Anda di halaman 1dari 13

UNIVERSITAS INDONESIA

KEBENARAN DALAM 350 TAHUN BELANDA MENJAJAH INDONESIA

Makalah Individu

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hubungan Indonesia Belanda

Oleh

Alya Nur Rasyidah - 1706073660

Dosen Pengampu

Dr. R. Achmad Sunjayadi S.S., M.Hum.

0707050256

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

PROGRAM STUDI BELANDA

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2019
DAFTAR ISI

1. Daftar Isi 1

2. BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang 2

3. BAB II ISI
- Munculnya Pernyataan “Belanda Menjajah Indonesia” 3
- Belanda dan Kedudukannya di Nusantara dan Indonesia 4
- Analisa Penggunaan nama Indonesia dalam Kurun Waktu Penjajahan Belanda 6
- Dampak Pernyataan Tersebut Bagi Masyarakat Indonesia Sekarang 8

4. BAB III Kesimpulan 10

5. Tinjauan Pustaka dan Daftar Pustaka 12

1
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jatuhnya Konstatinopel, sebuah kota dagang ke tangan Turki akibat perang Salib menyebabkan
terputusnya hubungan dagang antara Asia Barat dan Eropa. Hal ini menyebabkan kelangkaan
rempah-rempah di pasar Eropa. Kelangkaan ini kemudian mendorong bangsa Eropa untuk
mencari langsung sumber rempah-rempah tersebut. Dengan begitu dimulailah penjelajahan
bangsa Eropa yang membawa semangat tujuan 3G Gold (kekayaan), Glory (kejayaan), dan
Gospel (penyebaran agama).

Bangsa Portugis adalah bangsa pertama yang sampai di Nusantara. Alfonso D’Albuquerque
mengusai Malaka pada tahun 1511 dan sampai di Maluku pada tahun 1512. Menyusul bangsa
Portugis, bangsa Spanyol di bawah pimpinan Magelhans sampai di Maluku pada tahun 1521.
Kedatangan Spanyol mengakibatkan terjadinya konflik dengan Portugis sehingga dibuatlah
perjanjian Saragosa pada tahun 1592. Kenyataan bahwa bangsa Asia dan Afrika yang lemah,
membuat bangsa Eropa lain menjadi semangat untuk melakukan ekspedisi dan melakukan
kolonialisme-imperialisme. Disusul bangsa Inggris yang juga melakukan perdagangan di Asia
dengan dipelopori EIC (East Indian Company). Tak menutup kemungkinan setelah beberapa kali
gagal, akhirnya bangsa Belanda smendarat di pelabuhan Banten untuk pertama kalinya dibawah
pimpinan Cornelis de Houtman pada tahun 1596. Kedatangannya tidak diterima oleh rakyat
Banten, namun keberhasilan ekspedisi kedua Yacob van Neck berhasil membawa kembali
rempah-rempah ke Belanda membuat dimulainya kolonialisme di Nusantara.

Mulai pada saat itu hingga kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Indonesia berada
dibawah pengaruh besar bangsa Belanda. Lamanya keberadaan Belanda di Indonesia,
menimbulkan sebuah pernyataan bahwa bangsa Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun.
Pernyataan ini kemudian menyebar luas dikalangan masyarakat Indonesia dan tertanam kuat
dalam benak mereka. Tak hanya sampai disitu, kesalahan sejarah ini juga masuk dalam berbagai
buku pelajaran sejarah.

2
BAB II

ISI

I. Munculnya Pernyataan “Belanda Menjajah Belanda Selama 350 tahun”

Menurut G. J. Resink, “350 tahun-penjajahan Belanda” menjadi sebuah pernyataan yang diklaim
oleh Belanda dan dengan sengaja dibesar-besarkan. Hal ini bermaksud dengan tujuan karena
pada abad ke-20 Pemerintah Kolonal Belanda di Hindia Belanda mulai mendapat banyak
ancaman baik dari Belanda itu sendiri maupun dari negara kolonial lainnya. Seharusnya
pernyataan ini menjadi legitimasi dan justifikasi bagi Belanda, namun kenyataan sebaliknya.
Pernyataan ini justru menjadi narasi yang sebaliknya dan membangun citra negatif Belanda
sebagai “bangsa penjajah” yang dicanangkan oleh para aktivis pergerakan bangsa.

Awal mula munculnya pernyataan bahwa Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun berawal
dari pernyataan Gubernur Jendral B.C. de Jonge yang merupakan orang Belanda pada tahun
1936. Yaitu pada ucapannya, “Kami Orang Belanda sudah di sini 300 tahun dan kami akan
tinggal disini 300 tahun lagi”. Ucapan ini dinilai menentang perjuangan kalangan pergerakan
bangsa pada saat itu.

Selain itu Presiden Soekarno pernah menyampaikan pidato yang berisi mengenai pernyataan ini.
Dalam pidato Presiden Soekarno sebelum membacakan Teks Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia ia menyebutkan “Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk
kemerdekaan tanah air kia. Bahkan beratus-ratus tahun gelombang aksi kita untuk mencapai
kemerdekaan itu ada naiknya dan ada turunnya”.

Pada zaman pergerakan, Soekarno sebagai tokoh pergerakan nasional sering memengeluarkan
narasi-narasi dengan pernyataan “tiga ratus tahun penjajahan Belanda”. Ketika itu zaman
revolusi kemerdekaan, narasi dengan topik ini tersebar luas oleh aktivis pergerakan nasional.
Langkah ini dilakukan sebagai alat propaganda untuk melawan keinginan Belanda yang akan
menjajah kembali Indonesia.

Dari sinilah mungkin membuat pandangan para sejarawan Indonesia terkait erat dengan
pernyataan bahwa Belanda telah menjajah Indonesia selama 350 tahun. Selanjutnya pernyataan

3
ini tersebar luas dikalangan masyarakat Indonesia, dianggap menjadi sebuah kebenaran, dan
terpatri kuat dalam benak masyarakat Indonesia.

II. Belanda dan Kedudukannya di Nusantara dan Indonesia

Awal kedatangan Belanda (1596)

Ekspedisi yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman berhasil mendarat di Banten pada Juni 1596.
Akibat sikapnya yang angkuh, terjadilah penolakan dalam bentuk perang antara Belanda dan
masyarakat pribumi. Ekspedisi kedua dilakukan pada tahun 1598 dipimpin oleh Jacob van Neck.
Ia berhasil mencapai Maluku, sebagai pulau sumber rempah-rempah pada tahun 1599. Ekspedisi
yang dipimpinnya dinilai berhasil, karena memperoleh keuntungan mencapai 400 persen. Akibat
keberhasilan yang dibawa oleh ekspedisi Jacob van Neck, akhirnya bangsa Belanda mulai gencar
melakukan ekspedisi ke Nusantara dan melakukan perdagangan di Nusantara.

Masa VOC (1602-1799)

Dengan semakin banyaknya pengusaha Belanda di Nusantara akhirnya dicetuskanlah dibuatnya


VOC. VOC atau Verenigde Oost Indische Compagnie merupakan sebuah kongsi dagang
Belanda yang dicetuskan oleh Jacob van Oldebarnevelt. Awalnya VOC dibentuk untuk
kepentingan perdagangan dengan tujuan untuk menghindari persaingan antar perusahaan
Belanda. Kemudian seiring dengan berjalannya waktu, VOC mulai melakukan praktek monopoli
dan menanamkan kekuasaannya dibeberapa wilayah di Nusantara. Pada masa VOC, Negara
Kesatuan Republik Indonesia sendiri belum ada. Ketika itu Nusantara masih dalam bentuk
kerajaan-kerajaan disetiap wilayahnya. Untuk melancarkan dan mempermudah proses
perdagangan, biasanya VOC kerap kali melakukan perjanjian-perjanjian dan kerjasama dagang
dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara.

4
Masa Peralihan (1800)

Setelah VOC bangkrut, kekuasaannya di Nusantara kemudian diambil alih oleh pemerintah
Belanda. Pada 1 Januari 1800, Nusantara berstatus sebagai wilayah kekuasaan pemerintah
Kerajaan Belanda dengan nama Hindia Belanda (Nederlands-Indie). Pada masa ini terjadi politik
kolonial seperti sistem sewa tanah (landelijk stelsel) dan bergeraknya sistem dagang menjadi
sistem pajak. Pada masa ini dikenal dengan masa Daendels (1807-1811) dan Raffles (1811-
1816). Mereka menetapkan sistem feodalistis dan konservatif dengan pemerintahan yang
sentralis.

Masa Penjajahan Inggris (1811-1816)

Pada tahun 1811 hingga tahun 1816 Inggris sempat menjajah Indonesia. Pada tanggal 26 Agustus
1811, Batavia dan daerah sekitarnya jatuh ke tangan Inggris yang sebelumnya dipegang oleh
Belanda. Awalnya pada tanggal 4 Agustus 18111 sebanyak 60 kapal Inggris mendarat di Batavia
yang ketika itu menjadi wilayah pusat kekuatan Belanda. Melalui Perjanjian Tuntang, Thomas
Stamford Raffles mampu mengambil seluruh kekuasaan Indonesia yang sebelumnya dikuasai
Belanda. Namun sejak tahun 1816, pemerintah Hindia Belanda mulai menguasai wilayah
Indonesia kembali.

Sistem politik Etis (1900-1922)

Pada tahun 1900-1922 dikeluarkan sistem politik etis untuk memberikan jasa balas budi Belanda
kepada masyarakat Indonesia. Ssstem politik ini membantu masyarakat Indonesia dalam 3 hal
yaitu irigasi, emigrasi, dan edukasi. Namun pada praktiknya terdapat misi terselubung oleh
Belanda untuk mendapatkan keuntungan lebih. Sistem irigasi yang dibangun untuk kepentingan
industri perkebunan, sistem emigrasi yang dilaksanakan ditujukan untuk memenuhi tenaga kerja
diluar Jawa khususnya wilayah Deli dan sistem edukasi ditujukan untuk mendapat pegawai
rendah terdidik yang dapat dibayar murah.

5
III. Analisis penggunaan nama Indonesia dalam kurun waktu penjajahan Belanda

Menurut Prof. G. J. Resink seorang sejarawan peranakan mengemukakan pernyataan bahwa


Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun adalah suatu hal yang salah dan hanyalah sebuah
mitos. Selanjutnya ia menambahkan bahwa kesalahan ini dilebih-lebihkan. Pada intinya, menurut
Prof. G.J. Resink pernyataan bahwa Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun merupakan
mitos belaka (pernyataan yang salah) yang telah dilebih-lebihkan karena tidak adanya kejelasan
kurun waktu yang sebenarnya kapan Belanda mulai menjajah Indonesia. Untuk membuktikan
pernyataannya tersebut, Resink kemudian melakukan penelusuran melalui pendekatan hukum.

Kerajaan-Kerajaan di Nusantara

Nusantara terdiri atas kerajaan-kerajaan (negara) yang merdeka dan berdaulat pada kerajaannya
masing-masing. Kerajaan tersebut dibagi menjadi tiga agama yaitu kerajaan Hindu, kerajaan
Buddha, dan kerajaan Islam. Awalnya kerajaan Hindu dan Buddha yang menguasai wilayah-
wilayah di Nusantara. Seperti kerajaan Padjajaran, Majapahit, Sriwijaya, Mataram Kuno, dan
kerajaan di Semenanjung Malaya. Selanjutnya agama islam masuk ke Nusantara dan mulai
membangun peradabannya seperti Kerajaan Samudera Pasai, Kesultanan Aceh, Kerajaan Bone,
Kesultanan Banten, Kerajaan Cirebon, dan lainnya.

Ketika itu tidak ada “Negara Kesatuan Nusantara”, hubungan antar kerajaan (negara) hanya
sebatas hubungan dagang. Maka dari itu tidak ada keterkaitan antar kerajaan disatu daerah dan
daerah lainnya. Apabila Belanda menaklukan atau menjajah suatu kerajaan (negara), maka
belum tentu kerajaan (negara) lainnya ikut ditaklukan atau terjajah.

Sedangkan Indonesia sendiri adalah negara kepulauan yang berdiri sejak tanggal 17 Agustus
1946. Keberadaan negara Indonesia sudah memenuhi syarat berdasarkan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu rakyat, wilayah (bekas wilayah Hindia Belanda; 8
provinsi), kesatuan, organisasi politik, kedaulatan, ketetapan. Dari wilayah Sabang (ujung
Sumatera) hingga wilayah Merauke (ujung Papua) diikat menjadi satu kesatuan yaitu Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini jelas berbeda dengan Nusantara yang tidak memiliki
keterkaitan antar kerajaan (negaranya).

6
Penggunaan Nama Indonesia

Nama Indonesia pertama kali digunakan pada tahun 1850. Orang pertama yang mempergunakan
nama ini adalah James Richardson Lon dalam karangannya yang berjudul The Indian
Archipelago and Eastern Asia. Nama Indonesia sendiri berasal dari dua kata yaitu “Indo” dan
“Nesie” yang berarti kepulauan Hindia. sebelum James Richardson mempopulerkan nama ini,
digunakan nama Nusantara. Sedangkan Nusantara sangat berbeda dengan Indonesia pada saat
ini. Nusantara merupakan suatu wilayah dengan kerajaan-kerajaan yang berdaulat, kerajaan
tersebut berada di dalamnya, dan memiliki kedaulatan atas kerajaannya masing-masing.
Nusantara meliputi wilayah Indonesia, Malaysia, dan sebagian kecil Filiphina Selatan.

Analisa Kesimpulan

Maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun adalah
hal yang salah dan hanya mitos belaka. Bila kita menghitung ulang angka tahun tersebut yaitu
tahun 1945 dikurang 350 tahun artinya penjajahan dimulai pada tahun 1596. Padahal Cornelis de
Houtman pertama kali mendarat di Banten pada tahun 1596. Berarti pada saat itu Cornelis de
Houtman mendarat di Nusantara (belum menjadi Indonesia), yaitu 254 tahun sebelum digunakan
nama Indonesia. Selain itu tujuan Cornelis de Houtman pada saat itu adalah untuk melakukan
perdagangan. Jikalau pada periode selanjutnya Belanda melakukan penjajahan atau penaklukan
terhadap suatu kerajaan (negara) bukan berarti Belanda menjajah keseluruhan dari Nusantara itu
sendiri. Perlu diingat sekali lagi bahwa wilayah Nusantara adalah hal yang sangat berbeda
dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu jika kita menghitung waktu penjajahan
Belanda di Indonesia yang diawali dengan keberadaan VOC pada tahun 1602, maka waktu
Belanda mulai menguasai dan menjajah Indonesia selama 343 tahun. Belum lagi pada periode
1811-1816, wilayah Indonesia sempat dikuasai oleh Inggris.

Menurut Yerry Wirawan, yang merupakan seorang sejarawan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, pernyataan Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun dikeluarkan untuk
membakar semangat perjuangan rakyat Indonesia pada masa itu. Seperti yang dilakukan oleh
Soekarno dalam pidatonya, semata-mata dilakukan olehnya untuk membakar semangat juang.

7
Selain itu menurut Rojil Nugroho Bayu Aji yang merupakan sejarawan Universitas Negeri
Surabaya, pernyataan ini dikeluarkan untuk menguatkan bangsa Indonesia. Sebuah pernyataan
yang mengandung hal kepedihan dinilai ampuh untuk menguatkan perasaan senasib dan
sepenanggungan antar masyarakat untuk bersatu.

IV. Dampak Pernyataan tersebut bagi masyarakat Indonesia sekarang

1. Dituliskannya pernyataan penjajahan Belanda di Indonesia selama 350 tahun dalam buku-
buku sejarah Indonesia

Akibat dari kesalahan fakta sejarah ini, berdampak pula pada kesalahan penulisan dibuku-buku
sejarah. Dalam buku-buku IPS khususnya sekolah dasar. Sebagai contoh buku Ilmu Pengetahuan
Sosial (Untuk siswa Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah Kelas V) yang ditulis oleh Sri
Mulyaningsih dan Tuju Widodo, di dalamnya tertera tulisan “setelah dijajah Belanda selama 350
tahun, bangsa kita jatuh dijajah Jepang”. Selain itu dalam buku IPS kelas 5 yang ditulis oleh Dwi
Ari Listiani, T. Suparman, dan Padamawati, tertulis dalam bukunya “akhirnya seluruh Nusantara
berhasil dikuasai oleh Belanda. Indonesia berhasil diduduki Belanda selama 3,5 abad”.
Pernyataan-pernyataan tersebut juga terdapat dibuku-buku pelajaran lainnya atau bahkan
pernyataan tersebut dikeluarkan langsung oleh guru-guru sejarah.

Selain itu dalam buku-buku sejarah lainnya seperti buku Seabad Kontroversi Sejarah yang ditulis
oleh Asvi Warman Adam. Didalamnya tertulis Muhammad Yamin sebagai nasionalis. Namun
karena terjebak dalam penulisan historiografi Eropasentris, maka terdapat tentang penjajahan
350 tahun. Selanjutnya buku Perdjuangan Feodal Indonesia yang ditulis oleh R. Moh. Ali,
didalamnya tertera “kedatangan Cornelis de Houtman sebagai pelopor penjajahan Belanda”.
Oleh karena adanya pernyataan seperti ini, tak jarang banyak juga masyarakat Indonesia yang
terjebak dalam kesesatan fakta sejarah Indonesia.

8
2. Tertanamnya kesalahpahaman fakta sejarah dalam benak masyarakat Indonesia

Untuk melihat seberapa jauh efek kesalahpahaman fakta sejarah ini, saya melakukan survey
penelitian yang dilakukan dibeberapa wilayah di Indonesia seperti Medan, Palembang, Jakarta,
dan Surabaya. Survey dilakukan kepada responden dengan berbagai macam pekerjaan dengan
rentang umur dari 4 tahun hingga 84 tahun.

Berdasarkan hasil survey tersebut dapat dilihat:

Berdasarkan hasil survey tersebut, sebanyak 63,3 % responden menganggap bahwa pernyataan
“Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun” sebagai kebenaran. Hanya 26,7% responden
yang mengetahui bahwa pernyataan ini adalah sebuah kesalahan sejarah, dan sebanyak 10%
tidak mengetahui mengenai hal ini. Lalu sumber utama di mana kesalahpahaman sejarah ini
dapat terpatri dalam benak masyarakat Indonesia berasal dari pelajaran saat SD sebanyak 33,3 %

9
dan buku pelajaran atau buku lainnnya sebanyak 26,7 %. Artinya kesalahpahaman yang dianut
masyarakat Indonesia sebagian besar sudah tertanam sejak pendidikan sekolah dasar.

BAB III

KESIMPULAN

Sebuah pernyataan “Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun” sudah terpatri kuat dalam
benak masyarakat Indonesia hingga kini. Nyatanya pernyataan tersebut merupakan kesalahan
fakta sejarah yang dilebih-lebihkan kemudian tertanam sebagai sebuah kebenaran bagi
masyarakat Indonesia. Yang membuat hal ini menjadi seakan-akan menjadi sebuah kebenaran
karena pernyataan ini masuk ke dalam buku-buku sejarah baik buku sejarah umum maupun buku
sejarah untuk sekolah dasar.

Awal munculnya pernyataan Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun mungkin dari
perkataan Gubernur Jendral B. C. de Jonge, yang mengeluarkan pernyataan “Kami orang
Belanda sudah di sini 300 tahun, dan kami akan tinggal di sini 300 tahun lagi”. Selain itu dalam
pidato Soekarno yang menyebutkan bahwa Belanda telah menjajah Indonesia selama beratus-
ratus tahun dan narasi-narasi ketika zaman pergerakan yang menyebutkan “tiga ratus tahun
penjajahan Belanda”.

Pernyataan ini dibantah oleh G. J Resink yang merupakan seorang sejarawan peranakan. Jika
kita meninjau lebih lanjut, angka 350 tahun penjajahan Belanda di Indonesia berarti diawali pada
tahun 1596 di mana Cornelis de Houtman pertama kali mendarat di Banten, Nusantara. Niat
Cornelis de Houtman pada saat itu untuk melakukan perdagangan dan mencari sumber langsung
rempah-rempah. Berkat kesuksesan ekspedisi kedua Belanda yang dipimpin oleh Jacob van
Neck, selanjutnya membuka jalan Belanda untuk mulai menguasai Nusantara. Perlu diingat
ketika itu wilayah ini masih bernama Nusantara dan belum ada Indonesia. Nusantara sendiri
merupakan suatu wilayah dengan kerajaan-kerajaan yang berdaulat, kerajaan tersebut berada di
dalamnya, dan memiliki kedaulatan atas kerajaannya masing-masing. Wilayah Nusantara

10
meliputi wilayah Indonesia, Malaysia, dan sebagian kecil Filiphina Selatan. Jadi dapat dikatakan
Nusantara bukan hanya wilayah Indonesia pada saat ini.

Dikarenakan Nusantara merupakan wilayah dengan kerajaan-kerajaan yang berdaulat dan berdiri
sendiri, tidak ada hubungan kesatuan antar suatu kerajaan (negara) satu sama lain kecuali
hubungan dagang saja. Apabila Belanda menguasai atau menaklukan suatu kerajaan, bukan
berarti Belanda menaklukan atau menjajah satu keseluruhan Nusantara.

Menurut sejarawan Indonesia, pernyataan Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun
dikeluarkan untuk membakar semangat kaum perjuangan pada saat itu. Selain itu pernyataan ini
dikeluarkan untuk membangun kesatuan antar masyarakat Indonesia, karena sebuah fakta yang
menyedihkan dinilai dapat menjadi pemersatu bangsa akibat persamaan perasaan nasib
sepenanggungan.

Tinjauan Pustaka

11
1. Artikel Jurnal “Sejarah Pemahaman 350 Tahun Indonesia Dijajah Belanda”, karya Ulil Absiroh*,
Prof. Dr. Isjoni, M.Si**, Bunari, S.Pd, M.Si***

Referensi

2. Nograhany Widhi Koesmawardhani. (2015, February 12). Sejarawan: Kerajaan Di Nusantara Suka
Konflik, VOC Kerap Diminta Intervensi. detiknews. https://news.detik.com/berita/d-2830570/sejarawan-
kerajaan-di-nusantara-suka-konflik-voc-kerap-diminta-intervensi

3. Ilmu Pengetahuan Sosial: untuk SD / MI Kelas V/ disusun, Dwi ari Listiyani, Suparman, Padmawati ;
editor, Leo Agung ; ilustator ; Tim Harapan Baru Solo.- Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009

4. Ilmu Pengetahuan Sosial 5: untuk Siswa Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas V / penulis, Sri
Mulyaningsih ; ilustrasi, B. Nono S, Winda Agustina ; editor, Carolina. – Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2009

5. Bukan 350 Tahun Dijajah. (n.d.). Goodreads | Meet your next favorite book.
https://www.goodreads.com/book/show/13573912-bukan-350-tahun-dijajah

6. Kompas Cyber Media. (2020, February 11). Masa Penjajahan Inggris Di Indonesia.
KOMPAS.com.https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/skola/read/2020/02/11/140000669/mas
a-penjajahan-inggris-di-indonesia

7. Kompas Cyber Media. (2018, August 28). Benarkah Indonesia Dijajah Belanda Selama 350 Tahun?
KOMPAS.com. https://nasional.kompas.com/read/2018/08/28/15540211/benarkah-indonesia-dijajah-
belanda-selama-350-tahun?page=2

12

Anda mungkin juga menyukai