wakil
presiden atau perdana menteri M.Hatta mengirim Rombongan tiga guna
mempersiapkan basis perlawanan di Bukittinggi Sumatera ikut dalam Rombongan
pertama antara lain Letkol dan Yahya , Mayor Cakra dipura, kapten Yunus ,
mayor utaryo, dan Letnan Sofia junaed rombongan kedua berangkat bulan
Agustus dipimpin oleh Letkol Alex evert Kawilarang ikut dalam rombongan
antara lain Mayor Akil prawiradireja, kapten ibrahim ajle kapten yusuf ramli,
lettu abu amar dan letda hutabret
Paglima besar sudirman menugaskan kolonial A.H Nasution untuk
menyusun konsep pertahanan yang kemudian dikenal sebagai perintah siasat
nomor 1 yang dikeluarkan oleh panglima besar sebagai perintah siasat Nomor 18
tanggal 12 Juni 1948 perintah tersebut disahkan oleh pemerintah pada tanggal 9
November 1948 menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 30 dan 70 Tahun 1948
menyadari bahwa kekuatan persenjataan TNI jauh dibawah persenjataan tentara
Belanda sehingga sistem pertahanan linier tidak dapat dilakukan dan telah terbukti
pada waktu Agresi agresi militer Belanda pertama maka disusun rencana perang
gerilya serta sistem pertahanan Wehkresei ( wilayah pertahanan) sebagaimana
tertuang dalam butir 2 perintah saat hiasan tersebut menetapkan garis besar bentuk
perlawanan
Selama techische uitrusting ( perlengkapan teknis) dari TNI sederhana
maka pertahanan Republik tetap berdasarkan pertahanan rakyat otot yang tersusun
dalam Wehrkreise stalte yang berarti :
A. Aksi vertragend untuk memberi tempo untuk b,c dan d
B. Bumi hangus
C. Pertahanan guerilya daerah ( distrik militer yang akan menjelmakan
kantong katong)
D. Serangan guerilla atas kota kota dan phb musuh ( oleh kesatuan
kesatuan mobiel)
rangkaian persiapan TNI dalam mengantisipasi serangan tentara Belanda
ditulis oleh Nasution sebagai berikut
1. Jendral Sudirman Panglima Besar TNI menugaskan kepada kolonial
Nasution Simpang Lima besar atau kepala staf Kostrad Markas Besar Angkatan
Perang untuk menyusun kabinet pertama RI setelah melihat kebutuhan-kebutuhan
politik sesudah ataupun setelah ada tanda-tanda kebutuhan politik antara NKRI
Belanda hal tersebut adalah suatu konsep pertahanan rakyat sementara dan
konsepsi strategi militer RI yang kemudian terkenal sebagai intruksi Panglima
Angkatan Perang tanggal 9 November 1948 intruksi tersebut disahkan oleh
pemerintah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 dan nomor 17 terkenal
sebagai perintah siasat nomor 1
2. pada tanggal 11 November 1948 para komandan gubernur presiden
dipanggil ke markas Komando jawa untuk diberikan penjelasan penjelasan
tentang cara menghadapi dan mengadakan perlawanan yang akan datang terhadap
aksi kolonial Belanda
3. sekitar waktu waktu itu pula atas nama Panglima Besar Nasution
mengemukakan pokok-pokok rencana kepada saksi luar negeri dan seksi
pertahanan di bp KNIP dalam gabungsi dang gabungan dalam suatu Dalam sidang
tersebut dikemukakan sebagai berikut
a tidak dapat dipertahankan kota-kota dan jalan-jalan besar yang akan
dikuasai oleh musuh dalam beberapa Minggu
b pengisian total penyebaran penempatan tenaga tenaga listrik listrik
untuk mengadakan wilayah-wilayah perlawanan gerilya secara luas dan lama
c pokok-pokok perlawanan RI adalah secara gerilya
d akibat dari peristiwa medium TNI masih terpancar Pancar tidak berada
pada tempat-tempat yang sebenarnya sehingga memerlukan waktu untuk
persiapan perang
4. kepada semua Panglima telah dikirimkan suatu surat yang menyatakan
bahwa diplomasi akan gagal dan setiap waktu Belanda akan melancarkan
serangannya
5. pada dimensi tiga Panglima kolonial Bambang yang berhubungan
dengan ibukota berada di daerah hukumnya untuk mempersiapkan sesuatu dalam
menghadapi serangan Belanda yang akan datang
6. pada tanggal 11 November 1948 Panglima divisi tiga kolonial
Bambang soegeng memanggil Semua komandan bawahannya untuk menerima
pokok-pokok intruksi pertahanan daerah
7. kepada Staf Angkatan Udara telah mempersiapkan landasan Gading
untuk mendarat kapal terbang untuk menyisipkan presiden dalam waktu-waktu
darurat
8. komando militer kota Yogyakarta siap diantos dari Arabnya di Keraton
Yogyakarta untuk presiden dari poster urat pertama yang telah disiapkan di
Samigaluh
9. untuk tempat penyimpanan Panglima Besar ditetapkan salah satu
tempat di Jawa Timur untuk keperluan tersebut telah dikirim seorang Perwira
10. perwira-perwira markas Komando Jawa dibagi dibagi dalam beberapa
rombongan komando sebagai wakil Panglima komando Jawa pada suatu bagian
atau kontrak daerah mereka yang bertanggung jawab mengenai jalannya intruksi-
intruksi aturan-aturan yang teratur dan penyelenggaraannya dinas kurir atau
penghubung antara Panglima komando jawab dengan daerah-daerah
11. latihan silat dilakukan di MBKD pada staf dan lain-lainnya mengenai
kecepatan dalam hal hal bidang berkumpul berangkat kecepatan untuk mengambil
kesimpulan misalnya apa yang harus dibawa diambil ditinggalkan
dibumihanguskan dan lain-lain dalam buku mengadakan serangan langsung secara
mendadak di Yogyakarta
Letnan kolonel dr. Wiliater hutagalung pada bulan September 1948
diangkat menjadi perwira teritorial Kementerian Pertahanan tugas pertama selain
membentuk pasukan toritorial di wilayah 3 Jawa Tengah adalah membuat jaringan
teritorial di wilayah divisi 2 dan divisi 3 untuk mempersiapkan perang gerilya
untuk mempersiapkan hal-hal seperti tentara pada butir 2 perintah siasat bersama
Panglima divisi 3 Palembang Bambang Sugeng dan ajudan masing-masing
Hutagalung mendata jabatan serta bangunan yang akan diadakan atau
dihancurkan apabila Belanda menyerang tujuannya adalah disamping
menghambat laju gerakan tentara Belanda juga agar supaya bangunan tersebut
tidak dapat dipergunakan oleh Belanda berbagai peralatan antara lain mesin cetak
perlengkapan serta amunisi mulai dipindahkan ke daerah daerah yang akan
dijadikan basis atau markas terutama Gunung Sumbing yang akan dijadikan basis
divisi III
B. Medium affairs, proxy war ideologi pertama di dunia
Setelah kemerdekaan Ri pada tanggal 17 agustus 1945 muncul berbagai
organisasi yang membina kader kader mereka termasuk golongan kiri selain
tergabung dalam pesido juga tempat kelompok-kelompok kiri kanan antara lain
kelompok diskusi patung dan prakarsai oleh Daiyno yang tinggal di Patuk
Yogyakarta yang ikut dalam kelompok diskusi ini tidak hanya dari kalangan sipil
seperti Aisyah zaman Sumarsono dan lain lain lain kemudian juga dari kalangan
militer dan bahkan beberapa komandan Brigade antara lain Kolonel Joko Suyono
Letkol Sugiarto komandan Brigade 3 Letkol Soeharto komandan Brigade X divisi
3 kemudian juga menjadi komandan Perpres 30 dan paten Suparjo Kapten Abdul
Latif dan kapten samsuri.
terhadap pemerintah Hindia Belanda kembali 11 Agustus musso tiba di
Yogyakarta dan segera menepati kembali posisi di pimpinan partai komunis
indonesia banyak politisi sosialis dan komadan pasukan bergabung dengan musso
antara lain mr. Amir syaafrifudin harahap, dr. Setiajid, kelompok diskusi patuk
dll.
aksi saling menculik dan membunuh mulai terjadi masing-masing hak
menyatakan bahwa pihak lainnya yang memulai beberapa perwira TNI pendukung
pemerintah ri dan juga wakil ketua DPA RM .Suryo dibunuh demikian juga dr.
Muwardi dari golongan kiri diculik dan dibunuh, tuduhan langsung dilontarkan
bahwa pihak lainnya yang melakukannya kelompok kiri menuju sejumlah
petinggi pemerintah RI termasuk wakil presiden Hatta telah dipengaruhi oleh
Amerika Serikat untuk menghancurkan Partai Komunis Indonesia sejalan dengan
doktrin presiden as yang mengeluarkan gagasan Domino RI pada bulan Maret
1948 belum kembali ke Amerika Graha bertemu dengan Soekarno untuk
membicarakan kemungkinan bantuan kepada Republik Indonesia.
Kemudian pada tanggal 21 Juli 1948 telah diadakan pertemuan rahasia
di hotel huisje hansje serangan, di dekat medium yang dihadirii oleh soekarno
hatta, sukiman, menteri dalam negeri, mohamad rum ( anggota masyumi) dan
kepala polisi sukanto. di pihak Amerika hadir Grand kopi atau penasehat politik
presiden truman Marley coklat pengganti Graham yang mewakili Amerika dalam
komisi jasa baik PBB dalam pertemuan Serangan yang belakangan dikenal
sebagai perundingan serangan diberitakan bahwa pemerintah Republik Indonesia
menyetujui red drive proposal atau proposal pembasmian kelompok merah
sebagai imbalan atas kesediaan pemerintahan Indonesia untuk membasmi
komunisme di Indonesia maka Indonesia pun mendapat kucuran dana sebesar 60
juta US Dollar yaitu bantuan untuk Kepolisian RI namun ditekankan bahwa
bantuan tersebut tidak boleh dipergunakan untuk melawan Belanda dengan
bantuan Campbell Soekanto berangkat ke Amerika guna menerima bantuan untuk
Kepolisian RI yang menyandang gelar resmi atau konsuler pada Konsulat
Jenderal Amerika di Jakarta sesungguhnya adalah anggota Central Intelligence
Agri atau CIA
diisukan bawah soemarso toko residu pada tanggal 18 September 1948
melalui radio di Madiun telah mengumpulkan terbentuknya pemerintah front
nasional bagi keresidenan medium pada tanggal 19 September 1948 Presiden
Soekarno dalam pidato yang disiarkan melalui radio menyerukan kepada seluruh
rakyat Indonesia untuk memilih atau Soekarno Hatta kemudian disusun lah satu
skenario untuk memojokkan kelompok kiri untuk mencari alasan penumpasan
komunisme di Indonesia namun selain Marsono membantah tuduhan bahwa pada
tanggal 18 September 1948 yang menggumumkan terbentuknya Front Nasional
daerah atau FB dan telah terjadi pemberontakan PKI justru kebaikannya bahwa
FB dibentuk sebagai perlawanan terhadap ancaman pemerintah pusat maka
muncul Tudingan adanya lokasi dari pemerintah berdasarkan suatu keputusan
yang telah diambil pimpinan-pimpinan republik dengan wakil-wakil pada waktu
itu juga telah berkobar Perang Dingin Antara Blok Barat atau kapitalis atau
(negara-negara Eropa Barat dan Australia) yang dipimpin amerika serikat dengan
blok timur atau komunis (negara negara eropa timur) yang dipimpin oleh uni
soviet.
Maka pecahlah konflik bersenjata yang pada waktu itu disebut sebagai
medium Faris atau peristiwa medium pada zaman Orde Baru kemudian
dinyatakan sebagai pemberontakan PKI pimpinan militer Indonesia bahkan
memperhitungkan Belanda akan segera memanfaatkan situasi tersebut untuk
melakukan serangan total terhadap kekuatan bersenjata Republik Indonesia.
memang kelompok kiri termasuk Amir Syarifuddin Harahap Tengah membangun
kekuatan untuk menghadapi pemerintah RI yang dituduh telah cenderung kepada
kaum imperialis hal ini diungkap oleh drw Hutagalung yang juga diminta oleh
Amir Syarifuddin untuk ikut bergabung dengan gerakan mereka Hutagalung
menuturkan pembicaraannya dengan Amir Syarifuddin yang telah dikenal sejak
awal tahun 40-an di Surabaya
Pada suatu hari sekitar pertengahan Tahun 1948 kami bertemu dan
Amir Syarifudin menceritakan mengenai rencana gerakan mereka kekuatan
pendukung Nya serta rencana pengembangan pasukan pendukungnya dia Amir
Syarifuddin untuk mengetahui Peran penulis dalam pertempuran di Surabaya
Oktober dan November 1945 dan selama perang gerilya di Jawa Timur kemudian
dia mengatakan pemimpin pasukan kami saya angkat saudara menjadi Mayor
Jenderal
saya menjawab bunga Mi kalau dibohongi orang-orang mu pasukanmu
tidak begitu kuat dan tidak betul berpengalaman juga tidak betul senjatanya begitu
banyak saya mengetahui dengan jelas jumlah pasukan beserta persenjataannya dan
saya dari permulaan di daerah pertempuran di Jawa Timur saya tidak pernah
melihat pasukan yang Amir Sebutkan di rumah sakit lalu di daftar korban dari
pasukan atau Laskar mana di mana kejadiannya luka-lukanya karena apa tidak
pernah saya lihat di daftar daftar rumah sakit catatan pasukan-pasukan yang bunga
bermaksud untuk membangun pasukan yang bunganya merencanakan untuk
merebut kekuasaan perlu di perlu dana yang sangat besar selain itu saya tidak
tertarik dengan pangkat Mayor Jenderal saya juga mengemukakan bahwa gerakan
sebesar itu memerlukan dana yang sangat besar,namun Amir syafrifudin
menjelaskan, bahwa teman tenants Akan membantu dana yang dibutuhkan saya
ingat bahwa Amir pernah menyatakan telah menerima uang dari hidung untuk
membangun jaringan bawah tanah melawan tentara Jepang dan yang dimaksud
dengan temannya itu adalah indah bagi saya jelas bahwa Belanda juga berada di
balik gerakan musuh-musuh Amir Syarifudin
ketika Perang Dunia 2 baik di Eropa maupun di Asia kelompok kiri
Indonesia menjadi sekutu Belanda melawan fasisme Jerman dan Jepang namun
setelah perang dunia PD 2 usai berkembangnya pengaruh kelompok kiri di
Indonesia yang juga mendukung kemerdekaan RI membuat pemerintah Belanda
kuatir ketika Amerika Serikat datang dengan gerakan pembasmian komunisme di
seluruh dunia termasuk di Indonesia Belanda langsung menyetujuinya dan
bahkan ikut berperan dengan bermuka dua yaitu membantu kelompok kiri yang
adalah mantan sekutunya selama PD 2 dan kepada pemerintah Indonesia
menawarkan bantuan untuk membasmi komunisme demikian penuturan Letkol
TNI Dr water huntaGalung
ketika Jepang menduduki Indonesia Amir Syarifuddin mengakui telah
menerima uang sebesar 25 Golden dari dokter in the Bronx untuk melakukan
gerakan bawah tanah melawan Jepang namun sejumlah kalangan menyebutkan
bahwa melihat besarnya dana yang dikeluarkan dikeluarkan oleh Syarifuddin dana
yang diberi lebih dari itu diperkirakan sebesar 50 .000 Golden bagi Belanda yang
beberapa negara Eropa Barat untuk melawan negara fasis seperti Jepang dan
Jerman termasuk orang-orang yang dipandang sebagai kolaborator fasis Jepang
seperti Soekarno Hatta segala cara ditempuh termasuk kerjasama dengan pihak
sosialis dan komunis dalam hal ini dengan Partai Komunis Indonesia dan
kelompok sosial sosialis di Indonesia ini bukanlah pertama kalinya suatu negara
kapitalis membantu kelompok komunis untuk menggulingkan suatu pemerintahan
yang terjadi lawannya Hal ini dilakukan oleh kaisar wihelm II dari Jerman yaitu
ketika membantu Lenin pada tahun 1917 untuk mengadakan revolusi di Rusia
yang waktu itu sedang berperang melawan Jerman dalam Perang Dunia 1 selama
perang dunia 2 di Eropa banyak Pemuda Indonesia beraliran kiri bertempur di
pihak Belanda melawan fasisme Jepang
kekuatan pasukan pendukung musadi tempur dari dua arah dari barat
oleh sekutu dibawah pimpinan Kolonel Gatot Subroto serta pasukan dari divisi
Siliwangi sedangkan dari timur diserang oleh pasukan dari divisi 1 di bawah
pimpinan Kolonel Sungkono dan pasukan mobiele brigade besar ( MBB ) Jawa
Timur dipimpin oleh M Yasin Batalyon kala hitam atau divisi Siliwangi dipimpin
oleh Mayor Kemal Idris ikut dalam penyerbuan terhadap pendukung musuh di
daerah Yogyakarta Panglima Besar Sudirman menyampaikan kepada pemerintah
bahwa TNI dapat menumpas pasukan pasukan pendukung musuh dalam waktu 2
minggu memang benar kekuatan inti pasukan pendukung dapat menghancurkan
dalam waktu singkat tanggal 30 September 1948 Kota Madiun dapat dikuasai
seluruhnya pasukan Republik yang datang dari arah timur dan pasukan yang
datang dari arah barat bertemu di Hotel Merdeka Madiun Dustin menggambarkan
peristiwa tersebut seperti situasi di Jerman yaitu ketika pasukan Amerika Serikat
dan pasukan Rusia bertemu di kota Berlin pada tahun 1945 namun pimpinan
kelompok kiri beserta beberapa pasukan pendukung mereka lolos dan melarikan
diri ke beberapa arah sehingga tidak dapat segera ditangkap baru pada akhir bulan
November 1948 seluruh Pimpinan dan pasukan pendukung Muso tewas atau dapat
ditangkap.
sebelas pimpinan kelompok kiri yang ditangkap dalam peristiwa
Madiun termasuk Mr Amir Syarifuddin Harahap mantan Perdana Menteri RI
dieksekusi pada tanggal 20 desember 1948 atas perintah kel Gatot Subroto karena
TNI tidak mau dibebani dengan tawanan di masa perang melawan Agresi Militer
Belanda I dilancarkan tanggal 19 Desember 1948 , peristiwa Madiun ini
merupakan proxy war ( Penang perwakilan) pertama di dunia yaitu satu bangsa
doa untuk saling memerangi mewakili kepentingan atau ideologi asing di satu
pihak adalah kubu yang mewakili kepentingan blok politik barat yang anti
komunis dan di pihak lain adalah kubu yang mewakili ideologi komunis untuk
banyak orang di pihak Republik bahkan para petinggi militernya terjadi peristiwa
Madiun merupakan misteri yang baru kemudian hari diperoleh jawabannya
Setelah para pelaku Madiun di tahun 60-an bertemu dan melakukan evaluasi.
Wakil Kepala Staf Angkatan perang atau ( WAKSAP) waktu itu TB
Simatupang menyebut peristiwa Madiun sebagai tragedi nasional dalam catatan
hariannya Simatupang menulis".
"... saya sendiri yakin bahwa anak-anak biasa yakin prajurit-
prajurit dan pemuda-pemuda yang telah gugur pada kedua pihak selama peristiwa
Madiun ini umumnya tidak tahu menahu tentang persoalan-persoalan yang berada
di belakang tragedi nasional ini.........".
.... sejak di sekolah militer kelas saya pelajari bahwa perang saudara
selalu membangkitkan emosi emosi kebencian kebencian yang jauh lebih
mendalam dengan segala tindakan tindakan yang diakibatkan dari pada dalam
Perang yang biasa sekarang bangsaku telah mengalami kebenaran dari pendapat
ini....
.... Saya hendak mencoba untuk memahami tragedi yang telah terjadi di
kalangan bangsa kita ini
kecurangan yang dirasakan Tahun 1948 telah dilakukan analisis yang
mendalam kini terlihat jelas bahwa peristiwa Madiun yang disebut sebagai tragedi
Nasional Indonesia adalah manuver perang Belanda untuk mengalihkan perhatian
ke Madiun dan mengarahkan seluruh pasukan TNI baik dari Jawa Tengah maupun
Jawa Timur termasuk Brimob kepolisian yang mengakibatkan ibukota Republik
Indonesia tidak tidak dijaga oleh pasukan yang kuat Selain itu terjadi
penghianatan yang menyebabkan lapangan udara Maguwo lumpuh sehingga
tentara Belanda dengan mudah dan tanpa satupun korban jiwa dapat dengan
mudah menguasai Maguwo yang menjadi basis serangan terhadap Yogyakarta
C. Agresi Militer Belanda II
setelah dicapai kata sepakat dalam persetujuan Renville kelompok
garis keras di Belanda masih ngotot untuk tetap menguasai kembali bekas jajahan
nya Hindia Belanda pada tanggal 6 Agustus 1948 Dr William dress dari tadi
partij van de arbeid menjadi perdana menteri kabinet koalisi bernama partai
Katolik ( katholike volksaptil ). dia menggantikan Dr L.J.M beel kemudian
diangkat menjadi hoonge vertegenwoordiger van de kroom ( HVK ) Belanda di
Indonesia belum menggantikan posisi Van Mook sebagai wakil gubernur jenderal
jabatan Gubernur Jenderal dan Wakil Gubernur Jendral di hapus William dress
pernah menjadi menteri sosial di kabinet schermehon dan kemudian kabinet Belle
dress menjadi perdana menteri Belanda dari Tahun 1948 sampai 1950 8
pengangkatan dr.del menjadi wakil tinggi mahkota menunjukkan betapa
pentingnya masalah Indonesia bagi Belanda dengan demikian setelah profesor
schermerhon dr, beel adalah mantan Perdana Menteri Belanda kedua yang
dipercaya untuk menyelesaikan masalah Indonesia berbeda dengan profesor
schermehorn yang sosialis bel termasuk kelompok garis keras dan dekat dengan
kalangan pengusaha di Belanda yang tidak ingin memberikan kesan siapapun
kepada pihak republik dengan mengangkat Dr Belanda telah menunjukkan sikap
kerasnya dan Letnan Jenderal spoor yang memang ingin menghancurkan TNI
mendapat dukungan politik sementara itu Belanda juga tetap konsisten dalam
usaha memecah belah bangsa Indonesia mengadakan pendekatan kepada orang-
orang Indonesia yang bersedia bekerja untuk Belanda di Jawa Timur Van Der plas
menggantikan pejabat-pejabat daerah terutama para bupati yang mendukung
republik dan digantikan oleh kaki tangan Belanda setelah sebelumnya
mengadakan pembersihan di daerah-daerah sekitar Pondok tanggal 16 November
3 Desember 1948 Van Der plas menggelar konferensi dewan Kabupaten se-jawa
Timur dan di Bondowoso dan sekali lagi Van Der Wijk berhasil mendirikan suatu
negara boneka baru yang dinamakan Negara Jawa Timur dan mengangkat R.T.P
Ahmad kusumonegoro bupati Banyuwangi sebagai wakil negara
dalam perundingan dengan pihak Republik Belanda mulai dengan
sengaja mengajukan tuntutan-tuntutan ekstrem yang terlalu akan ditolak oleh
pihak Republik antara lain adalah pembubaran PNI dan pembentukan Angkatan
perang di negara Indonesia Serikat dengan basis tentara knil jelas usulan ini
ditolak dengan tegas oleh pihak Indonesia dengan cara-cara seperti ini Belanda
melakukan rekayasa sehingga perundingan antara Belanda dan Indonesia yang
berlangsung di Kaliurang yang difasilitasi oleh KTN atau Komisi Tiga Negara
mengalami kebuntuan Selain itu Bell menggumumkan akan segera membentuk
pemerintahan interim yang dinamakan pemerintah peralihan di Indonesia
(bewindvoering indonesie in overgangstijid -BIO) tanggal 11 Desember 1948 Dr
beel menyatakan bahwa Belanda tidak bersedia melanjutkan perundingan dan
memaksa pimpinan Republic untuk menjadi anggota pemerintah interim namun
hal itu jelas mendapat penolakan dari para pemimpin Republik pada hari yang
sama pimpinan militer republik menerima laporan bahwa tentara Belanda sedang
mengadakan konsentrasi besar-besaran di garis demarkasi untuk mengantisipasi
serangan Belanda pimpinan TNI merencanakan akan mengadakan latihan perang
pada tanggal 19 Desember 948 pada 11 Desember 1548 Belanda mengatakan
tidak bersedia lagi melanjutkan perundingan dengan pihak republik dan pada
tanggal 13 Desember 1948 Belanda menggumumkan berdirinya bio atau
pelaksanaan pemerintah Indonesia di masa peralihan yang rencananya hanya
terdiri dari negara-negara boneka yang bergabung dalam empat kelompok atau
BFO atau musyawarah negara federal tanpa ikut sertanya Republik Indonesia
dengan ikut dikerahkan nya pasukan Siliwangi Untuk menumpas
gerakan wushu di Madiun kekuatan pertahanan Republik Indonesia di ibu kota
Yogyakarta dengan sendirinya sangat lemah sebagian kekuatan militer divisi 1
atau Jawa Timur dan divisi 2 Jawa Tengah bagian timur juga diarahkan untuk
menumpas kekuatan bersenjata pendukung musuh yang berpusat di Madiun
perkiraan bahwa Belanda akan memanfaatkan situasi tersebut telah segera terbukti
namun hal itu tidak mengejutkan pimpinan TNI karena telah di antisipasi jauh
sebelumnya dan telah melakukan persiapan yang sangat matang
dalam suatu sidang kabinet sesuai dengan hasil pembicaraan dalam
sidang dewan siasat militer beberapa waktu sebelum diputuskan untuk segera
memberangkatkan Presiden Soekarno ke India agar tidak menimbulkan
kecurigaan Belanda alasan yang akan dikemukakan adalah suatu kunjungan resmi
kenegaraan hal-hal tersebut disampaikan kepada wakil India di Yogyakarta Mr
Yunus yang segera meneruskan kepada perdana menteri India Perdana Menteri
Nehru menyetujuinya dan bahkan mengirim pesawat terbang untuk menjemput
Presiden Soekarno rencananya Presiden Soekarno akan berangkat ke India tanggal
15 Desember 1948 dan akan ditemani antara lain oleh Komodor udara
Suryadarma namun pesawat yang dikirim oleh perdana menteri India ditahan oleh
Belanda di Jakarta dan tidak diizinkan melanjutkan penerbangan ke Yogyakarta
malam sebelumnya Presiden Soekarno bahkan telah menyampaikan pidato
perpisahan pada tanggal 17 Desember melalui ketua KAA TNI Marley dan sejak
bulan Oktober 1948 menggantikan debus wakil presiden Hatta yang juga ketua
Delegasi Indonesia mengirim surat kepada Dr Belle yang berisi jawaban pihak
Indonesia atas pemerintahan Belanda mengenai rencana pembentukan bio
karena penyakit paru-paru yang dideritanya sejak bulan Oktober 1948
Panglima Besar harus dirawat di rumah sakit sehingga tugas sehari-hari
dilaksanakan oleh para wakil kepala staf Angkatan Perang namun firasat
Sudirman yang kuat mendorongnya pada tanggal 18 desember 98 untuk
menyatakan bahwa mulai hari itu dia mengambil alih kembali komando Angkatan
perang Republik Indonesia Simatupang mencatat
"... pada tanggal 18 Desember pagi saya mengunjungi Pak Dirman yang
sejak 3 bulan tidak dapat lagi bangun dari tempat tidurnya pada kesempatan itu
saya laporkan kepada Pak Dirman bahwa pada satu pihak kita menganggap
keadaan cukup penting tetapi pada pihak lain menuntut tanggapan pimpinan
politik secara politis Belanda belum dapat memulai serangan selama surat-
menyurat melalui wakil Amerika Serikat dalam KTN yg Belum putus
penyerangan oleh pihak Belanda dalam keadaan seperti itu merupakan politik bila
demikian pendapat di kalangan kalangan politik walaupun begitu rupanya Pak
Dirman telah mempunyai firasat bahwa Belanda akan menyerang juga pada hari
itu Pak Dirman mengeluarkan pengumuman bahwa beliau telah memegang
kembali komando
dan ternyata firasat Panglima Besar lebih tepat dibandingkan
pertimbangan dan perhitungan beberapa politik Republik yang selalu terkait oleh
taktik Belanda dan sebelumnya terkait oleh Inggris pimpinan pemerintah
Republik melihat bahwa tanggal 17 Desember 1948 Marley coklat ketua TNI
yang ditunjuk oleh Amerika Serikat baru berangkat ke Jakarta Membawa surat
wakil presiden Hatta untuk disampaikan kepada wakil tinggi mahkota Dr sebagai
dengan demikian menuntut perhitungan mereka apabila Belanda memulai agresi
militernya berarti akan menampakkan muka Amerika Serikat sehingga para
politisi Republik yakin Belanda tidak akan melakukan politik gila seperti itu dan
sejarah mencatat bahwa memang Belanda melakukan politik gila yang terjadi
tamparan bagi Amerika Serikat yang kemudian menjadi bumerang bagi Belanda
sendiri.
tanggal 18 desember 1948 pukul 23.00 30 siaran radio dari Jakarta
menyebutkan bahwa besok pagi wakil tinggi mahkota Belanda Dr beel akan
menyampaikan pidato yang penting sementara itu Jenderal spoor yang telah
berbulan-bulan mempersiapkan rencana permusuhan TNI memberikan instruksi
kepada seluruh tentara Belanda di Jawa dan Sumatera untuk memulai
penyerangan terhadap kuburan publik operasi tersebut dinamakan operasi atau
operasi burung gagak
D. Pembentukan PDRI
sesuai dengan rencana yang telah disepakati dan dipersiapkan oleh
dewan siasat yaitu basis pemerintahan sipil akan dibentuk di Sumatera maka
presiden dan wakil presiden membuat surat kuasa yang ditunjukkan kepada Mr
Syarifudin prawiranegara menteri kemakmuran yang sedang berada di Bukittinggi
kini surat Presiden Soekarno dan wakil presiden Hatta adalah sebagai berikut
kami Presiden RI memberitahukan bahwa pada hari Minggu tanggal 15
Desember 1948 pukul 06.00 pagi Belanda telah memulai serangan atas ibu kota
Yogyakarta jika dalam keadaan pemerintahan tidak dapat menjalankan
kewajibannya lagi kami mengusahakan pada Mr Syarifudin prawiranegara
menteri kemakmuran Republik Indonesia untuk membentuk pemerintahan darurat
di Sumatera
Yogyakarta ,19 Desember 1948
Presiden Wakil presiden
Sukarno . Mohamad hatta
Selain itu untuk menjaga kemungkinan bahwa Syarifudin tidak berhasil
membentuk pemerintah di Sumatera juga dibuat surat untuk duta besar RI untuk
India Dr Soedarsono serta staf kedutaan RI L.N dan Menteri Keuangan Mr. A.A
meramis yang sedang berada di new delhi yang isinya
jika tiap Syarifudin prawiranegara untuk membentuk pemerintahan
darurat di Sumatera tidak berhasil kepada saudara-saudara dikuasakan untuk
membentuk exile goverment of the republik of Indonesia" di india
Harap dalam hal ini berhubungan dengan Syarifudin di Sumatera Jika
hubungan tidak mungkin harap-harap diambil tindakan tindakan seperlunya
Yogyakarta,19 Desember 1948
Wakil presiden. Menteri luar negeri
Mohamad hatta. Agus salim
4 menteri yang berada di Jawa namun sedang berada di luar ke Jakarta
sehingga tidak ikut tertangkap adalah Menteri Dalam Negeri Dr Sukiman menteri
persediaan makanan ML jika Simo menteri pembangunan dan pemuda dan
menteri kehakiman Mr Susanto mereka belum mengetahui mengenai sidang
kabinet pada 19 Desember 1948 yang memutuskan pemberian mandat kepada Mr
Syarifudin prawiranegara untuk membentuk Pemerintah Darurat di Bukittinggi
dan apabila ini tidak dapat dilaksanakan agar Dr Soedarsono Mr Maramis dan LN
Palar membentuk alis Gunawan of Republik Indonesia di dunia
Kemudian pada 21 Desember 1948 keempat menteri tersebut mengadakan
rapat dan hasilnya disampaikan kepada seluruh gubernur militadala I ,II dan III
seluruh gubernur dan presiden di Jawa isi surat tersebut adalah".
1. dipermaklumkan bahwa dalam rapat dewan menteri tanggal 16
desember GT JBL telah diputuskan bahwa selama presiden dan wakil presiden
berhalangan pimpinan pemerintah pusat diserahkan pada 3 orang menteri yaitu 1
Menteri Dalam Negeri 2 Menteri Dalam kehakiman 3 Menteri Perhubungan
2. dari 3 menteri tersebut tadi pada waktu ini 2 orang yaitu menteri dalam
negeri dan menteri kehakiman berada di suatu tempat di luar daerah Yogyakarta
selain daripada beliau beliau itu di tempat tersebut juga berada menteri persediaan
makanan dan menteri pembangunan
3. berhubung dengan sejak tanggal 16 desember 1948 hubungan dengan
Yogyakarta terputus maka 2 orang menteri tersebut di atas juga duduk dalam
pimpinan pemerintah pusat menganggap perlu mengusahakan agar pemerintahan
dapat terus berjalan seperti biasa
4. untuk keperluan ini selama menteri yang bersangkutan berhalangan
mengerjakan tugas yang diadakan pembagian pekerjaan sebagai berikut
a pekerjaan Kementerian Pertahanan Kementerian Agama dan
kementerian perhubungan dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri Dr Sukiman yang
juga pimpinan kabinet
b pekerjaan kementerian keuangan Kementerian kemakmuran
Kementerian Pekerjaan Umum dipimpin oleh menteri persediaan makanan
khasSimo
c pekerjaan Kementerian Luar Negeri dan kementerian penerangan
dipimpin oleh Kementerian Pembangunan Pemuda supeno
d pekerjaan Kementerian perburuan dan sosial kementerian pendidikan
pengajaran dan kebudayaan serta Kementerian Kesehatan dipimpin oleh menteri
kehakiman Mr Susanto
demikian pembagian kerja yang diputuskan oleh keempat menteri yang
berada di Jawa
mendengar berita bahwa tentara Belanda telah menduduki ibukota
Yogyakarta menangkap sebagian besar pimpinan pemerintah Republik Indonesia
tanggal 19 Desember sore hari Mr Syarifudin prawiranegara bersama kalau
Hidayat panglima tentara dan teritorium Sumatera mengunjungi Mr Muhammad
Hasan Ketua komisaris pemerintah pusat di kediamannya untuk mengadakan
perundingan malam itu juga mereka meninggalkan ke Bukit Tinggi menuju haban
perkebunan teh di Selatan Kota Payakumbuh
di Sumatera Barat tentara Belanda dapat menduduki Kota Padang Panjang
pada 21 Desember 1648 dan sehari kemudian masuk ke Bukittinggi sejumlah
tokoh pimpinan Republik yang berada di Sumatera Barat dapat berkumpul di
halaman dan pada 22 Desember 1948 mereka mengadakan rapat yang dihadiri
antara lain oleh Mr Syarifudin prawiranegara Mr Mr m Rasyid kolonial Hidayat
Mr Lukman Hakim Mr Indra Cahya Ir mananti Sitompul maryono danubroto
direktur BNI Mr A Karim rahim dan Mr Latif walaupun secara resmi kawat
Presiden Soekarno belum diterima tanggal 22 Desember 1948 sesuai dengan
konsep yang telah disiapkan maka dalam rapat tersebut diputuskan untuk
membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia atau PDRI dengan susunan
sebagai berikut
1. Mr Syarifudin prawiranegara ketua PDRI Menteri Pertahanan menteri
perdagangan menteri penerangan menteri luar negeri a.i
2. MRT m Hasan wakil ketua PDRI Menteri Dalam Negeri menteri PPK
Menteri Agama
3. Mr st.M Rasyid menteri keamanan atau Menteri Sosial pembangunan
Pemuda
4. Mr Lukman Hakim Menteri Keuangan atau menteri kehakiman
5. Ir M. Sitompul Menteri Pekerjaan Umum atau Menteri Kesehatan
6. Ir Indra Cahya Menteri Perhubungan atau menteri kemakmuran
Kapten dartoyo Kepala Perhubungan NTT atau markas besar tentara
Yogyakarta menuturkan berita mengenai pemberian mandat tersebut dikirim
melalui radio G melalui pemancar radio RRI di Wono Sari karena pemancar radio
emblem Belanda pada pagi hari itu Panglima Besar Jenderal Sudirman
mendukung penuh berdirinya PDRI
sekitar 1 bulan setelah Agresi Militer Belanda 2 dapat terjalin komunikasi
antara pimpinan PDRI dengan keempat menteri yang berada di Jawa karena
mereka saling bertukar usulan untuk menghilangkan dualisme kepemimpinan di
Sumatera dan Jawa akhirnya menanggapi usulan PDRI Mr Susanto mengirim
kawat kepada para we negara yang isinya
1. menarik kawan YM kepada Menteri kasihmu tanggal 14 Maret nomor
243 kami sampaikan terdapat kambing seperti berikut
2. pada umumnya kami setuju rencana susunan kabinet dan pembagian
pekerjaan yang termuat dalam kawat tersebut
3. hanya beberapa perubahan kamu usulkan ialah:
A. sebaiknya kabinet ini menanamkan dirinya tidak Pemerintah Darurat
Republik Indonesia akan tetapi pemerintah pusat Republik Indonesia karena
peraturan dapat bersifat darurat akan tetapi pemerintah yang menanamkan dirinya
darurat dapat menimbulkan keraguan keraguan tentang pemerintah itu
B. berhubung dengan gugurnya SDR Supeno kami di samping
Kementerian kehakiman merangkap menjadi menteri pembangunan dan Pemuda
C. para anggota kabinet di Jawa tidak merupakan komisariat pemerintah
pusat karena kami tidak berkumpul di satu tempat
D. tiap-tiap Menteri Dalam keadaan yang mendesak berhak mengatur
soal-soal yang masuk kekuasaan menteri lain dengan bertindak atas namanya
misalnya kami sendiri telah menetapkan peraturan tentang promosi negara dengan
menandatangani pemerintah pusat Republik Indonesia Menteri Keuangan untuk
beliau menteri kehakiman
E. tentang politik luar negeri bagian kabinet yang di Sumatera dalam
keadaan yang mendesak dapat mengambil keputusan sendiri akan tetapi sekali
lebih lengkapnya sebelum terjadi serangan Belanda pada tanggal 19 Desember
948 artinya presiden wakil presiden sebuah menteri pucuk pimpinan tentara harus
dikembalikan dalam kesusahan sepenuhnya dengan jaminan dan Belanda PBB
F. demikianlah pendapat kami setelah konsultasi jarak jauh dengan
pimpinan Republic di Jawa maka pada 31 Maret 1948 Mr Syarifudin pahlawan
negara mengumkan penyempurnaan susunan pimpinan Pemerintah Darurat
Republik Indonesia sebagai berikut
1. Mr Syarifudin prawiranegara ketua merangkap Menteri Pertahanan dan
penyerangan
2. Mr. Susanto tirtjo wall ketua merqngkap menteri kehakimqn Dan
menteri pembagunan Dan pemuda
3. Mr. Lukman Hakim , menteri keuangan
4.Ir indrahcahya menteri perhubungan
5. Ir mananti sitimpul menteri pekerjaan umum
Pejabat Di Bidan militer :
A lethal Kendra sideman Paglia bear angkatan Perang dunia
B koloniel Nazir Kerala star angkatan laut
C komisaris besar polishumar said Kerala kepolisiaan negara perhatian
pada tanggal 16 mei 1949 bentuk PDRI untuk Jawa yang dimainkan oleh sebagai
berikut
1. Mr susanto tirtopojo urusan kehakiman dan penerangan
2. Mr. Ignatius j. Latino urusan persediaan makanan rakyat
Selain dr. Sudarsono wakil ri di india mr. Alexsander andries meramis
menteri luar negeri PDRI menduduki new delhi dan india ,Mr alexsander andries
meramis, menteri luaar negeri PDRI yang berkedudukan di new delhi sejak
belanda melakukan agresi militer II ,dalam situasi ini prawinrgara adalah kepala
republik indonesia.
Mengenai peran PDRI, Nastion Indonesia.
" umum mengerti dan mengetahui bahwa prometer perjuangan formil
adalah PDF semenjak Belanda menduduki Yogyakarta jadi dari perjuangan
menjadi PDRI".
penangkapan terhadap pimpinan pemerintah Indonesia serta serangan
terhadap pasukan Indonesia dilakukan oleh tentara Belanda di seluruh wilayah
Republik Indonesia waktu itu yaitu di Sumatera Jawa dan Madura seluruh perwira
dan prajurit TNI serta laskar-laskar yang belum sempat diisikan ke dalam TNI
segera di luar kota demikian juga di Yogyakarta masing-masing satuan menuju ke
tempat yang telah dipersiapkan sebelumnya, perintah yang tertuang dalam siasat
nomor 1 dilaksanakan yaitu sambil mundur ke wilayah pegunungan bumi hangus
segera dilakukan terutama menghancurkan jembatan-jembatan agar supaya tidak
dapat dilalui kendaraan militer Belanda.
namun dengan berhasilnya pihak Indonesia membentuk Pemerintah
Darurat Republik Indonesia secara hukum internasional Republik Indonesia masih
eksis dan juga dengan Tentara Nasional Indonesia atau TNI karena Agresi Militer
Belanda 2 tolong ya antisipasi sebelumnya sehingga seluruh kekuatan TNI di
Jawa dan Sumatera tetap utuh.
E.reaksi internasional terhadap Agresi Militer belanda setelah berita mengenai
Agresi
Militer Belanda 2 yang dilancarkan pada tanggal 19 Desember 1948
disiarkan di seluruh dunia berbagai kritik dan bahkan ancaman tajam dilontarkan
oleh banyak negara terhadap pemerintah Belanda Bahkan pada tanggal 21
desember 1948 yang berarti sehari setelah agresi militer belanda itu, dewan
keamanan pbb segera sidang di lake succes, dan kemudian dilanjutkan pada 22
desember 1948 Di paris yang hugs dihadiri Oleg it is an ktn ( komisi tiga negara)
yang datang Dari Indonesia Dan memberikan laporanya pada sidang tersebut , uni
soviet mengusulkan agar Belanda secara resmi dicap sebagai agresor namun
usual tersebut ditolak Oleh sidang , dewan keamanan menerima usual Dari
America serikat serial Dan kolambia yaotu agar tembak tembak segerah Di
hentikan Semua prang yang dktahan Oleg Indonesia yang ditahan Oleh Belanda
,dibebaskan .
Kemudian dream keamanan pbb menerima usul revolusi dari wakil
ukraina, vassily A. Tanassake dan mengeluarkan revolusi dewan keamanan
tertanggal 24 desember 1948 ,yang isinya menyerukan kepada belanda untuk
sendiri negera karena tidak terpengaruh oleh belanda.

2.14.Berakhirnya Kekuasaan Belanda di INDONESIA


Pada tanggal 7 Desember 1941, angkatan udara Jepang dipimpin
Laksamana Nagano melancarkan serangan mendadak ke pangkalan angkatan laut
Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii. Serangan itu melumpuhkan kekuatan
angkatan laut Amerika Serikat di Timur Jauh. Kemudian Amerika Serikat
menyatakan perang terhadap Jepang. Belanda pun sebagai salah satu sekutu
Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang, pernyataan perang itu
disampaikan Gubernur Jendral Hindia-Belanda Jendral Tjarda van Stankenborgh
Stachouwer melalui radio pada tanggal 18 Desember 1941 pukul 06.30. Jepang
merespon pernyataan perang itu dengan menyatakan perang terhadap pemerintah
Hindia-Belanda tanggal 1 Januari 1942.
Setelah armada sekutu dihancurkan dalam pertempuran di Laut Jawa,
maka dengan mudah pasukan Jepang mendarat di beberapa tempat di pantai utara
Pulau Jawa. Pemerintah kolonial Hindia-Belanda memusatkan pertahanannya di
sekitar pegunungan Bandung. Saat itu kekuatan militer Hindia-Belanda di Jawa
berjumlah empat divisi (kurang lebih 40.000 prajurit) termasuk pasukan Inggris,
Amerika Serikat, dan Australia. Pasukan itu di bawah komando pasukan sekutu
yang markas besarnya di Lembang, panglimanya Letnan Jendral H. Ter Poorten
dari tentara Hindia-Belanda (KNIL). Selanjutnya kedudukan pemerintah kolonial
Hindia-Belanda dipindahkan dari Batavia (Jakarta) ke kota Bandung.
Berdasarkan catatan yang didapat dari Dinas Penerangan TNI Angkatan
Udara, pada tanggal 28 Februari 1942 malam pasukan Jepang dipimpin Kolonel
Shoji beserta divisi udara ke - 3 pimpinan Letnan Jendral Sugawara Michio
berhasil mendarat di pantai Eretan Wetan Indramayu (Pantai Utara Jawa Barat).
Detasemen Shoji berkekuatan sekitar 3.000-5.000 prajurit yang khusus ditugaskan
untuk merebut kota Bandung, terdiri dari dua batalyon infantri masing-masing
dipimpin Mayor Wakamatsu dan Mayor Egashira, dilengkapi sepeda-sepeda dan
kereta-kereta tempur (panser) ini menyerbu pelabuhan udara Kalijati terlebih dulu.
Satu batalyon bergerak ke arah selatan melalui Anjatan, satu batalyon ke arah
barat melalui Pamanukan, dan sebagian pasukan melalui sungai Cipunagara.
Batalyon Wakamatsu merebut lapangan terbang Kalijati tanpa perlawanan berarti
dari angkatan udara Inggris yang berjaga di sana.Gerakan bala tentara pimpinan
Shoji sangat cepat, tiba-tiba dalam waktu relatif singkat mereka bermunculan di
setiap sudut, terutama di sekitar pelabuhan udara Kalijati. Kehadiran mereka
membuat rakyat Subang dan sekitarnya sangat terkejut. Jum'at 1 Maret 1942,
terjadi pertempuran. Meski telah berusaha mempertahankan pelabuhan udara
Kalijati, tentara Belanda kelabakan, karena musuh datang tiba-tiba dan serentak.
Serangan Jepang makin hebat setelah didukung bantuan kekuatan angkatan
udaranya, membom kawasan itu.
Setelah melalui pertempuran sengit beberapa hari, dalam waktu relatif
singkat pelabuhan udara Kalijati dikuasai tentara Jepang. Ini merupakan pukulan
berat bagi Belanda, mereka berusaha merebutnya kembali dengan mengerahkan
pasukan melalui Purwakarta dan Subang, namun sia-sia, pertempuran meminta
banyak korban dari kedua kubu. Setelah menguasai pelabuhan udara Kalijati dan
kota Subang, Shoji menempatkan markasnya di pusat perkebunan Pamanukan,
Ciasem. Dari sana mereka mulai bergerak menuju Bandung. Pada tanggal 5 Maret
1942, seluruh detasemen tentara Jepang yang ada di Kalijati disiapkan untuk
menggempur pertahanan Belanda di Ciater dan selanjutnya menyerbu Bandung.
Akibat serbuan itu, tentara Belanda mundur dari Ciater ke Lembang yang
dijadikan benteng terakhir pertahanan tentara Belanda.Meriam-meriam yang
digunakan tentara Belanda untuk menghadang pasukan Jepang di sepanjang jalan
raya Subang-Bandung tidak efektif. Di luar dugaan, tentara Jepang datang lewat
perkebunan teh dan menyerang lebih dulu. Kemudian menghujani Ciater dengan
bom sebagai pembuka jalan. Situasi itu membuat pasukan Belanda kocar-kacir,
dan Jepang berhasil menghancurkan kubu pertahanan Belanda di Ciater sekaligus
menguasainya.
Pada tanggal 6 Maret 1942, panglima angkatan darat Belanda Letnan
Jendral Ter Poorten memerintahkan komandan pertahanan Bandung Mayor
Jendral J. J. Pesman agar tidak mengadakan pertempuran di Bandung dan
menyarankan untuk berunding mengenai penyerahan pasukan yang berada di garis
utara-selatan yang melalui Purwakarta dan Sumedang. Menurut Jendral Ter
Poorten, Bandung saat itu padat oleh penduduk sipil, wanita, dan anak-anak, dan
apabila terjadi pertempuran maka banyak dari mereka yang akan jadi korban.
Melihat perkembangan kondisi di lapangan, Jendral Ter Poorten yang
memimpin angkatan perang Hindia-Belanda dihadapkan pada situasi gawat.
Akhirnya tanggal 7 Maret 1942 sore hari, Lembang pun jatuh ke tangan tentara
Jepang. Di Bandung, Ter Poorten dan Gubernur Tjarda sepakat mengutus Mayor
Jendral Pesman, menghubungi komandan tentara Jepang untuk berunding. Namun
utusan Belanda itu ditolak Panglima Imamura, dia hanya mau bicara dengan
panglima tentara atau gubernur jendral saja. Kolonel Shoji meminta perundingan
dilakukan di Gedung Isola (sekarang Gedung Rektorat Universitas Pendidikan
Indonesia Bandung). Sementara, Jendral Imamura yang telah dihubungi Kolonel
Shoji segera memerintahkan kepada bawahannya itu agar mengontak Gubernur
Jendral Tjarda van Stankenborgh Stachouwer untuk berunding di Subang pada
tanggal 8 Maret 1942 pagi. Tetapi, Letnan Jendral Ter Poorten meminta Gubernur
Jendral agar menolak usulan itu.Jendral Imamura mengeluarkan peringatan
bahwa "bila pada tanggal 8 Maret 1942 pukul 10.00 pagi para pembesar Belanda
belum juga berangkat ke Kalijati maka Bandung akan dibom sampai hancur."
Sebagai bukti bahwa ancaman itu bukan sekadar gertakan, di atas kota Bandung
tampak pesawat-pesawat pembom Jepang dalam jumlah besar siap melaksanakan
tugasnya.
Melihat kenyataan itu, Letnan Jendral Ter Poorten dan Gubernur Jendral
Tjarda beserta para pembesar tentara Belanda lainnya berangkat ke Kalijati sesuai
dengan tanggal dan waktu yang telah ditentukan. Perundingan Jepang - Belanda
yang rencananya dilangsungkan di Jalan Cagak - Subang akhirnya dilaksanakan di
rumah dinas seorang perwira staf sekolah penerbang Hindia - Belanda di
pelabuhan udara Kalijati.
Di awal perundingan, Jendral Ter Poorten selaku panglima angkatan darat
Belanda hanya bersedia menyampaikan kapitulasi Bandung. Namun Jendral
Imamura yang mewakili Jepang dengan tegas menolak usulan itu, karena
menginginkan kapitulasi untuk seluruh wilayah Hindia-Belanda.
Ketika itu Imamura mengatakan bahwa bila Belanda tidak mau menyerah
tanpa syarat dalam perundingan, pertemuan itu tidak ada gunanya. Dia
mempersilakan Ter Poorten kembali ke Bandung sambil memberi kesempatan
terakhir hanya 10 menit. Jika masih tidak sepakat juga, Imamura dengan tegas
menyatakan jalan satu-satunya meneruskan pertempuran sekaligus mengancam,
Bandung akan dihujani bom dengan pesawat-pesawat terbang yang telah
disiapkan di pelabuhan udara Kalijati-Subang.

Rentang waktu 10 menit itulah yang sangat menentukan antara panglima


Imamura dan panglima Ter Poorten terjadi tanya jawab cukup singkat. Dua
kalimat singkat terakhir antara keduanya menjadi catatan sejarah. Imamura:
"Apakah tuan bersedia menyerah tanpa syarat?"Ter Poorten : "Saya menerima
untuk seluruh wilayah Hindia-Beanda." Jawaban akhir Letnan Jendral Ter Poorten
mengahiri kekuasaan Belanda di Indonesia. Dalam waktu singkat, secara resmi
Belanda menyerah tanpa syarat dan menandatangani naskah penyerahan
kekuasaan Hindia-Belanda kepada Jepang.Malam harinya, NIROM
(Nederlandsch Indische Radio Omroep Maatschappij/Maskapai Radio Siaran
Hindia Belanda) mengakhiri siarannya pada tanggal 8 Maret 1942, "Wij sluit en
nu. Vaarwel, tot betere tijden. Leve de Konigin! (Kami akhiri sekarang. Selamat
berpisah, sampai waktu yang lebih baik. Hidup Sang Ratu!)".
Esok harinya, tanggal 9 Maret 1942 pukul 08.00 dalam radio Bandung,
terdengar perintah Jendral Ter Poorten kepada seluruh pasukannya untuk
menghentikan segala peperangan dan melakukan kapitulasi tanpa syarat.
Pemerintah dan tentara kolonial Hindia-Belanda takluk kepada Jepang di
pelabuhan udara Kalijati Subang (sekarang Lanud Suryadarma). Rupanya "waktu
yag lebih baik" dalam siaran terakhir NIROM itu tidak pernah ada karena sejak 8
Maret 1942 Indonesia diduduki pemerintahan militer Jepang. Pada tanggal 12
Maret 1942 seluruh komandan satuan tentara Inggris dan Australia secara resmi
menandatangani penyerahan pasukan kepada Jepang, di hadapan Letnan Jendral
Maruyama di Bandung. Berakhirlah kekuasaan Hindia-Belanda di Indonesia.
Setelah itu pemerintah militer Jepang menduduki Indonesia. Hingga akhirnya
bangsa Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Jepang hanya berkuasa
tiga tahun lima bulan delapan hari. (Dari berbagai sumber. Penulis peminat
sejarah).
2.15. Faktor-faktor Penyebab Belanda Keluar dari Indonesia
Terdapat dua faktor yang memaksa Belanda untuk keluar dari Indonesia.
Diantaranya adalah faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern).
Masyarakat bangsa Indonesia memiliki rasa cinta yang sangat besar terhadap
tanah air, mereka kemudian menggunakan taktik gerilya, dan juga sekaligus
memiliki kegigihan perjuangan yang tinggi dan tidak pernah lelah yang pada
akhirnya membuat Belanda meninggalkan Indonesia.
1. Faktor dari Dalam
- Belanda menyadari bahwa dari dalam negeri Indonesia, kekuatan militernya
tidak cukup kuat untuk memaksa RI tunduk kepadanya.

- Perang yang berkepanjangan berakibat pada hancurnya perkebunan dan pabrik-


pabrik Belanda. Untuk menghindari kejadian tersebut, Belanda harus mengubah
strateginya.

- Belanda tidak mendapat dukungan politik dari dalam negeri Indonesia. Ketika
membujuk Sultan Hamengkubuwono IX untuk menjadi pemimpin sebuah negara
di Jawa, Belanda ditolak.

- Para pejuang Republik Indonesia terus melakukan perang gerilya dan serangan
umum.

2. Faktor dari Luar


PBB dan Amerika Serikat mengambil sikap yang lebih tegas terhadap
Belanda. Belanda mendapat ancaman dari Amerika Serikat dengan dihentikannya
bantuan pembangunan yang menjadi tumpuan perekonomian Belanda. Dengan
adanya kedua faktor itu, maka diselenggarakanlah Konferensi Meja Bundar
(KMB) yang bermuara diakuinya kedaulatan Republik Indonesia Serikat pada
tanggal 27 Desember 1949, sehingga memaksa Belanda keluar dari bumi
Indonesia.
Beberapa hal penting yang mendasari pihak Belanda akhirnya keluar dari
wilayah Indonesia, di antaranya:
1. Gigihnya Perjuangan Fisik Bangsa Indonesia
Belanda mengalami kesulitan dalam menaklukkan wilayah Indonesia,
karena kegigihan perjuangan rakyat Indonesia. Adanya badan atau laskar-laskar
dari berbagai daerah (hasil bentukan pemerintahan Jepang) yang memiliki
kemampuan dan pengetahuan teknis dalam hal peperangan menjadi kendala teknis
yang cukup berat untuk dihadapi Belanda.
2. Taktik Gerilya yang Menyulitkan Belanda
Para pemuda Indonesia mendapat banyak pengetahuan dan kemampuan
dari pihak Jepang, seperti para mantan Peta, Heiho, Seinendan, dan Keibodan. Hal
ini menjadikan mereka tangguh dalam hal strategi peperangan, khususnya taktik
gerilya. Terlebih lagi penguasaan wilayah mereka terhadap daerahnya sendiri.

3. Gigihnya Perjuangan Lewat Diplomasi


Perjuangan bangsa Indonesia dilakukan juga melalui saluran-saluran
diplomasi, baik di dalam negeri maupun di dunia internasional. Berbagai
perundingan dengan pihak Belanda dilakukan untuk mempertahankan
kemerdekaan dan mewujudkan pengakuan kedaulatan Belanda atas wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meskipun cara diplomasi tersebut tidak
secara langsung menghasilkan tujuan yang diharapkan, namun lambat laun
pengakuan secara de facto maupun de jure dapat diperoleh.

4. Tekanan dari Dunia Internasional


Dunia International mengecam Belanda, akibatnya Belanda harus
mematuhi resolusi yang dikeluarkan Dewan Keamanan PBB, di mana antara
pihak Indonesia dan Belanda harus segera menghentikan permusuhan. Selain itu,
Amerika Serikat mengancam dan memutuskan bantuan ekonomi dan keuangan
(Marshall Plan) terhadap Belanda, jika Belanda tidak mematuhi resolusi Dewan
Keamanan PBB untuk menghentikan konflik dengan Indonesia. Hal ini semakin
memaksa Belanda untuk kembali ke meja perundingan.
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Belanda datang pertama kali ke Indonesia pada tahun 1596-1811, dan
yang kedua kalinya pada tahun 1814-1904. Tujuan kedatangan Belanda ke
Indonesia adalah untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia.
Dan untuk melancarkan usahanya, Belanda menempuh beberapa cara yaitu
membentuk VOC pada tahun 1902 dan membentuk pemerintahan kolonial
Hindia-Belanda. Setelah masa penjajahan itu usai, Belanda meninggalkan
kebudayaan dan kebijakan-kebijakan yang sebagian masih di pakai oleh
Indonesia. Indonesia pada masa pemerintahan Hindia-Belanda abad XIX sudah
mengalami berbagai pergantian Gubernur Jenderal tetapi yang paling
menyengsarakan rakyat yaitu pada masa Gubjen, Rafles, Daendels, Van den
Bosch, dan van Hogendrop. Yang menerapkan system tanam paksa, penyerahan
wajib hasil pertanian, penyewaan tanah kepada rakyat, penyewaan desa pada
pihak swasta dan pembuatan jalan dari Anyer sampai Panarukan.

3.2.SARAN
Dengan ditulisnya karya tulis ini! penulis berharap agar dapat diman
%aatkan sebagaimedia pembelajaran yang e%ekti% untuk mengenal dan
mengetahui kronologi kedatangan Belanda di Indonesia. Dengan demikian
diharapkanagar rasa kebangsaan dan nasionalisme dari setiap generasi muda dapat
tumbuhdengan mengenali sejarah bangsanya.
BIODATA ANGOTA
Nama Hanif Muthawally
Ttl Palembang,09
September 2001
Alamat Jln.LUKMAN
IDRIS
LR.PENUKAL.
NO. 009 Rt.12
Rw.3
Hobi Bermain Vidio
Game
Cita-cita _
No.hp 081379385182
Sosmed anip_25 (IG)

Nama Ummul Hidayati


Ttl Palembang 22-
November 2001
Alamat Jlm. AMD Talang
Jambe No. 12 Rt.
12 Rw.3
Hobi Jalan-jalan
Cita-cita Pengusaha
No.hp 08993090419
Sosmed UMMUL
HIDAYATI22
Nama Sindi Diadora
Ttl Palembang,20
Mei 2001
Alamat Komp. Griya
Sejahtera blok H
No.06
Hobi Travelling
Cita-cita Boss
No.hp 082307444644
Sosmed @cindydr0520

Nama Vidia Septiani


Ttl Martapura,09
September 2000
Alamat Lrg H Anam,
Talang betutu Jln.
Kol Dani Effendi
Hobi Berenang
Cita-cita Dokter
No.hp 089628235327
Sosmed Vidia septiani09
Nama Irmas Suryani
Ttl Bukit
Pangkuasan, 03
Februari 2002
Alamat Sukajadi Indah
Blok. 01 No. 45
Rt. 14 Rw.04
Hobi Berenang

Cita-cita PENGUSAHA
No.hp 081273259592

Sosmed _

Nama Pondi Arbiansyah


Ttl Palembang, 24
September 2001
Alamat Jln.tunggul 2
Rt.34 Rw.09
Hobi Sepak Bola
Cita-cita Polisi
No.hp 087564616563
Sosmed _

Anda mungkin juga menyukai